• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT IKAN KELAS XI API DI SMKN 1 KARANGTENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT IKAN KELAS XI API DI SMKN 1 KARANGTENGAH."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Mulyanto, 2012

Efektifitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Ikan

DAFTAR ISI

2.3.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 17

2.4.Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit ikan ... 21

2.5.Hasil Belajar ... 27

3.6.Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

(2)

Mulyanto, 2012

Efektifitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Ikan

4.2.Pengenalan dan Validitas Model Cooperative Learning Tipe

STAD ... 48

4.3.Deskripsi Data Observasi ... 50

4.4.Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 54

4.5.Hasil Analisis Data ... 57

4.6.Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1.Kesimpulan ... 75

5.2.Saran ... 76

(3)

Mulyanto, 2012

Efektifitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Ikan

DAFTAR TABEL

Tabel :

2.1. Fase-fase Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD ... 19

2.2. Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan ... 22

3.1. Desain Penelitian Deskriftif ... 36

3.2. Lembar Observasi Proses pemBelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 40

3.3. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 42

3.4. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru ... 44

3.5. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa Terhadap Materi ... 45

3.6. Kriteria Normalized Gain ... 46

4.1. Data Hasil Observaasi Cooperative Learning Tipe STAD Pertemuan 1 ... 50

4.2. Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pertemuan 1 ... 51

4.3. Data Hasil Observaasi Cooperative Learning Tipe STAD Pertemuan 2 ... 52

4.4. Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pertemuan 2 ... 54

4.5. Data Hasil Belajar Siswa Pertemuan 1 ... 55

4.6. Data Hasil Belajar Siswa Pertemuan 2 ... 56

4.7. Data Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pertemuan Ke-1 dan Ke-2 ... 57

4.8. Data Peningkatan Hasil Belajar atau N-Gain Pertemuan Ke-1 dan Ke-2 ... 59

4.9. Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran ... 60

4.10 Data Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Ke-1 dan Ke-2 yang Relevan dengan Pembelajaran ... 61

(4)

Mulyanto, 2012

Efektifitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Ikan

DAFTAR GAMBAR

Gambar:

3.1. Skematik penelitian ... 39 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pertemuan Ke-1 dan

Ke-2 ... 58 4.2. Diagram Nilai Rata-rata Pertemuan Ke-1 dan N-Gain

Pertemuan Ke-1 dan Ke-2 ... 60 4.3. Diagram Prosestase Nilai Rata-arta Observasi Permbelajaran .. 61 4.4. Diagram Prosentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa

yang Relavan dengan Kegiatan Pembelajaran Ke-1 dan Ke-2 ... 62 4.4. Diagram Prosentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa

(5)

Mulyanto, 2012

Efektifitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Ikan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Nilai Pre-test dan Post-test Pertemuan Ke-1

Lampiran 2. Data Hasil Observasi proses pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Pertemuan Ke-1.

Lampiran 3. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Ke-1. Lampiran 4. Data Nilai Pre-test dan Post-test Pertemuan Ke-2

Lampiran 5. Data Hasil Observasi proses pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Pertemuan Ke-2.

Lampiran 6. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Ke-2. Lampiran 7. Analisis Data Post-test dan Post-test

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke-1 Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke-2 Lampiran 10. Materi Pembelajaran

Lampiran 11. Kartu Bimbingan

(6)

Mulyanto, 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelajaran produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

merupakan suatu pelajaran tambahan yang membedakan dengan sekolah

biasa, dimana dasar-dasar tentang kejuruan yang diambil oleh siswa

diajarkan dan dipraktekkan. Idealnya pelajaran produktif khususnya pada

standar kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit ikan ini lebih

menitikberatkan pada kegiatan praktik di lapangan, hanya saja disebabkan

oleh keterbatasan alat, bahan, serta laboratorium maka kegiatan praktikum

tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan. Sebagai gantinya pembelajaran

dilakukan di dalam kelas dengan menyampaikan materi-materi yang

berkaitan.

Tidak terlaksananya kegiatan pembelajaran yang seharusnya

dibarengi dengan praktik langsung di lapangan dan hanya diganti dengan

penyampaian materi ini menyebabkan pemahaman siswa akan materi yang

disampaikan menjadi berkurang. Selain itu daya kreatifitas siswa tidak

muncul, pembelajaran cenderung monoton serta membosankan dan akhirnya

berdampak pada hasil pembelajaran yang tidak memenuhi kriteria

kompetensi minimum yang ditetapkan oleh sekolah.

