• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTS Penelitian Tindakan Sekolah Supervisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PTS Penelitian Tindakan Sekolah Supervisi"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

IQBAL FAHRI, S. Pd. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Supervisi Akademik di SMP Daar el-Salam, Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), Bogor: SMP Daar el-Salam, Desember 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Pada setiap siklus memiliki perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Subyek penelitian kepala

sekolah dan guru. Kepala sekolah dengan tindakan supervisi akademiknya, sedangkan

guru SMP Daar el-salam sebagai obyek sekaligus subyek dalam pemberian perlakuan

supervisi akademik. Teknik pengumpulan data melalui supervisi kelas dengan tahapan

mensupervisi guru dalam proses pembelajaran dan pengamatan pembelajaran di kelas,

untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan penelitian terutama

pada waktu proses pembelajaran berlangsung.

Teknik analisa data yang menjadi pedoman pengolahan data dengan

menggunakan prosentase (%) pencapaian dengan konstanta 100. Dan untuk melihat

interpertasi dengan menggunakan kriteria interpertasi skor untuk memperkuat penafsiran

dalam kesimpulan sebagai berikut: 80% - 100% (Baik Sekali), 66% - 79% ( Baik), 56%

- 65% (Cukup), dan 40% - 55% (Kurang).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pelaksanaan proses

pembelajaran mengalami peningkatan prosentase pada tiap tahapannya, dari siklus I

(2)

Terdapat peningkatan kemampuan guru sebesar 5% dari siklus I. Secara rinci terjadi

peningkatan yang signifikan terhadap kondisi awal sekolah bila dibandingkan dengan

keadaan akhir pada siklus II. Ketepatan guru masuk ke dalam kelas meningkat 48%,

pemanfaatan media belajar meningkat 32%, metode variatif meningkat 31%, dan strategi

belajar meningkat 36%.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus

memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial,

kewirausahaan, supervisi dan sosial. Permendiknas ini merupakan upaya yang sangat

penting untuk menghasilkan kepala sekolah/madrasah yang kuat di dalam mewujudkan

kualitas siswa yang diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan berjiwa

kewirausahaan (entrepreneurship).

Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.

Supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses

pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik

pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai

proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas (Modul Supervisi

Akademik, Dirjen PMPTK, 2010).

Oleh karena itu, sekolah, sebagai institusi formal yang diharapkan dapat mencetak

siswa yang berkualitas, harus dijalankan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan

yang memiliki profesionalisme yang tinggi untuk memajukan sekolah. Tetapi

(4)

dari sebagian guru cenderung rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat

dinilai dari hal-hal sebagai berikut: (1) Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di

kelas pada saat jam mengajar; (2) Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media

belajar pada saat mengajar; (3) Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode

mengajar secara variatif; (4) Hanya 20% guru yang menggunakan strategi belajar secara

tepat. Selain masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran

triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas,

nilainya belum mencapai KKM.

Untuk mengatasi masalah di atas, penelitian ini akan melakukan tindakan berupa

supervisi akademik, agar motivasi serta profesionalisme guru terutama dalam

pengelolaan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dapat meningkat dengan baik.

Menurut Sullivan dan Glantz (2005) supervisi adalah pembinaan kinerja guru dalam

mengelola pembelajaran. Sedangkan menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan

supervisi; pengembangan profesional dan motivasi kerja guru.

Melalui PTS ini diharapkan guru-guru dapat meningkatkan motivasi serta

profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya terutama pada

kompetensi pedagogik (pengelolaan pembelajaran) sehingga dapat meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dapat diidentifikasi

(5)

1. Rendahnya motivasi serta profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas

pokoknya sebagai pendidik terutama dalam proses pembelajaran (kompetensi

pedagogik)

2. Hanya 20% dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat.

3. Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar.

4. Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar.

5. Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif.

6. Dalam laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011

terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi seperti telah

disebutkan di atas, maka masalah penelitian dibatasi pada rendahnya kompetensi

pedagogik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru?

(6)

E. Pemecahan Masalah

Dalam memecahkan masalah di atas, pendekatan pemecahan masalah yang

dilakukan adalah dengan melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

F. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam proses pembelajaran

melalui supervisi akademik.

2. Mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik

agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala

sekolah dalam memecahkan masalah guru, meningkatkan kompetensi pedagogik guru

dalam melaksanakan tugas-tugasnya, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran,

dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.

Di samping itu, untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dalam

melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik

guru serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus yang sama bagi

(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. HAKIKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, dinyatakan bahwa

yang dimaksud dengan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Guru   wajib   memiliki   kualifikasi   akademik, kompetensi,   sertifikat   pendidik,   sehat   jasmani   dan   rohani,   serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi   guru   sebagaimana   dimaksud   meliputi   kompetensi kepribadian,   kompetensi   pedagogik,   kompetensi   profesional,   dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang

Guru, bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Profesionalisme yaitu bekerja sesuai dengan keahliannya dan mampu

meningkatkan kualifikasi dan kemampuan sosial serta dibuktikan dengan ijazah yang

diakui yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Guru yang profesional adalah

(8)

dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Guru yang profesional dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik

harus memiliki kompetensi pedagogik sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, yaitu sekurang - kurangnya

meliputi:

a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

b. pemahaman terhadap peserta didik;

c. pengembangan kurikulum atau silabus;

d. perancangan pembelajaran;

e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

f. pemanfaatan teknologi pembelajaran;

g. evaluasi hasil belajar; dan

h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

2. HAKIKAT SUPERVISI AKADEMIK

Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.

Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan

konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Teknik-teknik supervisi

akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 1961).

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam

meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses

(9)

pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai

proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

Dalam melaksanakan supervisi akademik dikenal dua model supervisi yaitu:

a. Model supervisi tradisional 1) Observasi Langsung

Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang

sedang mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.

a) Pra-Observasi

Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta

diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut

mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi

dan analisis.

b) Observasi

Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam

kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas.

Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan dan

penutup.

c) Post-Observasi

Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan

diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan

kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu

(10)

2) Supervisi akademik dengan cara tidak langsung a) Tes dadakan

Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas,

reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai

dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.

b) Diskusi kasus

Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi Proses

Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor

dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahan dan

mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.

c) Metode angket

Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan

penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan

sebagainya.

b. Model kontemporer (masa kini)

Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis,

sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan

pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur

supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi kelas,

(11)

Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses

pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan

supervisi klinis: pengembangan profesional dan motivasi kerja guru.

Menurut Sullivan & Glanz (2005), pelaksanaan supervisi klinis ada empat langkah yaitu:

a. perencanaan pertemuan,

b. observasi,

c. pertemuan berikutnya, dan

d. repleksi kolaborasi.

Langkah-langkah perencanaan pertemuan meliputi: 1) memutuskan fokus

observasi (pendekatan umum, informasi langsung, kolaboratif, atau langsung diri

sendiri), 2) menetapkan metode dan formulir observasi, 3) mengatur waktu observasi dan

pertemuan berikutnya. Langkah-langkah observasi: a) memilih alat observasi, b)

melaksanakan observasi, c) memverifikasi hasil observasi dengan guru pada pertemuan

berikutnya, d) menganalisis data hasil verifikasi dan menginterpretasi, dan e) memilih

pendekatan interpersonal setelah pertemuan berikutnya. Langkah-langkah pertemuan

berikunya adalah menentukan fokus dan waktu. Langkah-langkah refleksi kolaborasi: (1)

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Daar el-Salam, Gunungputri, Bogor.

B. WAKTU DAN LAMA WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 – 15 Nopember 2010, selama dua pekan.

C. SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah dengan tindakan

supervisi akademiknya, sedangkan guru SMP Daar el-salam sebagai obyek sekaligus

subyek dalam pemberian perlakuan supervisi akademik.

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas

(yang mempengaruhi) dalam penelitian ini adalah supervisi klinis sedangkan variabel

terikatnya (yang dipengaruhi) adalah kompetensi pedagogik guru.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data melalui supervisi kelas.

(13)

2. Pengamatan pembelajaran di kelas, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang

berhubungan dengan penelitian terutama pada waktu proses pembelajaran

berlangsung.

F. TEKNIK PEMBAHASAN

Teknik pembahasan dilaksanakan dari hasil observasi dan evaluasi dengan prosedur

sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi,

(4) refleksi.

Adapun komponen yang dinilai sebagai berikut:

NO. URAIAN KEGIATAN

a. Masuk kelas tepat waktu. b. Mengabsen siswa.

c. Mengecek kebersihan dan tempat duduk siswa. d. Memeriksa kelengkapan

alat pembelajaran. 2. Apersepsi:

a. Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. b. Menyampaikan cakupan materi

dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya.

c. Menyampaikan uraian kegiatan/langkah kegiatan sesuai silabus.

d. Menyampaikan cakupan materi kaitannya dengan kondisi nyata/riil.

3. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran: a. Materi sesuai dengan

(14)

b. Materi diperkaya dengan perkembangan terkini yang relevan.

c. Tersedia peta konsep (mind maping) tujuan

pembelajaran dan materi ajar atau sejenisnya.

d. Materi disampaikan secara sistematis sesuai tujuan pembelajaran.

4. Penguasaan materi: a. Tidak terpaku pada buku

teks.

b. Mampu menjawab pertanyaan siswa dan/atau menyelesaikan soal tanpa keraguan.

c. Tidak diam sejenak atau bahkan lupa ketika menjelaskan materi. d. Mampu mengaitkan materi

dengan contoh nyata.

5. Strategi Belajar (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi): a. Guru melakukan aktivitas tanya

jawab/diskusi/memperagakan sesuatu atau sejenisnya untuk menemukan hakikat materi yang akan/sedang dibahas. (eksplorasi)

b. Guru memperdalam materi dengan mengaitkan

satu/beberapa materi dengan materi sejenis untuk

memperluas wawasan siswa. (elaborasi)

c. Guru melakukan serangkaian post-test atau sejenisnya untuk memastikan bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan. (konfirmasi) d. Guru secara konsisten

(15)

6. Metode:

a. Metode variatif. b. Metode sesuai tujuan

pembelajaran.

c. Metode mampu mempermudah materi.

d. Metode mampu mencapai target/tujuan kegiatan. 7. Media:

a. Menggunakan media dan alat pembelajaran.

b. Penggunaan media tepat sasaran/sesuai tujuan. c. Menggunakan media tanpa

hambatan teknis.

d. Media menarik perhatian. 8. Manajemen Kelas:

a. Kelas dalam kendali guru, terpelihara sampai

pembelajaran selesai.

b. Mengatur posisi tempat duduk siswa sehingga suasana belajar menjadi kondusif.

c. Membimbing siswa secara individual/kelompok. d. Memberikan banyak

kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi.

9. Pemberian motivasi kepada siswa:

a. Memberikan penguatan atau penghargaan (reward) kepada siswa baik berupa kata-kata, sentuhan, atau bentuk lainnya. b. Melaksanakan penilaian selama

kegiatan berlangsung.

c. Mampu memberikan motivasi dengan tepat.

(16)

ajar).

10. Nada dan suara:

a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa di dalam kelas. b. Memberikan penekanan khusus

pada kata/kalimat penting. c. Suara berintonasi (tidak datar). d. Artikulasi suara jelas.

11. Penggunaan bahasa:

a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku (EYD).

b. Menghindari pemotongan kata yang tidak perlu.

c. Menghindari pengulangan kata yang sama dan/atau tidak perlu. d. Menggunakan bahasa yang

singkat dan padat (tidak bertele-tele).

12. Gaya dan sikap perilaku: a. Bertutur kata santun dan

edukatif.

b. Berdiri tepat di depan kelas serta tidak monoton pada satu posisi (misal; dengan

berkeliling).

c. Menggunakan bahasa tubuh secara tepat.

d. Menegur dan menyelesaikan dengan baik segala bentuk gangguan dalam belajar.

JUMLAH NILAI RIIL = ……….

