commit to user
i
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
Dewi Permatasari
K7107023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv ABSTRAK
Dewi Permatasari. PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan multimedia interaktif. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) nilai rata-rata siswa 58 dengan persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas 72 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 72%, dan siklus II nilai rata-rata kelas 74 dengan persentase ketuntasan mencapai 82%.
commit to user
v ABSTRACT
Dewi Permatasari. The Use of Interactive Multimedia to Improve the
Comprehension on the Concept of Earth Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011.Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011.
The Objective of the reseacrh is to investigate whether or not the use of interactive multimedia to improve the comprehension on the Concept of Earth
Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen
Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011. This research used the action research methods, which was conducted in two cycles. The subject
of this research consisted of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3
of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011 as many as 29 students. The data of this reseacrh were gathered trough interview, observation, test, and documentation. The data were then analyzed by using interactive analysis model consisting of components, namely: data reduction, data dysplay, and conclusing drawing.
Based on the analysis, the results of this research are follow: 1) there is an improvement in the students average score indicated by the ratio in the students average score the cmprehension on the concept of Earth Structure among that in the first cycle, and the second cycle of 58:72:74; and 2) there is an improvement in the percentage of the students classical completeness as indicated by the ratio im the percentage of their classical completeness among that in the pre-cycle condition, that in the first cycle, and that in the second cycle of 41:72:82.
Based on the results of in this research, a conclusion is drawn that the use of the interactive multimedia can improve the comprehension on the concept of Erath
Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen
Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011.
commit to user
vi MOTTO
“ …… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT
Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:
Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasih untuk semua doa restu, semangat, dan
dorongan yang telah diberikan, yang menjadi penerang bagi ananda untuk
melalui perjalanan menggapai cita yang bukan sekedar hayalan.
Untuk seseorang yang ada di hatiku, terimakasih untuk semua pengorbanannya
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul:
“Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011” diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka semua hambatan dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. Jenny Is Poerwanti, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
semangat, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Kuswadi, M. Ag. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Sri Sawarti, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan
Sragen Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin penelitian dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Sukarmi, S. Pd. SD selaku guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 yang
telah membantu penelitian ini.
9. Ayah dan Ibuku (Suyatno dan Suharti), terimakasih atas semua doa, restu,
commit to user
ix
10. Kedua adikku tersayang terimakasih untuk semua bantuan yang telah kalian
berikan.
11. Sahabat-sahabat baikku (Tya, Susi, Anis, Reni) terimakasih untuk semua
dorongan dan semangat dari kalian.
12. Teman-temanku S1 PGSD angkatan 2007 terimakasih untuk semua
kebersamaannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan mudah dipahami.
Surakarta, 2011
commit to user
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN ABSTRAK ... iv
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 7
1. Multimedia Interaktif ... 7
2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi ... 20
B. Penelitian yang Relevan ... 27
C. Kerangka Berfikir ... 29
D. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
B. Subjek Penelitian ... 31
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 31
D. Sumber Data ... 32
commit to user
xi
F. Validitas Data ... 34
G. Teknik Analisis Data ... 35
H. Indikator Kinerja ... 37
I. Prosedur Penelitian ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43
1. Keadaan Siswa SD Negeri Karangtengah 3 ... 43
2. Sarana dan Prasarana SD Negeri Karangtengah 3 ………. 43 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ……….. 44 1. Deskripsi Pra-Siklus ... 44
2. Deskripsi Siklus I ... 45
3. Deskripsi Siklus II ... 67
C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 95
B. Implikasi ... 95
C. Saran ……….. 96
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ……… 26
Tabel 2.2 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif ……….. 27
Tabel 2.3 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor ………... 27
Tabel 2.4 Contoh Soal Pemahaman Konsep Struktur Bumi ………... 28
Tabel 4.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …………. 56
Tabel 4.2 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus 1 … 59 Tabel 4.3 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 …………. 61
Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 63 Tabel 4.5 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 ………. 65
Tabel 4.6 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ……….... 77
Tabel 4.7 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ………... 79
Tabel 4.8 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II ………… 81
Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II ……….. 84
Tabel 4.10 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II ………... 85
Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Rata-rata Pra-Siklus ………. 88
Tabel 4.12 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus 1 ……… 89
Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus II ………... 91
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan awal CD pembelajaran interaktif ………... 16
Gambar 2.2 Tampilan konsep yang dipelajari ………... 16
Gambar 2.3 Tampialn icon struktur bumi ………... 16
Gambar 2.4 Tampilan lapisan struktur bumi ………... 17
Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer ………... 17
Gambar 2.6 Tampilan icon lapisan tanah dan batuan ………... 18
Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya ………... 18
Gambar 2.8 Tampilan batuan beku ………... 19
Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan ………... 19
Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf/ malihan ………... 19
Gambar 2.11 Alur kerangka berfikir penelitian tindakan kelas ………... 30
Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data ………... 37
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas ………... 38
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I ………… 59
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 ……….... 64
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 ………. 65
Gambar 4.4 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 siklus II ... 80
Gambar 4.5 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 84
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 siklus II ………... 86
Gambar 4.7 Grafik Nilai Rata-rata Pra-Siklus ………... 88
Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Siklus I ………... 90
Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Siklus II ………... 91
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Wawancara Pra-Siklus ……… 100
Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pra-Siklus ……… 101
Lampiran 3. Lembar Observasi Kinerja Guru Pra-Siklus ...………. 103
Lampiran 4. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru …...………... 105
Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 ….... 108
Lampiran 6. Daftar Nilai Ulangan Hasil Dokumentasi ……….... 109
Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Awal ………..……….….. 110
Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal ………….……….... 112
Lampiran 9. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal ……….... 113
Lampiran 10. Tabel Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian .………. 114
Lampiran 11. RPP Pertemuan 1 Siklus I ………... 115
Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I ….. 126
Lampiran 13. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus I …….. 130
Lampiran 14. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …. 134 Lampiran 15. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …… 135
Lampiran 16. RPP Pertemuan 2 Siklus I ……….. 136
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I …. 147 Lampiran 18. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus I ……. 151
Lampiran 19. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 155 Lampiran 20. Daftar Nilai Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ……….. 156
Lampiran 21. Daftar perbandingan nilai pemahaman konsep siswa pertemuan 1 dan 2 siklus I ……….. 157
Lampiran 22. RPP Pertemuan 1 Siklus II ……… 158
Lampiran 23. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 171
Lampiran 24. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus II …… 175
Lampiran. 25 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ... 179
Lampiran. 26 Daftar Nilai Pertemuan 1 Siklus II ……….... 180
Lampiran 27. RPP Pertemuan 2 Siklus II ………. 181
commit to user
xv
Lampiran 29. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus II ….... 200
Lampiran 30. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 204
Lampiran 31. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II …... 205
Lampiran 32. Daftar Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II ………...…. 206
Lampiran 33. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Pra-Siklus .…... 207
Lampiran 34. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus I ….…... 208
Lampiran 35. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II .……... 209
Lampiran 36. Daftar Perbandingan Pemahaman Konsep Pra-Siklus,210 Siklus I, dan Siklus II ……….…..…. 210
Lampiran 37. Lembar Wawancara Setelah Tindakan ………..……. 211
Lampiran 38. Foto Perangkat Multimedia ………..…….. 212
Lampiran 39. Foto Kegiatan Pembelajaran ………..……… 214
Lampiran 40. Surat Keterangan Penelitian ………. ………. 217
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam yang biasa disingkat IPA merupakan mata
pelajaran yang diajarkan dari tingkat SD sampai SMA. IPA atau sering juga
disebut Sains merupakan kumpulan produk dan proses yang tidak dapat
dipisahkan “real science is both product and process inseparably joint” (Agus. S.
