• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA DOSEN DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA DOSEN DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PROFESSIONAL TERHADAP KINERJA DOSEN DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA

BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh ARTI SUFIANTI

1102616

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PROFESSIONAL TERHADAP KINERJA DOSEN DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA

BANDUNG

Oleh ARTI SUFIANTI

UPI 2013

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (MPd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Hak cipta dilindungi undang-undang. Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang atau cara lainnya tanpa iji dari

penulis

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (MPd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan

@Arti Sufianti 2013

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA DOSEN” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Oktober 2013

Arti Sufianti

NIM. 1102616

(4)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof Dr. H. Johar Permana M.A. NIP. 195908141985031004

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd. NIP. 197203211999031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(5)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA DOSEN

DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

ARTI SUFIANTI 1102616

ABSTRAK

Kinerja dosen merupakan aspek yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus karena kinerja dosen sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan mutu peserta didik dan mutu lulusan. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen adalah motivasi kerja dan kompetensi professional dalam hal ini kemampuan professional dosen. Masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan kemampuan dosen terhadap kinerja dosen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran motivasi kerja, kompetensi dalam hal ini kemampuan dosen dan kinerja dosen, untuk mengetahui besaran pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen, untuk mengetahui besaran kompetensi professional terhadap kinerja dosen dan pengaruh motivasi kerja dan kopetensi professional terhadap kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif denga pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, dengan jumlah sampel sebanyak 61 orang dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung diambil dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup degan 5 skala penilaian (Likert)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung berada pada kategori cukup, kompetensi professional dosen berada pada kategori baik, pengaruh motivasi kerja dan kompetensi professional dosen secara bersama-sama terhadap kinerja dosen berada pada kategori cukup

Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan agar lembaga pendidikan memperhatikan motivasi kerja baik internal maupun eksternal agar tidak terjadi demotivasi pada dosen yang akan mengakibatkan menurunnya kinerja dosen dan akan berdampak pada turunnya kualitas peserta didik. Pengembangan potensi dosen juga harus dilakukan secara terus menerus karena perkembangan pariwisata dan produk pariwisata tidak berhenti pada satu tahapan saja, tetapi akan terus berkembang mengikuti jaman

(6)

DAFTAR ISI Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Metode Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Struktur Organisasi Tesis ...

1

(7)

BAB III METODE PENELITIAN 49 2. Penyusunan Instrumen ... Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas ... 2. Uji Reliabilitas Instrumen ... Teknik Pengumpulan Data

Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif ... 2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 3. Pengujian Linieritas Data ... 4. Pengujian Hipotesis Penelitian ...

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

B.

Hasil Penelitian

1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 2. Pengujian Hipotesis……….. a. Regresi Ganda ………... b. Analisis Korelasi………...

1. Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Dosen 2. Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja

Dosen

3. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Dosen

c. Interpretasi Hasil Analisis ... d. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 1. Gambaran Motivasi Kerja di sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung

2. Gambaran Kompetensi Profesional di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. B.

Kesimpulan ... Rekomendasi ...

(9)

DAFTAR TABEL

4.5 Hasil Uji Regresi Berganda Motivasi Kerja, Kompetensi Profesional terhadap Kinerja (ANOVA)……… 82 4.6 Hasil Uji Regresi Berganda Motivasi Kerja, Kompetensi Profesional 83

4.7 Hasil Ringkasan Uji Regresi Berganda .Motivasi Kerja dan Kompetensi Profesional ………...… 84

4.8 Hasil Uji Regresi Variabel Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen 84

4.9 Hasil Uji Korelasi Variabel Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen 85

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 A job performance models of motivation ...………... 6

1.2 Identifikasi Masalah ...………... 8

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ...………... 14

2.2 Indikator Kinerja ...………... 20

2.3 Alur Hubungan Kompetensi dan Kinerja……….. 29

2.4 Perbandingan teori motivasi Maslow dan Herzberg ………... 37

2.5 2.6 Hubungan teori Maslow, Herzberg dan Alderfer……..………. Rantai Kebutuhan………. 38

42

2.7 Kerangka Pemikiran ………... 44

4.1 4.2 4.3 4.4 Desain Penelitian X1, X2 dan Y……… Diagram batang criteria skor Motivasi Kerja ………. Diagram batang criteria skor Kompetensi Profesional……….. Diagram batang criteria skor Kinerja Dosen……….. 53

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi Instrument Penelitian dan Angket ………. 111

2 Uji Validitas ...……… 112

3 Hasil Uji Validitas ...……… 112

5 Uji Reliabilitas ...……… 115

6 Hasil Penyebaran Angket .……… 119

7 Daftar Tabel Kecenderungan ………..…….. 124

8 Angket ...……… 127

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan tinggi diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi menjadi sumber inovasi dan solusi bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa seiring dengan berkembangnya zaman (Kemendikbud,2007:5). Hal tersebut sejalan dengan misi dan fungsi pendidikan tinggi yaitu memberikan kontribusi kepada pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan masyarakat secara keseluruhan (UNESCO dalam Kemendikbud 2007:5). Di samping itu, sebagai institusi pendidikan, perguruan tinggi memiliki beberapa identitas yang harus tetap dijaga, yaitu; sebagai pilar pencarian kebenaran, dalam hal ini institusi pendidikan melaksanakan tri dharma (pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat) dan bertugas menjadi pilar pencarian kebenaran serta sumber kekuatan moral masyarakat. Mengingat tujuan, misi dan identitas tersebut maka peran perguruan tinggi menjadi sangat penting dalam membangun bangsa melalui aspek keilmuan.

Sebagai upaya mewujudkan misi dan fungsi institusi pendidikan tinggi, maka

(15)

Sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan tugas fungsinya maka dosen dituntut memiliki kinerja yang berkaitan dengan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Kemampuan dosen yang diekspresikan disebut dengan kinerja, kinerja tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dosen saja tetapi juga ditentukan oleh kondisi lingkungan.

