• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IVB Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IVB Tahun 2018"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-114188.16/2014/PP/M.IVB Tahun 2018

Jenis Pajak : PPN

Tahun Pajak : 2014

Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas sebesar Rp. 809.349.445,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding dimana menurut Terbanding sebesar Rp 809.349.445,00 sedangkan menurut Pemohon Banding sebesar Rp 0,00;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Terbanding : bahwa Terbanding menyampaikan alasan sebagaimana Surat Uraian Banding aquo;

bahwa Terbanding sudah melakukan uji bukti dan sudah dibuatkan berita acara uji bukti.

Dalam uji bukti Terbanding sudah memeriksa semua SPT masa Pasal 21, rekening koran dan semua bukti yang diberikan oleh Pemohon Banding, antara lain kontrak kerja, invoice, faktur pajak, rekening koran dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut karena pada waktu pemeriksaan, dokumen-dokumen itu tidak diberikan oleh Wajib Pajak, maka Terbanding berdasarkan kuasa Pasal 26A ayat (4) Undang-Undang KUP tidak dapat mempertimbangkan dokumen-dokumen tersebut, dan berdasarkan alasan tersebut Terbanding tetap mempertahankan koreksi penyerahan;

bahwa berdasarkan uji bukti yang telah dilaksanakan dan disampaikan secara tertulis dalam persidangan, Terbanding berpendapat sebagai berikut:

- bahwa berdasarkan Kontrak Kerja No. 082/KK/Pan8/X/2014 tanggal 07 Oktober 2014, Kontrak No. 085/KK/Pan8/X/2014 tanggal 20 Oktober 2014, Kontrak No.

091/KK/Pan8/X/2014 tanggal 20 November 2014, diketahui bahwa Pemohon Banding mengadakan kerjasama dengan PT.QWE Tbk, dimana Pemohon Banding menerima order jahit (jasa maklon) dengan ketentuan sebagaimana tertuang dalam kontrak;

- bahwa Pemohon Banding telah menerima bahan-bahan (raw material) yang dikirim PT.

QWE Tbk selama bulan Oktober, November, Desember 2014;

- bahwa atas jasa maklon tersebut Pemohon Banding telah membuat invoice dan Faktur Pajak pada bulan Januari dan Februari 2015 (Invoice No. INV-001-ECO1-X1-2014 tanggal 19 Januari 2015, No. INV-002-ECO1-XII-2014 tanggal 19 Januari 2015, No.

INV-003-ECO1-XII-2014 tanggal 30 Januari 2015, No. INV-004-ECO1-XII-2014 tanggal 30 Januari 2015, No. INV-007-ECO1-XII-2015 tanggal 9 Februari 2015, Faktur Pajak No. 0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 27 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 30 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 30 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXX0 tanggal 9 Februari 2015);

- bahwa pada saat pemeriksaan, Pemohon Banding telah diminta untuk meminjamkan data/dokumen yang diperlukan, namun Pemohon Banding tidak memberikan data dimaksud;

- bahwa pada saat penelitian keberatan, Pemohon Banding menyampaikan dokumendokumen berupa:

Perjanjian kontrak kerja dengan PT QWE Tbk.;

Bukti pengiriman bahan dari PT QWE Tbk.;

Bukti penyerahan barang jadi kepada PT QWE Tbk.;

Bukti pembayaran PT QWE Tbk.;

- bahwa berdasarkan kuasa Pasal 26A Ayat 4 UU KUP, dokumen yang disampaikan Pemohon Banding tersebut tidak dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, karena dokumen tersebut telah diminta pada saat pemeriksaan namun tidak diberikan oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan uraian diatas Terbanding tetap mempertahankan koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sebesar Rp 809.349.445,00;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding menyampaikan alasan sebagaimana Surat Banding dan Surat Bantahan aquo;

bahwa berdasarkan uji bukti yang telah dilaksanakan dan disampaikan secara tertulis dalam persidangan, Pemohon Banding berpendapat sebagai berikut:

a) bahwa koreksi Terbanding atas penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp 809.349.445,00 berasal dari Objek PPh Pasal 21 (biaya Gaji Karyawan) dalam SPT PPh Pasal 21 Masa Pajak Oktober 2014 yang dilaporkan oleh Pemohon Banding;

b) bahwa Pemohon Banding baru didirikan pada bulan Agustus 2013, dimana pada bulan Oktober 2014 baru menandatangani Kontrak Jasa Maklon dengan PT QWE Tbk.;

c) bahwa sesuai bukti Kontrak Kerja No. 082/KK/Pan8/X/2014 dan Kontrak Kerja No.

085/KK/Pan8/X/2014 beserta bukti penerimaan material, bukti serah terima pekerjaan dan invoice dan pernyataan Terbanding, bahwa dalam tahun 2014, Pemohon Banding baru menandatangani Kontrak Jasa Maklon dengan PT QWE Tbk., sedangkan serah terima pekerjaan dan tagihan (invoice) atas penyerahan Jasa Maklon tersebut baru mulai terjadi pada bulan Januari 2015. Dengan demikian, pada bulan Oktober 2014, Pemohon Banding nyata-nyata belum melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak;

d) bahwa berdasarkan rekening koran Pemohon Banding, pada bulan Oktober 2014 tidak ada penerimaan terkait transaksi penyerahan BKP/JKP oleh Pemohon Banding.

Penerimaan yang ada hanya dari pencairan deposito dan transfer antar bank;

e) bahwa Pemohon Banding baru menerima pembayaran atas Kontrak No.082/KK/Pan8/X/2014 dan Kontrak No. 085/KK/Pan8/X/2014 pada bulan April 2015;

f) bahwa mengacu pada ketentuan dalam Pasal 4 UU PPN, transaksi pembayaran gaji kepada karyawan oleh Pemohon Banding adalah bukan merupakan Objek PPN;

g) bahwa dalam Pasal 17 ayat (5) huruf (a) PP No. 1 Tahun 2012 diatur bahwa saat terutangnya PPN atas Penyerahan JKP adalah sebagai berikut :

Pasal 17 ayat (5):

Penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terjadi pada saat:

a. harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;

b. …;

c. …;

h) bahwa oleh karena nyata-nyata dapat diketahui bahwa tagihan (penghasilan) atas Jasa Maklon tersebut baru mulai timbul pada bulan Januari 2015, maka berdasarkan Pasal 17 ayat (5)huruf a PP No. 1 Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa penyerahan Jasa Maklon oleh Pemohon Banding kepada PT QWE Tbk baru mulai terjadi pada bulan Januari 2015.

Dalam hal ini, atas Kontrak Jasa Maklon yang ditandatangani pada bulan Oktober 2014, hasil pekerjaannya baru mulai diserahkan pada bulan Januari 2015. Sehingga, Faktur Penjualan dan Faktur Pajak baru mulai diterbitkan pada bulan Januari 2015 serta mulai dilaporkan dalam SPT PPN Masa Pajak Januari 2015. Dengan kata lain, pada bulan Oktober 2014, penyerahan JKP (Jasa Maklon) tersebut nyata-nyata belum terjadi;

i) bahwa alat bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding sudah dilakukan pemeriksaan ke dokumen aslinya dan telah diuji kebenarannya oleh Terbanding, sehingga merupakan alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 UU Pengadilan Pajak;

Kesimpulan:

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menurut Majelis : bahwa yang sengketa dalam banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai (DPP PPN) Masa Pajak Oktober 2014 sebesar Rp 809.349.445,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

bahwa Terbanding melakukan koreksi karena menurut Terbanding, berdasarkan hasil pemeriksaan buku, catatan, dan dokumen Wajib Pajak, disimpulkan bahwa terdapat DPP Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri untuk Masa Pajak Oktober 2014 sebesar Rp809.349.445,00 yang bersumber dari beban kerja langsung di Harga Pokok Penjualan yang tercatat dalam laporan keuangan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2014 sebesar Rp5.461.161.835,00;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju, karena menurut Pemohon Banding DPP PPN tersebut seharusnya Rp0,00, karena Pemohon Banding bergerak di bidang jasa maklon produk garment, dimana pada bulan Oktober 2014 belum ada penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) karena masih dalam tahap praoperasional pabrik;

bahwa berdasarkan data dan keterangan yang ada dalam berkas sengketa, penjelasan para pihak serta uji bukti, diperoleh fakta sebagai berikut ;

· bahwa Pemohon Banding bergerak di bidang jasa maklon produk garment;

· bahwa Pemohon Banding baru didirikan pada bulan Agustus 2013, dimana pada bulan Oktober 2014 baru menandatangani Kontrak Jasa Maklon dengan PT QWE Tbk.;

· bahwa berdasarkan Kontrak Kerja No. 082/KK/Pan8/X/2014 tanggal 07 Oktober 2014, Kontrak No. 085/KK/Pan8/X/2014 tanggal 20 Oktober 2014, Kontrak No.

091/KK/Pan8/X/2014 tanggal 20 November 2014, diketahui bahwa Pemohon Banding mengadakan kerjasama dengan PT QWE Tbk, dimana Pemohon Banding menerima order jahit (jasa maklon) dengan ketentuan sebagaimana tertuang dalam kontrak;

· bahwa Pemohon Banding telah menerima bahan-bahan (raw material) yang dikirim PT QWE Tbk selama bulan Oktober, November, Desember 2014;

· bahwa pada bulan Oktober 2014 belum ada penyerahan Jasa Maklon yang merupakan Jasa Kena Pajak (JKP) sesuai kontrak di atas, penyerahan Jasa Maklon baru dilakukan oleh Pemohon Banding pada Masa Pajak Januari 2015 dan Februari 2015;

· bahwa biaya dalam Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp 809.349.445,00 untuk Masa Pajak Oktober 2014, adalah merupakan bagian biaya yang dikeluarkan Pemohon Banding untuk tenaga kerja tahun 2014 sebesar Rp. 5.461.161.835,00 sebagaimana dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT PPh 21, yang terdiri dari :

Upah Rp 4.923.648.135,00

Lembur Rp 245.164.001,00

Allowance Rp 85.674.275,00 Jamsostek Rp 206.523.124,00 Pengobatan Rp 152.300,00

Total Rp 5.461.161.835,00;

· bahwa atas penyerahan jasa maklon yang dilakukan Pemohon Banding pada Masa Januari 2015 dan Februari 2015 tersebut, Pemohon Banding telah membuat invoice dan Faktur Pajak pada bulan Januari dan Februari 2015 (Invoice No. INV-001-ECO1-X1-2014 tanggal 19 Januari 2015, No. INV-002-ECO1-XII-2014 tanggal 19 Januari 2015, No.

INV-003-ECO1-XII-2014 tanggal 30 Januari 2015, No. INV-004-ECO1-XII-2014 tanggal 30 Januari 2015, No. INV-007-ECO1-XII-2015 tanggal 9 Februari 2015, Faktur Pajak No. 0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 27 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 30 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 30 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXX0 tanggal 9 Februari 2015);

bahwa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, (selanjutnya disebut Undang-Undang KUP), dinyatakan bahwa:

Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2)

(1) Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(2) Untuk keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan serta memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa;

bahwa dalam Penjelasan Pasal 29 ayat (2) UU KUP a quo, dinyatakan bahwa:

“Pendapat dan simpulan petugas pemeriksa harus didasarkan pada bukti yang kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”;

bahwa dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, sebagaimana telah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, (selanjutnya disebut Undang- Undang PPN) dinyatakan:

Pasal 4 ayat (1)

(1) Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:

a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;

b. impor Barang Kena Pajak;

c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;

d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;

e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;

f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;

g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;

dan

h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak;

bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nonor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah, (selanjutnya disebut PP Nomor 1 Tahun 2012) dinyatakan:

Pasal 17 ayat (1) huruf c dan ayat (5)

(1) Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terjadi pada saat:

a. penyerahan Jasa Kena Pajak;

(5) Penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terjadi pada saat:

a. harga atas Penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;

b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak diketahui; atau

c. mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak;

bahwa berdasarkan fakta dan peraturan perundang-undangan di atas, Majelis mempertimbangkan bahwa:

- bahwa pada Masa Pajak Oktober 2014, Pemohon Banding tidak melakukan penyerahan Jasa Maklon yang merupakan Jasa Kena Pajak, penyerahan Jasa Maklon atas kontrak Pemohon Banding dengan PT QWE Tbk., baru dilakukan oleh Pemohon Banding pada Masa Pajak Januari 2015 dan Februari 2015, karena pada Masa Pajak Oktober 2014 sampai dengan Desember 2014 masih tahap proses produksi;

- bahwa Harga Pokok Penjualan yang dilaporkan Pemohon Banding, adalah biaya tenaga kerja,

- bahwa atas penyerahan Jasa Maklon yang dilakukan Pemohon Banding pada Masa Januari 2015 dan Februari 2015 tersebut, Pemohon Banding telah membuat invoice dan Faktur Pajak pada bulan Januari dan Februari 2015 (Invoice No. INV-001-ECO1-X1- 2014 tanggal 19 Januari 2015, No. INV-002-ECO1-XII-2014 tanggal 19 Januari 2015, No. INV-003-ECO1-XII-2014 tanggal 30 Januari 2015, No. INV-004-ECO1-XII-2014 tanggal 30 Januari 2015, No. INV-007-ECO1-XII-2015 tanggal 9 Februari 2015, Faktur Pajak No. 0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 27 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 30 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXXX tanggal 30 Januari 2015, Faktur No.

0X0.00X.XX.0XXXXXX0 tanggal 9 Februari 2015);

- bahwa Pemohon Banding mencatat penghasilan dan menerbitkan Faktur Pajak pada saat melakukan penyerahan yaitu pada Masa Pajak Januari 2015 dan Februari 2015, maka berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf c Undang-Undang PPN jo. Pasal 17 ayat (1) dan ayat (5) PP Nomor 1 Tahun 2012 a quo saat terutang PPN adalah saat penyerahan tersebut;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding, sehingga Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak Oktober 2014 dihitung kembali menjadi sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajakmenurut

Terbanding

Rp 809.349.445,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp 809.349.445,00 Dasar Pengenaan Pajak menurut Majelis Rp 0,00

Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan peraturan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan sengketa ini;

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-00013/KEB/WPJ.32/2017 tanggal 05 April 2017 tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Oktober 2014 Nomor: 00019/207/14/527/16 tanggal 01 April 2016, atas nama: Pemohon Banding, sehingga Jumlah pajak dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

Keterangan Pemohon Banding

(Rp) DPP PPN yang PPN-nya harus dipungut

sendiri

0,00

Pajak Keluaran 0,00

Jumlah Pajak yang dapat Diperhitungkan 5.289.110.550,00

PPN Kurang (Lebih) Bayar (5.289.110.550,00)

Kelebihan sudah dikompensasikan 5.297.927.550,00

PPN kurang dibayar 8.817.000,00

Sanksi Administrasi

- Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP 8.817.000,00

Jumlah PPN yang masih harus dibayar 17.634.000,00

Demikian diputus di Yogyakarta pada hari Kamis tanggal 22 Maret 2018 berdasarkan musyawarah Majelis IVB Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis sebagai berikut : ABC, S.E, M.Si.

DEF, SH, M.Sc.

GHI,S.IP, M.M.

yang dibantu oleh JKL, Ak.

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkandalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis tanggal 5 Juli 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Terbanding maupun oleh Pemohon Banding.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

bahwa menurut Pemohon Banding, dalam penjelasan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai dan PPnBM tersebut jelas-jelas disebutkan bahwa yang dimaksud dengan terutangnya pajak pada

bahwa dengan melaporkan transaksi Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang Digunggung Masa Pajak Mei 2016 sebesar Rp1.987.955.818,00 berarti Penggugat membuat Faktur Pajak

bahwa menanggapi bukti-bukti terkait, Terbanding dalam uji bukti menyatakan bahwa atas dokumen yang disampaikan oleh Pemohon Banding yang berkaitan dengan Pajak Masukan senilai

Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sepanjang bagian

bahwa dengan melaporkan transaksi Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang Digunggung Masa Pajak April 2016 sebesar Rp348.181.272,00 berarti Penggugat membuat Faktur Pajak

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding juga menyampaikan pendapat bahwa aturan tentang pendaftaran sebagai Pengusaha Kena Pajak dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-undang Nomor 11

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding dan membatalkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-301/BC.8/2014 tanggal 10 Oktober 2014

bahwa dengan melihat ketentuan-ketentuan perpajakan di atas dan Kontrak Bagi Hasil (KBH) Blok Jabung yang berlaku efektif tanggal 27 Februari 1993 dimana Pemohon Banding sebagai