Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
381
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
ARBASIAH
Email arbasiah13@gmail.com
ABSTRAK
Nilai akhir yang di capai siswa setelah melakukan pengamatan di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Rantau Kabupaten Tapin, khususnya pada pokok bahasan materi
“Berbusana muslim dan muslimah sesuai syariat Islam” belum seperti yang diharapkan. Berdasarkan nilai ulangan siswa kelas X IPS 1 nilai hasil belajarnya masih tergolong rendah, dari data yang diperoleh hasil belajar siswa pada materi
“berbusana muslim dan muslimah sesuai syariat islam” yang belum tuntas 10 orang atau 40% siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan Minimum (KKM), dan 15 orang atau 60% diantaranya memperoleh nilai diatas standar ketuntasan batas minimum (KKM). Rata-rata nilai ulangan harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 59,65 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75. Terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas siswa pada materi tersebut perlu ditingkatkan.
Penelitian ini bertujuan menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Rantau Kabupaten Tapin.Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas X IPS 1 SMAN 1 Rantau, terdapat adanya peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Hasil data yang diperoleh dari siklus I dan II dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based learning pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I sebesar 60% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 88%, sehingga dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketercapaian kriteria keberhasilan penelitian hasil belajar siswa telah tercapai.
Kata kunci : model pembelajaran problem based learning, hasil belajar
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
382 PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses meningkatkan kualitas manusia baik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan mengikuti prosedur tertentu agar dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual saja namun juga bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat dengan menanamkan nilai nilai moral. Pendidikan merupakan proses interaksi antara peserta didik dan tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003/ pasal 3 menyebutkan bahwa “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggungjawab”. Dari penjelasan tersebut aspek aektif dan psikomotorik juga menjadi prioritas dalam tujuan pendidikan nasional bukan hanya aspek kognitif. Jadi pendidikan nasional juga bertujuan menyeimbangkan hasil belajar peserta didik di sekolah dengan perilakunya.
Guru sebagai tenaga pendidik berperan penting dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik sehingga memiliki penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan nyata.
Guru memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas baik dari segi intelektual maupun dari segi moralnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang efektif. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara dengan siswa, interaksi guru dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan sumber belajar. Namun pada kenyataannya proses
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
383
pembelajaran yang dilakukan guru masih belum berjalan secara maksimal khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Salah satu penyebabnya adalah cara guru mengajar yang masih konvensional dengan ceramah, menjelaskan materi di depan kelas, dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang bisa atau aktif didalam kelas. Hal ini membuat proses pembelajaran didominasi oleh guru dan beberapa peserta didik saja. Sedangkan bagi peserta didik yang pasif, tidak memiliki banyak peran dalam proses pembelajaran. Metode ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan materi dapat membuat pembelajaran menjadi membosankan. Peserta didik kurang diberi kesempatan untuk menyusun pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran. Keadaan tersebut membuat peserta didik berpikir bahwa apa yang mereka pelajari di kelas tidak bermakna bagi kehidupannya. Hal itu berdampak pada hasil belajar siswa yang diperoleh masih rendah sehingga salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Leraning (PBL).
Setelah melakukan pengamatan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Rantau Kabupaten Tapin, khususnya pada pokok bahasan materi “berbusana muslim dan muslimah sesuai syariat islam” nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Berdasarkan nilai ulangan siswa kelas XI IPS 1 nilai hasil belajarnya masih tergolong rendah, dari data yang diperoleh hasil belajar siswa pada materi “berbusana muslim dan muslimah sesuai syariat islam” yang belum tuntas 10 orang atau 40% siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan Minimum (KKM), dan 15 orang atau 60% diantaranya memperoleh nilai diatas
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
384
standar ketuntasan batas minimum (KKM). Rata-rata nilai ulangan harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 59,65 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75. Terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas siswa pada materi tersebut perlu ditingkatkan.
Dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menanggapi persoalan maka akan meningkat juga hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi “Berbusana Muslim dan Muslimah Sesuai Syariat Islam”, kemudian peneliti angkat dalam suatu karangan ilmiah yang berjudul ”Penerapan Model Problem Based Learning(PBL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil temuan penelitian yaitu dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Metode ini digunakan karena penyajian data berupa uraian dari kejadian atau peristiwa yang erat kaitannya dengan latar belakang penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 berjumlah 25 orang terdiri dari 14 laki-laki dan 11 perempuan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pelaksanaan pembelajaran, tes instrumen, dan dokumentasi.
Keefektifan penerapan model problem based learning perlu diadakan analisa data. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentasi keberhasilan
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
385
siswa setelah proses pembelajaran setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 3 jam 1 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti materi berbusana muslim sesuai syariat Islam yang sudah dipelajari.
Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat hasil peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Masing-masing siklus dengan tahap: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
HASIL PENELITIAN
Hasil belajar mata pelajaran PAI pada siklus I menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (Pbl) diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 68 dan ketuntasan belajar mencapai 60%
atau ada 15 siswa dari 25 anak sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 60% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan kurang memahami yang diterapkan guru dengan model
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
386
Problem Based Learning (PBL).Pada kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada siklus I dan II telah dilakukan pengambilan data dengan evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas X IPS 1 SMAN 1 Rantau, terdapat adanya peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.
Kelebihan yang dapat di peroleh dari hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I yaitu model Problem Based Leraning sudah dapat diterapkan dan dapat mengurangi metode ceramah yang sering digunakan selama ini dan ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari 40% (sebelum siklus) menjadi 60% (setelah siklus I). Namun kekurangan yang masih ada yaitu pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dengan model Problem Based Learning dan sekalipun ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dari sebelum siklus dengan setelah siklus I, namun belum mencapai ketuntasan yaitu 85,00%. Faktor yang menyebabkan hal itu karena model pembelajaran problem based learning masih baru bagi siswa sehingga siswa belum begitu
memahami. Sehingga siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Revisi tersebut antara lain: Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
387
serta langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa dapat memahami langkah- langkah model pembelajaran yang digunakan. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. Tahap perencanaan ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 02 Juni 2022 di Kelas X IPS 1 dengan jumlah 25 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah teman sejawat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Akhir proses pembelajaran ini siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar PAI pada siklus II adalah sebagai berikut yaitu diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 75,6 dan dari 25 anak yang telah tuntas sebanyak 22 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar.
Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88%
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
388
oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan model Problem Based Learning membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi.
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan baik dan dilihat dari hasil belajar siswa pelaksanaan
proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya penerapan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 60% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa. Dalam pelaksanaan siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan sehingga dilanjutkan pada siklus II dengan persentase hasil belajar siswa mencapai 88% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil data yang diperoleh dari siklus I dan II dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based learning pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pada siklus I sebesar 60% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 88%, sehingga dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketercapaian kriteria keberhasilan penelitian hasil belajar siswa telah tercapai.
KESIMPULAN
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
389
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI Siswa Kelas X IPS 1 SMAN 1 Rantau. Hal ini dapat dilihat pada Siklus I, dari 25 siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa (60%) dan yang belum tuntas sebanyak 10 siswa (40%).
Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa (88%) dan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa (12%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 28%.
DAFTAR PUSTAKA
A.Bakar, Rosdiana, 2009, Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung : Citapustaka Media Perintis
Aditya, S. P. ,2016, Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi , 3-9
Agus Suprijono, 2013, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Amir, Mohammad Faizal and Sartika, Septi Budi ,2017, Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. UMSIDA PRESS.
Arikunto, Suharsimi. Dkk, 2009, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Auliyah, S. ,2017, Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan, 2(9): 1188-1195.
Awalia, F. ,2018, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Primary
Bafadal, Ibrahim ,2001, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Eka, P. ,2017, Problem Based Learning Models of Religious Islamic Educations. Jurnal Skripsi, 1-20.
Hamalik, Oemar, 2008, Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
390
Hurul, A. ,2015, Penerapan Model Problem based Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Skripsi, 1-30.
Iskandar, 2009, Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: Media Persada
Mahdiansyah, 2018, evaluasi pelaksanaan sistem penilaian hasil belajar siswa, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan : Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang, Kemendikbud
Mutiara Syawaly, Azizah dan Muhammad Hayun, 2014, pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan representasi matematis siswa sekolah dasar.J u r n a l I n s t r u k s i o n a l , V o l u m e 2 , N o m o r 1
Rusman, 2016, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Salminawati, 2011, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Siti, A. S. 2012, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi, 1-56
Sudjana, Nana, 2011, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Suyadi, M.Pd.I. 2018, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tabrani. ZA, S.Pd.I., M.S.I. ,2014, Penelitian Tindakan Kelas. FTK Ar-Raniry Press.
Banda Aceh.
Uep Tatang Sontani, Asrani Assegaff , 2016, Upaya meningkatkan kemampuan berfikir analitis melalui model problem based learning (PLB).Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 1 No. 1, Agustus 2016, Hal. 38-48
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
391