• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skrining Fitokimia Ekstrak Umbi Ganyong (Canna edulis K.) menggunakan Metode Gass Chromatgraphy Mass Spectrometry

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Skrining Fitokimia Ekstrak Umbi Ganyong (Canna edulis K.) menggunakan Metode Gass Chromatgraphy Mass Spectrometry"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

* Alamat Korespondensi : nadyatulilma@unej.ac.id DOI : http://dx.doi.org/10.21082/bullittro.v33n2.2022.61-67

0215-0824/2527-4414 @ 2017 Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK UMBI GANYONG (Canna edulis K.) MENGGUNAKAN METODE GASS CHROMATGRAPHY MASS SPECTROMETRY

Phytochemical Screening Extract of Canna edulis K. by Using Gass Chromatography Mass Spectrometry

Nadyatul Ilma Indah Savira*, Siti Shofa Qulbi Assyifa, Meilia Putri Marditianingsih, Mumtahana Laili

Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Jember Jalan Kalimantan No.37, Sumbersari, Jember 61257

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACT

Article history:

Diterima: 27 November 2022 Direvisi: 19 Desember 2022 Disetujui: 19 Januari 2023

Ganyong (Canna edulis K.) merupakan tanaman berumbi yang mengandung pati, dan seringkali dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Beberapa penelitian menunjukkan pemanfaatan ganyong sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri, serta hepatoprotektif karena kandungan fitokimia di dalam umbi ganyong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia ekstrak akuades dan ekstrak etanol umbi ganyong secara kuantitatif, karena hasil penelitian yang telah ada baru dilakukan secara kualitatif. Ekstraksi ganyong dilakukan terhadap umbi ganyong merah yang sudah tua, menggunakan metode maserasi serta freeze drying. Hasil ekstraksi dengan dua jenis pelarut tersebut dianalisis menggunakan metode Gass Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). Berdasarkan hasil GC-MS, senyawa fitokimia yang terdeteksi dari ekstrak etanol (32 senyawa) lebih banyak daripada ekstrak akuades (16 senyawa). Ekstrak dengan pelarut etanol maupun akuades menghasilkan senyawa terpenoid tetradecamethylcycloheptasiloxane, sedangkan senyawa polisakarida D- Mannitol, 2-Deoxy-D-ribose, dan d-Mannose hanya dapat dihasilkan dengan menggunakan pelarut etanol. Hasil analisis fitokimia dari ekstrak umbi ganyong ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai obat ataupun bahan pangan alternatif.

Kata kunci:

Air; etanol; terpenoid;

tetradecamethylcycloheptasilox ane; polisakarida

Keywords:

Airt; ethanol; terpenoid;

tetradecamethylcycloheptasilox ane; polysaccharides

Canna edulis K. is a tuberous crop containing starch that is frequently consumed as food. Due to the phytochemical content of canna tubers, several studies have demonstrated the use of canna tuber as an antioxidant, anticancer, antibacterial, and hepatoprotective agent. This study aims to quantitatively determine the phytochemical content of distilled water extract and ethanol extract of canna tuber, as previous research has only provided qualitative results. Old-red canna tubers were extracted using maceration and freeze-drying techniques. Using Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), the extraction results with two different solvent types were analyzed. According to the GC-MS results, the ethanol extract represented 32 phytochemical compounds, more abundant than the distilled water extract (16 compounds). The terpenoid compound tetradecamethylcycloheptasiloxane can be extracted with both ethanol and distilled water solvents, whereas the polysaccharide compounds D-Mannitol, 2-Deoxy-D-ribose, and d-Mannose can only be extracted with ethanol solvent. The results of the phytochemical analysis of canna tuber extract are expected to be utilized as pharmaceuticals or alternative food ingredients.

(2)

PENDAHULUAN

Ganyong (Canna edulis K.), termasuk famili Cannaceae, adalah herba perennial berumpun yang selalu berbunga setiap tahunnya. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis dan subtropis, baik sebagai tumbuhan liar di kebun dan hutan hutan, atau sebagai tanaman budidaya di pekarangan rumah (Hasanah & Hasrini 2018). Beberapa literatur menyebutkan ganyong dengan nama ilmiah C.

indica bukan C. edulis K. Penelitian tentang C.

indica telah banyak dilakukan, terbukti memiliki senyawa aktif golongan flavonoid, tannin, dan sterol (Kumbhar et al. 2018). Menurut (Nawar et al.

