• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ekonomi RI 2020 Merosot Tajam Akibat Pandemi, Apa Kabar Ekonomi RI 2021?

Oleh

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar pada perekonomi Indonesia. Permasalahan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 dapat dilihat dari dua sudut pandang ekonomi yang berbeda, yaitu permintaan dan penawaran. Sisi permintaan, kondisi pandemi Covid-19 jelas akan mengurangi sektor konsumsi, kegiatan perjalanan dan transportasi, serta perdagangan. Sisi penawaran, kemungkinan besar yang terjadi adalah terkontraksinya produktivitas pekerja atau buruh, penurunan investasi dan kegiatan pendanaan, serta terganggunya rantai pasokan global (global value chain).1 Kondisi ekonomi secara global di tahun 2020 jatuh seperti depresi 1930, bukan lagi seperti krisis tahun 2008 atau 1998.

Sebelumnya, ekonomi Indonesia juga sempat beberapa kali mengalami keterpurukan yaitu pada Agustus 1997 yang mana ditandai dengan terjadinya krisis nilai tukar. Nilai rupiah mengalami penurunan sangat drastis yang menyebabkan kondisi ekonomi Indonesia melemah. Nilai tukar rupiah secara simultan mendapat tekanan yang cukup berat karena besarnya capital out flow akibat hilangnya kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia. Hingga akhirnya krisis finansial di tahun 1997 tersebut membawa Indonesia ke dalam krisis moneter 1988.2 Tekanan pada pasar modal di seluruh dunia juga pernah terjadi pada tahun 2008 yang mengakibatkan terjadinya perlambatan ekonomi secara global. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008-2009 merupakan krisis finansial terburuk dalam 80 tahun terakhir, bahkan para ekonom dunia menyebutnya sebagai the mother of all crises. Kondisi ini ternyata semakin memburuk, meluas, dan berkepanjangan hingga dirasakan oleh berbagai negara termasuk Indonesia.3

1Wuryandani, Dewi. 2020. “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dan

Solusinya”. Vol. XII, No.15/I/Puslit/Agustus/2020.

2 Kurnia, Anggyatika Mahda dan Didit Purnomo. 2009. “Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika

Serikat Pada Periode Tahun 1997.I – 2004.IV”. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 (2).

3Sugema, Iman. 2012. “Krisis Keuangan Global 2008-2009 dan Implikasinya pada Perekonomian Indonesia”.

(2)

Kondisi Ekonomi RI Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19 (2019-2020)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian Indonesia tahun 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp 15 833,9 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 59,1 Juta atau US$4 174,9. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02%, lebih rendah dari capaian tahun 2018 sebesar 5,17%. Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menyatakan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 5% terbilang cukup stabil di tengah ketidakpastian global. Pada sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55%. Pada sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,62%. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 59,00%, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,32%, dan Pulau Kalimantan 8,05%. 4

Tahun 2020 perekonomian Indonesia mengalami ketidakpastian dan mengarah pada resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 15.434,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp56,9 atau US$3.911,7. Badan Pusat Statistik telah mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I (Januari-Maret) 2020 hanya tumbuh 2,97%. Angka ini melambat dari 4,97% pada Kuartal IV 2019. Bahkan, pertumbuhan jauh di bawah pencapaian Kuartal I 2019 yang mencapai 5,07%. Pada Kuartal II Tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32%. Angka itu berbanding terbalik dengan Kuartal II Tahun 2019 sebesar 5,05%. Perekonomian Indonesia berdasarkan PDB (Produk Domestik Bruto) pada Triwulan II 2020 atas dasar harga berlaku adalah Rp 3.687,7 triliun. Tetapi atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2010 sebesar Rp 2.589,6 triliun. Bila dibandingkan dengan atas dasar harga konstan, maka pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II 2020 mengalami kontraksi -5,32%. Jika dibandingkan dengan Triwulan I 2020, maka kontraksi -4,19%. Kumulatifnya terhadap Kuartal I 2019, pertumbuhan mengalami kontraksi -1,26%, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II cukup dalam. Sedangkan ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 dibanding triwulan III-2020 (q-to-q) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,42%.5

4 Badan Pusat Statistik. 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2019 No.17/02/Th. XXIV, 5

Februari 2020.