JUMLAH NILAI IDEAL = 48 KLASIFIKASI

(17)

Adapun Teknik analisa data yang menjadi pedoman pengolahan data oleh

penulis, mengacu kepada pendapat M. Ngalim Purwanto (1987 : 172) dengan rumus

sebagai berikut:

P = R x 100 T

Keterangan :

P = Prosentase

R = Jumlah skor yang diperoleh

T = Jumlah total skor maksimal

100 = Konstanta

Dan untuk melihat interpertasi dengan menggunakan kriteria interpertasi skor

(Arikunto, 2009: 245) untuk memperkuat penafsiran dalam kesimpulan sebagai

berikut:

Angka 80% - 100% = Baik Sekali Angka 66% - 79% = Baik Angka 56% - 65% = Cukup Angka 40% - 55% = Kurang

G. RANCANGAN TINDAKAN

Rancangan tindakan dilakukan dengan prosedur penelitian berdasarkan pada

prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan sebagai berikut : (1)

perencanaan (planning) , (2) pelaksanaan tindakan (action), 3) observasi (observation) ,

(4) refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang

(18)

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Sekolah

1. Siklus 1

a) Perencanaan

1) Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian kepada guru.

2) Penjelasan fokus penelitian tentang Supervisi Akademik.

3) Diskusi tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang ideal.

b) Pelaksanaan

1) Pada Pertemuan awal, peneliti mengumpulkan seluruh guru.

(19)

3) Penjelasan tentang kompetensi pedagogik guru difokuskan pada

perbaikan komponen proses pembelajaran. Berikut pula penjelasan

tentang aspek yang akan diamati melalui deskriptor setara.

4) Tanya jawab tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.

c) Observasi

1. Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan

lembar observasi.

2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.

3. Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan

aspek dan indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dan

PKS kurikulum melakukan supervisi kelas dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan.

d) Refleksi

1. Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya setelah kegiatan

pelaksanaan pembelajaran untuk memperoleh masukan dari guru yang

di supervisi tentang kesan yang dialaminya setelah disupervisi.

2. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan mendiskusikannya

dengan guru yang telah disupervisi.

3. Tanggapan-tanggapan dari guru yang disupervisi yang difokuskan pada

(20)

4. Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada tahap berikutnya.

2. Siklus II

a) Perencanaan

1) Menginformasikan kepada guru tentang hasil siklus I.

2) Menyampaikan hasil observasi proses pembelajaran melalui

deskriptor yang telah muncul.

3) Mengadakan Tanya jawab tentang kelemahan proses pembelajaran

yang telah terjadi.

b) Pelaksanaan

1) Menginformasikan kepada guru, tentang kesesuaian dan kemajuan

(progress) hasil observasi.

2) Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan proses pembelajaran, jika masih ada yang belum

dipahami.

3) Mengumpulkan dokumen-dokumen penilaian supervisi kunjungan

(21)

c) Observasi

1. Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan

lembar observasi terutama pada aspek dan descriptor yang belum

muncul pada siklus I.

2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.

3. Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan

aspek dan indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dan

PKS kurikulum melakukan supervisi kelas dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan.

e) Refleksi

1. Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya setelah kegiatan

pelaksanaan pembelajaran untuk memperoleh masukan dari guru yang

di supervisi tentang kesan yang dialaminya setelah disupervisi pada

kali yang kedua.

2. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan mendiskusikannya

dengan guru yang telah disupervisi.

3. Tanggapan-tanggapan dari guru yang disupervisi yang difokuskan pada

pembelajaran siswa.

(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Sekolah

Berdasarkan pengamatan selama satu tahun terakhir baik secara kualitatif dan

kuantitatif, terlihat motivasi dan profesionalisme dari sebagian guru cenderung rendah

dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat dinilai dari hal-hal sebagai berikut: (1)

Hanya 20% dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat; (2) Hanya 50%

dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar; (3) Hanya 45% dari

guru yang keluar tepat waktu sesuai jadwal mengajar; (4) Hanya 30% dari guru yang

memanfaatkan media belajar pada saat mengajar; (5) Hanya 40% dari guru yang

menggunakan metode mengajar secara variatif. Selain masalah-masalah di atas,

berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011

terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.

B. Kegiatan Siklus 1 a) Perencanaan

1) Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian kepada guru.

2) Penjelasan fokus penelitian tentang Supervisi Akademik.

(23)

b) Pelaksanaan

1) Pada Pertemuan awal, peneliti mengumpulkan seluruh guru.

2) Menjelaskan maksud dan tujuan Penelitian Tindakan Sekolah.

3) Penjelasan tentang kompetensi pedagogik guru difokuskan pada perbaikan

komponen proses pembelajaran. Berikut pula penjelasan tentang aspek yang

akan diamati melalui deskriptor setara.

4) Tanya jawab tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.

c) Observasi

1. Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar

observasi.

2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.

3. Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan aspek dan

deskriptor yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dan PKS kurikulum

melakukan supervisi kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan.

Secara umum, pertemuan pertama dengan guru-guru berjalan lancar,

walaupun menyita waktu yang agak lama, serta dari hasil diskusi ada beberapa

orang guru yang merasa belum siap dan keberatan untuk menyiapkan proses

(24)

(satu) minggu, tetapi setelah diberikan penjelasan mereka dapat mengikuti dan

memahami tujuan penelitian.

d) Refleksi

Pada awal siklus ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh kolega

diperoleh gambaran bahwa hasil siklus I total skor terendah 61% artinya bahwa

tingkat pelaksanaan proses pembelajaran cukup dan skor tertinggi 70% artinya

berada pada interpretasi baik dan hasil prosentase rata-rata dari seluruh guru yaitu

(25)

Tabel 1. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS I

No. Nama

Guru/Mapel Kls

Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul

Klts Knts 1 2 3 4 5 6

a b c d a b c d a b c d a b c d a B c d a b c d

1. A 7-A Ckp 63 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0

2. B 7-B Ckp 65 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0

3. C 8-A Ckp 60 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0

4. D 8-B Ckp 61 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0

5. E 9-A Ckp 63 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0

6. F 9-B Ckp 64 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0

7. G 7-A Baik 66 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

8. H 7-B Baik 70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

9. I 8-A Ckp 65 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1

10. J 8-B Ckp 61 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

11. K 9-A Ckp 64 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

12. L 9-B Ckp 65 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0

Rata-rata Nilai/Jumlah: Ckp 767/ 12=

(26)

64 2 2 1 0 2 1 0

Tabel 1 LANJUTAN. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS I

No. Nama

Guru/Mapel Kls

Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul

Klts Knts 7 8 9 10 11 12

a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b C d

1. A 8-B Ckp 63 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

2. B 8-B Ckp 65 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0

3. C 8-B Ckp 60 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0

4. D 9-A Ckp 61 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

5. E 8-B Ckp 63 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0

6. F 7-B Ckp 64 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1

7. G 7-B Baik 66 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1

8. H 7-A Baik 70 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0

9. I 7-A Ckp 65 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1

10. J 8-B Ckp 61 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

(27)

12. L 7-A Ckp 65 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

Rata-rata Nilai/Jumlah: Ckp 767/ 12= 64

1 2

1 0

5 3 8 1 0

5 4 7 8 8 4 9 5 7 5 1

1

7 6 6 9 1 0

1 0

6

Keterangan:

(28)

C. Kegiatan Siklus 2 a) Perencanaan

1) Menginformasikan kepada guru tentang hasil siklus I.

2) Menyampaikan hasil observasi proses pembelajaran melalui deskriptor

yang telah muncul.

3) Mengadakan Tanya jawab tentang kelemahan proses pembelajaran yang

telah terjadi.

b) Pelaksanaan

1) Menginformasikan kepada guru, tentang kesesuaian dan kemajuan

(progress) hasil observasi.

2) Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

proses pembelajaran, jika masih ada yang belum dipahami.

3) Mengumpulkan dokumen-dokumen penilaian supervisi kunjungan kelas.

c) Observasi

Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar

observasi terutama pada aspek dan deskriptor yang belum muncul pada siklus I.

Pada siklus II ini akan dilihat apakah deskriptor yang telah muncul pada siklus I

dapat secara konsisten muncul kembali pada siklus II disertai dengan

(29)

f) Refleksi

Pada Siklus II didapatkan hasil sebagaimana tertera pada tabel 2, halaman

28 dan 29, dengan hasil pengamatan penulis pada siklus II sebagai berikut :

Terjadi peningkatan prosentase tingkat kesesuaian, skor terendah 65%

(interpretasi cukup ), dan skor tertinggi 80 % (interpretasi Baik ) jika

(30)

Tabel 2. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS II

No. Nama

Guru/Mapel Kls

Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul

Klts Knts 1 2 3 4 5 6

a b c D a b c d a b c d a b c d a b c D a b c D

1. A 7-A Baik 71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0

2. B 7-B Baik 70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0

3. C 8-A Ckp 65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0

4. D 8-B Ckp 72 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0

5. E 9-A Baik 66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0

6. F 9-B Baik 67 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1

7. G 7-A Baik 68 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1

8. H 7-B Baik 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0

9. I 8-A Ckp 65 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1

10. J 8-B Ckp 65 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

J

11. K 9-A Baik 69 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0

12. L 9-B Baik 66 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

(31)

12= 68

2 2 2 1 0 1 0 1

Tabel 2 LANJUTAN. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS II

No. Nama

Guru/Mapel Kls

Hasil skor Aspek dan Deskriptor Yang Muncul

Klts Knts 7 8 9 10 11 12

a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d

1. A 8-B Baik 71 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

2. B 8-B Baik 70 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0

3. C 8-B Ckp 65 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0

4. D 9-A Ckp 72 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

5. E 8-B Baik 66 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0

6. F 7-B Baik 67 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1

7. G 7-B Baik 68 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1

8. H 7-A Baik 80 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0

9. I 7-A Ckp 65 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1

(32)

11. K 7-B Baik 69 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0

12. L 7-A Baik 66 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

Rata-rata Nilai: Baik 824/ 12= 68

1 2

1 0

5 3 8 1 0

5 4 7 8 8 4 9 5 7 5 1

1

7 6 6 9 1 0

1 0

6

Keterangan:

(33)

D. Pembahasan Tiap Siklus, Antar Siklus, dan Perbandingan dengan Kondisi Awal

Sekolah

Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II, kemampuan guru secara umum dalam

pelaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan prosentase pada tiap

tahapannya, dari siklus I mencapai rata-rata 63% (cukup) dan pada siklus II mencapai

rata-rata 68% (baik). Terdapat peningkatan kemampuan guru sebesar 5% dari siklus I.

Adapun ketercapaian kemampuan pada setiap indikator dan besarnya prosentase

(34)

Tabel 3. Prosentase Ketercapaian Aspek dan Indikator Pada Siklus II dan Rata-Rata Prosentase Indikator Pada Setiap Aspek

Aspek dan Deskriptor Yang Muncul

1 2 3 4 5 6

a B c d a b c d a b c d A b c d a b c d a b c d

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

(35)

100

Aspek dan Deskriptor Yang Muncul

(36)
(37)

Tabel 4. Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek

No. Uraian Aspek

Ketercapaian

(%) Kategori

1. Persiapan 98 Baik Sekali

2. Apersepsi 81 Baik Sekali

3. Relevansi materi dengan

tujuan pembelajaran

71 Baik

4. Penguasaan materi 58 Cukup

5. Strategi Belajar (eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi)

56 Cukup

6. Metode 71 Baik

7. Media 62 Cukup

8. Manajemen kelas 56 Cukup

9. Pemberian motivasi kepada

siswa

56 Cukup

10. Nada dan Suara 54 Kurang

11. Penggunaan Bahasa 62 Cukup

(38)

Berdasarkan tabel 3 dan 4 di atas, masih terlihat aspek-aspek yang membutuhkan

perbaikan pada masa-masa yang akan datang. Walaupun demikian, upaya memperbaiki

keadaan awal sekolah dengan kondisi sebagaimana diuraikan pada bagian (A) kondisi

sekolah telah mengalami peningkatan. Berikut ini akan dikomparasikan sejumlah

keadaan awal dengan kondisi akhir pada siklus II pada tabel 5.

Tabel 5. Komparasi Peningkatan Kondisi Awal Sekolah dengan Kondisi Akhir Siklus II

No. Uraian Kondisi

Ketercapaian Keadaan Awal

(%)

Ketercapaian Keadaan Akhir

(Siklus II)

Selisih Peningkatan 1. Masuk tepat waktu

di kelas

50 98 48

2. Pemanfaatan

media belajar

30 62 32

3. Metode variatif 40 71 31

4. Strategi belajar 20 56 36

BAB V

(39)

A. Kesimpulan

1. Kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran mengalami

peningkatan melalui supervisi akademik pada 2 (dua) siklus. siklus I mencapai

rata-rata 63% (cukup) dan pada siklus II mencapai rata-rata-rata-rata 68% (baik). Terdapat

peningkatan kemampuan guru sebesar 5% dari siklus I.

2. Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kondisi awal sekolah bila dibandingkan

dengan keadaan akhir pada siklus II. Ketepatan guru masuk ke dalam kelas meningkat

48%, pemanfaatan media belajar meningkat 32%, metode variatif meningkat 31%,

dan strategi belajar meningkat 36%.

B. Saran

1. Pengumpulan data pada penelitian ini hanya berfokus pada hasil observasi guru pada

proses pembelajaran di kelas. Adapun hasil wawancara guru dan siswa baik sebelum

dan sesudah pelaksanaan supervisi tidak menjadi bagian dalam teknik pengumpulan

data pada penelitian ini mengingat keterbatasan waktu yang ada.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang langkah-langkah perbaikan pada aspek

yang berkategori kurang maupun cukup melalui siklus ketiga dan seterusnya.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang tingkat konsistensi kemunculan deskriptor

pada setiap siklus yang menjadi masa rentang penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara.

(40)

Nawawi, Hadari.2006.Kepemimpinan Mengefektifkan Organsiasi.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, Jakarta: Kementerian Hukum dan HAM

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta : Depdiknas.

PMPTK, Dirjen, Materi Supervisi Akademik Penguatan Kepala Sekolah dan Pengawas, Jakarta: 2010.

Pidarta,Made.2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta

Purwanto, M. Ngalim. 1987.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Riduwan.2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-karyawan dan peneliti muda,Bandung : Alfabeta.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

(41)

NO. HARI/TAN

Arab VIII-B 8-9 Akademik; Pelaksanaan

4/11/2010 IPS Terpadu IX-A 1-2 Akademik; Pelaksanaan

5/11/2010 TIK VIII-A 1-2 Akademik;

(42)

kelas.

8/11/2010 Penjaskes VIII-B 1-2 Akademik; Pelaksanaan

8/11/2010 PLH VII-A 9-10 Akademik;

(43)

Pembelajaran di

9/11/2010 IPS Terpadu IX-A 7-8 Akademik; Pelaksanaan

(44)

11. Kamis,

11/11/2010 Bahasa Sunda VII-B 6-7 Akademik; Pelaksanaan Pembelajaran di kelas.

12. Kamis, 11/11/2010

PLH

VII-A

7-8 Akademik; Pelaksanaan Pembelajaran di kelas.

Bogor, 1 Nopember 2010 Kepala SMP Daar el-Salam,

IQBAL FAHRI, S. Pd NIP.

-Lembar Observasi Guru

INSTRUMEN KUNJUNGAN KELAS PADA PROSES PEMBELAJARAN

1. Nama Guru :

2. Kelas :

3. Identitas Mata Pelajaran : 4. Standar Kompetensi:

5. Kompetensi Dasar :

6. Waktu :

7. Semester :

(45)

NO. URAIAN KEGIATAN

a. Masuk kelas tepat waktu. b. Mengabsen siswa.

c. Mengecek kebersihan dan tempat duduk siswa.

d. Memeriksa kelengkapan alat pembelajaran.

2. Apersepsi:

a. Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. b. Menyampaikan cakupan materi

dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya.

c. Menyampaikan uraian kegiatan/langkah kegiatan sesuai silabus.

d. Menyampaikan cakupan materi kaitannya dengan kondisi nyata/riil.

3. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran:

a. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Materi diperkaya dengan perkembangan terkini yang relevan.

c. Tersedia peta konsep (mind maping) tujuan pembelajaran dan materi ajar atau sejenisnya. d. Materi disampaikan secara

sistematis sesuai tujuan pembelajaran.

4. Penguasaan materi:

a. Tidak terpaku pada buku teks. b. Mampu menjawab pertanyaan

siswa dan/atau menyelesaikan soal tanpa keraguan.

(46)

d. Mampu mengaitkan materi dengan contoh nyata.

5. Strategi Belajar (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi): a. Guru melakukan aktivitas tanya

jawab/diskusi/memperagakan sesuatu atau sejenisnya untuk menemukan hakikat materi yang akan/sedang dibahas. (eksplorasi)

b. Guru memperdalam materi dengan mengaitkan

satu/beberapa materi dengan materi sejenis untuk

memperluas wawasan siswa. (elaborasi)

c. Guru melakukan serangkaian post-test atau sejenisnya untuk memastikan bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan. (konfirmasi) d. Guru secara konsisten

melaksanakan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sampai akhir pelajaran.

6. Metode:

a. Metode variatif. b. Metode sesuai tujuan

pembelajaran.

c. Metode mampu mempermudah materi.

d. Metode mampu mencapai target/tujuan kegiatan. 7. Media:

a. Menggunakan media dan alat pembelajaran.

b. Penggunaan media tepat sasaran/sesuai tujuan. c. Menggunakan media tanpa

hambatan teknis.

(47)

terpelihara sampai pembelajaran selesai.

b. Mengatur posisi tempat duduk siswa sehingga suasana belajar menjadi kondusif.

c. Membimbing siswa secara individual/kelompok. d. Memberikan banyak

kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi.

9. Pemberian motivasi kepada siswa:

a. Memberikan penguatan atau penghargaan (reward) kepada siswa baik berupa kata-kata, sentuhan, atau bentuk lainnya. b. Melaksanakan penilaian selama

kegiatan berlangsung.

c. Mampu memberikan motivasi dengan tepat.

d. Respon terhadap keadaan motivasi belajar siswa dengan melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan motivasi (kisah inspiratif, simulasi, games, dll yang relevan dengan materi ajar).

10. Nada dan suara:

a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa di dalam kelas. b. Memberikan penekanan khusus

pada kata/kalimat penting. c. Suara berintonasi (tidak datar). d. Artikulasi suara jelas.

11. Penggunaan bahasa:

a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku (EYD).

b. Menghindari pemotongan kata yang tidak perlu.

c. Menghindari pengulangan kata yang sama dan/atau tidak perlu. d. Menggunakan bahasa yang singkat

(48)

12. Gaya dan sikap perilaku:

a. Bertutur kata santun dan edukatif.

b. Berdiri tepat di depan kelas serta tidak monoton pada satu posisi (misal; dengan

berkeliling).

c. Menggunakan bahasa tubuh secara tepat.

d. Menegur dan menyelesaikan dengan baik segala bentuk gangguan dalam belajar.

JUMLAH NILAI RIIL = ……….

JUMLAH NILAI IDEAL = 48 KLASIFIKASI

………

Kepala SMP Daar el-Salam,

(49)

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Sekolah
Tabel 1. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS I
Tabel 1 LANJUTAN. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS I
Tabel 2. REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS SIKLUS II
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata keterampilan proses sains yang menekankan pada ranah sikap pada indikator tanggung jawab pada siklus I yaitu 82.54 dengan kategori baik dan meningkat

Tidak adanya Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dalam Pemberian Obat oleh perawat Angka kejadian pasien, penunggu pasien dan karyawan jatuh di pelayanan rumah

Mempunyai tujuan umum dan khusus yang jelas yang dicapai melalui kegiatan yang efektif sehingga secara keseluruhan akan mencapai dampak konservasi yang diidentifikasikan..

Rona lingkungan awal komponen kesehatan masyarakat dalam rencana kegiatan Pengembangan Panakkukang Mall di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar dapat dilihat dengan

Berdasarkan hasil penelitian Amalia dan Puspita (2018) 6 yang meneliti tentang minat masyarakat Jakarta dalam berwakaf uang pada lembaga wakaf, hasil dari

Untuk melihat aktivitas penghambatan senyawa yang diuji sebagai antituberkulosis, dilakukan dengan menghitung secara manual jumlah Colony Forming Unit (CFU) pada

Penelitian dilakukan di kebun percobaan (KP) Loka Penelitian Penyakit Tungro Lanrang dan lahan petani di luar KP pada musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK) 2014.Bahan

Pelaksanaan olimpiade sains dimulai dari satuan pendidikan (sekolah/madrasah) yang melaksanakan seleksi internal untuk mendapatkan peserta terbaik yang mewakili sekolah