2018), C. indica dan C. edulis berbeda secara morfologi, rimpang C. edulis lebih kecil dan berwarna merah pada bagian permukaannya, sedangkan rimpang C. indica berwarna putih.

Penelitian umbi ganyong (C. edulis) kebanyakan hanya terkait pemanfaatannya sebagai bahan pangan alternatif. Umbi ganyong sering dimakan secara langsung maupun diolah menjadi tepung (Latifah & Prahardini 2020). Tepung pati ganyong dapat dimanfaatkan menjadi campuran pembuatan mie basah dan sohun (Hasanah &

Hasrini 2018), serta sebagai bahan pangan alternatif penderita diabetes (Putri & Dyna 2019). Selain sebagai bahan pangan, ganyong dapat dimanfaatkan sebagai antoksidan dan antikanker (Ifandari et al.

2018). Mishra et al. (2012) menunjukkan bahwa umbi ganyong mengandung senyawa fenolik, seperti fenol, flavonoid, dan proantosianidin yang berperan sebagai antioksidan. Ganyong juga memiliki beberapa efek farmakologis, seperti antibakteri, antivirus, antiinflamasi, molluscicidal, dan hepatoprotektif karena mengandung senyawa alkaloid, karbohidrat, protein, flavonoid, steroid, tannin, dan antosianin (Al-Snafi 2015).

Penelitian mengenai kandungan fitokimia pada umbi ganyong (Canna edulis) masih terbatas dan pada beberapa literatur hanya menunjukkan data kualitatif (Mishra, Das and Sen 2012).

Senyawa metabolit sekunder pada umbi ganyong juga belum diketahui secara detail. Data terkait fitokimia ganyong, khususnya bagian rimpang atau umbi belum diteliti secara kuantitatif. Metode skrining fitokimia bahan alam secara kuantitatif yang sering digunakan adalah metode Gass Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS).

Teknik kromatografi gas yang digunakan dengan spektrofotometri massa bertujuan untuk mencari senyawa yang mudah menguap pada kondisi vakum tinggi dan tekanan rendah jika dipanaskan serta menentukan berat molekul, rumus molekul, serta persentase kandungan senyawa tersebut (Darmapatni et al. 2016).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder dan jenis polisakarida yang terkandung pada umbi ganyong yang diperoleh dari Jember, Jawa Timur menggunakan metode GC-MS.

Uji GCMS ini digunakan sebagai upaya awal untuk mengetahui senyawa aktif yang terdapat pada tumbuhan lokal, sehingga dapat dieksplorasi kemanfaatannya di bidang pangan dan kesehatan.

Hasil dari penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi awal dalam eksplorasi peranan senyawa fitokimia dalam sistem biologis, sehingga pemanfaatan tumbuhan sebagai obat atau bahan pangan alternatif lebih optimal.

BAHAN DAN METODE Pembuatan simplisia

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Toksikologi Pendidikan Biologi, Universitas Jember pada Bulan Juli – Agustus 2022. Umbi ganyong merah (Canna edulis K.) berasal dari Kabupaten Jember, Jawa Timur, Indonesia. Umbi tua yang dipilih berdiameter 5 – 9 cm, panjang 10 – 15 cm, dengan berkas sisik warna ungu. Umbi ganyong dibersihkan menggunakan air kemudian dipotong dengan ketebalan ± 0,5 cm dan dihaluskan menggunakan chopper khusus berbahan stainless (HAN RIVER belnder HRJRJ). Sampel tersebut kemudian dikering anginkan selama tiga hari. Dari 4,5 kg umbi ganyong segar diperoleh 920 g serbuk halus kering yang sudah diayak menggunakan mesh ukuran 80. Serbuk halus umbi ganyong digunakan untuk ekstraksi (maserasi).

Ekstraksi dengan pelarut air

Ekstraksi umbi ganyong menggunakan pelarut air dengan metode maserasi dilakukan sebagai berikut: 120 g serbuk kering umbi ganyong dimaserasi dalam akuades (1,2 L) dengan perbandingan 1:10 selama 24 jam. Larutan maserasi dipanaskan pada suhu 121 ºC selama 20 menit dan disentrifugasi 15.600g selama 20 menit untuk menghilangkan substansi yang tidak larut.

Supernatant hasil sentrifugasi difiltrat dan dikering bekukan (freeze drying) selama 88 jam (Kumalasari et al. 2012).

Ekstraksi dengan pelarut etanol

Ektraksi umbi ganyong dengan pelarut etanol menggunakan metode maserasi dilakukan sebagai berikut: Umbi ganyong yang sudah dikupas dan dipisahkan dari kulitnya, dibersihkan sebanyak dua

(3)

kali dengan menggunakan air, lalu dihaluskan menggunakan chopper, seperti diuraikan sebelumnya. Setelah halus, umbi direndam dalam etanol 96% selama 24 jam, kemudian disaring dan dikering anginkan sampai mejadi serbuk. Sebanyak 800 g serbuk kering ganyong kering dimaserasi dengan etanol 96% hingga volume menjadi 2,4 L dengan perbandingan 1:3 selama 3 x 24 jam. Filtrat hasil maserasi dikoleksi pada toples kaca dan disimpan di ruang gelap. Selanjutnya, filtrat ganyong tersebut dievaporasi menggunakan rotary evaporator pada suhu 75 – 80 ºC sampai menjadi kental dan pekat (Luhurningtyas et al. 2021).

Analisis GC-MS

Skrining senyawa fitokimia dari dua jenis ekstrak air dan ekstrak etanol umbi ganyong dianalisis dengan metode GC-MS di Laboratorium Biosains Politeknik Negeri Jember, Jember, Jawa Timur, Indonesia, menggunakan prosedur standard.

HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining fitokimia ekstrak air

Hasil kromatogram GC-MS dari ekstrak air umbi ganyong menunjukkan bahwa intensitas senyawa tertinggi terdapat pada nomor 2, 8, 13, 14, dan 15 (Gambar 1).

Hasil analisis kromatogram mengidentifikasi 16 puncak (peak) yang menunjukkan jenis senyawa kimia berbeda (Tabel 1). Persentase area terbesar

berdasarkan hasil GC-MS yaitu 31,13% yang merupakan senyawa Hexadecanoic acid, methyl ester (CAS) Methyl palmitate dengan waktu retensi 22,606 menit. Senyawa ini merupakan golongan senyawa asam lemak (metil palmitat) yang terbukti memiliki aktivitas antibakteri (Kartina et al. 2019;

Shaaban et al. 2021). Ekstrak air umbi ganyong juga mengandung senyawa monoterpenoid Tetradecamethylcycloheptasiloxane dengan persentase area 13,40% dan waktu retensi 18,805 menit. Senyawa ini merupakan monoterpenoid yang juga terdapat pada minyak biji Crataegus azarolus L., dan terbukti dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri (antibakteri) serta menunjukkan aktivitas antioksidan (Beckhri et al. 2017). Senyawa monoterpen lain yang terdapat dalam ekstrak air umbi ganyong adalah (+)-Isopinocampheol. Pada ekstrak air ini juga terdapat senyawa Methyl-d3 1- Dideuterio-2-propenyl Ether yang mempunyai aktivitas antioksidan, antimikroba, serta aktivitas antosianin (Yayintas et al. 2017).

Skrining fitokimia ekstrak etanol

Hasil analisis GC-MS ekstrak etanol umbi ganyong menunjukkan 32 jenis senyawa fitokimia yang terdeteksi. Kromatogram hasil GC-MS pada ekstrak etanol umbi ganyong dapat dilihat pada Gambar 2. Peak tertinggi pada kromatogram tersebut pada nomor 24, 25, 32, 18, 28, dan 29.

Daftar senyawa dari kromatogram dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 1. Kromatogram ekstrak air umbi ganyong merah.

Figure 1. Chromatogram of red canna tuber water-soluble extract.

(4)

Tabel 1. Hasil GC-MS senyawa fitokimia pada ekstrak air umbi ganyong merah.

Table 1. GC-MS results of phytochemical compounds in red canna tuber water-soluble extract.

Peak R. Time Area (%) Nama Senyawa/ Chemical compound

1 1,265 0,85 2-propynoic acid

2 1,525 15,68 Dimethylamine-d1

3 2,567 4,11 Acetic acid, hydrazide (CAS) 374

4 3,160 4,05 Methyl-d3 1-Dideuterio-2-propenyl Ether

5 5,091 0,02 (+)-Isopinocampheol

6 5,878 0,73 2-Propanone, 1-(1-methylethoxy)- (CAS) 2-HEXANONE

7 6,327 0,85 Benzeneacetic acid, .alpha.,3,4-tris[(trimethylsilyl)oxy]-, trimethylsilyl ester (CAS) TETRAKISTRIMETHYLSILYL

8 8,092 10,52 Bornylene

9 12,022 4,45 Cyclohexasiloxane, dodecamethyl- (CAS) Dodecamethylcyclohexasiloxane

10 14,051 0,58 1,2,3-propanetriol (cas) glycerol 11 14,814 0,26 Phenol, 2-methoxy- (CAS) Guaiacol 12 16,354 0,31 3-Ethyl-2-hydroxy-2-cyclopenten-1-one 13 18,805 13,40 Tetradecamethylcycloheptasiloxane

14 22,606 31,13 Hexadecanoic acid, methyl ester (CAS) Methyl palmitate 15 25,344 10,53 Hexadecamethylcyclooctasiloxane

16 31,094 2,52 1,1,3,3,5,5,7,7,9,9,11,11,13,13,15,15-hexadecamethyl-octasiloxane

Gambar 2. Kromatogram ekstrak etanol umbi ganyong merah.

Figure 2. Chromatogram of red canna tuber ethanol extract.

Senyawa paling banyak pada ekstrak etanol umbi ganyong adalah 2,3-dihydro-benzofuran pada peak 24 yang termasuk senyawa flavonoid dan terbukti memiliki aktivitas antibakteri (Bhatti et al.

2015; Puspawati et al. 2020). Senyawa pada peak 25 yaitu Phenol, 4-ethenyl-2-methoxy yang merupakan golongan senyawa fenolik. Peak 18 yaitu senyawa 1,2,3-Propanetriol (CAS) Glycerol yang memiliki aktivitas antioksidan (Jerzykiewicz et al. 2009). Selain senyawa fenolik, terdapat tiga jenis polisakarida yang terdeteksi pada ekstrak etanol umbi ganyong, yaitu D-Mannitol, 2-Deoxy-

D-ribose, serta d-Mannose. Senyawa polisakarida memiliki potensi sebagai imunomodulator (Wahyuningsih et al. 2018), antitumor dan antikanker (Sugiartanti & Wiedosari 2021), serta antioksidan (Hameed et al. 2014). Selain itu terdapat dua senyawa terpenoid yaitu Tetradecamethylcycloheptasiloxane dan Trans- Pinocarveol. Senyawa alkaloid juga terdapat di ekstrak etanol umbi ganyong yaitu Benzenemethanol, .alpha.-(1-aminoethyl)-, (R*,R*). Senyawa alkaloid memiliki potensi sebagai antiinflamasi (Wenas et al. 2020).

(5)

Tabel 2. Hasil GC-MS senyawa fitokimia pada ekstrak etanol umbi ganyong merah.

Table 2. GC-MS results of phytochemical compounds in red canna tuber ethanol extract.

Peak R. Time Area (%) Nama Senyawa/ Chemcical compound 1 1,358 0,87 2-propynoic acid

2 1,457 0,40 Ethane, 1-chloro-1-fluoro- (CAS) 1-Chloro-1-fluoroethane 3 1,688 0,14 2-Propanamine, 1-methoxy-

4 1,860 0,17 1,2-Ethanediamine, N,N'-dimethyl- (CAS) 2,5-Diazahexane

5 1,913 0,23 1,2-Benzenediol, 4-(2-amino-1-hydroxyethyl)-, (R)- (cas)alpha.-(aminomethyl)-3,4- dihydroxybenzyl

6 1,938 0,64 Methanamine, N,N-dimethyl- (CAS) Trimethylamine 7 2,560 1,79 Benzenemethanol, .alpha.-(1-aminoethyl)-, (R*,R*) 8 2,725 0,47 Propanedioic acid (CAS) Malonic acid

9 2,965 0,89 Methyl-d3 1-Dideuterio-2-propenyl Ether 10 3,050 1,09 Acetic acid, methyl ester (CAS) Methyl acetate 11 3,290 2,98 2-Propanone, 1-hydroxy- (CAS) Acetol 12 3,420 2,26 Acetic acid, anhydride (CAS) Acetic oxide 13 3,978 1,49 Acetamide, 2-fluoro- (CAS) AFL 1081 14 10,181 3,74 Bornylene

15 12,081 0,60 Octadecanoic acid, 3-hydroxy-, methyl ester (cas) methyl .beta.-hydroxystearate 16 14,613 0,38 Cyclohexasiloxane, dodecamethyl-(CAS) Dodecamethylcyclohexasiloxane 17 15,398 2,62 2-Cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-3-methyl- (CAS) Corylon

18 16,752 11,51 1,2,3-Propanetriol (CAS) Glycerol 19 18,259 1,61 Trans-Pinocarveol

20 20,241 7,27 Tetradecamethylcycloheptasiloxane 21 21,554 0,36 Phenol, 2-ethyl- (CAS) o-Ethylphenol 22 22,496 0,56 ISOSORBID

23 22,886 0,33 Phenol, 4-ethyl-2-methoxy- (CAS) p-Ethylguaiacol 24 24,277 23,33 2,3-DIHYDRO-BENZOFURAN

25 24,839 15,60 Phenol, 4-ethenyl-2-methoxy- 26 25,711 0,73 d-Mannose

27 26,376 3,13 Phenol, 2,6-dimethoxy- (CAS) 2,6-Dimethoxyphenol 28 27,993 6,33 D-Mannitol

29 29,349 4,26 2-Deoxy-D-ribose

30 30,700 0,43 Eicosamethylcyclodecasiloxane

31 31,203 1,16 3-Pyridinecarboxamide (CAS) Nicotinamide

32 32,334 2,66 1,2,4-Cyclopentanetrione, 3-(2-pentenyl)-(CAS) 3,2-pentenyl-1,2,4- cyclopentanetrione

Perbedaan jumlah senyawa yang terdeteksi melalui GC-MS pada dua ekstrak dengan pelarut yang berbeda kemungkinan diakibatkan karena ekstrak air umbi ganyong dilakukan freeze drying sebelum pengujian GC-MS. Selain itu, prosedur pembuatan esktrak air melalui pemanasan menggunakan suhu 121ºC yang menyebabkan beberapa senyawa metabolit sekunder rusak karena suhu yang tinggi (Yuliantari et al. 2017).

Berdasarkan kedua jenis pelarut yang digunakan untuk ekstraksi umbi ganyong, pelarut etanol lebih baik digunakan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada umbi ganyong.

KESIMPULAN

Pelarut etanol dapat mengekstraksi lebih banyak senyawa fitokimia pada umbi ganyong merah (32 jenis), daripada air (16 jenis). Kedua jenis pelarut mampu mengekstrak senyawa terpenoid yaitu Tetradecamethylcycloheptasiloxane pada umbi ganyong merah. Ekstrak etanol umbi ganyong menghasilkan tiga jenis senyawa polisakarida yaitu D-Mannitol, 2-Deoxy-D-ribose, serta d-Mannose.

Hasil analisis fitokimia dari ekstrak umbi ganyong ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi awal untuk penelitian eksploratif di bidang kesehatan dan pangan.

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim peneliti berterima kasih kepada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember yang telah memberikan dana bantuan penelitian pada tahun 2022.

PERNYATAAN KONTRIBUTOR

Dalam artikel ini, Nadyatul Ilma Indah Savira berperan sebagai kontributor utama, Siti Shofa Qulbi Assyifa, Meilia Putri Marditianingsih, Mumtahana Laili berperan sebagai kontributor anggota.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Snafi, A.E. (2015) Bioactive Components and Pharmacological Effects of Canna indica an Overview Medicinal Plants With Cardiovascular Effects. International Journal of Pharmacology & Toxicology. 5 (2), 71–75.

Beckhri, S., Berrehal, D., Semra, Z., Bachari, K., Kabouche, A. & Kabouche, Z. (2017) Composition and Biological Activities of Seeds Oils of Two Crataegus Species Growing in Algeria. Journal of Materials and Environmental Sciences. 8 (5), 1526–1531.

Bhatti, H.A., Uddin, N., Ayub, K., Saima, B., Uroos, M., Iqbal, J., Anjum, S., Edward, M., Hameed, A. & Khan, K. (2015) Synthesis, Characterization of Flavone, Isoflavone, and 2,3-dihydrobenzofuran-3-carboxylate and Density Functional Theory Studies.

European Journal of Chemistry. 6 (3), 305–

313. doi:10.5155/eurjchem.6.3.305- 313.1268.

Darmapatni, K.A.G., Basori, A. & Suaniti, N.M.

(2016) Pengembangan Metode GC-MS Untuk Penetapan Kadar Acetaminophen pada Spesimen Rambut Manusia. Jurnal Biosains Pascasarjana. 18 (3), 255-266.

Hameed, A., Iqbal, N. & Malik, S.A. (2014) Effect of d-mannose on Antioxidant Defense and Oxidative Processes in Etiolated Wheat Coleoptiles. Acta Physiologiae Plantarum.

36 (1), 161–167. doi:10.1007/s11738-013- 1396-5.

Hasanah, F. & Hasrini, R.F. (2018) Pemanfaatan Ganyong (Canna edulis KERR) sebagai Bahan Baku Sohun dan Analisis Kualitasnya.

Journal of Agro-based Industry. 35(2), 99- 105.

Ifandari, M.S., Widyarini, S., Nugroho, L.H. &

Pratiwi, R. (2018) Cytotoxicity and Antioxidative Effects of Ethanolic Extract Green and Red Cultivar Ganyong Rhizome (Canna indica Linn) Against Colon Cancer Cell Line WiDr. In: International Conference on Applied Science and Engineering (ICASE 2018). pp.10–13.

Jerzykiewicz, M., Cwielag, I. & Jerzykiewicz, W.

(2009) The Antioxidant and Anticorrosive Properties of Crude Glycerol Fraction from Biodiesel Production. Journal of Chemical Technology and Biotechnology. 84 (8), 1196–

1201. doi:10.1002/jctb.2157.

Kartina, M.W. & Adiwena, M. (2019) Karakterisasi Kandungan Fitokimia Estrak Daun Karamunting (Melastoma malabatchricum L.) Menggunakan Metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC- MS). Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati.

4 (1), 16–23.

Kumalasari, I.D., Harmayani, E., Lestari, L.A., Raharjo, S., Asmara, W., Nishi, K. &

Sugahara, T. (2012) Evaluation of Immunostimulatory Effect of The Arrowroot (Maranta arundinacea L. In Vitro and In Vivo. Cytotechnology. 64 (2), 131–137.

doi:10.1007/s10616-011-9403-4.

Kumbhar, S.T., Patil, S.P. & Une, H.D. (2018) Phytochemical Analysis of Canna indica L.

Roots and Rhizomes Extract. Biochemistry and Biophysics Reports. 16, 50–55.

doi:10.1016/j.bbrep.2018.09.002.

Latifah, E. & Prahardini, P. (2020) Identifikasi dan Deskripsi Tanaman Umbi-umbian Pengganti Karbohidrat di Kabupaten Trenggalek.

Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi. 22

(2), 94-104.

doi:10.20961/agsjpa.v22i2.43787.

Luhurningtyas, F.P., Susilo, J., Yuswantina, R., Widhihastuti, E. & Ardiyansyah, F.W. (2021) Aktivitas Imunomodulator dan Kandungan Fenol Ekstrak Terpurifikasi Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.

Var.Rubrum). Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product. 4 (1), 51–59.

Mishra, T., Das, A.P. & Sen, A. (2012) Phytochemical Screening and In Vitro Antioxidant Profiling of Solvent Fractions of Canna edulis Ker Gawler. Free Radicals and

(7)

Antioxidants. 2 (1), 13-20.

doi:10.5530/ax.2012.2.1.

Nawar, M.K., Kardhinata, E.H. & Bayu, E.S. (2018) Inventarisasi dan Identifikasi Jenis-Jenis Tanaman Kana (Canna spp.) di Kabupaten.

Jurnal Agroekotoknologi FP USU. 6 (2), 371–378.

Puspawati, N.M., Widiari, N.L.P.F. & Sukadana, I.M. (2020) Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Tenggulun (Protium javanicum Burm.

F.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.

Jurnal of Chemistry. 14 (1), 56-62.

doi:10.24843/jchem.2020.v14.i01.p10.

Putri, V.D. & Dyna, F. (2019) Standarisasi Ganyong (Canna edulis ker) sebagai Pangan Alternatif Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Katalisator.

4 (2), 111-118. doi:10.22216/jk.v4i2.4567.

Shaaban, M.T., Ghaly, M.F. & Fahmi, S.M. (2021) Antibacterial Activities of Hexadecanoic acid methyl ester and green-synthesized Silver Nanoparticles Against Multidrug-resistant Bacteria. Journal of Basic Microbiology. 61 (6), 557–568. doi:10.1002/jobm.202100061.

Sugiartanti, D.D. & Wiedosari, E. (2021) Immunomodulation Effect of Kaempferia galanga Ethanolic Extract On In Vitro Lymphocyte Cell Proliferation. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 32

(1), 31–39.

doi:10.21082/bullittro.v32n1.2021.31-39.

Wahyuningsih, S.P.A., Pramudya, M., Putri, I.P., Winarni, D., Savira, N.I.I. & Win, D. (2018) Crude Polysaccharides from Okra Pods (Abelmoschus esculentus) grown in Indonesia Enhance The Immune Response Due to Bacterial Infection. Advances in

Pharmacological Sciences.

doi:10.1155/2018/8505383.

Wenas, D.M., Aliya, L.S. & Janah, N.U. (2020) Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Kopi Arabika (Coffea arabica L.) pada Edema Tikus. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 31 (2), 75–84.

doi:10.21082/bullittro.v31n2.2020.75-84.

Yayintas, O.T., Alpaslan, D., Yuceer, Y.K, Yilmaz, S. & Sahiner, N. (2017) Chemical Composition, Antimicrobial, Antioxidant and Anthocyanin Activities of Mosses (Cinclidotus fontinaloides (Hedw.) P.Beauv.

and Palustriella commutata (Hedw.) Ochyra) Gathered from Turkey. Natural Product Research. 31 (18), 2169–2173.

doi:10.1080/14786419.2016.1277355.

Yuliantari, N.W.A., Widarta, I.W.R.W. & Permana, I.D.G.P. (2017) Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap Kandungan Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata L.) Menggunakan Ultrasonik Media Ilmiah Teknologi Pangan.

4 (1), 35–42.

Referensi

Dokumen terkait

Skrining fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun ceremai dan skrining antikanker dilakukan terhadap mencit jantan menggunakan metode mikronukleus yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik simplisia, skrining fitokimia, dan uji efek antimutagenik ekstrak etanol kulit buah manggis pada mencit jantan yang

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia terhadap umbi keladi tikus (tuber.. Typhonii), serta

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari skrining fitokimia dapat diketahui bahwa ekstrak umbi bawang tiwai mengandung senyawa kimia alkaloid, flavonoid,

Ekstrak yang diperoleh diskrining fitokimia dan diuji efek antidiare ekstrak etanol umbi sarang semut terhadap tikus putih jantan yang diinduksi oleum ricini menggunakan metode

Berdasarkan hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak umbi bawang tiwai pada tiga variasi pelarut mengandung senyawa kimia yang sama yaitu alkaloid,