• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berpedoman terhadap penelitian sebelumnya. Penelitian ini bisa dikembangkan dengan tersedianya paduan dari sebagian penelitian sebelumnya yang mempunyai keterlibatan beberapa variabel yang sama. Hasil dari beberapa penelitian tersebut dapat digunakan sebagai salah satu acuan, bahan referensi, dan pembadingan terhadap penelitian ini, antara lain sebagai berikut :

Njimanted et al (2015) meneliti tentang “External Debt, Domestic Invesment and Economic Growth in Cameroon”. Alat Analisis: Two Stage :east Square. Menggunakan variabel penelitian yaitu : Utang Luar Negeri, Nilai Tukar, Suku Bunga, Defisit Fiskal, Tingkat Investasi, Tingkat Tabungan Ekonomi Nasional. Periode: 1980 – 2013 Obyek Penelitian berada di Negara Cameroon. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri. Dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap utang luar negeri.

Abdul et al (2017) meneliti tentang Posisi Defisit Anggaran Dan Kurs Dalam Kebijakan Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian ditemukan bahwa nilai tukar (kurs) berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri pemerintah Indonesia.

(2)

Defrizal et al (2018) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Utang Luar Negeri di Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Model dan Ordinary Least Square. Hasil penelitian ditemukan bahwa Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan dan Suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap utang luar negeri Indonesia.

Vinny (2019) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Utang Luar Negeri di Indonesia. Metode Analisis yang digunakan adalah Ordary Least Square (OLS). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data time series 2000-2007 dengan variabel dependen utang luar negeri dan variabel independen ekspor, produk domestik bruto (PDB), dan nilai tukar rupiah berpengaruh positif signifikan terhadap utang luar negeri.

Adapun hubungan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pengembangan penelitian atau bandingan dari penelitian terdahulu. Dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini sebagai berikut : perbedaan dari keempat penelitian terdahulu dengan topik peniliti yaitu terletak pada variabel independent. Keempat penelitian terdahulu diantarnya terdapat relevansi terhadap 3 variabel yaitu nilai tukar (kurs), suku bunga dan inflasi terhadap utang luar negeri.

B. Landasan Teori 1. Suku Bunga

Menurut Hubbard (2005), suku bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang diterima dan imbalan bagi lender.

Dengan kata lain suku bunga merupakan pembayaran atas modal yang

(3)

dipinjam dari pihak lain yang dinyatakan dengan presentase tertentu dalam rangka peminjaman uang untuk jangka waktu tertentu. Menurut Boediono (2014:76), suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi.

Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung.keberhasilan pembangunan.

a) Sifat Suku Bunga

Menurut Ismail (2010:132) berdasarkan sifatnya suku bunga dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Bunga Pinjaman (bunga kredit) merupakan tingkat harga tertentu yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank atas pinjaman yang diperolehnya.

2) Bunga Simpanan merupakan tingkat harga tertentu yang dibayarkan oleh bank kepada nasabah atas simpanan yang dilakukannya.

Kebijakan bunga rendah akan mendorong masyarakat untuk memilih investasi dan konsumsi nya daripada menabung, sebaliknya kebijakan meningkatkan suku bunga simpanan akan menyebabkan masyarakat akan lebih senang menabung daripada melakukan investasi atau konsumsi (Ekananda, 2014:234).

b) Suku Bunga Indonesia

Berdasarkan sumber dari web situs resmi Bank Indonesia, suku bunga yang dikeluarkan Indonesia yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagain pengakuan utang berjangka waktu dengan sistem diskonto atau bunga. SBI adalah salah

(4)

satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah.

BI rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan suku bunga BI satu bulan hasil lelang operasi terbuka berada di sekitar BI rate diharapkan mempengaruhi suku bunga simpanan dan suku bunga lainnya. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan dalam berinvestasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi, selain itu tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha khususnya bank dan lembaga keuangan lainnya dan juga akan dapat mempengaruhi jumlah uang beredar.

BI rate adalah suku bunga kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesa dan diumumkan kepada publik. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setaip Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Hasil rapat inilah yang diterjemahkan menjadi kebijakan moneter untuk penentuan suku bunga yang dipakai sebagai acuan bank-bank yang lainnya di Indonesia.

2. Nilai Tukar

Menurut Simorangkir (2000:4) mendefinisikan nilai tukar mata uang atau kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik. Contohnya mata uang nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

(5)

adalah harga satu dollar Amerika (USD) dalam Rupiah (IDR), atau dapat juga sebaliknya.

Menurut Samuelson (2004:305) Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan. Sedangkan Menurut Beams, Anthony, Clement dan Lowensohn (2009), A foreign currency is a currency other than the entity’s functional currency. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang mengalami defisit cenderung untuk menaikkan nilai valuta asing begitu pula sebaliknya. Apabila neraca pembayaran kuat (surplus dalam neraca keseluruhan) dan cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus-menerus bertambah jumlahnya, maka nilai valuta asing akan bertambah murah.

Maka kekuatan kurs valuta asing dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur untuk menilai kestabilan dan perkembangan suatu perekonomian.

a) Mengukur perubahan nilai tukar

Nilai tukar atau kurs mengukur nilai suatu valuta dari perspektif valuta lain. Sejalan dengan berubahnya kondisi ekonomi, nilai tukar juga bisa berubah sacara substansial. Madura menjelaskan ketika terjadi pergerakan nilai tukar yang disebut depresiasi (depreciation) adalah penurunan nilai mata suatu valuta sedangkan apresiasi (appreciation) adalah peningkatan nilai suatu valuta (Madura, 2000:23)

Mengukur persentase perubahan nilai tukar suatu valuta, adalah menjelaskan mengapa nilai tersebut berubah, atau untuk meramalkan bagaimana nilai tersebut akan berubah di masa depan. Untuk melakukannya, konesep nilai tukar ekuilibrium (equilibrium exchange

(6)

rate), serta faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar ekuilibrium.

nilai tukar pada suatu waktu tertentu mewakili harga valuta yang dimaksud. seperti produk-produk lain yang dijual dipasar, harga valuta ditentukan oleh permintaan dan penawaran. artinya permintaan dan penawaran berubah akhirnya akan menyebabkan perubahanan harga valuta.

b) Nilai tukar rill dan nilai tukar nominal

Mankiw (2012:178) membagi dua metode penghitungan nilai tukar, pertama nilai tukar nominal (nominal exchange rate) yaitu nilai yang digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan dengan mata uang negara lain. Dan kedua nilai tukar riil (real exchange rate) yaitu nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain. Keduanya mempunyai hubungan yang sinergis baik nilai tukar riil dan nilai tukar nominal, secara khususnya penetapan harga suatu barang internasional yang diukur menggunakan satuan mata uang domestik.

3. Inflasi

Menurut Sukirno (2010:338) Tingkat inflasi merupakan salah satu variabel ekonomi yang memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, baik dari segi makro ekonomi maupun mikro ekonomi. Kenaikan harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan beberapa efek buruk pada kegiatan ekonomi, tetapi juga pada kemakmuran individu maupun masyarakat.

(7)

Boediono (1990:155) Inflasi adalah kecendrungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang- barang lain. Syarat adanya kecendrungan naik yang terus-menerus juga perlu dingat. Misalnya musiman hanya sebentar tidak termaksud inflasi.

a) Teori Keynes

Teori Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Teori ini menyoroti bagaiamana perebutan rezeki antara kelompok-kelompok masyarakat bisa menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar dari pada jumlah barang yang tersedia yaitu apabila timbul “Inflationary gap”.

b) Jenis-jenis Inflasi

Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, Nopirin (2000:28) inflasi biasanya bedakan menjadi tiga bentuk berikut ini:

1) Inflasi tarikan permintaan

Inflasi ini biasanaya terjadi kenaikan permintaan total (agregate demand), sedangkan produks telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mndekati kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping menaikan harga dapat juga menaikan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh (full-employment) telah tercapai; penambahan permintaan selanjutnya hanya akan menaikan harga yang disebut inflasi murni.

(8)

2) Inflasi tarikan penawaran

Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.

4. Utang Luar Negeri

Menurut Tambunan (2008:1) utang luar negeri atau bantuan luar negeri merupakan sumber pembiayaan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan ekonomi dan sosial.

Menurut Yustika (2009:122) efektifitas pemanfaatan utang luar negeri didesain untuk menjembatani kesenjangan tabungan atau investasi dan ketimpangan neraca pembayaran (balance of payment) dinegara berkembang dan meletakan sebagai jalur untuk membantu negara berkembang dalam melaksanakan pembangunan yang mandiri (self- sustaining development).

a) Ditinjau dari pendekatan pendapatan nasional.

Utang luar negeri yang tinggi dari banyak negara berkembang dibutukan/disebakan karena untuk mentup 3 jnis defisit: defisit transaksi berjalan (TB)/trade gape yaitu impor (M) lebih tinggi dari pada ekspor (X), defisit investasi / I-S gap, yaitu tabungan nasional (S) lebih kecil dari pada dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi (I) di dalam negeri dan deficit anggaran/ fiskal (fiscal gap) yakni

(9)

(M – X) = (I – S) + (G – T) ... Pers

belanja negara (G) lebih besar dari pada pendapatan negera (T).

Jika kedua sisi pengeluaran dan pendapatan nasioanal digabung, maka akan diperoleh:

Keterangan :

(M - X) = Defisit transaksi berjalan (I – S) = Kesenjangan tabungan (G – T) = Defisit anggaran pemerintah

b) Berdasarkan sumber dana pinjaman resmi, Biasanya memiliki ciri pinjaman ringan/lunak oleh karena itu didasarkan pada tujuan membantu negara-negara berkembang. pinjaman dibagi atas :

1) Pinjaman resmi ini meliputi seluruh pinjaman yang disalurkan oleh lembaga-lembaga kreditur internasional, seperti badan- badan internasional yang memberikan pinjaman antara lain Dana Moneter Internasional (International Monetry Fund/IMF), World Bank, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank), Bank Pembangunan Afrika (Afrika Development Bank), dan Bank antar Amerika (Inter American Development Bank).

2) Pinjaman dari negara-negara anggota IGGI/IGI yang sekarang menjadi Consultatif Group For Indonesia (CGI). Pinjaman yang berasal dari CGI merupakan pinjaman dari negara-negara donor yang keangotaaannya paling terdapat paling tidak 15 negara

(10)

yang bergabung dan menyalurkan dananya ke Indonesia.

Pinjaman dari CGI terbagi menjadi pinjaman yang merupakan donor multilateral dan pinjaman bilateral.

C. Pengaruh Antar Variabel

1. Pengaruh suku bunga terhadap utang luar negeri

Pada teori menurut (Tambunan 2008) permintaan utang luar negeri (ULN) ditetapkan oleh tingkat suku bunga di pasar uang internasional atau lebih tepatnya selisih (SP), yaitu margin diatas LIBOR (London Interbank Offered Rate) yang mana ketika suku bunga tinggi atau meningkat maka akan mempengaruhi permintaan terhadap utang luar negeri, yang mana berarti suku bunga berdampak negatif terhadap utang luar negeri. Pada penelitian lainnya oleh (Abdullah, 2015). Sebagian besar variabel makro seperti keseimbangan negatif pengeluaran publik dalam perdagangan internasional dan suku bunga global merupakan penentu utama akumulasi pinjaman luar negeri di Nigeria dan Maroko.

2. Pengaruh nilai tukar terhadap utang luar negeri

Nilai tukar menjadi variabel yang mempengaruhi utang luar negeri.

Utang luar negeri dan nilai tukar memiliki hubungan positif. Kurs memiliki peranan dalam pergerakan posisi pinjaman luar negeri (Bitzenis dan Marangos, 2007). Fluktuasi nilai tukar memiliki dampak yang signifikan terhadap posisi pinjaman luar negeri suatu negara (Tille, 2003). Depresiasi nilai tukar terhadap mata uang asing akan menambah beban pinjaman luar negeri, sehingga semakin tertekan nilai tukar maka jumlah pinjaman luar negeri semakin tinggi (Manuhutu, 2010).

(11)

3. Pengaruh inflasi terhadap utang luar negeri

Teori imported inflation dapat digunakan untuk menganalisa hubungan tingkat inflasi terhadap utang luar negeri. Dimana saat Indonesia mengalami inflasi, maka nilai tukar rupiah terhadap dollar akan lemah.

Indonesia masih tergantung produk dari luar baik bahan baku atau bahan setengah jadi disektor barang dan jasa. Sehingga saat terjadi inflasi Indonesia, pemerintah membutuhkan dana yang lebih untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tersebut dan dibutuhkanlah utang luar negeri.

inflasi harus tetap terjaga walaupun tidak secara langsung tidak dapat mengurangi utang luar negeri. (Ristuningsih, 2016)

Perubahan pengeluaran karena adanya inflasi. Pada awal tahun penyusunan anggaran belanja negara, didasarkan dan ditetapkan menurut standar harga. Dalam perjalanan tahun anggaran harga standar itu sendiri, ketepatannya tidak dapat dijamin. Artinya, selama tahun anggaran standar berjalan harga itu dapat menurun tapi jarang sedangkan peningkatan itu terus terjadi. Apabila terjadi inflasi, dengan adanya kenaikan harga-harga itu berarti biaya program pembangunan ikut akan meningkat, sehingga ketika ketidakcukupan dana dalam negeri untuk mempercepat pembangunan perlu adanya penyelsaian salah satunya melalui peminjaman utang ke luar negeri (Puspitaningrum, 2018).

D. Kerngka Pikir

Dalam suatu penelitian kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel independent dan variabel dependent, berdasarkan pemaparan latar belakang di atas kerangka pemikiran penulis adalah Utang luar

(12)

Nilai Tukar (X1)

Suku Bunga (X2) Utang Luar Negeri di

Indonesia (Y) negeri sebagai variabel dependent dipengaruhi oleh Nilai tukar, Suku Bunga dan Inflasi sebagai variabel independent.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

E. Hipotesis

Adapun hipotesis data penelitian terdahulu dan perumusan masalah diatas penulis menarik dugaan sementara sebagai berikut :

1. Diduga variabel nilai tukar berpengaruh positif terhadap utang luar negeri di Indonesia.

2. Diduga variabel suku bunga berpengaruh negatif terhadap utang luar negeri di Indonesia.

3. Diduga variabel inflasi berpengaruh negative terhadap utang luar negeri di Indonesia.

Inflasi (X3)

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan yang diselenggarakan oleh orang tua mulanya merupakan pendidikan untuk melestarikan hidup dan bersifat moral, karena tuntutan kebutuhan anak dalam hidup

2 Dimensi yang diperoleh setelah direduksi dengan PCA 10 3 Akurasi organisme dikenal menggunakan k=3 pada KNN (dalam %) 11 4 Akurasi organisme dikenal menggunakan k=5 pada KNN

Perilaku Aktivitas Fisik dan Masalah Kesehatan Responden Dalam jurnal ini tidak dijelaskan data mana yang menunjukan bahwa perumahan margahayu B lebih banyak melakukan

Untuk menunjang dalam kegiatan penyajian data dari hasil penelitian mengenai pengaruh Program unggulan terhadap kualitas BTQ Siswa kelas 8 ICP di MTs YPM 1 Wonoayu-sidoarjo, Dalam

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah, Jumlah Konsumsi dan Jenis Kopi

Teknologi NVIDIA® SLI™ adalah sebuah inovasi platform revolusioner yang memungkinkan untuk mendapatkan kinerja skala grafis cerdas dengan menggabungkan Multi-GPU

Pada fase ini subjek SR-S hanya mampu memenuhi satu indikator di soal yang kedua yaitu pada indikator mematematisasi situasi, sedangkan di soal yang pertama subjek SR-S belum

Dalam mengerjakan soal 1 dan soal 2, S3 mengalami kesalahan yang sama, yaitu salah dalam membuat pemisalan, tidak lengkap menuliskan fungsi kendala, salah