• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Ridha Hidayani

0902094

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pendekatan Metakognitif

Dalam Pembelajaran Fisika Guna

Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa SMP

Oleh Ridha Hidayani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ridha Hidayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

SMP Oleh :

RIDHA HIDAYANI (0902094)

Bandung, Oktober 2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

DosenPembimbing I,

Dra. Hera Novia, M.T NIP: 196811042001122

DosenPembimbing II,

Drs. Agus Jauhari, M.Si NIP: 195912161989031

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

ii

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pendekatan Metakognitif dalam Pembelajaran Fisika guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Ridha Hidayani 0902094

Pembimbing I: Dra. Hera Novia, M.T Pembimbing II: Drs. Agus Jauhari, M.Si

Abstrak

Penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Metakognitif dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

SMP” ini dilatar belakangi oleh hasil dari studi pendahuluan bahwa keterampilan

berpikir kritis siswa dalam pembelajaran masih belum terlihat.Keterampilan berpikir kritis memiliki kaitan dengan kemampuan berpikir seseorang untuk mengontrol aktifitas kognitifnya yang disebut dengan metakognisi, oleh sebab itu untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan metakognisi para siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis setelah dilakukannya pembelajaran dengan pendekatan metakognitif. Pada penelitian ini pembelajaran dirancang untuk melibatkan pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan strategi dan pengetahuan diri. Kedua pengetahuan tersebut dituangkan pada lembar self monitoring. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diukur yaitu menginduksi dan mendeduksi

.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment

dengan desain penelitian One Group Pretest-PosttestDesign. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah tes keterampilan berpikir kritis berbentuk pilihan ganda, lembar self monitoring, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan nilai N-Gain untuk KBK pertama dan KBK kedua yaitu 0,29 dan 0,16. Kedua indikator keterampilan berpikir kritis tersebut berkategori rendah.

(5)

iii

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Practice of Metacognitive Approach in Teaching Physics to Improve Critical Thinking Skills Junior High School Students

Ridha Hidayani 0902094

Promoter : Dra. Hera Novia, M.T Co-Promoter : Drs. Agus Jauhari, M.Si

Abstract

Critical thinking skills are required by students in learning physics, the fact that these skills are not visible yet when the learning takes place. Critical thinking skills linked to metacognition, therefore to improve critical thinking skills can be done by applying learning that emphasizes the involvement of the students metacognition. The research objective was to determine the increase in critical thinking skill after learning with metacognitive approach. In this research, the learning designed to involve the metacognitive knowledge such as self-knowledge and strategies-self-knowledge, both transfered in self-monitoring sheet. Critical thinking skills indicator measured are those which induce and deduce. The research method used was a quasi experiment with the design of the study one group pre-Test – pos-Test design. Instruments given is a test of critical thinking skills in the form of multiple choice, self-monitoring sheet, learning observation sheets. The results show the value of N - Gain for induce and deduce are 0, 29 and 0.16. Both indicators of critical thinking skills are in low category.

(6)

i

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Variabel Penelitian... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metakognitif ... 9

B. Metakognitif Dalam Pembelajaran ... 13

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 14

(7)

ii

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Hubungan antara Metakognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Fisika ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

B. Desain Penelitian ... 30

C. Metode Penelitian ... 31

D. Definisi Operasional ... 32

E. Prosedur Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Teknik Pengolahan Data ... 40

H. Hasil Uji Coba Instrumen ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. Pelaksanaan Penelitian... 43

2. Keterampilan Berpikir Kritis ... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

1. Pengetahuan Diri ... 48

2. Pengetahuan Strategi ... 52

3. Keterampilan Berpikir Kritis ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(8)

iii

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Keterampilan Berpikir Kritis... 15

2.2 Keterampilan Berpikir Kritis Yang Diteliti... 18

2.3 Perbedaan Profil Perkembangan Intelektual antara Siswa SLTP dengan Siswa SLTA ... 19

3.1 Interpretasi Validitas Item ... 37

3.2 Interpretasi Reliabilitas Instrumen Tes ... 38

3.3 Interpretasi Taraf Kesukaran Tiap Item ... 39

3.4 Interpretasi Daya Pembeda Tiap Item ... 39

3.5 Klasifikasi Nilai Gain Ternormalisasi ... 40

3.6 Keterampilan Berpikir Kritis Yang Diteliti... 41

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen... 42

4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ... 43

4.2 Rata-Rata Pretest-Posttest untuk Masing-Masing Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 45

4.3 Gain Ternormalisasi Tiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa . 46 4.4 Jawaban Pengetahuan Diri Siswa Terkait Motivasi Pada Pertemuan Pertama ... 49

(9)

iv

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6 Jawaban Pengetahuan Diri Siswa Terkait Alasan Mereka Belum Bisa Memahami Materi denganBaik Pada Pertemuan Pertama ... 51

4.7 Jawaban Pengetahuan Diri Siswa Terkait Alasan Mereka Belum Bisa Memahami Materi denganBaik Pada Pertemuan Pertama ... 51

4.8 Jawaban Pengetahuan Diri Siswa Terkait Pemahaman Materi ... 52

4.9 Jawaban Pengetahuan Strategi Siswa terkait Perencanaan Pada Pertemuan Pertama ... 52

4.10 Jawaban Pengetahuan Strategi Siswa terkait Perencanaan Pada Pertemuan Kedua ... 53

4.11 Rekapitulasi Pelaksanaan Monitoring ... 54

4.12 Jawaban Siswa Terkait Pengetahuan Strategi dengan Kategori Simple Suggestion dan Indepth Suggestion ... 54

(10)

v

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Example of The Process of Emphasizing Metacognitive Awareness in The Classroom ... 27

2.2 Rancangan Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kesadaran (Metakognisi) Siswa di Dalam Kelas yang Digunakan Pada Penelitian ... 27

3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 31

3.2 Alur Penelitian ... 34

4.1 Grafik Peningkatan Pretes dan Posttest Untuk Masing-Masing Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 45

4.2 Grafik Rata-Rata Gain Ternormalisasi Untuk Masing-Masing Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 46

(11)

vi

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I ... 65

2. Skenario Pembelajaran Pertemuan I ... 70

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II ... 76

4. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan II ... 82

5. Skenario Pembelajaran Pertemuan II ... 85

LAMPIRAN B: UJI COBA INSTRUMEN 1. Hasil Uji Coba Instrumen ... 90

2. Distribusi Skor Uji Coba Instrumen ... 92

3. Analisis Validitas ... 94

4. Analisis Reliabilitas ... 95

5. Analisis Daya Pembeda ... 96

6. Analisis Tingkat Kesukaran ... 97

7. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ... 98

8. Hasil Judgment Instrumen ... 108

(12)

vii

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Tes ... 141

3. Lembar Self Monitoring ... 144

4. Lembar Observasi ... 148

LAMPIRAN D: ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Jawaban soal Pretest ... 155

2. Jawaban soal posttest ... 156

3. Penghitungan skor N-gain keterampilan berpikir kritis ... 157

4. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 161

LAMPIRAN E: DOKUMENTASI PENELITIAN 1. Foto-Foto Penelitian ... 174

2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 175

(13)

1

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20). Dalam pembelajaran interaksi antara peserta

didik dengan pendidik sudah semestinya terjalin dengan baik.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dituangkan dalam

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan tingkat

SMP diarahkan pada pembentukan peserta didik yang memahami, menghayati,

dan mengamalkan ajaran agama, memiliki karakter yang tangguh, dan memiliki

pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan dan mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya.

Menerapkan dan mengembangkan kemampuan pengetahuan yang dimiliki

seseorang sangat erat kaitannya dengan kemampuan berpikir seseorang. Dengan

berpikir, seseorang memperoleh dan membangun pengetahuannya sehingga

kemampuan berpikir menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan salah satu butir pada standar isi pembelajaran IPA, khususnya pada jenjang SMP (Depdiknas, 2004 :77).

Dalam pembelajaran IPA menurut Alice dan Mauricia (2008) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan berpikir yang harus dikembangkan yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi formula, kemampuan untuk mengklarifikasi, kemampuan untuk menentukan informasi apa saja yang diperlukan dan informasi yang dapat dipercaya, merancang percobaan, menentukan variabel, membuat laporan. Dengan adanya beberapa kemampuan

(14)

2

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam menentukan apa yang harus dipercaya dan apa yang dilakukan menjadi sebuah keharusan yang harus dimiliki siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran IPA dengan baik. Keterampilan seseorang untuk menentukan apa yang harus dipercaya dan apa yang dilakukan disebut dengan keterampilan berpikir kritis. Hal ini sesuai dengan pengertian keterampilan berpikir kritis menurut (Ennis, 1996) “...a process, the goal of which is to make reasonable decisions about what to believe and what to do”.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir

kritis perlu dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran IPA khususnya Fisika. Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu dari keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Afri (2010: 2) yang menyatakan bahwa:

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) sangat diperlukan siswa. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) merupakan suatu keterampilan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi. Salah satu kemampuan berpikir yang termasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir kritis.

Ennis (dalam Costa, 1985: 54; Utami, 2012) membagi keterampilan berpikir kritis menjadi lima bagian yaitu mampu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut,

mengatur strategi dan taktik

(15)

3

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangun keterampilan dasar dengan cara mengamati sebuah demonstrasi atau percobaan pun, jarang dilatihkan. Siswa hanya menulis kembali apa yang guru tulis di papan tulis di buku catatan tanpa mengajukan beberapa pertanyaan pada guru.

Keterampilan berpikir kritis memiliki kaitan dengan kemampuan berpikir seseorang untuk mengontrol aktifitas kognitifnya yang disebut dengan metakognisi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Hapern (1998) bahwa:

When engaging in critical thiking, students need to undergo specific metacognitive skills like monitoring their thinking process, checking wether progress is being made toward an appropriate goal, ensuring accuracy and making decissions about the use of time and mental effort. This implies evidently that critical thinking is a product of metacognition.

Berdasarkan kutipan di atas diketahui bahwa ketika ingin melibatkan

keterampilan berpikir kritisnya, siswa membutuhkan keterampilan metakognitif

untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya. Hal ini dilakukan dengan dengan cara memonitoring sendiri proses berpikirnya, memantau apakah proses yang dijalani sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yakin dalam menentukan waktu penyelesaian dan hasil akhirnya. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan produk dari metakognisi. Sedangkan menurut Carlo Magno (2010) bahwa:

Developing student‟s critical thinking skills is facilitated through

metacognition. The relationship between metacognition and critical thinking

was initially asserted up by Shoen (1983) where he explained „a successfull

pedagogy that can serve as a basis for the enhancement of thinking will have to incorporate ideas about the way in which learners organize knowledge and internally represent it and the way these representations change and resist change when new information is encountered.

(16)

4

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan berpikirnya dimana para siswa mampu mengoorganisir pengetahuan dan menginternalisasi pengetahuan pada dirinya sehingga mampu untuk merepresentasikan sesuai pemahamannya dan representasi tersebut bisa berubah ketika muncul pengetahuan baru. Berdasarkan pemaparan para ahli sebelumnya dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis seseorang berkaitan erat dengan metakognisinya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan suatu pembelajaran yang menekankan metakognisi.

Metakognisi diartikan sebagai berpikir tentang berpikir, mengetahui apa-apa saja yang telah diketahui dan yang belum diketahui. Hal ini sesuai dengan pengertian metakognisi yang dikemukakan oleh Elaine dan Sheila (1990) “metacognition is thinking about thinking, knowing what we know and what we

don‟t know”. Sedangkan menurut Margaret W Matlin (1998:256) menyatakan “metacognition is our knowledge, awareness, and control of our cognitive

process”. Dengan demikian metakognisi diartikan sebagai pengetahuan,

kesadaran dan kontrol terhadap proses kognitif yang terjadi pada diri sendiri. Sedangkan menurut Afri yang mengutip dari Siti (2007:11) metakognisi

menekankan pada kesadaran individu terhadap proses berpikirnya sendiri atau

tentang proses dan prosedur berpikir individu sebagai pemikir dan pelaku

sehingga individu sadar dalam memonitor dan mengontrol aktivitas atau proses

mentalnya.

Dengan demikian pembelajaran yang menekankan metakognisi adalah pembelajaran yang menekankan pada kesadaran siswa terhadap proses berpikirnya. Siswa menentukan target yang hendak dicapai, menentukan strategi agar target tercapai dan meninjau kembali apakah strategi yang telah ditentukan sebelumnya mampu membuatnya mencapai target yang diinginkan atau tidak, jika

(17)

5

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki. Diharapkannya dengan dikembangkan pembelajaran yang menekankan metakognisi para siswa, siswa akan terbiasa dalam memonitor, mengontrol, dan

mengevaluasi apa yang telah dilakukannya. Ketika siswa mampu merancang,

memantau, dan merefleksikan proses belajar mereka secara sadar, pada hakikatnya mereka akan menjadi lebih percaya diri dan lebih mandiri dalam belajar. Asep Sapa’at (2008) mengemukakan bahwa kemandirian belajar merupakan sebuah kepemilikan pribadi bagi siswa untuk meneruskan perjalanan panjang mereka dalam memenuhi kebutuhan intelektual. Siswa yang memiliki

kesadaran diri adalah kesadaran dia akan mengenal dirinya sendiri. Siswa yang

memiliki kesadaran diri akan memiliki tingkat percaya diri yang tinggi dan

mampu terus memotivasi diri untuk tidak kenal lelah berusaha dan berjuang

untuk mencapai cita-citanya. Hafis Muadab (2008) mengemukakan bahwa siswa

yang berhasil bukanlah mereka yang mengetahui sesuatu lebih dari yang lain, tetapi mereka yang memiliki strategi yang efektif dan efisien untuk mengakses dan menggunakan pengetahuan, memotivasi diri sendiri dan dapat memonitor atau mengubah perilaku ketika pembelajaran itu tidak terjadi.

Dari latar belakang yang diutarakan diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Penerapan Pendekatan Metakognitif dalam Pembelajaran Fisika guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa SMP setelah dilakukan penerapan pendekatan

metakognitif dalam pembelajaran fisika ?

C. Batasan Masalah

(18)

6

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Metakognitif yang dilibatkan dalam penelitian ini dibatasi pada pengetahuan metakognitif. Pengetahuan metakognitif yang dimaksud adalah pengetahuan yang dirumuskan oleh Flavell (1979). Pada penelitian ini pembelajaran dirancang untuk untuk melibatkan pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan strategi dan pengetahuan diri. Kedua pengetahuan tersebut dituangkan pada lembar self monitoring.

2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diukur antara lain: 1) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi 2) Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi. Peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik dilihat dari hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diterapkannya pendekatan metakognitif di kelas. Pretest dilakukan sebelum pembelajaran sedangkan posttest dilakukan di akhir pembelajaran 3. Penelitian ini dilakukan pada materi Gerak pada jenjang SMP.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya penerapan pendekatan metakognitif pada pembelajaran fisika.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya terkait penerapan metakognitif pada pembelajaran fisika.

F. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(19)

7

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Variabel Penelitian

G. Struktur Organisasi Skripsi - BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Metakognitif

B. Metakognitif Dalam Pembelajaran C. Keterampilan Berpikir Kritis

D. Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis dengan Metakognitif Dalam Materi Gerak

E. Hubungan antaraMetakognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Fisika

- BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

B. Desain Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Definisi Operasional

(20)

8

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data

G. Teknik Pengolahan Data H. Hasil Uji Coba Instrumen

- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian - BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

(21)

30

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII tahun ajaran 2012/2013 di salah satu SMP negeri di kota Bandung. Sampel dalam penelitian adalah seluruh siswa di salah satu kelas VII yang ada di sekolah tersebut. Teknik

sampling atau teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik Simple Random Sampling. Pengambilan sampel acak sederhana (Simple

Random Sampling) adalah suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yg sama untutk terpilih menjadi sampel (Riyanto, 2005).Dengan menggunakan teknik ini kelas yang dipilih sebagai sampel adalah kelas yang dipilih berdasarkan pengundian.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Desain

(22)

31

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelompok Pretest Perlakuan

(Treatment) Post Test

A O X1 O

Gambar 3.1.

Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design (Arikunto, 2010)

Keterangan:

A : Kelompok (kelas) sampel yang akan diteliti (subjek penelitian) O : Pemberian instrumen evaluasi, sebelum dan sesudah perlakuan

X1 :Perlakuan (Treatment), yaitu pembelajaran dengan pendekatan metakognitif

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan

penelitian. Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber

data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Metode penelitian yang digunakan yakni jenis quasi eksperimen karena variabel selain variabel bebas dan terikat yang ada dalam penelitian ini tidak dikontrol atau disamakan karakteristiknya. Hanya tingkat pendidikan saja yang karakteristiknya disamakan yakni siswa kelas VII SMP

(23)

32

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

posttest dibuat sama dan diberikan tepat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif merupakan pembelajaran

menekankan pada kesadaran individu terhadap proses berpikirnya sendiri

atau tentang proses dan prosedur berpikir individu sebagai pemikir dan

pelaku sehingga individu sadar dalam memonitor dan mengontrol aktivitas

belajarnya. Pada penelitian ini pembelajaran dirancang untuk melibatkan

pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan strategi dan pengetahuan diri,

kedua pengetahuan tersebut dituangkan pada lembar self monitoring. Selain

menggunakan lembar self monitoring pada pembelajaran, peneliti menggunakan salah satu strategi metakognitif yaitu self questioning.

2. Keterampilan berpikir kritis diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menentukan apa yang harus dipercaya dan apa yang dilakukan. Pada penelitian ini, keterampilan berpikir kritis diukur dengan soal yang berbentuk pilihan ganda. Peningkatan keterampilan bepikir kritis diukur siswa dilihat dari hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diterapkannya pendekatan metakognitif. Peningkatan keterampilan berpikir kritis dapat dicari dengan menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi berdasarkan kriteria efektivitas pembelajaran menurut R.R Hake (1998).

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

(24)

33

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai.

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian yang akan dilaksanakan. e. Menentukan sampel penelitian.

f. Analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi ajar.

g. Menyusun silabus, RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan

skenario pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian sesuai dengan pendekatan metakognitif. h. Membuat dan menyusun instrumen penelitian (instrumen tes dan observasi) i. Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dua orang dosen dan satu

orang guru mata pelajaran fisika yang berada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

j. Mengkonsultasikan kembali dan judgment instrumen penelitian yang sudah diujicobakan, kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Pelaksanaan pretest.

b. Pemberian perlakuan yaitu pembelajaran fisika dengan pendekatan metakognitif

c. Pelaksanaan posttest.

3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest

b. Mengolah dan menganalisis data hasil self monitoring

(25)

34

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Memberikan saran terhadap aspek penelitian yang kurang.

Secara singkat alur penelitian digambarkan pada diagram berikut:

Studi Literatur

Studi Pendahuluan

Telaah kurikulum

Perencanaan dan Penyusunan Instrumen

Pelaksanaan Pretest

Uji Coba Instrumen Judgement Instrumen

Pelaksanaan Posttest

Pelaksanaan treatment (pendekatan metakognitif)

Pengolahan Data

Analisis Data

Hasil pretest dan posttest Lembar self monitoring

Alur penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

(26)

35

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan ialah lembar self monitoring, observasi dan tes.

1. Lembar Self Monitoring

Self monitoring didefinisikan sebagai kemampuan untuk menganalisis, memeriksa, menilai dan mempertimbangkan kualitas kognitif seseorang ketika melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Luke&Do Young (Kleitman & Stankov, 2001)”... Self monitoring is defined as the ability to watch,

check, appraise, and judge the quality of one’s own cognitive work in course of

doing it”

Lembar self monitoring berisikan pertanyaan-pertanyaan yang menanyakan tentang motivasi siswa untuk belajar, mengidentifikasi kesulitan yang dialami saat pembelajaran fisika dan mengarahkan siswa untuk merancang langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan agar kesulitan yang mereka rasakan, dapat teratasi. Nantinya lembar self monitoring ini dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pengetahuan strategi, dan pengetahuan diri. Sehingga diharapkan dengan adanya lembar self monitoring dapat meningkatkan

kemampuan kompetensi seseorang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan (NRC, 2005)”... The metacognitive technique of self monitoring is an essential tool for developing competent learners.Lembar self monitoring yang dijadikan

Kesimpulan dan Saran

(27)

36

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rujukan oleh peneliti adalah lembar self monitoring yang disusun oleh Luke & Dou-Yong Park (2010).

Pada lembar self monitoring terbagi menjadi empat bagian yaitu Bagian A, bagian B, bagian C dan bagian D. Lembar self monitoring pada bagian A lebih berisikan pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menyadari tujuan belajar (target) yang ingin dicapai dalam pembelajaran, pertanyaan tentang langkah apa yang akan dilakukan agar bisa memahami materi yang akan diajarkan. Pertanyaan-pertanyaan pada bagian A dimaksudkan untuk mengarahkan siswa

melibatkan pengetahuan diri terkait target yang hendak dicapai dan pengetahuan strategi terkait strategi belajar yang akan dilakukan agar bisa memperoleh target yang telah ditentukan. Pengisian lembar self monitoring bagian A dilakukan sebelum masuk kegiatan inti pertemuan pertama.

Lembar self monitoring bagian B lebih menekankan pada pengetahuan diri terkait kesadaran siswa dalam menentukan hal-hal apa yang membuatnya belum memahami materi dengan baik dan pengetahuan strategi terkait strategi perbaikan untuk mengatasi kesulitan yang mereka alami. Pengisian lembar self monitoring

bagian B dilakukan saat pembelajaran pertemuan pertama selesai.

Pada bagian C ini pertanyaan yang diajukan hampir sama dengan pertanyaan pada bagian A. Setelah kegiatan inti selesai siswa diminta untuk menjawab pertanyaan pada bagian D. Pertanyaan bagian D terdapat pertanyaan apakah mereka melaksanakan hal-hal yang mereka rencanakan untuk pertemuan kedua, apakah hal-hal yang mereka rencanakan mampu membuat mereka untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi sebelumnya pada pertemuan sebelumnya. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa melakukan hal-hal yang mereka telah tentukan sebelumnya (monitoring).

2. Lembar Observasi

(28)

37

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kelas dan mencatat keterlaksanaan tahapan pembelajaran serta respon siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru.

3. Tes

Menurut Arikunto (2006), “tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program”. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu berupa tes pilihan ganda. Untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat menggambarkan kondisi sebenarnya dari subyek penelitian, maka diperlukan instrumen yang baik dan

benar. Instrumen tes yang baik harus memiliki validitas, realibilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran yang baik pula. Untuk itu perlu dilakukan uji coba dan analisis terhadap instrumen yang akan digunakan sebelum diberikan kepada subyek penelitian. Berikut dipaparkan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes penelitian.

a. Validitas

Instrumen evaluasi yang baik diharapkan dapat menghasilkan data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan dan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Maka dari itu, instrumen evaluasi harus valid yang berarti tepat atau sahih. Maksud valid adalah tepat mengukur kemampuan-kemampuan yang hendak diukur.

Validitas terdiri dari dua jenis, validitas soal secara keseluruhan dan validitas tiap item soal. Karena dalam uji coba instrumen kali ini hanya dilakukan satu kali tes dan tidak diperoleh dua data evaluasi yang dapat dibandingkan, maka pengukuran validitas hanya dilakukan untuk masing-masing item soal. Penentuan validitas pada penelitian ini menggunakan program ANATES Versi 4. Untuk menginterpretasikan nilai korelasi yang diperoleh, digunakan kriteria validitas instrumen tes sebagai berikut :

Tabel 3.1

(29)

38

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rentang Kriteria

0,8 – 1,0 Sangat tinggi 0,6 – 0,8 Tinggi

0,4 – 0,6 Cukup

0,2 – 0,4 Rendah

0,0 – 0,2 Sangat rendah

(Arikunto, 2009: 75)

b. Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg (konsisten) walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda (Munaf dalam Afian, 2011). Penghitungan reliabilitas menggunakan program ANATES versi 4. Berikut kriteria reliabilitas instrumen tes:

Tabel 3.2

Interpretasi Reliabilitas Instrumen Tes Rentang Kriteria 0,8 – 1,0 Sangat tinggi

0,6 – 0,8 Tinggi

0,4 – 0,6 Cukup 0,2 – 0,4 Rendah

0,0 – 0,2 Sangat rendah

(Arikunto, 2009: 75)

(30)

39

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Karena soal yang terlalu mudah dapat menyebabkan siswa tidak terpacu untuk berpikir lebih keras untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar dapat menyebabkan siswa kehilangan semangat mengerjakan karena merasa soal tersebut jauh di luar jangkauan.

Taraf kesukaran adalah perbandingan jumlah siswa yang menjawab benar untuk satu item dengan jumlah peserta tes seluruhnya. Penentuan taraf kesukaran menggunakan program ANATES versi 4. Berikut kriteria taraf kesukaran pada

instrumen:

Tabel 3.3

Interpretasi Taraf Kesukaran Tiap Item Rentang Kriteria

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Penghitungan daya pembeda menggunakan program ANATES versi 4. Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan kriteria daya pembeda tiap item dengan acuan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda Tiap Item Rentang Kriteria

Negatif Item dibuang 0,0 – 0,2 Jelek

0,2 – 0,4 Cukup

(31)

40

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,7 – 1,0 Baik Sekali

(Arikunto, 2009: 218)

G. Teknik Pengolahan Data

1. Menghitung Nilai Gain yang Dinormalisasi

Untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dengan

pendekatan metakognitif dilakukan analisis terhadap rata-rata skor gain yang dinormalisasi pada setiap indikator keterampilan berpikir kritis yang diukur. Rata-rata skor gain yang dinormalisasi yakni perbandingan Rata-rata-Rata-rata gain aktual dengan rata-rata gain maksimum. Rata-rata gain aktual yaitu selisih rata-rata skor posttest terhadap rata-rata skor pretest. Adapun langkah-langkah untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah sebagai berikut:

a. Pemberian skor pada setiap sub indikator yang ada dalam soal tes keterampilan berpikir kritis dalam bentuk tes pilihan ganda

b. Menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi berdasarkan kriteria efektivitas pembelajaran menurut R. R. Hake (1998). Rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah:

Klasifikasi nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh tabel di bawah ini :

Tabel 3.5

Klasifikasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi

(32)

41

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nilai <g> Klasifikasi

Rendah

2. Data Hasil Lembar Observasi

Data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa. Dalam lembar observasi aktivitas guru disediakan kolom keterangan. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran dapat diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya dapat terlaksana lebih baik.

Adapun persentase data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

H. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen tes yang digunakan adalah instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir kritis yang mencakup dua indikator keterampilan berpikir

kritis, seperti yang diuraikan dalam Tabel 3.6:

Tabel 3.6

Keterampilan Berpikir Kritis yang Diteliti

(33)

42

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen tes terlebih dahulu di judgment oleh dua orang dosen dan satu orang guru fisika di sekolah tempat penulis melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar instrumen yang telah dibuat sesuai dengan indikator yang hendak diukur. Data hasil coba uji instrumen tes kemudian dianalisis untuk mengetahui, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran.

Berikut data hasil uji coba instrumen dengan menggunakan program ANATES versi 4. Berikut hasil analisis uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut

Tabel 3.7

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

(34)

43

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14 0,608 Tinggi 60 Mudah Dipakai

(35)

60 Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah dilakukannya pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan metakognitif berkategori rendah. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi mengalami peningkatan yang paling tinggi dengan perolehan nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,29 daripada indikator mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi yang memperoleh nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,16.

B. Saran

(36)

61

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Dindin. (2013). Perkembangan Metakognitif dan Pengaruhnya Pada

Kemampuan Belajar Anak. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/KD- TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_(KD-

TASIKMALAYA)-197901132005011003/132313548%20-%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/Perkembangan%20Metakogniti

f.pdf [16 September 2013]

Afri, Sari. (2010). Pengaruh Penerapan Pendekatan Keterampilan Metakognitif Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta

Barkah, Siti. (2007). Pengaruh Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran Matematika terhadap kemampuan Generalisasi matematik

Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Blakey, Elaine and Spence Sheila. (1990). Developing Metacognition. New York: ERIC Clearinghouse on Information Resources Syracuse.

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Djuanda, Moh. (2008). Urgensi Metakognitif Dalam Meningkatkan Mutu

Pembelajaran di Madrasah. [Online] Tersedia:

(37)

62

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ennis, Robert H. (1991). Critical Thinking: A Streamlined Conception, [PDF].

[Online]. Tersedia:

http://www.criticalthinking.net/EnnisStreamConc1991%20LowRes.pdf. [16 April 2013]

Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking, Prentice-Hall:New Jersey USA

Kuntjojo. (2009). Metakognisi dan Keberhasilan Peserta Didik. [Online]. Tersedia:

http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan-keberhasilan-belajar-peserta-didik/[September 2013]

Laurens, Theresia. (2011). Pengembangan Metakognisi Dalam Pembelajaran

Matematika. [Online]. Tersedia:

http://p4mriunpat.wordpress.com/2011/11/14/metakognisi-dalam-pembelajaran-matematika/ . [September 2013]

Luginbuhl & Do-Young Park,Ph.d. (2010). Self Monitoring to Minimize Student

Resistance to Inquiry. [Online].Tersedia :

http://www.phy.ilstu.edu/jpteo/issues/jpteo5(3)win10.pdf. [21 Juli 2012]

Magno, Carlo. (2010). The Role of Metacognitive Skills in Developing Critical

Thinking. [Online] Tersedia :

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/27337404/Magno_meta_c T_ISI.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIR6FSIMDFXPEERSA&Expires=1363 776820&Signature=WTrvDKXvPaKgn2CBLWPLilNRGKc%3D

Marsha, D.M dan Bewes J. (2011). “Self-monitoring: Confidence, Academic

Achievement and Gender Differences in Physics”. Journal of Learning Design. 4 (3)

(38)

63

Ridha Hidayani,2013

Penerapan Pendekatan Metakognitif Dalam Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pintrich. (2002). The Role of Metacognitive Knowledge in Learning Teaching and

Assesing. [Online] Tersedia :

http://cursa.ihmc.us/rid=1J61L88LV-1MQL2FC-W91/pintrich2002.pdf. [22 Januari 2013]

Riyanto. (2005). Teknik Pengambilan Sampel Simple Random Sampling. .

[Online] Tersedia: http://blog.re.or.id/teknik-pengambilan-sampel-simple-random-sampling.htm. [26 Juli 2013]

Rodrigues, Alice and Mauricia Oliveira. (2008). The Role of Critical Thinking in

Physics. [Online] Tersedia :

http://lsg.ucy.ac.cy/girep2008/papers/THE%20ROLE%20OF%20CRITICAL

%20THINKING.pd [18 Maret 2013].

Sapa’at, Asep. (2008). Metakognitif: Belajar Bagaimana Untuk Belajar. [Online]

Tersedia :

http://sahabatguru.wordpress.com/2008/12/11/metakognitif-belajar-bagaimana-untuk-belajar/. [8 Juli 2013]

Solihin, Asep. (2012). Metode Penelitian. [Online] Tersedia: http://asep-solihin.blogspot.com/2012/11/metode-penelitian_2.html. [26 Juli 2013]

Warto. (2012). Perkembangan Peserta Didik. [Online] Tersedia:

http://mas-warto.blogspot.com/2012/06/perkembangan-peserta-didik-dari-sd-smp.html. [30 Juli 2013]

Gambar

Gambar 3.1. One Group Pretest-Posttest Design
Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas Instrumen Tes
Tabel 3.3 Interpretasi Taraf Kesukaran Tiap Item
Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Gain yang Dinormalisasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Studenten oder Doktoranden, die Interesse daran haben, die Universität zu Köln zu repräsentieren sowie Teil einer qualitativ hochwertigen Veranstaltung zu sein und

Uji daya hambat Trichoderma spp dengan Athelia rolfsii pada hari ke-5. Tanaman

Bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka perlu dilakukan Pemekaran Kecamatan Simpang Empat

Já não tem intenções transformadoras nem traz atores engajados, como o Nélson Xavier, o Hugo Carvana, o Átila Iório de Os fuzis, que se misturavam às populações oprimidas

McGee dan Ho (2005) mensurvei mahasiswa akuntansi, bisnis dan ilmu ekonomi HongKong. Mereka menemukan mahasiswa akuntansi lebih berten-tangan ter- hadap penggelapan

Dari hasil pencetakan sampel uji kemudian dilakukan pengujian tarik agar dapat diketahui kekuatan dan regangan tarik masing-masing jenis bahan plastik tersebut dan dari

Dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, peserta didik mampu menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam dan peran pelaku ekonomi dalam

Penyakit pada hewan dapat ditularkan langsung maupun tidak langsung melalui produk pangan asal hewan seperti daging, susu, telur termasuk penyakit akibat