2003:11) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam.co.id.
Usman Samatowa (2006) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu
alam.co.id. mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan Sains
dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Dasar, yaitu: 1. Sains berfaedah bagi suatu
bangsa, karena pengetahuan dasar untuk teknologi adalah sains sehingga sains
disebut sebagai tulang punggung pembangunan; 2. Bila sains diajarkan secara
tepat, sains merupakan mata pelajaran yang memberi kesempatan untuk berfikir
kritis; 3. Jika sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan anak, maka sains
bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan saja; 4. Sains mempunyai nilai-nilai
pendidikan yaitu mempunyai potensi yang membentuk kepribadian anak.
Pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA
di SD/ MI merupakan standar minimum yang secara nasional dicapai siswa dan
menjadi acuan pengembangan kurikulum setiap tahunnya. Pencapaian SK dan KD
didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk bekerja ilmiah, membangun
kemampuan, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran IPA guru berusaha menjadi fasilitator yang baik agar dapat
menanamkan pemahaman konsep kepada siswa tentang materi yang dipelajari.
Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa untuk dapat menjawab pertanyaan
ulangan (Winkel, 1996: 66). Pelajaran IPA membutuhkan pemahaman dan tidak
sekedar menghafal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu didukung
penggunaan media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran
diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian
commit to user
2
Realita yang ada di SD, yang diperoleh melalui wawancara dengan guru
kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan hasil observasi (pra-siklus), pembelajaran
IPA masih menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media
pembelajaran. Dari pembelajaran itu, maka didapatkan nilai pemahaman konsep
yang rendah. Hal itu dibuktikan dari daftar nilai ulangan harian pada konsep “Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit” siswa kelas V saat duduk di kelas IV semester II (daftar nilai dokumentasi pada lampiran 6) dan nilai tes
kemampuan awal “Struktur Bumi” siswa kelas V semester II SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen (daftar nilai tes
kemampuan awal pada lampiran 9) dari kedua nilai tersebut, maka dapat
dirata-rata menjadi nilai dirata-rata-dirata-rata pra-siklus. Dari nilai dirata-rata-dirata-rata pra-siklus, masih ada 17
dari 29 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau prosentase
ketuntasan klasikal mencapai 41% dengan nilai rata-rata 58 (daftar nilai rata-rata
pra-siklus pada lampiran 33). Dari nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa
pemahaman konsep siswa masih rendah dan perlu adanya tindakan/ perbaikan
untuk meningkatkan pemahaman pada konsep struktur bumi, sehingga nilai
pemahaman konsep siswa dapat optimal.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas (pada lampiran 1) dan hasil
observasi pra-siklus oleh peneliti (pada lampiran 2 dan 3) maka dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep
siswa meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang berasal dari
dalam diri siswa, meliputi: kemampuan berfikir, konsentrasi dan keantusiasan
mengikuti pelajaran. Dalam pembelajaran, siswa kurang perhatian, konsentrasi
dan antusias mengikuti pelajaran. Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan siswa
yang melakukan aktivitas di luar pembelajaran seperti: diam melamun, bermain
sendiri, bercerita dengan teman yang lain, dan kurang aktif dalam pembelajaran.
Menyimpangnya aktivitas siswa disebabkan siswa bosan mengikuti pelajaran.
Kebosanan siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern yang berasal dari luar diri siswa
yaitu: guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan
commit to user
3
menarik perhatian, keantusiasan, dan rasa ingin tahu siswa, maka siswa dapat
konsentrasi sehingga dapat memahami konsep yang diajarkan.
Pemahaman konsep dari suatu materi pelajaran, penting bagi siswa.
Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa “Penguasaan
konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Jika konsep sudah dapat dipahami, maka siswa dapat mengingat apa yang telah dipelajari
dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam melaksanakan perannya, guru
harus meninggalkan paradigma lama (pembelajaran berpusat pada guru) “teacher
centered” dan beralih pada paradigma baru “student centered”. Menurut Mc. Combs Miller, 2007 dalam David A. Jacobsen, Paul Eggen, & Donald Kauchak
(2009: 227) “Pengajaran berpusat pada siswa menggambarkan stategi-strategi
pengajaran guru lebih memfasilitasi siswa daripada mengajar langsung”, sehingga guru menempatkan diri sebagai fasilitator yang baik dan dapat menanamkan
pemahaman konsep materi pelajaran kepada siswa.
Guru harus dapat mengembangkan kemampuannya untuk menjadi
fasilitator yang baik, sehingga mampu menciptakan Pembelajaran yang Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dalam menciptakan
pembelajaran tersebut, guru dapat didukung dengan penggunaan media
pembelajaran. Penggunaan media dapat mengurangi gangguan dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan aktivitas siswa, apalagi jika sekolah sudah
menyediakan media pembelajaran yang memadai.
Perkembangan media pembelajaran sangat pesat, salah satu media yang
saat ini mulai banyak digunakan di SD adalah multimedia. Menurut Turban dkk,
2002 dalam Niken Ariani & Dany Haryanto (2010: 11) multimedia adalah
kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output berupa audio (suara,
musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.
Secara umum multimedia mempunyai dua alur, yaitu: multimedia linier
dan multimedia interaktif. Multimedia linier merupakan multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol. Multimedia interaktif merupakan
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
commit to user
4
sebagai media dalam pembelajaran. Peneliti memilih multimedia interaktif, karena
mempunyai keunggulan, yaitu: tampilannya menarik (kombinasi audio dan visual)
dan bersifat interaktif (adanya interaksi antara multimedia dengan pengguna/
user), sehingga pengguna bisa menetukan proses selanjutnya.
Multimedia interaktif mempunyai banya manfaat, yaitu: sebagai media
dalam pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur,
olahraga, hobby, dll (Wahono, 2007) dalam Niken Ariani & Dany Haryanto
(2010:11). Dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, siswa tidak
hanya melihat dan mendengar, melainkan juga terlibat dalam penggunaannya.
Selain itu, multimedia interaktif juga praktis dan dapat digunakan secara individu,
kelompok, maupun klasikal. Namun, keberadaan multimedia interaktif di SD
Negeri Karangtengah 3 Sragen belum didukung kemampuan guru untuk
mengoperasikannya, sehingga multimedia interaktif cenderung tidak dipakai.
Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur bumi dan
memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran, sehingga memperoleh nilai
pemahaman konsep yang optimal. Penelitian Francis. M. Dawyer dalam
http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/03/16/multimedia-dalam-dunia -pendidikan/interaktif, “Pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan 10%, pesan audio 20%, visual 30%, audio visual
50%, dan jika melakukan mencapai 90%”. Dari pernyataan tersebut, pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif yang mana guru sebagai fasilitator yang baik,
tidak menutup kemungkinan siswa dapat belajar dan menyerap 90% dari materi
yang disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berjudul
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN
SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
commit to user
5
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disusun rumusan masalah: “Apakah penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, tahun pelajaran 2010/2011?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi dengan
menggunakan multimedia interaktif pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah
3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dan menjadi inovasi dalam pembelajaran khususnya IPA. Selain itu, hasil
penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut
mengenai penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memperoleh pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Memperkuat daya ingat siswa tentang konsep yang disampaikan.
3) Mendapatkan suasana baru dalam belajar.
b. Bagi Guru
1) Mendapatkan pengalaman tentang penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran, khususnya IPA.
2) Melakukan inovasi dalam pembelajaran.
3) Mendorong masuknya perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan.
commit to user
6
Mendapatkan pengalaman sehingga membuka wawasan untuk
menyediakan dan memanfaatkan multimedia interaktif untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM) sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, siswa, dan
sekolah.
commit to user
7
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Multimedia Interaktif
a. Pengertian Multimedia
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin
nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan informasi/ pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Arief S, Sadiman
dkk, 2003: 6).
Menurut (Wahono: 2006) dalam http://www.wikipedia.org.
“Multimedia is the use of several different media to convey information (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity). Multimedia adalah penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menyampaikan informasi
(teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktivitas).
William Ditto (2006) dalam http://www.vilila.com/2010/03/
multimedia-pembelajaran-interaktif.html menyatakan definisi multimedia dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi,
antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara.
Helzafah, 2004 dalam Sri Anitah (2009: 56) mengatakan bahwa
multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media
secara terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran.
Konsep multimedia menurut Duffy, Mc. Donald & Mizell (2003)
merupakan kombinasi multipel media dengan satu jenis sehingga terjadi
keterpaduan secara keseluruhan.
Multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai
macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungaan ini
commit to user
8
merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi,
pesan atau isi pelajaran (Arsyad, 2002: 169).
Robin dan Linda (2001) dalam Niken Ariani dan Dany Haryanto
(2010: 11) multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang
dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan
video.
Berdasarkan pengertian multimedia dari beberapa ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa multimedia adalah gabungan dua unsur media (audio dan
visual) atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video
dan animasi yang terintegrasi dan telah dikemas menjadi file digital
(komputerisasi). Multimedia dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
kepada publik.
Menurut (Wahono, 2007) dalam http://yogapw.wordpress.com/2010/
01/26/pengertian-multimedia-interaktif/ pemanfaatan multimedia sangatlah banyak, yaitu: sebagai media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis,
desain, arsitektur, olahraga, hobby, dll.
Menurut Niken Ariany dan Dany Haryanto (2010: 25) secara umum
multimedia terbagi menjadi dua alur, yaitu:
1) Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat
pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Multimedia
ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
2) Multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna/ user, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif yaitu: multimedia pembelajaran
interaktif, keping cd pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan power
point. Multimedia interaktif merupakan salah satu media berbasis komputer.
b. Pengertian Multimedia Interaktif
Setiap penyebutan nama media berbasis komputer, tentu saja
commit to user
9
pengembangnya (Wahono, 2006: 6) dalam http://www.vilila.com/2010/03/
multimedia-pembelajaran-interaktif.html.
Multimedia interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran
yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada
siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video tetapi juga memberikan
respon aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi
penyajian (Sells & Glasglow) dalam Arsyad 2002: 36.
Multimedia interaktif adalah suatu media yang mensinergikan/
menggabungkan semua media yang terdiri dari: teks, grafik, audio, dan
interaktivitas (Green & Brown, 2002: 2–6) dalam http://www.yogapw.
Wordpress.com/2010/01/06/pengertian-multimedia-interaktif/.
Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih
dari komponen-komponen komunikasi. Komunikasi dalam multimedia
interaktif (berbasis komputer) merupakan hubungan manusia (sebagai user/
pengguna produk) dengan komputer (software/ aplikasi/ produk dalam format
file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian, produk/ CD/
aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan dua arah/ timbal balik antara
software/ aplikasi dengan user (Harto, 2008: 3) dalam http:// lutfizulfi.
wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
multimedia interaktif merupakan suatu tampilan multimedia yang dirancang
agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki
interaksi kepada penggunanya/ user. Tampilan multimedia merupakan
gabungan dari media audio dan visual yang terdiri dari teks, grafis, gambar,
foto, audio, video maupun animasi yang terintegrasi dan telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi).
c. Karakteristik Multimedia Interaktif
Karakteristik Multimedia interaktif menurut Wahono, 2007 dalam
commit to user
10
1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan
unsur audio dan visual.
2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
3) Bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan
orang lain.
Dengan karakteristik yang dimiliki multimedia interaktif, maka
multimedia interaktif mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol lajukecepatan
belajarnya sendiri.
3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan.
4) Memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk
respon, baik berupa jawaban, pemilihan keputusan, percobaan, dll.
Interaktivitas dalam multimedia oleh Zeemry (2008: slide ke-36)
http://www.maswins.com/2010/07/multimedia-sebagai-media-pembelajaran.
html diberikan batasan sebagai berikut: (1) pengguna/ user dilibatkan untuk
berinteraksi dengan program aplikasi; (2) aplikasi informasi interaktif
bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya.
Interaktivitas atau adanya interaksi yang dimilki oleh multimedia
interaktif inilah yang membedakan multimedia interaktif dengan multimedia
linier. Interaktivitas dalam multimedia interaktif diterjemahkan sebagai tingkat
interaksi dengan multimedia yang digunakan, yang memungkinkan bagi siapa
pun (guru sebagai fasilitator dan siswa) untuk senantiasa explore dengan
memanfaatkan detil-detil yang ada di dalam multimedia tersebut (Niken Ariani
& Dany Haryanto, 2010: 16).
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
commit to user
11
yaitu adanya tidaknya alat pengontrol/ pengendali yang dimiliki multimedia
tersebut. Pada multimedia linier tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
sehingga tampilannya tidak bisa dikendalikan dan berjalan berurutan.
Sedangkan multimedia interaktif, sudah didesign khusus dan dilengkapi
dengan alat pengontrol sehingga terdapat interaksi antara pengguna/ user
dengan tampilan multimedia interaktif (dapat dikendalikan). Interaktivitas
yang dimiliki oleh multimedia interaktif merupakan tingkat interaksi antara
media dengan pengguna/ user. Dengan interaktivitas yang dimiliki oleh
multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat dikembangkan untuk
berbagai kepentingan, salah satunya sebagai media pembelajaran. Sebagai
media pembelajaran, tampilan multimedia interaktif memenuhi fungsi
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan bersifat interaktif.
d. Alasan dan Tujuan Penggunaan Mulitimedia Interaktif
Bates (1995) dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/
2009/03/1multimedia-dalam-dunia-pendidikan/interaktif, menyatakan bahwa diantara media-media lain, multimedia interaktif atau media lain berbasis
komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas dalam multimedia
interaktif menjadi keunggulan multimedia interaktif secara inheren memaksa
pengguna untuk berinteraksi secara fisik dan mental.
Berdasarkan penelitian Dr. Vernom A. Magnessen (1983) dalam
Niken Ariyani dan Dany Haryanto (2010: 35) menyatakan bahwa “kita belajar,
10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang
dilihat, 50% dari apa yang didengar dan dilihat, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dilakukan”. Berpijak pada penelitian Dr. Vernom maka penggunaan multimedia interaktif dengan melibatkan siswa dan guru sebagai
fasilitator, diharapkan siswa dapat belajar atau menyerap 90% dari materi yang
disampaikan.
Melihat keunggulan multimedia interaktif dan hasil penelitian tentang
penggunaan multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat digunakan
dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi. Penyajian materi pelajaran/
commit to user
12
dalam bentuk memory tingkat tinggi (long term memory) serta dapat dibentuk
sebagai suatu konsep yang benar (Ittelson, 2001: 2) dalam http://lutfizulfi.
Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/. Multimedia interaktif digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan
untuk menarik perhatian, konsentrasi, keantusiasan, dan memperbaiki aktivitas
siswa dalam pembelajaran sehingga, dapat belajar secara optimal, memahami
konsep materi yang disampaikan, dan meningkatkan nilai pemahaman konsep.
Penggunaan multimedia interaktif, sesuai untuk menjelaskan materi
yang berkaitan dengan konsep. Hal itu sesuai dengan makalah Neil Ballantine
yang berjudul Multimedia Learning and Social Work Education, (2008:
613-622) dalam http://www.internationaljournal/international/Multimedia.htm,
yang menyimpulkan: The paper concludes that the robustness of studies of
multimedia learning would be improved if they were more obviously connected with concepts, frameworks and findings from the wider learning technology literature. Makalah tersebut menyimpulkan bahwa kekokohan penelitian multimedia pembelajaran akan lebih baik jika berhubungan dengan konsep,
kerangka kerja dan temuan dari literatur teknologi pembelajaran yang lebih
luas.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memilih multimedia
interaktif dalam pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman
konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
e. Manfaat Multimedia Interaktif
Manfaat penggunaan multimedia interaktif menurut Niken Ariani &
Dany Haryanto (2010: 26) adalah sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif
2) Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi (efisien)
3) Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses belajar
commit to user
13
4) Sikap belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas dapat dicapai mengingat keunggulan multimedia
adalah sebagai berikut:
1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti
kuman, bakteri, elektron dll.
2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke
sekolah, seperti: gajah, planet, bumi, dsb.
3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti sistem dalam tubuh, terjadinya gunung meletus,
peredaran planet, dsb
4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti: matahari, bulan,
bintang, salju, dll.
5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti terjadinya
tsunami, terjadinya gunung meletus, dsb
6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Menurut Swajati (2005: 11) dalam http://endonesa.wordpress.com.
ajaran-pembelajaran/media-interaktif/ keuntungan pemanfaatan multimedia interaktif yaitu:
1) Mampu menampilkan multimedia dengan file lebih besar
2) Jauh lebih hemat dibandingkan pemanfaatan media secara online
3) Tingkat interaktivitasnya tinggi karena lebih banyak pengalaman belajar
melalui teks, audio, video, hingga animasi yang dikemas dengan tayangan
gambar yang ditampilkan bersama judul dan narasi suara dan menampilkan
tingkah laku atau proses yang kompleks.
Berdasarkan uraian di atas, maka multimedia interaktif mempunyai
banyak kelebihan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media dalam
pembelajaran. Adapun manfaat dari penggunaaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran yaitu:
1) Proses pembelajaran lebih menarik karena tampilannya berupa dari teks,
grafis, gambar (vektor atau bitmap), foto, audio, video maupun animasi.
commit to user
14
3) Meningkatkan aktivitas belajar siswa
4) Bersifat interaktif, terdapat interaksi antara media dengan pengguna/ user.
Meskipun multimedia interaktif mempunyai banyak kelebihan dan
manfaat, tetapi dalam penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran
juga harus mengingat dan mempertimbangkan kelemahan yang dimiliki oleh
multimedia interaktif tersebut. Adapun kekurangan/ kelemahan multimedia
interaktif menurut Swajati dalam
http://jupren.blogspot.com/2009/12/-multimedia-interaktif.html, diantaranya yaitu:
1) Design yang buruk menyebabkan kebingungan sehingga pesan tidak dapat
tersampaikan dengan baik
2) Kendala bagi orang dengan kemampuan terbatas/ cacat/ disable
3) Tuntutan terhadap spesifikasi komputer yang memadai.
Oleh karena itu, seorang guru harus jeli dalam memilih media yang
dalam pembelajaran. Guru harus dapat memaksimalkan manfaat/ kegunaannya
dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh media tersebut. Guru juga
harus dapat mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari media yang
akan digunakan. Menurut Sri Anitah (2008:89) pertimbangan yang lebih
singkat dalam pemilihan media adalah: (a) Tujuan pembelajaran, (b) Pebelajar,
(c) ketersediaan, (d) ketepatgunaan, (e) biaya, (f) mutu teknis, (g) kemampuan
SDM. Dengan memperhatikan beberapa pertimbangan dalam pemilihan media,
maka guru dapat memilih media yang tepat yang akan dipergunakan.
f. Penggunaan Multimedia Interaktif pada Konsep Struktur Bumi
Hasil penelitian Francis M. Dawyer dalam http://www.puthree99.
blogspot.com/ “penggunaan teknologi pembelajaran berbasis multimedia interaktif ternyata dapat mengurangi waktu belajar siswa secara signifikan,
yaitu 40% – 60% lebih cepat daripada pembelajaran di kelas tanpa media apa
pun”. Dari penelitian tersebut, penggunaan multimedia interaktif ternyata efisien waktu dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa. “Penekanan pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu guru merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran sehingga
commit to user
15
sendiri dan berinteraksi dengan yang lain selama belajar” (Cornelius-White, 2007) dalam Jacobsen, et all (2009: 229). Selain itu, karakteristik yang penting
dalam pengajaran berpusat pada siswa yaitu adanya strategi yang menekankan
pada pemahaman yang mendalam (Brasford, Derry, Berliner, & Hammerness
(2005) dalam Jacobsen, et all (2009: 229).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi
pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Sragen. Dalam menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran, yang diperlukan yaitu: keping CD
pembelajaran interaktif IPA dan Laptop. Konsep struktur bumi sudah dikemas
dalam keping CD pembelajaran interaktif dan dioperasikan melalui laptop.
Dalam pembelajaran, siswa dilibatkan dalam mengoperasikan tampilan CD
pembelajaran (sebagai user). Guru bertindak sebagai fasilitator, yang
memfasilitasi siswa, memberikan umpan balik, dan memperjelas penyampaian
konsep jika tampilan multimedia kurang dimengerti oleh siswa.
Langkah-langkah penggunaan multimedia interaktif untuk
menyampaikan konsep struktur bumi sebagai berikut:
a. Menyalakan laptop dan memasukkan cd pembelajaran interaktif. Mengklik
icon explorer pada layar desktop kemudian klik ganda driver CD yang
tampil pada windows explorer. Maka akan muncul tampilan awal dari CD.
b. Tampilan awal CD pembelajaran interaktif pada gambar 2.1
commit to user
16
Untuk menampilkan konsep yang dipelajari, maka user mengklik icon
pada layar dekstop yang aktif.
c. Tampilan konsep yang dipelajari pada gambar 2.2
Gambar 2.2: Tampilan konsep yang dipelajari
Untuk memilih konsep yang dipelajari, maka user mengklik gambar sesuai
konsep yang akan dipelajari. Misal: user mempelajari konsep struktur
bumi, maka user mengklik gambar 2.3.
Gambar 2.3 Icon struktur bumi
Setelah diklik, maka akan muncul tampilan menjelaskan konsep struktur bumi.
d. Tampilan lapisan struktur bumi pada gambar 2.4
commit to user
17
Untuk mengendalikan/ mengoperasikan tampilan multimedia interaktif,
maka user dapat memilih icon sebagai berikut:
1) Icon untuk menghentikan sementara/ mempause tampilan yang aktif
2) Icon untuk menghentikan/ menstop tampilan aktif
3) Icon memulai dan memainkan kembali tampilan setelah dihentikan.
4) Icon untuk keluar dari tampilan yang sedang aktif.
5) Icon untuk kembali ke menu awal/ tampilan awal.
e. Tampilan lapisan atmosfer pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer
Setelah tampilan lapisan bumi dan atmosfer, maka untuk kembali ke layar
awal user mengklik icon pada layar. Maka akan kembali ke tampilan
konsep yang dipelajari (seperti gambar 2.2 di atas). Untuk mempelajari
lapisan tanah dan batuan maka user mengklik gambar 2.6:
Gambar 2.6 Icon lapisan tanah dan batuan
Cara mengoperasikan/ mengendalikan tampilannya sama pada point d (di
commit to user
18
f. Tampilan lapisan-lapisan tanah dan ciri-cirinya pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya
Setelah tampilan lapisan tanah, tampilan selanjutnya adalah
macam-macam batuan berdasarkan pembentukannya, ada 3 yang tertera pada
gambar 2.8, 2.9, dan 2,10.
a) Tampilan batuan beku pada gambar 2.8
Gambar 2.8 Tampilan batuan beku
commit to user
19
Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan
c) Tampilan batuan metamorf atau malihan pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf
g. Demikian seterusnya dalam mengoperasikan multimedia interaktif.
Pengguna/ user dapat mengendalikan proses selanjutnya pada tampilan
multimedia interaktif.
Jika sudah selesai belajar, maka user mangklik icon untuk keluar dari
tampilan yang sedang aktif dan kembali ke menu awal.
Tampilan dari multimedia interaktif dikemas dalam betuk keping CD
pembelajaran interaktif yang menampilkan suara, gambar yang disertai animasi,
dan teks, dan dapat dioperasikan oleh pengguna/ user.
2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi
a. Pemahaman Konsep
Menurut Nana Syaodih (2004: 189) ”Suatu konsep akan mempunyai
commit to user
20
akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Makna psikologis merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi”.
Menurut Woodruff dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com
/2010/12/pengertian-konsep.html menyatakan pengertian konsep dibagi menjadi 3 yaitu (1) konsep didefinisikan sebagai suatu gagasan / ide yang
relatif sempurna dan bermakna, (2) konsep juga diartikan sebagai pengertian
tentang objek, (3) konsep adalah produk subjektif dari seseorang yang
membuat sutu pengertian dari objek / benda – benda melalui pengalamannya.
Menurut Winkel (2005: 92) pengertian atau konsep adalah satuan arti
yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama.
Winkel (2005: 113) juga berpendapat bahwa:
Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik, sedangkan konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbeda.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa suatu konsep tidak dapat diamati karena berupa suatu ide, pemikiran/
abstraksi. Meskipun tidak dapat memberikan definisi secara verbal tentang
pengertian konsep, tetapi suatu konsep dapat diperoleh melalui belajar maupun
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
guru berusaha untuk menanamkan konsep materi pelajaran sehingga siswa
dapat memahami konsep tersebut dan memperoleh nilai hasil pemahaman
konsep yang memuaskan.
Pemahaman menurut Bloom, dkk dalam Martinis Yamin (2008: 35)
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi
yang telah disampaikan/ dijelaskan dengan kata-kata sendiri.
Pemahaman (comprehension) menurut Daryanto (2008: 41) adalah
commit to user
21
dikomunikasikan, dan memanfaatkan isinya tanpa harus mengubahnya dengan
hal-hal lain.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep adalah suatu kemampuan intelektual yang dimiliki oleh siswa untuk
mengungkapkan suatu ide/ pokok pikiran dari materi pelajaran dengan
kata-katanya sendiri, tanpa mengubah ide yang sebenarnya. Kemampuan siswa
dalam memahami konsep dapat dilihat dari nilai hasil tes pemahaman konsep.
Menurut Gagne dalam Winkel (2005:362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Suatu konsep terbentuk dalam pikiran individu melalui proses mengenal dan memahami ciri-ciri konsep atas dasar contoh dan non-contoh.
Agar pemahaman konsep dapat optimal, maka perlu dikembangkan
kondisi-kondisi yang mendukung dalam pembelajaran.
Hal-hal/ kondisi-kondisi yang mendukung guru untuk membantu
siswa berhasil dalam memahami konsep suatu materi pelajaran yaitu:
1) Menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun tertulis
dalam bentuk semenarik mungkin untuk menarik perhatian dan motivasi
siswa. Pernyataan tentang suatu konsep akan masuk ke dalam sistem ingatan
siswa dan siswa dinyatakan berhasil memahami konsep tersebut apabila
mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dari sistem ingatannya.
2) Menyajikan contoh dan non-contoh ketika membahas konsep yang harus
dipahami siswa. Dengan adanya contoh dan non-contoh, pemahaman siswa
terhadap konsep yang dipelajari akan lebih cepat dibandingkan tidak
memberikan contoh dan non-contoh.
3) Pemberian penguatan dengan segera, ketika siswa telah memahami konsep
yang sedang dipelajari. Kesegeraan pemberian penguatan ini berpengaruh
terhadap kecepatan siswa memahami konsep yang dipelajari.
Oleh karena itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam memahami siswa. Oemar Hamalik
(2003: 166) menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk
commit to user
22
menyebutkan contoh suatu konsep; (2) dapat menyatakan ciri-ciri suatu
konsep; (3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari dan bukan
konsep; (4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep yang
dipelajari.
Dalam pembelajaran, guru berusaha menanamkan konsep dari materi
pelajaran. Kegunaan konsep menurut Oemar Hamalik (2003:165) yaitu:
1) Mengurangi kerumitan lingkungan.
2) Membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar kita.
3) Membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan maju.
4) Mengarahkan kegiatan instrumental.
5) Memungkinkan pelaksanaan pengajaran
b. Konsep Struktur Bumi
IPA di SD mempelajari tentang makhluk hidup, bumi dan alam
semesta, energi, gaya dan materi beserta sifat-sifatnya. Berikut konsep yang
diajarkan di kelas V SD semester II berdasarkan Buku Sekolah Elektronik
(BSE) yang diterbitkan tahun 2008 yaitu:
1) Pengaruh Gaya Terhadap Bentuk dan Gerak Suatu Benda
2) Pesawat Sederhana
3) Struktur Bumi
4) Sifat-Sifat Cahaya
5) Merancang Karya atau Model dengan Menerapkan Sifat Cahaya
6) Air
7) Peristiwa Alam
Dari beberapa konsep kelas V semester II, peneliti mengambil konsep
struktur Bumi. Adapun bahasan tentang konsep Stuktur Bumi mencakup:
1) Lapisan-lapisan Bumi
a) Lapisan inti bumi dalam
Lapisan inti bumi dalam atau pusat bumi, merupkan lapisan paling panas
dengan ketebalan 2000 km yang terbentuk dari besi dan nikel padat.
commit to user
23
Lapisan inti bumi luar merupakan satu-satunya lapisan cair yang tersusun
dari besi, nikel, dan zat lain. Lapisan ini mempunyai ketebalan 2740 km.
c) Lapisan mantel bumi
Lapisan mantel bumi merupakan lapisan yang paling tebal. Tersusun dari
mineral dan silikat. Merupakan lapisan bumi yang paling tebal, dengan
ketebalan 2900 km.
d) Lapisan kerak bumi
Lapisan kerak bumi merupakan lapisan bumi paling luar yang tersusun
dari tanah dan batuan. Lapisan kerak bumi merupakan lapisan tempat
tinggal bagi makhluk hidup, dengan ketebalan 6 – 70 km.
e) Lapisan atmosfer
Lapisan atmosfer merupakan lapisan yang paling penting bagi kehidupan
di bumi dengan ketebalan 640 km. Lapisan atmosfer melindungi bumi
dari sinar matahari. Adanya lapisan atmosfer, bumi terdapat kehidupan.
2) Lapisan-lapisan Atmosfer
Lapisan atmosfer tersususn dari udara, semakin ke atas susunan udara
semakin tipis. Berikut lapisan atmosfer dari yang terdekat dengan bumi:
a) Lapisan troposfer ketebalan 10 km.
b) Lapisan stratosfer, dengan ketebalan 40 km.
c) Lapisan mesosfer, dengan ketebalan 50 km.
d) Lapisan termosfer, dengan ketebalan 300 km.
e) Lapisan eksosfer, dengan ketebalan 400 km.
3) Lapisan-lapisan tanah
a) Tanah lapisan atas
Tanah lapisan atas terbentuk dari pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk
hidup. Lapisan tanah atas mempunyai ciri-ciri: lapisan tanah paling
subur, banyak mengandung humus, dan berwarna coklat kehitaman.
commit to user
24
Ciri-ciri tanah lapisan bawah: warna lebih muda dari tanah lapisan atas,
sedikit mengandung humus dan jasad hidup sehingga kurang subur.
c) Lapisan bahan induk tanah
Lapisan ini merupakan lapisan tanah paling bawah yang mempunyai
ciri-ciri berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari tanah lapisan atas dan
tanah lapisan bawah.
4) Macam-macam batuan berdasarkan proses pembentukannya di dalam kerak
bumi, dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Batuan beku
Batuan beku terbentuk dari lava/ magma yang membeku di permukaan
bumi atau di dalam kerak bumi. Contoh batuan beku: batu obsidian, batu
granit, batu apung, dan batu breksi.
b) Batuan endapan/ sedimen
Batuan sedimen atau endapan terbentuk dari batuan beku atau rumah
binatang karang yang mengalami pelapukan. Contoh batuan endapan
yaitu: batu konglomerat, batu batu serpih, dan batu pasir.
c) Batuan metamorf atau malihan
Batuan malihan atau metamorf terbentuk dari batuan andapan yang
mengalami perubahan karena pengaruh tekanan panas bumi. Contoh
batuan endapan yaitu: batu marmer dan batu pualam.
c. Pemahaman Konsep Struktur Bumi
Elizabeth B.Hurlock (2005: 41) berpendapat bahwa pengertian
didasarkan pada konsep. Konsep bukan kesan indera langsung, melainkan hasil
pengolahan dan kombinasi antara penggabungan atau perpaduan kesan indera
yang terpisah-pisah. Unsur bersama dalam berbagai obyek atau situasi
menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi satu konsep.
Menurut Brophy, Murphy, & Mason dalam John W. Santrock (2009:2) ”pemahaman konseptual adalah sebuah aspek penting dari pembelajaran, sebuah tujuan pengajaran yang penting adalah untuk membantu
murid memahami konsep utama dalam sebuah subjek daripada hanya
commit to user
25
Gagne, 1985 dalam Angkowo (2007:54) berpendapat bahwa ”Belajar
konsep termasuk tipe belajar kemahiran intelektual memerlukan pengamatan
yang cermat dari ciri-ciri objek seperti bentuk, ukuran, dan warna”.
Struktur bumi merupakan hasil dari pengamatan dan penelitian para
ilmuwan terdahulu sehingga terbentuk suatu konsep struktur bumi. Untuk
mempelajari konsep struktur bumi, tidak hanya dibutuhkan hafalan saja tetapi
juga pemahaman. Tidak semua materi pelajaran di sekolah perlu dihafalkan,
tetapi siswa harus diajarkan untuk mempelajari materi pelajaran dengan
mencari pemahaman (Winkel, 1995: 66). Hasil dari mencari pemahaman itu
disimpan dalam ingatan untuk sewaktu-waktu dipergunakan (Winkel, 1995:
69). Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada
pemahaman konsep struktur bumi.
Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa dalam menjawab
pertanyaan ulangan (Winkel, 1995: 66). Untuk mencapai tingkat pemahaman,
siswa juga harus melewati tingkat sebelumnya yaitu pengetahuan. Pengetahuan
merupakan salah satu landasan untuk pembelajaran-pembelajaran selanjutnya
Bruning, Shcraw, Norby, & Ronning (2004) dalam David A. Jacobsen, Paul
Eggen, & Donald Kauchak (2009: 94). Semakin tinggi tingkatan yang dicapai
siswa pada ranah kognitif, maka semakin tinggi pula pemahaman siswa
terhadap konsep yang diajarkan. Namun, untuk menilai pemahaman konsep
siswa SD, maka hanya sampai pada ranah kognitif tingkat penerapan.
Meskipun dalam pembelajaran, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Berikut kata kerja operasional ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor menurut Bloom, dkk dalam Winkel (1996: 250-254):
1) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif tertera pada tabel 2.1
Tabel 2.1: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
Pengetahuan
commit to user
2) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif tertera pada tabel 2.2
Tabel 2.2: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif
Penerimaan
3) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor tertera pada tabel 2.3
Tabel 2.3: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor
Persepsi Kesiapan Gerakan
commit to user
Untuk mengetahui pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas
V SD Negeri Karangtengah 3, maka dapat diukur dengan tes pemahaman
konsep. Penyusunan butir-butir tes untuk mengetahui pemahaman konsep
struktur bumi, disesuaikan dengan tujuan (khusus), deskripsi bahan yang telah
diajarkan, dan indikator yang akan dicapai yang sesuai dengan kata kerja
operasional (KKO) ranah kognitif yang meliputi tingkat pengetahuan,
pemahaman, bahkan penerapan. Berikut contoh soal pemahaman konsep
struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, pada tabel 2.4:
Tabel 2.4: Contoh soal pemahaman konsep struktur bumi
Tingkatan ranah
1. Sebutkan 3 lapisan struktur tanah!
2. Sebutkan 5 lapisan struktur bumi!
1. Jelaskan terbentuknya batuan beku!
Pemahaman/
jenis batuan beku, endapan, atau malihan!
Batu obsidian, pasir, serpih, marmer, dan basalt
1. Jelaskan 2 perbedaan lapisan inti bumi dalam
dan lapisan inti bumi luar!
Penerapan/ Aplikasi
(C3)
1. Mengurutkan 1. Urutkan lapisan struktur bumi mulai dari
lapisan yang paling dalam!
B. Penelitian yang Relevan
commit to user
28
1. Bambang Dwi Setiyono (2008) yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran
dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang
Berkualitas” dengan kesimpulan: a) Pemanfaatan pembelajaran menggunakan
multimedia menjadi solusi meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan di
kelas, dan menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan mengajar yang
dilaksanakan pendidik; b) Memudahkan proses pembelajaran dan
menumbuhkan kekreatifan dan keinovasian pendidik dalam mendesain
pembelajaran yang komunikatif dan interaktif; c) Pengembangan multimedia
dalam pembelajaran selanjutnya dimanfaatkan ke dalam pembelajaran di kelas
untuk menggantikan atau sebagai pelengkap dalam pembelajaran konvensional.
2. Helmina Mauludiyah (2009) dengan judul “Penggunaan Multimedia Interaktif
serta Kegiatan Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Batuan
Peserta didik Kelas VC SD Kauman I Kota Malang.” Beliau menyimpulkan
bahwa: a) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang
pada pembelajaran materi batuan; b) Penggunaan multimedia interaktif dan
kegiatan praktikum dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VC SD
Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan.
C.Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal, yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
(pra-siklus), pembelajaran masih berpusat pada guru yaitu guru mengajar secara
konvensional dengan ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran.
Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa pasif, kurang
konsentrasi, dan bosan mengikuti pelajaran. Kejenuhan menyebabkan siswa
melakukan aktivitas yang menyimpang seperti: melamun, bercerita dengan teman,
dan bermain sendiri. Dari pembelajaran tersebut, maka pemahaman konsep
struktur bumi rendah. Hal itu dibuktikan dari hasil tes kemampuan awal konsep
struktur bumi, yaitu 19 dari 29 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM
commit to user
29
Dari kondisi awal di atas, maka diperlukan adanya tindakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran. Tindakan
yang dilakukan yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran
struktur bumi. Melalui kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri
Karangtengah 3, maka penggunaan multimedia interaktif diterapkan pada siklus I
dan II. Indikator kinerja yang ditargetkan yaitu: pada siklus I persentase
ketuntasan klasikal mencapai 70% dan pada siklus II persentase ketuntasan
klasikal mencapai 80%, dengan nilai batas ketuntasan 65.
Kondisi akhir yang diharapkan dari tindakan menggunakan multimedia
interaktif yaitu adanya peningkatan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa
kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 2010/ 2011. Secara skematis kerangka berpikir digambarkan pada
gambar 2.11
Kondisi Awal
Tindakan
Pembelajaran konvensional. Guru jarang menggunakan media pembelajaran.
Siswa bosan mengikuti pelajaran
aktivitas siswa dalam
pembelajaran
interaktif berupa: teks, gambar, video, animasi yang menarik, dan bersifat interaktif
Indikator kinerja Siklus I: Persentase ketuntasan klasikal mencapai 70%
Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan
pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD
Negeri Karangtengah 3, Kecamatan Sragen, Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user
30 Kondisi Akhir
Gambar 2.11: Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
D.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan bahwa: “Penggunaan Multimedia Interaktif Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Stuktur Bumi Pada Siswa
Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtengah 3 yang beralamat
di desa Karangtengah, Jalan Merapi No 29 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Desember 2010
sampai April 2011. Rincian kegiatan dan pelaksanaan penelitian selengkapnya
pada lampiran 10.
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan jumlah
29 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki (daftar nama
siswa selengkapnya pada lampiran 5).
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
commit to user
31
penelitian tindakan kelas, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2009: 2). Prinsip utama dalam PTK adalah
pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai
memperoleh hasil yang ditetapkan/ ditargetkan.
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan strategi tindakan kelas dengan model
siklus. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi
Arikunto, dkk (2009: 73) bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang, yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a)
perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
D. Sumber Data
Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Data atau
informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data
kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen tahun pelajaran
2010/ 2011. Data primer ini berupa nilai pemahaman konsep struktur bumi
siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini, adalah guru kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Data sekunder
dalam penelitian ini berupa: data hasil dokumentasi, hasil observasi, dan hasil
wawancara. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer.