• Tidak ada hasil yang ditemukan

African Fang, Perancangan Busana Siap Pakai dengan Tema Etnik Modern dan Inspirasi Topeng Fang Afrika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "African Fang, Perancangan Busana Siap Pakai dengan Tema Etnik Modern dan Inspirasi Topeng Fang Afrika."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Rancangan koleksi “African Fang” adalah koleksi busana ready-to-wear yang terinspirasi dari salah satu karya seni tradisional Afrika, yaitu topeng Fang, dengan tema Demotic dan subtema Totem yang dikutip dari buku Fashion Trend Forecasting 2014 “Tradition Revolution”. Pemilihan tema Demotic dikarenakan topeng Fang adalah salah satu karya seni Afrika yang sudah menjadi jati diri budaya khas daerah tersebut. Pemilihan subtema Totem dikarenakan topeng Fang sebagai contoh yang menarik dari keberagaman topeng Afrika dengan budaya yang sama.

Koleksi busana ready-to-wear ini menampilkan suatu gaya yang sederhana dengan karakter etnik modern. Pada busana ini menggunakan reka bahan digital printing, random tucking, dan ditambahkan dengan aksesoris anting-anting berwarna

alam tropis pada pemakai busana ini.

Pada tahapan produksi, dimulai dengan pembuatan pola sebagai acuan dasar dan dilanjutkan dengan pencetakan kain dengan menggunakan teknik mesin digital, lalu mengerjakan teknik random tucking dan menjahit. Sementara bahan yang digunakan adalah kanvas linen dengan motif kreasi baru topeng Fang dan savanna Afrika; warna yang digunakan adalah warna-warna alami seperti krem, kuning gading, kuning keemasan, cokelat, dan cokelat gelap.

Tujuan pembuatan rancangan koleksi ini untuk memerkaya dunia tata busana etnik modern di Indonesia. Khususnya untuk para wanita perkotaan, berusia 20-45 tahun, yang menyukai busana-busana berkarakter etnik modern, baik secara semi-resmi dan tidak semi-resmi.

(2)

ABSTRACT

The design of the collection "African Fang" is a fashion collection of

ready-to-wear inspired by one of the traditional African artwork, namely the Fang mask,

with theme of Demotic and subtheme of Totem which are taken from Fashion Trend

Forecasting 2014 book "Tradition Revolution". The selection of the Demotic theme

because the Fang mask is one of the elements of African artwork which has become

typical of the cultural identity of the area. The selection of the Totem sub-theme

because the Fang mask is an interesting example of the diversity of African mask

with the same culture.

Fashion collection of ready-to-wear shows a simple style with modern ethnic

character. In this fashion uses manipulating fabrics printed with digital printing

machine, random tucking technique, and added the accessories of earrings colored

tropical nature to the fashion wearer.

On of the stages of production, starting with the making of the pattern as a

basic reference and proceed with fabrics printed using digital printing machine, then

worked with random tucking and sewing techniques. While the materials used are

linen canvas with a new creation motif of Fang mask and African savanna; the

colors used are natural colors such as beige, ivory, golden yellow, brown, and dark

brown.

The goal of this fashion design is enrich modern ethnic fashion world in

Indonesia. Especially for the urban women, ages 20-45 years old, who love modern

ethnic charactered fashions, both semi-formal and informal.

(3)

DAFTAR ISI

2.3 Perkembangan fashion di Indonesia...10

2.4 Teori Busana...11

2.4.1 Teori Ready-to-Wear...15

2.5 Teori Pola dan Jahit...15

2.5.1 Teori Pola ...16

2.5.2 Teori Jahit...17

2.6 Teori Reka Bahan dan Tekstil...18

2.6.1 Teori Digital Tekstil Printing...20

2.6.2 Teori Tucks...20

(4)

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI PERANCANGAN...26

3.1 Topeng Fang...26

3.2 Demotic...28

3.3 Busana Ready-to-Wear...28

BAB IV KOSEP PERANCANGAN...31

4.1 Perancangan Umum...31

4.1.1 Image Board...31

4.1.2 Konsep...32

4.2.3 Koleksi Desain...32

4.2 Perncangan Khusus...33

4.2.1 Desain I...33

4.2.2 Desain II...34

4.2.3 Desain III...34

4.2.4 Desain IV...35

4.2 Perncangan Detail Fashion...35

4.3.2 Random Tucking...36

4.3.1 Kain Printing...36

4.3.3 Aksesoris... 37

4.3.4 Sepatu...37

BAB V PENUTUP...38

5.1 Kesimpulan...38

5.2 Saran...38

DAFTAR PUSTAKA...39

BIODATA PENULIS...41

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Dasar pakaian...12

Gambar 2.2. Variasi jaket...13

Gambar 2.3. Bentuk garis leher...13

Gambar 2.4. Gaya dan panjang lengan...14

Gambar 2.5. Panjang rok dan celana...15

Gambar 2.6. Contoh pola dasar badan dengan menggunakan Dress Making...17

Gambar 2.7. Macam-macam jahitan tangan...18

Gambar 2.8. Kain linen...19

Gambar 2.9. Standar tucks...21

Gambar 2.10. Variasi tucks...22

Gambar 2.11. Spektrum lingkaran warna...23

Gambar 2.12. Color Harmony...24

Gambar 3.1. Variasi topeng fang...26

Gambar 3.2. Variasi topeng fang...27

Gambar 3.3. Foto koleksi women's autumn/winter 2014, Dries Van Noten...29

Gambar 3.4. Foto koleksi pre-fall 2014, Andrew G.N………...29

Gambar 3.5. Foto koleksi women's autumn/winter 2014, Vivienne Tam...30

Gambar 3.6. Foto koleksi women's autumn/winter 2014, Clover Canyon………...30

Gambar 4.1. Image Board...31

Gambar 4.2. Koleksi Desain ”African Fang”...33

Gambar 4.3. Koleksi Desain ”African Fang” I...33

Gambar 4.4. Koleksi Desain ”African Fang” II...34

Gambar 4.5. Koleksi Desain ”African Fang” III...34

Gambar 4.6. Koleksi Desain ”African Fang” IV...35

Gambar 4.7. Hasil kain printing kanvas linen...36

Gambar 4.8. Hasil kain teknik random tucking...36

Gambar 4.9. Hasil desain aksesoris...37

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Pola Dasar...42

LAMPIRAN B : Material...71

LAMPIRAN C : Foto Busana...72

LAMPIRAN D : Gambar Teknik (Technical Drawing)...80

LAMPIRAN E : Ilustrasi Fashion...98

LAMPIRAN F : Foto Reka Bahan...106

LAMPIRAN G : Foto Proses Pembuatan...107

LAMPIRAN H : Rincian Harga Material...108

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi di banyak negara, manusia banyak mendapatkan kemudahan dalam hidupnya. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya proses kemampuan manusia dalam berpikir, bertindak, dan kepekaan terhadap lingkungan hidup maupun kehidupannya. Akibatnya, nalar seseorang tidak dapat menuangkan kreatifitas yang maksimal dalam menghasilkan karya kreatif baru untuk menuntun generasi-generasi selanjutnya.

Situasi dan kondisi tersebut telah membangun kesadaran manusia untuk menggali akar kebudayaan dan menemukan kembali jati diri bangsa. Lalu dibuat upaya dengan menjaga kelestarian alam dan kelangsungan hidup. Perkembangan fashion selama beberapa tahun dapat terlihat dengan adanya pengaruh fashion dalam bidang teknologi yang semakin maju sebagai inovasi baru. Banyak individu menerapkan desain dengan daya teknologi pada busana, dekorasi dan lainnya. Penerapan tersebut dilakukan untuk mempermudah pekerjaan setiap individu dan mendapatkan hasil yang terbaik.

Proses ini membuat individu semakin sadar akan kebutuhan fashion yang semakin cepat berubah. Individu tersebut tertarik dengan apa yang ia lihat, cocok tidaknya kebutuhan tersebut, kenyamanan bahan dan masih banyak hal lainnya. Sebuah hal yang sama dapat diartikan dengan cara yang berbeda oleh konsumen yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda. Sehingga tidak ada arti yang pasti namun menyisakan kebebasan bagi penerjemah dalam mengartikannya. Proses fashion ini telah mempengaruhi semua tipe fenomena budaya, seperti musik, kesenian, arsitektur, bahkan sains.

Trend fashion 2014 menjadi jawaban dalam lingkup fashion Indonesia atas

(8)

Sub-Saharan Afrika adalah istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan negara-negara termiskin di benua Afrika. Pada umumnya diakibatkan oleh penjajahan kolonial, neokolonialisme, konflik antar-etnis, dan perselisihan politik. Terutama masa-masa sekarang yang sedang mengalami krisis pangan. Sub-Saharan Afrika memiliki beberapa seni yang tertua dan paling beragam, yaitu gaya rock art. Rock art adalah seni melukis pada batu alam sebagai tanda buatan manusia. Seninya

sangat beragam seperti adanya penggunaan figur manusia, patung, topeng dengan penamaan khusus, dan seni Sub-Saharan secara abstrak visual. Seni Sub-Saharan mengandung kekuatan spiritual, norma-norma sosial, ide-ide, nilai-nilai, dan lainnya.

Kesadaran akan ragam kekayaan budaya Sub-Saharan diperkenalkan untuk dijaga, dikembangkan, dan dilestarikan. Maka setiap individu dapat saling menghormati dan menghargai setiap ragam budaya sebagai identitas masing-masing bangsa dan negara.

Topeng Fang, salah satu topeng tradisional Afrika yang digunakan sebagai sumber inspirasi yang dituangkan kedalam busana ready-to-wear untuk wanita perkotaan berusia 20-45 tahun, yang penuh dengan energi dan kreativitas dalam segala hal. Busana ready-to-wear ini berkesan energetik dan dapat dipadu padankan dengan busana lain untuk di setiap kesempatan. Busana ini dapat dipakai pada acara seperti semi-resmi dan tida resmi.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang ditemui dalam perancangan koleksi desain “African Fang” sebagai berikut :

1. Perancangan penerapan unsur inspirasi busana etnik Afrika kedalam busana fashion ready-to-wear di Indonesia.

2. Pengolahan busana yang sesuai dengan adat-budaya Indonesia.

3. Penyesuaian gaya busana etnik modern Afrika kedalam gaya busana masyarakat Indonesia.

1.3 Tujuan Perancangan

(9)

modern dengan inspirasi tema Demotic dengan sasaran pasar wanita urban, yang terdiri dari :

1. Pengolahan unsur kesenian etnik modern Afrika menjadi variasi, sekaligus untuk memerkaya dunia fashion Indonesia.

2. Pemenuhan keperluan busana wanita perkotaan berusia 20-45 tahun, yang yang penuh dengan energi dan kreativitas dalam segala hal untuk kalangan menengah ke atas.

3. Penyesuaian gaya busana etnik modern Afrika dengan kebutuhan sandang masyarakat Indonesia, baik dari segi iklim, etika, dan budaya.

1.4 Batasan Perancangan

Permasalahan dalam perancangan sehubungan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Inspirasi unsur desain topeng Fang yang dipadukan dengan tema Demotic dan subtema Totem dari buku Trend 2014 “Tradition Revolution”.

2. Penggunaan bahan kanvas linen dengan warna-warni natural seperti krem, kuning gading, kuning keemasan, cokelat, dan cokelat gelap untuk menampilkan karakter etnik modern pada koleksi busana.

3. Reka bahan dengan digital printing pada kain dengan motif natural seperti pada tekstur topeng Fang dan savanna, yang dipadukan dengan reka bahan random tucking.

4. Siluet busana ready-to-wear seperti A-line dan H-line, untuk acara semi-resmi dan tidak semi-resmi.

1.5 Metode Perancangan

(10)

Gambar 1.1. Bagan Metode Perancangan Sumber. Dokumen Pribadi

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini terdiri atas lima bab. Bab I mengulas tentang latar belakang yang menjelaskan dan mendeskripsikan secara garis besar keseluruhan isi makalah dengan padat dan jelas. Terdapat penjelasan dan pendeskripsian dimulai dari pemilihan tema, judul, tahapan poduksi, keunikan rancangan desain, target market sampai tujuan pembuatan rancangan koleksi busana “African Fang”.

(11)

menjelaskan mengenai definisi, unsur dan prinsip desain. Teori warna menjelaskan khusus yang berkaitan dengan warna, seperti jenis warna, dan komposisi warna.

Bab III mengulas tentang deskripsi objek studi yang menjelaskan rancangan desain objek seperti topeng Fang, tema Demotic, dan busana ready-to-wear.

Bab IV mengulas tentang konsep rancangan desain yang menjelaskan rancangan umumnya dari moodboard, konsep, dan ilustrasi fashion. Lalu berisi pula penjelasan mengenai perancangan umum dan perancangan khusus koleksi desain.

(12)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah mendesain rancangan koleksi “African Fang”, dapat disimpulkan bahwa unsur kesenian topeng Fang Afrika dapat diolah dan dikembangkan menjadi busana ready-to-wear yang berkarakter etnik modern dalam busana fashion Indonesia. Busana ini dapat dipakai oleh wanita perkotaan, berusia 20-45 tahun, yang mempunyai jiwa sportif, dinamis dan menyukai karakter busana etnik modern.

Hal tersebut diterapkan pada bahan kain, aksesoris, dan sepatu. Sebagai pendukung unsur kesenian topeng Fang Afrika sehingga menjadi suatu koleksi busana ready-to-wear berkarakter etnik modern, yang sesuai dengan adat-budaya bangsa Indonesia.

Pada proses pembuatan motif desain busana dengan dibantu program adobe photoshop lebih dapat dicapai hasil yang maksimal, seperti yang tampak pada

hasilnya. Kemudian pada pembuatan random tucking dilakukan dengan suatu teknik menjahit secara terencana dan teratur namun memperlihatkan hasil yang acak.

5.2 Saran

Bagi pembaca yang berminat untuk mencoba menciptakan busana ready-to-wear dengan kreasi baru dapat memertimbangkan unsur etnik budaya, atau seni

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Baugh, Gail. 2011. The Fashion Designer’s Textile Directory. Singapore : Quarto Clarke, Simon. 2011. Textile Design. London-UK : Laurence King

Eisseman, Lestrice. 2000. Pantone : Guide to communication With Color. United States : How

Edmonds, Janet. 2010. From Print To Stitch. Great Britain : Search Press

Noe’man, Irvan A., dkk. 2013. Trend Forecasting 2014 Tradition Revolution. Jakarta : BD+A Design.

Knight, Lorna. 2007. The Sewing Stitch and Textile Bible. Singapore : Page One Rubin, Leonard G. 1976. The world of fashion: An introduction.

San Francisc

o :

Canfield Press

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum Lesa Sawahata and Kiki Eldridge. 2001. Color Harmony Workbook: A Workbook

and Guide to Creative Color Combinations. United States : Rockport.

Soekarno. 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum

Mary D. Troxell, and Elaine Stone. 1981. Fashion Merchandising. University of Wisconsin, Madison : Gregg Division, McGraw-Hill

Wolff, Colette. 1996. The Art of Manipulating Fabric. Wisconsin-USA : Krause

Daftar situs untuk pustaka :

---. 2014. Color Theory.

http://cios233.community.uaf.edu/design-theory-lectures/color-theory/ (diakses pada 27 Maret 2014, pukul 17.34)

(14)

Park, Yangjoo. 2010. Design Elements & Principles.

http://www.edb.utexas.edu/minliu/multimedia/PDFfolder/DESIGN~1.PDF (diunduh pada 27 Maret 2014, pukul11.56)

Herpen, Iris Van. 2012. Iris Van Herpen.

http://www.polimodatalent.com/wp-content/uploads/documenti/irisvanherpen _indesign.pdf (diunduh pada 27 Maret 2014, pukul 10.15)

Riyanto, A. Arifah, dkk. 2009. Modul Dasar Busana.

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELU

ARGA/194608291975012-ARIFAH/Modul_Dasar_Busana.pdf (diunduh pada 7

Januari 2014, pukul 11.26)

Savitrie, Dian. 2008. Pola Perilaku Pembelian.

http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/126658-6027-Pola%20perilaku- Literatur.pdf

(diunduh pada 7 Januari 2014, pukul 10.18)

Patty Brown and Janett Rice. 2001. Ready-To-Wear Apparel Analysis.

http://wps.pearsoncustom.com/wps/media/objects/2775/2842599/FA200_Bro wn_C05.pdf (diunduh pada 27 Maret 2014, pukul 15.05)

Roberts, Mike . 2014. Wild Fibres.

(15)

BIODATA PENULIS

Data Pribadi

Nama : Laurencia Alvina

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 2 November 1992 Kewarganegaraan : WNI (Warga Negara Indonesia)

Status : Belum Menikah

Agama : Katholik

Alamat : Jl. Pabaki Irigasi gg AMD II No. 190 Bandung 40232 Nomer kontak : (022) 6073585, Hp : 085860375588

E-mail : laurencia.alvina@gmail.com

Pendidikan Formal :

1997-1999 : TK Santa Lucia, Bandung

1999-2005 : SD Yos Sudarso, Bandung

2005-2008 : SMP Waringin, Bandung

2008-2011 : SMA Trinitas, Bandung

2011-2014 : Program Studi D-III Seni Rupa dan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kriten Marantha

Pengalaman Organisasi : Panitia penerima penerima tamu dalam pameran

Gambar

Gambar 1.1. Sumber.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Dunia berbeda dengan Grup Bank Dunia ( World Bank Group ), di mana Bank Dunia hanya terdiri dari dua lembaga: Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan

• Sampling frame (kerangka sampel) adalah daftar dari unit sampel yang berada dalam populasi yang akan dipakai sebagai dasar penarikan sampel.. • Unit observasi adalah unit

Jika dilihat dari tema yang diteliti maka penelitian yang hendak dilakukan ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marni Serepinah (2014) dan Citra

Technologies and Tools for Protecting Information Resources. CHAPTER 8: SECURING

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai intrinsik saham, menilai apakah saham tersebut overvalude atau undervalued jika dibandingkan dengan nilai

The result shows that there are three factors serve as the external motivational factors, namely parents and peers, including specific group in community, teachers and

Sifat intensif merupakan sifat zat yang tidak bergantung pada jumlah maupun ukuran zat. Sifat intensif dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Sifat

Pada penelitian ini digunakan Analisis Faktor untuk mengetahui apa saja faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mahasiswa dalam keputusan pembelian smartphone menurut