Kinerja dosen sesuai teori perilaku organisasi yang dikemukakan oleh Stephen Robbin yaitu di tingkat individu, maka kinerja dipengaruhi motivasi kerja dan kemampuan (Robbins,2002: 53). Sejalan dengan teori yang dikemukakan Mc. Clelland yang didasari oleh need of achievement. Selain teori tersebut, Herzberg mengemukakan teori tentang hygiene factor, bahwa kemampuan individu berpengaruh dalam meningkatkan motivasi .

Dosen akan lebih termotivasi apabila mereka percaya bahwa kinerjanya akan dikenal dan dihargai. Perilaku termotivasi secara langsung dipengaruhi oleh kemampuan dalam hal ini adalah kompetensi profesionalnya (Supriadi,2012:83). Kompetensi professional yang dimaksud adalah kemampuan dan kewenangan dosen dalam melaksanakan profesinya.

Dengan demikian kinerja dosen dinilai dari hasil kerja di bidang pendidikan, bidang bimbingan, bidang penelitian, bidang pengabdian, dan bidang administrasi. Untuk menghasilkan kinerja yang tinggi, dosen harus menjalankan

fungsinya dengan baik. Salah satu bentuk kinerja akademik dosen yang ditentukan oleh tingkatan individunya adalah kompetensinya, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja dosen diantaranya adalah faktor organisasi yaitu perilaku organisasi baik yang berasal dari organisasi maupun perilaku individu dosen itu sendiri.

(16)

Dalam penelitian yang dilakukan Danan dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Motivasi Kerja Dan Pelatihan PEKERTI Terhadap Kinerja Dosen

Dalam Bidang Pengajaran (Studi Kasus Mengenai Motivasi Kerja Dan Kinerja Dosen Berdasarkan Persepsi Mahasiswa UNIBO, Jawa Timur) menyimpulkan bahwa motivasi kerja mempengaruhi kinerja dosen dalam melaksanakan pengajaran. Motivasi kerja menjadi faktor dominan pendorong dosen dalam melaksanakan pengajaran. Mahasiswa memberikan respon positif terhadap terhadap kinerja dosen dengan menyatakan kinerja dosen baik.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Dosen, penulis memilih Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung sebagai objek penelitian. Hal ini mengingat tuntutan perkembangan industry pariwisata yang kian pesat sehingga kinerja dosen di lingkungan tersebut perlu diperhatikan. Di samping itu saat ini STPB telah memiliki kebijakan yang salah satunya adalah meningkatkan kemampuan dan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta kepuasan pegawai. Peningkatan kemampuan profesionalisme tenaga pendidik yang dimaksud adalah untuk menciptakan atau membentuk tenaga akademik yang andal dan berkompeten di bidangnya sehingga memiliki sikap, kemampuan dan ketrampilan yang komprehensif dalam aspek praktik dan akademis, dengan penguasaan permasalahan pembangunan dan bisnis aktual di masa yang akan datang pada bidang pariwisata, dengan dilandasi pemahaman yang kuat terhadap system nilai, etika, moralitas dan profesi.

Program-program untuk mewujudkan kebijakan di atas adalah :

1. Peningkatan kualitas tenaga pendidik di bidang vokasi, profesi dan ilmu pendidikan di dalam dan luar negeri

2. Peningkatan kemampuan menulis karya ilmiah tour of duty antar UPT 3. Peningkatan kemampuan pengajar di bidang metodologi penelitian

(17)

melanjutkan pendidikan tidak sesuai dengan bidang studi garapannya, kemampuan menulis karya ilmiah dan menerbitkan pada jurnal sangat kurang, hal

tersebut terlihat dari keluaran karya ilmiah yang ditulis oleh dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dalam setahun tidak lebih dari 2,5%. Dari kenyataan yang telah disebutkan di atas akan berimbas kepada tidak terpenuhinya kriteria kompetensi professional seperti yang dipersyaratkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (1990 :61-63).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan saat ini STP mempunyai tenaga edukatif sebanyak 156 orang yang terbagi ke dalam pengajar umum sebanyak 49 orang dan pengajar vokasi sebanyak 107 orang yang tersebar di 13 Program Studi dan melakukan pengajaran pada 2.572 (dua ribu limaratus tujuhpuluh dua) mahasiswa yang sedang berada di kampus maupun yang sedang melaksanakan Praktek Kerja Nyata (PKN). Dari 156 orang dosen tersebut hanya 52 orang yang sudah tersertifikasi. Maksud dari sertifikasi dosen adalah sebagai upaya peningkatan mutu yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan meningkatkan mutu layanan yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Menurut Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ,Noviendi Makalam bahwa upaya untuk menyelaraskan pengajaran kepariwisataan dengan kebutuhan industri kepariwisataan global mutlak dilakukan dan terus terang saja banyak

hal-hal yang baru dalam dunia kepariwisataan, hal-hal itu menuntut kita untuk selalu up date dan menyelaraskan dengan kebutuhan industri kepariwisataan dunia. (www.kompas.com, Senin, 6 Mei 2013).

(18)

mencapai 41,42% dalam setiap bulannya, (5) Penyelesaian tugas yang dibebankan kepada dosen tidak sesuai dengan target waktu yang ditentukan,

seperti misalnya penyerahan nilai Ujian Tengah Semester ataupun Ujian Akhir Semester yang seharusnya dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan, kenyataannya adalah lebih dari dua minggu bahkan lebih dari satu bulan penyerahan nilai dilakukan. Hal ini menyebabkan terjadinya hambatan dalam pelayanan kepada mahasiswa yang memerlukan transkrip nilai, (6) Kurangnya penelitian mandiri atau kelompok yang dilakukan oleh dosen sebagai salah satu syarat pemenuhan kebutuhan angka kredit, (7) Kurangnya dosen yang terlibat dalam penulisan jurnal ilmiah ataupun artikel ilmiah baik yang dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan, kesulitan yang dialami dosen dalam menulis artikel ilmiah dikarenakan tidak terbiasa dalam melakukan penulisan ilmiah, (8) Beban dosen yang dirasa berat karena masih diberikan tugas tambahan oleh lembaga.

Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung belum terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang seharusnya dilakukan seorang dosen, misalnya menulis buku, meneliti, mengembangkan bahan dan metoda pengajaran, menulis jurnal atau artikel, mengikuti kegiatan ilmiah (seminar, workshop dan lain-lain). Tabel berikut menunjukkan masih rendahnya kinerja dosen terutama dibidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Kegiatan Dosen Tetap

dalam Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

NO KEGIATAN YA % TDK %

(19)

7 Memberi penyuluhan kepada masyarakat 20 12,82 136 87,17

8 Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah 4 2,56 152 97,43

Sumber : Litabmas STPB 2012

Para pakar mengatakan bahwa motivasi yang dimiliki oleh seseorang baik motivasi instristik ataupun motivasi ekstrinsik dipastikan akan mempengaruhi kinerja orang tersebut. Di bawah ini akan digambarkan model hubungan antara motivasi dan kinerja yang diadopsi dari Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:205), dimana kinerja seseorang itu berasal dari kondisi individu dan kondisi pekerjaan yang akan mempengaruhi proses lahirnya motivasi, ketiga unsur ini akan melahirkan sikap perilaku seseorang yang pada akhirnya akan tampak pada tampilan kinerjanya, model pola hubungan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1

A Job Performance Models of Motivation Sumber : Robert Kreitner dan Angelo Kinicki :

Organization Behavior, 2001: 205

Berdasarkan kajian konseptual, studi pendahuluan dan penelitian terdahulu masih perlu lagi diteliti lebih lanjut apakah motivasi kerja dan kompetensi Individual Input

Ability, Job knowledge, Disposition & traits, Emotion, moods & affect, belief & values

Motivational Processes

Arousal, attention & direction, Intensity & Persistence

Job Context

Physical environment Task Design

Reward & reinforcement Supervisory support and coaching

Social Norm

Organizational Culture

Motivational Behaviour

Focus: direction, what we do

Intensity : effort, how hard we try

Quality : task strategies, the way we do it Duration : persistence, how long we stick it

(20)

professional berpengaruh terhadap kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

Motivasi Kerja dan Kompetensi Profesional.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Kinerja dosen faktor penting untuk diteliti karena: (1) dosen merupakan ujung tombak bagi keberhasilan proses belajar mengajar, (2) dosen tidak hanya berperan dalam mentransfer ilmu kepada mahasiswa tetapi juga memberikan contoh sikap, ucapan dan perilaku kepribadian, (3) kualitas dosen bukanlah sesuatu yang final, namun dapat diperbaiki agar selalu tumbuh dan berkembang, (4) kinerja dosen hendaknya didukung oleh kompetensi profesonal, (5) dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, pasal 8).

Kompetensi professional, motivasi kerja merupakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja dosen dalam suatu lembaga pendidikan tinggi (Riduwan 2006). Kompetensi professional dosen berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen (Susila, 2004). Kinerja dosen juga ditentukan oleh motivasi kerja dosen. Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi akan bekerja keras,

mempertahankan langkah kerja keras dan memiliki perilaku yang dapat dikendalikan sendiri ke arah sasaran-sasaran penting (Winardi, 2007).

(21)

Menurut Donelly (dalam Kusumastuti, 2001: 82), kinerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu :

a. Faktor individu yang meliputi kemampuan, ketrampilan mental dan fisik, latar belakang keluarga, tingkat social, pengalaman dan demografi b. Faktor organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan dan

struktur desain pekerjaan

c. Faktor psikologi meliputi persepsi, sikap kepribadian, belajar dan motivasi

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dosen yang akan penulis teliti adalah motivasi kerja dan kompetensi professional dosen.

Gambar 1.2 Identifikasi Masalah

Sumber : Donelly dalam Kusumastuti (2001:82) 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi kerja dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung? 2. Bagaimana kompetensi profesional dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung?

3. Bagaimana kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung?

Kinerja

Dosen

Psikologi

Organisa si

Kompete nsi Motivasi

(22)

4. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung?

5. Seberapa besar pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung?

6. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan kompetensi professional secara bersama-sama terhadap peningkatan kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi :

a. Untuk mengetahui motivasi kerja dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

b. Untuk mengetahui kompetensi profesional dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

c. Untuk mengetahui kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap

kinerja dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

e. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

f. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan kompetensi professional secara bersama-sama terhadap peningkatan kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

(23)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey. Menurut Kalinger yang dikutip Akdon (2005: 91) menyatakan bahwa penelitian

survei merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan anlisis data hasil penelitian secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan statistik.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan prinsip-prinsip serta faktor-faktor yang berkaitan dengan motivasi kerja, kompetensi profesional dan kinerja dosen. Lebih jauh lagi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan khususnya dalam bidang pengembangan motivasi kerja, kompetensi profesional dan kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangsih acuan pemikiran

dalam peningkatan kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung melalui motivasi kerja dan kompetensi profesional. Adapun manfaat yang dapat diprediksi dari penetian ini secara praktis, diantaranya sebagai berikut:

(24)

b. Bagi pemangku kebijakan agar dapat membuat suatu kebijakan dalam bidang peningkatan SDM khususnya dosen pada pendidikan tinggi vokasi.

c. Sebagai evaluasi terhadap kegiatan pengembangan kompetensi professional dosen

d. Dijadikan acuan agar dapat dicapai pengembangan kompetensi professional dan motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja dosen

F. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan tesis ini, maka perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebgai pedoman penyusunan laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Bab I berisi tentang pendahuluan dalam ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan struktur organisasi tesis.

