• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi pada Cafe Brick, Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi pada Cafe Brick, Sleman."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi pada Cafe Brick, Sleman

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Yulius Bayu Saputra NIM : 172214143

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

i

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADAMINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi pada Cafe Brick, Sleman

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Yulius Bayu Saputra NIM : 172214143

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)

ii

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi pada Cafe Brick, Sleman

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Yulius Bayu Saputra NIM : 172214143

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Ike Janita Dewi, SE.,M.B.A., Ph.D. Tanggal : 28 November 2021

Pembimbing II

Dr. Herry Maridjo M.Si. Tanggal: 2 Desember 2021

(4)

iii

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi pada Cafe Brick, Sleman Dipersiapkan dan Ditulis oleh:

Yulius Bayu Saputra NIM: 172214143

Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 16 November 2021 Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji

Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Patrick Vivid Adinata, S.E., M.Si.

Sekretaris Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A Anggota Ike Janita Dewi, SE.,M.B.A., Ph.D.

Anggota Dr. Herry Maridjo M.Si.

Anggota Albertus Yudi Yuniarto S.E, M.B.A.

Yogyakarta,30 November 2021 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dekan,

Tiberius Handono Eko Prabowo, M.B.A., Ph.D.

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Kalau Bisa Sekarang, Kenapa Harus Besok? Karena Orangtua Menanti Kesuksesanmu”

Skripsi ini dipersembahkan kepada Bapak dan Ibuku tersayang, Atas segala dukungan, perhatian dan doa yang telah diberikan kepada saya.

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Diajukan untuk diuji pada tanggal 16 November 2021 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat maupun symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, maupun saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (dituliskan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila pada kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi saya ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.M) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 30 November2021 Yang membuat pernyataan,

Yulius Bayu Saputra NIM: 172214143

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yulius Bayu Saputra

Nomor Mahasiswa :172214143

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, Saya memberikan kepada

Perpustakaan Universistas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI

ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Studi pada Cafe Brick, Sleman

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 30 November 2021

(Yulius Bayu Saputra)

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Experiential Marketing Pada Minat Beli Ulang Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Mediasi”.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang telah membantu saya dengan bentuk diberikan kesehatan secara jasmani maupun rohani, serta diberi kesabaran atau kemudahan dalam pembuatan skripsi ini, dan selalu diberikan jalan keluar untuk bisa berpikir dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Bapak T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Patrick Vivid Adinata, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ike Janita Dewi, SE.,M.B.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang bersedia memberikan waktu dan saran, serta memberikan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

(9)

viii

5. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku dosen pembimbing II yang bersedia memberikan waktu dan saran, serta memberikan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

6. Dosen Penguji

7. Seluruh Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter pada penulis.

8. Seluruh responden yang sudah bersedia memberikan data-data demi menunjang kelengkapan penyusunan tugas akhir ini.

9. Robertus Harjono (Bapak) dan Caecilia Sri Wahyuningsih (Ibu) kedua orang tua tersayang yang selalu memberikan dukungan, semangat, nasehat, perhatian, motivasi dan selalu mendokan supaya dapat diberi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Bude dan Pakde serta saudara dekat, yang sudah memberikan ijin saya untuk tinggal di rumahnya dari awal semester sampai akhir.

11. Maria Wira Pertiwi yang selalu memberikan motivasi, semangat, kebahagiaan, dan kesabaran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12. Amadeus Daru Kristianto, Topan Dwi Prasetyawan yang sudah setia menemani, penulis saat susah maupun senang waktu mengerjakan skripsi ini.

13. Khrisnanda Pradipta yang sudah membantu, menemani, dan memberikan saran serta motivasi ketika penulis sedang merasa kurang percaya diri dan takut.

14. Teman-teman kelas D Manajemen, dan juga teman-teman dekat yang sudah menjadi keluarga dari awal semester sampai akhir.

(10)

ix

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca.

Yogyakarta,30 November 2021 Penulis

Yulius Bayu Saputra

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Masalah Penelitian ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Batasan Masalah ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

B. Penelitian Sebelumnya ... 17

C. Kerangka Konseptual ... 19

D. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Unit Analisis ... 26

C. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 27

D. Populasi Dan Sampel ... 27

E. Variabel Penelitian ... 28

F. Sumber Data ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

I. Teknik Analisis Data ... 34

J. Uji Hipotesis ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 40

A. Sejarah Singkat Cafe Brick ... 40

B. Lokasi Cafe Brick ... 41

C. Visi dan Misi Cafe Brick ... 41

D. Logo Perusahaan ... 42

E. Menu Varian Rasa dan Harga Pada Cafe Brick ... 42

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Pengumpulan Data ... 45

(12)

xi

B. Deskripsi Karakteristik Responden ... 46

C. Deskripsi Data ... 48

D. Pengujian Instrumen ... 52

E. Uji Hipotesis Tanpa Mediasi ... 59

F. Uji Efek Mediasi ... 63

G. Pembahasan ... 66

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

C. Keterbatasan ... 76

DAFTAR REFERENSI ... 77

DAFTAR LAMPIRAN ... 79

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Definisi Operasional Variabel ... 30

Tabel III. 2 Skala Likert ... 32

Tabel V. 1 Karakteristik Frekuensi Pembelian ... 46

Tabel V. 2 Karakteristik Jenis Kelamin ... 46

Tabel V. 3 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 47

Tabel V. 4 Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ... 47

Tabel V. 5 Skala Data Variabel Penelitian ... 49

Tabel V. 6 Variabel Sense ... 49

Tabel V. 7 Variabel Feel ... 49

Tabel V. 8 Variabel Think ... 50

Tabel V. 9 Variabel Act ... 50

Tabel V. 10 Variabel Relate ... 51

Tabel V. 11 Variabel Kepuasan Konsumen ... 51

Tabel V. 12 Variabel Minat Beli Ulang ... 52

Tabel V. 13 Nilai Loading Factor Sebelum Penghapusan ... 53

Tabel V. 14 Nilai Loading Factor Sesudah Penghapusan ... 54

Tabel V. 15 Nilai Average Variance Extracted (AVE)... 55

Tabel V. 16 Nilai Akar AVE dan Korelasi Variabel Laten ... 55

Tabel V. 17 Nilai Composite Reliability dan Cronbach’s ... 56

Tabel V. 18 Nilai R2 ... 57

Tabel V. 19 Hasil Estimasi Direct Effect ... 58

Tabel V. 20 Hasil Estimasi Indirect Effect ... 59

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisatawan Daerah Istimewa

Yogyakarta Pada Tahun 2016 – 2019 ... 1

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 19

Gambar IV.1 Cafe Brick ... 41

Gambar IV.2 Logo Cafe Brick ... 42

Gambar IV.3 Daftar Menu ... 44

Gambar V.1 Pengujian Direct Effect ... 58

Gambar V.2 Pengujian Indirect Effect ... 59

(15)

xiv ABSTRAK

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING PADA MINAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi pada Cafe Brick, Sleman

Yulius Bayu Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh secara langsung sense pada minat beli ulang, (2) pengaruh secara langsung feel pada minat beli ulang, (3) pengaruh secara langsung think pada minat beli ulang, (4) pengaruh secara langsung act pada minat beli ulang, (5) pengaruh secara langsung relate pada minat beli ulang, (6) pengaruh sense pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen, (7) pengaruh feel pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen, (8) pengaruh think pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen, (9) pengaruh act pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen, (10) pengaruh relate pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan responden yang didapat sebanyak 100 orang. Analisis data menggunakan Partial Least Square dan menggunakan WarpPLS 6.0. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) sense secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang, (2) feel secara langsung tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang, (3) think secara langsung tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang, (4) act secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang, (5) relate secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang, (6) sense berpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi sebagian oleh kepuasan konsumen, (7) feel tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi kepuasan konsumen, (8) think berpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi penuh oleh kepuasan konsumen, (9) act berpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi sebagian oleh kepuasan konsumen, (10) relate berpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi sebagian oleh kepuasan konsumen.

Kata Kunci: Sense, Feel, Think, Act, Relate, Kepuasan Konsumen, Minat Beli Ulang

(16)

xv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EXPERIENTIAL MARKETING ON

REPURCHASE INTENTION THROUGH CONSUMER SATISFICATION AS THE MEDIATING VARIABLE

Study at Cafe Brick, Sleman

Yulius Bayu Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2021

This study aims to determine: (1) direct influence of sense on repurchase interest, (2) direct influence of feel on repurchase interest, (3) direct influence of think on repurchase interest, (4) direct influence of act on repurchase interest, (5) direct influence of relate on repurchase interest, (6) the influence of sense on repurchase interest mediated by consumer satisfaction, (7) the influence offeel on repurchase interest mediated by consumer satisfaction, (8) the influence of think on repurchase interest mediated by consumer satisfaction, (9) the influence of act on repurchase interest mediated by consumer satisfaction, (10) the influence of relate on repurchase interest mediated by consumer satisfaction. The sampling technique used purposive sampling, with 100 respondents obtained. Data analysis using Partial Least Square and using WarpPLS 6.0. The results of this study indicate that:

(1) sense has a direct positive influenced repurchase interest, (2) feel has no direct positive influenced repurchase interest, (3) think has a direct positive influenced repurchase interest, (4) act has a direct positive influenced repurchase interest, (5) relate has a direct positive influenced repurchase interest, (6) sense has a positive influencedon repurchase interestpartly mediated by consumer satisfaction, (7) feel has no positive influenced on repurchase interest with mediated by consumer satisfaction, (8) think has no positive influencedon repurchase interestfully mediated by consumer satisfaction, (9) act has a positive influencedon repurchase interest partly mediatedby consumer satisfaction, (10) relate has a positive influencedon repurchase interestpartly mediatedby consumer satisfaction.

Keywords: Sense, Feel, Think, Act, Relate, Cunsumer Satisfication, Repurchase Intention.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dan dikagumi masyarakat luas karena terkenal akan kebudayaan, pendidikan, dan kuliner. Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat julukan salah satu kota wisata terpopuler setelah Bali yang ada di Indonesia. Adapun jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2016 hingga 2020 di Yogyakarta berdasarkan dari data statistik Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2016 – 2019 adalah sebagai berikut:

Grafik I.1. Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisatawan Daerah Istimewa YogyakartaPada Tahun 2016 – 2019

Sumber: http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/index/603-data- kinerja-dinas-pariwisata?id_skpd=23 Diakses pada 07 Oktober 2020

2016 2017 2018 2019

19,753,145

25,952,122 25,716,261 27,365,291

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000

1 2 3 4

Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisatawan DIY 2016- 2019

TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG

(18)

Pariwisata sendiri merupakan faktor industri yang menghasilkan pemasukkan yang besar untuk Indonesia sendiri. Selain menjadi tujuan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi pusat perbelanjaan maupun kuliner yang banyak dicari oleh pengunjung dari luar kota maupun luar negeri. Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri terdapat aneka menu kuliner yang sering dicari oleh wisatawan, berbagai macam jenis kulinernya seperti gudeg, bakpia, sate klatak, angkirngan, dan wedang ronde.

Konsep experiential marketing menurut Schmitt1999 (dalam Febrini,et al.,2019:36) merupakan cara kreatif untuk menyampaikan pesan produk dan jasa dengan melibatkan konsumen secara fisik dan emosi (psikologi dan respon emosional) mereka agar terdorong untuk berpikir, bertindak, menjalin relasi, sehingga menimbulkan kepuasan sebagai konsumen lalu tergerak untuk melakukan pembelian ulang. Menurut Kertajaya 2010 (dalam Dewi, et al., 2015:2) menyatakan bahwa experiential marketing adalah konsep pemasaran yang bertujuan untuk membentuk pelanggan yang loyal dengan cara menyentuh emosi pelanggan dengan menciptakan pengalaman-pengalaman yang positif terhadap jasa dan produk mereka. Maka dari itu rumah makan atau Cafe bisa melakukan atau melaksanakan strategi experiential marketing untuk menarik minat konsumen supaya mau membeli kembali.

Kepuasan pelanggan menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang diprepsepsikan produk (hasil) terhadap ekspetasi mereka. Terciptanya suatu kepuasan konsumen merupakan salah satu strategi

(19)

untuk mnciptakan relasi yang baik dengan konsumen atau pembeli. Konsumen mendapatkan kepuasan saat mendapatkan produk atau jasa yang membuat senang serta memiliki rasa ingin membeli kembali. Menurut Kotler dan Keller (2009:240)minat beli ulang konsumen digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat beli adalah sikap atau rasa puas yang tercipta setelah membeli barang atau jasa dan memiliki keinginan melakukan pembelian lagi atas barang atau jasa tersebut.

Cafe sendiri mempunyai arti sebagai restoran dengan menu yang terbatas, dimana didalam cafe sendiri lebih menyediakan menu-menu yang modern.

Cafesendiri mempunyai pilihan menu yang tidak banyak dibandingkan rumah makan pada umumnya. Dalam cafe dapat diperhatikan beberapa kesehatan, keselamatan konsumen saat berkunjung pada cafe. Bisnis kedai kopi atau cafe di Indonesia diperkirakan terus meningkat. Data tahunan konsumsi kopi di Indonesia tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network menunjukan proyeksi konsumsi domestik (Coffee Domestic Consumtion) pada tahun 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat sekitar 13,9% dibandingkan konsumsi pada tahun 2018/2019 yang mencapai 258.000 ton. Pada tahun 2021, konsumsi domestik kopi Indonesia diperkirakan naik lagi menjadi 370.000 ton. Head of Marketing Toffin, Ario Fajar mengatakan, jumlah kedai kopi di Indonesia meningkat secara signifikat dalam tiga tahun terakhir. Hasil riset Toffin bersama Majalah Mix menunjukkan jumlah kedai kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai lebih dari 2.950

(20)

gerai, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada tahun 2016 yang hanya sekitar 1.000 (https://insight.toffin.id/toffin-stories/toffin-indonesia-merilis- riset-2020-brewing-in-indonesia/).

Salah satu tempat kuliner Cafe yang cocok dalam menggunakan metode experiential marketing yaitu Cafe Brick. Cafe Brick merupakan salah satu cafe yang mengusung atau membuat konsep Vintage British Style di Sleman. Cafe Brick ini merupakan jenis cafe yang berbeda dengan cafe lainnya yang ada di DIY. Cafe ini memiliki visi yaitu menjadikan Cafe Brick sebagai salah satu cafe yang fun, produktif, inovatif, dan kreatif. Misi dari cafe brick ini adalah membangun sebuah sistem manajemen yang disiplin, kreatif dan bertaraf Internasional. Cafe Brick berdiri pada tahun 2017 dan mulai beroperasi pada tanggal 20 Maret 2017, Cafe Brick berada di Jalan Damai No. 8, Tambakan Sinduharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5581. Cafe Brick mempunyai konsep yang menarik dengan model eropa yang tidak dimiliki oleh cafe pada umumnya. Cafe Brick menawarkan aneka kopi, latte, cokelat, dan minuman lainnya. Selain itu menu yang ada juga beragam seperti makanan berat seperti steak, spagethi, dan beberapa menu lainnya.

Ditengah pandemic Covid-19 ini membuat Cafe Brick yang tadinya memiliki jam operasional 24 jam, sekarang hanya sampai jam 1 pagi. Tempatnya yang unik, membuat pelanggan tertarik datang ke Cafe Brick. Selain bisa dipakai untuk nongkrong, Cafe Brick juga menyediakan fasilitas untuk rapat, dan juga tempat parkir yang luas. Dalam menghadapi persaingan untuk mempertahankan kelangsungan hidup cafe tujuan-tujuan strategi supaya bisa bersaing dengan

(21)

cafe lainnya. Konsumen yang datang sangat beragam mulai dari warga sekitar, mahasiswa, tokoh publik, wisatawan juga mengunjungi Cafe Brick ini.

B. Masalah Penelitian

Banyaknya dan berkembangnya dunia industri kuliner di bidang Cafe di DIY menimbulkan persaingan antar cafe menjadi semakin ketat. Pada dasarnya cafe itu sendiri bisa menarik kepuasan konsumen, jika pelanggan merasa nyaman, puas, dan konsumen itu sendiri akan kembali ke cafe tersebut atau memiliki minat beli ulang untuk datang ke Cafe Brick itu.

Cafe Brick ke depannya bisa berkembang menjadi salah satu icon cafe yang terkenal karena keunikan yang dimilikinya. Pengelola Cafe Brick desain vintage ala eropa London yang mempunyai ciri khas atau nilai berbeda dibandingkan dengan cafe yang ada pada umumnya. Istilah kesanvintage identikdengan kesan jadul, dengan menggunakan peralatan jadul yang membuat nilai plus serta membuat minat dan daya penasaran akan cafe ini. Hal ini didukung dengan adanya atribut-atribut seperti vespa dan mobil Mercedez Benz klasik di pinggir jalan, serta pintu dan jendela yang di cat dengan warna-warna yang dibuat kontras dengan dindingnya. Selain itu desain eksterior pada Cafe Brick berbedadengan konsep cafe pada umumnya. Tempat yang mempunyai keunikan di banding cafe pada umumnya mempunyai nilai lebih supaya konsumen betah dan datang lagi, serta menarik minat beli konsumen ke tempat ini. Selain bisa digunakan untuk makan, nongkrong, dan juga tempat untuk rapat, juga bisa digunakan untuk mengabadikan momen di tempat ini.

(22)

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah sensesecara langsungberpengaruh positif pada minat beli ulang?

2. Apakah feel secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang?

3. Apakah think secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang?

4. Apakah act secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang?

5. Apakah relate secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang?

6. Apakah senseberpengaruh positif pada minat beli ulangdengan dimediasi oleh kepuasan konsumen?

7. Apakah feel berpengaruh positif pada minat beli ulangdengan dimediasi oleh kepuasan konsumen?

8. Apakah thinkberpengaruh positif pada minat beli ulangdengan dimediasi oleh kepuasan konsumen?

9. Apakah act berpengaruh positif pada minat beli ulangdengan dimediasi oleh kepuasan konsumen?

10. Apakah relate berpengaruh positif pada minat beli ulangdengan dimediasi oleh kepuasan konsumen?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh secara langsung sense pada minat beli ulang.

(23)

2. Pengaruh secara langsung feel pada minat beli ulang.

3. Pengaruh secara langsung think pada minat beli ulang.

4. Pengaruh secara langsung act pada minat beli ulang.

5. Pengaruh secara langsung relate pada minat beli ulang.

6. Pengaruh sense pada minat beli ulangdengan dimediasi oleh kepuasan konsumen.

7. Pengaruh feel pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen.

8. Pengaruh think pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen.

9. Pengaruh act pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen.

10. Pengaruh relate pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen.

E. Batasan Masalah

Supaya masalah tidak terlalu luas, maka dibuatkan batasan-batasan pada penelitian ini:

1. Penelitian ini dilakukan di Cafe Brick Sleman.

2. Penelitian hanya mengambil salah satu Cafe yang memiliki keunikan dibandingkan dari Cafe lain yang ada di Sleman.

3. Penelitian dibatasi pada konsumen yang sudah lebih dari satu kali berkunjung ke Cafe Brick.

(24)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan supayadapat memberikan manfaat untuk:

1. Cafe Brick.

Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan referensi bagi Cafe Back mengenai pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan konsumen dan minat beli ulang pada Cafe Brick, Sleman, Yogyakarta.

2. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran khususnya berkaitan dengan pengaruh experiental marketing terhadap minat beli ulang .

3. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diaharapakan dapat dijadikan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya jika ingin meneliti variabel yang sama dan diharapkan untuk bisa mengembangkan hasil penelitian penulis sebelumnya.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan untuk meyakinkan pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang ditawarkan supaya pembeli yakin dan membeli barang itu.Menurut Kotler dan Keller (2009:5) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Menurut Ali Hasan 2008 (dalam Hendarsono &

Sugiharto, 2013:2) pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dengan strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai

2. Experiential Marketing

a. Pengertian Experiential Marketing

Menurut Schmitt 1999 (dalam Febrini, Widowati dan Anwar,2019:37) experiential marketing merupakan suatu proses dan jasa oleh pemasar kepada konsumen dengan perangsangan emosi konsumen yang menghasilkan berbagai pengalaman bagi konsumen melalui panca indera (sense), perasaan (feel), berfikir (think), fisik, perilaku dan gaya hidup (act), dan identitas sosial yang dihasilkan dari hubungan dengan kelompok

(26)

referensi atau budaya (relate) yangdikenal sebagai modul pengalaman strategis atau strategic experiential modules.

Menurut Schmitt1999 (dalam Hendarsono & Sugiharto, 2013:2)experiential marketingdibagi menjadi empat kunci karakteristik antara lain:

1) Fokus pada pengalaman konsumen

Suatu pengalaman terjadi sebagai suatu pertemuan, menjalani atau melewati situasi tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi, emosional, kognitif, perilaku dan relasional yang menggantikan nilai- nilai fungsional. Dengan adanya pengalaman tersebut dapat menghubungkan badan usaha beserta produknya dengan gaya hidup konsumen yang mendorong terjadinya pembelian pribadi dan dalam lingkup usahanya.

2) Menguji situasi konsumen

Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya menginginkan suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada saat mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga dari pengalaman yang didapatkan pada saat mengkonsumsi produk tersebut.

3) Mengenali aspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari konsumsi Dalam experiental marketing, konsumen bukan hanya dilihat dari sisi rasional saja melainkan juga dari sisi emosionalnya. Jangan memperlakukan konsumen hanya sebagai pembuat keputusan yang

(27)

rasional tetapi konsumen lebih menginginkan untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi secara emosional dan ditantang secara kreatif.

4) Metode dan perangkat bersifat elektik

Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap sitiuasi yang terjadi daripada menggunakan suatu standar yang sama.

b. Alat ukur Experiential Marketing

Menurut Schmitt 1999(dalam Hendarsono & Sugiharto, 2013:3),experiential marketing dapat diukur dengan menggunakan lima faktor utama yaitu:

1) Sense / Sensory Experience

Sense Experience didefinisikan sebagai usaha penciptaan pengalaman yang berkaitan dengan panca indra melalui penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau. Dapat digunakan untuk mendiferensiasikan badan usaha, memotivasi konsumen untuk mau membeli produk tersebut dan menyampaikan value pada konsumennya.

2) Feel / Affective Experience

Feel Experience adalah strategi dan implementasi untuk memberikan pengaruh merek kepada konsumen melalui komunikasi (iklan), produk (kemasan dan isinya), identitas produk (co-branding), lingkungan, website, orang yang menawarkan produk. Setiap perusahaan harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai cara penciptaan perasaan

(28)

melalui pengalaman konsumen yang dapat menggerakan imajinasi konsumen yang diharapkan konsumen dapat membuat keputusan untuk membeli. Feel experience timbul sebagai hasil kontak dan interaksi yang berkembang sepanjang waktu, di mana dapat dilakukan melalui perasaan dan emosi yang ditimbulkan. Selain itu juga dapat ditampilkan melalui ide dan kesenangan serta reputasi dan pelayanan konsumen. Tujuan dariFFeel experience adalah untuk menggerakkan stimulus emosional (events, agents, objects) sebagai bagian dari feel strategies sehingga dapat mempengaruhi emosi dan suasana hati konsumen.

3) Think / Creative Cognitive Experience

Tujuannya adalah mendorong konsumen sehingga tertarik dan berpikir secara kreatif sehingga mungkin dapat menghasilkan evaluasi kembali mengenai perusahaan dan merek tersebut.

4) Act / Physical Experience and Entitle Lifestyle

Merupakan teknik pemasaran untuk menciptakan pengalaman konsumen yang berhubungan dengan tubuh secara fisik, pola perilaku, dan gaya hidup jangka panjang serta pengalaman yang terjadi dari suatu interaksi dengan orang lain. Gaya hidup sendiri merupakan pola perilaku individu dalam hidup yang direfleksikan dalam tindakan, minat dan pendapat. Act experience yang berupa gaya hidup dapat diterapkan dengan menggunakan trend yang sedang berlangsung atau mendorong terciptanya trend suatu budaya baru.

(29)

5) Relate / Social Identity Experience

Relate experience merupakan gabungan dari keempat aspek experiential marketing yaitu sense, feel, think, dan act. Pada umumnya relate experience menunjukkan hubungan dengan orang lain, kelompok lain, atau komunitas sosial yang lebih luas dan abstrak. Tujuan relate experience adalah menghubungkan konsumen tersebut dengan budaya dan lingkungan sosial yang dicerminkan oleh merek suatu produk.

c. Manfaat Experiential Marketing

Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh suatu badan usaha menurut pandangan Schmitt 1999(dalam Hendarsono & Sugiharto, 2013:3) yaitu:

1) Untuk meningkatkan kembali merek yang telah menurun.

2) Untuk membedakan produk dengan produk pesaing.

3) Untuk menciptakan kembali sebuah identitas dari perusahaan tersebut.

4) Untuk meningkatkan inovasi.

5) Membujuk pelanggan untuk mencoba dan membeli produk baru yang ditawarkan.

3. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen yaitu dimana konsumen merasakan puas akan produk yang dibelinya, dan mempunyai perasaan akan membelinya kembali.Menurut Band (dalam Dharmawansyah, 2013:3) kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan yang terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut. Sementara menurut Dutka

(30)

(dalam Saidani & Arifin, 2012:6), terdapat tiga dimensi dalam mengukur kepuasan pelanggan secara universal yaitu:

a. Attributes related to product yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari produk seperti penetapan nilai yang didapatkan dengan harga, kemampuan produk menentukan kepuasan, benefit dari produk tersebut.

b. Attributes related to service yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari pelayanan misalnya dengan garansi yang dijanjikan, proses pemenuhan pelayanan atau pengiriman, dan proses penyelesaian masalah yang diberikan.

c. Attributes related to purchase yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari keputusan untuk membeli atau tidaknya dari produsen seperti kemudahan mendapat informasi, kesopanan karyawan dan juga pengaruh reputasi perusahaan.

Menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diterapkan.Menurut Wilkie 1994 (dalam Dewi, Kumadji dan Mawardi, 2015:3), kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.

Pelanggan adalah seseorang yang secara terus-menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginan dengan memiliki suatu produk dan mendapatkannya dengan membayar produk atau jasa tersebut.Menurut Solomon 2004(dalam Febriniet al.,2019:38) kepuasan,

(31)

konsumen ditentukan oleh perasaan keseluruhan, atau sikap, seseorang tentang suatu produk setelah dibeli, konsumen terlibat dalam proses evaluasi yang konstan terhadap hal-hal yang mereka beli ketika mereka mengintegrasikan produk-produk ini ke dalam aktivitas konsumsi harian mereka.

Menurut Irawan 2010 (dalam Tetanoe dan Dharmayanti, 2014:5) kepuasan pelanggan (customer satisfaction) ditentukan oleh presepsi pelanggan atas performance (kinerja) produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2009:166) terdapat 3 metode untuk mengukur tinggi tidaknya kepuasan pelanggan terhadap suatu perusahaan yaitu:

a. Periodic survey (survei berkala)

Survei berkala mampu melacak kepuasan pelanggan secara langsung dan juga mengajukan pertanyaan tambahan untuk mengukur niat pembelian kembali dan kemungkinan atau kesediaan responden untuk merekomendasikan suatu perusahaan dan merek kepada orang lain.

b. Customer loss rate (tingkat kehilangan pelanggan)

Pengukuran tingkat kehilangan pelanggan dapat dilakukan dengan mengamati secara langsung konsumen yang merupakan pelanggan tetap.

Pencegahan yang dapat dilakukan kepada konsumen yang tidak datang lagi ke perusahaan kita adalah dengan menghubungi pelanggan tersebut dan menjalin relasi yang baik supaya pelanggan kita mau datang kembali.

(32)

c. Mystery shoppers (pelanggan misterius)

Pelanggan misterius merupakan seseorang yang berperan sebagai pembeli potensial dan melaporkan titik kuat serta titik lemah yang dialaminya dalam berbelanja produk di perusahaan tersebut ataupun saat berbelanja di perusahaan pesaing.

4. Minat Beli Ulang

Minat beli ulang merupakan keputusan pelanggan yang merasakan kepuasan atas produk atau jasa yang telah diberikan oleh perusahaan, sehingga konsumen ingin kembali lagi dan mempunyai minat untuk membeli kembali di perusahaan tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2009:240) minat beli ulang konsumen digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Menurut Gunarso 2005(dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013:3) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Menurut Cronin et al., 1992(dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013:4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.Menurut Durianto, Sugiarto dan Sijintak (2001:109) minat beli merupakan sesuatu yang

(33)

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Menurut Hellier et al., 2003 (dalam Febrini et al., 2019:39) minat beli ulang adalah tentang membeli kembali sebuah layanan dari perusahaan yang sama, dan cenderung dilakukan secara berkala sebagai nilai individu dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan dan mempertimbangkan keadaan yang memungkinkan

Menurut Ferdinand (2002:25-26) minat beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional : yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk yang telah dikonsumsinya.

b. Minat refrensial : yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain, dengan referensi pengalaman konsumsinya.

c. Minat prefensial : yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu memiliki prefensi utama pada produk yang telah dikonsumsi.

Prefensi ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk prefensinya.

d. Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk yang dilangganinya.

(34)

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya

1. Febrini, Widowati, & Anwar. Tahun 2019. “Pengaruh Experiential Marketing terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli Ulang di Warung Kopi Klotok, Kaliurang, Yogyakarta”

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih jauh tentang konsep experiential marketing elemen (sense, feel, think, act, dan relate) yang diimplementasikan di Warung Kopi Klotok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah objek dan subjek penelitian. Objek penelitian ini adalah Warung Kopi Klotok, Kaliurang, Yogyakarta, sengan subjek penelitian adalah para pengunjungnya dengan rentang usia minimal 17 tahun ke atas.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung Warung Kopi Klotok, Kaliurang, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling, merupakan salah satu teknik Non Random Sampling dengan menetapkan ciri khusus yaitu sampel hanya ditujukan kepada pengunjung yang sedang berkunjung ke Warung Kopi Klotok di Kaliurang dengan jumlah sampel 290 responden setelah melalui pensortiran maka sampel yang diteliti menjadi 247 sampel, Yogyakarta lebih dari satu kali.

Variabel Eksogen (independen/bebas): experiential marketing terdiri dari elemen sense, think, feel, act, dan relate. Variabel Intervening: kepuasan konsumen. Variabel Endogen (dependen/terikat): minat beli ulang. Hasil dari penelitian ini menimbulkan kepuasan konsumen dan memicu tindakan untuk melakukan beli ulang di masa mendatang.

(35)

2. Hendarsono, & Sugiharto. 2013. Analisa Pengaruh Experiential Marketing terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Cafe Buntos 99 Sidoarjo”

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji komponen sense experience, feel experience, think experience, act experience, relate experience yang mempengaruhi minat beli ulang (2) mengetahui komponen experiential marketing apa atau mana yang dominan di Cafe Buntos 99 Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rancangan penelitian kausal. Variabel penelitian meliputi sense experience, feel experience, think experience, act experience, relate experience dan minat beli ulang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Cafe Buntos 99 Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilitysampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa secara simultan komponen-komponen experiential marketing berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang.

(36)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran atau kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar II.1 Kerangka Konseptual

(sumber: Schmitt, 1999;Hendarsono dan Sugiharto, 2013)

Keterangan:

: Pengaruh langsung :Pengaruh dengan mediasi

D. Hipotesis Penelitian

Sense (rasa) merupakan aspek yang berwujud yang dapat dirasakan oleh pelanggan melalui kelima panca indera manusia yang meliputi penglihatan,

Sense

Minat Beli Ulang Kepuasan

Pelanggan Feel

Think Act Relate

a

b f

g h i

c d e j

k

(37)

penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecapan (Lupiyoadi, 2013:131).

Menurut Hellier et al., 2003 (dalam Febrini et al., 2019:39) minat beli ulang adalah tentang membeli kembali sebuah layanan dari perusahaan yang sama, dan cenderung dilakukan secara berkala sebagai nilai individu dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan dan mempertimbangkan keadaan yang memungkinkan.

H1(a) :Sense secara langsung berpengaruh positif pada minat beli ulang.

Feel (perasaan) adalah strategi dan implementasi dalam mengikat pelanggan untuk senang terhadap perusahaan dan merek melalui pengalaman penyedia jasa (Lupiyoadi, 2013:131). Menurut Hellier et al., 2003 (dalam Febrini et al., 2019:39) minat beli ulang adalah tentang membeli kembali sebuah layanan dari perusahaan yang sama, dan cenderung dilakukan secara berkala sebagai nilai individu dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan dan mempertimbangkan keadaan yang memungkinkan.Jika produk dan jasa yang diberikan kepada konsumen, lalu konsumen mempunyai perasaan senang sehingga akan memiliki kemungkinan besar untuk membeli kembali produk dan jasa tersebut.

H2(b): Feelsecara langsung berpengaruh positif padaminat beli ulang.

Think (berpikir) adalah metode pemasaran yang bertujuan untuk mendorong pelanggan agar dapat berpikir kreatif atas perusahaan dan merek-mereknya (Lupiyoadi, 2013:131).Menurut Hellier et al., 2003 (dalam Febrini et al., 2019:39) minat beli ulang adalah tentang membeli kembali sebuah layanan dari perusahaan yang sama, dan cenderung dilakukan secara berkala sebagai nilai

(38)

individu dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan dan mempertimbangkan keadaan yang memungkinkan. Dengan konsumen berpikir positif pada Cafe Brick, maka sangat besar kemungkinan jika konsumen akan datang kembali serta mempunyai minat beli ulang di Cafe tersebut.

H3 (c) : Think secara langsung berpengaruh positif padaminat beli ulang.

Act (bertindak) adalah bentuk strategi yang dilakukan untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang dihubungkan pada perilaku individu, perilaku sosial, dan gaya hidup (Lupiyoadi, 2013:131). Menurut Hellier et al., 2003 (dalam Febrini et al., 2019:39) minat beli ulang adalah tentang membeli kembali sebuah layanan dari perusahaan yang sama, dan cenderung dilakukan secara berkala sebagai nilai individu dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan dan mempertimbangkan keadaan yang memungkinkan. Jika interaksi suatu karyawan Cafe itu baik, ramah, serta tanggap terhadap konsumen yang ada di Cafe Brick tersebut, maka akan mempengaruhi konsumen supaya datang kembali untuk melakukan pembelian ulang di Cafe Brick.

H4 (d) : Act secara langsungberpengaruh positif padaminat beli ulang.

Relate (hubungan) adalah pengembangan perasaan yang dirasakan oleh individu yang merupakan pengalaman dan dikaitkan dengan figur idaman individu, orang lain, dan suatu kebudayaan (Lupiyoadi, 2013:131).Menurut Hellier et al., 2003 (dalam Febrini et al., 2019:39) minat beli ulang adalah tentang membeli kembali sebuah layanan dari perusahaan yang sama, dan cenderung dilakukan secara berkala sebagai nilai individu dengan

(39)

mempertimbangkan situasi sekarang dan dan mempertimbangkan keadaan yang memungkinkan. Jika sudah menjalani suatu hubungan yang baik dengan pemilik dan karyawan itu, maka akan terciptanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen dan besar kemungkinan akan melakukan pembelian ulang lagi ataupun akan datang kembali ke Cafe Brick itu sendiri.

H5 (e) : Relatesecara langsungberpengaruh positif pada minat beli ulang.

Sense (rasa) merupakan aspek yang berwujud yang dapat dirasakan oleh pelanggan melalui kelima panca indera manusia yang meliputi penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecapan (Lupiyoadi, 2013:131).

Menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diterapkan. Menurut Cronin et al., 1992 (dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013:4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.

H6(f-k): Sense berpengaruh positif pada minat beli ulangdengan dimediasi

oleh kepuasan konsumen.

Feel (perasaan) adalah strategi dan implementasi dalam mengikat pelanggan untuk senang terhadap perusahaan dan merek melalui pengalaman penyedia jasa (Lupiyoadi, 2013:131). Menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

(40)

membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diterapkan. Menurut Cronin et al., 1992 (dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013:4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.

H7 (g-k) : Feelberpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi

oleh kepuasan konsumen.

Think (berpikir) adalah metode pemasaran yang bertujuan untuk mendorong pelanggan agar dapat berpikir kreatif atas perusahaan dan merek-mereknya (Lupiyoadi, 2013:131).Menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diterapkan.

Menurut Cronin et al., 1992 (dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013:4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.

H8 (h-k) : Thinkberpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi

oleh kepuasan konsumen.

Act (bertindak) adalah bentuk strategi yang dilakukan untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang dihubungkan pada perilaku individu, perilaku sosial, dan gaya hidup (Lupiyoadi, 2013:131). Menurut Kotler dan Keller

(41)

(2009:138) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diterapkan. Menurut Cronin et al., 1992 (dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013:4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.

H9 (i-k) : Actberpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen.

Relate (hubungan) adalah pengembangan perasaan yang dirasakan oleh individu yang merupakan pengalaman dan dikaitkan dengan figur idaman individu, orang lain, dan suatu kebudayaan (Lupiyoadi, 2013:131).Menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diterapkan. Menurut Cronin et al., 1992 (dalam Hendarsono dan Sugiharto, 2013:4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.

H10 (j-k) : Relateberpengaruh positif pada minat beli ulang dengan dimediasi

oleh kepuasan konsumen.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei.

Menurut Sugiyono (2016:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono (2016:81) mengatakan bahwa penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.

B. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah berkunjung ke Cafe Brick Sleman lebih dari satu kali.

(43)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2021 – September 2021 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Damai No. 8, Tambakan Sinduharjo, Kec.

Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5581.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang pernah datang ke Cafe Brick lebih dari satu kali.

2. Sampel

Dalam penelitian ini, teknik untuk pengambilan sampel menggunakan metode Non-Probability Sampling. Menurut Sugiyono (2016:84) Non- Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016:85). Dalam penelitian ini pertimbangan yang digunakan yaitu:

(44)

a. Usia : ≥ 17 Tahun

b. Pernah mengunjungi Cafe Brick lebih dari satu kali.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016:81). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumen yang sedang/pernah berkunjung di Cafe Brick.

Karena jumlah populasi yang tidak diketahui, maka jumlah sampel dalam penelitian ini akan ditentukan berdasarkan perhitungan sampel sebagai berikut:

𝓃 ∶ 𝑍2 4(𝑀𝑜𝑒)2

𝓃 ∶ 1,962 4(0,1)2 𝓃 ∶ 96,04 Keterangan:

n =Jumlah Sampel

Z =Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel (95%= 1,96)

MOE = Margin Of Error yakni tingkat atau rasio kesalahan yang dapat ditoleransi (sudah ditentukan dalam penelitian ini sebesar 10% atau 0,10).

Melalui penghitungan tersebut didapatkan sampel 96,04 dan dibulatkan menjadi 96 responden.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel independent (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependent (variabel terikat) (Sugiyono, 2016:96). Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini yaitu experiential marketing sebagai berikut:

(45)

a. Sense b. Feel c. Think d. Act e. Relate

2. Variabel perantara ( mediating variable/intervening variable)

Variabel perantara (mediating variable/intervening variable) adalah variabel yang muncul antara saat variabel bebas mulai mempengaruhi variabel terikat, dan saat pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel perantaranya. Variabel perantara muncul sebagai fungsi dari variabel bebas yang berpengaruh dalam situasi apapun, serta membantu untuk mengkonsepkan dan menjelaskan variabel pengaruh variabel bebas pada variabel terikat (Sekaran dan Bougie, 2017:84). Variabel mediasi intervening dalam penelitian ini adalah Kepuasan Konsumen.

3. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016:39).

Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian in adalah minat beli ulang.

(46)

Tabel III.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Indikator

X1 (Sense) Sense, mempunyai daya tarik dengan indera, bertujuan untuk menciptakan

pengalaman sensorik melalui penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau (Schmitt, 1999:64).

Saya bisa mendengar alunan musik dengan nyaman

Saya menikmati visual Cafe ini Aroma di Cafe ini menyenangkan indera penciuman saya

Rasa makanan dan minuman memiliki citra rasa sesuai selera

X2 (Feel) Feel, menarik perasaan dan emosi pelanggan dengan tujuan menciptakan pengalaman afektif dari suasana hati positif terkait dengan merek, sampai emosi yang kuat dari kegembiraan dan kebanggan (Schmitt, 1999:66).

Saya merasa nyaman dengan suasana Cafe ini

Saya merasakan suasana santai saat berada di Cafe ini.

Mood saya menjadi positif di Cafe ini Saya merasa bersemangat saat berada di Cafe ini.

X3 (Think) Think, menarik untuk kecerdasan dengan tujuan penciptaan kognitif, pengalaman pemecahan masalah yang melibatkan pelanggan secara kreatif (Schmitt, 1999:67).

Cafe ini membangkitkan intelektualitas saya

Cafe ini mengaktifkan semangat berpikir saya

Ornamen dan hiasan yang ada di Cafe Brick memiliki makna yang dapat dieksplorasi lebih lanjut.

Saya merasa menjadi lebih kreatif saat berada di cafe ini.

X4 (Act) Act, bertujuan untuk mempengaruhi pengalaman tubuh, gaya hidup dan interaksi (Schmitt, 1999:68).

Saya tertarik mencoba beragam macam makanan dan minuman yang ada di Cafe Brick.

Cafe ini mendorong saya untuk mengunjungi tempat-tempat unik di dunia.

Cafe ini mendorong saya untuk menikmati aktivitas ngafe.

Cafe ini mendorong gaya hidup tertentu.

X5 (Relate) Relate, berisi aspek dari pemasaran sense, feel, think, dan act, menambah

pengalaman individu dan mengaitkan individu tersebut dengan dirinya sendiri, orang

Interaksi dengan teman atau keluarga terfasilitasi di cafe ini.

Komunikasi dengan teman atau keluarga terbangun di cafe ini.

Cafe ini untuk saya sangat unik.

(47)

lain atau budaya (Schmitt,

1999:68). Saya bisa membangun relasi baru di cafe ini.

Z (Kepuasan Konsumen)

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diterapkan (Kotler dan Keller, 2009:138).

Pelayanan yang diberikan karyawan sesuai dengan keinginan saya.

Saya puas dengan kinerja karyawan di Cafe ini.

Saya sama sekali tidak kecewa telah mengunjungi cafe ini.

Harapan saya atas cafe ini terpenuhi.

Y (Minat Beli Ulang)

Minat beli ulang konsumen digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut (Kotler dan Keller, 2009:240).

Saya akan mengunjungi kembali Cafe Brick di masa yang akan datang untuk menikmati menu terbaru.

Saya akan merekomendasikan Cafe Brick kepada keluarga, teman, dan kerabat.

Saya akan mengajak orang terdekat keluarga, teman dan kerabat untuk datang ke Cafe Brick.

Saya akan menjadikan Cafe Brick sebagai tempat nongkrong favorit saya.

4. Skala Pengukuran

Pada penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran likert (likert scale). Menurut Sugiyono (2016:92) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabbarkan menjadi indikator variabel. Setelah itu indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk Menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yaitu:

(48)

Tabel III.2 Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

F. Sumber Data 1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2016:137) Data primer atau sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pada penelitian ini, data primer yang diperoleh berasal dari penyebaran dan pengisian kuesioner oleh pengunjung Cafe Brick.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2016:142).

H. Teknik Pengujian Instrumen

Sugiyono (2016:102) mengatakan bahwa instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian ini teknik pengujian instrument yang digunakan adalah uji validitas dan uji realibilitas dengan menggunakan model PLS (Partial Least Square) sebagai berikut:

(49)

1. Uji Validasi

Uji Validitas terdiri atas variabel eksternal dan variabel internal (Abdillah&

Hartono, 2015:194). Validitas variabel eksternal menunjuk kepada hasil suatu penelitian harus valid yang dapat digenerelisasikan pada semua objek, situasi, dan waktu yang berbeda, sedangkan validitas variabel internal menunjuk pada kemampuan dari instrumen penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dalam suatu konsep.

a. Validitas Konstruk

Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Abdillah & Hartono, 2015:195). Terdapat dua validitas konstruk yaitu:

1) Validitas Konvergen

Validitas konvergen terjadi jika skor yang didapat dari dua instrumen yang berbeda yang mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi tinggi. Menurut Abdillah & Hartono (2015:195) bahwa rule of thumb biasanya digunakan untuk membuat pemeriksaan awal dari matrik faktor

±, 30 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk loading ±, 40 dianggap lebih baik, dan untuk loading > 0,05 dianggap signifikan secara praktis. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai loading factor, semakin penting perananan loading factor dalam mengintrepretasikan matrik faktor. Outer loading > 0,7, communalty

(50)

>0,5 dan Average Varian Extracted (AVE) > 0,5 Chin 1997 (dalam Abdillah & Hartono, 2015:195) inilah yang disebut rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen.

2) Validitas Diskriminan

Menurut Abdillah & Hartono (2015:195) validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang mengukur dua konstruk dan diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi, dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Abdillah & Hartono, 2015:196). Ada dua metode yang digunakan uji reliabilitas dalam PLS, yaitu cronbach’s alpha dan composite reliability. Crinbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reabilitas suatu konstruk, sedangakan composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisa yang penulis gunakan adalah teknik analisis yang dimana kuesioner tersebut dimasukkan ke software WarpPLS. Hasil data tersebut diperiksa kembali untuk konsistensi sehingga dapat meminimalkan kesalahan dalam memasukkan data. Menurut Monecke & Leisch 2012 (dalam Sarwono &

Narimawati 2015:6), SEM dengan PLS teridiri dari 3 komponen, yaitu:

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Experiential Marketing terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Pada Bisnis Waralaba (Franchise) Es Teh Indonesia Kebun Gresik Melalui Kepuasan Pelanggan

Menganalisis bagaimana pengaruh penggunaan input produksi ( bibit, luas lahan, pupuk dan tenaga kerja) terhadap tingkat produksi usahatani padi sawah di daerah

Tujuan lainnya yakni memberikan bentuk promosi media cetak berupa karya foto profil perusahaan yang informatif kepada masyarakat mengenai produk jamu godhog dalam bentuk

Perhittmgan pajak apabila perueahaan Jad.i

Kirol batzuetan, hala nola, igeriketan, judoan, kara- tean, arraunketan, gimnastikan, eta abarretan, egoki prestatutako epaileak edo arbitroak dituzte, eta saioak duintasun

Penularan virus tumbuhan oleh serangga vektor (kutudaun) meliputi periode makan serangga vektor memperoleh virus (periode akuisisi) dari sumber virus yang berupa tanaman sakit

menuju site. Pembuatan bukaan~bukaaJ1 atau plaza-plaza penampung pertama diprioritaskan di daerall yang memang banyak kedatangan atau berkumpulnya pcngunjung pertama

Saat dilakukan observasi pada worokstation pengepakan, pada saat proses pengepresan sack berlangsung yang terjadi pada komponen penekan sack dan alas penekan