• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman mata pelajaran akuntansi siswa kelas X SMK Pahar Menjalin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman mata pelajaran akuntansi siswa kelas X SMK Pahar Menjalin."

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN

IGNASIUS URADA 081334071

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan pemahaman belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X AKUNTANSI SMK PAHAR MENJALIN pada bulan Agustus-September 2012.

Variabel penelitian diukur dengan menggunakan kuesioner untuk motivasi dan tes untuk mengukur pemahaman belajar siswa. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Target keberhasilan penelitian ini adalah 70% siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ada peningkatan skor ketuntasan hasil belajar.

(2)

ix   

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO IMPROVE MOTIVATION AND UNDERSTANDING ACCOUNTING FOR

THE CLASS OF PAHAR MENJALIN VOCATIONAL SCHOOL

IGNASIUS URADA 081334071

Sanata Dharma University Yogyakarta

2013

This study aims to find out the improvement of motivation and students understanding by applying STAD cooperative learning method. This study is a class action research at the tenth class of Pahar Menjalin vocational school during August – September 2012.

The research variables were measured by using questionnaires for motivation and tests to measure students comprehension. Data were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis. The successful target of this study is 70% of the students who had high motivation to learn and there was an increase in scores mastery of learning outcomes.

(3)

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD)

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA

KELAS X SMK PAHAR MENJALIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Ignasius Urada NIM: 08 1334 071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv   

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas Berkat dan Anugerah yang telah diberikan kepadaku

Bapakku Supardi, A.Md.Pd dan Ibuku Yuliana Megawati Terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, doa

dan pengorbanan kalian selama ini

Kakakku Fransiska Nila Kusuma Wati, A.Md Kep, Adikku Paskaria Yoga atas doa dan dukungan kalian

(7)

v   

MOTTO

Percayalah kepada Tuhan Dengan Segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri, karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu dan

menghindarkan kakimu dari jerat (Amsal 3:5,26)

Jangan pernah mengeluh akan banyaknya cobaan yang kita hadapi, Api justru akan membuat emas semakin berkilau dan Pukulan akan membuat sebuah paku

menjadi semakin kokoh.

Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus mengamalkannya, Niat tidaklah cukup maka kita

harus melakukannya (Johann Wolfgang Von Goethe)

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN

IGNASIUS URADA 081334071

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan pemahaman belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X AKUNTANSI SMK PAHAR MENJALIN pada bulan Agustus-September 2012.

Variabel penelitian diukur dengan menggunakan kuesioner untuk motivasi dan tes untuk mengukur pemahaman belajar siswa. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Target keberhasilan penelitian ini adalah 70% siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ada peningkatan skor ketuntasan hasil belajar.

(11)

ix   

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO IMPROVE MOTIVATION AND UNDERSTANDING ACCOUNTING FOR

THE CLASS OF PAHAR MENJALIN VOCATIONAL SCHOOL

IGNASIUS URADA 081334071

Sanata Dharma University Yogyakarta

2013

This study aims to find out the improvement of motivation and students understanding by applying STAD cooperative learning method. This study is a class action research at the tenth class of Pahar Menjalin vocational school during August – September 2012.

The research variables were measured by using questionnaires for motivation and tests to measure students comprehension. Data were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis. The successful target of this study is 70% of the students who had high motivation to learn and there was an increase in scores mastery of learning outcomes.

(12)

x   

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul”

 

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan akuntansi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyususn mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,.M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd,.M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan dan pikiran dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

(13)

xi   

6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

7. SMK PAHAR Menjalin yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini;

8. Ibu Elpia, S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini;

9. Bapak Drs. Lorensius selaku Kepala Sekolah SMK PAHAR Menjalin yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian; 10. Bapak ibu guru di SMK PAHAR Menjalin yang telah memberikan motivasi

dan dukungan hingga terlaksananya penelitian tindakan kelas ini.

11. Siswa siswi kelas X AKUNTANSI SMK PAHAR Menjalin selaku subjek dalam penelitian ini;

12. Kedua orang tuaku Bapak Supardi, A.Md.Pd dan Ibu Yuliana Megawati, serta kakak dan adikku Fransiska Nila Kusuma Wati, A.Md Kep dan Paskaria Yoga terima kasih atas doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral yang telah diberikan selama ini;

13. Sahabat-sahabat yang telah banyak membantu, Yohanes Gedeon, S.Pd, Yakob, S.Pd, Wati, Nyong Leo Jambormias, S.Pd, dan yang lainnya terima kasih atas segala bantuan, dukungan, doa, semangat, fasilitas dan akomodasi yang telah diberikan.

(14)

xii   

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

Ignasius Urada

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIK ... 8

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 8

B. Prinsip Dasar PTK ... 8

C. Tahap Pelaksanaan PTK ... 10

D. Tujuan PTK... ... 11

(16)

xiv

F. Model Penelitian PTK ... 12

G. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam- Memilih dan Menggunakan Metode Pembelajarah ... 13

H. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif ... 14

I. Motivasi ... 19

J. Pemahaman Siswa ... 23

K. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 33

G. Teknik Pengujian instrumen ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 43

A. Sejarah SMK PAHAR Menjalin ... 43

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK PAHAR Menjalin ... 43

C. Sistem Pendidikan SMK PAHAR Menjalin ... 45

D. Kurikulum SMK PAHAR Menjalin ... 46

E. Organisasi Sekolah SMK PAHAR Menjalin ... 49

F. Sumber Daya Manusia SMK PAHAR Menjalin ... 59

G. Siswa SMK PAHAR Menjalin ... 59

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK PAHAR Menjalin ... 60

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 61

(17)

xv

Instansi lain ... 63

L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 64

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Deskripsi Penelitian ... 66

1. Observasi Pra Penelitian ... 67

2. Siklus Pertama ... 69

a. Perencanaan ... 69

b. Tindakan ... 74

c. Observasi ... 76

d. Refleksi ... 81

B. Analisis Komparasi Motivasi Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 84

1. Motivasi ... 85

2. Pemahaman Siswa ... 87

a. Sebelum STAD... 87

b. Sesudah STAD ... 88

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

C. Keterbatasan ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Penilaian ... 25

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Validitas Kuisioner ... 35

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 37

Tabel 3.3 Indikator Motivasi Belajar ... 39

Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar ... 40

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner ... 41

Tabel4.1 Rekapitulasi Data Siswa ... 60

Tabel 5.1 Daftar Pembagian Kelompok ... 70

Tabel 5.2 Lembar Penilaian STAD ... 72

Tabel5.3 Lembar Nilai Kelompok ... 74

Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus 1. ... 76

Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus 1 ... 79

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas Pada Siklus 1 ... 80

Tabel 5.7 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap- Komponen Pembelajaran dan Metode STAD pada- Siklus 1 ... 81

Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap- Komponen Pembelajaran dan Metode STAD pada- Siklus 1 ... 83

(19)

xvii

Tabel 5.10 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Pra- Implementasi Tindakan dan Sesudah Implementasi-

Tindakan ... 86

Tabel 5.11 Nilai Siswa Pada Siklus 1 ... 87

Tabel 5.12 Pemahaman Siswa Sebelum STAD ... 88

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Terhadap Guru Mitra ... 97

Lampiran 2. Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses- Pembelajaran STAD ... 98

Lampiran 3. Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan- STAD ... 100

Lampiran 4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam- Kelompok (secara umum) ... 101

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 102

Lampiran 6. Handout ... 109

Lampiran 7. Kuisioner ... 116

Lampiran 8. Soal Post Test ... 121

Lampiran 9. Soal Kuis ... 122

Lampiran 10. Daftar Nilai... 123

Lampiran 11. Lembar Pemetaan Kemamuan siswa ... 124

Lampiran 12. Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses- Pembelajaran STAD ... 125

Lampiran 13. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam- Kelompok (secara umum) ... 127

Lampiran 14. Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan- STAD ... 128

(21)

xix

Lampiran 16. Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen-

dan Metode STAD ... 130

Lampiran 17. Penilaian Metode STAD... 131

Lampiran 18. Lembar Nilai Kelompok ... 132

Lampiran 19. Data Hasil penelitian ... 133

Lampiran 20. Skor Motivasi Pra Implementasi Tindakan ... 134

Lampiran 21. Skor Motivasi Setelah Implementasi Tindakan. ... 135

Lampiran 22. Analisis Motivasi Belajar Berdasarkan PAP II ... 136

Lampiran 23. Data Induk Kuisioner... 137

Lampiran 24. Uji Validitas dan Realibitas (Output SPSS) ... 138

Lampiran 25. Surat ijin Penelitian ... 139

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, namun di era globalisasi saat ini sangat sulit bagi Indonesia untuk menuju proses perkembangan tersebut tanpa ada faktor-faktor yang mendukungnya. Salah satu faktor yang sangat menentukan proses perkembangan tersebut adalah faktor sumber daya manusianya. Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mampu bersaing di tengah perkembangan dunia saat ini.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui dunia pendidikan, dan di sinilah peran seorang guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk menjamin hasil yang optimal dari proses pembelajaran, pemerintah juga turut ambil bagian dengan membuat peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh guru agar bisa menjadi tenaga pendidik yang profesional.

(23)

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, kompetensi pedagogik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, salah satunya adalah pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis serta kompetensi profesional yang merupakan kemampuan menguasai pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu serta konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

(24)

Namun disayangkan sekali bahwa didalam implementasinya masih banyak guru yang belum bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode maupun media pembelajaran yang tepat, sehingga siswa yang diajarnya menjadi sulit untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan dan hal ini juga menyebabkan siswa menjadi tidak termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi di SMK PAHAR Menjalin dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru pengampu mata pelajaran Akuntansi. Diperoleh informasi bahwa banyak siswa yang kurang memahami materi pelajaran akuntansi (hal ini ditunjukkan oleh hasil ulangan siswa yang masih kurang baik atau belum memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh pihak sekolah), padahal pada saat mengajar, guru sudah menerapkan berbagai metode pembelajaran seperti diskusi, ceramah dan

Jigsaw. Dengan metode-metode pembelajaran tersebut, guru berharap siswa tertarik untuk mempelajari pelajaran akuntansi dan lebih mudah memahaminya, namun hasilnya belum maksimal.

(25)

Gagasan utama dari Student Team Achievement Division (STAD) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami, saling menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.

Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis, tiap siswa harus memahami materinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan.

(26)

tugas-tugas akademik dan membantu siswa menumbuhkan berfikir kritis. Sedangkan menurut Yurnetti (2002) ada beberapa kelebihan dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu meningkatkan pengetahuan siswa terhadap materi, terjadi komunikasi diantara anggota kelompok dalam menemukan konsepsi yang benar, mengembangkan semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan diantara anggota kelompok, menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara anggota kelompok.

(27)

B. Batasan Masalah

Penerapan metode kooperatif dapat dilakukan pada berbagai tipe yaitu tipe Student Team Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament

(TGT), Jigsaw, Learning Together dan Group investigation tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman belajar siswa terhadap teori pembelajaran akuntansi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa setelah guru menerapkan

metode kooperatif tipe STAD? 

2. Apakah ada peningkatan pemahaman siswa setelah guru menerapkan metode kooperatif tipe STAD?  

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar dan pemahaman siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

(28)

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan tingkat pemahaman siswa.

2. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi metode pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya terkait dengan penerapan stategi dan metode pembelajaran di sekolah. 4. Bagi peneliti

(29)

8 BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran yaitu upaya meningkatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

Arikunto, dkk (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

(30)

B. Prinsip Dasar PTK

Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila berminat dan akan melakukan penelitan tindakan kelas. Prinsip tersebut dalam Arikunto, dkk (2008:6) adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin

Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, dengan kata lain dalam situasi tidak wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan beberapa kali penelitian tindakan, tidak menimbulkan kerepotan bagi Kepala Sekolah dalam mengelola sekolahnya.

2. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja

Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan. Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan, dan tentunya setelah itu melakukan perbaikan.

3. SWOT sebagai Dasar Berpijak

Penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri dari Strenght (kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),

(31)

4. Upaya Empiris dan Sistematik

Dengan telah dilakukan analisis SWOT, berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran, dan hal-hal lain yang terkait dengan cara baru yang diusulkan tersebut.

5. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan

SMART adalah kata bahasa inggris yang artinya cerdas. Akan tetapi, dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah sebagai berikut:

a. S-Spesific, khusus, tidak terlalu umum; b. M-Managable, dapat dikelola, dilaksanakan;

c. A-Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable,

dapat dicapai, dijangkau;

d. R-Realistic. Operasional, tidak di luar jangkauan, dan e. T-Time-Bound, diikat oleh waktu, terencana.

C. Tahap Pelaksanaan PTK

Rincian kegiatan pada setiap tahapan PTK (Arikunto, dkk, 2008:75-80) adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tndakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah

b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan. c. Merumuskan masalah secara jelas

d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban

e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis f. Membuat secara rinci rancangan tindakan 2. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilakukan.

3. Pengamatan atau observasi

(32)

4. Refleksi

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

D. Tujuan PTK

Tujuan PTK menurut Kunandar (2008:63-64) adalah sebagai berikut: 1. Untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di dalam kelas

yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester (subsummatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivias, minat dan lain sebagainya.

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

4. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan

skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.

5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

6. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa.

7. Meningkatnya sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,

sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pedidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.

(33)

E. Manfaat PTK

Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktik (Kunandar, 2008:68) yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajran dalam jangka pendek.

2. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain: (a) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas; (b) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah, artinya dengan guru melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

F. Model Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto, dkk (2008:17) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

1. Menyusun Rancangan Tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.

(34)

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perecanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

3. Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru sedang melakukan pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 4. Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

G. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan Menggunakan Metode Pembelajaran.

(35)

kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang ditetapkan dalam rencana pembelajaran tercapai.

Memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik dibutuhkan imajinasi dan kreativitas. Guru di kelas dapat memilih metode belajar yang tepat untuk mencapai kemampuan muridnya secara maksimal. Guru dapat membangkitkan potensi siswanya lewat metode-metode belajar kreatif dan imajinatif, sehingga proses belajar mengajar efektif. Metode mengajar tidak terpaku pada satu macam saja, tetapi dapat menggabungkan dari berbagai metode yang ada seperti metode penemuan, pemberian tugas, pemecahan masalah, penelitian, bahkan metode ceramah.

Dapat disimpulkan betapa pentingnya memilih dan menggunakan metode mengajar dalam proses belajar mengajar. Guru yang kreatif dalam mengembangkan proses belajar mengajar mampu menjembatani pelajaran menjadi belajar, melalui penemuan konteks suatu materi terhadap kebutuhan belajar siswa. Seorang guru yang kreatif adalah guru yang mengikuti perkembangan zaman melalui teknologinya tanpa meninggalkan nilai-nilai keluhuran dengan antusias, terbuka, peka, dan tetap belajar untuk menjadi guru yang kreatif.

H. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif 1. Tipe Pembelajaran Kooperatif

(36)

sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi konstribusi nilai kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya.

Menurut Slavin (1995:4) ada lima tipe pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

b. Teams Games Tournaments (TGT)

(37)

anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

c. Jigsaw

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali kedalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

d. Learning together

Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

e. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Achievement Division (STAD)

(38)

a. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar memberi perhatian penuh pada unit STAD sehingga dapat membantu siswa dalam mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalah bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang dtekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream.

c. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara inividual untuk memahami materinya.

d. Skor kemajuan individual

(39)

Tiap siswa dapat memberikan konstribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor ”awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor siswa dapat juga digunakan untuk menentukan 20% dari peringkat mereka.

3. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001: 17), yaitu :

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah. 3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan

mengajarkan keterampilan berdiskusi.

4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.

6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html)

b.  Kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: 1)Membutuhkan waktu yang lama

(40)

kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 72).

3)Tes , Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Pada saat mengerjakan kuis atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

4)Penentuan Skor, Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor yang diperoleh siswa masukkan dalam daftar skor individual, untuk melihat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja percapaian hasil kelompok.

5)Penghargaan terhadap kelompok, Berdasarkan skor peningkatan individu diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html)

I. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

(41)

Sementara itu menurut Uno (2007:1), motivasi diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Dengan demikian, maka dapat kita katakan bahwa motivasi merupakan kekuatan atau daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.

2. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2007:75) motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas yaitu dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

(42)

bersama guru terasa menyenangkan dan siswa semakin semangat untuk belajar.

3. Macam-Macam Motivasi

Menurut Uno (2007:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Motif intrinsik

Motif intrinsik timbul tanpa memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran.

b. Motif ekstrinsik

Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007:4): 1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang

berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.

4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya

(43)

4. Peranan Motivasi Belajar

Menurut Uno (2007:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:

a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam pengetahuan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal pernah dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

5. Teknik-teknik motivasi di Sekolah

Menurut Uno (2007:34), ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran, yaitu:

a. Pernyataan penghargaan secara verbal

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan c. Menimbulkan rasa ingin tahu

d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar

g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami

h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya

i. Menggunakan simulasi dan permainan

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum

(44)

l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa

6. Usaha untuk Meningkatkan Motivasi

Usaha yang dapat dilakukan guru untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Irawan, 1995:28) adalah:

a. Setiap poses belajar harus dibuat aktif

b. Terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja keras

c. Siswa harus tahu apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mereka harus mengetahui bahwa tujuan telah tercapai

d. Memperhatikan kondisi fisik siswa e. Memberi rasa aman

f. Menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka. Mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasa senang.

7. Ciri-Ciri Orang yang Termotivasi

Menurut Imron (1996:88), siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat kita lihat dari ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama

b. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa c. Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh

d. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah besar

e. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain

f. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin g. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah

J. Pemahaman Siswa

1. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994) pemahaman adalah

(45)

2. Definisi Akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified Public Accounts (AICPA) yaitu:

“Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran menurut cara-cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang sedikit-dikitnya bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan artinya”.

Sedangkan American Accounting Association menyatakan akuntansi sebagai “proses pengumpulan, pengidentifikasian dan pencatatan serta pengikhtisaran dari data keuangan serta melaporkannya kepada pihak yang menggunakannya, kemudian menafsirkan guna pengambilan keputusan ekonomi”. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Akuntansi merupakan:

a. Suatu proses, artinya ada proses pengolahan dari data mentah menjadi informasi yang siap dipakai.

b. Didalamnya terdapat berbagai kegiatan yaitu pengumpulan, pengidentifikasian, pencatatan, serta pengikhtisaran dari data keuangan.

c. Data keuangan yang telah diikhtisarkan merupakan informasi keuangan yang disampaikan kepada para pemakai yang kemudian akan ditafirkan untuk kepentingan pengambilan keputusan ekonomi

(46)

3. Pengukuran Tingkat pemahaman

Untuk mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Menurut Arikunto (1995:247) ada beberapa skala penilaian yang dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran, yaitu:

a. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, lain kali 50, ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal.

b. Skala 1-10 adalah skala penilaian untuk angka 1 adalah angka terendah dan angka 10 adalah angka tertinggi.

c. Skala 10-100 adalah skala penilaian yang lebih halus dibanding skala 1-10, karena skala ini menilai dalam bilangan bulat.

d. Skala huruf adalah skala penilaian yang menggunakan huruf A, B, C, D dan E.

K. Kerangka Berpikir

(47)

membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa. Salah satu indikator dalam motivasi belajar adalah adanya penghargaan yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain di dalam kelompok untuk menguasai dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin timnya mendapatkan penghargaan tim, maka mereka harus bekerja sama untuk mempelajari materinya agar setiap siswa dapat memahaminya dengan baik, karena nilai kelompok akan di ukur dari nilai masing-masing anggota kelompok.

(48)

kelompok-kelompok yang memungkinkan mereka dapat saling berdiskusi dan dengan adanya penghargaan bagi kelompok akan dapat merangsang siswa untuk tertarik terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti merujuk pada penelitian Maria Dwi Retno Sari (2008:74-84) dimana di peroleh kesimpulan bahwa model Pembelajaran Student Team Achievement Division

(49)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru bersama dengan peserta didik sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Penelitian ini bermaksud untuk mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat untuk selanjutnya data tersebut dianalisis untuk dicari kesimpulannya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK PAHAR Jalan Raya No. 27 Menjalin, Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2012. C. Subjek dan Objek Penelitian.

1. Subjek Penelitian

(50)

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar dan pemahaman siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

D. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang diuraikan sebagai berikut. 1. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan / tatap muka di kelas. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), yaitu meliputi:

(51)

tahap ini adalah rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), format daftar nilai siswa kelas X, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, Lembar refleksi, lembar skor kelompok, dan lembar kerja kelompok.

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: (a) Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa berupa

kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran. (Lampiran 7) (b) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas.

(Lampiran 4).

(c) Lembar penilaian kemampuan kelompok dalam bekerjasama. (Lampiran 18).

(d) Lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis individu yang dilakukan pada setiap akhir siklus untuk melihat seberapa besar peningkatan yang dialami tiap siswa selama pelaksanaan pembelajaran koopertif tipe STAD. (Lampiran 17).

b. Tindakan

(52)

1) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas.

2) Peneliti mengumpulkan data nilai siswa sebelum diterapkan metode STAD dengan tujuan untuk mengukur pemahaman siswa pada awal penelitian.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen beranggotakan empat orang dan membagikan lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa dalam kelompok mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut.

4) Guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja kelompok secara bersama.

5) Guru memberi soal kuis dan siswa mengerjakan secara individu. c. Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi perekaman dengan

(53)

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan.

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan untuk mengidentfikasi kekurangan-kekurangan dalam permasalahan dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan / atau instrumen yang perlu disempurnakan).

2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang telah ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.

2. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus pertama. Disamping itu, pelaksanaan siklus kedua ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data dalam penelitian ini adalah tes, kuisioner, observasi, dan wawancara.

(54)

b. Kuisioner digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa.

c. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dan implementasi STAD.

d. Wawancara untuk mendapatkan data tentang metode pembelajaran, proses pembelajaran, hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran serta prestasi belajar siswa.

F. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Format daftar nilai siswa kelas X. (Lampiran 10).

2. Rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement Division (STAD).

Dalam RPP ini guru menetapkan langkah apa saja yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yangn harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang direncanakan. (Lampiran 5).

3. Lembar observasi siswa

Untuk lembar observasi siswa terdiri dari lembar partisipasi siswa saat berdiskusi. (Lampiran 4).

4. Lembar kuesioner (untuk mengukur motivasi belajar siswa). (Lampiran 7).

(55)

6. Lembar refleksi guru mitra. (Lampiran 15). 7. Lembar refleksi siswa. (Lampiran 16). 8. Lembar skor kelompok. (Lampiran 18).

G. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Validitas Kuisioner 

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2008:455) data yang valid adalah “data yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah butir-butir pertanyaan.

Untuk menguji validitas kuisioner dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment dari Karl Person (Arikunto, 2006:170), dengan rumus sebagai berikut :

rxy

=

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi variabel x dengan variabel y

(56)

y = Jumlah nilai konstan

N = Jumlah subjek penelitian

Kuisioner sebagai alat ukur perlu diuji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya, sebaliknya semakin rendah validitas alat ukur semakin jauh pula alat pengukur mengenai sasarannya. Adapun kriteria validitasnya adalah sebagai berikut:

Jika dengan taraf signifikan ( , 5 maka butir-butir pertanyaan dinyatakan valid dan jika dengan taraf signifikan ( , 5 maka butir-butir pertanyaan dikatakan tidak valid.

(57)

Tabel 3.1

Hasil Pengujian Validitas Kuisioner

No Keterangan

Dari tabel diatas maka 20 item pertanyaan dapat dinyatakan valid, karena masing-masing pertanyaan lebih besar dari , sehingga 20 pertanyaan tersebut layak digunakan untuk penelitian. 2. Pengujian Reliabilitas

(58)

Keterangan :

Koefisien reliabilitas alpha k = Jumlah item

= Varians responden untuk item J

= Jumlah varian skor total

Besar r dapat dihitung dengan uji statistik Alpha Cronbach. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Alpha Cronbach lebih besar dari 0.60 (Ghozali, 2002:133).

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5%, jika maka instrumen yang digunakan dapat dinyatakan reliabel (dapat dipercaya). Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas ini juga menggunakan komputer program SPSS versi 16.0. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas instrumen yang telah dilakukan.

Tabel 3.2

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Cronbach's Alpha N of Items

0.912 20

Dari tabel diatas maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dinyatakan reliabel (dapat dipercaya) karena

(59)

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data / informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe STAD sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan motivasi dan pemahaman belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus pertama dan siklus kedua. Dari berbagai tahapan tersebut kemudian dibandingkan bagaimana perubahan tingkat motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk mengukur tingkat perkembangan pemahaman belajar siswa dalam penelitian tindakan ini menggunakan post test, sedangkan untuk motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan kuisioner.

a. Motivasi

(60)

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dapat tercapai.

Variable ini diukur menggunakan 6 indikator yang meliputi kemauan untuk belajar, kemauan mengerjakan tugas, keinginan berprestasi, menerima tantangan, tidak mudah putus asa, dan keterlibatan. Adapun indikator yang akan diukur tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Indikator Motivasi Belajar

No Indikator Hal yang Diukur

1 Kemauan untuk

belajar

 Siswa belajar tanpa disuruh orang tua

 Siswa tertarik untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan guru

 Siswa tidak pernah mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya

2 Kemauan

mengerjakan

tugas

 Siswa selalu mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik mungkin

 Tugas dari guru adalah penting sehingga siswa harus mengerjakannya

 Siswa menyalin pekerjaan teman

 Siswa mengerjakan tugas dengan tidak serius

3 Keinginan

berprestasi

 Siswa belajar dengan tekun setiap hari untuk meningkatkan prestasi

 Nilai teman yang lebih bagus dari saya mendorong saya untuk berprestasi lebih baik lagi

 Siswa puas dengan nilai yang di dapat selama ini sehingga tidak perlu belajar lagi

4 Menerima

tantangan

(61)

 Siswa tertarik mengerjakan soal yang sulit

 Siswa lebih suka ulangan dengan model “open book”

(membuka buku)

5 Tidak mudah

putus asa

 Siswa baru akan berhenti belajar apabila siswa sudah merasa lelah

 Siswa baru akan meminta bantuan teman apabila merasa sudah tidak bisa mengerjakannya sendiri  Siswa kecewa jika mendapat nilai jelek sehingga

malas belajar

6 Keterlibatan  Siswa selalu bertanya ketika tidak bisa memahami

pelajaran yang diberikan guru

 Siswa selalu berperan aktif pada saat pelajaran berlangsung

 Siswa sering mengganggu teman pada saat pelajaran berlangsung

 Siswa malas bergabung dengan kelompok pada saat guru menyuruh membentuk kelompok

Target keberhasilan motivasi yaitu 70% siswa memiliki tingkat motivasi tinggi. Untuk melihat kategori tingkat maotivasi digunakan PAP II. Adapun kriteria patokan motivasi belajar berdasarkan PAP II tampak pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Kriteria Motivasi Belajar

Kelas Kriteria Motivasi Belajar 85 — 100 Motivasi Sangat Tinggi

73 — 84 Motivasi Tinggi

65—72 Motivasi Cukup

(62)

Jadi, apabila target keberhasilan motivasi adalah 70% anak dari jumlah keseluruhan siswa memiliki tingkat motivasi tinggi, maka hasil kuesioner dari 13 siswa harus berada pada rentangan 73-84. Adapun indikator di dalam kuesioner motivasi tampak dalam kisi-kisi kuesioner di bawah ini:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Indikator Nomor ItemPositif Nomor ItemNegatif

Motivasi

Kemauan belajar 1, 2 3

Kemauan mengerjakan t

4, 5 6, 7

Keinginan berprestasi 8, 9 10 Menerima tantangan 11, 12 13 Tidak mudah putus asa 14, 15 16

Keterlibatan 17, 18 19, 20

Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5 kategori dimana untuk pernyataan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori: sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu =3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya, untuk pernyataan negative tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori: sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.

b. Pemahaman belajar siswa

(63)
(64)

43  

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah SMK PAHAR Menjalin

1. SMK PAHAR berdiri pada tahun pelajaran 2003/2004 berdasarkan SK Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Landak, No. 420/365/TUM/2003, tanggal 2 Juni 2003 dan di selenggarakan oleh yayasan PAHAR Menjalin. Semulanya menggunakan gedung SDN 05 Menjalin.

2. Pada tahun 2005 menempati gedung sendiri di Jalan raya No. 27 Menjalin, dan merupakan sekolah swasta pertama yang sudah mempunyai gedung sendiri di kecamatan menjalin.

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK PAHAR Menjalin 1. Visi SMK PAHAR Menjalin

Cerdas, Cermat, Terampil, Taqwa. 2. Misi SMK PAHAR Menjalin

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

b. Mengembangkan semangat dan motivasi warga sekolah (guru, pegawai dan siswa)

(65)

 

d. Mengembangkan kesadaran akan penghayatan terhadap ajaran agama masing-masing serta adat istiadat yang dapat menjadi sumber kearifan dan kebijakan.

3. Tujuan SMK PAHAR Menjalin a. Tujuan Umum

1) Mengembangkan sistem pembelajaran dan keterampilan kerja praktik

2) Meningkatkan budaya kerja yang sesuai dengan dunia kerja 3) Memberikan bekal sikap mental, perilaku luhur, dan

kepribadian yang kuat

4) Menumbuhkan semangat bersaing dan berkompetisi

5) Meningkatkan hubungan yang baik dengan DU/DI dan instansi lain

6) Memperbaiki ruang kelas, laboratorium, dan perpusatakaan yang memadai

7) Mengadakan media, alat praktik, dan buku sumber yang lengkap

b. Tujuan Program Keahlian Akuntansi

(66)

 

c. Tujuan Program Keahlian Administrasi Perkantoran

Mendidik dan melatih siswa untuk menjadi tenaga administrator muda di bidang administrasi perkantoran.

d. Tujuan Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan Menyiapkan peserta didik agar mampu menguasai IPTEK secara khusus dalam bidang komputer dan jaringan.

C. Sistem Pendidikan SMK PAHAR Menjalin

(67)

 

Konsekuensi dari tujuan tersebut sekolah harus memberikan bekal keilmuan untuk studi lebih lanjut dan mempersiapkan lulusan menjadi tenaga kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha/Industri/Kerja (DU/DI/DK), maka SMK PAHAR Menjalin melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dua tempat yaitu di sekolah dan di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di Dunia Usaha/Industri/Kerja.

Sekolah menjadwalkan Praktik Industri setiap tahunnya pada bulan Februaril sampai dengan bulan Mei tahun yang bersangkutan dengan total waktu 4 bulan, kecuali apabila DU/DI/DK yang menghendaki jadwal tersendiri. Sedangkan siswa yang mengikuti Praktik Industri adalah siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran dan Akuntansi.

D. Kurikulum SMK PAHAR Menjalin

(68)

 

program studi untuk mempersiapakan lulusan yang cakap dan terampil sesuai dengan tuntutan kurikulum.

SMK PAHAR Menjalin menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 (KBK) dan merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dikembangkan di masing-masing satuan Pendidikan dan Komite Sekolah, yang berisi: Tujuan Satuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kalender Pendidikan, dan Silabus. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan KTSP: 1. Struktur Program sesuai dengan Standar Isi, yang meliputi:

a. Kelompok mata pelajaran Agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan f. Muatan lokal

g. Pengembangan diri (diarahkan ke bimbingan karier dan pengembangan kreativitas)

2. Standar ketuntasan belajar

(69)

 

b. SMK PAHAR Menjalin menggunakan kentutasan belajar minimal untuk kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif 6,50 dan untuk kelompok mata pelajaran produktif 7,50

3. Standar kelulusan

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

(70)

49  

E. Organisasi sekolah SMK PAHAR Menjalin

STRUKTUR ORGANISASI

KOMITESEKOLAH KEPALA SEKOLAH

TATA USAHA

BENDAHARA 

BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN  BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI

KEP.PROGRAM KEAHLIAN  AKUNTANSI

KEP.PROGRAM KEAHLIAN  ADMINISTRASI PERKANTORAN 

KEP.PROGRAMKEAHLIAN TEKNIK  KOMPUTER DAN JARINGAN

WAKA BIDANG KURIKULUM WAKA BIDANG SARANA  WAKA BIDANG KESISWAAN

DEWAN GURU 

(71)

 

1. Tugas Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan adalah sebagai berikut: a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator, manajer, administrasi dan supervisor, leader inovator dan motivator.

1) Kepala sekolah sebagai educator

Kepala sekolah sebagai educator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

2) Kepala sekolah sebagai manajer Mempunyai tugas :

a) Menyusun perencanaan b) Mengorganisasikan kegiatan c) Mengarahkan kegiatan d) Mengkoordinasikan kegiatan e) Melaksanakan pengawasan

f) Melakukan evalusai terhadap kegiatan g) Menentukan kebijaksanaan

h) Mengadakan rapat i) Mengambil keputusan

j) Mengatur proses belajar mengajar

k) Mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana prasarana, dan keuangan RAPBS

Gambar

Tabel 5.11 Nilai Siswa Pada Siklus 1 ............................................
Tabel 2.1 Skala penilaian
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Validitas Kuisioner
Hasil Uji Reliabilitas InstrumenTabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai komposisi proksimat, asam lemak, dan jaringan baby fish ikan nila berdasarkan perbedaan umur panen masih belum ada, sehingga perlu dilakukan

ANDRA CIPTA CONSULT Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 42 PT.ANDIKA PERSADA RAYA Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 43 Maza Pradita Sarana Gugur tidak memasukkan

Karyawan harus memberitahukan kepada atasan mengenai segala hubungan atau transaksi bisnis yang diajukan antara Bank dan perusahaan lain yang dapat menimbulkan

Tabel 3.28 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial 124 Tabel 3.29 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial 125 Tabel 3.30

Kedua orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, menuntun peneliti dengan sabar serta doa restu yang selalu diberikan kepada peneliti

melakukan penelitian lanjutan tentang “Analisis Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional, Motivasi, Kesempatan Kerja, Kepuasaan Kerja Terhadap Auditor

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui berapa besar pengaruh letak lokasi usaha serta kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen di Dealer

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai strategi yang dipakai oleh 24 Mobile Spa menjemput bola calon pelanggannya lewat pengemasan pesan yang