5 Wuryandani, Dewi. 2020. “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dan

(3)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)

Berdasarkan data tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif. Pada kuartal IV Tahun 2020, BPS melaporkan ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 mengalami kontraksi sebesar -2,19% dibandingkan triwulan IV-2019. Kontraksi ini membuat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif dalam tiga kuartal beruntun. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih terjebak dalam resesi ekonomi.6

Perbandingan PDB RI dengan Negara Lain Sebelum dan Sesudah Pandemi

Tahun 2020 nampaknya bukan tahun yang bersahabat sebab adanya pandemi Covid-19

yang melanda seluruh dunia tentunya memberikan dampak bagi perekonomian negara secara globa. Penyebaran virus yang cepat membuat banyak negara memberlakukan kebijakan isolasi diri hingga penguncian (lockdown) yang tentunya membuat banyak aktivitas ekonomi terhenti. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi indikator-indikator ekonomi seperti Produk Domestik Bruto yang biasanya untuk mengukur seberapa pesat pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

Pada kuartal I-2019, ekonomi Indonesia tumbuh 5,06% yang mana berada pada peringkat ketiga di Asia Tenggara. Vietnam menjadi negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yakni tumbuh sebesar 6,76%. Filipina menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik kedua dengan catatan 5,5%. Kemudian Malaysia menduduki peringkat keempat negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu 4,7%. Ekonomi Thailand tumbuh 2,6% dan terakhir Singapura, yang berada di posisi juru kunci dengan laju pertumbuhan 0,6% pada kuartal I-2019.7

6Badan Pusat Statistik. 2021. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020 No. 13/02/Th. XXIV, 5

Februari 2021.

7 CNBC Indonesia. 2019. “Ekonomi Vietnam Terbaik di ASEAN 6, RI Nomor Berapa?” (Terdapat pada:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20190819144937-4-93010/ekonomi-vietnam-terbaik-di-asean-6-ri-nomor-berapa Diakses pada 27 Februari 2021).

(4)

Setelah virus Covid-19 menyerang pada kuartal II Tahun 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi 5,3% pada kuartal kedua bahkan pada kuartal pertama perekonomian Indonesia hanya tumbuh 2,97%. Negara-negara lain pun terkena dampaknya juga seperti perekonomian Malaysia tercatat terkontraksi sampai 17,1% secara tahunan pada kuartal II Tahun 2020. Selanjutnya Filipina yang terkontraksi 16,5% dan Thailand yang terkontraksi 12,2%. Perekonomian Singapura juga mengalami kontraksi yang dalam yakni 13,2% pada kuartal kedua. Adapun PDB Vietnam pada kuartal II-2020 masih mampu tumbuh sebesar 0,36%. Hal ini menunjukkan bahwa pandemi sangat mempengaruhi perekonomian banyak negara.8

Kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (2020-2021)

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2020 merosot tajam hingga mencapai level terendah dalam sejarah akibat Covid-19. Sejak awal tahun, indeks saham mulai mengalami penurunan sebesar 23,6%. Walaupun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sebesar 4,07% ke posisi 4.811. Berikut ini merupakan data yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK):

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Dapat dilihat dari data yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2021 mulai mengalami peningkatan dari level terendah. Alasan yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level terendah, yakni dikarenakan sejak awal tahun investor asing yang mengambil kembali modal mereka dari pasar saham sebesar Rp 11,3 triliun. Dana asing yang keluar berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) lebih besar yakni Rp 129,2 triliun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai

8 CNBC Indonesia. 2020. “Dihantam Corona, Ekonomi Negara Mana di ASEAN Paling Tangguh?”. (Terdapat

Pada: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200821141920-17-181140/dihantam-corona-ekonomi-negara-mana-di-asean-paling-tangguh Diakses pada 27 Februari 2021)

(5)

regulator telah melakukan berbagai upaya agar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak jatuh maupun aliran modal keluar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah meminta kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membekukan sementara perdagangan (traiding halt) saham, jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang tajam dalam satu hari. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan traiding halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lebih dari 5%. BEI akan melakukan suspense (penghentian sementara) perdagangan apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hinggan lebih dari 15%.9

2020 2021

SAHAM

Indeks Harga Saham Total Perusahaan Tercatat Perusahaan new listing

Perusahaan Delisted

Kapitalisasi Pasar (Rp Triliun) Volume Transaksi (Miliar Saham) Nilai Perdagangan (Rp Triliun) Jumlah Hari Bursa

5,979.07 713 51 6 6,968.94 2,752.47 2,228.80 242 5,862.35 716 3 0 6,763.18 472.37 410.27 20

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nilai Tukar Rupiah Mengalami Fluktuasi di Tahun 2020

Fluktuasi nilai tukar dianggap sebagi salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Ketidakstabilan nilai tukar dapat mempengaruhi arus modal atau investasi dan perdagangan internasional. Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif ini mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memegang uang, selain faktor-faktor yang lain seperti tingkat suku bunga dan inflasi. Kondisi ini didukung oleh laju inflasi yang meningkat tajam dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional.10

Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia menjadi alasan yang paling kuat mengapa rupiah mengalami fluktasi. Tidak hanya di Indonesia saja nilai tukar mata uang mengalami penurunan, di negara Colombia Peso turun 17,6%, Rusia Ruble turun 18,5%, Mexican Peso turun 25%, dan masih banyak lagi. Kurs rupiah dipredisikan akan terus berada diposisi rentan selama penyebaran virus Covid-19.11

9Otoritas Jasa Keuangan. 2021. “Statistik Mingguan Pasar Modal 2021”.

10Kurnia, Anggyatika Mahda dan Didit Purnomo. 2009. “Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika

Serikat Pada Periode Tahun 1997.I – 2004.IV”. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 (2).

11Haryanto. 2020. “Dampak Covid-19 terhadap Pergerakan Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham

(6)

Sumber: Bank Indonesia, 2020

Kepanikan di pasar turut meningkatkan arus fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Di awal tahun nilai tukar sempat menguat di level Rp13.600/USD namun setelahnya mengalami depresiasi hingga menyentuh level Rp16.600/USD per 23 Maret 2020. Memasuki pertengahan April 2020, rupiah kembali bergerak menguat. Hingga memasuki Mei, nilai tukar rupiah sempat menguat ke level Rp14.900/USD, yang menunjukkan memulihnya kepercayaan investor terhadap pasar domestik. Fluktuasi pergerakan nilai tukar dalam jangka pendek (harian) tersebut dipengaruhi oleh faktor teknikal (sentimen) positif maupun negatif. Adapun sentimen positif yang mempengaruhinya tak terlepas dari langkah pemerintah dalam penanganan Covid-19 melalui stimulus fiskal dan moneter.

Beberapa sentimen negatif yang dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok. Dilihat dari faktor fundamentalnya, nilai tukar rupiah menguat di akhir tahun 2020 yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang terjaga rendah serta tingkat imbal hasil investasi yang menarik dimana yield tenor 10 tahun hingga bulan Mei 2020 sebesar 8,02 persen. Oleh karena itu, seiring dengan membaiknya kondisi global dan berbagai upaya yang dilakukan otoritas moneter dalam menjaga fundamental nilai tukar ditengah ketidakpastian global maka diprediksikan pergerakan kurs akan lebih baik dan stabil pada tahun 2021.12

Proyeksi Ekonomi di Awal 2021

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 hanya mampu mencapai 3% saja. INDEF skeptis dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021, yang ditetapkan bisa mencapai 4,5% hingga 5,5%.

12Badan Keahlian DPR RI. 2021. “Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2021: Optimisme Penguatan

(7)

Sumber : Data Badan Pusat Statistik (2020)

Tingkat konsumsi masyarakat masih belum normal akibat dari Covid-19. Diketahui, pertumbuhan konsumsi Indonesia pada Kuartal III-2020 mencapai -4%, lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi pada Kuartal II-2020 yang mencapai -6%. Membaiknya sektor konsumsi tersebut, masih belum tercermin dari laju kredit perbankan. Laju kredit perbankan diprediksi hanya tumbuh 5% hingga 6% saja. Pada normalnya, kredit perbankan tumbuh 9% hingga 11%, sehingga wajar bila BI menurunkan suku bunganya menjadi 3,75% untuk mengantisipasi penurunan laju perbankan.

Sumber: Badan Pusat Statistik 2020, Estimasi INDEF 2020

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad, memproyeksikan di tahun 2021 inflasi akan berada di kisaran 2,5% dengan perkiraan di tahun 2020 sebesar 2,1%. Proyeksi tahun 2021 memang lebih tinggi atau meningkat dari tahun ini namun angka tersebut masih tetap rendah. Faktor pendorong proyeksi inflasi yang tetap rendah tahun 2021 disebabkan oleh berlangsungnya proses pemulihan ekonomi. Pemulihan ini akan berdampak pada daya beli masyarakat yang masih tertahan.

Tingkat kemiskinan Indonesia pada 2021 diperkirakan naik seiring dengan wabah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini. Menurut perhitungan INDEF, tingkat

(8)

kemiskinan akan bertambah 10,5% di 2021. Masyarakat miskin diproyeksi bertambah sekitar 1 juta jiwa, sehingga total masyarakat miskin diperkirakan mencapai 28,37 juta jiwa.

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tidak cukup kuat menahan laju penurunan konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin. Tingkat pengangguran juga akan semakin meningkat. INDEF memprediksi, jumlah pengangguran akan bertambah 3,6 juta jiwa, menjadi 10,4 juta jiwa pada 2021 dengan persentase 7,8% dari 4,99%. Rinciannya berasal dari 2,5 juta angkatan kerja baru yang tidak terserap optimal dan 1,1 juta angkatan kerja yang masih belum terserap akibat dampak Covid-19. Adanya penambahan penganguran ini membuat angka kemiskinan naik di atas 2 digit.13

Harapan Perekonomian Indonesia Setelah Adanya Vaksin Covid-19

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan langkah vaksinasi Covid-19 diharapkan mampu membuat ekonomi pulih dan kembali sehat. Tak hanya bagi ekonomi Indonesia, ekonomi global pun akan mengalami dampak yang sama. Kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia pada penghujung 2020 menjadi harapan memulai tahun 2021 untuk segera mengakhiri pandemi di Tanah Air. Vaksin ini menjadi asa baru bagi masyarakat untuk bisa kembali bergerak normal seperti sebelum Covid-19. Pemerintah sudah mengantongi anggaran vaksinasi Covid-19 gratis sebesar Rp 54,44 triliun, yang berasal dari cadangan Rp 18 triliun dan anggaran kesehatan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional 2020 yang diperkirakan tidak dieksekusi senilai Rp 36,44 triliun. Vaksin dinilai menjadi salah satu instrumen

13 Institute For Development of Economics and Finance-INDEF. 2021. “Proyeksi Ekonomi Indonesia dan Arah

(9)

memperbaiki perekonomian pada masa mendatang. Masuknya vaksin ke Indonesia membawa dampak psikologis yang positif awal 2021 ini.14

Penambahan konsumsi dari masyarakat bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dikarenakan, semakin banyak konsumsi maka ekonomi akan bergerak. Konsumsi sangat terkait dengan daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, Pemerintah telah mengalokasi anggaran sebesar Rp 172,1 triliun untuk mendorong konsumsi/kemampuan daya beli masyarakat. Dana tersebut disalurkan melalui Bantuan Langsung Tunai, Kartu Pra Kerja, pembebasan listrik dan lain-lain. Pemerintah juga mendorong konsumsi kementerian/Lembaga/pemerintah daerah melalui percepatan realisasi APBN/APBD. Konsumsi juga diarahkan untuk produk dalam negeri sehingga memberikan multiplier effects

yang signifikan.15

Kesimpulan

Melihat perkembangan perekonomian Indonesia yang sempat merosot tajam, bahkan mengalami resesi hingga IHSG menyentuh level terendah sepanjang sejarah, pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai langkah pemulihan ekonomi, seperti menggelontorkan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN, menyiapkan dana hibah sebesar Rp 3,3 triliun untuk sektor pariwisata seperti hotel dan restoran, dan sebagainya. Langkah tersebut perlahan-lahan menunjukan hasil, seperti IHSG yang naik 4,66% pada sepekan pertama 2021, naik 3,5% pada penutupan perdagangan awal Februari 2021 dan rupiah yang menguat ke Rp 13.875 per dolar AS pada tanggal 16 Februari 2021. Melihat kemajuan terhadap perekonomian Indonesia di awal tahun 2021 ini, besar harapannya bahwa perekonomian Indonesia dapat bangkit secara perlahan khususnya setelah adanya vaksinasi Covid-19.

14Antaranews. 2021. “Harapan Pemulihan Ekonomi Setelah Ada Vaksin”. (Terdapat pada:

https://www.antaranews.com/berita/1923940/harapan-pemulihan-ekonomi-setelah-ada-vaksin Diakses pada 18 Februari 2021).

15 DJKN Kemenkeu. 2020. “Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)” (Terdapat pada:

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-Pemulihan-Ekonomi-Nasional.html Diakses pada 27 Februari 2021).

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Antaranews. 2021. “Harapan Pemulihan Ekonomi Setelah Ada Vaksin”. (Terdapat pada: https://www.antaranews.com/berita/1923940/harapan-pemulihan-ekonomi-setelah-ada-vaksin Diakses pada 18 Februari 2021).

Badan Keahlian DPR RI. 2021. “Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2021: Optimisme Penguatan Fundamental Ekonomi di Tengah Ketidakpastian”.

Badan Pusat Statistik. 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2019 No.17/02/Th. XXIV, 5 Februari 2020.

Badan Pusat Statistik. 2021. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020 No. 13/02/Th. XXIV, 5 Februari 2021.

CNBC Indonesia. 2019. “Ekonomi Vietnam Terbaik di ASEAN 6, RI Nomor Berapa?”. (Terdapat pada: https://www.cnbcindonesia.com/news/20190819144937-4-93010/ekonomi-vietnam-terbaik-di-asean-6-ri-nomor-berapa Diakses pada 27 Februari 2021).

CNBC Indonesia. 2020. “Dihantam Corona, Ekonomi Negara Mana di ASEAN Paling Tangguh?” (Terdapat pada: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200821141920-17-181140/dihantam-corona-ekonomi-negara-mana-di-asean-paling-tangguh Diakses pada 27 Februari 2021).

DJKN Kemenkeu. 2020. “Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)”. (Terdapat pada: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-Pemulihan-Ekonomi-Nasional.html Diakses pada 27 Februari 2021).

Haryanto. 2020. “Dampak Covid-19 terhadap Pergerakan Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)”. The Indonesian Journal of Development Planning

Vol. IV (2).

Institute For Development of Economics and Finance-INDEF. 2021. “Proyeksi Ekonomi Indonesia dan Arah Kebijakan Fiskal Tahun 2021”.

Kurnia, Anggyatika Mahda dan Didit Purnomo. 2009. “Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Pada Periode Tahun 1997.I – 2004.IV”. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 (2).

Otoritas Jasa Keuangan. 2021. “Statistik Mingguan Pasar Modal 2021”.

Sugema, Iman. 2012. “Krisis Keuangan Global 2008-2009 dan Implikasinya pada Perekonomian Indonesia”. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Vol. 17 (3): 145-152

Wuryandani, Dewi. 2020. “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dan Solusinya”. Vol. XII, No.15/I/Puslit/Agustus/2020.

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya, teknik watermarking adalah nambahkan kode identifikasi secara per- manen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, atau

Meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Model pembelajaran ini dinilai dapat

Penelitian ini menyimpulkan bahwa prevalensi dismenore pada remaja putri usia 15-17 tahun di Surakarta masih tinggi, dan faktor yang berpengaruh pada derajat dismenore antara

tentang materi tentang materi percakapan percakapan • • Mendemonstra Mendemonstra sikan sikan percakapan percakapan dengan dengan • • Memberikan Memberikan  jawaban dengan

Hasil dari penelitian yang dilakukan Rosita (2009) menunjukkan bahwa variabel Nilai Utilitarian secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

Saya melakukan komunikasi dengan pihak sekolah mengenai prestasi belajar anak, kegiatan di sekolah, fasilitas sekolah, atau hal yang lainnya.. Saya mengkomunikasikan harapan

Kasasi Demi Kepentingan Hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu