• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Masehi Jepara: studi Kasus di Kota Jepara T1 162008002 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Masehi Jepara: studi Kasus di Kota Jepara T1 162008002 BAB II"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bahasan teori ini berisikan teori – teori yang melandasi kegiatan mengenai kepemimpinan kepala sekolah SMA Masehi Jepara. Landasan teori ini memberikan konsep secara jelas agar tidak terjadi penyimpangan. Teori – teori ini yang dibahas adalah mengenai pemimpin dan kepemimpinannya, dan mengenai kepemimpinan di SMA Masehi Jepara.

a) Pemimpin dan Kepemimpinan

a. Pengertian Pemimpinan dan Kepemimpinan

Pembahasan pemimpin dan kepemimpinan dimulai dengan pembahasan mengenai pengertian pemimpin dan kepemimpinan. Ada banyak pengertian pemimpin dan kepemimpinan , namun untuk mempermudah maka akan di bahas pengertian pemimpin lebih dahulu. Menurut Matondang (2008:5), “Pemimpin adalah seseorang yang mampu

mempengaruhi orang lain untuk melekukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatau yang diinginakan sesuai yang diinginkan.”

(2)

2003:40) pemimpin adalah orang yang berhasil membuat orang lain untuk mengikutinya. Jadi seorang pemimpin selalu memiliki pengikut.

Menurut Joseph C. Rost, 1993 (dalam Triantoro,

2004:3) “Kepemimpinan sebagai sebuah hubungan yang saling

mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama.” Sedangkan menurut Matondang (2008:5) “

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan.” Atau “kepemimpinan adalah hubungan interaksi antara pengikut dan

pemimpian dalam mencapai tujuan bersama.” Selain itu

kepemimpinan menurut Tannembaum, Weshler Massarik, 1961 (dalam Wahjosumidjo, 2003:17), kepemimpinan adalah pengaruh interpersonal dilakukan dalam suatu situasi, dan terarah, melalui proses komunikasi, menuju pencapaian tujuan tertentu atau beberapa tujuan.

(3)

b. Tipe kepemimpinan

Tipe kepemimpinan merupakan gambaran terhadap sikap dan perilaku bagaimana seorang pemimpin menjalankan organisasinya. Karena tipe kepemimpinan merupakan gambaran sikap dan perilaku, maka dalam kepemimpinan ada berbagai macam gaya dan tipe kepemimpinan seseorang. Penentuan atak dan tipe pemimpinan menurut W.J. Reddin, 1982 yang telah disunting oleh Wahjosumidjo dalam Kartini Kartono (2005:34) didasarkan atas tiga pola dasar, yaitu :

1) Berorientasikan tugas (task orientation)

2) Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)

3) Berorientasikan hasil yang efektif (effectifvess orientation)

Berdasarkan penonjolan tiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe kepemimpinan, yaitu :

1) Tipe deserter (pembelot)

Sifatnya: bermoral rendah, tidak memiliki keterlibatan, tan pengabdian, tanpa loyakitas dan ketaatan, sukar diramalkan

(4)

Sifatnya: corret, kaku, patuh pada peraturan dan norma. Ia adalah manusia organisasi yang paling tepat, cermat, berdisiplin, dank eras.

3) Tipe developer (pembangun)

Sifatnya: kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan.

4) Tipe otokrat

Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong, bandel.

5) Tipe misionaris(missionary)

Sifatnya:terbuka, penolong, lembut hatinya, ramah – tamah.

6) Benevolent autocrat(otokrat yang bijak)

Sifatnya: lancer, tertib, ahli dalam mengorganisir, basar rasa keterlibatan diri.

7) Tipe compromiser(kompromis)

Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.

8) Tipe eksekutif

(5)

c. Syarat pemimpin

Menjadi pemimpin merupakan hal yang sulit. Menjadi seorang pemimpin berarti ia harus dapat memimpin orang lain. Jika dalam memimpin orang lain tidak memiliki kelebihan maka bawahan akan meremehkan pemimpinnya, sehingga untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki kelebihan. Stogdill (dalam Kartini Kartono. 2005:36) menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan , yaitu:

a) Kapasitas kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan menilai.

b) Prestai/achievement. Gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olahraga dan atletik dan lain – lain.

c) Tanggung jab: mandiri, beinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.

d) Partisipasi: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperastif atau suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.

(6)

Menjadi seorang pemimpin tidak hanya harus memiliki kelebihan, melainkan juga harus memenuhi criteria-kriteria tertentu, criteria itu berisikan kemampuan dan juga syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kartini Kartono (2005:37) dituliskan kemampuan pemimpin dan syarat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah:

a) Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri

b) Besar ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan benda – benda

c) Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam

d) antusiasme tinggi, suka berkawan,memiliki rasa humor e) Perfectsionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna f) Mudah menyesuaikan diri, adaptasi tinggi

g) Waspada, peka, jujur, potimistis, berani, gigih, ulet, realistis

h) Komunikatif, serta pandai berbicara dan berpidato i) Berjiwa wiraswasta

j) Sehat jasmani, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat, serta berani mengambil resiko

k) Tajam firasatnya, tajam, dan adil timbangannya

(7)

m) Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi

n) Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi

Setelah seorang mempunyai pemimpin dianggap mampu memenuhi syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin maka dalam pelaksanaan kepemimpin seorang pemimpin akan dievaluasi atau dinilai. Ada du belas faktor yang perlu diperhatikan untuk menilai perilaku kepemimpinan menurut Stogdrill, 1963 dalam Wahjosumidjo(2003:25), yaitu:

a) Perawakilan(representation), pemimpin berbicara dan bertindak sebagai akil kelompok.

b) Tuntutan perdamaian(reconciliation), pemimpin mendamaikan tuntutan konflik dan mengurangi ketidakteraturan dari sistem yang ada.

(8)

d) Keyakian (persuasiveness), pemimpin mempergunakan persuasi dan organisasi secara efektik, serta memperlihatkan keyakinan yang kuat (conviction). e) Struktur inisiasi (initiation of structure), pemimpin

dengan jelas mendefinisikan peran kepemimpinan dan memberikan kesempatan bawahan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.

f) Tolenransi kebebasab (tolerance of freedom), pemimpin membiarkan bawahan berkesempatan untuk berinisiasi , terlibat dalam keputusan dan berbuat.

g) Asumsi peranan (role assumption), pemimpin secara aktif menggunakan peranan kepemimpinannya daripada menyerahkan kepemimipinannya kepada orang lain. h) Konsiderasi(consideration), pemimpin memperhatikan

ketenangan, kesejahteraan dan kontribusi (bantuan) bawahan

i) Penekanan pada hal – hal yang produktif (production emphasis), pemimpin lebih mementingkan atau menekankan kepada hal – hal yang bersifat produktif. j) Ketetapan yang bersifat prediksi ( predictive accuracy),

(9)

k) Integrasi (integration), pemimpin memelihara secara akrab jaringan (knit) organisasi dan mengatasi konflik antar anggota.

l) Orientasi kepada atasan (superior orientation), pemimpin memelihara hubungan dengan penuh ramah – tamah dengan para atasan yang mempunyai pengharuh terhadap pemimpin (mereka), dan berjuang untutk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi.

d. Peran pemimpin

Dalam menghadapi tuntutan jaman dimana seseorang pemimpin harus menghadapi perubahan, maka diperlukan adanya peran pemimpin. Peran pemimpin merupakan ukuran mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat bejalan dengan baik. Menurut Wirawan dalam Matondang (2006:6) ada 8 hal menjalani peran sebagia seorang pemimpin, yaitu:

1) memberdayakan pengikut

2) membelajarkan organisasi secara terus menerus 3) menciptakan visi

4) mengembangkan budaya organisasi 5) menciptakan sinergi

(10)

7) menciptakan perubahan

8) menjadi tokoh, symbol sosial di luar organisasi

Selain itu peran tersebut Dr.R. Stephen Covey dalam Matondang (2008:6) juga mengatakan bahwa seorang pemimpin melaksanakan empat peran penting, yaitu:

1) menjadi panutan (moral personal)

2) menjadi perintis (moral visioner)

3) menjadi penyelaras ( moral institutional)

4) menjadi pembudaya ( moral cultural)

e. Prinsip – prinsip sebagai pemimpin

Kadang keraguan itu timbul karena mendengar cerita tentang keadaan pemimpin di tempat lainnya. Hal seperti ini juga pasti timbul dalam setiap diri pemimpin. Setiap cabang, setiap daerah, ataupun setiap budaya seorang pemimpin pasti berhasil dalam kepemimpinannya dengan menjalani

prinsip-prinsip dalam memimpin dalam

(11)

 Kenali diri sendiri: sebelum mengenal siapa yang akan kita pimpin, kita harus mengenali diri kita sendiri. Dalam pergaulan sehari-hari kita merasakan perbedaan karakter manusia. Perbedaan karakter orang di sekitar kita terkadang sesuai dengan karakter kita.

 Mengetahui setiap job description: sebagai seorang pemimpin, kita harus tahu pekerjaan yang dikerjakan tim kita. Jika bisa memungkinkan kita menjadi ahli agar dapat memecahkan setiap masalah yang ada.

 Menjadi orang yang bertanggung jawab atas setiap tindakan: pemimpin yang berhasil selalu bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambil. Mengarahkan tim ke pencapaian yang lebih dari sebelumnya.

 Mengambil keputusan yang tepattim selalu mengandalkan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Gunakan pemecahan masalah yang baik, pengambilan keputusan dan segala perencanaan tujuan ke depan.

(12)

 Kenali setiap tim: sesuaikan diri kita dengan setiap kepribadian dari tim. Lain orang, lain kepribadian dan cara menghadapinya.

 Kembangkan rasa tanggung jawab pada tim: jika tadi membuat diri kita menjadi orang yang bertanggung jawab, maka sekarang buatlah tim kita untuk bertanggung jawab dari setiap pekerjaan yang dihasilkan.

 Mengontrol: pastikan bahwa tugas yang ada dalam tim dimengerti, diawasi, dan dicapai. Komunikasi adalah kunci untuk tanggung jawab ini.

 Gunakan kemampuan sebagai pemimpin: ketegasan, wibawa, dan citra diri yang positif adalah sosok dari pemimpin. Semua itu diperlukan saat kita memimpin. Dengan begitu akan mengembangkan semangat tim serta kampuan tim yang maksimal.

(13)

f. Tugas pemimpin

Seorang pemimpin harus mampu meyakinkan dan memotivasi bawahannya agar mau melaksanakan tugas dan kewajiban secara maksimal untuk pencapaiaan tujuan organisasi.

Menurut James A.F Stone, tugas utama seorang pemimpin (agwi02.blogspot.com/2010) :

 Pemimpin bekerja dengan orang lain: seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

 Pemimpin adalah tanggunjawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas) : seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

(14)

tujuan pemimpin harus dapat mendelagasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.

 Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual: seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat mengurai seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

 Manajer adalah forcing mediator: konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

 Pemimpin adalah politisi dan diplomat: seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasi.  Pemimpin membuat keputusan yang sulit: seorang

(15)

b) Kepala sekolah

Seorang pemimpin mempunyi strategi untuk mengarahkan dan memotivasi bawahan agar secara sadar terlibat dalam kerjasama untuk mencapai tujuan. Didalam sebuah sekolah, maka pemimpin yang dimaksud adalah kepala sekolah, sedangkan bawahannya yang dimaksud adalah guru dan staff pengelola sekolah.

Dalam Wahjosumidjo (2003:3) kepala sekolah adalah orang yang menentukan fokus dan suasana sekolah. Oleh karena itu dikatakan pula bahwa keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil. Kepala sekolah pada hakekat etimologisnya merupakan pandangan dari school principal, yang tugas kesehariannya menjalankan principalship atau kekepalasekolahan. Istilah kekepalasekolahan mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti administrasi sekolah (school administrator), pimpinan sekolah (school leader), manajer sekolah(school manajer), dan sebagainya.

Wahjosumidjo (2003:83) dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai “ seorang

(16)

sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Menurut H. Mintzberg dalam (Wahjosumidjo 2003:85) kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab itu pengngkatnya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara singkat sistem penjabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau pemimpin formal dapat di uaraikan melalui berbagai pendekatan yaitu pengangkatan, pembinaann tanggungjawab.

Maka dari itu, seorang kepala sekolah harus mempunyai kriteria atau kualifikasi umum sebagai seorang kepala sekolah, yaitu:

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi

b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun.

(17)

d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya iii/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan non PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

c) Kompetensi kepemimpinan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kompetensi Kepemimpinan ada lima yaitu:

1) Kompetensi Kepribadian

Matondang (2008:19) para pemimpin bangsa abad 21 haruslah orang – orang yang memiliki hal sebagai berikut :

1. Memiliki integritas yang tinggi (jujur, loyal, beriman) 2. Memiliki visi yang jelas

3. Intelengensia yang tinggi (minimal s.1) 4. Kreatif dan inovatif

5. Tidak mudah merasa puas

6. Fleksibel dan memiliki kematangan jia 7. Sehat jasmani dan rohani

8. Memiliki iba dan kharismatik

(18)

2) Kompetensi Manajerial

Mulyasa (2012:103) Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber – sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

3) Kompetensi Kewirausahaan

Berkaitan dengan kegiatan sekolah, maka kepala sekolah harus mampu menafsirkan berbagai kebijakan dari pemeritah secara umum, sedangkan operasionalisasi kebijakan tersebut secara maksimal perlu ditunjang oleh kiat – kiat kewirausahaan.

4) Kompetensi supervisi

(19)

mencapainya. Posisi kepala sekolah dalam hal ini adalah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan sekolah secara produktif. Persoalannya adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan seluruh kegiatan sendiri, oleh karena itu ada pendelegasian kepada guru maupun staff, untuk memastikan bahwa pendelegasian tugas itu dilaksanakan secara tepat waktu dengan cara yang tepat atau tidak maka diperlukanlah supervisi yaitu menyelia pekerjaan orang lain (Depdikbud, 2007:227).

(20)

5) Kompetensi Sosial

Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat bisa diwujudkan melalui kemampuannya dalam hal:

a ) memfasilitasi dan memberdayakan dewan sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan pelibatan masyarakat terhadap pengembangan sekolah.

b) mencari dan mengelola dukungan dari masyara- kat (dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi pengembangan sekolah.

c ) menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat.

d ) mempromosikan sekolah kepada masyarakat.

e ) membina kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat.

f) membina hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa

B. Hasil penelitian yang relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Usman tahun 2011 yang berjudul “Kemampuan kepemimpinan, motivasi kerja,

kepemimpinan kepala sekolah SMKN Surabaya”Yang ingin menelaah

(21)

manciptakan efektivitas organisasi. Untuk menjadi efektifetas seoarng pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi tidak semata – mata ditentukan oleh sifat yang melekat pada seseoarang, tetapi karena kapasitasnya dalam memimpin. Disamping kapasitas, pemimpin yang efektif bagi efektivitas organisasi dapat juga dipengaruhi oleh lima faktor penting mencakup pemilihan dan penempatan pemimpin dan bahwa teknik pengelolaan organisasi untuk menghadapi perubahan lingkungan dan teknologi.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kompetensi Kepemimpinan ada lima yaitu

1. Kompetensi Kepribadian 2. Kompetensi Manajerial 3. Kompetensi Kewirausahaan 4. Kompetensi Supervisi 5. Kompetensi Sosial

(22)

kepala sekolah belum cukup baik. Apabila tebukti bahwa kepala sekolah memiliki kepemimpinan, diharapkan kepala sekolah tersebut telah menjadi seorang pemimpin sekolah yang berjiwa kepemimpinan. Sehingga kerangka dasar pemikirannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Kompetensi kepemimpinan

[image:22.595.100.568.216.641.2]

Gambar 1: kerangka pemikiran

Gambar 1: kerangka pemikiran kompetensi kepemimpinan kepala sekolah di SMA Masehi Jepara

1. Kompetensi Kepemimpinan Manajerial

Kompetensi kepala sekolah lain yaitu yang berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, di antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen. Dengan kemampuan dalam mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berfikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang manajer. Ketika kepala sekolah menunjukkan perilakunya dan mampu untuk mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah; mengembangkan proses seko- lah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, pem- berdayaan, pemotivasian, pemantauan, Kompetensi kepemimpinan

manajerial kepala sekolah SMA Masehi Jepara

(23)

pensupervisian, pengevaluasian dan pengakreditasian). Selain itu kepal sekolah juga harus sudah mampu menunjukkan upaya dalam mening- katkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan inovasi).

Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi ini, di antaranya kepala sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang ga- rapan manajerial sebagai berikut:

1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah mengenai berbagai tingkatan perencanaan

2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan

3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumberdaya sekolah/madrasah secara optimal

4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif

5) Menciptakan budaya dan iklim sekolahyang kondusif dan

inovatif bagi pembelajaran. 6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

sumber daya manusia secara optimal

(24)

24 8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat

dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiyanaan sekolah/madrasah.

9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik.

10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, tranfaran dan efisien.

12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.

13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengam- bilan keputusan.

(25)

25 16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanakan program kegiatan sekolah/ma-drasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.

Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi manajerial ini juga termasuk di dalamnya adalah kemampuan dalam sistem administrasi. Jadi dalam hal ini kepala sekolah sebagai pengelola lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Namun demikian penegasan terhadap eksistensi seorang kepala sekolah sebagai manajer dalam suatu lembaga pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola kelembagaan, yang mencakup:

1) menyusun sistem administrasi sekolah

2) mengembangkan kebijakan operasional sekolah

3) mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, pedoman kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya

4) melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan efektif.

(26)

26 D. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran kemampuan kepemimpinan kepala sekolah di atas, maka penelitian menyatakan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: bagaimana kompetensi kepemimpinan kepala sekolah di SMA Masehi Jepara dalam kaitannya

(27)

Gambar

Gambar 1: kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengupas permasalahan tentang bagaimana pengelolaan kepala sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan, dan mengontrol kinerja guru

supervisi akademik kepala sekolah maka semakin tinggi.. pula kinerja

Dilembaga pendidikan kepemimpinan kepala sekolah sangat penting karena dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah diharapkan sekolah dapat mewujudkan tujuan pendidikan

Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMA Negeri 1 Salatiga ... Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 1

(2) Kesenjangan dalam proses pemilihan Kepala Sekolah; (3) Kesenjangan dalam kompetensi seorang Kepala Sekolah;(4) Kesenjangan keberadaan kepemimpinan perempuan

Sebenarnya guru wanita banyak yang telah memiliki kompetensi menjadi kepala sekolah, tetapi banyak dari mereka yang menolak untuk menjadi kepala sekolah karena

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMA NEGERI 3 SALATIGA3.

Agung, (2015), Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru program bisnis dan manajemen di SMK Negeri se-kota semarang dengan motivasi kerja sebagai