• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN ETOS KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH : Studi Analisis Di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN ETOS KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH : Studi Analisis Di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

iv DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN……..……… A. Latar Belakang Penelitian………. B. Identifikasi dan Batasan Masalah……….

C. Rumusan Masalah………

D. Tujuan Penelitian... E. Manfaat Penelitian... F. Kerangka Pikir Penelitian...

G. Definisi Operasional………

H. Anggapan Dasar ………..

I. Hipotesis Penelitian ………. J. Metode Penelitian... K. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian...

BAB II KAJIAN PUSTAKA... A. Efektivitas Sekolah Dalam Konteks Administrasi Pendidikan... B. Iklim organisasi dalam Mewujudkan Efektivitas Sekolah ... C. Etos Kerja Kepala Sekolah dalam Mewujudkan Efektivitas

Sekolah ...

BAB III METODE PENELITIAN... A. Pendekatan Penelitian ...

(2)

v

B. Variabel Penelitian... C. Populasi dan Sampel... D. Langkah-langkah Pengumpulan Data... 1. Kisi-kisi Instrumen Peneitian... 2. Instrumen Penelitian... 3. Uji Coba Instrumen Penelitian... E. Teknik Aalisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. A. Deskripsi Data... B. Pengujian Persyaratan Analisis... C. Pengujian Hipotesis... D. Pembahasan Hasil Penelitian ………..………. E. Keterbatasan Penelitian ………

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI... A. Kesimpulan... B. Rekomendasi ...

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

70 72 74 74 77 78 84

91 92 108 112 122 129

(3)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

3.1 Data Populasi Penelitian ……… 72

3.2 Data Sampel Penelitian ………... 73

3.3 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel Iklim Organisasi ... 80 3.4 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel Etos Kinerja Kepala Sekolah ... 81 3.5 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel efektifitas sekolah... 83 4.1 Data Skor Dimensi Supportive ... 93

4.2 Data Skor Dimensi Collegial ……….. 93

4.3 Data Skor Dimensi Intimate ……… 94

4.4 Data Skor Dimensi Directive ……… 95

4.5 Data Skor Dimensi Restrictive ………... 95

4.6 Data Skor Dimensi Disengaged……….. 96

4.7 Data Skor Variabel Iklim Organisasi ... 97

4.8 Data Skor Dimensi Conceptual Skills ………... 98

4.9 Data Skor Dimensi Human Skill ……… 99

4.10 Data Skor Dimensi Technical Skill ……… 100

4.11 Data Skor Dimensi Educator ... 100

4.12 Data Skor Variabel Etos Kerja Kepala Sekolah ... 101

(4)

vii

4.15 Data Skor Dimensi Keefektifan Budaya Sekolah ……… 104 4.16 Data Skor Dimensi Pengetahuan Kepemimpinan Kepala

Sekolah Yang Kuat ……… 105

4.17 Data Skor Dimensi Out Put Sekolah (Hasil Prestasi) ….. 106 4.18 Data Skor Dimensi Out come (benefit) ………. 106 4.19 Data Skor Variabel Efektivitas sekolah ... 107 4.20 Hasil Pengujian Normalitas Data ……….. 110 4.21 Hasil Analisis Korelasi Iklim organisasi (X1) dengan

efektivitas sekolah (Y) ……….. 112 4.22 Analisis Signifikasi Regresi Iklim Organisasi terhadap

Efektivitas Sekolah ……… 114

4.23 Hasil Analisis Korelasi etos kerja kepala sekolah

(X2)dengan efektivitas sekolah (Y) ………...

116 4.24 Analisis Signifikasi Regresi Etos Kerja Kepala Sekolah

(X2) terhadap Efektivitas Sekolah ……….

118 4.25 Hasil Analisis Hubungan Iklim Organisasi dan Etos

Kerja Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah ... 120 4.26 Analisis Varians Regresi Iklim Organisasi dan Etos Kerja

(5)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1 Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Iklim

Organisasi Terhadap Efektivitas Sekolah ………. 115 4.2 Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Etos Kerja

(6)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian. 2 Instrumen Penelitian

3 Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian 4 Uji Persyaratan Analisis Data

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu proses transpormasi nilai-nilai budaya sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transpormasi dari generasi terdahulu sampai pada generasi sekarang dan kedepan.

(8)

kegitan, perubahan dalam tingkat pengetahuan, perubahan keterampilan, sikap dan perilaku para guru serta pegawai. Sedangkan pengaruh dari luar diakibatkan oleh adanya interaksi organisasi dengan lingkungan, baik pada waktu menerima masukan, pada saat proses, pada waktu memberikan kontrol, dan memberikan evaluasi.

Pada kenyataannya bahwa pendidikan belum sepenuhnya memberikan pencerahan masyarakat melalui nilai manfaat dari pendidikan itu sendiri. Kenyatan ini dibuktikan dengan rendahnya kualitas lulusan. Pendidikan menjadi kawasan politisasi dari para elit, bahkan yang lebih parah lagi perburuan proyek yang akibatnya pendidikan menjadi bias. Masyarakat akan terus mempertanyakan mau dibawa kemana pendidikan ini, karena relevansinya dengan kebutuhan masyarkat masih rendah. Bahkan menyiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan sebagai penerus tidak memenuhi harapan masyarakat dan lebih ironisnya terjadi krisis moral sebagai bangsa yang bermartabat.

(9)

satu etos kerja di lembaga pendidikan mengacu kemampuan pengelolaan tenaga kependidikan, iklim kerja guru, yang berdampak pada efektifitas kerja seseorang.

(10)

( now or current situation ) dan situasi yang seharusnya atau should be or needed situation (Tjiptono, 2000).

Dengan terwujudnya desentralisasi pendidikan di Indonesia sejak tahun 2001 dunia pendidikan banyak berharap akan terjadinya peningkatan kualitas organisasi pendidikan hingga di tingkat sekolah. Dampak desentralisasi menjadi penting untuk menimbulkan efek terhadap kapabilitas organisasi yang pada gilirannya diharapkan dapat berdampak terhadap kinerja organisasi pendidikan tersebut. Salah satu realisasi desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah adalah implementasi School based management ( SBM ). Dalam menyusun strategi implementasi SBM terdapat faktor yang sangat penting berpengaruh terhadap keberagaman kondisi sekolah di Indonesia baik dari segi kualitas maupun lokasinya, karena SBM memerlukan kemampuan manajemen yang handal dan partisipasi dari masyarakat secara aktif.

Guru sebagai tenaga propesional harus memiliki kemandirian dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, guru memegang posisi yang paling strategis. Dalam tingkatan operasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institutionalnya, instruksional, eksperiensial. (Surya, 2005:4) Guru merupakan sumber daya manusia yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga tercipta PBM yang bermutu dan menjadi faktor utama yang menentukan mutu pendidikan.

(11)

dan professional serta mendapat pengakuan formal sebagaiamana mestinya (Depdiknas, 2007:1) dan profesi mengajar harus memiliki status profesi yang membutuhkan pengembangan. (Tilaar, 2001:142) Menyadari hal tersebut, maka pihak Depdiknas melakukan program sertifikasi berupa akta mengajar bagi lulusan ilmu kependidikan maupun non kependidikan yang akan menjadi pendidik. Untuk menjadi guru yang professional guru harus memenuhi kualifikasi akademik minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar (UU RI.No.20 tahun 2003 pasal 42 dan PP.RI.NO.19 tahun 2005 Bab VI pasal 28). Program sertifikasi kepada guru akan menjadi kontrol yang mendorong para penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan profesionalismenya dan memberikan layanan maksimal kepada stakeholders. (Lengkanawati, 2006 : 10) Sertifikasi dalam sistem pendidikan guru ialah keseluruhan proses pendidikan guru yang mencakup program D4, SI dan pendidikan profesi. (Gaffar, 2005:6)

Kepala sekolah yang profesional harus selalu kreatif dan produktif dalam

melakukan inovasi pendidikan untuk mrneningkatkan kualitas pendidikan. (Danumiharja, 2001:39) Namun, untuk menyiapkan kepala sekolah yang inofatif

(12)

melalui profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam upaya meningkatkan kualitas kepala sekolah dan kualitas pendidikan. (Jalal.F, 2001:1) Balitbang Depdikbud (Fattah, 2000:59) juga mengemukakan bahwa lima upaya dalam meningkatkan kualitas guru, yaitu meningkatkan kemampuan professional, upaya professional, kesesuaian waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional, kesesuaian antara keahlian dengan pekerjaannya, dan kesejahteraan yang memadai. Kelima faktor tersebut menjadi barometer dalam mengukur kualitas guru. Melalui kepala sekolah yang produktif, situasi pembelajaran dapat dilakukan secara efisien, efektif, menarik dan mnyenangkan. Hal ini disebabkan karena ditangan kepala sekolah yang kreatif lahir berbagai ide-ide kreatif dalam menggunakan metoda dan strategi pembelajaran yang variatif, inofatif dan menyenangkan bagi peserta didik karena sesuai dengan kebutuhan kerja dan belajar peserta didik dan situasi pembelajaran tidak menakutkan peserta didik. Kepala sekolah yang professional umumnya selalu menunjukan motivasi yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas professional sehari-hari di sekolah. Etos kerja tinggi yag dimiliki kepala sekolah yang professional yang cenderung berkaitan disiplin tinggi yang dimiliki oleh kepala sekolah yang professional dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya di sekolah.

(13)
(14)

Sekolah sebagai suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan sumbangan atau kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan bagi masyarakat. Upaya peningatan kualitas perlu ditata, diatur, dikelola, dan diberdayakan agar sekolah mampu menghasilkan keluaran (output) dan mampu bersaing di lingkungan masyarakat. Pengelolaan yang dimaksud diatas berkaitan gaya kepemimpinan sekolah dalam menghasilkan keluaran atau lulusan yang lebih baik dan berkualitas dalam meningkatkan mutu pendidikan, dalam mencapai visi misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama semua keluarga sekolah, dibutuhkan kondisi sekolah yang kondusif dan adanya keharmonisan antara guru, tenaga administrsi, siswa dan masyarakat yang masing-masing mempunyai peran yang cukup besar dalam mencapai tujuan organisasi. Di Kabupaten Garut, khususnya pada jenjang pendidikan dasar, etos kerja seorang pemimpin merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan iklim kerja guru dan akan meningkatkan efektivitas kerja untuk mencapai kualitas pendidikan masing-masing sekolah. Namun demikian, Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kabupapaten Garut, dalam kepemimpinan dan etos kerja kepala sekolah penerapan iklim organisasi dalam meningkatkan efektivitas sekolah sehingga berakibat terhadap sebutan sekolah SSN, potensional, dan rintisan. Dilihat dari latar belakang pendidikan, pengetahuan, skill, pengalaman, aktualisasi dan sosialisasi, dari masing-masing kepala sekolah juga berbeda-beda.

(15)

sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan masih rendah, sehingga berimplikasi terhadap adanya dugaan dari penulis bahwa hal itu terjadi karena etos kerja masing-masing kepala sekolah dalam menerapkan iklim kerja meningkatkan efektifitas guru berbeda-beda, hal ini mengakibatkan kualitas pendidikan masing-masing sekolah pun berbeda-beda pula. Fenomena itu yang di fokuskan pada judul penelitian “Pengaruh Iklim Organisasi dan Etos Kerja Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah (Studi Analisis Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut).”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari latar belakang tersebut, lembaga pendidikan terutama sekolah dihadapkan pada berbagai masalah yang berkenaan dengan perubahan lingkungan pendidikan, baik dalam melaksanakan eksistensi maupun upaya dalam pengembangan lembaga itu sendiri. Demikian juga dengan Sekolah Menengah Pertama yang berada di Wilayah V Kabupaten Garut, dihadapkan pada hal yang sama dalam mengelola keberadaan dan pengembangan kualitas lembaganya. Apakah etos kerja dihadapkan pada berbagai perubahan yang terjadi dilingkungan terkait dengan masa depan sekolah? Apakah kondisi lingkungan sekolah mendukung dalam pemahaman itu atau ada hal lain yang menghambat?

(16)

SMPN se-Wilayah V Kabupaten Garut” yang dihadapkan pada masa depan yang penuh perubahan, dan persaingan.

(17)

Dari sekian banyak permasalahan yang ada dalam upaya peningkatan efektivitas sekolah, karena keterbatasan waktu dan biaya, penulis membatasi penelitian ini pada masalah yang memberikan pengaruh terhadap efektivitas sekolah dari variabel iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah. Iklim organisasi yang dimaksud adalah iklim organisasi sekolah yang terjadi pada SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut. Begitu juga etos kerja kepala sekolah yang dimaksud adalah etos kerja kepala sekolah kepala sekolah pada SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan tersebut, maka masalah dapat dirumuskan berupa pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Bagaimana gambaran tentang iklim organisasi; etos kerja kepala sekolah; dan efektvitas sekolah pada SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut?

2. Seberapa besar pengaruh iklim organiasi terhadap efektivitas sekolah pada SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut?

3. Seberapa besar pengaruh etos kerja kepala sekolah terhadap efektifitas sekolah pada SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut?

4. Seberapa besar pengaruh iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah pada SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut?

(18)

data lebih mudah diukurkan, dan dalam pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh data dari responden yang diteliti.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui gambaran tentang iklim organisasi; etos kerja sekolah; dan efektivitas sekolah pada SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut;

2. untuk mengetahui besaran pengaruh iklim organisasi terhadap efektivitas sekolah pada SMPN se-Wilayah V Kabupaten Garut;

3. untuk mengetahui besaran pengaruh etos kerja kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah pada SMPN se-Wilayah V Kabupaten Garut; dan

4. untuk mengetahui besaran pengaruh iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah pada SMPN se-Wilayah V Kabupaten Garut.

(19)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Manfat Teoritis

Secara teoritis penelitian bermanfaat untuk mengembangkan ilmu administrasi pendidikan, terutama mengenai efektivitas pelaksanaan iklim organisasi sekolah; etos kerja kepala sekolah; dalam meningkatkan efektivitas sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal lain yang dapat digali dari penelitian ini adalah kemungkinan dari munculnya pengembangan konsep-konsep konseptual yang berkenaan dengan interdepedensi antara iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah yang memberikan peningkatan efektivitas sekolah, akhirnya mengarah kepada tercapainya kualitas pendidikan.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat:

1) Sebagai evaluasi dalam mengembangkan iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah dalam membina dan mengembangkan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, siswa, peran komite sekolah pada lembaga yang dikelolanya dalam peningkatan kualitas sekolah. 2) Sebagai bahan rujukan dalam merumuskan materi kependidikan di lembaga

pendidikan dalam mengembangkan iklim organisasi yang berorientasi pada etos kerja kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah.

(20)

F. Kerangka Pikir Penelitian

(21)

pribadi, dan humanisme dalam ideologi pengendalian siswa (Wayne K .Hoy, 2001:189)

Efektivitas sekolah dan keberhasilan sekolah sangat banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan unjuk kerja/etos kerja (performance). Beberapa faktor strategis dalam etos kerja kepala sekolah antara lain: perencanaan, komunikasi, motivasi, pengorganisasian, dan pengawasan.

Dibekali dengan berbagai kompetensi etos kerja kepala sekolah, maka harus mampu mengelola kurikulum, keuangan sekolah, sarana prasarana sekolah, sumber daya manusia (tenaga kependidikan), selain mampu mengelola juga harus mampu menterjemahkan kebijakan-kebijakan dalam bidang pendidkan, serta yang tidak kalah pentingnya yaitu keterlibatan orang tua/partisifasi masyarakat dalam turut menentukan kemajuan sekolah sebagaimana diungkapkan Akdon (2005:14) salah satu karakteristik yang nyata dari sebuah sistem yang terbuka adalah adanya pengakuan mengenai saling ketergantungan diantara sistem dan lingkungan.

Samsuddin (1999:1) mengemukakan bahwa efektivitas sekolah pada

dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil-hasil yang dicapai (achievement atau abserved outputs) sebagaimana telah ditetapkan.

Ukuran-ukuran yang dipakai dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah yang diperoleh atau ditargetkan dalam jangka waktu tersebut.

Ciri-ciri efektivitas sekolah menurut (Taylor, 1990) sebagai berikut: 1. Tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik

(22)

3. Ekspektasi guru dan staf tinggi

4. Ada kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat. 5. Adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar.

6. Kemajuan siswa sering dimonitor.

7. Menekankan kepada keberhasilan sisa dalam mencapai keterampilan aktifitas esensial.

N. Hatton and D. Smith (1992:5) dimensi dari efektivitas sekolah yang dijadikan bahan penelitian yaitu:

1. Kebermaknaan Proses Belajar Mengajar (PBM) 2. Manajemen sekolah/pengelolaan sekolah

3. Efektivitas budaya sekolah (iklim sekolah yang kondusif) 4. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat

5. Out put sekolah (hasil dan prestasi) 6. Out come (Benefit)

Efektivitas sekolah adalah suatu ukuran yang menyatakan berapa besar rasio hasil (target) baik kuantitas maupun kualitas dalam kurun waktu tertentu dicapai semakin besar rasio yang dicapai, semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Efektivitas sekolah sebagian besar banyak ditentukan oleh penampilan pekerjaan kepala sekolah. Dalam hal ini tujuan yang telah ditetapkan sekolah dapat tercapai oleh unjuk kerja kepala sekolah atau etos kerja kepala sekolah.

(23)

(Grounland, 1982:86). Mangkunegara (2001:67) menyatakan bahwa kinerja berasal dari kata : job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Drucker (1977:23) mengemukakan berdasarkan kriteria dan alat ukur tertentu, dimana alat ukur tersebut berupa efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Menurut TR Mitchele 1987 dimensi etos kerja yaitu kualitas hasil kerja (Quality of Work), kecepatan kerja/ketepatan waktu (Profness), inisiatif (Inisiative), kemampuan kerja (Capability) dan komunikasi (Communication). Oleh karena itu, etos kerja kepala sekolah dapat dilihat sebagai perbuatan atau tindakan yang dilakukan atas dasar tujuan, kebutuhan, daya, kemampuan, dan kedudukan, atau fungsinya dengan menggunakan cara tertentu, fasilitas tertentu dan lahan tertentu guna menghasilkan jasa layanan kepada siswa, guru dan masyarakat dalam konteks proses pembelajaran baik didalam maupun diluar sekolah dalam kurun waktu tertentu sehingga siswa mencapai prestasi belajar yang maksimal. Etos kerja kepala sekolah dalam penelitian ini ditunjukan oleh pekerjaan kepala sekolah dalam kualitas hasil kerja (Quality of work), kecepatan kerja/ketepatan waktu (Promptness), inisiatif (Inisiative), kemampuan bekerja (Capability), dan komunikasi (Communication).

(24)

sekolah dan etos kerja kepala sekolah yang baik dan kondusif serta berusaha dengan berbagai cara untuk meningkatkan keefektifan sekolah yang mereka inginkan dapat terwujud. Secara konseptual, keefektifan sekolah akan meningkat jika tercipta perilaku organisasi sekolah yang kondusif dan jika kepala sekolah tersebut juga tinggi.

G. Definisi Oprasional Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah perilaku organisasi sekolah (X1) dan etos kerja kepala sekolah (X2)

sedangkan variabel terikat keefektifan sekolah (Y).

Pengembangan instrument ditempuh melalui bebebrapa cara yaitu (a) mendefinisikan operasional variabel penelitian, (b) menyusun indikator penelitian, (c) menyusun kisi-kisi instrument, (e) melakukan pengajuan validitas dan reliabilitas instrumen.

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri.S (2003:46-47) memberikan penelitian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan tentang cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional variabel penelitian.

(25)

laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. Didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh Hoy and Miskel (2001:193-194), kemudian penjabaran operasional variabel iklim organisasi menjadi enam dimensi kajian, yakni enam dimensi adalah

(1) dimensi supportive antara lain mencakup indikator: (a) kepala sekolah menggunakan kritik secara konstruktif (b) kepala sekolah mau mendengarkan saran orang lain (c) kepala sekolah luwes dalam berkomunikasi

(2) dimensi collegial antara lain mencakup indikator: (a) kepala sekolah bertemann baik dengan yang lain (b) kepala sekolah bersemangat untuk bekerja sama (c) kepala sekolah akrab dalam berdiskusi

(3) dimensi intimate antara lain mencakup indikator: (a) kepala sekolah saling mendukung satu sama lain (b) kepala sekolah merasakan pekerjaan milik bersama

(c) kepala sekolah mempunyai kesamaan tujuan dalam bekerja (4) dimensi directive antara lain mencakup indikator:

(a) pimpinan memonitor apapun yang dikerjakan kepala sekolah (b) peraturan pimpinan sangat ketat

(c) pimpinan mengecek pekerjaan

(26)

(c) kepala sekolah memiliki banyak kepentingan komite (6) dimensi disengaged antara lain mencakup indikator:

(a) pertemuan kelompok tidak bermanfaat

(b) ada kelompok minoritas berlawanan dengan kelompok minoritas (c) kepala sekolah bertele-tele ketika berbicara dalam pertemuan

Etos kerja kepala sekolah (X2) adalah penampilan perilaku kerja yang

ditandai oleh keluwesan gerak ritme dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kualitas, kecepatan dan jumlah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Variable etos kerja kepala sekolah terdiri dari empat dimensi yaitu: conceptual skills, human skill, technical skill dan educator.

Efektivitas sekolah (Y) adalah suatu ukuran yang menyatakan berapa besar rasio hasil (target) baik kuantitas maupun kualitas dalam kurun waktu tertentu dicapai semakin besar rasio yang dicapai, semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Abin Samsuddin (1999:1) mengemukakan bahwa efektivitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil-hasil yang dicapai (achievmens atau abserved outputs) sebagaimana telah ditetapkan. Ukuran-ukuran yang dipakai dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah ynag diperoleh atau ditargetkan dalam jangka waktu tersebut. N. Hatton and D. Smith (1992:5) dimensi dari efektivitas sekolah yang dijadikan bahan penelitian yaitu: 1. Kebermaknaan Proses Belajar Mengajar (PBM)

2. Manajemen sekolah/pengelolaan sekolah

(27)

4. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat 5. Out put sekolah (hasil dan prestasi) 6. Out come (Benefit)

H. Anggapan Dasar

Peneliti dipandang perlu merumuskan anggapan dasar penelitian dengan maksud (1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; (2) mempertegas variabel yang menjadi fokus penelitian (3) berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis; (4) dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitian ini melalui telaahan berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan variabel iklim organisasi sekolah, etos kerja kepala sekolah dan efektivitas sekolah.

Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk mmeperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan. Anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian.

Anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian yaitu:

(28)

2. Etos kerja kepala sekolah adalah penampilan perilaku kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak ritme dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kualitas, kecepatan dan jumlah (Grounland, 1982:86). Mangkunegara (2001:67) menyatakan bahwa kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.

3. Efektivitas sekolah adalah suatu ukuran yang menyatakan berapa besar rasio hasil (target) baik kuantitas maupun kualitas dalam kurun waktu tertentu dicapai semakin besar rasio yang dicapai, semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Abin Samsuddin (1999:1) mengemukakan bahwa efektivitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil-hasil yang dicapai (achievmens dan abserved outputs) sebagaimana telah ditetapkan. Ukuran-ukuran yang dipakai dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah yang diperoleh atau ditargetkan dalam jangka waktu tersebut.

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan anggapan dasar tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian yaitu:

1. Iklim organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sekolah di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut.

(29)

3. Iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah berpengaruh positif terhadap efektivitas sekolah di SMP Negeri se-Wilayah V Kabupaten Garut.

Pengaruh antar variabel digambarkan sebagai berikut:

J. Metoda Penelitian

Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode studi deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian. Ketetapan ketentuan metode ini didasarkan pada pendapat Surachmad (1982:139), bahwa aplikasi metode ini dimaksudkan untuk penyelidikan yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.

Pendapat sama dikemukakan oleh Nasution (1998:41) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi sosial dengan memusatkan pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan pengaruh antara berbagai variabel. Pemilihan metode deskriptif

r

. X1X2Y

r

.X2Y

r

.X1Y Iklim Organisasi

( X1)

Etos Kerja Kepala Sekolah (X2)

(30)

dalam penelitian ini juga karena masalah yang sedang diteliti merupakan masalah yang sedang berlangsung dilingkungan sekolah.

Pendekatan yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian survey. Menurut Kerlinger (2000:660) “penelitian survey mengkaji populasi yang besar maupun yang kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu menemukan isidensi, distribusi dan interlelasi relatif dari variable- variabel sosiologi dan psikologi. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Sejalan dengan Effendi (1995:3) mengatakan bahwa penelitian survey adalah “penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuosioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Menurut tingkat yang ekpalansinya, penelitian ini termasuk kedalam penelitian asosiatif adalah penelitian yang mencari pengaruh antar satu variabel dengan variabel lainnya. (Sugiono, 2006:11) dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah iklim organisasi sekolah, etos kerja kepala sekolah, dan efektivitas sekolah.

K. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada SMP Negeri se-Wilayah V Kabupaten Garut 2. Populasi

Sebagai populasi penelitian terdiri dari 15 SMP Negeri dengan jumlah guru dan kepala sekolah sebagai responden sebanyak 450 orang.

(31)
(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan ini digunakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakna metode studi deskriftif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian. Ketetapan penentuan metode ini didasarkan pada pendapat Surachmad (1982:139), bahwa aplikasi metode ini dimaksudkan untuk penyelidikan yang tertruju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.

Pendapat sama dikemukakan oleh Nasution (1998:41) menjelaskan bahwa penelitian deskriftif dimaksudkan untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial dengan memusatkan pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan pengaruh antar berbagai variabel. pemilihan metode deskriftif dalam penelitian ini juga karena masalah yang sedang diteliti merupakan masalah yang sedang berlangsung di lingkungan sekolah.

(33)

kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Menurut tingkat ekplansinya, penelitian ini termasuk kedalam penelitian asosiatif adalah penelitian yang mencari pengaruh antar satu variabel dengan veriabel lainnya ( Sugotono, 2006:11). Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah iklim organisasi, etos kerja kepala sekolah, dan efektifitas sekolah.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable) . variabel bebas adalah iklim organisasi (X1) dan etos kerja kepala sekolah (X2), sedangkan

variabel terikat efektifitas sekolah (Y).

Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu: (a) mendefinisi operasional variabel penelitian, (b) menyusun indikator variabel penelitian, (c) menyusun kisi-kisi instrument, (d) melakukan uji coba instrument, dan (e) melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrument.

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri.S (2003:46-47) memberikan penelitian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional variabel penelitian.

(34)

pengaruh antar pribadi, dan humanism dalam ideologi pengendalian siswa (Wayne K. Hoy, 2001:189).

Etos kerja kepala sekolah (X2) adalah penampilan perilaku kerja yang

ditandai oleh keluwesan gerak ritme dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kualitas, kecepatan dan jumlah (Grounland, 1982:86). Mangkunegara (2001:67) menyatakan bahwa kinerja berasal dari kata : job performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.

Efektivitas sekoah (Y) adalah suatu ukuran yang menyatakan berapa besar rasio hasil (target) baik kuantitas maupunkualitas dalam kurun waktu tertentu dicapai semakin besar rasio yang dicapai, semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Abin Samsyuddin (1999:1) mengemukakan bahwa efektivitas sekolah pada

dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antar hasil-hasil yang dicapai (achievmens atau abserved outputs) sebagaimana telah ditetapkan. Ukuran-ukruan

yang dipakai dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah yang diperoleh atau ditargetkan dalam waktu tertentu.

Adapun keterhubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ini :

R2X1X22

X22

X12 Iklim Organisasi

( X1)

dfsdf

Etos Kerja Kepala Sekolah (X2)

(35)

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

[image:35.595.114.509.227.741.2]

Berkenaan dengan penelitian ini, maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut yang berjumlah 518 guru dari 15 SMP Negeri. Pemilihan populasi guru merupakan objek pokok dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, proses pengambilan sampling dilakukan menggunakan random sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Tabel 3.1

Data Populasi Penelitian

No Nama SMP

Jumlah Guru Pendidikan Guru

PNS Non

PNS Jumlah S2 S1 DII

1 Bayongbong I 38 10 48 8 40 -

2 Bayongbong 2 23 20 43 6 77 -

3 Bayongbong 3 15 30 45 5 40 -

4 Cisurupan 1 30 13 43 8 35 -

5 Cisurupan 2 8 22 30 4 26 -

6 Cisurupan 3 11 12 23 3 20 -

7 Pamengpeuk 1 19 37 56 6 50 -

8 Cisompet 1 14 23 37 3 34 -

9 Banjarwangi 1 12 16 28 3 25 -

10 Banjarwangi 2 10 26 36 3 33 -

11 Singajaya 1 16 8 24 2 22 -

12 Peundeuy 1 6 11 17 2 15 -

13 Cibalong 1 13 29 42 2 40 -

14 Cikelet 1 11 9 20 2 18 -

15 Pakenjeng 1 10 16 26 2 25 -

Jumlah 518

(36)

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik penentuan jumlah sampel mengacu pada pendapat Surakhmad (1989:100) yang mengatakan bahwa : “untuk pedoman umum saja dapat dikatakan bahwa bila populasi cukup homogen, terhadap populasi di bawah seratus dapat diambil sampel sebanyak 50% dan diatas seribu dapat diambil 15%, untuk jaminan ada baiknya sampel ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi”.

[image:36.595.113.523.245.756.2]

Mengingat keadaan populasi di SMP Negeri se-Wilayah V Kabupaten Garut sangat homogen maka pengambilan sampel sebanyak (50% x 518) +1 yaitu 261 orang, adapun penyebaran sampel seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Data Sampel Penelitian

No Nama SMP

Jumlah Guru

Jumlah Responden

Pendidkan Guru PNS Non

PNS Jumlah S2 S1 DII

1 Bayongbong I 38 10 48 24 8 40 -

2 Bayongbong 2 23 20 43 22 6 77 -

3 Bayongbong 3 15 30 45 23 5 40 -

4 Cisurupan 1 30 13 43 22 8 35 -

5 Cisurupan 2 8 22 30 15 4 26 -

6 Cisurupan 3 11 12 23 12 3 20 -

7 Pamengpeuk 1 19 37 56 28 6 50 -

8 Cisompet 1 14 23 37 18 3 34 -

9 Banjarwangi 1 12 16 28 14 3 25 -

10 Banjarwangi 2 10 26 36 18 3 33 -

11 Singajaya 1 16 8 24 12 2 22 -

12 Peundeuy 1 6 11 17 9 2 15 -

13 Cibalong 1 13 29 42 21 2 40 -

14 Cikelet 1 11 9 20 10 2 18 -

15 Pakenjeng 1 10 16 26 13 2 25 -

(37)

D. Langkah-Langkah Pengumpulan Data 1. Kisi-kisi instrument penelitian

Instrumen penelitian dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket dengan kisi-kisi berdasarkan variabel penelitian. Adapun kisi-kisi instrument penelitian sebagai berikut:

Kisi-Kisi Instrument Penelitian

Kisi-Kisi Penelitian variabel Iklim organisasi (X1)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR ITEM

1 2 3

1. supportive a. menggunakan kritik secara konstruktif b. mau mendengarkan saran orang lain c. luwes dalam berkomuniksi

1 2 3 2. collegial a. kepala sekolah berteman baik dengan

yang lain

b. kepala sekolah bersemangat untuk bekerja sama

c. kepala sekolah akrab dalam berdiskusi

4

5

6 3. intimate a. kepala sekolah saling mendukung satu

sama lain

b. kepala sekolah merasakan pekerjaan milik bersama

c. kepala sekolah mempunyai kesamaan tujuan dalam bekerja

7

8

9

4. directive a. pimpinan memonitor apapun yang dikerjakan guru

b. peraturan pimpinan sangat ketat c. pimpinan mengecek pekerjaan

10

11-12 13-14 5. restrictive a. kepala sekolah disibukkan dengan

pekerjaan

(38)

b. kewajiban rutin guru terganggu c. kepala sekolah memiliki banyak

kepentingan komite

16 17

6. disengaged a. pertemuan kelompok tidak bermanfaat b. ada kelompok minoritas, berlawanan

dengan kelompok mayoritas c. kepala sekolah bertele-tele ketika

berbicara dalam pertemuan

18 19

20

Catatan: iklim organisasi (x1) dikembangkan dari Hoy and Miskel (2001 : 193-194)

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Etos Kerja Kepala Sekolah (X2)

Varia

bel Dimensi Indikator Sub Indikator

No Item

1 2 3 4 5

Etos kerja kepala sekolah (Y) Conceptual skills,

a. Program sekolah

b. Visi sekolah

c. Program pengembangan sekolah

d. Program supervisi

1) Kemampuan untuk merumuskan program sekolah

2) Merumuskan visi sekolah

3) Kemampuan

menganalisis visi ke misi sekolah

4) Menyusun program pengembangan kurikulum

5) Merumuskan program supervisi sekolah 1+ 2+ 3- 4+ 5- Human skill

a. Berkomunikasi

b. Memahami perilaku bawahan c. Kerja sama

1) Kemampuan

berkomunikasi secara jelas dengan guru 2) Kemampuan

memahami perilaku guru

3) Kemampuan menciptakan kerja sama dengan guru

6-

7+

(39)

d. Perilaku

e. Masyarakat belajar

4) Dapat diterima di kalangan guru dan masyarakat

5) Pengembangan masyarakat

9+

10- Technical

skill

a. Metode mengajar

b. Pengambilan keputusan c. Menggerakan

bawahan

d. Memberdayakan sarana prasarana e. Mengatasi

konflik f. Prosedur

kesejahteraan bawahan

1) Pengetahuan dan penguasaan metode belajar

2) Proses pengambilan keputusan

3) Menggerakan para guru untuk bekerja giat 4) Memanfaatkan dan

memberdayakan sarana sekolah

5) Penguasaan teknik menangani konflik 6) Pengurusan prosedur

kenaikan tingkat guru

11+ 12+ 13- 14+ 15- 16-

educator a. Mengikuti perkembangan iptek

1) Meningkatkan kemampuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

17+

Kisi-kisi instrument variabel efektivitas sekolah (Y)

Variabel Dimensi Indikator-indikator No.

1 2 3 4

Efekti fitas Sekolah (Y)

1. Kebermaknaan proses belajar mengajar

1. Merencanakan PBM

2. Melaksanakan PBM (prestasi) 3. Evaluasi PBM

1 2 3

2. Manajemen Sekolah a. Renstra dan rencana pengembangan strategis b. Pengorganisasian pelaksanaan

4

(40)

c. program keuangan dan sarana prasarana

d. Pengawasan program kegiatan 6

3. Efektivitas budaya sekolah (klim sekolah yang kondusif)

a. Kondisi sekolah mendukung untuk PBM

b. Memberikan penghargaan bagi siswa ynag berprestasi

c. Semua siswa mentaati tata tertib aturan sekolah

7

8

9

4. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat

a. Bisa dihubungi dengan mudah b. Bersikap responsive kepada

guru, staf dan TU

c. Melaksanakankepemimpinan yang terpokus pada

pembelajaran

d. Rasio antar guru/siswa sesuai dengan rasional

10

11

12

13

5. Out put sekolah (hasil prestasi)

Kelulusan siswa tahun terakhir

14

6. Out come (benefit)

Peringkat rata-rata ujian akhir tingkat kabupaten

15

Catatan: Efektifitas Sekolah (Y) dikembangkan dari N. Hatton and D. Smith(1992:5)

2. Instrument Penelitian

(41)

pembimbingan dari ahli di bidang tersebut. Setelah pengembangan kisi-kisi menjadi instrument, instrument tersebut diuji cobakan selanjutnya dihitung validitas dan reliabilitas instrument tersebut. Instrument penelitian terlampir.

3. Uji Coba Instrumen a. Validitas Instrumen

Sebelum digunakan intrumen penelitian dilakukan uji coba intrumen. Ujicoba dilakukan dengan cara menyebarkan angket tersebut kepada 30 responden. Setelah diperoleh data hasil isian dari responden, selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui validitas dan realibilitas intrumen dengan menggunakan uji validitas dan realiabilitas.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas intrumen adalah :

)

}

( )

                 − − =

y

y

X

X

r

N N y x xy N hitung 2 2 2 2 ) ( ) )( ( ) (

Keterangan : N = jumlah responden

X = jumlah sekor jawaban responden pada tiap item pertanyaan y = jumlah sekor jawaban responden seluruh pertanyaan

r

hitung = koefisien korelasi antara variable x dan variable y.

Selanjutnya dihitung dengan Uji- t dengan rumus:

2 1 2 r n r thiyung − − =

Keterangan: t = Nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil

r

hitung

n = jumlah responden Dilanjutkan mencari nilai

t

(42)

Tolak ukur untuk menginprestasikan derajat validitas digunakan criteria sebagai berikut:

t

hitung >

t

tabel berarti valid dan jika

t

hitung <

t

tabel berarti tidak valid b. Reliabilitas Instrumen

Sedangkan Rumus yang dipakai untuk mencari koefisien reliabilitas uraian dikenal dengan rumus Alpa seperti dibawah ini :

        −     − =

S

S

r

t i n k k 2 2 1 1

Dengan :

r

n = Reliabilitas yang dicari, k = banyaknya item soal

S

i2 = jumlah variansi skor tiap item

S

t2 = variansi skor total

Selanjutnya mencari tabel r product moment dengan dk= n-1 pada signifikan α =05

Dilanjutkan membandingkan

r

hitung dengan

r

tabel dengan kriteria : jika

r

hitung >

r

tabel maka intsrumen penelitian Reliabel dan jika

r

hitung <

r

tabel maka intsrumen penelitian tidak Reliabel

Berdasarkan hasil uji diperoleh data hasil pengolahan uji validitas dan raliabilitas untuk angket masing-masing variabel sebagai berikut ini.

a. Validitas dan reliabilitas variabel iklim organisasi.

(43)

Berdasarkan hasil analisis diperoleh

t

hitung sebesar 27,43 dan

t

tabel adalah

2,977; maka karena

t

hitung >

t

tabel angket intrumen tersebut valid. 2) Uji validitas tiap item untuk variabel iklim organisasi.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh

t

hitung dan

t

[image:43.595.110.515.217.762.2]

tabel sebagaiman pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel iklim organisasi Nomor Item

angket

r

hitung

r

tabel Interprestasi

1 0,71 0,361 Valid

2 0,68 0,361 Valid

3 0,79 0,361 Valid

4 0,38 0,361 Valid

5 0,79 0,361 Valid

6 0,87 0,361 Valid

7 0,41 0,361 Valid

8 0,85 0,361 Valid

9 0,50 0,361 Valid

10 0,87 0,361 Valid

11 0,87 0,361 Valid

12 0,82 0,361 Valid

13 0,88 0,361 Valid

14 0,73 0,361 Valid

15 0,83 0,361 Valid

16 0,68 0,361 Valid

17 0,88 0,361 Valid

18 0,89 0,361 Valid

19 0,81 0,361 Valid

(44)

Dari 20 item angket ternyata semua item valid, sehingga instrumen tersebut layak digunakan dalam penelitian.

3) Uji reliabilitas angket untuk variabel iklim organisasi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh

r

hitungsebesar 0,94 dan

r

tabel adalah 0,37. maka karena

r

hitung >

r

tabel angket intrumen tersebut realiabel.

b. Validitas dan reliabilitas variabel Etos Kinerja Kepala Sekolah

1) Uji vaiditas kontruksi keseluruhan angket untuk variabel Etos Kinerja Kepala Sekolah.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh

t

hitung sebesar 20,869 dan

t

tabel

adalah 2,977. maka karena

t

hitung >

t

tabel angket intrumen tersebut valid. 2) Uji validitas tiap item untuk variabel Etos Kinerja Kepala Sekolah.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh

t

hitung dan

t

[image:44.595.110.516.228.750.2]

tabel sebagaiman pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel Etos Kinerja Kepala Sekolah Nomor Item

angket

r

hitung

r

tabel Interprestasi

1 0,90 0,361 Valid

2 0,86 0,361 Valid

3 0,90 0,361 Valid

4 0,73 0,361 Valid

5 0,72 0,361 Valid

(45)

7 0,83 0,361 Valid

8 0,84 0,361 Valid

9 0,89 0,361 Valid

10 0,73 0,361 Valid

11 0,79 0,361 Valid

12 0,83 0,361 Valid

13 0,90 0,361 Valid

14 0,87 0,361 Valid

15 0,87 0,361 Valid

16 0,76 0,361 Valid

17 0,90 0,361 Valid

Dari 17 item angket ternyata semuannya valid maka item soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.

3) Uji reliabilitas angket untuk variabel Etos Kinerja Kepala Sekolah Berdasarkan hasil analisis diperoleh

r

hitungsebesar 0,97 dan

r

tabel adalah 0,37. karena

r

hitung >

r

tabel maka angket intrumen tersebut realiabel.

c. Validitas dan reliabilitas angket variabel efektifitas sekolah.

1) Uji vaiditas kontruksi keseluruhan angket untuk variabel efektifitas sekolah Berdasarkan hasil analisis diperoleh

t

hitung sebesar 12,98 dan

t

tabel adalah 2,977. maka karena

t

hitung >

t

tabel angket intrumen tersebut valid. 2) Uji validitas tiap item untuk variabel efektifitas sekolah.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh

t

hitung dan

t

[image:45.595.107.517.110.640.2]
(46)
[image:46.595.110.518.143.641.2]

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel efektifitas sekolah Nomor Item

angket

r

hitung

r

tabel Interprestasi

1 0,75 0,361 Valid

2 0,71 0,361 Valid

3 0,79 0,361 Valid

4 0,55 0,361 Valid

5 0,80 0,361 Valid

6 0,53 0,361 Valid

7 0,52 0,361 Valid

8 0,77 0,361 Valid

9 0,79 0,361 Valid

10 0,75 0,361 Valid

11 0,74 0,361 Valid

12 0,64 0,361 Valid

13 0,73 0,361 Valid

14 0,57 0,361 Valid

15 0,75 0,361 Valid

Dari 15 item angket ternyata semuannya valid maka item soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.

3) Uji reliabilitas angket untuk variabel efektifitas sekolah. Berdasarkan hasil analisis diperoleh

r

hitungsebesar 0,91 dan

r

tabel adalah 0,37. maka karena

r

(47)

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui data tentang berpengaruh iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah di SMP Negeri se-Wilayah V Kabupaten Garut digunakan teknik angket dengan responden guru, angket diberikan kepada guru-guru di 3 SMP Negeri se-Wilayah V Kabupaten Garut. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inperensial, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Uji normalitas untuk setiap variabel 1) Mencari rata-rata

2) Mencari simpang baku

3) Membuat daftar distribusi frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi a. Nilai tertinggi

b. Nilai terendah c. Jumlah responden

d. Range = data terbesar – data terkecil e. Banyaknya kelas = 1+ 3,3 log n f. Panjang kelas (p) =

4) Menghitung nilai χ2 ( chi kuadrat ) χ2hitung =

Keterangan

Oi = Frekuensi observasi BK = Batas kelas

(48)

L = Luas tiap kelas interval ( menggunakan daftar z) Ei = Frekuensi ekspansi ( n x L)

5) Menentukan derajat kebebasan (Db) db = K – 3 6) Menetukan χ2 dari daftar

b. Analisis Deskriptif

Untuk tiap-tiap variabel dilakukan analisis deskriptif sebagai berikut : 1) Rata-rata

2) Total skor 3) Jumlah item

4) Skor ideal untuk item tertinggi 5) Skor ideal untuk item terendah 6) Rata-rata item

7) Angka presentase c. Analisis parametik

1) Menghitung angka korelasi

Teknik analisis data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran hipotesis penelitian, langkah pertama meghitung korelasi antar masing- masing variabel dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

r x1x2 =

2) Determinasi

(49)

Keterangan

KP = Nilai koefisien determinasi R = Nilai koefisien korelasi

Selanjutnya menghitung tingkat signifikan variabel X1 terhadap X2

dengan rumus: T hitung =

Selanjutnya pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai berikut: Jika t hitung≥ t tabel maka Ho ditolak artinya signifikan

T hitung≤ t tabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan

3) Regresi antar variabel

Untuk menghitung regresi dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Ŷ = a+bX

Ŷ = Variabel Y

X = Variabel indevenden

Koefisien regresi a dapat dihitung dengan

( )

(

)

( )(

)

(

)

− − = 2 2 2

X

X

n XY X X Y a

Koefisien regresi b dapat dihitung dengan

(50)

Setelah mengetahui harga a dan b maka dilanjutkan dengan menyusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ= a+bX

Ini berarti terjadi perubahan variabel Y sebesar a+b variabel X. Nilai a merupakan angka konstanta.

Nilai b menunjukan: 1. arah regresi

2. perubahan rata-rata variabel Y adalah sebesar b setiap kali perubahan atas satu unit variabel X.

4). Melakukan uji signifikasi

Untuk melakukan uji signifikasi dengan langkah-langkah sebagai berikut: a). Mencari jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

( )

n Y JK g a

2 ) ( Re

=

b). Mencari jumlah kuadrat regresi

(

)( )

      − =

n Y X XY b JKReg(a|b)

c). Mencari jumlah kuadrat residu

2 Re Re − = n JK RJK s s

d). Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi

) ( Re )

(

Reg a JK g a

RJK =

e). Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu

) ( Re ) | ( Re 2

Res Y JK g ab JK g a

JK =

− −
(51)

Jika FhitungFtabel maka signifikan

Dan jika FhitungFtabel maka tidak signifikan

(1). Menentukan Fhitung dengan rumus sebagai berikut ini.

s b a g hitung

RJK RJK F

Re ) | ( Re =

(2). Menentukan Ftabel dengan rumus sebagai berikut ini.

( )( ( )( )) { dk g b a dk s }

tabel F

F = 1−α Re | Re

g). Menentukan kesimpulan

Jika FhitungFtabel maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel X terhadap variabel Y signifikan.

Dan jika FhitungFtabel maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel X terhadap variabel Y tidak signifikan.

1) Menghitung korelasi ganda a. Keeratan hubungan

Untuk mengetahui keeratan hubungan antar beberapa variabel digunakan rumus koefisien korelasi ganda sebagai berikut :

Rrx1x2y =

b. Determinasi

KP = r2 x 100%

KP = Nilai koefisien determinasi R = Nilai koefisien korelasi

(52)

Fhitung =

Selanjutnya menghitung f tabel dengan rumus sebagai berikut: F tabel = f {(1-α)(dk = k)(dk = n-k-1)}

Setelah dihitung dilanjutkan dengan penentuan kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel maka tolak Ho terima Ha dan

Jika F hitung < F tabel maka tolak Ha terima Ho

c. Regresi ganda

Untuk menghitung regresi ganda antar variabel dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membuat Hi dan Ha dalam bentuk kalimat 2. Membuat Hi da Ha dalam bentuk statistik

3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik

4. Menghitung nilai-nilai persamaan b1, b2 dan a dengan cara memasukan nilai-nilai perhitungan statistik pada tabel diatas kepada rumus :

(53)

Kemudian memasukan nilai-nilai tersebut kedalam persamaan b1,b2 dan a sebagai berikut :

b1 =

ba =

a = ∑ –b1 ∑ b2

Jadi persamaan regresi ganda sebagai berikut : y = a + b1X1 + b2X2 + …..+bnXn

2) Menentukan korelasi ganda dengan rumus :

3) Mencari nilai kontribusi korelasi ganda dengan rumus : KP = (Rx1x2.r)2.100%

4) Menguji signifikan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan

rumus : F hitung =

F hitung = F {(1-α).(dk-m)(dk-n-m-1)}

5) Membuat kesimpulan

Jika ternyata f hitung >f tabel maka Ho ditolak dan terima Ha

(54)

Dari hasil temuan dalam penelitian maka peneliti dapat memberikan kesimpulan,

saran dan rekomendasi sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Dari data hasil penelitian dapat ditapsirkan bahwa iklim organisasi pada SMP

Se-Wilayah V Kabupaten Garut dengan rata-rata skor 3,59 dan rata-rata prosentase

71,75%. Hal ini berarti bahwa dalam iklim organisasi dapat diinterprestasikan

tinggi.Etos kerja kepala sekolah pada SMP Se-Wilayah V Kabupaten Garut, sudah

relative tinggi hal ini ditunjukan dengan perolehan rata-rata skor jawaban responden

untuk variable tersebut sebesar 3,89 atau prosentase 77,59%.Efektifitas sekolah pada

SMP Se-Wilayah V Kabupaten Garut, sudah relative tinggi hal ini ditunjukan dengan

rata-rata skor jawaban responden untuk variable tersebut dengan rata-rata skor 3,93

dan rata-rata prosentase 78,69%.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Iklim organisasi terhadap efektivitas sekolah

pada SMP Se-Wilayah V Kabupaten Garut. Keterhubungan antara Iklim organisasi

dengan efektivitas sekolah berkorelasi sebesar 0,47 termasuk pada kategori sedang

dengan kontribusi iklim organisasi terhadap efektivitas sekolah sebesar 22,15%.

Dengan persamaan regresi Y = 30,69 + 0,40X1 dapat diartikan bahwa akan terjadi

peningkatan satu poin varaiabel efektivitas sekolah setiap kali penambahan sebesar

30,69 ditambah 0,40 iklim organisasi.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara etos kerja kepala sekolah dengan

efektivitas sekolah pada SMP Se-Wilayah V Kabupaten Garut. Keterhubungan

(55)

dapat diartikan bahwa akan terjadi peningkatan satu poin varaiabel efektivitas sekolah

setiap kali penambahan sebesar 23,67 ditambah 0,52 etos kerja kepala sekolah.

4. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Iklim organisasi dan etos kerja

kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah pada SMP Se-Wilayah V Kabupaten

Garut. Keterhubungan antara iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah dengan

efektivitas sekolah berkorelasi sebesar 0,66 termasuk pada kategori kuat, dengan

kontribusi iklim organisasi dan etos kerja kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah

sebesar 43,25%. Dengan persamaan regresi Y = 7,09 + 0,31X1 + 0,44X2 dapat

diartikan bahwa akan terjadi peningkatan satu poin varaiabel efektivitas sekolah

setiap kali penambahan sebesar 7,09 ditambah 0,31 iklim organisasi ditambah 0,52

etos kerja kepala sekolah.

B. Rekomendasi

1. Meskipun Iklim Organisasi pada sekolah menengah pertama se-wilayah V Kabupaten

Garut sudah berjalan dengan baik, tetapi agar lebih optimal maka implementasinya

harus lebih ditingkatkan terutama dimensi directive yang masih perlu peningkatan,

karena nilainya walaupun tinggi tetapi di banding dimensi yang lain dikatagorikan

cukup. Menurut para ahli, dimensi directive dapat ditingkatkan melalui program

kepala sekolah dengan kurikilum yang dikembangkan di sekolah. Didasari hal tersebut

(56)

b.Pimpinan sekolah harus membuat peraturan, yang sangat ketat sehingga guru dan

siswa dapat lebih disiplin.

c.Pimpinan sekolah harus mengecek semua pekerjaan di sekolah sehingga dapat

terakomodir.

2. Meskipun Etos Kerja Kepala Sekolah di sekolah menengah pertama se-wilayah V

Kabupaten Garut sudah berjalan dengan baik, tetapi agar lebih optimal maka

implementasinya harus lebih ditingkatkan terutama dimensi Educator yang masih

perlu peningkatan, karena nilainya walaupun tinggi tetapi di banding dimensi yang

lainnya dikatagorikan rendah. Menurut para ahli, dimensi Educator dapat ditingkatkan

melalui program kepala sekolah dengan kurikilum yang dikembangkan di sekolah.

Didasari hal tersebut maka peneliti menganjurkan supaya mengikuti perkembangan

iptek untuk meningkatkan kemampuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Meskipun Efektivitas Sekolah di sekolah menengah pertama se-wilayah V Kabupaten

Garut sudah berjalan dengan baik, tetapi agar lebih optimal maka implementasinya

harus lebih ditingkatkan terutama dimensi Out come (benefit) yang masih perlu

peningkatan, karena nilainya walaupun tinggi tetapi di banding dimensi yang lainnya

dikatagorikan rendah. Menurut para ahli, dimensi Out come (benefit) dapat

(57)
(58)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2005). Pemerintah Wirausaha (Meningkatkan Layanan dan Kepuasan Konsumen). Bandung : Alpabeta

Akdon (2005). Pengembangan Sekolah di Era Desentralisasi Otonomi Daerah. Bandung. Mutiara Ilmu.

Anwar Idochi, M. (1984). Pengaruh Iklim Organiasasi Sekolah dan Kepuasan Kerja terhadap Performans Kerja Guru SMEA di Kota Bandung. Tesis. Bandung: UPI.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan ke-11.

Arifin, R. (2003). Perilaku Organisasi. Malang: Bayu Media.

Biyantu. (2007) Manajemen Pembelajaran (Studi tentang pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Iklim Kerja Guru dan Teknologi Pembelajaran terhadap Kinerja Guru dan Kualitas Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Di Kota Pekanbaru). UPI Disertai Tidak Diterbitkan.

C. Turney, (1992) Conseptualising the managemen processs. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

D Smith, N.Hatton (1992:5). Efectivity Shcooll. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Fakry Gaffar, M. (1987). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud.

Gibson, Ivancevich dan Donely (1995). Organization. Texas: Ricard D Irwtns,Inc.

Gibson, James L., John M, Ivansevich. dan James H. Donnely, Jr. (1996). Organisasi, perilaku, Struktur, Proses. (Alih Bahasa Nunuk Adiarni). Jakarta: Binarupa Aksara.

(59)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Komariah, A. dan Triana. C. (2006). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kerlinger, Fred N. (2000) Asas-asas Penelitian Humanioral: Yogyakarta: FE UGM.

Kerlinger, F,N (1996) Foundation of Behavioral Research. Rinehart and Winsston Inc Terjemahan. Gajah Mada university Press.

Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nanang Fattah (2000). Landasan Manajemen Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bina Aksara.

Riduwan (2006). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung CV Alpabet.

Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: CV Alfabeta. Siagian, Sondang P. (1980). Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan.

Jakarta: Gunung Agung.

Smith, M.D. (1978). Educational Psychology and Its Classroom Applications. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Sudjana (2005). Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.

Sugiyono (2007). Metoda Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alpabeta.

(60)

Surachmad, Winarno. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Bandung. Tarsito.

Surya, M. (2005). Mencermati Kebijakan Pendidikan dalam Mewujudkan Kemandirian Guru dalam Kerangka Reformasi Pendidikan di Unmuh Malang

Syaiful Sagala. 2002. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta. Syamsudin, makmun. Abin. (1999). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tilaar, H.A.R. (2001). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Persepektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia.

Tjiptanto. Fandi. (2000). Prinsif-prinsif Total Quality Service. Yogyakarta. Andi Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV

Medya Duta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.

Wahjosumidjo. (1995). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(61)

DAFTAR JURNAL

……….. , (10 Desember 2007) Sekolah Efektif http://lecgarut.wordpress.com /2007/12/10/ sekolah-efektif/

Admin W.I. (28 April 2008). Kajian Kinerja Kepala Sekolah. LPMP D.I.Yogyakarta -- "The Services for better Education"

Danumiharja, M. (2001). Peran Guru sebagai Inovator. Jurnal Formasi 5 (3). Kusnan. Akhmad (2004) Analisis Sikap Iklim Organisasi, Etos Kerja Dan

Disiplin Kerja Dalam Menentukan Efektivitas Kinerja Organisasi Di Garnisun Tetap III Surabaya. Program pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=335 Moejiono (2010) Bagaimanakah Sekolah Efektif? http://www. lpmpnad.com/?

content=article_detail&idb=22 (17 Mei 2010)

Naham. Arnold (July 9, 2008). Sekolah Efektif. http://jeperis.blogspot.com/ 2008/07/sekolah-efektif.html

Rahmawati. Laeli. (2010/01) Sekolah Efektif Tersedia http://alelqsay.blogspot. com /2010/01/sekolah-efektif.html (17 Mei 2010)

Ridwan, (2008/10/16) Sekolah Efektif. Tersedia http://ridwan202. wordpress.com/2008/10/16/sekolah-efektif/. (17 Mei 2010)

Sasno. (Monday, 08 June 2009 ). Sekolah Efektif . http://alelqsay.blogspot.com/ (15 Mei 2010)

Sri Damayanti. 2008. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah .http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/profesionalisme-kepemimpinan-kepala-sekolah/

Sugiyati Sri.(2005) Persepsi Guru Tentang Iklim Organisasi Sekolah, Motivasi Berprestasi Dan Kreativitas Terhadap Prestasi Kerja Guru Sd Sekecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sunarto Anton. (2009) Membangun Citra Guru, Menuju Sekolah Efektif. Tersedia http://re-searchengines.com/anton10081.html (15 Mei 2010)

Supriyanto (21 May 2001) Sekolah “Amburadul” Karena Kinerja Kepala Sekolah Buruk. http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1873

(62)

Trie. Bambang (2009) Iklim Organisasi http://www.bambangtrie.com/?p=6

Ukat, Joni, (Senin, 01 Sep 2008, | 2238.) Konsep Sekolah Efektif. Tersedia http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=25689 (17 Mei 2010)

Wahidin (September 26, 2008). Hubungan kinerja kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru di sekolah. http://makalahkumakalahmu.

Gambar

Tabel
Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Iklim Organisasi Terhadap Efektivitas Sekolah ……………
Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Data Sampel Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Media Poster untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

perbedaan yang bermakna antara hasil pengukuran SFAR subyek pada kelompok. kasus dan kelompok kontrol dengan nilai

Di mana dalam analisis ini dibahas lima dimensi penentu kualitas jasa yang mempengaruhi konsumen yang terdiri dari analisa keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati, dan

Akan tetapi sebelum mendirikan suatu usaha kita harus menganalisis lebih dulu apakah usaha kita itu menguntungkan atau tidak dimasa yang akan datang. Tujuan dari penilaian

Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Bebas Terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika.. Variables

Terima kasih atas dukungan dan doa yang kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan semoga kita sukses semua dan dapat berkumpul kembali..

BENTUK-BENTUK PERJUANGAN TOKOH UTAMA MENGEJAR IMPIAN DALAM NOVEL BIRU KARYA AGNES JESSICA: KAJIAN PSIKOLOGI.. SASTRA Oleh Bima