1
MANAJEMEN RISIKO PADA
KESELAMATAN IBU DAN BAYI
dr. Arjaty Daud, MARS FisQua Komite Nasional Keselamatan Pasien
CURIVULUM VITAE
Nama : dr. Arjaty W. Daud, MARS FisQua
Alamat : Jl. Moh Kahfi 1, Royal residence Blok A2 Ciganjur Jakarta Selatan Tmpt / tgl. Lahir : Manado,17 Januari 1969
Email : arjatydaud19@gmail.com Hp : 0812 1830 7169
PENDIDIKAN
S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - Manado , Lulus 1995 S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, KARS Universitas Indonesia, Lulus 2005 PELATIHAN / SEMINAR
2017 : Update Acreditation Joint Commission International 6thedition Amsterdam 2015 : Practicum Acreditation Joint Commission International 5thedition Singapore 2011 : Practicum Acreditation Joint Commission Internationl 4 th edition Seoul
Patient Safety Course, Singapura 2010 : Safety in Healthcare, Kuala Lumpur 2009 : Hospital Management Asia, Vietnam
Course Risk Management PRMIA Jakarta
2007 : New Perspektif, Conferrence ASHRM, Chicago USA Certified Profesional Healthcare Risk Management course, Chicago USA
Risk Management Base Training, Joint Commision Resources (JCR)
Patient Safety Up Date, Joint Commision International (JCI) Singapura
2005 : Lead Audior ISO 9001 – 2000, International Registered Certificated Auditor (IRCA) ORGANISASI
• 2020 : Tim Ahli Investigasi KTD Alat Kesehatan Kemkes
• 2018 – saat ini : Sub Komite Insiden Keselamatan Pasien dan Evaluasi Monitoring Implementasi Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP) • 2016 – 2018. : Sekretariat KKPRS
• 2007 – 2012. : Ketua Bidang Pelaporan Insiden KKP RS PERSI , Sterring Committe KKP RS
• 2005 - Saat ini :Ketua Institut Manajemen Risiko Klinis (IMRK) / ICRMI, Member of ASQ (American Quality Society), Member of Profesional Risk Management International Association PENGHARGAAN
2019 : Penghargaan Wanita Inspirasi Indonesia (IPEMI)
PENGALAMAN KERJA
2019 : Technical Assistance WHO
2017 : Konsultan JCI RSK Dharmais, RS Djamil Padang, RS AWS Samarinda, RS Zainal Abidin Banda Aceh 2016 : Konsultan JCI RS Zainal Abidin Banda Aceh
2015 : Konsultan JCI RS Islam Cempaka putih Jakarta, RS Advent Bandung, RS JMC Jakarta, RS Sutomo Surabaya 2014 : Konsultan JCI RS MMC Jakarta, RS Kanujoso Blkppn, RS Sleman Jogja, RS Tarakan Kaltara
2013 : Konsultan JCI RS kanujoso Blkppn, RS Sleman
2012 : Konsultan JCI RSUP Fatmawati, RSUP Wahidin Sudirohusodo Makasar, RS Medistra
2011 : Konsultan JCI RSCM, Konsultan Manajemen Risiko & Keselamatan Pasien RS Tarakan Kaltim 2010: Konsultan Manajemen risiko RSUP Fatmawati Jakarta, RS Bieuren, RS Lhoksemawe Aceh
2009 : Konsultan Manajemen risiko & Kes Pasien RS Wahidin Makasar, RS Pelni Jakarta, Konsultan RS Aini, RS Sardjito 2007 : Direktur RS Zahirah, Konsultan Manajemen risiko RS Persahabatan, RS Dharmais
2006 : Konsultan Manajemen RS Asri, Konsultan Manajemen RS Medika BSD, 2004 - 2005 : Manajer Operasional Medika Plaza International Clinic
2003 - 2004 : General Manajer Cempaka Medical Centre, Direktur Operasional RS Sentra Medika 2002 - 2003 : Wakil Direktur Medik & Asist Direktur RS Sentra Medika
2000 - 2001 : Kepala Bagian Humas RS MMC
1999 - 2000 : Asisten Konsultan WHO Umbrella Project Depkes Kepala Bagian Rehabilitasi Medik RS MMC
Latar belakang
• 810 kematian / hari yg dapat di cegah pada ibu hamil & bersalin
• 6.700 bayi baru lahir meninggal/ hari (47% kematianbalita)
• 2 juta bayi lahir meninggal / tahun, (>40% saat persalinan)
Risk management Patient Safety Save Maternal and new born care
Healthcare Complex Adaptive System
Risk management Patient Safety Save Maternal and new born care
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 6 Risk management Patient Safety Save Maternal and new born care
7
“WE CAN’T CHANGE
THE HUMAN
CONDITION, BUT WE
CAN CHANGE THE
CONDITIONS UNDER
WHICH HUMANS
WORK”
Prof James Reason
Risk management Patient Safety Save Maternal and chilbirth Call to action
Mengapa
Manajemen risiko
dalam
keselamatan ibu dan bayi ?
Keselamatan ibu hamil dan bayi memerlukan pendekatan dari hulu hingga ke hilir
(sebelum, saat hamil, saat melahirkan dan setelah melahirkan) meliputi :
• Proaktif : Identifikasi risiko secara dini (early warning system) untuk
mendeteksi risiko wanita hamil sehingga dapat di rencanakan
pencegahan secara dini (Early prevention program)
• Komprehensif : faktor masyarakat (community based) dan faktor
ibu hamil (individual based), Fasyankes dan para Pemangku
kepentingan.
• Menyeluruh / holistik dan terintegrasi di semua tingkat pelayanan
di fasyankes seperti
• Preventif dengan Analisa dan penanganan strategi mitigasi risiko
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 8
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 9 Risk management Patient Safety Save Maternal and new born care
Continuum of care Framework for Maternal and childbirth health
T E M P A T W A K T U 10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 10Manajemen risiko
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 11
WHO RECOMMENDATIONS TO MATERNAL AND CHILDBIRTH
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 12
Manajemen risiko pada ibu hamil
MANAJEMEN RISIKO MASYARAKAT /
INDIVIDU PRE- RS RUMAH SAKIT
Identifikasi risiko • Faktor risiko di
masyrakat
• Faktor risiko ibu
hamil (SAFER / PRAMS)
• ANC
• MEWS • ANC• MEWS
• Risk register • Peta risiko
Analisa risiko • Tingkat risiko (rendah –
tingi • Tingkat risiko• Profil risiko (rendah – tinggi)
Evaluasi risiko Perencanaan Program
Tindak lanjut • Monitoring ketatkehamilan berisiko tinggi
• Pencanaan persalinan
• Monitoring ketat kehamilan
berisiko tinggi
• Pencanaan persalinan
• CBA
Penanganan risiko Early Prevention
Program Persalinan yang aman • Persalinan yang aman• Strategis mitigasi risiko
• Program Manajemen risiko /Early
Intervention Program
Rujukan
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 13
Safe Assessment form Evaluate Risk (SAFER
)
'SAFER' adalah penilaian manajemen risiko secara elektronik di pedesaan untuk menilai risiko
antenatal dan mengembangkan rencana manajemen klinis yang komprehensif.
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 14
(a) Faktor masyarakat (community based)
• Pola perkawinan dan keluarga • Pola budaya, keagamaan
• Pola ekonomi - indeks sosial ekonomi secara umum, • Distribusi umur ibu hamil
• Distribusi paritas - jarak, urutan kelahiran • Sanitasi lingkungan
• Infeksi yang sering terjadi dan penyakit endemik lainnya
• Akseptabilitas dan pemanfaatan layanan KIA/KB yang tersedia
b) Faktor Individu
• Pendidikan • Usia
• Paritas
• Riwayat obstetri
• Kehilangan janin dan anak sebelumnya • Status sosek (kelompok etnis)
• Nutrisi
• Tanda-tanda disfungsi (sesak napas, edema, pucat) • status dan pekerjaan mereka di luar rumah
• Nutrisi, kebiasaan diet, dan ketersediaan makanan
IDENTIFIKASI RISIKO IBU HAMIL
Early Warning Systems
Pemeriksaan risiko saat kehamilan dan persalinan sehingga bisa dilakukan pencegahan dan mitigasi risiko10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 15
• Sistem surveilans di negara2 bagian USA (populasi based) untuk
mengidentifikasi dan memantau sikap, perilaku, dan pengalaman ibu sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Informasi dikumpulkan pada sampel wanita yang baru saja melahirkan
• Tujuan PRAMS : mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi, dengan mempengaruhi perilaku ibu selama dan segera setelah
kehamilan. Perilaku ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi BB dan tingkat kematian bayi.
• Menggunakan kombinasi dua pendekatan pengumpulan data:
• surat survei di seluruh negara bagian
• tindak lanjut telepon bagi ibu hamil yang tidak
mengembalikan survei melalui surat.
• Temuan PRAMS untuk mengembangkan dan menilai Program
kesehatan dalam pengaturan layanan kesehatan publik dan swasta pada ibu hamil.
Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS)
(CDC 1987)10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 16
• Data surveilans untuk memantau trend dan
focus pada upaya mengurangi morbiditas dan
mortalitas ibu, mengidentifikasi strategi
mencegah kejadian tidak diharapkan.
• Analisa komprehensif kematian ibu hamil dalam
satu tahun, merekomendasikan pencegahannya.
• Pencegahan dilakukan berdasarkan data
nasional kematian ibu yang komprehensif dan
menghasilkan pelaporan lebih tepat waktu dan
terperinci
Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS)
contoh Data PRAMS negara2 bagian https://www.cdc.gov/prams/ dta-successstories.html.)
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 17
Maternity Early Warning Score
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 18
Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI
1 Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil
2 Minor •Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
3 Moderate •Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis
atau intelektual secara semipermanent / reversibel / tidak berhubungan dengan penyakit
•Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Major •Cedera luas
•Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,
sensorik, psikologis, intelektual), permanen / irreversibel/ tidak berhubungan dengan penyakit
5 Cathastropic •Kematian yang tidak berhubungan dengan
perjalanan penyakit.
Level Frekuensi Kejadian aktual
1 Sangat
jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun 3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun 4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam
setahun
5 Sangat
sering Terjadi dalam minggu / bulan
Frekuensi/ Likelihood
Potencial Concequences Insignificant
1 Minor2 Moderate3 Major4 Catastropic5
Sangat Sering Terjadi (Tiap mgg /bln)
5
Moderate Moderat
e High Extreme Extreme
Sering terjadi (Bebrp x /thn)
4
Moderate Moderat
e High Extreme Extreme
Mungkin terjadi (1-2 thn/x)
3
Low Moderat
e High Extreme Extreme
Jarang terjadi (>2-5 thn/x)
2
Low Low Moderate High Extreme
Sangat jarang sekali (>5 thn/x)
1
Low Low Moderate High Extreme
Analia risiko
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 19
Faktor Kontributor terhadap kematian ibu
@ Botswana 2010 10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 20
Jangka waktu Jenis intervensi Segera
(bimbingan dan supervisi suportif)
• Identifikasi PIC penjamin mutu (QA) kebidanan di semua fasilitas kesehatan yang akan memimpin tindakan yang direkomendasikan
• Supervisi segera, mencakup aspek kemahiran dalam :
• identifikasi dan penilaian risiko dalam ANC, • persalinan pervaginam terkontrol,
• pemeriksaan vagina dan serviks pascapersalinan untuk mengetahui adanya robekan dan
cedera,
• pengelolaan perdarahan, • keterampilan resusitasi,
• pengenalan pasien obstetri yang sakit parah dan • kapan harus bertindak dengan urgensi;
• Periksa kapan Perawatan Obstetrik Darurat (EmOC) berikutnya atau pelatihan serupa akan diadakan dan prioritaskan ini, jika memungkinkan;
• Periksa semua fasilitas memiliki protokol yang mencakup penggunaan oksitosin, bahwa mereka menggunakannya, dan jika tidak, nilai hambatan penggunaannya;
• Periksa apakah ada pedoman manajemen logistic, ketersediaan suplai darah harian sesuai tingkat fasilitas, apakah ini digunakan, dan kaji hambatan penggunaan.
Rekomendasi Intervensi
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 21
Jangka menengah
(Pelatihan, latihan, tinjauan protokol)
• Kaji ulang protocol mutakhir, berlaku dan digunakan untuk pemakaian oksitosin; • Menyelenggarakan latihan pengelolaan perdarahan obstetrik berat;
• Konsultasi tentang komunikasi antara profesional kesehatan senior dan junior, dokter dan perawat, cara konsultasi melalui telepon seluler dan email, ronde bangsal gabungan termasuk staf senior, kunjungan penja spesialis ke fasilitas periferal untuk melatih, membimbing, pedoman dan protokol; memfasilitasi pengawasan senior
• Pelatihan dan supervisi kompetensi pencatatan kasus klinis, tanda vital dan tindakan yang diambil
• Audit klinis manajemen pasien mis penilaian risiko di ANC, kepatuhan protokol nasional atau lokal untuk berbagai kondisi, umpan balik dan audit ulang
• Aksi peningkatan donor darah melalui mobilisasi pendonor darah. Jangka Panjang
(Peninjauan kurikulum
sistemik; panduan kebijakan; perubahan sikap dan praktik)
• Identifikasi kompetensi staf saat ini terhadap kompetensi yang diharapkan, periksa relevansi kurikulum pelatihan
• Mengembangkan protokol dan kebijakan baru, memperbarui dengan mengacu pada bukti efektivitas nasional dan internasional termasuk kebijakan tentang transfusi darah dan pasokan logistik darah di tingkat fasyankes
Rekomendasi Intervensi
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 22
Contoh RCA dengan 5 Why’s
pada Kejadian Sentinel Perdarahan Post partum
1. Mengapa terjadi kegagalan untuk mengontrol HPP 4 jam setelah lahir? karena resusitasi yang tidak
memadai.
2. Mengapa resusitasi tidak memadai ? Karena kondisi serius yang dialamai pasien tidak diketahui atau
ditindaklanjuti.
3. Mengapa kondisi serius pasien tidak diketahui atau ditindaklanjuti ? Karena
terlambat
mengidentifikasi adanya laserasi di leher Rahim yang parah dan terus mengalami perdarahan.
4. Mengapa terlambat mengidentifikasi adanya laserasi pada leher rahimnya parah ? Karena Persalinan
bayi yang tidak terkontrol menyebabkan robekan pada serviks posterior.
5. Mengapa Persalinan bayi yang tidak terkontrol? Karena bidan di klinik bersalin terlambat merujuk ibu
grande multipara dengan risiko tinggi ke RS, di mana transfusi darah tersedia jika diperlukan.
Penyebab kematian:
Perdarahan post partum (HPP) dengan kematian di ambulans selama transfer dari klinik bersalin ke RS rujukan.
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 23
Faktor risiko jatuh pada pasien bersalin
•
Risiko jatuh antenatal
:• kondisi medis pre exixting • kejang
• perdarahan ante partum • masalah mobilitas
• keterlambatan
perkembangan
• masalah kesehatan mental.
Risiko jatuh intrapartum
• analgesia epidural • analgesia opioid • Severe fatigue • jatuh dan bahaya
tersandung :
o kabel (CTG)
o tumpahan cairan
o drip stands.
Risiko jatuh pascapersalinan :
• kelelahan setelah melahirkan • pasca SC
• efek anestesi yang berkelanjutan,
mis. epidural (kelemahan, atau kurangnya sensasi pada
ekstremitas bawah)
• obat-obatan (mempengaruhi tingkat
kesadaran, keseimbangan, kognisi dan pola tidur)
• kehilangan darah setelah
perdarahan postpartum (PPH)
• hipotensi.
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 24
Intervensi untuk mencegah jatuh pada pasien bersalin
• Standar minimum untuk semua pasien bersalin
• Pastikan rem tempat tidur terpasang dan tidak
tinggi.
• Minta ibu hamil untuk wan memakai alas kaki
anti selip saat melakukan mobilisasi.
• Berikan instruksi tentang cara menggunakan
nurse call untuk mendapatkan bantuan jika
diperlukan.
• Mendidik ibu hamil dan suaminya tentang
risiko jatuh dan masalah keselamatan tertentu di unit, misalnya kamar bersalin atau ruang perawatan
Intervensi untuk pasien bersalin berisiko jatuh (selain
standar minimal)
• Ingatkan ibu untuk meminta bantuan dan menunggu staf
untuk membantu mereka ke kamar mandi jika mereka ingin bergerak atau mereka perlu mengeluarkan bayi mereka dari tempat tidurnya.
• Tempatkan nurse call di samping tempat tidur, tempat air
minum dan benda-benda yang sering digunakan di tempat yang mudah dijangkau (terutama wanita dengan epidural, wanita bersalin yang di infus dan pemantauan CTG, pasca operasi caesar).
• Asuhan kebidanan 1:1 harus diberikan kepada ibu bersalin
yang berisiko jatuh. Harus diingatkan untuk tidak mencoba mobilisasi tanpa bantuan staf.
• Jika ibu mengalami masalah mobilisasi, konsul ke
fisioterapi atau terapi okupasi.
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 25
•
Perlu keterlibatan semua pihak dan penerapan sistem kesehatan yang
komprehensif untuk keselamatan ibu dan bayi.
•
Menerapkan kerangka manajemen risiko yang efektif sangat penting
bagi layanan kesehatan ibu dan bayi
untuk mengurangi risiko bahaya
dengan menekankan pencegahan
secara proaktif
dan pembelajaran dari insden
yang terjadi
secara reaktif
KESIMPULAN
10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 26