SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
R. Hariadi
0513010150/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
i
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PADA PT. PUSRI PPD JATIM, SURABAYA”.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3.
Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
ii
berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6.
Bapak Dra. Ec. Diah Ratnawati, MM selaku Dosen Wali yang telah memberi
bantuan dan nasihat.
7.
Bapak, Ibu, adek-adekku yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan
dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini
sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
8.
Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, April 2010
iii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI ... xii
BAB I
PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.
Perumusan
Masalah
...
6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 21
2.2.1. Pengertian Akuntansi secara Umum ... 21
2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 22
2.2.2.1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... 23
2.2.2.2. Jenis Sistem Informasi ... 23
iv
2.2.2.6. Tujuan Sistem Informasi ... 32
2.2.3. Akuntansi Keprilakuan ... 32
2.2.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 33
2.2.4.1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi... 34
2.2.4.2. Pemakaian Sistem ... 35
2.2.4.3. Kualitas Sistem Informasi ... 36
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja SIA ... 37
2.2.5.1. Dukungan Manajemen Puncak ... 37
2.2.5.1.1. Pengertian Manajemen... 37
2.2.5.1.2. Fungsi Manajemen ... 37
2.2.5.1.3. Tingkatan Manajemen... 38
2.2.5.1.4. Pengertian Dukungan
Manajemen Puncak ... 39
2.2.5.2. Partisipasi Pemakai ... 40
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi ...
42
2.2.6. Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen
Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi ...
43
v
Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 46
2.2.9. Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen
Puncak, Partisispasi Pemakai, Kemampuan
Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi
Akuntansi ... 47
2.3. Kerangka Pikir ... 48
2.4.
Hipotesis
...
49
BAB III METODE PENELITIAN ... 51
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 51
3.1.1. Definisi Operasional ... 51
3.1.2.
Pengukuran
Variabel
...
52
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 55
3.2.1. Obyek Penelitian ... 55
3.2.2. Populasi dan Sampel ... 55
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.3.1. Jenis Dan sumber data ... 56
3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 56
3.4. Uji Kualitas Data ... 57
vi
3.5.
Uji
Asumsi
Klasik
...
59
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 61
3.6.1.
Teknik
Analisis ...
61
3.6.2. Uji Hipotesis ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 63
4.1.1.
Sejarah
PT.
PUSRI
...
63
4.1.2. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ... 65
4.1.3. Struktur Tata Kelola Perusahaan ... 65
4.2. Deskripsi Hasil Analisis ... 73
4.2.1. Distribusi Frekuensi ... 73
4.2.1.1. Distribusi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 73
4.2.1.2. Distribusi Dukungan Manajemen Puncak (X
1) ... 75
4.2.1.3. Distribusi Partisipasi Pemakai (X
2) ... 76
4.2.1.4. Distribusi Kemampuan Teknik Personal (X
3) ... 77
4.2.2. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas ... 77
4.2.2.1. Pengujian Validitas ... 77
4.2.2.2. Pengujian Reliabilitas ... 80
4.2.2.3. Pengujian Normalitas ... 81
vii
4.5.1. Uji Kecocokan Model (Uji F) ... 85
4.5.2. Uji hipotesis (Uji t) ... 86
4.6.
Pembahasan
...
87
4.6.1.
Implikasi
Penelitian
...
87
4.7. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu .. 90
4.8.
Keterbatasan
Penelitian
...
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93
5.1. Kesimpulan ... 93
5.2.
Saran
...
93
DAFTAR PUSTAKA
viii
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)………..74
4.2. Distribusi Frekuensi Pada Variabel
Dukungan Manajemen Puncak (X
1) ……….75
4.3. Distribusi Frekuensi Pada Variabel
Partisipasi Pemakai (X
2) ...76
4.4. Distribusi Frekuensi Pada Variabel
Kemampuan Teknik Personal (X
3) ………...77
4.5. Hasil Uji Validitas Variabel
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)………...78
4.6. Hasil Uji Validitas Variabel
Dukungan Manajemen Puncak (X
1) ……….79
4.7. Hasil Uji Validitas Variabel
Partisipasi Pemakai (X
2) ………..79
4.8. Hasil Uji Validitas Variabel
Kemampuan Teknik Personal (X
3) ………...80
4.9. Hasil Uji Reliabilitas……….81
4.10. Hasil Uji Normalitas ………81
4.11. Uji Multikolinearitas ………...82
4.12. Uji Heteroskedastisitas ………....83
ix
4.16. Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang
x
xi
Lampiran 5 :
tas variabel kemampuan teknik
i(X
3).
alitas.
ampiran 8 : Output uji regresi linier berganda.
Lampiran 1 : Data responden pada variable kinerja sistem informasi akuntansi (Y),
dukungan manajemen puncak (X
1), partisipasi pemakai (X
2), dan
kemampuan teknik personal (X
2).
Lampiran 2 : Output uji validitas dan reliabilitas variabel kinerja sistem informasi
akuntansi (Y).
Lampiran 3 : Output uji validitas dan reliabilitas variabel dukungan manajemen
puncak (X
1).
Lampiran 4 : Output uji validitas dan reliabilitas variabel partisipasi pemakai
(X
2).
Output uji validitas dan reliabili
personal sistem informas
xii
Oleh
R. Hariadi
ABSTRAK
Dunia bisnis dewasa ini mengalami suatu tekanan-tekanan yang sangat
berat. Lingkungan sekitar perusahaan semakin kompleks dan bergejolak akibat
kemajuan dibidang komunikasi, transportasi dan teknologi. Dengan dibutuhkan
suatu sistem informasi yang mampu menangkap, menciptakan dan memanipulasi
informasi internal dan eksternal secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian
adalah untuk menguji secara empiris adanya dukungan manajemen puncak,
partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi
berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi.
PT. PUSTRI PPD Jatim Surabaya merupakan populasi dalam penelitian ini
dengan sampel 14 orang manajer dan staff karyawan yang ada di PT. PUSTRI
PPD Jatim Surabaya. Sedangkan teknik yang digunakan adalah sampling jenuh
atau sensus dan untuk menjawab perumusan masalah, tujuan penelitian dan
hipotesis maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda
Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa dukungan
manajemen puncak, partisipasi pemakai dan kemampuan teknik personal
berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA, sehingga hipotesis ke-1 ”Diduga
bahwa dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dan kemampuan teknik
personal sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi” teruji kebenarannya. Variabel kemampuan teknik personal
berpengaruh paling dominan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Y),
karena nilai beta pada variabel ini lebih besar daripada variabel bebas lainnya,
sehingga hipotesis ke-2 ”Diduga bahwa dukungan manajemen puncak
berpengaruh dominan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi” tidak teruji
kebenarannya.
xiii
By
R. Hariadi
ABSTRACT
The business world today is experiencing a pressure very heavy.
Environment surrounding the company increasingly complex and volatile due to
advances in the field of communications, transportation and technology. With
needed an information system capable of capturing, creating and manipulating
internal and external information effectively and efficiently. The research
objective was to examine empirically the existence of top management support,
user participation, user personal technical ability of information systems affect
accounting information systems.
PT. PPD PUSTRI East Java, Surabaya is the population in this study with a
sample of 14 managers and staff employees in PT. PPD PUSTRI Surabaya in East
Java. While the sampling techniques used are saturated or census and to answer
the problem formulation, research objectives and hypotheses, the analysis used is
multiple linear regression analysis.
Results of multiple regression analysis concludes that top management
support, user participation and personal technical ability significantly influence
SIA performance, so the hypothesis to-one "alleged that top management support,
user participation and personal technical ability of information systems has a
significant positive effect on the performance of information systems accounting
"verified. Variable personal technical ability most dominant influence on the
performance of accounting information system (Y), so that the second hypothesis
"is alleged that top management support for the dominant influence on the
performance of accounting information system" is not verified.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini persaingan, perubahan, dan ketidakpastian
mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami
suatu tekanan-tekanan yang sangat berat. Lingkungan sekitar perusahaan
semakin kompleks dan bergejolak akibat kemajuan dibidang komunikasi,
transportasi, dan teknologi. Dengan dibutuhkan suatu sistem informasi yang
mampu menangkap, menciptakan, dan memanipulasi informasi internal dan
eksternal secara efektif dan efisien (Setianingsih dan Indriantoro, 1998:193).
Informasi merupakan hal yang sangat kritis bagi perusahaan
terutama dalam hal pengambilan keputusan. Mengingat besarnya jumlah
informasi yang harus dihasilkan dan dikelola, maka dewasa ini perusahaan
dapat dipandang sebagai serangkaian jaringan informasi yang besar yang
menghubungkan kebutuhan informasi dalam setiap proses pengambilan
keputusan dengan sumber data (Reynaldi, 2006:1).
Dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari
sistem informasi akuntansi yang digunakan juga sangat berpengaruh
terhadap kualitas informasi yang akan dijadikan sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi. Fungsi informasi
akuntansi dalam suatu perusahaan adalah sebagai alat bantu pencapaian
perusahaan tetaplah manusia sebagai penentu keputusan. Jadi peranan
manusia dalam sistem informasi sangat vital, karena perencanaan dan
perancangan sistem informasi harus lebih jauh memperhatikan dan
melibatkan faktor manusia (Burch dan Grudnitski, 1991 dalam Setianingsih,
1998).
Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada
kesesuaian harapan antara sistem analisis sistem, pemakai, sponsor, dan
pelanggan. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan
dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan
terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change). Karena
perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya
menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan
organisasional (Bodnar dan Hopwood, 1995 dan Setianingsih, 1998:193).
Untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, maka
diperlukan partisipasi dari pemakai. Partisipasi pemakai pada tiap tahap
pengembangan sistem informasi tentunya akan berpengaruh pada tingkat
kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan.
Sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekstern organisasi
perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu
menangkap permintaan-permintaan informasi baru yang diperlukan oleh
manajemen dengan kriteria-kriteria kualitas sistem tertentu yaitu : dapat
dipercaya (reliable), akurat (accuracy), tepat waktu (timely). Oleh karena itu
akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau pengembangan
terhadap sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa tahap
dimulai dengan perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem,
implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoperasian sistem (Wilkinson,
2000:14-15).
Dalam tahap perencanaan dan perancangan sistem informasi
akuntansi seharusnya lebih mempertimbangkan fektor perilaku manusia,
karena sistem informasi tidak mungkin berjalan tanpa adanya manusia dan
seandainya dalam tahapan tersebut yang diperhatikan adalah peran
teknologinya saja, maka akan muncul permasalahan baru dari faktor
manusia tersebut seperti timbulnya ketidakpuasan dalam pekerjaan, yang
tentu saja akan sangat merugikan organisasi tersebut (reynaldi, 2006:3).
Diharapkan manusia sebagai perancang dan analisis sistem informasi dapat
mendesain sistem yang mampu bekerja sama dengan pemakai sistem
informasi. Agar tidak terdapat hambatan dalam pemakaian sistem informasi,
maka diusahakan agar sistem tersebut mudah digunakan dan lebih fleksibel.
Karena secanggih apapun sistem dibuat, namun seandainya dalam
perancangan sistemnya tidak diperhatikan faktor pemakaiannya, maka dapat
dipastikan akan terjadi suatu hambatan-hambatan yang disebabkan adanya
ketidaksesuaian antara teknologi yang digunakan dengan pemakainya
(Reynaldi, 2006:3).
Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak
kesuksesan karyawan. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini
memegang peranan penting dalam tahap siklus pengembangan system dan
dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Selain itu manajemen
puncak memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan
pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk
berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan
berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu,
partisipasi pemakai untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem akan
meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak, menurut
penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih (1998) menyebutkan bahwa
partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi, selain ini penelitian yang dilakukan oleh
Lau (2004), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa partisipasi pemakai
berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi dan dukungan manajemen puncak,
komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas system
dan pengaruh kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
Kinerja sistem informasi akuntansi dapat dikatakan baik jika
informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh
faktor-faktor yang meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai,
Kemampuan Teknik Personal. Di bawah ini adalah hasil kinerja dari PT.
penjualan pupuk tahun 2007 sampai 2009 (dalam rupiah), seperti tercantum
dalam tabel berikut ini :
Tabel 1.1: Laporan Laba (Rugi)
Tahun Anggaran Laba/Rugi Realisasi Laba/Rugi Laba/Rugi bersih
2007 Rp. 6.370.637.000 Rp. 8.200.435.000 Laba
2008 Rp. 17.265.588.000 Rp. (371.432.000) (Rugi)
2009 Rp. 218.806.803.000 Rp. (6.807.000.000) (Rugi)
Sumber : Data Laporan Laba Rugi PT. PUSRI PPD Jatim
Menurut data perusahaan PT. PUSRI PPD Jatim terdapat
permasalahan yaitu realisasi laba yang menurun antara tahun 2007-2009,
dimana pada tahun 2007 perusahaan memperoleh laba sebesar Rp.
8.200.435.000 sedangkan pada tahun 2008 perusahaan kerugian yaitu
sebesar Rp. 371.432.000 dan pada tahun 2009 perusahaan mengalami
kerugian sebesar Rp. 6.807.000.000.
Melihat informasi keuangan dari perusahaan yang dilihat dari
laba/rugi per tahunnya, dapat dilihat bahwa perusahaan tiap tahunnya
mengalami penurunan dan juga terjadi kerugian yang cukup signifikan
antara tahun 2008 dan 2009, dimana yang direalisasi tidak sama atau kurang
dari yang dianggarkan, atau sebaliknya perusahaan mengalami kerugian
selama satu periode, hal tersebut disebabkan akibat karena kurangnya
pelatihan dan ketelitian karyawan terhadap sistem standar yang telah
ditentukan perusahaan, hal ini disebabkan kurangnya dukungan dari
manajemen puncak. Begitu juga dengan pemakaian sistem yang minim dan
faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi, agar dapat memperbaiki sistem pengendalian intern
serta dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.
Berdasarkan hasil observasi sementara oleh peneliti dengan
wawancara dengan salah satu manajer PT. PUSRI PPD Jatim, akan
mengembangkan sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen
organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah, menganalisa
dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan
yang relevan kepada pihak luar perusahaan (kantor pajak, investor, dan
kreditor) dan pihak intern (manajemen), sehingga memudahkan para
pemakai informasi memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
masing-masing divisi, dalam pengembangan sistem informasi akuntansi ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan dan kepuasan
pemakai informasi tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PUSRI PPD Jatim,
Surabaya”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam
1. “Apakah terdapat pengaruh dukungan puncak, partisipasi pemakai, dan
kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi pada PT. Pusri PPD Jatim, Surabaya?”
2. “Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh lebih dominan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Pusri PPD Jatim,
Surabaya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dalam perumusan diatas maka tujuan penelitian adalah untuk
menguji secara empiris adanya pengaruh dukungan manajemen puncak,
partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi
terhadap sistem informasi akuntansi.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang
selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi
perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat diambil
suatu kesimpulan yang tepat.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk
perusahaan dalam bidan sistem informasi. Demikian pula diharapkan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi.
c. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk
pengembangan penelitian yang lebih mendalam bagi mahasiswa yang
tertarik untuk mendalaminya.
d. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menambah wawasan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang masalah Sistem Informasi Akuntansi
yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini, telah
dilakukan oleh :
a. Setianingsih (1998).
Judul :
“Pengaruh Dukungan manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai
Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan pemakai
dalam Pengembangan Sistem Informasi”.
Rumusan Masalah:
1. Apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan
pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi?
2. Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi?
3. Apakah komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
Hipotesis:
1. Diduga bahwa partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam
proses pengembangan sistem informasi.
2. Diduga dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi.
3. Diduga komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi.
Alat Uji:
Untuk menguji hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai
digunakan model persamaan regresi linier sederhana, sedangkan untuk
menguji pengaruh dua faktor kontijensi menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).
Hasil Penelitian:
1. Partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif dan
signifikandengan kepuasan pemakai, dengan koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,096.
2. Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi, dengan koefisien interaksi sebesar
3. Komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi, tetapi komunikasi pemakai dalam
pengembang berpengeruh langsung terhadap kepuasan pemakai.
b. Komara (2005)
Judul :
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
akuntansi”
Rumusan Masalah:
Apakah Keterlibatan Pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan
manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?
Hipotesis:
1. Diduga terhadapat hubungan yang positif antara keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
terhadap kinerja SIA.
2. Diduga terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik
personal SIA terhadap kinerja SIA.
3. Diduga terdapat hubungan yang positif antara dukungan manajemen
puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA
terhadap kinerja SIA.
Alat Uji:
Hasil Penilitian:
Menunjukkan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur
dengan menggunakan kepuasan pemakai (user usage) memiliki
hubungan dengan pemakai yang dilibatkan dalam proses
pengembangan sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen
puncak dalam proses pengembangan dan operasional sistem informasi,
formalisasi pengembangan sistem informasi.
c. Almilia, dan Briliantien.
Judul :
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
pada Bank Umum Pemerintah di Surabaya dan Sidoarjo”
Rumusan Masalah:
1. Apakah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
kemampuan teknik personal sistem informasi ukuran organisasi
dukungan manajemen puncak formalisasi pengembangan sistem
informasi progranm pelatihan dan pendidikan pemakai. Keberadaan
Dewan pengaruh sistem informasi lokasi dari Departemen Sistem
Informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Hipotesis:
Berdasarkan model penelitiannya soegiharto (2001). Hipotesis yang
1. Diduga terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai
dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi dan kinerja
SIA.
2. Diduga terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik
personal Sistem Informasi Akuntansi dan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
3. Diduga terdapat hubungan yang positif antara ukuran organisasi dan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
4. Diduga terdapat hubungan yang psitif antara dukungan manajemen
puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian Sistem
Informasi Akuntansi dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
5. Diduga mendapat hubungan yang positif antara formalisasi
pengembangan sistem dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
6. Diduga kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan lebih tinggi dalam
sebuah organisasi apabila sebuah program pelatihan dan pendidikan
pemakai diperkenalkan dibandsingkan tidak diperkenalkan.
7. Diduga kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan lebih tinggi dalam
sebuah organisasi apabila terdapat sebuah dewan pengarah
dibandingkan tidak memiliki.
8. Diduga kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan lebih tinggi dalam
sebuah organisasi apabila departemen informasi terpisah dan berdiri
sendiri dibandingkan organisasi yang departemen yang sistem
Alat Uji:
Uji Pearson Product Moment dan Mann-Whitney U Test
Hasil Penelitian:
1. Pengujian yang dilakukan pada faktor keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan sistem menunjukkan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2. Pengujian yang dilakukan pada faktor kemampuan teknik personal
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan teknik personal dengan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
3. Pengujian yang dilakukan pada faktor dukungan manajemen puncak
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
manajemen puncak dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
untuk atribut kepuasan pemakai. Tetapi dukungan manajemen
puncak menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan
dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi untuk atribut pemakaian
sistem.
4. Pengujian sistem yang dilakukan pada faktor formalisasi
pengembangan sistem informasi menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara formalisasi pengembangan sistem
5. Pengujian yang dilakukan pada faktor ada/tidaknya program
pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan keseluruhan
responden menjawab bahwa terdapat program pelatihan disetiap
perusahaan tempat responden bekerja.
6. Pengujian yang dilakukan padsa faktor ada/tidaknya dewan
pengaruh sistem informasi menunjukkan keseluruhan responden
menjawab bahwa terdapat dewan pengaruh sistem informasi
disetiap perusahaan tempat responden bekerja.
7. Pengujian yang dilakukan dengan membandingkan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi atas lokasi departemen sistem informasi yang
berdiri sendiri dibandingkan dengan yang digabung dengan
departemen lain menunjukkan tidak terdapatperbedaan kinerja yang
signifikan.
d. Lestari (2006).
Judul Penelitian:
“Pengaruh Dukungan Manajmenen Puncak, Komunikasi dan Partisipasi
Karyawan terhadap Kepuasan Kerja pada PT Persero Angkasa Pura 1
Surabaya”.
Rumusan Masalah:
1. Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi, dan partisipasi
2. Apakah faktor yang berpengaruh paling dominan diantara
manajmenen puncak komunikasi dan partisipasi karyawan terhadap
kepuasan kerja?
Hipotesis:
1. Diduga bahwa dukungan manajemen puncak, komunikasi dan
partisipasi karyawan mempengaruhi kepuasan kerja.
2. Diduga terdapat faktor yang dominan antara dukungan manajemen
puncak, komunikasi dan partisipasi karyawan mempengaruhi
kepuasan kerja.
Alat Uji:
Regresi Linier Berganda (Multiple Regression).
Hasil Penelitian:
1. Menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas yaitu dukungan
manajmenen puncak, komunikasi dan partisipasi karyawan mampu
menjelaskan variabel terikat yaitu kepuasan kerja.
2. Menunjukkan secara parsial variabel dukungan manajemen puncak
(X1), komunikasi (X2), dan partisipasi karyawan (X3)
berpengaruhsecara nyata dan positif terhadap kepuasan kerja.
e. Widyaningrum (2007).
Judul Penelitian:
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Rumusan Masalah:
1. Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi, program pelatihan dan
pendidikan pemakai, kualitas sistem berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi.
Hipotesis:
1. Diduga bahwa partisipasi dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi,
dukungan manajemen puncak, faktor keberadaan program
pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi.
Alat Uji:
Regresi Linear Berganda
Hasil Penelitian:
1. Menunjukkan bahwa keempat variabel bebas yaitu dukungan
manajemen puncak, komunikasi, partisipasi karyawan dan adanya
pelatihan mampu menjelaskan variabel terikat yaitu kepuasan kerja.
2. Menujukkan secara parsial variabel dukungan manajemen puncak
(X1), komunikasi (X2), partisipasi karyawan (X3), dan program
Tabel : 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
NO Nama Judul penelitian Variabel
1. Setianingsih (1998) Pengaruh Dukungan
manajemen Puncak
dan Komunikasi
Pemakai
Pengembang
terhadap Hubungan
Partisipasi dan
Kepuasan pemakai
dalam
Pengembangan
Sistem Informasi
Partisipasi
Pemakai (X1),
Dukungan
manajemen
Puncak (X2),
Komunikasi
Pemakai-Pengembang
(X3), Kepuasan
Pemakai (Y).
2. Komara (2005) Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi akuntansi
Keterlibatan
Pemakai (X1),
kemampuan
teknik personal
(X2), dukungan
manajemen
puncak (X3),
formalisasi
pengembangan
(X4), kinerja
sistem informasi
akuntansi (Y).
3. Almilia, dan Briliantien. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
pada Bank Umum
Pemerintah di
Surabaya dan
Sidoarjo
keterlibatan
pemakai (X1),
kemampuan
teknik personal
(X2), dukungan
manajemen
puncak (X3),
progranm
pelatihan dan
pendidikan
pemakai (X4),
kinerja sistem
informasi
akuntansi (Y).
4. Lestari (2006) Pengaruh Dukungan
Manajmenen Puncak,
Komunikasi dan
Partisipasi Karyawan
terhadap Kepuasan
Kerja pada PT
Dukungan
Manajmenen
Puncak (X1),
Komunikasi
(X2), Partisipasi
Persero Angkasa
Pura 1 Surabaya
Kepuasan Kerja
(Y).
5. Widyaningrum.
(2007)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
pada PT. PLN
(Persero) UPJ Darmo
Permai Surabaya
Selatan
dukungan
manajemen
puncak (X1),
partisipasi
pemakai dalam
pengembangan
sistem informasi
akuntansi (X2),
program
pelatihan dan
pendidikan
pemakai (X3),
kualitas sistem
(X4), kinerja
sistem informasi
akuntansi (Y).
6. R. Hariadi (2010) Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
pada PT. PUSRI PPD
Dukungan
Manajemen
Puncak (X1),
Partisipasi
Sumber : Jurnal dan Skripsi
Dari uraian persamaan dan perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa
peneliti sekarang bukan replikasi dari peneliti sebelumnya karena dimensi
waktu, judul, serta obyek penelitian berbeda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Akuntansi Secara Umum
Dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi,
sehingga menurut kieso dan weygant (2000:4), akuntansi adalah suatu
sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat dan
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi
kepada para pengguna yang berkepentingan. Oleh sebab itu, akuntansi
memegang peranan penting dimana menurut Warren dan Fess (1988:2),
akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang
tepat oleh pemakai informasiyang bersangkutan.
Dari definisi mengenai akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan
dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kuantitatif yang dapat menjadi
Jatim Kemampuan
Teknik Personal
(X3), Kinerja
Sistem Informasi
dasar bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan.
Sehingga akuntansi disebut sebagai bahasa perusahaan, karena melalui
akuntansilah perusahaan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan kepada orang-orang akan mengambil tindakan
berdasarkan laporan tersebut.
2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk
mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktivitas sebagai
suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui
sistem informasi yang lebih baik.
Menurut Mosvove yang dikutip oleh baridwan (1994:3) sistem
informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen orgtanisasi yang
mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan
yang relevan kepada pihak diluar perusahaan (kantor pajak, investor, dan
kreditor) dan pada pihak intern (manajemen).
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:1), SIA adalah kumpulan
sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah
data menjadi informasi. Informasi ini di komunikasikan kepada beragam
pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan (mengubah data
Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto (2000:49) SIA adalah
suatu subsistem dari sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan
tipe suatu informasi yang termasuk didalam bagian fungsi akuntansi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi lebih merujuk pada sistem informasi akuntansi berbasis
komputer atau lebih dikenal dengan nama Sistem Pengolahan Data
Elektronik (Electronic Data Processing).
2.2.2.1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi
akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks.
Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam
aktivitas-aktivitasnya, diantaranya, adalah golongan masyarakat yang
langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan, levensir (supplier),
pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemeghang saham dan
berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.
Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para pemakai
informasi akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Hal tersebut dikemukakan oleh Chusing
(1991:5) tentang peranan SIA dalam suatu organisasi atas perusahaan.
2.2.2.2. Jenis Sistem Informasi
Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi
komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.
keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi
yang bermanfaat.
Menurt Bodnar dan hopwood (2000:4) terdapat beberapa jenis
informasi berbasis komputer yaitu:
1) Pengolahan Data Elektronik (Electrinic Data Processing) adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pengolahan
data dan transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah
aplikasi sistem paling dasar dalam setiap organisasi.
2) SIM (Manajement Inormation System) menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi
pengambilan keputusan para manajer. SIM menyediakan beragam
informasi diluar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam
organisasi. Misalnya:
a. Sistem informasi pemasaran adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran.
Kbenyakan dari informasi oleh SIA organisasi, contohnya
adalah ikhtisar penjualan dan informasi biaya.
b. Sistem informasi produksi adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal ikhtisar
persediaan dan informasi biaya.
c. Sistem informasi SDM adalah SIM yang meneydiakan
(Kepegawaian). Kebanyakan dari informasi disediakan oleh
SIA organisasi, misal ikhtisar pajak upah, gaji, dan informasi
manfaat.
d. Sistem Informasi Keuangan SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan.
Kebanyakan dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi
sistem informasi akuntansi organisasi. Misal ikhtisar arus
kas dan informasi pembayaran.
3) Sistem Pendukung Keputusan – Decission Support System (DSS). Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam
format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir.
DSS mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis
data khusus serta benar-benar terpisah dari sistem pengolehan
data.
4) Sistem Pakar – Expert System (ES). Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya
tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang
konsultan ahli bagi pemakainya. Seperti DSS, ES mensyaratkan
penggunaan model-model keputusan dan basis data khusus. Tidak
seorang ahli, DSS membantu pemakai dalam pengambilan
keputusan, sementara ES membuat keputusan sendiri.
5) Sistem Informasi Executif – Information Executif System (EIS), dibuat bagi kebetulan informasi strategi manajemen puncak.
Banyak informasi yang dipergunakan oleh manajemen puncak
datang dari sumber diluar sistem informasi organisasi, tetapi
sebagian informasi harus diproses melalui sistem informasi yang
telah diproses oleh sistem informasi organisasi. EIS menyediakan
akses yang mudah untuk memilih informasi yang telah diproses
oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak.
6) Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis komputer
yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi
informasi, tetapi istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup
siklus-siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi
dan pengembangan sistem.
2.2.2.3. Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi brkembang selama masa hidup suatu perusahaan.
Artinya suatu pengembangan sistem yang baru akan mengganti sistem
yang sedang digunakan jika tidak memadai lagi.
Menurut Burch dalam Lau (2004:26) pengembangan sistem
informasi akuntansi merupakan proses memodifikasi atau mengubah
membutuhkan komitmen subtansial mengenai waktu, sumber daya dan
merupakan aktivitas yang berkesinambungan.
Menurut Wilkinson (1993:14) terdapat beberapa tahap siklus
pengembangan sistem informasi antara lain:
1) Perencanaan sistem, meletakkan landas bangun untuk sistem
informasi yang baru atau yang direvisi. Dalam tahap ini
disiapkan rencan sistem induk serta usulan atau proposal
proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.
2) Analisis sistem, mensurvey dan menganalisis informasi yang
sedang dipakai untuk menentukan jenis informasi yang sedang
dipakai untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan
pemakai dari sistem yang baru dan persyaratan teknik untuk
sistem tersebut.
3) Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat
biaya yang terinci untk rancangan sistem yang dipilih. Juga
akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar
bias memilih peralatan yang paling sesuai.
4) Implementasi sistem, terdiri dari langkah-langkah seperti
perlengkapan rinci untuk rancangan yang baru, pengangkatan
dan pelatihan (training) karyawan baru, penginstalasian dan
penyajian peralatan baru serta penerapan awal dari sistem yang
5) Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan
dan manajemen dari sistem yang baru atau yang ditingkatkan.
Secara berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi
terhadap prestasi dan kendala keluaran.
2.2.2.4.Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Karena informasi merupakaan hasil proses dari data, maka sistem
informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi
didalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi
yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme
atau dengan bantuan komputer (Baridwan 1994:127).
Digunakannya komputer sebagai alat bantu pemproses atau
mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi
prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding
dengan sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan
rumit serta memerlukan pengetahuan khusus tentang komputer
[image:42.612.133.497.535.644.2](Baridwan 1995:127)
Gambar. 1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual
Sumber : Trisnaningsih, Sri, 2007, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu,
hal 8.
Laporan Keuangan
Buku Pembantu Bukti
Transaksi Jurnal
Gambar. 2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, Edisi Pertama BPFE,
Yogyakarta, hal 128.
2.2.2.5. Para Pemakai Akuntansi
Menurut Simamora (2000:6-9) pihak-pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi yang terdiri atas beberapa kalangan. Pada umumnya
pemakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua golongan antara lain,
para pemakai internal dan pemakai eksternal.
a. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas
bisnis. Manajer-manajer perusahaan memakai informasi
akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya,
untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran
tersebut dalam mengambil tindakan korektif manakala
dibutuhkan.
Bukti
Transaksi Jurnal
Buku Besar
File Transaksi
Laporan Keuangan dan laporan lain, yaitu laporan keuangan
b. Pemakai Eksternal
1) Pemilik perusahaan, para pemilik (owner) telah
menanamkan dana mereka yang berharga dalam suatu
organisasi bisnis. Orang-orang ini menghendaki
wawasan tentang keinginan pendapatan dimasa lalu,
kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang bakan
datang dan prospek arus kas.
2) Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan
penilaian posisi finansial perusahaan. Mereka guna
menunjukkan suatu indikasi keselamatan pekerjaan
mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat
paad informasi yang memungkinkan mereka menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
tunjangan.
3) Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk
memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah
permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal
biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yang
diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
4) Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan
barang-barang, jasa-jasa dan sumber-sumber daya
keuangan bagi perusahaan baik dengan mengucurkan
berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah
perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya secara
tepat waktu dan terjadwal.
5) Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi
dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan
adan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya. Pemerintah pusat atau
daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak
terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan
berdasarkan angka yang tertera dalam laporan
keuangan.
6) Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan
pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan memakai
informasi akuntansi untuk merencanakan dan
mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu juga
menyusun anggaran, menggaji pegawai-pegawainya,
membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan
informasi akuntansi.
7) Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada
informasi keuangan yang dirangkum dalam
laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi tidakan-tindakan
memakai informasi finansial dalam menilai keberadaan
ekonomi perusahaan-perusahaan ditengah masyarakat.
2.2.2.6. Tujuan Sistem Informasi
Menurut Wilkinson (2000:8) sistem informasi dalam dunia bisnis
dan pemerintah mempunyai tiga tujuan, meliputi:
1) Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
2) Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan
keputusan.
3) Menyajikan informasi yang berkenan dengan kepengurusan
(stewarship).
Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan
aksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal hampir
semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan
data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya
sebagian.
2.2.3. Akuntansi Keprilakuan
Akuntansi keprilakuan merupakan salah satu cabang utama dari
akuntansi yang memberikan perhatian lebih terhadap hubungan antara
perilaku manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi keprilakuan menyadari
bahwa mereka dapat merancang sistem informasi yang mempengaruhi
perilaku agar motivasi tindakan yang diharapkan. Menurut Siegel dan
Marconi dalam Ikhsan dan Ishak (2005:6) tujuan akuntansi keprilakuan
segalatindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan
pengambilan keputusan, baik yang bersifat eksternal dan internal.
Akuntansi keprilakuan akan memberi manajemen tidak hanya dengan
informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tetapi juga dengan alasan
mengapa orang-orang berperilaku sperti yang mereka lakukan dan
merekomendasikan untuk mengubah perilaku yang negatif.
2.2.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Soegiharto (2001), kinerja sebuah sistem informasi
akuntansi dapat diukur dari 2 persepsi yaitu kepuasan pemakai atas
pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri
oleh para karyawan pada departemen akuntansi dan anggaran dalam
membantu menyelesaikan pekerjaan mereka, untuk mengolah data-data
keuangan menjadi akurat.
Menurut Mulyadi (2001:1-2), akuntansi manajemen salah satu tipe
informasi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe pengolahan
data akuntansi sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen
merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai
satuan ukuran yang digunakan untuk membantu manajemen dalam
pelaksaan pengelolaan perusahaan. Sebagai salah satu tipe informasi
akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan keuangan yang
merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang
dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi. Sebagai salah satu
pengolahan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai internal
organisasi.
2.2.4.1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi
Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan kerja).
Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasan pegawai tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Davis, 1990:105).
Menurut Robbins (2001:24), kepuasan kerja adalah selisih antara
benyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang
meraka yakini mereka terima.
Berdasarkan pendapat diatas kepuasan kerja adalah suatu perasaan
menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang
diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai
lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi
perusahaan dan mutu kepengawasan. Sedangkan persaan yang
berhubungan dengan dirinya antara lain unur, kondisi kesehatan,
kemampuan dan pendidikan.
Menurut Ives dan Olson dalam Setianingsih (1998:87-88),
kepuasan pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem
informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka
dalam kualitas sebagai keputusan sebagai tujuan penting dari sistem
Oleh sebab itu, dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa keputusan pemakai menurut peneliti adalah pengungkapan rasa
senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan
dengan partisipasi yang diberikannya selama pengembangan sistem
informasi.
2.2.4.2. Pemakaian Sistem
Pemakaian sistem dapat didiindikasikan juga sebagai
pengimplikasian sistem. Implikasi sistem adalah proses menempatkan
prosedur dan metode-metode revisi atau rancangan baru ke dalam operasi
(Bodnar dan Hopwood, 2000:34). Beberapa pekerjaan yang dilakukan
pada tahap implimentasi adalah (Winarno, 1994:176).
1. Pemilihan dan pelatihan karyawan, sistem yang baru biasanya
berbeda dengan sistem yang lama sehingga memerlukan
karyawan yang baru dengan keahlian yang diperlukan untuk
menjalankan sistem yang baru.
2. Persiapan fisik, meliputi pemasangan komputer, pengturan
tempat kerja, penambahan mebel dan penataan kembali
berbagai tempat penyimpanan berkas.
3. Pengujian program dan prosedur, stselah komputer, perabotan
dan mesin terpasang, analisis sistem yang dapat menginstalasi
program kedalam komputer dan mengujinya.
4. Pembuatan dokumentasi, menyesuaikan dokumen yang telah
5. Pengubahan data dan file, mengubah file dan data ke bentuk
yang diterima oleh sistem yang baru.
2.2.4.3. Kualitas Sistem Informasi
Karakteristik kualitas informasi menurut Jogiyanto (2000:30),
meliputi:
a) Akurat, berarti informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak biasa ayau menyesatkan.
b) Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang dari
penerima tidak boleh terlambat.
c) Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat
untuk pemakainya.
Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat
waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan
pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang
mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi
tersebut aktual atau muktahir. Informasi yang relevan, apabila informasi
tersebut sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan
umummnya suatu laporan penyajian informasi secara singkat pada
hal-hal yang penting saja, tetapi rincian dari informasi tersebut disajikan
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
2.2.5.1. Dukungan Manajemen Puncak
2.2.5.1.1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
(Handoko 1995:8).
2.2.5.1.2. Fungsi Manajemen
Menurut Handoko (1995:26) ada lima fungsi manajemen yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan tujuan
organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program, dan
lain-lain.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adaloah penentuan sumber daya dan
kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok
kerja, penugasan wewenang dan tanggung jawab serta koordinasi.
3. Penyusunan Personalia (staffing)
Penyusunan personalia adalah penarikan (recrutmen),
latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian
orientasi para karyawan dalam lingkungan yang menguntungkan dan
4. Pengordinasian (Directing)
Pengorganisasian mengandung kerjasama dan partisipasi kerja
sama yang dimaksud adalah kerjasama antar berbagai kegiatan yang
merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan.
Koordinasi adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada
tujuan bersama tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan
penghamburan pekerjaan. Setiap pengkoordinasian yang baik
senantiasa membutuhkan kerja sama yang baik pula.
5. Pengawasan (controlling)
Kegiatan pengawasan selebihnya ialah membandingkan atau
menilai dengan cara ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan
pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan
apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.
2.2.5.1.3. Tingkatan Manajemen
Menurut Handoko (1995:17) tingkatan Manajemen dalam
organisasi dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu:
1) Manajeman Lini Pertama
Tingkat paling rendah dalam organisasi yang memimpin
dan mengawassi tenaga-tenaga operasional. Sebutan lain
bagi manajer lini adalah pemimpin, mandor, penyedia.
2) Manajemen Menengah
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
dituntut untuk menjalin hubungan yang baik dengan
rekan-rekan disekitar organisasi, dan menyelesaikan
konflik sebutan lain dari manajer menengah adalah
manajer departemen, kepala pengawas.
3) Manajemen Puncak
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan
manajer organisasi yaitu dalam hal penyusunan tujuan
organisasi, menentukan strategi dan pembuatan
keputusan yang mempengaruhi organisasi. Sebutan lain
dari manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala
divisi, wakil presiden senior.
2.2.5.1.4. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak
Menurut Handoko (1995:18), mengemukakan manajemen puncak
suatu perusahaan adalah para eksekutif pada manajemen puncak
organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup
dan kesuksesan perusahaan.
Menurut Setianingsih dan Indriantoro (1998:199), dukungan
manajamen puncak adalah partisipasi dan keterlibatan manajemen
puncak dalam pengembangan sistem.
Menurut Lau (2003:32) dukungan manajemen puncak adalah
perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan
manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan
eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab
untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
2.2.5.2. Partisipasi Pemakai
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembngan telah diakui
secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan
intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem
informasi,mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap
implementasi sistem informasi (Setianingsih dan indriantoro, 1998:195).
Menurut Davis dan Newtrom (1990:179) menyatakan bahwa
partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi
pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan
itu.
Partisipasi pemakai didefinisikan sabagai perilaku dan tindakan
yang dilakaukan melalui suatu target yang telah ditentukan sebelumnya
atau sesuatu dengan kemampuan pengguna selama proses pendisainan
sistem (Barki dan Harwich, 1989, dalam Lindrianasari, 2001:85).
Menurut Davis (1990:179) ada tiga aspek yang sangat penting
1) Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi
berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada
kegiatan fisik.
2) Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kreatif
dan membangun aspek yang sangat penting.
3) Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menuntut
pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam
kegiatan kelompok.
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang
dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi
(Restuningdiah dan Indriantoro, 2000:122).
Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal
yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai
tahap perencanaan, pengembanagan sampai tahap implementasi sistem
informasi (Restuningdiah dan indriantoro, 2000:122).
Dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai
diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap
organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam
penggunaan sistem informasi (Restuningdiah dan Indriantoro, 2000:122).
Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui apa
berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan
mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi
Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan perilakau didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman
mereka sendiri daripada pengalaman orang lain (Pace dan Faules,
1998:438). Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka
dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap
situasi dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan
menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mngembangkan
penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar
untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.
Para pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan
keputusan yang diambil dan lingkungan sosial-politis ditempat
digunakannya sistem tersebut, maka mereka akan memberikan kontribusi
yang lebih besar bagi pengembangan sistem tersebut (Soegiharto,
2001:179).
Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok
sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem
informasi (Ives dkk dalam Soegiharto, 2001:179).
Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil
kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk
mengembangkan sistem informasi organisasi.
2.2.6. Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem
informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan
pemakai unyuk menggunakan sistem informasi yang adasehingga akan
muncul suatu kepuasan pemakai dalam penggunaan sistem informasi dan
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan
dalam mencapai sutu tujuan yang telah ditetapkan selain itu didukung dan
keterlibatan manajemen puncak memegang peranan penting dalam
keberhasilan pengembangan sistem informasi (Nunik, 2005:18).
Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak
dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi:
Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar
perkembangannya berakar pada psikologi sosial. Teori yang
dikembangkan oleh Filley, House, dan Kerr (1976), menyatakan
supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus terdapat
suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya.
Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang
pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan
kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa
dukungan pimpinan kepada bawahan (Thoha, 1992:282).
Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuuh dalam
pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat
diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan
terhadap pemakai informasi tersebut. Dukungan manajemen
puncak juga memiliki kekuatan dan berpengaruh untuk
mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang
memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap tahap
pengembangan sistem dan akan berpengaruh pada kepuasan
pemakai (Nunik, 2006:19).
Menurut Jen (2002) dalam Nunik (2006:19), mengatakan
bahwa dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin
tinggi dalam proses untuk pengembangan sistem dan operasinya,
kepuasan pemakai akan dalam menggunakan sistem yang ada
semakin tinggi pula.
2.2.7. Teori yang Berpengaruh Partisipasi Pemakai Terahdap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses
organisasional, dimana para individu terlibat dalam pembuatan keputusan
yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap individu tersebut dan
informasi dari tahap perencanaan, pengambangan dan implementasi sistem
informasi, dalam pengembangan sistem informasi pemakai berpartisipasi
secara langsung akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi,
maka partisipasi pamakai dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengukuran kinerja sistem informasi akuntansi (Nunik, 2005:19).
Jen (2002) dalam Nunik (2005:19), mengatakan bahwa dengan
keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi,
maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan
memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Teori yang mendukung Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi adalah:
Teori Y dari Mc Gregor
Teori ini dipelopori oleh Mc Gregor (1957), ini diantaranya
menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan
mengendalikan diri senndiri untuk mencapaitujuan apabila mereka
merasa terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai,
mereka belajar menerima dan mencari tanggung jawab (Davis dan
Newstrom, 1994:162).
Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari
pengarahan dan pengendalian diri-sendiri untuk mencapai tujuan.
Partisipasi pemakai informasi juga merupakan salah satu bentuk
keterlibatan invidu dalam kegiatan pengembangan sistem informasi
2.2.8. Teori yang Berpengaruh Kemampuan Teknik Personal Pemakai
Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Menurut Robbin (1996:86) dalam Widodo (2005:32), kemampuan
merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas
dalam pekerjaannya. Dengan kemampuan yang ada kegiatan karyawan
tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga
memberikan kepuasan.
Teori pencapaian prestasi oleh Mc Clelland (1953) didasari asumsi
bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu
yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan
lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan
memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang
menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik,
maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi dan hasrat ingin
sukses, serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Widodo, 2005:32).
Jen (2002) dalam Almila dan Irmaya (2003:3), mengatakan bahwa
semakin tinggi tingkat kemampuan teknik personal sistem informasi akan
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkatkan
kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan ada hubungan positif
antara kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja
Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang
rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personal pemakai sistem
informasi akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau
rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam
menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan
terhadap pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan
keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.2.9. Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi
Pemakai, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Dengan adanya dukungan puncak yang semakin tinggi dalam proses
untuk pengembangan sistem dan operasinya, kepuasan pemakai akan
dalam menggunakan sistem yang ada semakin tinggi pula. Dengan
keterlibatan pemakai y