Bab II berisi tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian, pada bab ini dibahas beberapa teori, pertama mengenai motivasi kerja, kedua mengenai kompetensi profesional dan ketiga adalah teori kinerja dosen.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian, dibahas mengenai metodologi dari penelitian yang dilakukan. Diuraikan pula beberapa hal diantaranya lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data.

(25)

Bab V terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan yang berisikan point utama dari hasil penelitian dan juga di uraikan mengenai beberapa

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan waktu dan tempat sasaran yang digunakan dalam penelitian. Tempat yang ditetapkan dalam melakukan kajian penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Dosen” adalah di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dengan responden dosen.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2007: 90). Iqbal Hasan (2002: 58) yang mengemukakan bahwa: “Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti”. Sedangkan Sudjana, (2004: 6) mengatakan bahwa : “Populasi adalah totalitas nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkapbdan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyekobyek itu.

(27)

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

No. Jurusan Program Studi Jumlah

Dosen

1. HOSPITALITY

1. Studi Akomodasi & Katering 2. Administrasi Hotel

1. Manajemen Bisnis Konvensi dan Event

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian yang dianggap mewakili seluruh populasi. Nasution (1982: 99) mengemukakan bahwa “Sampel adalah yang mewakili keseluruhan populasi. Agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat berlaku secara umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu cara cara yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga pengambilan sampel dari populasi itu representatif. Hal tersebut berdasarkan pendapat Ali (1987: 55) yang menyatakan bahwa:

Dalam mengambil sampel dari populasi memerlukan suatu teknik tersendiri, sehingga sampel yang diperoleh dapat representative atau mewakili populasi, dan kesimpulan yang dibuat dapat diharapkan tepat/sah (valid) dan dapat dipercaya (signifikan).

(28)

Penelitian ini menggunakan teknik “Simple Random Sampling” artinya cara penarikan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak/random

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi tersebut dan dilakukan karena anggota populasinya homogen (Sugiyono, 1999: 59). Alasan peneliti menggunakan “Simple Random Sampling” ini, karena karakteristik populasi yang cukup homogen dari jumlah populasi yang besar serta keterbatasan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana. Alasan lain yaitu memungkinkan setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk menentukan besarnya sampel yang menjadi unit penelitian digunakan rumus yaitu : Sugiyono (2003: 98)

λ².N.P.Q

S =

d²(N-1) + λ².P.Q

Keterangan:

S = Jumlah Sampel

λ² = Nilai table chisquare dengan dk = 1 dan tingkat kepercayaan = 0,95 N = Jumlah Populasi

P = Q = Proporsi Populasi, dimana umumnya P = Q = 0,50 d = Derajat ketetapan (Presisi), yang umumnya 5%-10% 1 = Konstanta

Menurut Mantra dan Kasto (1988: 149-150), presisi disebut kesalahan baku. Dalam penelitian sosial, besarnya presisi biasanya 5%-10%. Pada penelitian ini, penulis mengambil presisi 5%, sehingga diperoleh:

S = 1.156.0,5.0,5 (0,05)²(156-1) + 1.0,5.0,5

(29)

Jadi jumlah sampel penelitian ini sebanyak 61 orang (dibulatkan), jumlah ini menjadi responden penelitian. Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan

adalah 61/156 x 100% = 39,10%. Penyebaran sampel pada tiap program studi berikut ini:

Tabel 3.2

Jumlah Populasi dan Sample

No. Program Studi jumlah Dosen Jumlah

Sample

1. Studi Akomodasi & Katering 10/156 x 61 4

2 Administrasi Hotel 10/156 x 61 4

3 Manajemen Divisi kamar 11/156 x 61 4

4 Manajemen Tata Hidang 17/156 x 61 7

5 Manajemen Tata Boga 22/156 x 61 9

6 Manajemen Patiseri 12/156 x 61 5

7 Studi Destinasi Pariwisata 11/156 x 61 4

8 Manajemen Bisnis Pariwisata 10/156 x 61 4 9 Manajemen Destinasi Pariwisata 11/156 x 61 4 10 Manajemen Bisnis Konvensi dan event 10/156 x 61 4 11 Manajemen Bisnis Perjalanan 11/156 x 61 4 12 Manajemen Pengaturan Perjalanan 12/156 x 61 5

13 Studi Industri Perjalanan 9/156 x 61 3

Jumlah 61

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara variabel mutu layanan akademik dan biaya penyelenggaran pendidikan terhadap kepuasan mahasiswa. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

(30)

sedangkan variabel terikat adalah kinerja dosen (Y). Hubungan antar variabel tersebut dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini:

rx1y

R x1x2y

rx2y

Gambar : 4.1

Desain Penelitian X1 X2 dan Y

Keterangan :

X1 : Motivasi Kerja

X2 : Kompetensi Profesional Y : Kinerja Dosen

C. Metode Penelitian

Arikunto (2002:86) mengatakan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris. Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam

Y

(31)

penelitian (variabel X1, X2 dan variabel Y) untuk kemudian dicari hubungan antar variabel-variabel tersebut.

Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:86) bahwa: “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.” Metode deskriptif pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.

Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai digunakan, karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan dikaji terdiri dari tiga variabel yaitu Kinerja Dosen (Y) Motivasi Kerja (X1) dan Kompetensi Profesional (X2). Dari masing-masing variabel tersebut dikelompokan ke dalam dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari variabel X1 dan X2 dan variabel terikat (dependent variable) yang terdiri dari variabel Y.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan penelitian, maka variabel tersebut perlu dijabarkan ke dalam bentuk operasional guna melakukan pengukuran bagi kepentingan analisis. Untuk itu berikut ini akan dikemukakan operasional dari variabel tersebut serta penjabarannya ke dalam indikator-indikator sebagai acuan dalam penyusunan instrument penelitian

1. Motivasi Kerja

(32)

untuk menaruh perhatian pada pekerjaannya. Maka motivasi kerja seorang dosen selain untuk memenuhi kebutuhannya juga dipengaruhi oleh kompetensi dan

kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

2. Kompetensi Profesional

Dosen harus mempunyai kemampuan strategi pembelajaran dan pengajaran agar dapat memuaskan peserta didik. Hal itu sejalan dengan apa yang dikemukakan Gill Nicholls dalam bukunya „Developing Teaching and Learning in Higher Education‟ Kemampuan yang dipersyaratkan bagi seorang dosen untuk menjalankan peran dan fungsinya dalam menyelenggarakan 3 pilar pengembangan pendidikan tinggi (pemerataan, relevansi dan kualitas, kesehatan organisasi). Kompetensi professional yang dimaksud dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana dosen mempunyai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai dosen professional yang meliputi aspek kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaaan bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan rekan sejawatnya. Kompetensi professional dalam hal ini kemampuan merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum dan substansi keilmuan yag menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Karena Pendidikan tinggi menghadapi tantangan yang memaksa dosen

untuk mempunyai strategi dalam pembelajaran agar dapat menghasilkan pengajaran yang memuaskan Gill Nicholls (2002:1)

3. Kinerja Dosen

(33)

tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

E. Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2008: 93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu.

Menetapkan bobot skor untuk masing-masing jawaban baik variabel X maupun variabel Y. Adapun penilaian yang dilakukan dalam penyusunan ini menggunakn Skala Likert yang nilainya berkisar antara 1 sampai dengan 5.. Data yang diperoleh dari skala ukur ini adalah berbentuk data interval. Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 15), “Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut atau mutlak”. Perincian nilai tersebut dapat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot

Selalu/sangat setuju/sangat positif Sering/setuju/ positif

Kadang-kadang/ragu-ragu/netral Jarang/tidak setuju/negatif

Tidak pernah/sangat tidak setuju/negatif

5 4

3 2

1

2. Penyusunan Instrumen

Keberhasilan suatu penelitian dipengaruhi oleh instrumen yang digunakan.

(34)

Menurut Nana Sudjana (Suharsaputra, 2012: 94), dalam penyusunan instrumen penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indicator variabel harus jelas dan spesifik sehingga dapat dengn mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan

2. Sumber data/informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian

3. Keterandalan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengum[ulan data, baik dari keajegan, kesahihan maupu objektivitas

4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian

5. Mudah dan praktis digunakan, akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan

Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian untuk dijadikan landasan dalam menyusun butir pernyataan.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Indikator Deskripsi No.item

(35)

Kompetensi

1.2 Mengelola program belajar

mengajar

2.1 Mengelola kelas

2.2 Menggunakan media atau

sumber

3.1 Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran

2.2 Melaksanakan tugas mengajar

3.1 Melaksanakan penelitian

3. Uji Validitas Instrument

Adapun untuk menilai apakah angket tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitasnya.

1) Uji Validitas Instrumen

(36)

Suatu instrumen yang valid atau shahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah.

Selanjutnya Sugiyono (2000: 106) mengemukakan bahwa: “Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan jumlah skor tiap butir”. Dalam hal analisis item, menurut Sugiyono (2000: 106) menyatakan bahwa “Teknik korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”.

Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang disusun valid atau layak untuk dijadikan sebagai pengumpul data. Validasi per item dalam penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Korelasi

Pearson Product Moment (PPM) (Akdon & Hadi, 2004: 144).

Langkah-langkah pengujian validitas dalam penelitian ini sebagai berikut.

Menggunakan rumus product momen

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi n = Jumlah responden

∑ XY = Jumlah perkalian X dan Y ∑ X = Jumlah skor item

∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item)

∑ X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ∑ Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

(37)

rtabel ) maka item tersebut valid. Untuk menghitung item nomor selanjutnya caranya sama yaitu hanya dengan mengganti skor X.

3) Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument itu sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama.

Pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan peneliti menggunakan metode belah dua (split-half method), dimana item soal dibagi 2 yaitu item bernomor ganjil dan item bernomor genap. Kemudian data yang terkumpul diolah dengan menggunakan langkah-langkah berikut (Sugiyono 2004:12):

a. Mencari nilai korelasinya dengan rumus Rank Order Correlation (Spearman) yaitu: signifikansi koefisien antara kedua varibel. Rumusnya adalah:

Keterangan:

t = Nilai thitung

(38)

c. Selanjutnya bandingkan thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2.

d. Jika thitung > ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikasi antara skor item ganjil dengan item genap, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel. Jika thitung < ttabel maka tidak ada perbedaan antara skor item

ganjil dengan item genap, sehinnga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut tidak reliabel.

Dengan menggunakan formula momen hasil kali Pearson seperti dikemukakan sebelumnya, instrumen yang diujicobakan pada 17 orang responden.

a. Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja

Berikut ini adalah hasil dari uji validitas variabel Motivasi Kerja (X1 )

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X1 (MOTIVASI KERJA)

Item X Y X2 Y2 XY rhitung thitung ttabel Kesimpulan

1 56 2303 194 315453 7679 0,50 2,29 1,75 Valid

2 47 2303 139 315453 6473 0,59 2,88 1,75 Valid

3 60 2303 224 315453 8254 0,61 2,98 1,75 Valid

4 53 2303 179 315453 7274 0,43 1,84 1,75 Valid 5 47 2303 139 315453 6473 0,59 2,88 1,75 Valid

6 65 2303 253 315453 8915 0,87 7,14 1,75 Valid

7 53 2303 179 315453 7274 0,43 1,84 1,75 Valid

8 55 2303 193 315453 7603 0,66 3,45 1,75 Valid

9 59 2303 215 315453 8086 0,49 2,20 1,75 Valid

10 59 2303 215 315453 8113 0,63 3,21 1,75 Valid

11 59 2303 215 315453 8131 0,73 4,18 1,75 Valid

12 56 2303 198 315453 7763 0,81 5,46 1,75 Valid

13 58 2303 202 315453 7922 0,54 2,49 1,75 Valid

14 60 2303 216 315453 8198 0,57 2,72 1,75 Valid

(39)

16 66 2303 260 315453 9034 0,81 5,42 1,75 Valid

17 62 2303 236 315453 8548 0,80 5,24 1,75 Valid

18 55 2303 191 315453 7490 0,18 0,72 1,75 Valid

19 64 2303 244 315453 8760 0,87 6,93 1,75 Valid

20 64 2303 250 315453 8776 0,59 2,88 1,75 Valid

21 52 2303 172 315453 7105 0,28 1,15 1,75 Valid

22 64 2303 244 315453 8760 0,87 6,93 1,75 Valid

23 56 2303 194 315453 7699 0,62 3,06 1,75 Valid

24 64 2303 250 315453 8776 0,59 2,88 1,75 valid

b. Uji Validitas Variabel Kompetensi Profesional (X2)

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel X2 (KOMPETENSI PROFESIONAL )

Item X Y X2 Y2 XY rhitung thitung ttabel Kesimpulan

1 82 2516 398 374938 12176 0,50 2,24 1,75 Valid

2 78 2516 362 374938 11596 0,50 2,26 1,75 Valid

3 79 2516 375 374938 11760 0,47 2,10 1,75 Valid

4 78 2516 368 374938 11656 0,69 3,73 1,75 Valid

5 79 2516 375 374938 11787 0,66 3,47 1,75 Valid

6 79 2516 373 374938 11792 0,81 5,41 1,75 Valid

7 74 2516 334 374938 11035 0,47 2,09 1,75 Valid

8 75 2516 339 374938 11166 0,45 1,98 1,75 Valid

9 79 2516 375 374938 11760 0,47 2,21 1,75 Valid

10 65 2516 261 374938 9738 0,65 3,39 1,75 Valid

11 79 2516 377 374938 11817 0,78 4,89 1,75 Valid

12 68 2516 286 374938 10209 0,76 4,59 1,75 Valid

13 60 2516 226 374938 8987 0,55 2,61 1,75 Valid

14 76 2516 354 374938 11392 0,75 4,43 1,75 Valid

15 70 2516 300 374938 10441 0,46 2,03 1,75 Valid

16 77 2516 357 374938 11484 0,60 2,94 1,75 Valid

(40)

c. Uji Validitas Variabel Kinerja Dosen (Y)

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (KINERJA DOSEN)

Item X Y X2 Y2 XY r hitung thitung ttabel Kesimpulan

1 71 3062 305 559590 12991 0.77 4,75 1,75 Valid

2 62 3062 238 559590 11401 0.75 4,45 1,75 Valid

3 55 3062 207 559590 10219 0.64 3,27 1,75 Valid

4 63 3062 267 559590 11785 0,84 6,02 1,75 Valid 5 62 3062 238 559590 11401 0.75 4,45 1,75 Valid

6 69 3062 295 559590 12665 0.68 3,61 1,75 Valid

7 63 3062 267 559590 11785 0.84 6,02 1,75 Valid

8 71 3062 311 559590 13092 0.88 7,50 1,75 Valid

9 69 3062 295 559590 12665 0.68 3,61 1,75 Valid

10 74 3062 330 559590 13502 0.68 3,66 1,75 Valid

11 74 3062 330 559590 13522 0.76 4,62 1,75 valid

12 70 3062 298 559590 12836 0.81 5,37 1,75 Valid

13 79 3062 373 559590 14328 0.45 1,96 1,75 Valid

14 66 3062 290 559590 12279 0.74 4,38 1,75 Valid

15 69 3062 317 559590 12736 0.56 2,64 1,75 Valid

16 74 3062 328 559590 13457 0.58 2,82 1,75 Valid

17 61 3062 239 559590 11216 0,56 2,67 1,75 Valid

18 61 3062 245 559590 11284 0,64 3,28 1,75 Valid

19 69 3062 297 559590 12694 0,71 4,00 1,75 Valid

20 66 3062 278 559590 12187 0,71 3,94 1,75 Valid

4. Uji Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Reliabilitas Variabel X1 (Motivasi Kerja )

(41)

dk = (n-2) = 17-2 = 15 pada taraf 5% adalah 0,51. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti angket Variabel X1 tentang Pengaruh

Motivasi Kerja adalah reliabel, karena rhitung > t tabel.

Tabel 3.8

Reliability Statistics Variabel Motivasi Kerja

Cronbach's Alpha Part 1 Value .890

N of Items 12a

Part 2 Value .824

N of Items 12b

Total N of Items 24

Correlation Between Forms

.604

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .753

Unequal Length .753

Guttman Split-Half Coefficient

.752

a. The items are: P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, P11, P12 b. The items are: P13, P14, P15, P16, P17, P18, P19, P20 P21, P22, P23, P24

2. Reliabilitas Variabel X2 (Kompetensi Profesional )

(42)

Tabel 3.9

Reliability Statistics variabel kompetensi profesional

Cronbach's Alpha Part 1 Value .832

3. Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Dosen)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel Y tentang Kinerja Dosen rhitung sebesar 0,955. Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 17-2 = 15 pada taraf 5% adalah 0,51. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti angket Variabel Y tentang Kinerja Dosen adalah reliabel, karena rhitung > t tabel

Tabel 3.10

Reliability Statistics variabel kinerja dosen

(43)

a. The items are: P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10

b. The items are: P11, P12, P13, P14, P15, P16, P17, P18, P19, P20

F. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan pengumpulan data adalah untuk menghimpun tentang subjek penelitian. Sugiyono (2005: 62) menjelaskan bahwa pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang paling strategis dalam penelitian karena memiliki tujuan yaitu mendapatkan data.

Untuk mendapatkan data yang lengkap dalam penelitian ini digunakan: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dalam penelitian ini digunakan untuk:

1) Menemukan suatu masalah untuk diteliti, maksudnya mendapatkan bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data, metode, analisis dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama. 2) Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

3) Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

4) Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan komparasi-komparasi serta menemukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok masalah yang dibahas dalam penelitian.

(44)

Untuk jenis penelitian tertentu, misalnya penelitian eksploratif, mungkin hipotesis tidak ada, walaupun demikian hal ini tidak akan membebaskan

peneliti dari menyajikan penelaahan kepustakaan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini, penulis mengajukan pertanyaan yang berbentuk angket tertutup dan dilengkapi dengan instrument jawaban. Dengan skala Likert penulis berharap dapat memperoleh gambaran tentang motivasi kerja, kompetensi professional dan kinerja dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB).

G. Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

H. Pengujian Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

(45)

dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji

normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat:

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat yang dicari O1 = Frekuensi hasil penelitian E1 = Frekuensi

b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas dapat dilihat dari signifikasi dari deviation of linierity untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikasi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

I. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknikyang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah: a. Hipotesis satu dan dua diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi

sederhana.

b. Hipotesis tiga diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. 1) Analisis Korelasi

a. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variable Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(46)

Keterangan:

rhitung> rtabel dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif.

2) Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiyono, 2011: 233):

RyX1X2 =

Keterangan :

Ryx1x2 : Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y ryx1 : Korelasi Product Moment Y dengan X1

ryx2 : Korelasi Product Moment Y dengan X2 rx1x2 : Korelasi Product Meoment X1 dengan X2

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2011:231) sebagai berikut:

(47)

Tabel 3.11

Tolok Ukur Interpretasi Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Sedang

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Uji signifikasi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Field, 2000: 46):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

c. Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD) dengan maksud sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari

r2 = Koefisien Korelasi

a) Analisis Regresi

1. Analisi Regresi Sederhana

(48)

̂

Keterangan:

̂ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang terjadi pada X

X = Harga variabel X b) Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier sederhana dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung

dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – Koefisien

dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

c) Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

(49)

2. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas

atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat. Analisis regresi berganda menggunakan rumus. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

̂

Keterangan:

̂ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Nilai konstanta

b1 = Nilai koefisien regresi X1 b2 = Nilai koefisien regresi X2 X1 = variabel bebas

X2 = Nilai koefisien regresi X2 E = Prediktor (pengganggu)

a). Uji t

Uji t atau uji koefesien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier ganda dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

(50)

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung

dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien

dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

b) Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011): Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima c) Uji f

Sedangkan untuk mencari signifikansi pada uji f digunakan rumus fhitung

yang kemudian dibandingkan dengan ftabel. Untuk mencari kesimpulan, jika fhitung

ftabel maka Ho ditolak, artinya signifikan, sebaliknya jika fhitungftabel maka Ho

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Sebagai bab terakhir dalam tesis ini, ada dua hal pokok sebagai hasil dari pemaknaan penelitian secara terpadu yang telah diperoleh yaitu kesimpulan dan rekomendasi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya dapat ditarik hal-hal sebagai berikut :

1. Motivasi kerja dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung berada pada kategori cukup baik, hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi berupa internal dan eksternal pada dosen dirasakan cukup terpenuhi

2. Kemampuan yang dimiliki dosen Sekolah Tinggi Pariwisata berada pada kategori baik yang berarti bahwa kemampuan dosen Sekolah Tinggi Pariwisata sudah memenuhi standar yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar baik berupa pembelajaran di ruangan kelas maupun pembelajaran di laboratorium praktek

3. Kinerja dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung berada pada kategori cukup baik, hal ini dapat disimpulkan bahwa dosen sudah cukup melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu berupa pendidikan,

penelitian dan pengabdian masyarakat

4. Motivasi kerja memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, hal ini terlihat dari perolehan nilai signifikansi yang lebih kecil dibandingkan dengan α = 0,05 , hal ini berarti bahwa ada variable lain yang sangat berpengaruh akan tetapi tidak diteliti pada penulisan ini

(52)

6. Motivasi kerja dan kemampuan dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja dosen,

dilihat darti nilai persamaan regresi ganda yang mendapatkan tanda positif yang berarti bahwa apabila Motivasi kerja dan kemampuan dosen sebagai variable X1 dan X2 naik maka kinerja dosen sebagai variable Y juga akan ikut meningkat

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan penelitian, dengan ini penulis kemukakan rekomendasi yang dianggap relevan :

- Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor motivasi internal masih dalam kondisi belum optimal. Dengan demikian untuk mengoptimlkan hal tersebut perlunya pemberian tanggung jawab oleh manajemen STPB kepada dosen sesuai dengan tugas dan fungsinya ( hasil studi Yusrizal, A.Halim

Jurnal Pendidikan Malaysia 2009 ‘ Development & Validatio of an

Instrument to Access the Lecturers Performance in the Education &

Teaching Duties) dan apabila ada tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada dosen diluar fungsinya diharapkan pemberian tunjangan dan angka kredit yang bisa membantu dosen tersebut dalam pencapaian karier dan golongannya. Selalu memotivasi dosen yang sudah cukup baik untuk tetap

konsisten, memberikan penghargaan pada dosen yang berprestasi, memberikan teguran atau sanksi pada dosen yang melalaikan tugas dan fungsinya

(53)

- Berusaha meningkatkan kemampuan professional dengan sering mengikut sertakan dosen pada seminar, pelatihan, work shop yang relevan dengan

kebutuhan mahasiswa dan kebutuhan dunia industry sebagai stake holder - Lebih giat untuk melakukan penelitian secara mandiri dan melakukan

pengabdian masyarakat dengan bidang garapan yang lebih luas lagi

- Memberikan kesempatan kepada dosen untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya dalam melakukan pembelajaran baik dengan melakukan studi banding ke sekolah tinggi sejenis maupun mengikuti pendidikan dan latihan mengenai metode pengajaran yang sesuai dengan kondisi di kampus dimana dosen tersebut mengajar

- Membuat analisa kebutuhan dengan lebih memperhatikan rencana strategis Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung agar potensi dosen dapat lebih tergali lagi melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dan untuk meningkatkan kemampuannya.

