• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sel Darah.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sel Darah.pdf"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kelompok Biologi Oral Dasar Laporan Kelompok Biologi Oral Dasar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Sel Darah Sel Darah Disusun oleh: Disusun oleh: Kelompok 5 Kelompok 5

Amirah Hasna Fitri (NPM 1206208006) Amirah Hasna Fitri (NPM 1206208006) Ariq Noorkhakim (NPM 1206242750) Ariq Noorkhakim (NPM 1206242750) Dela Medina (NPM 1206208025) Dela Medina (NPM 1206208025) Farahdilla Farahdillah h (NPM 1206237183)(NPM 1206237183) Fidhianissa (NPM 1206207994) Fidhianissa (NPM 1206207994) Irvi Firqotul Aini

Irvi Firqotul Aini (NPM 1206237630)(NPM 1206237630) Luluk Latifa Ayu Leonita (NPM 1206207981) Luluk Latifa Ayu Leonita (NPM 1206207981) Ranny Rahaningrum H (NPM 1206208012) Ranny Rahaningrum H (NPM 1206208012) Romilda Rosetti (NPM 1206237574) Romilda Rosetti (NPM 1206237574) Triana Hardianti (NPM 1206237984) Triana Hardianti (NPM 1206237984)

PROGRAM SARJANA REGULAR  PROGRAM SARJANA REGULAR 

(2)

I.

I. PendahuluanPendahuluan 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Tubuh kita tersusun atas cairan di dalamnya. Darah ialah cairan yang berada dalam tubuh Tubuh kita tersusun atas cairan di dalamnya. Darah ialah cairan yang berada dalam tubuh manusia dan memiliki fungsi yang penting. Darah berfungsi mengirmkan zat-zat dan manusia dan memiliki fungsi yang penting. Darah berfungsi mengirmkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, kemudian juga mengangkut bahan-bahan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, kemudian juga mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme tubuh serta sebagai pertahanan tubuh dari agen infeksi. Di dalam kimia hasil metabolisme tubuh serta sebagai pertahanan tubuh dari agen infeksi. Di dalam darah, dapat ditemukan sel-sel yang menyusunnya. Sel darah dibagi menjadi tuga yaitu sel darah, dapat ditemukan sel-sel yang menyusunnya. Sel darah dibagi menjadi tuga yaitu sel darah merah /eritrosit, sel darah putih/leukosit serta keeping darah/trombosit. Sel darah darah merah /eritrosit, sel darah putih/leukosit serta keeping darah/trombosit. Sel darah merha memiliki fungsi mengangkut oksigen karena mengandung hemoglobin di dalamnya. merha memiliki fungsi mengangkut oksigen karena mengandung hemoglobin di dalamnya. Sel darah putih dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagiannya yang lebih spesifik lagi dan Sel darah putih dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagiannya yang lebih spesifik lagi dan memiliki fungsi sebagai antibody melawan infeksi. Sedangkan keeping darah atau trombosit memiliki fungsi sebagai antibody melawan infeksi. Sedangkan keeping darah atau trombosit  berperan dalam

 berperan dalam pembekuan pembekuan darah. darah. Tiap Tiap jenis jenis sel darah sel darah memiliki fungsi memiliki fungsi yang pyang penting denting daamaam system kerja tubuh. Namun, pada sel darah juga dapat ditemukan kelainan-kelainan, baik  system kerja tubuh. Namun, pada sel darah juga dapat ditemukan kelainan-kelainan, baik  kuantitaif maupun kualitatif. Kuantitatif menyangkut jumlah sedangjan kualitatif  kuantitaif maupun kualitatif. Kuantitatif menyangkut jumlah sedangjan kualitatif  menyangkut perubahan fungsi dari sel darah tersebut. Berbagai kelainan itu dapat membawa menyangkut perubahan fungsi dari sel darah tersebut. Berbagai kelainan itu dapat membawa kepada suatu penyakit yang bisa membahayakan tubuh manusia karena terganggunya kepada suatu penyakit yang bisa membahayakan tubuh manusia karena terganggunya system kerja tubuh. Kelainan ini tentunya dapat diketahui melalui berbagai macam system kerja tubuh. Kelainan ini tentunya dapat diketahui melalui berbagai macam  pemeriksaan.

 pemeriksaan. Oleh Oleh karena karena itu, itu, kita kita perlu perlu mengenal mengenal lebih lebih dalam dalam tentang tentang darah darah besertabeserta kelinana yang mungkin ditimbulkan.

kelinana yang mungkin ditimbulkan. 1.2

1.2 Pokok BahasanPokok Bahasan

-- Sel darah serta komposisinyaSel darah serta komposisinya -- HemopoiesisHemopoiesis

-- Pemeriksaan darah rutinPemeriksaan darah rutin

-- Kelainan kuantitatif dan kKelainan kuantitatif dan kualitatif eritrositualitatif eritrosit -- Kelainan kuantitatif dan kualitatif leukositKelainan kuantitatif dan kualitatif leukosit -- Kelainan kuantitatif dan kualitatif trombositKelainan kuantitatif dan kualitatif trombosit -- Pemeriksaan darah khususPemeriksaan darah khusus

II.

II. Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka

Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total manusia. Darah terdiri dari tiga jenis elemen Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total manusia. Darah terdiri dari tiga jenis elemen selular khusus,

selular khusus, eritrosit eritrosit (sel darah merah),(sel darah merah), leukosit leukosit (sel darah putih), dan(sel darah putih), dan trombositrombosit (kepingt (keping darah) yang membentuk suspensi dalam cairan kompleks

darah) yang membentuk suspensi dalam cairan kompleks plasma darah. plasma darah. 1.

1. Plasma DarahPlasma Darah

Berikut adalah komponen Plasma darah b

Berikut adalah komponen Plasma darah beserta fungsinya terdiri dari:eserta fungsinya terdiri dari: a.

(3)

 b.

 b. Elektrolit : Eksitabilitas membran ; distribusi osmotik cairan antara CES dan CIS ;Elektrolit : Eksitabilitas membran ; distribusi osmotik cairan antara CES dan CIS ; menyangga perubahan PH

menyangga perubahan PH c.

c.  Nutrien,  Nutrien, Zat Zat sisa, sisa, gas, gas, hormon hormon : : diangkut diangkut dalam dalam darah; darah; gas gas COCO22 darah berperan dalamdarah berperan dalam keseimbangan asam-basa

keseimbangan asam-basa d.

d. Protein Plasma : secara umum, menghasilkan efek osmotik yang penting dalam distribusiProtein Plasma : secara umum, menghasilkan efek osmotik yang penting dalam distribusi CES antara kompartemen vaskular dan interstisium; menyangga perubahan PH

CES antara kompartemen vaskular dan interstisium; menyangga perubahan PH

-- Albumin : mengangkut banyak bahan ; berperan paling besar dalam menentukanAlbumin : mengangkut banyak bahan ; berperan paling besar dalam menentukan tekanan osmotik koloid

tekanan osmotik koloid -- GlobulinGlobulin

Alfa dan beta : mengangkut banyak bahan tak larut air; molekul prekursor inaktif  Alfa dan beta : mengangkut banyak bahan tak larut air; molekul prekursor inaktif  Gama : Antibodi

Gama : Antibodi e.

e. Fibrinogen : Prekursor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembekuan Fibrinogen : Prekursor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembekuan darahdarah

2.

2. Elemen SelulerElemen Seluler

Berikut adalah komponen elemen seluler darah beserta fungsinya terdiri dari: Berikut adalah komponen elemen seluler darah beserta fungsinya terdiri dari: a.

a. Eritrosit : mengangkut OEritrosit : mengangkut O22 dan CO2dan CO2 (terutama O(terutama O22))  b.

 b. LeukositLeukosit

 Neutrofil : fagosit yang menelan bakteri dan debris  Neutrofil : fagosit yang menelan bakteri dan debris

Eosinofil : menyerang cacing parasitik; penting dalam reaksi alergik  Eosinofil : menyerang cacing parasitik; penting dalam reaksi alergik 

Basofil : Mengeluarkan Histamin, yang penting dalam reaksi alergik, dan heparin, yang Basofil : Mengeluarkan Histamin, yang penting dalam reaksi alergik, dan heparin, yang membantu membersihkan lemak dari darah

membantu membersihkan lemak dari darah Monosit : dalam transit menjadi makrofag Monosit : dalam transit menjadi makrofag Limfosit :

Limfosit :

-- Limfosit B : menghasilkan antibodiLimfosit B : menghasilkan antibodi -- Limfosit T : respon imun selular Limfosit T : respon imun selular  c.

c. Trombosit : Pembekuan darah, dan homeostasTrombosit : Pembekuan darah, dan homeostas Berikut adalah tabel komposisi darah

(4)

HEMATOPOIESIS HEMATOPOIESIS

Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel-sel darah. Berikut ini adalah Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel-sel darah. Berikut ini adalah fase-fase hematopoiesis yang terjadi secara umum pada manusia :

fase-fase hematopoiesis yang terjadi secara umum pada manusia : 1.

1. Mesoblastik Mesoblastik 

Terjadi pada masa prenatal, yaitu saat embrio berumur 2

Terjadi pada masa prenatal, yaitu saat embrio berumur 2 –  – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk 10 minggu. Terjadi di dalam yolk  sac yang berada dekat dengan mesenkim batang tubuh. Mesenkim ini menyusutkan sac yang berada dekat dengan mesenkim batang tubuh. Mesenkim ini menyusutkan cabang-cabangnya lalu berkembang menjadi eritoblas primitif, sel basophil bulat yang mengumpul cabangnya lalu berkembang menjadi eritoblas primitif, sel basophil bulat yang mengumpul membentuk agregat yang disebut dengan pulau darah. Mereka berpoliferasi membentuk  membentuk agregat yang disebut dengan pulau darah. Mereka berpoliferasi membentuk  hemoglobin dan eritrosit polikromatofilik. Lalu basophil-basofil mulai menghilang dan hemoglobin dan eritrosit polikromatofilik. Lalu basophil-basofil mulai menghilang dan  jadilah eritrosit primitif

 jadilah eritrosit primitif, yaitu eritrosit yang memiliki inti sel., yaitu eritrosit yang memiliki inti sel. 2.

2. Hepatik Hepatik 

Fase ini terjadi pada masa prenatal juga, ketika janin sudah berusia 6 minggu. Pada usia 6 Fase ini terjadi pada masa prenatal juga, ketika janin sudah berusia 6 minggu. Pada usia 6 minggu ini sel basophil muncul di premodium hati lalu berpoliferasi menjadi eritroblas minggu ini sel basophil muncul di premodium hati lalu berpoliferasi menjadi eritroblas definit yang berkembang menjadi eritrosit definit yang sudah tidak berinti lagi. Pada minggu definit yang berkembang menjadi eritrosit definit yang sudah tidak berinti lagi. Pada minggu ke-8 ditemukan juga leukosit granuler dan megakariosit pada hati. Lalu pada usia 12 minggu ke-8 ditemukan juga leukosit granuler dan megakariosit pada hati. Lalu pada usia 12 minggu limfa juga menjadi tempat terjadinya hematopoiesis.

limfa juga menjadi tempat terjadinya hematopoiesis. 3.

3. MieloidMieloid

Fase ini dimulai saat rangka janin sudah terbentuk yaitu sekitar minggu ke-20. Rangka yang Fase ini dimulai saat rangka janin sudah terbentuk yaitu sekitar minggu ke-20. Rangka yang terbentuk pada janin masih berbentuk tulang rawan hialin. Lalu sel darah dan mesenkim terbentuk pada janin masih berbentuk tulang rawan hialin. Lalu sel darah dan mesenkim menerobos masuk ke dalam rongga tulang rawan tersebut kemudian berdiferensiasi menjadi menerobos masuk ke dalam rongga tulang rawan tersebut kemudian berdiferensiasi menjadi osteoblast dan sel retikulum yang membentuk stroma sum-sum tulang. Setelah terbentuknya osteoblast dan sel retikulum yang membentuk stroma sum-sum tulang. Setelah terbentuknya  pusat

 pusat penulangan, penulangan, dimulailah dimulailah proses proses produksi produksi sel sel darah darah dalam dalam sum-sum sum-sum tulang tulang dan dan terjaditerjadi  pula penurunan produksi sel darah pada hati dan limfa.

(5)

Pada awalnya semua sum-sum tulang berperan dalam produksi sel darah namun sejak usia lebih Pada awalnya semua sum-sum tulang berperan dalam produksi sel darah namun sejak usia lebih dari 5 tahun sum-sum tulang panjang hanya memproduksi sedikit sel darah dan pada usia lebih dari 5 tahun sum-sum tulang panjang hanya memproduksi sedikit sel darah dan pada usia lebih dari 20 tahun

dari 20 tahun sum-sum tulang sum-sum tulang panjang sudah tidak memproduksi panjang sudah tidak memproduksi sel darah sama sel darah sama sekali kecualisekali kecuali  bagian

 bagian atas atas femus femus dan dan humerus, humerus, namun namun sum-sum sum-sum tulang tulang pipih pipih seperti seperti costa, costa, sternum, sternum, dandan vertebrata tetap berproduksi.

vertebrata tetap berproduksi.

Setelah hematopoiesis diambil alih oleh sum-sum tulang semenjak trimester terakhir hingga Setelah hematopoiesis diambil alih oleh sum-sum tulang semenjak trimester terakhir hingga  postnatal,

 postnatal, organ-organ organ-organ tempat tempat terjadinya hterjadinya hematopoiesis ematopoiesis yang yang sebelumnya sebelumnya seperti seperti hati hati dan dan limfalimfa tidak berfungsi lagi untuk memproduksi sel darah namun masih memiliki kemampuan untuk  tidak berfungsi lagi untuk memproduksi sel darah namun masih memiliki kemampuan untuk  melakukan proses tersebut dalam keadaan yang sangat dibutuhkan.

melakukan proses tersebut dalam keadaan yang sangat dibutuhkan.

Sel darah yang sudah matang akan keluar dari sum-sum dengan mekanisme transeluler. Sel darah Sel darah yang sudah matang akan keluar dari sum-sum dengan mekanisme transeluler. Sel darah tersebut akan masuk ke lumen melalui pori migrasi yang terbentuk akibat desakan sel-sel darah tersebut akan masuk ke lumen melalui pori migrasi yang terbentuk akibat desakan sel-sel darah terhadap endotel sehingga abluminal dan adluminal endotel menempel dan membentuk pori terhadap endotel sehingga abluminal dan adluminal endotel menempel dan membentuk pori sementara. Pori tersebut akan merapat lagi seperti semula setelah proses migrasi sel darah sementara. Pori tersebut akan merapat lagi seperti semula setelah proses migrasi sel darah matang selesai.

matang selesai.

Yang memiliki peran utama dalam hematopoiesis adalah sel induk. Sel tersebut ditemukan dalam Yang memiliki peran utama dalam hematopoiesis adalah sel induk. Sel tersebut ditemukan dalam sum-sum dalam keadaan tidak aktif. Sel induk hemopoietik pluripotent ini memiliki kempapuan sum-sum dalam keadaan tidak aktif. Sel induk hemopoietik pluripotent ini memiliki kempapuan untuk membelah diri dalam interval tertentu untuk memperbanyak dirinya dan berdiferensiasi untuk membelah diri dalam interval tertentu untuk memperbanyak dirinya dan berdiferensiasi menjadi sel

menjadi sel progenitor. progenitor. Perbedaan sel Perbedaan sel induk hemopoietik induk hemopoietik pluripotent dengan pluripotent dengan sel progenitor sel progenitor  adalah, sel induk hemopoietik pluripotent memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi adalah, sel induk hemopoietik pluripotent memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi  bermacam-macam

 bermacam-macam jenis jenis sel sel darah, darah, sementara sementara sel sel progenitor progenitor memiliki memiliki kemampuan kemampuan yang yang lebihlebih terbatas yaitu hanya bisa berkembang menjadi satu jenis sel spesifik. Terdapat beberapa jenis sel terbatas yaitu hanya bisa berkembang menjadi satu jenis sel spesifik. Terdapat beberapa jenis sel  progenitor, yaitu :

 progenitor, yaitu :

-- CFU-GM (unit pembentuk granulosit dan monosit)CFU-GM (unit pembentuk granulosit dan monosit) -- CFU-G (unit pembentuk granulosit)CFU-G (unit pembentuk granulosit)

-- CFU-M (unit pembentuk monosit)CFU-M (unit pembentuk monosit) -- CFU-E (unit pembentuk eritrosit)CFU-E (unit pembentuk eritrosit) -- CFU-Eo (unit pembentuk eosinophil)CFU-Eo (unit pembentuk eosinophil)

-- CFU-Meg (unit pembentuk megakariosit), dllCFU-Meg (unit pembentuk megakariosit), dll Faktor yang mempengaruhi hematopoiesis : Faktor yang mempengaruhi hematopoiesis : 1.

1. Faktor lingkungan mikroFaktor lingkungan mikro

Pembentukan sel darah memerlukan lingkungan yang kondusif. Lingkungan tersebut Pembentukan sel darah memerlukan lingkungan yang kondusif. Lingkungan tersebut dipengaruhi oleh sifat sel serta unsur ekstraseluler stroma sum-sum tulang. Perbedaan lokasi dipengaruhi oleh sifat sel serta unsur ekstraseluler stroma sum-sum tulang. Perbedaan lokasi  pembentukan

 pembentukan di di dalam dalam organ organ yang yang sama sama menentukan menentukan turunan turunan dari dari sel sel darah darah yang yang dibentuk.dibentuk. Selain itu lingkungan juga menyediakan faktor perangsang pertumbuhan seperti GM-CSF Selain itu lingkungan juga menyediakan faktor perangsang pertumbuhan seperti GM-CSF dan faktor perangsang koloni yang merupakan glikoprotein.

dan faktor perangsang koloni yang merupakan glikoprotein. 2.

(6)

6 6 Pengaturan humoral mengontrol dan memantau jumlah setiap jenis sel darah yang diproduksi Pengaturan humoral mengontrol dan memantau jumlah setiap jenis sel darah yang diproduksi sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan. Selain itu, faktor humoral mengontrol sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan. Selain itu, faktor humoral mengontrol kecepatan dalam pembentukan dan pelepasan sel darah. Faktor humoral juga akan kecepatan dalam pembentukan dan pelepasan sel darah. Faktor humoral juga akan memberikan sinyal jika terdapat kondisi yang membutuhkan produksi sel darah lebih banyak  memberikan sinyal jika terdapat kondisi yang membutuhkan produksi sel darah lebih banyak  atau lebih sedikit dari produksi normal. Faktor humoral yang mengontrol produksi eritrosit atau lebih sedikit dari produksi normal. Faktor humoral yang mengontrol produksi eritrosit  bergantung

 bergantung pada pada rangsangan rangsangan eritropoietin eritropoietin terhadap terhadap sum-sum sum-sum tulang, tulang, kesanggupan kesanggupan sum-sumsum-sum tulang dalam merespon, serta ketersediaan zat besi sebagai bahan baku utama.

tulang dalam merespon, serta ketersediaan zat besi sebagai bahan baku utama.

ERITROPOIESIS ERITROPOIESIS

Jumlah produksi eritrosit sama dengan jumlah eritrosit tua yang dirombak di dalam hati. Jumlah produksi eritrosit sama dengan jumlah eritrosit tua yang dirombak di dalam hati. Sebanyak 2,5x10

Sebanyak 2,5x101111 eritrosit dilepaskan ke peredaran darah. Berikut adalah mekanismeeritrosit dilepaskan ke peredaran darah. Berikut adalah mekanisme ertropoiesis : ertropoiesis : Eritroblas Eritroblas Basofilik Basofilik CFU-E Proeritoblas

CFU-E Proeritoblas EritroblasEritroblas

Polikromatofilik Polikromatofilik

diferensiasi membelah

diferensiasi membelah membelahmembelah

membelah membelah Berinti dua Berinti dua Sitoplasma Sitoplasma sangat basofilik sangat basofilik Ukuran lebih Ukuran lebih kecil, kromatin kecil, kromatin memadat, memadat, sitoplasma sitoplasma berwarna berwarna

(7)

kelabu-GRANULOPOIESIS GRANULOPOIESIS

Produksi granulosit yang dilakukan oleh sum-sum adalah sebanyak 1,6x10

Produksi granulosit yang dilakukan oleh sum-sum adalah sebanyak 1,6x1044/kg/hari dan sebagian/kg/hari dan sebagian  besar

 besar dari dari jumlah jumlah tersebut tersebut merupakan merupakan granulosit granulosit tipe tipe neutrophil. neutrophil. Granulopoiesis Granulopoiesis membutuhkanmembutuhkan waktu sepuluh hari dalam satu kali siklusnya. Dalam granulopoiesis sel induk yang dibutuhkan waktu sepuluh hari dalam satu kali siklusnya. Dalam granulopoiesis sel induk yang dibutuhkan adalah CFU-GM yang bisa menjadi CFU-G atau CFU-M. CFU-M atau CFU-G tersebut adalah CFU-GM yang bisa menjadi CFU-G atau CFU-M. CFU-M atau CFU-G tersebut kemudian berkembang menjadi mieoblas. Berikut adalah prosesnya :

kemudian berkembang menjadi mieoblas. Berikut adalah prosesnya :

Eritroblas Eritroblas Ortokromatik Ortokromatik Retikulosit Retikulosit Eritrosit Eritrosit

Inti mengecil lalu

Inti mengecil lalu dikeluarkandikeluarkan (di fagosit oleh makrofag), (di fagosit oleh makrofag), warna merah muda kebiruan warna merah muda kebiruan Sudah menjadi eritrosit dewasa

Sudah menjadi eritrosit dewasa yang dialirkan ke

yang dialirkan ke peredaran,peredaran, tetapi masih memiliki tetapi masih memiliki

organelseperti ribosom sehingga organelseperti ribosom sehingga warna masih kehijauan.

warna masih kehijauan. Ribosom dan organel

Ribosom dan organel lainnya dihancurkan lainnya dihancurkan Mieoblas Mieoblas Promiesit dini Promiesit dini Promiesit lanjut Promiesit lanjut Mielosit Mielosit

Bulat, inti besar, kromatin menyebar, Bulat, inti besar, kromatin menyebar, sitoplasma basofilik sedang dan tanpa granul sitoplasma basofilik sedang dan tanpa granul

membelah membelah

Granul azurofilik,

Granul azurofilik, metakromatimetakromatikk Membelah Membelah sekali atau sekali atau lebih lebih

Menjadi sel yang lebih kecil lagi Menjadi sel yang lebih kecil lagi Terbentuk Terbentuk granul granul spesifik spesifik Mielosit Mielosit neutrofil neutrofil Mielosit Mielosit eusinofil eusinofil Mielosit Mielosit basofil basofil Ada dua jenis granul, spesifik dan azurofilik.

Ada dua jenis granul, spesifik dan azurofilik. Intinya berpola agak kasar karena ada Intinya berpola agak kasar karena ada

gumpalan kromatin di tepi gumpalan kromatin di tepi Ada dua jenis granul, spesifik dan azurofilik.

Ada dua jenis granul, spesifik dan azurofilik. Intinya lebih bervariasi. Ukuran sel Intinya lebih bervariasi. Ukuran sel lebihlebih

kecil dari yang lain kecil dari yang lain

Jumlah sedikit, intinya mengandung sedikit Jumlah sedikit, intinya mengandung sedikit

kromatin padat kromatin padat

Metamielosit

(8)

MONOPOIESIS MONOPOIESIS

Monopoesis membutuhkan waktu 55 jam dan menghasilkan 6x10

Monopoesis membutuhkan waktu 55 jam dan menghasilkan 6x1088/kg berat badan. Proses ini/kg berat badan. Proses ini membutuhkan CFU-GM yang bipotensi. CFU-GM kemudian menjadi monoblas dan membelah membutuhkan CFU-GM yang bipotensi. CFU-GM kemudian menjadi monoblas dan membelah menjadi promonosit. Promonosit tersebut berpoliferasi menjadi monosit dan masuk ke peredaran. menjadi promonosit. Promonosit tersebut berpoliferasi menjadi monosit dan masuk ke peredaran. Monosit ini dikenal sebagai makrofag jaringan. Ia memiliki kemampuan untuk membelah namun Monosit ini dikenal sebagai makrofag jaringan. Ia memiliki kemampuan untuk membelah namun hal itu tidak mencukupi pembaruan populasinya di jaringan. Jangka hidup monosit bervariasi, hal itu tidak mencukupi pembaruan populasinya di jaringan. Jangka hidup monosit bervariasi, namun mencapai beberapa bulan.

namun mencapai beberapa bulan. MEGAKARIOPOIESIS

MEGAKARIOPOIESIS

Megakariopoiesis menghasilkan 4000-8000 keping darah. Sel induk yang diperlukan adalah Megakariopoiesis menghasilkan 4000-8000 keping darah. Sel induk yang diperlukan adalah CFU-Meg yang kemudian berubah menjadi megakarioblas. Megakarioblas adalah sel besar  CFU-Meg yang kemudian berubah menjadi megakarioblas. Megakarioblas adalah sel besar  dengan inti bulat berlekuk dan berkromatin longgar. Megakarioblas mengalami endomitosis dengan inti bulat berlekuk dan berkromatin longgar. Megakarioblas mengalami endomitosis menjadi promegakariosit yang memiliki beberapa pasang sentriol sesuai dengan derajat menjadi promegakariosit yang memiliki beberapa pasang sentriol sesuai dengan derajat  poliploidinya.

 poliploidinya. Promegakariosit Promegakariosit ini ini kemudian kemudian berubah berubah menjadi menjadi megakariosit megakariosit cadangan cadangan dandan megakariosit pembentuk keping darah yang matang. Megakariosit cadangan memiliki granula megakariosit pembentuk keping darah yang matang. Megakariosit cadangan memiliki granula azurofilik yang tersebar di sitoplasma sementara megakariosit pembentuk keping darah matang azurofilik yang tersebar di sitoplasma sementara megakariosit pembentuk keping darah matang memiliki granula azurofilik yang berkumpul dama kelompok-kelompok kecil.

memiliki granula azurofilik yang berkumpul dama kelompok-kelompok kecil.

Setelah terbentuk megakariosit, terjadi proses fragmentasi sitoplasma untuk membentuk keping Setelah terbentuk megakariosit, terjadi proses fragmentasi sitoplasma untuk membentuk keping darah. Membran pembatas unsur-unsur membran bersatu menjadi kisi-kisi tiga dimensi yang darah. Membran pembatas unsur-unsur membran bersatu menjadi kisi-kisi tiga dimensi yang disebut membran demarkasi keping darah. Pelepasan keping darah dilakukan melalui disebut membran demarkasi keping darah. Pelepasan keping darah dilakukan melalui cabang-cabang megakariosit yang menembus endotel menuju lumen. Namun ditemukan juga cabang megakariosit yang menembus endotel menuju lumen. Namun ditemukan juga megakariosit yang memasuki peredaran darah dan kebanyakan berlabuh di limfatik atau megakariosit yang memasuki peredaran darah dan kebanyakan berlabuh di limfatik atau paru- paru.

 paru.

Pemeriksaan darah rutin dan darah lengkap Pemeriksaan darah rutin dan darah lengkap

Pemeriksaan darah rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, leukosit, eritrosit, laju endap Pemeriksaan darah rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, leukosit, eritrosit, laju endap darah, dan sediaan apus darah tepi.

darah, dan sediaan apus darah tepi.

-- Penentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan mengukur absorpsi larutan hemoglobinPenentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan mengukur absorpsi larutan hemoglobin yang berwarna pada panjang gelombang 540 nm atau menggunakan cara automatik yg yang berwarna pada panjang gelombang 540 nm atau menggunakan cara automatik yg lebih cepat dan teliti. Hemoglobin merupakan molekul yang besar sehingga berperan lebih cepat dan teliti. Hemoglobin merupakan molekul yang besar sehingga berperan  besar menentukan berat jenis darah Kadar normal :

 besar menentukan berat jenis darah Kadar normal : berkisar antara 13,5-18 g/dl (pria) danberkisar antara 13,5-18 g/dl (pria) dan 12-16 g/dl (wanita).

12-16 g/dl (wanita).

Kadar hemoglobin dalam eritrosit dinyatakan sebagai berikut : Kadar hemoglobin dalam eritrosit dinyatakan sebagai berikut : Neutrofil

(9)

 Normokrom : kadar hemoglobin normal  Normokrom : kadar hemoglobin normal

Hipokrom : kadar hemoglobin kurang dari normal Hipokrom : kadar hemoglobin kurang dari normal Hiperkrom : kadar hemoglobin lebih tinggi dari normal Hiperkrom : kadar hemoglobin lebih tinggi dari normal

-- Penghitungan eritrosit dengan cara manual menggunakan cara pengenceran dan diamatiPenghitungan eritrosit dengan cara manual menggunakan cara pengenceran dan diamati dibawah mikroskop

dibawah mikroskop (sediaan apus). (sediaan apus). Namun cara manual Namun cara manual ini sudah jini sudah jarang dipakai arang dipakai dandan digunakan cara automatik yang lebih teliti. Nilai normal : 4,6-6,2 juta/mm

digunakan cara automatik yang lebih teliti. Nilai normal : 4,6-6,2 juta/mm33(pria( dan 4,2-(pria( dan 4,2-5,4 juta/ mm

5,4 juta/ mm33

Anemia secara umum adalah keadaan dimana kapasitas angkut oksigen penderita lebih Anemia secara umum adalah keadaan dimana kapasitas angkut oksigen penderita lebih rendah dari normal untuk umur dan jenis kelamin yg sesuai. Hal ini dapat dilihat jika jumlah rendah dari normal untuk umur dan jenis kelamin yg sesuai. Hal ini dapat dilihat jika jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit berada di bawah normal. Untuk menentukan eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit berada di bawah normal. Untuk menentukan derajat anemia, biasanya digunakan kadar hemoglobin atau nilai hematokrit.

derajat anemia, biasanya digunakan kadar hemoglobin atau nilai hematokrit.

Pada anak-anak, nilai normal hemoglobin dan jumlah eritrosit sama baik pada laki-laki Pada anak-anak, nilai normal hemoglobin dan jumlah eritrosit sama baik pada laki-laki maupun perempuan. Namun saat dewasa pria nilainya terus meningkat sampai usia 40-50 tahun maupun perempuan. Namun saat dewasa pria nilainya terus meningkat sampai usia 40-50 tahun dan menurun perlahan-lahan setelah itu. Sedangkan wanita berkebalikan, ia akan mengalami dan menurun perlahan-lahan setelah itu. Sedangkan wanita berkebalikan, ia akan mengalami  penurunan

 penurunan setelah masa setelah masa pubertas dan pubertas dan sampai psampai pada ada usia 50 usia 50 tahun kembatahun kembali meningkat. li meningkat. PerbedaanPerbedaan ini disebabkan oleh perdarahan menstruasi pada wanita dan dampak dari hormon androgen pada ini disebabkan oleh perdarahan menstruasi pada wanita dan dampak dari hormon androgen pada  pria.

 pria.

-- Pemeriksaan leukosit sama halnya dengan eritrosit yaitu mengunakan sediaan apus atauPemeriksaan leukosit sama halnya dengan eritrosit yaitu mengunakan sediaan apus atau automatik. Bedanya adalah pengenceran lebih sedikit dan volume yg digunakan lebih automatik. Bedanya adalah pengenceran lebih sedikit dan volume yg digunakan lebih  banyak. Nilai normal : 4,5-11 ribu/ mm

 banyak. Nilai normal : 4,5-11 ribu/ mm33 pada pria maupun wanita. pada pria maupun wanita.

-- Sediaan apus darah tepi digunakan untuk menghitung jenis leukosit serta dapat pulaSediaan apus darah tepi digunakan untuk menghitung jenis leukosit serta dapat pula digunakan untuk menghutung jumlah trombosit.

digunakan untuk menghutung jumlah trombosit.

a.

a. Hitung Jenis LeukositHitung Jenis Leukosit 1.

1.  Neutrofil Neutrofil

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sediaan apus dengan pewarnaan Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sediaan apus dengan pewarnaan Wright . neutrofil merupakan garis pertahanan pertama terhadap kerusakan Wright . neutrofil merupakan garis pertahanan pertama terhadap kerusakan  jaringan

 jaringan atau atau benda benda asing. asing. Selain Selain melakukan melakukan fagositisis, fagositisis, neutrofil neutrofil juga juga mampumampu mengeluarkan enzim ke dalam sitoplasmanya atau ke media sekitarnya. Granula mengeluarkan enzim ke dalam sitoplasmanya atau ke media sekitarnya. Granula neutrofil muda menghasilkan enzim peroksidase sedangkan granula neutrofil neutrofil muda menghasilkan enzim peroksidase sedangkan granula neutrofil matang mengandung enzim fosfatase lindi. Salah satu cara untuk mengenal sel matang mengandung enzim fosfatase lindi. Salah satu cara untuk mengenal sel yang abnormal adalah menyatakan reaksi enzim tersebut dengan teknik sitokimia. yang abnormal adalah menyatakan reaksi enzim tersebut dengan teknik sitokimia. Seseorang yang sedang menderita infeksi akan mengandung banyak enutrofil Seseorang yang sedang menderita infeksi akan mengandung banyak enutrofil yang sudah teraktivasi. Aktivitas ini dapat diperlihatkan melalui test nitroblue yang sudah teraktivasi. Aktivitas ini dapat diperlihatkan melalui test nitroblue tetrazolium (NBT).

tetrazolium (NBT). 2.

(10)

Salah satu jenis leukosit yang terliba dalam alegi dan infeksi. Penngkatan Salah satu jenis leukosit yang terliba dalam alegi dan infeksi. Penngkatan eosinofil bisanya terjadi pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan, jaringan, dan eosinofil bisanya terjadi pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan, jaringan, dan lain-lain. Sedangkan penurunannya terdapat pada kejadian shock, stress dan luka lain-lain. Sedangkan penurunannya terdapat pada kejadian shock, stress dan luka  bakar. Jumlah normalnya adalah 1-2% dari jumlah keseluruhan leukosit.

 bakar. Jumlah normalnya adalah 1-2% dari jumlah keseluruhan leukosit. 3.

3. BasofilBasofil

Terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, Jumlah basofil pada keadaan normal Terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, Jumlah basofil pada keadaan normal hanya sekitar 1% dari jumlah leukosit. Peningkatan basofil terdapat pada proses hanya sekitar 1% dari jumlah leukosit. Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi, leukemia, dan fase penyembuhan infeksi. Sedangkan penurunannya inflamasi, leukemia, dan fase penyembuhan infeksi. Sedangkan penurunannya terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas, dan kehamilan.

terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas, dan kehamilan.

Pada keadaan abnormal dapat ditemukan benda-benda tersebut di dalam hasil Pada keadaan abnormal dapat ditemukan benda-benda tersebut di dalam hasil  pemeriksaan leukosit berganula :

 pemeriksaan leukosit berganula :

 Granula toksik, yang ditemukan pada penderita infeksi bakteria yang berat,Granula toksik, yang ditemukan pada penderita infeksi bakteria yang berat, merupakan granula besar berwarna gelap karena bersisi enzim yang diaktivasi merupakan granula besar berwarna gelap karena bersisi enzim yang diaktivasi secara abnormal

secara abnormal

 Benda-benda Doble, berupa massa yang besar dan berbentuk bulat serta berwarnaBenda-benda Doble, berupa massa yang besar dan berbentuk bulat serta berwarna  biru pucat,

 biru pucat, ditemukan paditemukan pada penderita da penderita dnegan infednegan infeksi berat, luka ksi berat, luka bakar, keganasanbakar, keganasan atau lisis sel ekstensif 

atau lisis sel ekstensif 

 Batang Auer, benda berbentuk batang langsing dan berwarna merah atau ungu iniBatang Auer, benda berbentuk batang langsing dan berwarna merah atau ungu ini memungkinan pasien menderita leukemia granulositik akut

memungkinan pasien menderita leukemia granulositik akut

Selain itu, pemeriksaan leukosit bergranula ini juga dapat menunjukkan penderita Selain itu, pemeriksaan leukosit bergranula ini juga dapat menunjukkan penderita yang mengalami kelainan herediter.

yang mengalami kelainan herediter.

4.

4. LimfositLimfosit

Limfosit dalam darah tepi hanya merupakan sebagian kecil dari keseluruhan Limfosit dalam darah tepi hanya merupakan sebagian kecil dari keseluruhan limfosit yang terdapat di tubuh. Sebagian besar lainnya berada di dalam kelenjar  limfosit yang terdapat di tubuh. Sebagian besar lainnya berada di dalam kelenjar  limfe, limpa, mukosa saluran cerna dan tersebar di dalam sumsum tulang, limfe, limpa, mukosa saluran cerna dan tersebar di dalam sumsum tulang, hati,kulit, darn jaringan radang kronik. Pada orang dewasa sehat 75-80% limfosit hati,kulit, darn jaringan radang kronik. Pada orang dewasa sehat 75-80% limfosit dalam peredaran darahnya berupa limfosit T sedangkan 10-15% lainnya adalah dalam peredaran darahnya berupa limfosit T sedangkan 10-15% lainnya adalah limfosit B. pada penderita hepatitis, eksantema, pneumonia karena virus, dan limfosit B. pada penderita hepatitis, eksantema, pneumonia karena virus, dan keadaan alergi sistemik dapat dijumpai limfosit atipik atau sel Downey, yaiitu keadaan alergi sistemik dapat dijumpai limfosit atipik atau sel Downey, yaiitu limfosit T yang sedang dalam stadium aktivasi imunologik.

limfosit T yang sedang dalam stadium aktivasi imunologik. 5.

5. MonositMonosit

Monosit hanya merupakan 5-8% dari jumlah leukosit. Sel monosit muda yang Monosit hanya merupakan 5-8% dari jumlah leukosit. Sel monosit muda yang memiliki inti lebih besar dari biasanya atau beranak inti dan sitoplasmanya lebih memiliki inti lebih besar dari biasanya atau beranak inti dan sitoplasmanya lebih  biru dapat dijumpai jika terjadi keabnormalan pada proliferasi sumsum tulang.  biru dapat dijumpai jika terjadi keabnormalan pada proliferasi sumsum tulang.

Jumlah jenis leukosit yang dinyatakan dengan persentase ini disebut dengan jumlah Jumlah jenis leukosit yang dinyatakan dengan persentase ini disebut dengan jumlah relatif. Sementara itu, untuk mendapatkan nilai mutlaknya dihitung dengan cara berikut : relatif. Sementara itu, untuk mendapatkan nilai mutlaknya dihitung dengan cara berikut :

(11)

Jumlah Mutlak = Jumlah Total Leukosit x P

Jumlah Mutlak = Jumlah Total Leukosit x Persentaseersentase

Jumlah leukosit dalam peredaran darah dapat berubah dengan sangat mudah dan Jumlah leukosit dalam peredaran darah dapat berubah dengan sangat mudah dan cepat. Bila jumlah sel muda meningkat di dalam peredaran darah tepi secara mencolok, cepat. Bila jumlah sel muda meningkat di dalam peredaran darah tepi secara mencolok, hal ini disebut dengan pergeseran ke kiri. Sedangkan jika yang ditemukan adalah hal ini disebut dengan pergeseran ke kiri. Sedangkan jika yang ditemukan adalah  peningkatan mencolok dari sel tua maka disebut dengan shift to the right.

 peningkatan mencolok dari sel tua maka disebut dengan shift to the right.  b.

 b. Hitung Jumlah TrombositHitung Jumlah Trombosit

Penghitungan trombosit dilakukan dengan cara langsung(Rees dan Eeker). Trombosit Penghitungan trombosit dilakukan dengan cara langsung(Rees dan Eeker). Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah. Oleh karena itu, seketika setelah darah sukar dihitung karena mudah sekali pecah. Oleh karena itu, seketika setelah darah diambil, ditambahkan zat antikoagulan untuk mencegah menggumpalnya trombosit. diambil, ditambahkan zat antikoagulan untuk mencegah menggumpalnya trombosit.  Nilai normal : 200.000-500.000/µl darah .

 Nilai normal : 200.000-500.000/µl darah .

-- Laju endap darah menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrositLaju endap darah menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dengan plasma. Darah dengan antikoagulan dimasukan ke dalam tabung kemudian akan dengan plasma. Darah dengan antikoagulan dimasukan ke dalam tabung kemudian akan menunjukkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan yang ditentukan oleh volume menunjukkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan yang ditentukan oleh volume ertitrosit. Pada keadaan normal, nilai LED relative kecil karena pengendapan eritrosit ertitrosit. Pada keadaan normal, nilai LED relative kecil karena pengendapan eritrosit akibat gravitasi dimbangi oleh tekanan ke atas akibat perpindahan plasma. Nilai LED akibat gravitasi dimbangi oleh tekanan ke atas akibat perpindahan plasma. Nilai LED yang tinggi dapat menunjukkan tingginya kadar kolestreol darah atau adanya yang tinggi dapat menunjukkan tingginya kadar kolestreol darah atau adanya makromolekul lain dalam darah.

makromolekul lain dalam darah.

Pemeriksaan darah lengkap meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan tambahan Pemeriksaan darah lengkap meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan tambahan lainnya seperti pemeriksaan hematokrit, MCH, MCV, MCHC, MPV,

lainnya seperti pemeriksaan hematokrit, MCH, MCV, MCHC, MPV, PDW, HDW dan RDW.PDW, HDW dan RDW.

-- Kadar hematokrit diukur dengan cara Kadar hematokrit diukur dengan cara Wintrobe atau dengan Wintrobe atau dengan cara tabung kapiler. cara tabung kapiler. NilaiNilai normal : 40-54% (pria) dan 38-47% (wanita)

normal : 40-54% (pria) dan 38-47% (wanita)

-- MCH (mean corpuscular hemoglobin) adalah ukuran jumlah rata-rata hemoglobin dalamMCH (mean corpuscular hemoglobin) adalah ukuran jumlah rata-rata hemoglobin dalam tiap satuan eritrosit.

tiap satuan eritrosit.



 ==  //  1010 

(10(1066//µµl)l)

 Nilai normal : 27-32 pg pada pria maupun wanita.  Nilai normal : 27-32 pg pada pria maupun wanita.

-- MCV (mean corpuscular volume) adalah penghitungan rata-rata volume eritrosit yangMCV (mean corpuscular volume) adalah penghitungan rata-rata volume eritrosit yang dihitung dari hematokrit dan jumlah eritrosit. MCV menunjukkan ukuran rata-rata dihitung dari hematokrit dan jumlah eritrosit. MCV menunjukkan ukuran rata-rata eritrosit, yaitu :

eritrosit, yaitu :

Eritrosit makrositik : volumenya melebihi normal Eritrosit makrositik : volumenya melebihi normal Eritrosit mikrositik : volumenya kurang dari normal Eritrosit mikrositik : volumenya kurang dari normal



 ==  //   1010  

(12)

 Nilai normal : 82-92 fl pada pria maupun wanita.  Nilai normal : 82-92 fl pada pria maupun wanita.

-- MCHC (mean corpuscular hemoglobin concentration) merupakan konsentrasiMCHC (mean corpuscular hemoglobin concentration) merupakan konsentrasi hemoglobin setiap volume satu eritrosit. Nilai normal : 31-37 g/dl RBC pada pria maupun hemoglobin setiap volume satu eritrosit. Nilai normal : 31-37 g/dl RBC pada pria maupun wanita.

wanita.

Eritrosit normokrom : eritrosit yg mengandung hemoglobin normal Eritrosit normokrom : eritrosit yg mengandung hemoglobin normal Eritrosit hipokrom : mengandung hemoglobin yg kurang

Eritrosit hipokrom : mengandung hemoglobin yg kurang

Eritrosit hiperkrom : mengandung hemoglobin yg berlebihan (sangat jarang

Eritrosit hiperkrom : mengandung hemoglobin yg berlebihan (sangat jarang terjadi)terjadi)

-- MPV (mean platelet volume) menunjukkan volume rata-rata trombosit. Nilai MPV yangMPV (mean platelet volume) menunjukkan volume rata-rata trombosit. Nilai MPV yang tinggi terjadi pada penderita hipertiroid dan mieloproliferatif. Nilai normal : 7,4-10,4 fl tinggi terjadi pada penderita hipertiroid dan mieloproliferatif. Nilai normal : 7,4-10,4 fl -- RDW (red cell distribution width) adalah koefisien variasi volume eritrosit abnormal.RDW (red cell distribution width) adalah koefisien variasi volume eritrosit abnormal.

 Nilai RDW yang tinggi mengindikasikan anisositosis. Nil

 Nilai RDW yang tinggi mengindikasikan anisositosis. Nila normal : 11,5-14,5 (CV%)a normal : 11,5-14,5 (CV%) -- PDW (platelet distribution width) merupakan variasi ukuran trombosit. Kadar PDW yangPDW (platelet distribution width) merupakan variasi ukuran trombosit. Kadar PDW yang

tinggi dapat ditemukan pada penderita sickle c

tinggi dapat ditemukan pada penderita sickle cel dan trombositosis.el dan trombositosis.

-- HDW (hemoglobin distribution width) merupakan koefisien variasi hemoglobin padaHDW (hemoglobin distribution width) merupakan koefisien variasi hemoglobin pada setiap eritrosit. HDW dipergunakan untuk memperkirakan anisokromasia.

setiap eritrosit. HDW dipergunakan untuk memperkirakan anisokromasia.

KELAINAN KUANTITAS ERITROSIT KELAINAN KUANTITAS ERITROSIT KLASIFIKASI ANEMIA

KLASIFIKASI ANEMIA

Anemia berarti kekurangan eritrosit, yang dapat disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu Anemia berarti kekurangan eritrosit, yang dapat disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi eritrosit. Jika seseorang menderita anemia. Maka cepat atau karena terlalu lambatnya produksi eritrosit. Jika seseorang menderita anemia. Maka ada kemungkinan orang tersebut dapat menderita hipoksia (kekurangan oksigen). Hal ini ada kemungkinan orang tersebut dapat menderita hipoksia (kekurangan oksigen). Hal ini dikarenakan darah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Bila jumlah oksigen yang dipasok  dikarenakan darah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Bila jumlah oksigen yang dipasok   berkurang

 berkurang maka maka kinerja kinerja organ organ yang yang bersangkutan bersangkutan akan akan menurun,sedangkan menurun,sedangkan kelancaran kelancaran prosesproses tertentu akan terganggu. Bahkan dapat menimbulkan kematian.

tertentu akan terganggu. Bahkan dapat menimbulkan kematian.

Ada beberapa penyebab yang dapat menimbulkan anemia, diantaranya : Ada beberapa penyebab yang dapat menimbulkan anemia, diantaranya : Karena cacat eritrosit

Karena cacat eritrosit

Karena kekurangan zat gizi Karena kekurangan zat gizi Karena perdarahan

Karena perdarahan Karena autoimun Karena autoimun

Oleh karena bahayanya anemia. Maka kita perlu mengetahui pengklasifikasian anemia itu Oleh karena bahayanya anemia. Maka kita perlu mengetahui pengklasifikasian anemia itu sendiri. Terdapat berbagai macam pengklasifikasian anemia. Namun secara garis besar, terbagi sendiri. Terdapat berbagai macam pengklasifikasian anemia. Namun secara garis besar, terbagi menjadi klasifikasi morfologi dan etiologi.

menjadi klasifikasi morfologi dan etiologi.

Berdasarkan morfologinya anemia dibagi menjadi 2, yaitu : Berdasarkan morfologinya anemia dibagi menjadi 2, yaitu :

(13)

a.

a. Anemia normositik normokromAnemia normositik normokrom terjadi

terjadi karena karena pengeluaran pengeluaran darah atdarah atau au destruksi destruksi darah darah yang yang berlebih berlebih sehinggasehingga menyebabkan Sumsumtulang harus bekerja lebih keras lagi dalam eritropoiesis. Sehingga menyebabkan Sumsumtulang harus bekerja lebih keras lagi dalam eritropoiesis. Sehingga  banyak eritrosit muda

 banyak eritrosit muda (retikulosit) yang terlihat (retikulosit) yang terlihat pada pada gambarandarah tepi. gambarandarah tepi. Pada kelas Pada kelas ini,ini, ukuran dan bentuk sel-eritrosit normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang ukuran dan bentuk sel-eritrosit normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi individu menderita anemia. Anemia ini dapat terjadi karena hemolitik, normal tetapi individu menderita anemia. Anemia ini dapat terjadi karena hemolitik,  pasca

 pasca pendarahan pendarahan akut, akut, anemia anemia aplastik, aplastik, sindrommielodisplasia, alkoholism, sindrommielodisplasia, alkoholism, dan dan anemiaanemia  pada penyakit hati kronik.

 pada penyakit hati kronik.  b.

 b. Anemia makrositik normokromAnemia makrositik normokrom

Terjadi ketika eritrosit berukuran lebih besar dari eritrosit normal dan jumlah Terjadi ketika eritrosit berukuran lebih besar dari eritrosit normal dan jumlah hemoglobinnya normal. diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat hemoglobinnya normal. diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker, sebab terjadi gangguan pada metabolisme sel.

terjadi pada kemoterapi kanker, sebab terjadi gangguan pada metabolisme sel. c.

c. Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom

Terjadi ketika ukuran sel darah lebih kecil dari ukuran eritrosit normal dan Terjadi ketika ukuran sel darah lebih kecil dari ukuran eritrosit normal dan hemoglobinnya kurang sari normal. Umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem hemoglobinnya kurang sari normal. Umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik,atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia (penyakithemoglobin kronik,atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia (penyakithemoglobin abnormal kongenital).

abnormal kongenital).

Berdasarkan etiologinya anemia dibagi menjadi : Berdasarkan etiologinya anemia dibagi menjadi :

a.

a. Anemia pasca pendarahan, yaitu anemia yang disebabkan oleh pendarahan massif sepertiAnemia pasca pendarahan, yaitu anemia yang disebabkan oleh pendarahan massif seperti kecelakaan, luka persalinan, dsb

kecelakaan, luka persalinan, dsb  b.

 b. Anemia hemolitik, yaitu anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merahAnemia hemolitik, yaitu anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang berlebihan, yang dapat disebabkan oleh :

yang berlebihan, yang dapat disebabkan oleh : i.

i. Hemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan,misal nya anemia selHemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan,misal nya anemia sel sabit.

sabit. ii.

ii. Gangguan sintetis globin misalnya talasemia.Gangguan sintetis globin misalnya talasemia. iii.

iii. Gangguan membran eritrosit misalnya sferositosis herediter.Gangguan membran eritrosit misalnya sferositosis herediter.

Menyebabkan aktivitas pemompaan ion melalui membrane juga terganggu. Juga Menyebabkan aktivitas pemompaan ion melalui membrane juga terganggu. Juga terganggunya transpotasi Ca

terganggunya transpotasi Ca++. Kerja eritrosit lebih berat sehingga proses. Kerja eritrosit lebih berat sehingga proses  penghancuran eritrosit lebih cepat. Menyebabkan anemia ringan.

 penghancuran eritrosit lebih cepat. Menyebabkan anemia ringan. iv.

iv. Defisiensi enzim Defisiensi enzim misalnya misalnya defisiensi G6PD (gdefisiensi G6PD (glukosa 6-fosfatdehidrogenase).lukosa 6-fosfatdehidrogenase).

Enzim G6PD merupakan satu-satunya enzim dalam sel eritrosit yang berfungsi Enzim G6PD merupakan satu-satunya enzim dalam sel eritrosit yang berfungsi memproduksi NADPH untuk mereduksi GSSG (glutation teroksidasi) menjadi GSH memproduksi NADPH untuk mereduksi GSSG (glutation teroksidasi) menjadi GSH

(14)

(glutation tereduksi) yang meredam H2O2, sehingga GSH berfungsi mencegah (glutation tereduksi) yang meredam H2O2, sehingga GSH berfungsi mencegah  pecahnya eritrosit d

 pecahnya eritrosit dari kerusakan ari kerusakan akibat oksidasi. akibat oksidasi. Jika eritrosit kekurangan Jika eritrosit kekurangan enzim ini,enzim ini, maka eritrosit akan mudah hancur dan mengakibatkan anemia.

maka eritrosit akan mudah hancur dan mengakibatkan anemia. v.

v. Gangguan pada antibody.Gangguan pada antibody.

Gangguan pada antibody ini terbagi menjadi allo-antibodi dan autoantibodi. Gangguan pada antibody ini terbagi menjadi allo-antibodi dan autoantibodi. Allo-antibodi terjadi ketika tubuh menghasilkan antibody terhadap bahan yang berasal dari antibodi terjadi ketika tubuh menghasilkan antibody terhadap bahan yang berasal dari anggota lain dalam spesies yang sama.contohnya adalah pembentukan antibody anggota lain dalam spesies yang sama.contohnya adalah pembentukan antibody setelah transfuse darah atau setelah transplantasi organ. Sedangkan autoantibodi setelah transfuse darah atau setelah transplantasi organ. Sedangkan autoantibodi adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pemendekan umur eritrosit akibat adanya adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pemendekan umur eritrosit akibat adanya antibody di dalam darah yang d

antibody di dalam darah yang diarahkan kepada eritrositnya sendiri.iarahkan kepada eritrositnya sendiri. vi.

vi. Factor-faktor ekstrasel lain, seperti : trauma fisik, infeksi, obat-obatan dan bahanFactor-faktor ekstrasel lain, seperti : trauma fisik, infeksi, obat-obatan dan bahan kimia, serta splenomegaly (kelainan pada limpa)

kimia, serta splenomegaly (kelainan pada limpa) c.

c. Anemia defisiensi, yaitu anemia yang disebabkan oleh kekurangan faktor Anemia defisiensi, yaitu anemia yang disebabkan oleh kekurangan faktor   pe

 pe mmatat aanngaga n n eeriri trtr oosisi t t (b(b eesisi ,,asam asam folat, folat, vitamin vitamin B12, B12, protein, protein, piridoksin, piridoksin, eritropoetin,eritropoetin, dan sebagainya) misalnya anemia pernisiosa (Addison) yang menyebabkan atrofi mukosa dan sebagainya) misalnya anemia pernisiosa (Addison) yang menyebabkan atrofi mukosa lambung sehingga vitamin B12 tidak dapat diikat oleh glikoprotein yang dihasilkan oleh lambung sehingga vitamin B12 tidak dapat diikat oleh glikoprotein yang dihasilkan oleh sel parietal lambung, mengakibatkan defisiensi B12.

sel parietal lambung, mengakibatkan defisiensi B12. d.

d. Anemia aplastic, disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang. HalAnemia aplastic, disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada sel-sel induk sumsum tulang belakang akibat ini terjadi karena adanya gangguan pada sel-sel induk sumsum tulang belakang akibat adanya sel ganas yang in

adanya sel ganas yang infiltrasi ke dalam sumusm tulang belakang.filtrasi ke dalam sumusm tulang belakang. KLASIFIKASI POLISITEMIA

KLASIFIKASI POLISITEMIA

Plisitemia adalah Kelebihan volume semua jenis sel darah lebih dari normal sehingga tejadi Plisitemia adalah Kelebihan volume semua jenis sel darah lebih dari normal sehingga tejadi  peningkatan

 peningkatan viskositas viskositas dan dan volume volume darah. darah. Jika Jika polisitemia polisitemia terjadi, terjadi, maka maka pembuluh pembuluh darah darah akanakan  penuh

 penuh sesak sesak dan dan terjadi terjadi penurunan penurunan laju laju aliran aliran darah, darah, dapat dapat menyebabkan menyebabkan penggumpalan penggumpalan darahdarah dan terganggunya transportasi oksigen ke organ-organ, polisitemia juga dapat menyumbat dan terganggunya transportasi oksigen ke organ-organ, polisitemia juga dapat menyumbat  pembuluh

 pembuluh darah darah kecil kecil sehingga sehingga timbul timbul penyakit penyakit jantung jantung koroner koroner atau atau stroke stroke jika jika terjaditerjadi  penyumbatan p

 penyumbatan pembuluh darah embuluh darah di otak. di otak. Namun istilah Namun istilah itu biasanya itu biasanya diartikan sebagai diartikan sebagai peningkatanpeningkatan  produksi eritrosit. polisitemi

 produksi eritrosit. polisitemia dibagi menjadi 2, yaitu :a dibagi menjadi 2, yaitu : a.

a. Polisitemia sekunder atau polisitemia reaktif Polisitemia sekunder atau polisitemia reaktif 

Yaitu peningkatan produksi eritrosit yang disebabkan oleh rangsangan fisiologik yang Yaitu peningkatan produksi eritrosit yang disebabkan oleh rangsangan fisiologik yang diketahui. Polisitemia ini biasanya disebabkan oleh keadaan hipoksia tubuh. Selain diketahui. Polisitemia ini biasanya disebabkan oleh keadaan hipoksia tubuh. Selain keadaan tubuh y

keadaan tubuh yang hipokisa, fang hipokisa, faktor risaktor risiko lain iko lain yang memiyang memicu timbulnya cu timbulnya polisitemiapolisitemia sekunder adalah berbagai penyakit paru, jantung kronik, kelainan ginjal dan bisa juga sekunder adalah berbagai penyakit paru, jantung kronik, kelainan ginjal dan bisa juga  pada

 pada orang orang yang yang hidup hidup di di pegunungan. pegunungan. Polisitemia Polisitemia ini ini juga juga bisa bisa akibat akibat cairan cairan yangyang membawa sel-sel darah berkurang (dehidrasi)

(15)

 b.

 b. Polisitemia veraPolisitemia vera

Yaitu peningkatan produksi eritrosit dan terjadi secara spontan diketahui penyebabnya. Yaitu peningkatan produksi eritrosit dan terjadi secara spontan diketahui penyebabnya. Terjadi pada orang dewasa dan lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita. Gejala Terjadi pada orang dewasa dan lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita. Gejala  penderita

 penderita biasanya biasanya kulitnya kulitnya menjadi menjadi berwarna berwarna kemerahan, kemerahan, pada pada pemeriksaan pemeriksaan fisik fisik  dijumpai splenomegaly. Penderita sering mengeluh gatal gatal atau gangguan penglihatan dijumpai splenomegaly. Penderita sering mengeluh gatal gatal atau gangguan penglihatan dan pendengaran. Sering mengakibatkan komplikasi yaitu thrombosis dan atau dan pendengaran. Sering mengakibatkan komplikasi yaitu thrombosis dan atau  pendarahan

 pendarahan yang yang dapat dapat menyebabkan menyebabkan kematian. kematian. Sebagian Sebagian kecil kecil dapat dapat berlanjut berlanjut menjadimenjadi leukemia.

leukemia.

Kelainan Kualitatif Eritrosit Kelainan Kualitatif Eritrosit

Penyakit yang menyerang eritrosit secara kualitatif umumnya dikategorikan kedalam Penyakit yang menyerang eritrosit secara kualitatif umumnya dikategorikan kedalam kelompok anemia hemolitik. Anemia hemolitik adalah gangguan yang berkaitan dengan kelompok anemia hemolitik. Anemia hemolitik adalah gangguan yang berkaitan dengan memendeknya usia sel darah merah. Pada umumnya usianya yaitu 120 hari, pada anemia memendeknya usia sel darah merah. Pada umumnya usianya yaitu 120 hari, pada anemia hemolitik ini hanya 20 hari. Biasanya terdapat kelainan intrakospuskular (dari dalam) atau hemolitik ini hanya 20 hari. Biasanya terdapat kelainan intrakospuskular (dari dalam) atau ekstrakorpuskular (dari luar). Tingkat keparahan anemia ini bergantung pada kecepatan ekstrakorpuskular (dari luar). Tingkat keparahan anemia ini bergantung pada kecepatan hancurnya sel darah merah ini. Kerusakan ini kemudian diseimbangkan dengan pembentukan hancurnya sel darah merah ini. Kerusakan ini kemudian diseimbangkan dengan pembentukan kembali eritrosit pada sumsum tulang belakang. Anemia hemolitik ini diklasifikasikan menjadi kembali eritrosit pada sumsum tulang belakang. Anemia hemolitik ini diklasifikasikan menjadi defek intrinsik yaitu yang menyerang dalam badan sel itu, dan yang kedua defek ekstrinsik yaitu defek intrinsik yaitu yang menyerang dalam badan sel itu, dan yang kedua defek ekstrinsik yaitu yang menyerang bagian luar tubuh sel.

yang menyerang bagian luar tubuh sel. Hemoglobinopati

Hemoglobinopati

Gambar. Struktur Hemoglobin normal Gambar. Struktur Hemoglobin normal

Molekul hemoglobin normal memiliki dua bagian, yaitu bagian globin, sebuah protein Molekul hemoglobin normal memiliki dua bagian, yaitu bagian globin, sebuah protein yang terbentuk dari 4 lipatan rantai polipeptida; 2 alfa dan 2 beta. Yang kedua adalah empat yang terbentuk dari 4 lipatan rantai polipeptida; 2 alfa dan 2 beta. Yang kedua adalah empat

(16)

molekul besi, yaitu kelompok nonprotein yang disebut heme, setiap hem ini berikatan dengan molekul besi, yaitu kelompok nonprotein yang disebut heme, setiap hem ini berikatan dengan  polipeptida. Kadar Hb normal yaitu 8-12 g/dL.

 polipeptida. Kadar Hb normal yaitu 8-12 g/dL.

Hemoglobinopati adalah penyakit keturunan yang disebabkan gangguan pembentukan Hemoglobinopati adalah penyakit keturunan yang disebabkan gangguan pembentukan hemoglobin. Hemoglobin jenis S merupakan hemoglobin abnormal yang sering dijumpai pada hemoglobin. Hemoglobin jenis S merupakan hemoglobin abnormal yang sering dijumpai pada  populasi kulit hitam di seluruh dunia dengan morbiditas yang cukup tinggi.

 populasi kulit hitam di seluruh dunia dengan morbiditas yang cukup tinggi.

1.

1. Sickle cell diseaseSickle cell disease

Gambar. Penyakit Gambar. Penyakit anemia sel sabit

anemia sel sabit

Abnormalitas hemoglobin S disebut juga anemia sel sabit. Posisi keenam pada ranti beta Abnormalitas hemoglobin S disebut juga anemia sel sabit. Posisi keenam pada ranti beta hemoglobin ini tidak ditempati oleh glutamate tetapi oleh valine.

hemoglobin ini tidak ditempati oleh glutamate tetapi oleh valine.

Sickle Cell Disease (SCD) terjadi karena adanya mutasi gen yang mengkode hemoglobin. Sickle Cell Disease (SCD) terjadi karena adanya mutasi gen yang mengkode hemoglobin. Terdapat tiga macam hemoglobin terkait dengan SCD;

Terdapat tiga macam hemoglobin terkait dengan SCD;

-- Hemoglobin A (HbA), yaitu ditemukan dalam sel darah merah yang normalHemoglobin A (HbA), yaitu ditemukan dalam sel darah merah yang normal

-- Hemoglobin S (HbS), (S-Sickle), Hemoglobin S (HbS), (S-Sickle), adalah hasil adalah hasil mutasi dari mutasi dari HbA yang HbA yang menyebabkanmenyebabkan terjadinya SCD. Terdapat 287 asam amino yang dapat menyebabkn rantai beta berikatan terjadinya SCD. Terdapat 287 asam amino yang dapat menyebabkn rantai beta berikatan membentuk fibrous. Fibrous precipitates kemudian mengubah HbS ini menjadi lebih membentuk fibrous. Fibrous precipitates kemudian mengubah HbS ini menjadi lebih kecil dan tajam seperti bentuk bulan

(17)

-- Hemoglobin F (F-Fetal), Hb ini diproduksi saat perkembangan fetal dan beberapa saatHemoglobin F (F-Fetal), Hb ini diproduksi saat perkembangan fetal dan beberapa saat setelah dilahirkan atau lebih lama lagi. HbF ini mampu untuk memblok reaksi sel darah setelah dilahirkan atau lebih lama lagi. HbF ini mampu untuk memblok reaksi sel darah merah yang menyebabkan penyakit, bayi dengan SCD tidak akan menunjukan gejalanya merah yang menyebabkan penyakit, bayi dengan SCD tidak akan menunjukan gejalanya kareana mereka masih memiliki HbF. HbF pada orang dewasa dapat membuat orang itu kareana mereka masih memiliki HbF. HbF pada orang dewasa dapat membuat orang itu resisten terhadap penyakit ekstrim. HbF ini digunakan sebagai dasar dalam treatment resisten terhadap penyakit ekstrim. HbF ini digunakan sebagai dasar dalam treatment SCD

SCD

SCD ini memiliki bentuk tubuh yang rapuh dan kecil memanjang. Sel darah merah pada SCD ini memiliki bentuk tubuh yang rapuh dan kecil memanjang. Sel darah merah pada anemia sel sabit ini kehilangan kemampuan untuk bergerak dengan mudah melewati pembuluh anemia sel sabit ini kehilangan kemampuan untuk bergerak dengan mudah melewati pembuluh yang sempit. Hal ini menyebabkan mereka dapat pecah dengan mudah, dan dapat menempel yang sempit. Hal ini menyebabkan mereka dapat pecah dengan mudah, dan dapat menempel  pada

 pada dinding dinding pembuluh pembuluh darah darah dan dan menghambat menghambat pembuluh pembuluh kapiler. kapiler. Hal Hal ini ini berpengaruh berpengaruh kepadakepada  penurunan

 penurunan pengangkutan pengangkutan oksigen oksigen ke ke jaringan jaringan dan dan organ organ yang yang nantinya nantinya akan akan menyebabkanmenyebabkan timbulnya beberapa penyakit, atau disebut

timbulnya beberapa penyakit, atau disebut Sickle Cell CrisisSickle Cell Crisis. Dalam jangka panjang,. Dalam jangka panjang, tersumbatnya aliran darah ini akan menyebabkan kerusakan kronik jaringan dan organ tubuh. tersumbatnya aliran darah ini akan menyebabkan kerusakan kronik jaringan dan organ tubuh.

Usia

Usia  sickle  sickle cell cell  rendah, yaitu berkisar 10-20 hari, oleh karenanya tubuh akanrendah, yaitu berkisar 10-20 hari, oleh karenanya tubuh akan memproduksi sel darah merah ini untuk menggantikan sel yang telah rusak. Anemia sel sabit memproduksi sel darah merah ini untuk menggantikan sel yang telah rusak. Anemia sel sabit adalah gangguan resesif autosomal yang disebabkan pewarisan dua salinan gen hemoglobin adalah gangguan resesif autosomal yang disebabkan pewarisan dua salinan gen hemoglobin defektif, masing-masing satu dari orang tua. Hemoglobin yang cacat tersebut, yang disebut defektif, masing-masing satu dari orang tua. Hemoglobin yang cacat tersebut, yang disebut hemoglobin S (HbS), menjadi tidak elastis dan berbentuk seperti bulan sabit. Anemia sel sabit hemoglobin S (HbS), menjadi tidak elastis dan berbentuk seperti bulan sabit. Anemia sel sabit kemungkinan banyak ditemukan di daerah endemik malaria dan selain itu 10% keturunan kemungkinan banyak ditemukan di daerah endemik malaria dan selain itu 10% keturunan Afro-Amerika membawa sifat ini.

Amerika membawa sifat ini.

Gambaran Klinis Gambaran Klinis

 Terdapat tanda anemia sistemik.Terdapat tanda anemia sistemik.

  Nyeri hebat yang intens akibat penyubatan vaskular pada serangan penyakit. Nyeri hebat yang intens akibat penyubatan vaskular pada serangan penyakit.

 Infeksi bakteri serius disebabkan kemampuan limpa untuk menyaring mikroorganisrneInfeksi bakteri serius disebabkan kemampuan limpa untuk menyaring mikroorganisrne yang tidak adekuat.

yang tidak adekuat.

 Splenomegali karena limpa membersihkan sel-sel yang mati, kadang menyebabkan krisisSplenomegali karena limpa membersihkan sel-sel yang mati, kadang menyebabkan krisis akut

akut

2. Penyakit Hemoglobin C 2. Penyakit Hemoglobin C

Rantai keenam globin yang semula asam glutamate digantikan oleh lisin. Gen penyakit Rantai keenam globin yang semula asam glutamate digantikan oleh lisin. Gen penyakit hemoglobin C ini dibawa oleh 2-3% orang kulit hitam di Amerika. Keadaan heterozigot penyakit hemoglobin C ini dibawa oleh 2-3% orang kulit hitam di Amerika. Keadaan heterozigot penyakit ini tidak menyebabkan anemia. Hanya orang yang dengan homozigot untuk hemoglobin C ini ini tidak menyebabkan anemia. Hanya orang yang dengan homozigot untuk hemoglobin C ini akan menderita penyakit anemia hemolitik.

akan menderita penyakit anemia hemolitik.

Penderita, terutama anak-anak, dapat mengalami; Penderita, terutama anak-anak, dapat mengalami;

(18)

-- Sakit kuning yang ringanSakit kuning yang ringan --  Nyeri perut dan nyeri sendi Nyeri perut dan nyeri sendi 3. Penyakit Hemoglobin SC

3. Penyakit Hemoglobin SC

Penyakit ini terjadi karena adanya pewarisan satu gen abnormal yang membawa sifat C dan gen Penyakit ini terjadi karena adanya pewarisan satu gen abnormal yang membawa sifat C dan gen lainnya membawa sifat S. Gambaran klinisnya mirip dengan penyakit hemoglobin SS (sickle sel) lainnya membawa sifat S. Gambaran klinisnya mirip dengan penyakit hemoglobin SS (sickle sel) namun cenderung lebih ringan, atau disebut anemia ringan. Pada apusan darah primer terdapat namun cenderung lebih ringan, atau disebut anemia ringan. Pada apusan darah primer terdapat sel target dan beberapa sel sabit.

sel target dan beberapa sel sabit. 4. Methehemoglobin/ Hemoglobin M 4. Methehemoglobin/ Hemoglobin M

Penyebabnya yaitu terdapat besi hemoglobin yang teroksidasi menjadi bentuk feri Fe

Penyebabnya yaitu terdapat besi hemoglobin yang teroksidasi menjadi bentuk feri Fe3+3+. Hal ini. Hal ini menyebabkan pengangkutan oksigen menjadi tidak maksimal dan mengalami hipoksemia. menyebabkan pengangkutan oksigen menjadi tidak maksimal dan mengalami hipoksemia. Penyakit ini dapat dideteksi dengan elektroforesis hemoglobin.

Penyakit ini dapat dideteksi dengan elektroforesis hemoglobin. 5. Hemoglobin yang tidak stabil

5. Hemoglobin yang tidak stabil

Penyakit ini terjadi karena adanya pewarisan gen yang menimbulkan kelainan pada rantai Penyakit ini terjadi karena adanya pewarisan gen yang menimbulkan kelainan pada rantai hemoglobin yang tidak stabil

hemoglobin yang tidak stabil  menyebabkan terbentuknya badan Heinz yang dibentuk olehmenyebabkan terbentuknya badan Heinz yang dibentuk oleh limpa, yang kemudian menimbulkan anemia hemolitik. Pada apusan darah perifer tidak dijumpai limpa, yang kemudian menimbulkan anemia hemolitik. Pada apusan darah perifer tidak dijumpai sferositosis. Penyakit ini dapat diuji lab dengan uji stabilitas panas

sferositosis. Penyakit ini dapat diuji lab dengan uji stabilitas panas atau dengan obat isopropanol.atau dengan obat isopropanol. Talasemia

Talasemia

Gambar. Sel yang terjangkit Talasemia Gambar. Sel yang terjangkit Talasemia

Thalasemia adalah penyakit keturunan yang merupakan akibat dari kekurangan salah satu Thalasemia adalah penyakit keturunan yang merupakan akibat dari kekurangan salah satu dari keempat rantai asam amino yang pembentuk hemoglobin. Hal ini menyebabkan pasokan dari keempat rantai asam amino yang pembentuk hemoglobin. Hal ini menyebabkan pasokan energi yang dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan energi yang dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan aktivitasnya secara

tidak mampu lagi menjalankan aktivitasnya secara normal.normal.

Thalasemia merupakan kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah Thalasemia merupakan kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah yang mudah rusak. Oleh karena itu umurnya pun relatif lebih pendek dibanding sel darah normal yang mudah rusak. Oleh karena itu umurnya pun relatif lebih pendek dibanding sel darah normal yaitu 23 hari. Sel darah merah yang rusak diuraikan menjadi zat besi didalam limpa. Karena yaitu 23 hari. Sel darah merah yang rusak diuraikan menjadi zat besi didalam limpa. Karena kerusakan darah terjadi dengan cepat dan masif, maka kandungan zat besi dalam tubuh kerusakan darah terjadi dengan cepat dan masif, maka kandungan zat besi dalam tubuh

(19)

menumpuk dan bisa mengganggu fungsi organ lain seperti jantung, hati hingga berujung pada menumpuk dan bisa mengganggu fungsi organ lain seperti jantung, hati hingga berujung pada kematian.

kematian.

Gejala Thalasemia Gejala Thalasemia

Gejala thalasemia terjadi bervariasi tergantung dari jenis thalasemia yang diderita, selain itu Gejala thalasemia terjadi bervariasi tergantung dari jenis thalasemia yang diderita, selain itu dilihat pula

dilihat pula dari segi dari segi derajat kerusakan derajat kerusakan gen yang gen yang terjadi. terjadi. Awalnya penAwalnya penyakit thalasemiayakit thalasemia menunjukkan gejala seperti anemia yakni :

menunjukkan gejala seperti anemia yakni : -- Wajah pucatWajah pucat

-- Insomnia atau susah tidur Insomnia atau susah tidur  -- Tubuh mudah merasa lemasTubuh mudah merasa lemas -- Berkurangnya nafsu makanBerkurangnya nafsu makan -- Tubuh mudah mengalami infeksiTubuh mudah mengalami infeksi

-- Jantung bekerja lebih keras untuk memenuhi pembentukan hemoglobinJantung bekerja lebih keras untuk memenuhi pembentukan hemoglobin

-- Mengalami kerapuhan dan penipisan tulang. Hal ini disebabkan oleh sumsum tulang yangMengalami kerapuhan dan penipisan tulang. Hal ini disebabkan oleh sumsum tulang yang  berperan penting dalam menghasilkan hemoglobin tersebut

 berperan penting dalam menghasilkan hemoglobin tersebut

-- Terjadi pembesaran limpa karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehinggaTerjadi pembesaran limpa karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat berat.

kerja limpa sangat berat. Klasifikasi Thalasemia

Klasifikasi Thalasemia

Penderita thalasemia ini dibedakan berdasarkan produksi jenis globin yang Penderita thalasemia ini dibedakan berdasarkan produksi jenis globin yang terganggu.Jika mengalami produksi globin jenis alfa yang terganggu, maka penderitanya terganggu.Jika mengalami produksi globin jenis alfa yang terganggu, maka penderitanya mengalami

mengalami thalasemia alfathalasemia alfa, sedangkan jika mengalami produksi globin jenis beta yang, sedangkan jika mengalami produksi globin jenis beta yang terganggu, maka penderitanya mengalami

terganggu, maka penderitanya mengalamithalasemia beta.thalasemia beta.

Disamping itu thalasemia juga dibedakan berdasarkan jenis mayor dan minor.

Disamping itu thalasemia juga dibedakan berdasarkan jenis mayor dan minor. Minor;Minor; tidak ada gejala, keadaan hanya pembawa sifat.

tidak ada gejala, keadaan hanya pembawa sifat. IntermediaIntermedia; anemia, lebih parah dari anemia; anemia, lebih parah dari anemia minor.

minor. Major,Major, anemia berat.anemia berat. 1.

1. Talasemia alfaTalasemia alfa

Terjadi karena kurangnya rantai globin alfa karena mutasi dan kelainan genetik. Gejalanya klinis Terjadi karena kurangnya rantai globin alfa karena mutasi dan kelainan genetik. Gejalanya klinis yang timbul umumnya yaitu anemia dan hipoksia. Rantai alfa globin disandikan oleh suatu gen yang timbul umumnya yaitu anemia dan hipoksia. Rantai alfa globin disandikan oleh suatu gen  pada kromosom 16.

 pada kromosom 16. a.

a. Thalasemia alfa minor. Termasuk jenis thalasemia ringan yang tidak menyebabkan gejalaThalasemia alfa minor. Termasuk jenis thalasemia ringan yang tidak menyebabkan gejala  pada fungsi tubuh, tetapi bersifat sebagai pembawa sifat yang membawa gen thalasemia  pada fungsi tubuh, tetapi bersifat sebagai pembawa sifat yang membawa gen thalasemia  b.

 b. Thalasemia alfa mayor. Jenis thalasemia satu ini umumnya terjadi pada bayi sejak masihThalasemia alfa mayor. Jenis thalasemia satu ini umumnya terjadi pada bayi sejak masih dalam kandungan. Thalasemia jenis ini terjadi apabila seseorang tidak memiliki gen dalam kandungan. Thalasemia jenis ini terjadi apabila seseorang tidak memiliki gen  perintah

 perintah produksi produksi protein protein globin globin alfa. alfa. Keadaan Keadaan ini ini akan akan membuat membuat janin janin atau atau bayibayi menderita anemia yang cukup parah, penyakit jantung, dan penimbunan cairan tubuh. menderita anemia yang cukup parah, penyakit jantung, dan penimbunan cairan tubuh. Oleh karenanya, apabila bayi sudah diketahui menderita penyakit kelainan darah seperti Oleh karenanya, apabila bayi sudah diketahui menderita penyakit kelainan darah seperti thalasemia ini, bayi harus mendapatkan tranfusi darah sejak dalam kandungan dan setelah thalasemia ini, bayi harus mendapatkan tranfusi darah sejak dalam kandungan dan setelah lahir agar tetap sehat.

Gambar

Tabel perbedaan ITP akut dan kronisTabel perbedaan ITP akut dan kronis c.

Referensi

Dokumen terkait

Selama menjalani Kuliah Kerja Media (KKM) penulis dapat menyimpulkan bahwa seorang spesialis media sosial harus benar-benar bisa menguasai dan mengelola sebuah media

Praktik Investor Relations pada perusahaan diadopsi oleh pemerintah daerah untuk menjelaskan bagaimana Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Surakarta

The educational process with the approach of edutainment through the game (game), humor, role playing (role play), and demonstrations and other ways could be overpowered by

Sehubungan dengan tindakan yang mengarah pada intimidasi tersebut, diketahui bahwa pada responden pria dalam penelitian ini diketahui memiliki dimensi sikap peran gender (sex

Seiring dengan meningkatnya demand baik dari internal maupun external, maka perlu dilakukan peningkatan layanan menjadi sebuah produk yang dapat menjadi value-added dan

closing program dan tampilan credit title, Background music yang dipilih adalah lagu Iggy Azelea – Black Window yang bertempo sedang pada awal lagu, kemudian

Selain itu, arsip yang memiliki nilai guna yang tinggi harus disimpan dan di.. pelihara secara permanen oleh lembaga kearsipan karena memiliki

Dari hasil observasi pendahuluan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 14 Surabaya sudah berjalan sesuai dengan Syarat