Kriteria Kompetensi Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah

(7)

Mulyanto, 2012

jurusan-jurusan yang lainnya yaitu 80 pada tahun ajaran 2012/2013. Nilai

rata-rata yang diperoleh siswa-siswi jurusan Agribisnis Perikanan baru

mencapai nilai 80. Kondisi seperti ini masih dapat ditingkatkan, oleh karena

itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengembangkan berbagai metode dan model pembelajaran yang menarik

serta lebih menitikberatkan kepada siswa untuk mengembangkan potensi

diri yang dimiliki, sehingga nantinya diharapkan siswa dapat lebih aktif

dalam setiap pembelajaran di kelas.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran yang telah

dilakukan di SMK Negeri 1 Karangtengah diantaranya adanya penyamaan

kemampuan siswa padahal sebenarnya kemampuan siswa berbeda. Proses

pembelajaran bersifat satu arah (berpusat pada guru) sehingga hanya

merupakan transfer ilmu, dan terjadinya “verbalisme” yaitu siswa hanya

memahami susunan kata-kata atau kalimatnya saja tanpa mamahami

maknanya.

Usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan fenomena dan

masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD). Sesuai dengan karakter

materi pelajaran yang akan disampaikan di dalam kelas, khususnya di kelas

XI Agribisnis Perikanan (API) pada standar kompetensi mengidentifikasi

hama dan penyakit ikan yang materi pelajarannya perlu dipahami secara

mendalam. Dengan demikian diperlukan kerjasama antara guru dan siswa

(8)

Mulyanto, 2012

siswa dapat dilakukan dengan membagi kelompok-kelompok kecil. Adanya

kelompok-kelompok kecil ini terdapat kesesuaian dengan model yang akan

diterapkan, yaitu model cooperative learning tipe STAD. Alur

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didalamnya terdapat diskusi antar

siswa yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil.

Berdasarkan latar belakang diatas dan masalah-masalah yang didapat

dilapangan, maka cooperative learning merupakan model pembelajaran

yang mempunyai karakteristik sesuai dengan dengan masalah-masalah yang

didapatkan. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan permasalahan

yang harus diantisipasi dalam dunia pendidikan, oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mencoba mengaplikasikan model pembelajaran tipe STAD

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan bermaksud untuk mengadakan

penelitian yang berjudul Efektifitas Penerapan Model Cooperative Learning

Tipe Student Teams Achievment Divisions (STAD) Pada Standar Kompetensi

Menngidentifikasi hama dan penyakit ikan di SMKN 1 Karangtengah”.

1.2. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang telah diidentifikasi oleh penulis diantaranya

adalah:

a. Kurangnya kerja sama antar individu dalam kelompok baik praktik

maupun pembelajaran dikelas.

b. Minimalnya hasil belajar yang diperoleh oleh setiap siswa dalam mata

pelajaran produktif.

(9)

Mulyanto, 2012

d. Sikap siswa terhadap pembelajaran yang kurang peduli saat

pembelajaran berlangsung.

e. Konsentrasi siswa terhadap belajar yang kurang terfokus saat proses

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

f. Kurangnya tanggung jawab siswa terhadap kerjasama kelompok kecil.

g. Kurangnya kemampuan penyampaian materi saat presentasi didepan

kelas.

h. Kurangnya analisis siswa terhadap masalah yang diberikan saat

pembelajaran dikelas.

i. Kurangnya kepercayaan diri disaat presentasi hasil diskusi didepan

kelas.

j. Proses pembelajaran kurang inovatif yang dilakukan guru saat

pembelajaran berlangsung.

1.3. Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Penelitian terfokus pada penerapan model Cooperative learning tipe

STAD pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit

Ikan.

b. Penelitian ini dilakukan pada siswa XI API (Agribisnis Perikanan) di

(10)

Mulyanto, 2012

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan

masalah, diantaranya adalah:

a. Bagaimana gambaran penerapan model cooperatif learning tipe STAD

dalam proses pembelajaran untuk peningkatan nilai capaian siswa pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan?

b. Bagaimana efektifitas penerapan model cooperatif learning tipe STAD

pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gambaran penerapan model cooperatif learning tipe

STAD pada peningkatan nilai capaian siswa Standar Kompetensi

Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan.

b. Untuk mengetahui tingkat pencapaian efektifitas dari penerapan model

cooperatif learning tipe STAD pada Standar Kompetensi

Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan.

1.6. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan

(11)

Mulyanto, 2012

a. Meningkatkan keterampilan Guru dalam menggunakan model

pembelajaran kooperatif learning tipe STAD, sebagai alternatif

penerapan strategi pembelajaran yang inovatif.

b. Memberikan masukan bagi sekolah untuk menentukan tindakan yang

tepat dalam mengantisipasi menurunya pemahaman dan hasil belajar

siswa serta menambah wawasan bagi guru-guru lain dalam lingkup

sekolah yang sama.

1.7. Penjelasan Judul Penelitian

Berikut ini adalah penjelasan dari istilah-istilah yang terdapat pada

judul proposal penelitian ini.

a. Efektifitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,

membawa hasil dan merupakan keberhasilan (proses pembelajaran dan

hasil belajar) dari suatu usaha atau tindakan berupa penerapan model

pembelajaran cooperative learning tipe STAD, dalam hal ini efektivitas

dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan intruksional khusus yang

dicanangkan.

b. Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

menerapkan, mempraktekkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari

c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD; merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan pada pemberian

motivasi kepada siswa, hal ini dimaksudkan agar dapat berinteraksi

(12)

Mulyanto, 2012

d. Standar kompetensi adalah pernyataan tentang keterampilan dan

pengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk

mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang

dipersyaratkan.

Efektifitas Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe STAD Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan merupakan

sesuatu upaya untuk mengetahui keberhasilan dari tindakan yang diterapkan

dalam pembelajaran untuk pencapaian standar kompetensi mengidentifikasi

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Karangtengah, Kecamatan

Mande, Kabupaten Cianjur.

3.2. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Deskriptif. Menurut Darmadi Hamid (2011:145) bahwa penelitian

Deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering

disebut juga dengan penelitian pra-eksperimen, karena dalam penelitian ini

peneliti melakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat

menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas

dasar data yang diperoleh di lapangan.

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian

dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah

Pra-Eksperimen. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih

dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel

(14)

Table 3.1. Desain Penelitian Deskriptif

Pre-tes Treatment Post-tes

Y1 X Y2

Sumber: Darmadi Hamid, (2011:181)

Ket:

Y1 : Tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan

Y2 : Tes akhir (posttes) setelah perlakuan diberikan

X : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan model

pembelajaran STAD

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:80) Populasi adalah wilayah yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki

oleh pepulasi tersebut (Sugiyono, 2010:81).

Populasi dalam penelitian ini adalah 218 atau seluruh siswa SMK

Negeri 1 Karangtengah Tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari jurusan

TPHP, ATPH, APKJT, API, NKPI, RPL.

Sampel penelitian yang diambil dari populasi tersebut adalah siswa

kelas XI API (Agribisnis Perikanan) yang berjumlah 27 orang, terdiri dari

(15)

3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2010:81) teknik sampling adalah merupakan

teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian.

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik bertujuan, teknik ini juga popular disebut sebagai purposive

sampling, karena teknik ini untuk menentukan seseorang atau yang lainnya

menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan

pertimbangan professional yang dimiliki oleh peneliti untuk memperoleh

informasi yang relefan dengan tujuan penelitian. Teknik pengambilan

sampling bertujuan ini termasuk dalam teknik sampling non probabilitas

atau teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi

setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

3.5. Prosedur Penelitian

Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan penelitian,

tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.

3.5.1. Tahap persiapan penelitian

a. Studi pendahuluan

1) Melakukan studi literatur terhadap teori yang relevan

mengenai model pembelajaran yang akan digunakan.

2) Analisis kurikulum dan materi mengidentifikasi hama dan

penyakit ikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui standar

(16)

b. Konsultasi dengan pihak sekolah dan guru bidang studi mengenai

waktu penelitian, populasi dan sampel yang akan dijadikan

sebagai subjek dalam penelitian.

c. Penyusunan perangkat pembelajaran yaitu RPP yang digunakan

untuk pembelajaran selama 2 x 45 menit dengan rincian (a)

Kegiatan awal Apersepsi 10 menit (b) Kegiatan inti berisi

pemberian tes awal , penyajian atau presentasi materi, pengerjaan

tugas kelompok siswa dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, presentasi perwakilan kelompok dan pengerjaan post

test individual selama 65 menit, (c) kegiatan akhir 10 menit.

d. Pembuatan instrumen penelitian berupa tes essay untuk

mengukur pengetahuan dan hasil belajar, dan lembar observasi

untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

e. Menjudgment instrumen tes kepada dosen ahli.

3.5.2. Tahap pelaksanaan penelitian

a. Memberikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan hasil

belajar siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).

b. Memberikan perlakuan atau menerapkan model pembelajaran

STAD.

c. Memberikan tes akhir untuk mengukur peningkatan pengetahuan

(17)

3.5.3. Tahap akhir penelitian

a. Mengolah data hasil pretes dan posttes.

b. Menganalisis hasil penelitian dan membahas temuan penelitian.

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

d. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh.

Adapun skematik dari langkah-langkah penelitian yang dilakukan

dapat terlihat pada gambar 1.

(18)

3.6. Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data

3.6.1. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

Observasi Digunakan untuk mendapatkan aktivitas siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi

Merupakan alat penilaian kemampuan afektif dan psikomotor

sehingga dapat diolah secara kualitatif selanjutnya dapat

dikonversikan kedalam bentuk penskoran secara kuantitatif.

Observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung

dilakukan oleh pengamat yaitu guru mata pelajaran standar

kompetensi mengidentifikasi hama penyakit. Pengamatan

dilakukan oleh pengamat dari awal proses pembelajaran

berlangsung hingga pembelajaran selesai. Pengamat menilai

proses-proses pembelajaran yang mengacu pada lembar

observasi yang diberikan seperti pada tabel 3.2 dan 3.3.

Tabel 3.2. Lembar Observasi Proses Pembelajaran didik secara fisik dan psikis untuk memulai pelajaran Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan

(19)

* Menyampaikan tujuan

(20)

Tabel 3.3. Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No. ASPEK YANG DIAMATI Jumlah Persentase (%)

2. Kegiatan Kerja Kelompok

* Berdiskusi dengan anggota

* Tidak terlibat aktif dalam kelompok

* Tidak mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru

b. Tes

Menurut Arikunto (2009 : 86) “tes merupakan alat atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

(21)

sudah ditentukan.” Data tes yang dihasilkan berupa rata-rata gain

skor pretes-posttes kemampuan ketrampilan pengetahuan dan

hasil belajar.

Tes yang dibuat berupa soal essai dan dilaksanakan

sebelum dan sesudah treatment dilakukan. Tes bentuk essai

adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban

yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal yang

digunakan pada tes awal sama dengan soal yang digunakan pada

tes akhir. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh

perbedaan instrumen terhadap perubahan hasil belajar.

3.6.2. Pengolahan Data

a. Validasi Instrumen

Pelaksanaan penelitian ini instrumen yang digunakan

terlebih dahulu dilakukan validasi instrument. Dimana tujuan

vaslidasi ini adalah agar instrument yang digunakan dapat

memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga nantinya

diharapkan data yang diperoleh juga memenuhi standar yang ada.

Instrument yang digunakan berupa lembar observasi dan

soal tes subjektif berupa essay, pengujian validitas instrument

tersebut menggunakan judgement expert (validasi pakar).

Validasi pakar adalah validasi kepada para ahli (expert

judgement), tentunya para ahli yang dimaksud adalah guru mata

(22)

maka peneliti terlebih dahulu melakukan diskusi dan meminta

saran serta masukan agar instrument yang akan digunakan sesuai

dengan kriteria yang diharapkan.

b. Analisis Observasi

Data observasi diperoleh dengan melihat data pada lembar

observasi. Sudjana (2006: 77-78), Skala penilaian yang digunakan

yaitu dengan rentang nilai dalam bentuk angka 1, 2, 3, dan 4.

Angka tersebut memiliki arti:

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

4 = baik sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus (Sudjana,

2006: 78),

Hasil yang diperoleh kemudian dikonfersikan seperti pada

tabel 3.4 dibawah ini,

Tabel 3.4. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran oleh

Guru

Nilai Keterangan

10-29 Sangat kurang

30-49 Kurang

(23)

70-89 Baik

90-100 Baik sekali

Sumber: (Sudjana,2006)

c. Analisis Tes Hasil Belajar

Data yang diperoleh dari tes yang dilakukan kemudian

diolah dengan memberi skor, menilai setiap siswa, kemudian

menghitung rata-rata dari niai yang diperoleh siswa. Adapun

untuk mengetahui nilai siswa diperoleh dengan menggunakan

rumus :

(Sukardi,2008:146)

Rata-rata nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:

̅

(Sukardi, 2008:146)

Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian

dikonfersikan pada tabel 3.5 dibawah ini:

Tabel 3.5. Katagori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Terhadap Materi

Nilai rata-rata Keterangan

40-55 Sangat rendah

(24)

66-75 Sedang

76-85 Tinggi

86-100 Tinggi sekali

Sumber:(Sukardi,2008)

Hasil yang diperoleh menunjukan tingkat pemahaman siswa

tentang materi pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan untuk

mengetahui efektifitas peningkatan hasil belajar yaitu dihitung

menggunakan teknik Normalized Gain.

Normalized Gain dihitung dengan rumus:

Skala nilai yang digunakan pada data N-gain terdapat pada

tabel 3.6:

Tabel 3.6. Kriteria Normalized Gain

Skor N-gain Kriteria N-gain

0,70 < N-gain Tinggi

0,30 ≤ N-gain < 0,70 Sedang

N-gain , 0,30 Rendah

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sesuai dengan masalah yang didapatkan, penelitian yang telah

dilakukan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD pada

standar kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit ikan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Pada model Cooperative Learning tipe STAD yang diterapkan pada

standar kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit ikan kelas XI

API dengan urutan/tahapan atau sintak dari pembelajaran tersebut, hasil

yang diperoleh bahwa siswa terlihat lebih aktif dan antusias mengikuti

kegiatan belajar dengan menggunakan tahapan-tahapan model

Cooperative Learning tipe STAD. Proses pembelajaran menjadi lebih

interaktif karena dalam penyampaian materi, guru menggunakan

beberapa metode yaitu ceramah, demonstrasi, gambar/film yang sesuai

dengan materi. Selain itu juga selama kegiatan proses pembelajaran

dengan model Cooperative Learning tipe STAD terjadi peningkatan

interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa dalam kelompok.

b. Penerapan model Cooperative Learning tipe STAD efektif dilakukan

pada pembelajaran standar kompetensi mengidentifikasi hama dan

penyakit ikan. Sesuai dengan indikator efektivitas yang ditetapkan oleh

(26)

dicapai melebihi 75% yang mendapat nilai 80, atau melebihi dari kriteria

kompetensi minimum yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 80.

Peningkatan hasil pemahaman belajar siswa pun menunjukkan nilai

rata-rata normalized gain pada penelitian ini dengan kategori tinggi. Hal ini

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh hake.

Selain itu minat dan motivasi yang timbul pada siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STAD, siswa

cenderung tetap memperhatikan materi yang disampaikan selama proses

pembelajaran, ada rasa suka dan senang pada metode pembelajaran yang

diterapkan, dan siswa terlihat lebih aktif dalam mencari tau jawaban dari

pertanyaan yang didapat dilingkungan masyarakat atau dilingkungan luar

sekolah.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan meliputi:

a. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya terlebih dahulu guru

menyampaikan tahapan atau sintak model pembelajaran yang akan

diterapkan, hal ini dimaksudkan supaya siswa mampu mengikuti

tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan. Selain itu juga guru dapat

mengefektifkan waktu yang ditentukan dalam setiap tahapannya.

b. Untuk lembaga sekolah dapat menggunakan Model Cooperative

Learning tipe STAD pada standar kompetensi khususnya pelajaran

produktif yang berlangung dikelas, sehingga diharapkan penerapan

(27)

dilakukan untuk membantu pemahaman siswa, kemampuan siswa, serta

siswa dapat menganalisis permasalahan dilapangan ketika praktikum

(28)

Mulyanto, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku:

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Dahlan, M.D. (1990). Model-model Mengajar (Beberapa Alternatif Interaksi

Belajar Mengajar). Bandung: Diponegoro.

Darmadi Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Ibrahim, Muslimin. Et. Al. (2000) Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Irma Pujiati. (2008). Peningkatan Motivasi dan Ketuntasan Belajar

Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Khazanah

Pendidikan.

Karli, Hilda dan Margaretha, Sri. (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi 2. Bandung: Bina Media Informasi.

Lie, Anita. (2002) Cooverative Learning (Mempraktikan Cooverative Learning

di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. (2006). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R and D. Alfabeta, Bandung.

Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional. Bumi Aksara. Yogyakarta

(29)

Mulyanto, 2012

Trianto. (2010). Mendesai Model pembelajaran Inovatif Progresif: (Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum TINGKAT satuan Pendidikan (KTSP)). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumber dari Internet:

Ahmad muhli. [online] Tersedia di http://ahmadmuhli.wordpress.com/ 2011/08/02/ efektivitas-pembelajaran/. [diunduh pada 5 september 2012. 10.17].

Anonim. (2011). Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD [online]. Tersedia di http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad. html, diunduh pada Jumat 15 Juni 2012 pukul 21.00 WIB.

Hake. (1998). Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanic

Cours. [online]. Tersedia di http://www.physis.indana/edu/IEM_2bfdf.

[diunduh pada Jumat 30 September 2012 pukul 12.33 WIB].

Munawar, Indra. (2009). Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi) [online].

Tersedia pada

http://www.indramunawir.blogspot.com/2009/10/05/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi, diunduh pada Kamis 14 Juni 2012 pukul 16.20 WIB.

Tugino. (2011). Pembelajaran Kooperatif [online]. Tersedia pada http:// tugino 230171. Wordpress. com/2011/01/18/ model- pembelajaran -kooperatif/#more-1540, diunduh pada Jumat 15 Juni 2012 pukul 20.30 WIB.

Winanto surakhamd. [online] tersedia di http://makalahbarataanpba.blogspot. com/ 2010/ 01/anggapan-dasar-n-hipotesis.html.

Yusiriza. (2011). Model Pembelajaran contextual [online]. Tersedia di http://yusiriza.wordpress.com/2011/07/20/model-pembelajaran-

kooperatif -2/. [diunduh pada Jumat 16 Juli 2012 pukul 20.30 WIB].

. [online]. Tersedia di www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf .

[diunduh pada Jumat 30 Juli 2012 pukul 12.30 WIB].

(30)

Mulyanto, 2012

. [online]. Tersedia di http://www.djlpe.esdm.go.id /modules/_ website/ files/ 52/File/Standar%20Kompetensi/glossary%20pembangkit% 20 PLTP .pdf. . [diunduh pada Jumat 30 Juli 2012 pukul 12.30 WIB].

Gambar

Tabel : 2.1.  Fase-fase Pembelajaran
Table 3.1.  Desain Penelitian Deskriptif
Tabel  3.2. Lembar Observasi Proses Pembelajaran
Tabel  3.3. Lembar Observasi Kegiatan Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tekanan hidup yang dialami mahasiswa antara lain termasuklah perubahan tempat tinggal dari yang tinggal serumah dengan orangtua menjadi tinggal bersama orang lain (kost, kontrakan

Sekolah Ilmu dan Teknologi

Peneliti memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian : “Stud i Deskriptif Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Inquiry dalam implementasi

yang memiliki pasien skizofrenia seperti Pendamping utama akan mengalami adanya informasi atau psikoedukasi tentang kesulitan untuk menentukan dengan tepat skizofrenia

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya untuk paket pekerjaan Perencanaan Peningkatan Jalan Utama Kantor Bupati Kec. Blangpidie dengan ini

 Menghafalkan surah Al Kausar dengan lancar dan benar  Membiasakan.. membaca Surah Al

Kompetensi guru reguler dalam melayani anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

227, Bila bentuk ini terletak pd salah satu bidang sadkonanya, tampak atas berupa dwidasakona.. Bila terletak pd salahsatu bidang astakona, tampak atas berupa astakona dg