- Kepada pengambil kebijakan dari pemerintah pusat

Pengambil kebijakan dalam hal ini adalah kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif agar lebih memperhatikan dan memperjuangkan kesejahteraan para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung sehingga dosen dapat lebih konsentrasi pada pelaksanaan tugasnya sehingga dapat memberikan pelayanan untuk pencapaian hasil belajar maksimal

peserta didiknya karena dosen tidak lagi mencari tambahan untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya.

- Kepada peneliti selanjutnya

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, MI (2003) Manajerial Bandung : Jurnal Manajemen dan System Informasi UPI

Arikunto, Suharsimi (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta

Bastian, Indra (2001) Akuntansi Sektor Publik. Universitas Gajah Mada BPFE Bafadal, Ibrahim (2006) Peningkatan Profesional Guru SD. Jakarta. Bumi Aksara Bligh, A Donald (2000) What’s the use of Lecture. Jossey- Bass. San Fransisco Depdikbud (1982) Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan System Pendidikan

Tenaga Kependidikan di Indonesia. Jakarta.Ditjen Dikti

Dessler, Gary (1997) Manajemen Sumber Daya Manusia. PT.Prenhallindo. Jakarta Evans,Linda and Abbot,Ian (1998) Teaching and Learning in Higher Education.

Cassel London

Glickman, CD, Gordon, SP & Ross Gordon,JM (2001) Supervision and Instructional

Leadership : A Development Approach. Boston.Allyn & Bacon Gibson, Ivacevich Donnely (1999) Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses.

PT.Erlangga. Jakarta

Handoko T Hani (2003) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Kemendikbud (2010) Otonomi Tata Kelola Pefguruan Tinggi. Jakarta Ditjen Dikti Mahmudi (2005) Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: UPP AMP YPKN

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia. PT.Remaja Rosda Karya. Bandung

(55)

Mitchell,T.R dan Larson (1987) People and Organization an Introduction to Organizational Behavior, Singapore: Mc Graw Hill inc

Mulyasa (2002) Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta. Rosda

Najati Utsman Muhammad (2005) Hadits dan Ilmu Jiwa. Bandung, Pustaka

Nicholls ,Gill (2002) Developing Teaching and Learning in Higher Education. The Taylor and Francis Group. NY

Noe, Robert dan Mondy R Wayne (1981) The Management of Human Resources. Allyn amd Bacon Inc. Massachusset

Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad,(2006), Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (path analysis), Bandung Alfabeta

Rivai, Veithzal dan Murni, Sylviana (2009) Educational Management; Analisis Teori dan Praktik. Jakarta . PT. Raja Grafindo Persada

Riduwan (2002) Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung, Alfabeta

Ret.Nat.H Sajidan (2010) Pengembangan Profesionalisme Guru dan Dosen Melalui Sertifikasi ; Jurnal Ilmiah SPIRIT,ISSN :1411-8319 vol 2 no.2 tahun 2010

Rivai Veithzal dan Basri, Moh Ahmad Fawzi (2005). Performance Appraisal ; Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta;PT. Raja Grafindo Persada

Samana (2004) Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta:Kanisius

Schuler, Randall dan Jackson, Susan (1999) , Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi abad 21.edisi ke 6 Jakarta.Erlangga

Siagian P.Sondang (2012) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara

Simamora, Henry (1997) Manajemen Sumber Daya Manusia. YKPN. Yogyakarta

Spencer Lyle,M.jr dan Signe m.spencer(1993). Competence at Work.New York: John Wiley&Son,inc

Stephen Robbins (2002) Perilaku Organisasi (jilid2). Jakarta. Prenhallindo

(56)

Sudarwan Denim (2010) Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung. Alfabeta

Sutermeister, Robert A (1976) People and Productivity. New York.Mc graw hill inc

Sudjana, Nana, (1991). Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Sinar Baru

Suharsaputra, Uhar (2012) Metode Penelitian ; Kuantitatif,Kualitatif dan Tindakan. PT.Refika Aditama. Bandung

Tampubolon ,DP (2001) Perguruan Tinggi Bermutu Paradigm Baru Manajemen Pendidikan Tinggi, Menghadapi abad ke 21, Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Usman Mu (2005) Menjadi Guru Professional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Uno, B, Hamzah (2009) Teori Motivasi dan Pengukuranya.Jakarta.Bumi Aksara

Uwes Sanusi (1999) Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, Jakarta. Logos. Wacana ilmu

Wibowo (2013) Manajemen Kinerja. Depok. PT.Rajagrafindo Persada

Winardi, J (2002) Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta. Raja Persada Grafindo

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel berikut menunjukkan masih rendahnya kinerja dosen terutama dibidang
Gambar 1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Debat calon gubernur tersebut merupakan bentuk kampanye baru di mata masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat di Kota Bandung, dimana bentuk kampanye

[r]

Brum dkk., (1997) juga telah melaporkan bahwa minyak atsiri banyak digunakan sebagai sumber obat- obatan seperti yang dilaporkan dalam hasil uji aktivitas dari minyak atsiri dalam

Bagian keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi

Pada balok tersebut,OM adalah diagonal ruang. Diagonal Diagonal Sisi Balok Tidak Sama Panjang ,Akan Tetapi Diagonal Ruangnya Sama Panjang.. BIDANG DIAGONAL. Perhatikan balok

Banyaknya komponen fisik yang menjadi kebutuhan prestasi atlet menuntut pelatih untuk berusaha keras memahami dengan baik tentang pelatihan-pelatihan komponen fisik,

Dari hasil penelitian tersebut sebaiknya perusahaan lebih efisien dalam menganggarkan biaya bahan baku, sehingga pada akhirnya perusahaan akan lebih efektif dalam proses

Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat (2) dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani