• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SOCIAL COST DAN COMMUNITY PARTICIPATION DITINJAU DARI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KUKUYAAN DAN ARUM JERAM DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SOCIAL COST DAN COMMUNITY PARTICIPATION DITINJAU DARI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KUKUYAAN DAN ARUM JERAM DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SOCIAL COST DAN COMMUNITY PARTICIPATION DITINJAU DARI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KUKUYAAN DAN

ARUM JERAM DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG

SKRIPSI

DiajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelarSarjanaPariwisatapada Program Studi Management Resort & Leisure

Oleh ;

Muhammad Emil Kazhimi 0907346

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

ANALISIS SOCIAL COST DAN COMMUNITY

PARTICIPATION DITINJAU DARI SIKAP

MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN

KUKUYAAN DAN ARUM JERAM DI BANTARAN

SUNGAI CIKAPUNDUNG

Oleh :

Muhammad Emil Kazhimi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Muhammad Emil Kazhimi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS SOCIAL COST DAN COMMUNITY PARTICIPATION DITINJAU DARI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KUKUYAAN DAN

ARUM JERAM DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG”

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Agus Sudono, SE.,MM.

NIP. 198205082008121002

Pembimbing II

A.H Galih Kusumah, ST,Par.,MM

NIP. 198105222010121006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

(4)

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

i

ANALISIS SOCIAL COST DAN COMMUNITY PARTICIPATION DITINJAU DARI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN

KUKUYAAN DAN ARUM JERAM DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG

ABSTRAK Oleh :

Muhammad Emil Kazhimi 0907346

Perkembangan pariwisata di kota Bandung dewasa ini mulai berkembang menggunakan model sustainable tourism. Dalam sustainable tourism terdapat tujuh dimensi yang mewakili sosial, lingkungan dan ekonomi. Dalam dimensi sosial terdapat social cost dan community participation. Dalam pengembangan “kukuyaan” dan arum jeram di sungai Cikapundung akan memperhatikan faktor masyarakat yang dilihat melalui dua hal tersebut. Sehingga dengan diketahui tingkat keberadaan social cost dan

community participation pada masyarakat bantaran sungai Cikapundung akan membentuk kesadaran masyarakat terkait pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif. Melalui metode tersebut akan didapat hasil penelitian secara deskripsi mengenai bagaimana social cost dan community participation di masyarakat bantaran sungai Cikapundung terkait pengembangan kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram. Selain itu juga akan diketahui tingkat hubungan antar variabel yaitu, social cost dan community participation dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis data korelasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat melalui kuisioner, wawancara informal, tinjauan pustaka dan observasi.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa social cost berada pada tingkat yang rendah sehingga tidak terdapat dampak negatif secara social dan

community participation berada pada tingkat tinggi yang berarti partisipasi masyarakat berada pada level yang baik. Diketahui juga bahwa social cost dan

(5)

Kata Kunci : Pariwisata berkelanjutan, Social Cost, Community Participation,

ANALYSIS SOCIAL COST AND COMMUNITY PARTICIPATION IN

TERMS OF RESIDENT ATTITUDE TOWARD “KUKUYAAN” AND

RAFTING ALONG THE RIVER CIKAPUNDUNG

ABSTRACT

By :

Muhammad Emil Kazhimi 0907346

The development of tourism in the city today began to develop sustainable tourism model. In sustainable tourism, there are seven dimensions that represent the social, environmental and economic. In the social dimension there are social cost and community participation. The development of "kukuyaan" and river rafting in Cikapundung will based by these two things. With the known existence of the social cost and the level of community participation in the communities along the river Cikapundung will shape public awareness related to sustainable tourism development.

This study uses descriptive verification research methods. Through this method we can obtain a description about how social cost and community participation in resident along the river Cikapundung. Also another things that will know in this researches is correlation between social cost and community participation based on correlation analysis data. The data used in this researches obtained through questionnaires, informal interviews, literature review and observation.

From the results of this research note social cost is at a low level so that there is no negative impact of social and community participation is at a high level which means that community participation is at a good level. Note also that the social cost and community participation in this research contained a strong relationship.

(6)

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………....i

KATA PENGANTAR………iii

UCAPAN TERIMAKASIH………...iv

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR TABEL………...ix

DAFTAR GAMBAR………...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG………..1

1.2. RUMUSAN MASALAH………..7

1.3. TUJUAN PENELITIAN………......8

1.4. MANFAAT PENELITIAN………......8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. SUSTAINABLE TOURISM………9

2.2. SOCIAL COST………...11

2.3. COMMUNITY PARTICIPATION ……….17

2.4. ORISINALITAS PENELITIAN………..21

2.5. KERANGKA PEMIKIRAN………...……...23

2.5. HIPOTESIS………...………..…24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. LOKASI PENELITIAN..………...26

3.2. METODE PENELITIAN………...27

(8)

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

3.4. SAMPEL………..28

3.5. JENIS DAN SUMBER DATA…………..……….29

3.51. DATA PRIMER………29

3.52. DATA SEKUNDER……….…….29

3.6. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.………29

3.7. OPERASIONAL VARIABEL..……….31

3.8. TEHNIK PENGOLAHAN DATA………....34

3.8.1. UJI VALIDITAS………..34

3.8.2. UJI RELIABILITAS………...38

3.8.3 TEHNIK ANALISIS DATA…..………..40

3.9. DESAIN PENELITIAN…….………41

BAB IV HASIL ANALISIS 4.1. GAMBARAN UMUM………..42

4.1.1. KARAKTERISTIK MASYARAKAT……….45

4.2. HASIL PEMBAHASAN………..………..49

4.2.1. SOCIAL COST………49

4.2.2. COMMUNITY PARTICIPATION...………63

4.3. KORELASI SOCIAL COST (X) TERHADAP COMMUNITY PARTICIPATION (Y)………..………...………...73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN……….74

B. SARAN………...76

DAFTAR PUSTAKA………78

LAMPIRAN-LAMPIRAN………80

(9)
(10)

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pariwisata adalah sebuah industri yang di dalamnya terdapat suatu sistem besar, dimana komponennya saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Dalam sistem ini terdapat komponen sosial, budaya, lingkungan, politik, keamanan, begitu pula mengenai soal komponen ekonomi. Pariwisata telah diakui sebagai industri terbesar abad ini, dilihat dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dunia dan penyerapan tenaga kerja. Pariwisata di masa sekarang ini adalah sebuah industri yang melibatkan berjutaan individu dan mungkin lebih dari hitungan juta an individu telah terlibat di dalam industri pariwisata ini. Menurut, World Tourism Organization dalam Choi dan Sirakarya (2005) di tahun 2001 diperkirakan hampir 698 juta individu terlibat dalam industri pariwisata menjadi wisatawan international yang jumlah ini pada saat itu adalah diperkirakan 10% penduduk di bumi. Meskipun diperkirakan ada seberapa jumlah wisatawan yang berwisata lebih dari 1 kali dalam satu tahun. Menurut Leiper dalam Choi dan Sirakarya (2005) bahwa :

tens of millions of people globally work directly in the industry and many more are employed indirectly. Hundreds of millions of people are on the receiving end of tourism activity as they live in what are termed destinantion areas, in supposed `host` populations. Millions of dollars are spent each year advertising and promoting holidays and

tourism product”.

(11)

Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh menjadi suatu industri yang telah terbukti bisa menyediakan lapangan kerja yang besar untuk negara Indonesia. Pengembangan pariwisata dewasa ini tidak hanya berbicara tentang bagaimana mengembangkan pariwisata agar menimbulkan keuntungan secara ekonomi yang besar tetapi, pengembangan pariwisata juga perlu dilakukan berkelanjutan. Pada kenyataan yang ada di Indonesia adalah pengembangan pariwisata mayoritas hanya mementingkan keuntungan ekonomi dan tidak melihat aspek lain. Sehingga, fokus pembangunan di Indonesia berfokuskan di fasilitas, dan peningkatan kualitas pelayanan seperti trend pada saat awal mass tourism terjadi. Adapun menurut Mason (2003:4) bahwa:

”Major changs in the second half of the twentieth century led to the

rapid and massive growth of the phenomenon known as modern tourism. For example, these changes have contributed to the Pacific Region/East Asia becoming the fastest growing area for international

tourism in the last quarter of the twentieth century”.

(12)

3

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

menurut World Tourism Organization dalam Yu et al. (2009) ”tourism which

meets the needs of present tourists and host regions while protecting and

enhancing opportunity for the future”. Melalu hal tersebut industri pariwisata diharapkan dapat menjaga keaslian masyarakat, alam, budaya, dan lingkungan sosial mereka.

(13)

partisipasi masyarakat. Menurut Swarbrooke (1999) pariwisata berkelanjutan memiliki 3 dimensi yaitu, sosial, lingkungan dan ekonomi. Choi dan Sirakarya (2005) melakukan penelitian guna memperdalam ketiga dimensi tersebut dan mendapatkan 7 dimensi pariwisata yang baru melihat dari sikap masyarakat terhadap pariwisata. Dimensi pariwisata berkelanjutan menurut Choi dan Sirakarya (2005) yaitu, Environmental Sustainability,Social Cost, Economical Benefits ,Community Participation, Long-term Planning, Visitor Satisfaction dan Community – Centered Economy. Dengan berdasarkan ke – 7 dimensi hal yang diyakini dapat mewujudkan pariwisata berkelanjutan ini akan menjadi dasar pengembangan yang dapat diaplikasikan di perencanaan pengembangan kegiatan ”kukuyaan” dan arum jeram di bantaran sungai cikapundung dago. Pada dasarnya pariwisata berkelanjutan bertujuan untuk melestarikan lingkungan alam masyarakat sekitar dan tidak menimbulkan pengurangan nilai sosial melainkan meningkatkannya seperti yang dikatakan Gunn dalam Rees (Choi dan Sirakaya: 2005) ”Sustainable community tourism needs to prevent the deterioration of the social, cultural and ecological systems of a host community”. Dimensi sosial dalam pariwisata berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar kawasan. Perlunya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dikarenakan masyarakat adalah faktor penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Bentuk perubahan sekecil apapun akan terasa oleh masyarakat setempat dikarenakan masyarakat tersebut sudah lama tinggal dilingkungan tersebut. Lingkungan masyarakat sudah menjadi tumpuan masyarakat itu sendiri dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan tempat tinggal mereka. Hal tersebut pun di ungkapkan oleh Mc Intyre dalam Yu et al. (2009) bahwa:

”sustainable tourism is defined as an alternative tourism form that

improves the quality of life of the host community, provides a high quality experience for visitors, and maintains the quality of the environment on which both the host community and visitors depend”.

Pada saat pengembangan pariwisata dilakukan, masyarakat pun dapat menjadi

(14)

5

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

dikarenakan masyarakat akan menjadi pihak pertama yang terkena dampak dari pengembangan pariwisata baik itu dampak positif maupun dampak negatif . seperti yang dikemukakan oleh Yu et al. (2009) bahwa ”Residents are major

stakeholders in the tourism development process since they are directly affected

by tourism regardless of their occupation”. Dengan sensitif nya masyarakat akan sebuah pembangunan pariwisata di sekitarnya disadari bahwa pembangunan pariwisata akan berjalan lebih lancar dan baik bila melibatkan masyarakat sejak tahap perencanaan. dan terhadap kegiatan yang berlangsung di sekitarnya terutama dalam pengembangan dan perencanaan wilayah tersebut karena masyarakat merupakan faktor penting dalam pengembangan pariwisata seperti yang dikatakan oleh Murphy dan Gunn dalam Choi dan Sirakaya (2005) ”The existing literature suggests that residents are major actors in the tourism

(15)

tidak hanya melihat dampak secara ekonomi saja yang akan diterima masyarakat bila pengembangan kegiatan ”kukuyaan” dan arum jeram ini akan dilakukan.

Dampak sosial pun seringkali tidak dilirik oleh pihak perencana dikarenakan dampak sosial ini akan timbul secara perlahan namun bila sudah muncul akan sangat sulit untuk dirubah. Tidak hanya sulit untuk dikembalikan seperti semula tetapi dampak sosial memiliki kemungkunan untuk tidak dapat dikembalikan. Kemungkinan untuk merubah dampak sosial yang sudah muncul sangat kecil seperti dikatakan oleh Swarbrooke (1999:69) bahwa:

” Perhaps this is because the sociocultural impacts of tourism usually

occur slowly over time in an unspectacular fashion. They are also largely invisible and intangible. Yet the social impact of tourism is usually permanent with little or no opportunitty to reverse the change

once it has taken place”.

Dari 7 dimensi teori sustainable tourism yang dikembangkan oleh Choi dan Sirakaya (2005) didapat 2 dimensi yang menjadi dasar pengembangan sustainable tourism di lokasi penelitian yaitu social cost dan community participation.

(16)

7

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

” ANALISIS SOCIAL COST DAN COMMUNITY PARITICIPATION

DITINJAU DARI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN

KUKUYAAN DAN ARUM JERAM DI BANTARAN SUNGAI

CIKAPUNDUNG ”

1.2Rumusan Masalah

(17)

yang lebih baik pada proses pengembangan kegiatan wisata. Maka, rumusan masalah yang didapat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Social Cost masyarakat di sekitar bantaran sungai Cikapundung ?

2. Bagaimana Community Participation masyarakat di sekitar bantaran sungai Cikapundung ?

3. Hubungan Social Cost dan Community Participation masyarakat di sekitar bantaran sungai Cikapundung ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah memperoleh hasil mengenai :

1. Mengidentifikasi Social Cost masyarakat di sekitar bantaran sungai Cikapundung.

2. Mengidentifikasi Community Participation masyarakat di sekitar bantaran sungai Cikapundung.

3. Mengidentifikasi hubungan Social Cost dan Community Participation

masyarakat di sekitar bantaran sungai Cikapundung. 1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut :

1. Teori

a. Memperluas pengetahuan mengenai social cost dan community participation di masyarakat lokasi penelitian

b. Memperoleh pengetahuan mengenai hubungan social cost dan

community participation yang ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan kukuyaan dan arum jeram di lokasi penelitian. 2. Praktik

(18)

9

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Memberikan informasi mengenai keadaan social cost dan

community participation melihat dari sikap masyarakat terhadap sebuah kegiatan yang akan sangat membantu dalam tahap perencanaan pengembangan kegiatan kukuyaan dan arum jeram di bantaran sungai cikapundung.

b. Penulis

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi Penelitian

Gambar 3.1

Gambar bantaran sungai cikapundung

(20)

26

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26

kesadaran secara alami dalam menjaga keasrian dan kebersihan sungai cikapundung sekaligus menjadi pelaku dalam kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram.

3.2Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif eksploratif. Menurut Sekaran (2008:15) Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi, lalu studi eksploratif dilakukan jika tidak banyak yanbg diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu.. Penelitianmenggunakan metode deskriptif dan eksploratif ini dilakukan dengan tujuan untuk pemecahan masalah yang bersifat aktual. Melalui metode ini penulis akan mengumpulkan data guna di analisa dan akan di deskriptif kan secara bentuk tulisan tentang makna/arti data yang dikumpulkan terkait dengan variabel penelitian. Dengan metode deskriptif eksploratif ini diharapkan penulis dapat memperoleh hasil aktual mengenai hubungan social cost dan community participation yang ditinjau dari sikap masyarakat bantaran sungai cikapundung terhadap kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram.

Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang haanya sekali dikumpulkan,mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran, 2007:177).

(21)

Populasi menurut Sugiyono (2010:389) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan hasil pra penelitian peneliti mendapatkan bahwa bantaran sungai cikapundung memiliki 43 komunitas dan didapat juga bahwa komunitas yang aktif dan benar – benar terlibat dalam kegiatan adalah 23 komunitas sepanjang sungai cikapundung dari dago pojok sampai dengan pln sekitar braga. Namun, fokus populasi penelitian ini adalah komunitas yang terdapat di sekitar jalur ”kukuyaan” dan arum jeram sekaligus turut aktif dalam kegiatan tersebut, sehingga jumlah komunitas yang sesuai dengan penelitian ini berjumlah 6 komunitas.

3.4Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:120). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian anggota komunitas – komunitas yang terlibat dalam kegiatan di bantaran sungai cikapundung dan anggota komunitas itu adalah masyarakat sekitar bantaran sungai.

Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012:125).

(22)

28

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 28

dan dari setiap komunitas. Maka, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 yang didasarkan menurut hasil wawancara penelitian terhadap pihak komunitas perihal jumlah masyarakat bantaran yang tergabung dalam komunitas dan terlibat dalam kegiatan sepanjang jalur aman penggunaan arum jeram dan kukuyaan di sungai cikapundung. Jumlah sampel sebanyak 80 didapat dari perkalian jumlah individu dalam komunitas yang aktif dalam kegiatan sebanyak 12-13 orang dengan jumlah komunitas yang merupakan populasi berjumlah 6 maka didapat hasil 80.

3.5Jenis dan Sumber Data 3.5.1 Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spisifik studi (Sekaran, 2011:60). Data primer yang didapat dan digunakan dalam penelitian ini adalah data perolehan hasil jawaban kuisioner mengenai analisis social cost dan community participation

ditinjau dari sikap masyarakat bantaran sungai cikapundung terhadap kegiatan kukuyaan dan arum jeram serta wawancara terhadap setiap komunitas yang dijadikan sampel.

3.5.2 Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber data yang mencacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran, 2011:60). Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dan sudah diolah oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari jurnal, buku, dan profil komunitas yang didapat dari pihak komunitas. 3.6Tehnik Pengumpulan Data

(23)

1. Studi Literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikasi dar isumber sekunder dalam bidang minta khusus bagi peneliti (Sekaran, 2007:82). Informasi tersebut adalah didapat oleh peneliti dari profil komunitas bantaran sungai cikapundung, buku-buku literatur dan jurnal yang memiliki keterkaitan dengan variabel maupun masalah di dalam penelitian. 2. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternative yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2011:82). Kuesioner yang digunakan di penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup yaitu tiper pertanyaan yang akan meminta responden untuk membuat pilihan di antara serangkaian alternative yang diberikan oleh peneliti (Sekaran, 2011:86). Pengisian kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa ketentuan, yaitu :

1) Peneliti memberikan kuesioner kepada ketua komunitas.

2) Ketua komunitas membagikan sejumlah kuesioner kepada anggota yang sesuai kategori.

3) Peneliti mengambil hasil kuesioner 2 hari setelah hari pemberian kuesioner.

4) Hasil yang diperoleh tersebut ditabulasi, diolah, dianalisis dan disimpulkan oleh penulis.

(24)

30

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 30

tentang fenomena sosial. Maka, melihat dari hal tersebut penelitian ini menggunakan skala Likert.

Setiap pernyataan yang terkait dengan variabel dalam kuesioner akan diberikan 5 pilihan jawaban. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah social cost dan community participation. Adapun pilihan skor terhadap masing – masing pernyataan adalah sebagai berikut :

1. Nilai 5 menyatakan sangat setuju 2. Nilai 4 menyatakan setuju 3. Nilai 3 menyatakan biasa saja 4. Nilai 2 menyatakan tidak setuju 5. Nilai 1 menyatakan sangat tidak setuju

Peneliti menggunakan skala Likert 1-5 ber landaskan dari penelitian terdahulu jurnal “Measuring Resident`s Attitude toward Sustainable Tourism

Development of Sustainable Tourism Attitude Scale” (Choi dan Sirakarya :2005). Penggunaan skala Likert 1-5 digunakan agar peneliti mengetahui secara real hasil jawaban responden. Karena, faktor keraguan dalam jawaban 3 biasa saja adalah real dan pasti terjadi. Responden dalam penelitian ini adalah anggota komunitas yang sekaligus adalah masyarakat bantaran sungai cikapundung.

3.7Operasional Variabel

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

Sustainable Tourism Choi

Social Cost 1. Turis yang datang ke lingkungan

(25)
(26)

32

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

(27)

seluruh individu masyarakat sekitar dalam

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

pengembangan pariwisata tersebut.

3. Tidak menjadi masalah apabila pengambilan keputusan dalam pengembangan pariwisata tidak mengikutsertakan seluruh anggota masyarakat.

4. Industri pariwisata harus merangkul seluruh anggota masyarakat sekitar

Ordinal

Ordinal

Sumber:diolah oleh peneliti (2013) 3.8Tehnik Pengolahan Data

(28)

34

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34

Uji Validitas adalah sebuah cara untuk mengetahui indikator, instrument atau alat yang digunakan dalam penelitian guna mengukur data yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono ,2009 : 248). Untuk mencari nilai validitas yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor pernyataan/item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

∑ x = Jumlah skor tiap item

∑ y = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Setelah koefisien korelasi atau rhitung diperoleh diperoleh, kemudian dihitung kembali dengan Uji-t melalui rumus sebagai berikut :

Keterangan : rxy =

thitung =

(29)

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Validitas setiap instrument/pernyataan akan terbukti jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan apabila hasil r hitung lebih kecil dibandingkan r tabel maka instrumen/pernyataan dari kuesioner tersebut tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat seberapa kuat tingkat hubungan instrument tersebut melalui kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1000 Sangat kuat

0,600 - 0,799 Kuat

0,400 - 0,599 Cukup kuat

0,200 - 0,399 Rendah

0,000 - 0,199 Sangat rendah

Sumber : Sugiyono (2009)

Teknik penghitungan yang digunakan dalam menganalisis validitas instrument/pernyataan ini adalah menggunakan teknik korelasi biasa, yaitu korelasi antara skor-skor kuesioner dari peserta. Lalu diperlukan pengujian berikutnya yang menguji apakah koefisien validitas tersebut sesuai pada taraf tertentu. Oleh karena itu diperlukan nya koefisien validitas sebagai acuan valid tidaknya instrument/pernyataan dalam kuesioner.

Dalam mengolah data peneliti menggunakan Microsoft Excel 2007

(30)

36

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36

mengaplikasikan rumus penghitungan uji validitas instrument penelitian tersebut. Untuk dapat lebih rinci dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.3

Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian

Social Cost

No Pernyataan Nilai r

hitung

Nilai r

Tabel Ket. 1 Masyarakat merasa terganggu karena wisatawan

yang datag ke lingkungan masyarakat 0,361 0,361 Valid 2

Masyarakat merasa tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan nyaman dikarenakan

keberadaan kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram 0.527 0,361 Valid

3

Masyarakat sering merasa terganggu karena kegaitan “kukuyaan” dan arum jeram yang berada di lingkungan masyarakat

0,758 0,361 Valid

4

Sumber kegiatan yang digunakan untuk “kukuyaan” dan arum jeram dirasakan terlalu berlebihan dalam penggunaanya

0,856 0,361 Valid

5 Masyarakat merasa kurang nyaman mengenai

adanya kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram 0,416 0,361 Valid

6

Lingkungan masyarakat menjadi terlalu ramai dikarenakan pengembangan kegiatan “kukuyaan dan arum jeram

0,798 0,361 Valid

7

Masyarakat merasa keadaan dari lingkungan sekitar masyarakat memburuk dikarenakan kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram

0,797 0,361 Valid

Keputusan yang disusun dalam pengembangan kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram dibuat dengan mengikutsertakan seluruh masyarakat tanpa melihat latar belakang individu

(31)

2

Diperlukan partisipasi dari seluruh individu masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengembangan kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram

0,913 0,361 Valid

3

Tidak menjadi masalah apabila pengambilan keputusan dalam pengembangan kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram hanya melalui keterwakilan beberapa tokoh/individu dalam masyarakat

0,362 0,361 Valid

4

Dalam pengembangan kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram pihak perencana diharuskan merangkul seluruh anggota masyarakat sekitar

0,887 0,361 Valid

Sumber : Diolah oleh Peneliti (2013)

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah sebuah cara untuk menunjukan sejauh mana tingkat ketepatan atau kejelasan alat ukur/instrument pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain. Secara umumnya uji reliabilitas adalah uji yang membuktikan sejauh mana pernyataan dapat dipahami oleh responden sehingga tidak menyebabkan perbedaaan pemahaman terkait pernyataan tersebut.

(32)

38

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38

Dalam uji reliabilitas ini penulis menggunakan metode Alpha dengan mengukur reliabilitas alat ukur dengan sekali pengukuran (Riduwan, 2007 : 115). Rumus metode Alpha ini adalah sebagai berikut:

r11 =

sebaliknya jika r11 < rtabel menyatakan tidak reliabel. Bila keofeisien reliabilitas

telah dihitung, maka untuk menyatakan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :

(33)

c. 0,40 -<0,70 : hubungan yang cukup erat d. 0,70 -<0,90 : hubungan yang erat (reliabel)

e. 0,90 -<1,00 : hubungan yang sangat erat (sangan reliabel)

Tabel 3.5

Hasil Pengukuran Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Nilai r

hitung

Nilai r

Tabel Ket. 1 Social Cost 0,755 0,7 Reliabel 2 Community Participation 0,779 0,7 Reliable Sumber:diolah oleh peneliti (2013)

3.8.3 Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik uji korelasi

Rank Sperman dengan rumus sebagai berikut : Keterangan :

di = Selisih rank xi dengan rank yi = Koefisien korelasi rank Spearman n = Jumlah responden

Korelasi sendiri merupakan studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):

1. 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel 2. >0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah

3. >0,25 – 0,5 : Korelasi cukup

(34)

40

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40

4. >0,5 – 0,75 : Korelasi kuat 5. >0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat 6. 1 : Korelasi sempurna

3.8.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan untuk korelasi ini adalah uji T. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk penghitungan uji T, yaitu :

Keterangan :

= Koefisien korelasi rank Spearman

=Distribusi student dengan derajat kebebasan db = n

= Banyaknya sampel

Hipotesis ditolak jika dengan db = 78 (n-2) dan taraf signifikansi α= 5% dan jika maka hipotesis diterima. Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria sebagai berikut:

 Jika t hitung > t table ditolak; diterima

 Jika t hitung < t table diterima; ditolak

3.9Desain Penelitian

Bagaimana social cost dan community participation

t=

(35)

Gambar 3.2 Desain Penelitian Sumber: diolah oleh peneliti (2013)

Teori Sustainable Tourism

-Environmental Sustainability

-Economical Benefits

-Visitor Satisfactions

-Long-term Planning

-Community-centered Economy

-Social Cost

-Community Participation

Populasi

-Komunitas Bantaran Sungai Cikapundung

Sampel

-Enam Komunitas Bantaran Sungai Cikapundung

Penyebaran kuestioner kepada enam komunitas bantaran sungai cikapundung

Wawancara kepada perwakilan enam komunitas bantaran sungai cikapundung

Analsisis Korelasi

Hubungan social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram di bantaran sungai Cikapundung

(36)

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74

74

BAB V

KESIMPULAN

5.1Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bentuk jawaban dari setiap rumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab1. Setelah dilakukan penelitian ini peneliti mendapatkan 3 buah hasil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang dirumuskan. Kesimpulan pertama mengenai kondisi

social cost masyarakat bantaran sungai cikapundung adalah masyarakat bantaran sungai cikapundung tidak merasakan adanya social cost di lingkungan masyarakat mereka yang disebabkan oleh kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram. Masyarakat secara umum tidak merasakan social cost dikarenakan dengan adanya kegaitan tersebut kondisi sungai akan membaik. Kondisi sungai dapat membaik oleh kegiatan ini dikarenakan saat melakukan kegiatan ini masyarakat bantaran lain akan melihat dan secara tidak langsung menimbulkan kesadaran pada diri masyarakat lainnya untuk tidak membuang sampah ke sungai Cikapundung. Dengan adanya dampak positif terhadap sungai cikapundung yang berada disekitarnya, masyarakat tidak akan merasa terganggu sedikit pun oleh kegiatan tersebut. Namun, tidak dipungkiri dengan berkembangangnya kegiatan ini sekarang telah muncul sedikit social cost dalam bentuk kecemburuan sosial antar komunitas atau antara komunitas dengan pemerintahan. Social cost yang dirasakan masyarakat belum besar dan baru dirasakan oleh beberapa individu yang memang sudah lama tinggal dan berusaha menjaga kebersihan sungai Cikapundung.

(37)

kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram di sungai cikapundung. Namun, belum sepenuhnya partisipasi masyarakat yang masyarakat inginkan terpenuhi. Partisipasi yang diinginkan masyarakat sampai saat ini baru mencapai ke beberapa pihak masyarakat saja. Partisipasi yang belum terwujud adalah seperti, informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan terkait dengan sungai Cikapundung jarang sampai tepat waktu kepada masyarakat sehingga masyarakat baru mengetahui ada kegiatan saat kegiatan berlangsung. Dengan beberapa keterwakilan masyarakat yang mementikan kepentingan diri sendiri, masyarakat sendiri menjadi tidak memiliki kesempatan dalam menyuarakan suara mereka dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram di sungai Cikapundung.

Kesimpulan ketiga yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah “bagaimana hubungan social cost dan community participation di masyarakat

bantaran sungai cikapundung” adalah adanya hubungan yang kuat antara variabel social cost dan community participation yang ditinjau dari sikap

masyarakat terhadap kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram di sungai

Cikapundung. Hubungan yang kuat dari social cost dan community participation

ini dapat dilihat dari hasil pada bab 4. Maka, variabel social cost memiliki tingkat hubungan yang kuat dengan variabel community participation dalam penelitian ini.

5.2Saran

Saran dan masukan yang diberikan penelitian setelah melihat hasil penelitian yang didapat dari penyebaran questioner kepada 80 responden yang merupakan masyarakat sekaligus anggota komunitas yang aktif ikut turut serta dalam

kegiatan “kukuyaan” dan arum jeram di sungai cikapundung adalah sebagai

(38)

76

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

76

1. Meskipun tidak ada social cost yang terjadi, guna mengantisipasi social cost ini terjadi dapat dilakukan penyebaran informasi yang lebih baik dan komunikasi dalam setiap hal kepada anggota-anggota masyarakat/komunitas yang dipercaya dan menyebarluaskan kepada masyarakat lainnya. Kemungkinan yang terjadi setelah berkembangnya

“kukuyaan” dan arum jeram adalah cemburu sosial antara komunitas oleh karena itu penyebaran informasi guna menghindari hal ini dan kesalah pahaman sangat diperlukan dari sekarang. Contoh, adanya kegiatan kumpul komunitas secara rutin dalam seminggu untuk membicarakan perkembangan pada daerah komunitas masing-masing. Dalam kumpul komunitas ini tidak hanya membicarakan perkembangan tetapi bila ada keluhan, kendala dan kegiatan dari pihak ketiga di wilayah sekitar komunitas tertentu dapat dibicarakan untuk memberikan informasi kepada seluruh komunitas bantaran sungai cikapundung.

(39)

3. Meningkatkan frekuensi pertemuan seluruh komunitas untuk mengkontrol komunitas agar selalu aktif jangan sampai tidak aktif sampai membubarkan komunitas. Contoh kumpul komunitas rutin seminggu ini pun berguna untuk mendata setiap komunitas karena dengan adanya laporan tiap minggu akan menimbulkan rasa tanggung jawab dari setiap perwakilan komunitas untuk menjaga komunitas tetap aktif.

4. Dalam pengambilan keputusan yang dengan membawa nama komunitas bantaran sungai cikapundung diberikan informasi kepada ketua komunitas lalu ketua komunitas dapat menggumpulkan anggota yang tergabung ataupun yang tidak tergabung untuk merundingkan keputusan apa yang akan diberikan oleh ketua komunitas dalam forum seluruh undangan nanti yang bisa terbentuk oleh seluruh ketua komunitas. Contoh saat gathering

pada minggu ke-2 bulan juni komunitas A mendapat informasi akan diadakan acara di komunitas B, acara tersebut akan diadakan pada minggu ke-4. Pengambilan keputusan jangan dilakukan langsung saat minggu ke-2 tapi pada minggu ke-3, biarkan para ketua komunitas memberikan informasi pada masyrakat dan anggota komunitas terlebih dahulu baru pada minggu ke-3 dilakukan pengambilan keputusan.

5. Generasi lama dari masyarakat bantaran sungai Cikapundung dapat memberikan sosialisasi secara perlahan terhadap generasi muda agar menyadari pentingnya untuk menjaga sungai Cikapundung. Contoh sosialisasi yang dilakukan seperti mengajak generasi muda untuk ikut turun program pembersihan sungai setiap minggu dan mengajak bermain

“kukuyaan” setelahnya.

(40)

78

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

78

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Choi & Sirakaya, 2005,Measuring Residents` Attitude toward Sustainable Tourism : Development of Sustainable Tourism Attitude Scale. Journal of Sage

Publications, 2455 Teller Road, Tousand Oaks, CA 91320, USA. Pg. 7

Hall,2003, Introduction to Tourism Dimension and Issues 4th Edition. Pearson Education Australia Unit 4, Level 2, 14 Aquatic Drive, Frenchs Forest NSW 2086

Inskeep,1991, Tourism Planning. International Thomson Publishing Berksihre House, 168-173, High Holborn, London WC1V 7AA, England

Mason,2003,Tourism Impacts, Planning and Management. Butterworh-Heinemann An imprint of Elsevier Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP 200 Wheeler Road, Burlington, MA 01803

McIntyre, G. (1993). Sustainable Tourism Development: Guide for Local Planners. Madrid, Spain: World Tourism Organization.

Nunkoo & Ramkissoon, 2010 Residents` Satisfaction With Community Attributes and Support for Tourism. Journal of Sage Publications, Pg.171

Rich Harril, 2004 Residents` Attitudes toward Tourism Development: a Literature Review with Implications for Tourism Planning. Journal of Sage Publications, Pg.251

Sarwono.2006. Metode Penelitian Kuantitatif&Kualitatif. Bandung: Graha Ilmu. Sekaran.2006. Research Methods for Business. Buku 1 edisi 4. Penerjemah Kwan

Men Yon. Jakarta: Empat Salemba.

(42)

79

Muhammad Emil Kazhimi, 2014

Analisis social cost dan community participation ditinjau dari sikap masyarakat terhadap kegiatan Kukuyaan dan Arum Jeram Di Bantaran Sungai Cikapundung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

79

_______,2009. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta, cv.

_______,2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, cv.

_______,2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, cv.

_______.2011. Research Methods for Business. Buku 2 edisi 4. Penerjemah Kwan Men Yon. Jakarta: Empat Salemba.

_______, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: ALFABETA, cv.

Swarbrooke, J. 1999. Sustainable Tourism Managemenet. Wallingford, UK: CAB International.

Gambar

Gambar 3.1 Gambar bantaran sungai cikapundung
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Talud Kali Kacangijo Belakang Smp 4

Metode penyimpanan (storage) gas alam dilakukan dengan “Natural Gas Underground Storage“, yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai “salt dome”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, dengan judul: “ Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Dengan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

headphone dengan volume tinggi) menjelang medical. Peserta agar menjaga pola makan dan berolahraga cukup sebelum pelaksanaan pemeriksaan laboratorium dan penunjang. Ada

Keberhasilan pembangunan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam mewujudkan visi MEWUJUDKAN PENYELENGGARA KETENAGAKERJAAN TERBAIK, mengandung arti bahwa kita harus

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/ mengolah inofrmasi adalah Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

Agar dihadiri oleh direktur Perusahaan / pegawai yang diberikan kuasa oleh direktur dengan membawa data – data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifkasi yang