• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Skripsi yang berjudul: PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Skripsi yang berjudul: PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

i

TAHUN 2010-2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh:

ARI NUR AZIZAH

NIM: G000100114

NIRM: 10/X/02.2.1/T/4429

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

NOTA DINAS PEMBIMBING

Surakarta, 3 Mei 2014 Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta di

Surakarta.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Skripsi yang berjudul:

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG

TAHUN 2010-2015

yang ditulis oleh:

Nama : Ari Nur Azizah

NIM/NIRM : G000100114 / 10/X/02.2.1/T/4429 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

saya berpendapat bahwa Skripsi tersebut sudah dapat diajukan untuk dimunaqasyahkan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing I,

Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.

Pembimbing II,

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi berjudul : PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015

Penyusun : Ari Nur Azizah

NIM : G000100114

NIRM : 10/X/02.2.1/T/4429 Fakultas : Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Tanggal Ujian : 9 Juni 2014

Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

Surakarta, 18 Juni 2014 Dekan

(Dr. M. Abdul Fattah Santosa, M.Ag.)

Penguji I

(Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.)

Penguji II

(Dr. Imron Rosyadi, M.Ag.) Penguji III

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ari Nur Azizah

NIM : G000100114

NIRM : 10/X/02.2.1/T/4429 Fakultas : Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang telah dirujuk sumbernya.

Surakarta, 3 Mei 2014 Saya yang menyatakan,

(5)

v

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan

mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali ‘Imrān ayat 104).*†

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Kedua orang tuaku yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik, serta mendo’akan putra putrinya dalam setiap langkah yang ditempuh. Semoga Allah swt. membalas segala pengorbanannya serta melimpahkan rahmat dan ridho-Nya.

2. Kakak-kakakku tercinta yang telah memberikan warna dalam hidupku serta motivasi untuk terus maju dalam menjalani hidup ini.

3. Kakek nenekku yang telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga. 4. Teman-temanku FAI Tarbiyah angkatan 2010 yang telah bersama-sama dalam

(7)

vii

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

1. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

Alif Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ب

ba’ B Be

ت

ta’ T Te

ث

sa’ Es (dengan titik di atas)

ج

Jim J Je

ح

a’ Ha (dengan titik di bawah)

خ

kha’ Kh Ka dan Ha

د

Dal D De

ذ

Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

ر

ra’ R Er

ز

Zai Z Zet

س

Sin S Es

ش

Syin Sy Es dan Ye

ص

ād Es (dengan titik di bawah)

ض

a De (dengan titik di bawah)

ط

a’ Te (dengan titik di bawah)

ظ

a’ Zet (dengan titik di bawah)

(8)

viii

غ

Gain G Ge

ف

fa’ F Ef

ق

Qāf Q Qi

ك

kāf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

ه

ha’ H Ha

ء

Hamzah Apostrof

ي

ya’ Y Ye

2. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

ةّﺪﻋ

Ditulis ‘iddah

3. Ta’ Marbū ah

a. Bila dimatikan ditulis h

ﺔﺒھ

Ditulis hibah

ﺔﯾﺰﺟ

Ditulis jizyah

(ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.

ءﺎﯿﻟ وﻷا ﺔﻣاﺮﻛ

Ditulis karāmah al-auliyā’

b. Bila ta’ marbū ah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah, dan dammah ditulis “t”

ﺮﻄﻔﻟا ةﺎﻛز

Ditulis zakātul fitri

(9)

ix 4. Vokal Pendek

ِ

kasrah ditulis i

َ

fat ah ditulis a

ُ

ammah ditulis u

5. Vokal Panjang

fat ah + alif contoh:

ﺔﯿﻠھﺎﺟ

ditulis ā jāhiliyah fat ah + alif layyinah contoh:

ﻰﻌﺴﯾ

ditulis ā yas’ā kasrah + ya’ mati

ﻢﯾﺮﻛ

ditulis ī karīm

ammah + wāwu mati ضوﺮﻓ ditulis ū furū

6. Vokal Rangkap

fat ah + ya’ mati contoh:

ﻢﻜﻨﯿﺑ

ditulis ai bainakum fat ah + wāwu mati contoh:

لﻮﻗ

ditulis au qaulun

7. Huruf Sandang “

لا

Kata sandang “

لا

” ditransliterasi dengan “al” diikuti dengan tanda penghubung “-”, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun huruf syamsiyyah, contoh:

ﻢﻠﻘﻟا

ditulis al-qalamu

ﺸﻟا

ﺲﻤ

ditulis al-syamsu

8. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital, contoh:

ﻻا ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻣو

(10)

x

ABSTRAK

Peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Tulung Tahun 2010-2015

Oleh: Ari Nur Azizah

Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Tujuan berdirinya Muhammadiyah yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah memiliki struktur organisasi dalam menata kelembagaan serta menyelenggarakan amal usaha di berbagai bidang. Cabang Muhammadiyah di Kecamatan Tulung telah menunjukkan kiprahnya terutama di bidang pendidikan. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan yang diselenggarakan, baik formal, nonformal, maupun informal. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung serta faktor pendukung dan faktor penghambatnya.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif.

Berdasarkan analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Cabang Muhammadiyah Tulung memiliki peran yang sangat penting dalam usaha meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan bentuk kegiatan pendidikan nonformal berupa pengajian-pengajian dan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kegiatan tersebut dikoordinasi oleh masing-masing Majelis dan Lembaga yang dibentuk oleh PCM Tulung. Adapun faktor pendukung pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan PCM Tulung berasal dari faktor peserta didik yang antusias, pendidik dan sarana pendidikan, sedangkan faktor penghambatnya berasal dari faktor peserta didik yang kurang konsisten dalam mengikuti kegiatan dan faktor lingkungan. Oleh karena itu, di satu sisi peserta didik sebagai faktor pendukung, dan di sisi yang lain juga sebagai faktor penghambat.

(11)

xi











ِﷲﺍ ﺪﻤﺤﹾﻟﹶﺍ

ﻭ ﻪﻟﹶﺍ ﻰﹶﻠﻋﻭ ﻦﻴﻠﺳﺮﻤﹾﻟﺍﻭ ِﺀﺎﻴﹺﺒﻧ ﹶﺄﹾﻟﺍ ﻑﺮﺷﹶﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﻡ ﺎﹶﻠﺴﻟﺍﻭ ﹸﺓ ﺎﹶﻠﺼﻟﺍﻭ ﻦﻴﻤﹶﻟ ﺎﻌﹾﻟﺍ ﺏﺭ

ﺪﻌﺑﺎﻣﹶﺍ ﻦﻴﻌﻤﺟﹶﺍ ﻪﺒﺤﺻ

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing manusia menuju jalan yang telah diridhoi Allah swt

Skripsi yang berjudul Peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Tulung Tahun 2010-2015 ini menggambarkan tentang usaha-usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat. Usaha tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan bentuk kegiatan pendidikan formal, nonformal, maupun informal.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(12)

xii

2. Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam menyusun skripsi ini.

3. Drs. Imron Rosyadi, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Dosen FAI yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

5. Seluruh staf TU dan Perpustakaan yang telah memberikan pelayanan berupa sarana dan prasarana yang baik dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ir. Nasikhun AlKoentjara selaku Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung yang telah membantu dalam penilitian skripsi ini.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah swt. membalas kebaikan serta melimpahkan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kelengkapan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Surakarta, 6 Mei 2014

(13)

xiii

HALAMAN TRANSLITERASI ... vii

HALAMAN ABSTRAK ... x

e. Konsep Pendidikan Muhammadiyah ... 10

2. Pendidikan ... 11

a. Pengertian Pendidikan ... 11

b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan ... 12

c. Faktor-faktor Pendidikan ... 14

d. Jalur Pendidikan ... 15

e. Catur Pusat Pendidikan ... 17

BAB III : METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 18

B. Tempat dan Subjek Penelitian ... 18

C. Metode Pengumpulan Data ... 19

D. Metode Analisis Data ... 20

(14)

xiv

Klaten ... 21

1. Letak Geografis... 21

2. Sejarah Berdirinya ... 21

3. Susunan Pengurus ... 22

4. Tujuan Berdirinya Cabang Muhammadiyah Tulung ... 23

B. Kegiatan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten ... 24

1. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan ... 24

2. Sarana dan Prasarana ... 30

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan ... 31

a. Faktor Pendukung ... 31

b. Faktor Penghambat ... 32

BAB V : ANALISIS DATA ... 33

A. Peran Cabang Muhammadiyah Tulung dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat ... 33

1. Kegiatan Pendidikan Formal ... 34

2. Kegiatan Pendidikan Nonformal ... 35

3. Kegiatan Pendidikan Informal ... 37

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Cabang Muhammadiyah Tulung dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat ... 38

BAB VI : PENUTUP ... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43 LAMPIRAN

(15)

xv

Tabel 1 Data MIM se-Cabang Tulung Tahun 2013/2014, 26.

Tabel 2 Jadwal pelaksanaan Manasik Haji dan Umrah LBIH Tulung Tahun 2013, 28.

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Pembimbing I Lampiran 3 Permohonan Menjadi Pembimbing II Lampiran 4 Permohonan Ijin Riset

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset Lampiran 6 Berita Acara Konsultasi Pembimbing I Lampiran 7 Berita Acara Konsultasi Pembimbing II Lampiran 8 Transkip Wawancara

(17)

1

A. Latar Belakang Masalah

Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 di kota Yogyakarta.1 Tujuan berdirinya Muhammadiyah yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah memiliki struktur organisasi dalam menata kelembagaan. Pada dataran vertikal, “tubuh organisasi Muhammadiyah tersusun atas empat tingkatan, yaitu tingkat Ranting, Cabang, Daerah, dan Wilayah”.2 Adapun susunan organisasi tersebut dibentuk berdasarkan bidang kerja dan tugas untuk membangun masyarakat.

Salah satu struktur organisasi tersebut adalah tingkat Cabang, yakni kesatuan Ranting Muhammadiyah dalam suatu tempat. Kabupaten Klaten memiliki Cabang Muhammadiyah yang tersebar di berbagai kecamatan, salah satunya Kecamatan Tulung. Cabang Muhammadiyah di Kecamatan ini telah menunjukkan kiprahnya di bidang pendidikan. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan yang diselenggarakan, baik formal maupun

1

Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (Yogyakarta: LPPI, 2000), hlm. 70-71.

2

(18)

2

nonformal, seperti lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidaiyah, dan pengajian-pengajian.

Sebagian besar masyarakat di kecamatan ini menganut agama Islam. Masyarakat yang dulunya sangat percaya terhadap hal-hal ghaib yang tidak bersumber pada al-Qur’an, mengikuti ritual dan tradisi nenek moyang, kini berangsur-angsur sudah mulai ditinggalkan. Hal ini karena adanya upaya Cabang Muhammadiyah Tulung untuk memurnikan kembali ajaran agama Islam dengan meningkatkan pendidikan secara intensif. Selain itu, untuk menghadapi perubahan zaman yang semakin maju, pendidikan sangatlah penting sebagai bekal generasi penerus agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Untuk meningkatkan pendidikan masyarakat, Cabang Muhammadiyah Tulung melakukan upaya dengan menyelenggarakan lembaga pendidikan formal yang dapat dijangkau masyarakat.

Berdasarkan paparan di atas, Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten memiliki peran penting dalam melaksanakan dakwah Islam di tengah masyarakat, yaitu dengan meningkatkan pendidikan masyarakat dalam rangka memperbaiki sumber daya manusia agar lebih berkualitas sesuai tuntunan al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul Peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Tulung.

B. Rumusan Masalah

(19)

1. Apa usaha-usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin penulis capai adalah:

a. Mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung. b. Mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat Cabang

Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktis:

a. Secara teoritik, yaitu untuk menambah wawasan dan khasanah keilmuan mengenai peran Cabang Muhammadiyah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat.

(20)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Untuk menunjukkan orisinalitas penulisan diperlukan hasil penelitian yang berkaitan dengan judul dan masalah yang akan penulis teliti. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan masalah yang penulis angkat antara lain: 1. Jacky Rudianto (UMS, 2010) dalam skripsinya yang berjudul Peran

Muhammadiyah dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Masyarakat (Pendekatan Sosiologis di Desa Playen Gunung Kidul). Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa peran Muhammadiyah di Desa Playen terhadap pelaksanaan pendidikan Islam ditempuh melalui kegiatan dari tiap majelis yang ada di Muhammadiyah, seperti Majelis Tabligh, Dikdasmen, Ekonomi, Wakaf, dan Kaderisasi. Dari sisi formal, Muhammadiyah telah memajukan pendidikan formal, dari tingkat TK (Taman Kanak-Kanak) hingga SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) sebagai lembaga pendidikan Islam. Sedangkan dari sisi nonformal, Muhammadiyah memajukan pendidikan yang berupa kajian Islam yang dilaksanakan sebulan sekali.

(21)

yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang bekerja sama dengan takmir masjid Ngestiharjo. Pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kegiatan pendidikan Islam formal, non formal, dan informal. Pelaksanaan kegiatan Islam formal dikembangkan melalui TK ABA. Sedangkan dalam kegiatan Islam nonformal diwujudkan dengan kajian Islam yang bekerja sama dengan ta’mir masjid. Untuk kegiatan pendidikan informal dilakukan dengan pembinaan secara langsung kepada pengurus ‘Aisyiyah melalui kegiatan yang memberikan kontribusi bagi pengurus ‘Aisyiyah dan warganya.

3. Syarifuddin (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul Peran Ranting ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam di Karangasem Laweyan Surakarta Tahun 2005-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Ranting ‘Aisyiyah Karangasem dalam pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan masing-masing majelis, di mana kegiatan tersebut diterapkan melalui tiga jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. Faktor pendukung yang paling mempengaruhi keberhasilan Ranting ‘Aisyiyah dalam pelaksanaan pendidikan Islam di Karangasem yaitu berupa faktor pendidik dan lingkungan, sedangkan faktor penghambat hampir semuanya berasal dari lingkungan.

(22)

6

Kudus salah satunya adalah membentengi masyarakat dari tradisi yang berbau syirik dengan diselenggarakannya pengajian umum. Peserta yang mengikuti pendidikan masyarakat bersifat heterogen, dari berbagai jenis kelamin, umur, dan pekerjaan. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan masyarakat antara lain adanya tenaga pengajar yang bertempat tinggal di lingkungan pondok, sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien, adanya kesadaran dari masyarakat untuk menambah ilmu dan menjalin silaturrahmi. Sedangkan faktor penghambatnya berasal dari faktor ekstern, yaitu curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama berpengaruh terhadap jumlah peserta pengajian.

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah ada beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Namun demikian, dari segi kasus dan lokasi penelitian terdapat perbedaan, di mana yang menjadi fokus penelitian ini adalah peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung. Dengan demikian, penelitian ini telah memenuhi kriteria kebaruan.

B. Tinjauan Teoritik

1. Muhammadiyah

a. Pengertian Muhammadiyah

(23)

mendapat “ya’ nisbiyah” yang artinya menjeniskan”.3 Jadi Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad saw., yang diyakini sebagai utusan Allah yang terakhir. Sedangkan menurut istilah, “Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berasas Islam dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah”.4 Gerakan ini dinamakan Muhammadiyah diharapkan dapat meneladani jejak perjuangan Rasulullah saw. dalam menegakkan ajaran Islam. b. Dasar dan tujuan Muhammadiyah

Landasan berdirinya organisasi Muhammadiyah yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dikenal sebagai orang yang cerdas dan tekun dalam mendalami isi dari ayat al-Qur’an dan Sunnah. Perlunya gerakan yang sistematis dalam memperbaiki kehidupan sosial-keagamaan didasarkan atas pendalaman Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur’an surat Ali ‘Imrān ayat 104, yang kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.5

3

Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (Yogyakarta: LPPI, 2000), hlm. 70.

4

Ibid.. hlm. 70. 5

(24)

8

Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan yakni “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.6 Untuk mewujudkan masyarakat yang demikian, dibentuklah persyarikatan Muhammadiyah dengan misi dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat luas.

c. Amal usaha Muhammadiyah

Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan. Amal usaha tersebut dilaksanakan sebagai usaha dalam memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Amal usaha di bidang pendidikan, Muhammadiyah telah banyak mendirikan ribuan sekolah dari tingkat TK sampai perguruan tinggi yang tersebar di seluruh tanah air. Ciri penting lembaga pendidikan yang dirintis adalah sistem pendidikan Islam modern yang holistik. Artinya “pendidikan Islam yang diperkenalkan Muhammadiyah memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum dalam satu kesatuan sistem, baik dalam bentuk sekolah, madrasah, maupun pondok pesantren”.7

Usaha Muhammadiyah bidang sosial-kemasyarakatan ditandai dengan berdirinya PKU (Pusat Kesehatan Umum), Rumah Yatim Piatu,

6

PP Muhammadiyah, AD dan ART Muhammadiyah (Yogyakarta: Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani, 2005) AD Bab III pasal 6, hlm. 9.

7

(25)

dan klinik. Gerakan sosial Muhammadiyah yang dikelola oleh PKU sejak awal telah menonjol dalam bidang penyantunan fakir-miskin, anak yatim piatu, dan kesehatan.8 Dalam usaha melayani fakir miskin, Muhammadiyah melakukan perbaikan sistem pengumpulan dan pembagian zakat.

Dalam bidang dakwah, “Muhammadiyah telah membangun tempat-tempat ibadah dan pengelolaan Lembaga Dakwah Khusus (LDK) yang melaksanakan program pengiriman Muballigh untuk masyarakat suku terasing, transmigrasi, dan masyarakat lainnya”.9

Gerakan amal usaha Muhammadiyah tersebut telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya amal usaha tersebut menunjukkan bahwa misi gerakan Muhammadiyah adalah untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat yang seluas-luasnya. d. Susunan Organisasi Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki susunan organisasi yang terdiri atas Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah, dan Pusat. Sedangkan Cabang sendiri merupakan kesatuan Ranting di suatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Ranting. Adapun syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai:

1) Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan Cabang dan Pembantu Pimpinannya, Pimpinan Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.

8

Sutarmo, Muhammadiyah: Gerakan Sosial Keagamaan Modernis (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005), hlm. 149.

9

(26)

10

2) Pengajian/kursus muballigh/muballighat untuk seluruh muballigh/muballighat dalam lingkungan Cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.

3) Korps muballigh/muballighat Cabang, sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang.

4) Usaha-usaha pertolongan, seperti pemeliharaan anak yatim/anak asuh.

5) Taman Pendidikan Al-Qur’an/Madrasah Diniyah/Sekolah Dasar. 6) Kantor/Sekretariat.10

Cabang Muhammadiyah yang bergerak secara aktif, kuat, dan dinamis dapat mencapai tujuan dan cita-cita Muhammadiyah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

e. Konsep pendidikan Muhammadiyah

Menurut Ahmad Dahlan upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari keterbelakangan yaitu melalui pendidikan, yakni mengubah sistem pendidikan yang statis menuju sistem pendidikan yang dinamis. Adapun model pendidikan Muhammadiyah didasarkan pada nilai-nilai berikut:

a. Pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.

b. Ruhul ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, menjadi dasar dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan amal usaha di bidang pendidikan.

c. Menerapkan prinsip kerjasama (musyārakah) dengan tetap memelihara sikap kritis, baik pada masa Hindia Belanda, Jepang, Orde Lama, Orde Baru, hingga pasca Orde Baru.

d. Memelihara prinsip pembaruan (tajdīd), inovasi dalam menjalankan amal usaha di bidang pendidikan.

e. Memiliki kultur untuk memihak pada kaum yang mengalami kesengsaraan (du΄afā΄ dan mustad΄afīn) dengan melakukan proses-proses kreatif.

f. Memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan (tawāsuţ atau moderat) dalam mengelola lembaga pendidikan antara akal sehat dan kesucian hati.11

10

(27)

Cita-cita pendidikan yang digagas K.H. Ahmad Dahlan adalah “lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama intelek” atau “intelek ulama”, yaitu seorang Muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani”.12 Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Ahmad Dahlan berusaha menghilangkan dikotomi pendidikan umum dan pendidikan agama dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan ilmu keagamaan dan mendirikan madrasah-madrasah yang diberi pendidikan ilmu pengetahuan umum.13 Selain itu, juga didirikan pondok pesantren yang di dalamnya memiliki suasana keagamaan sedangkan sistem pengajarannya mengikuti sistem madrasah/sekolah. Dengan usaha tersebut diharapkan dapat melahirkan manusia yang bertaqwa, cerdas, dan terampil yang mampu mengemban tugas sebagai khalifah.

2. Pendidikan

a. Pengertian pendidikan

Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti “bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa”.14 Menurut Marimba, pendidikan adalah “bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

11

Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2010), hlm. 130-131.

12

Adi Nugroho, KH. Ahmad Dahlan: Biografi Singkat (1869-1923) (Jogjakarta: Garasi, 2010), hlm. 122.

13

Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (Yogyakarta: LPPI, 2000), hlm. 90.

14

(28)

12

utama”.15 Pengertian lain, pendidikan adalah “usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan”.16

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kedewasaan dan tingkat hidup yang lebih tinggi sehingga cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya.

Sedangkan pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan system persekolahan resmi.17 Pendidikan masyarakat merupakan wahana bagi perkembangan individu dan masyarakat dalam usaha mencerdaskan bangsa. Pendidikan ini dapat diselenggarakan oleh pemerintah, lembaga keagamaan, maupun organisasi yang ada di masyarakat.

b. Tujuan dan fungsi pendidikan

Tujuan merupakan unsur yang penting dalam pendidikan, karena dapat memberikan arah bagi pendidikan itu sendiri. Secara tradisional, “tujuan umum pendidikan adalah transmisi pengetahuan atau proses membangun manusia menjadi berpendidikan”.18 Secara akademik, pendidikan memiliki beberapa tujuan:

15

Sebagaimana dikutip dalam Ibid., hlm. 3. 16

Djumransjah, Filsafat Pendidikan (Malang: Bayumedia, 2006), hlm. 22. 17

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 57. 18

(29)

1) Mengoptimalkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, 2) Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi,

3) Mengembangkan daya adaptabilitas siswa,

4) Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa,

5) Mendorong siswa mengembangkan sikap bertanggungjawab, 6) Mendorong dan membantu siswa memahami hubungan yang

seimbang antara hukum dan kebebasan pribadi dan sosial.

7) Mendorong dan mengembangkan rasa harga diri, kemandirian hidup, kejujuran dalam bekerja, dan integritas,

8) Mendorong dan mengembangkan kemampuan siswa untuk melanjutkan studi,

9) Mendorong dan mengembangkan dimensi fisik, mental, dan disiplin bagi siswa,

10)Mengembangkan proses berpikir secara teratur pada diri siswa, 11)Mengembangkan kapasitas diri sebagai makhluk Tuhan yang

akan menjadi pengemban amanah di bumi.19

Adapun fungsi pendidikan dalam arti sempit ialah “membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan secara luas ialah sebagai alat pengembangan pribadi, warga negara, kebudayaan, dan bangsa”.20 Sedangkan fungsi utama pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban yang bermartabat dalam kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai norma yang dijadikan landasannya.21 Dengan demikian, secara garis besar, fungsi pendidikan yaitu mengubah pola pikir manusia untuk menuju kehidupan yang lebih berkembang.

19

Ibid., hlm. 41-42. 20

Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 11. 21

(30)

14

c. Faktor-faktor pendidikan

Pelaksanaan berbagai jenis pendidikan memerlukan faktor-faktor agar kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Faktor-faktor tersebut di antaranya:

1) Tujuan pendidikan

“Tujuan disebut juga cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan”.22

2) Pendidik

Pendidik adalah “orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan sebagai individu (pribadi) yang mandiri”.23 Seorang pendidik dituntut untuk bertanggung jawab terhadap anak didiknya dan juga terhadap diri sendiri.

3) Anak didik

Anak didik adalah “anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dari orang yang sudah dewasa, untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, warga Negara, anggota masyarakat, dan sebagai suatu pribadi yang mandiri”.24

22

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 123. 23

B. Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 18.

24

(31)

4) Sarana/alat pendidikan

Sarana pendidikan adalah “segala sesuatu yang dapat dipergunakan pendidik dalam usahanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan”.25

5) Lingkungan

Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik. “Ada tiga macam lingkungan menurut tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat”.26

Beberapa faktor di atas sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan serta dapat menunjang tujuan pendidikan yang akan dicapai. d. Jalur pendidikan

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa ada tiga jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal.

1) Pendidikan formal

Pendidikan formal ialah “jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan (baik negeri atau swasta) untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan akademis yang memungkinkan untuk menjadi seorang ahli dan professional di bidangnya”.27 Kegiatan pendidikan formal

25

Ibid., hlm. 21. 26

Ibid., hlm. 24. 27

(32)

16

dilaksanakan secara sistematis, terstruktur dan berjenjang dari tingkat SD (Sekolah Dasar) sampai pendidikan tinggi atau Universitas. 2) Pendidikan nonformal

Pendidikan non formal ialah “jenis pendidikan yang membekali keterampilan-keterampilan praktis sehingga peserta didik dapat hidup mandiri, terampil dalam bidang tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan pekerjaan di masyarakat”.28 Pendidikan nonformal diselenggarakan di luar sistem persekolahan yang diperuntukkan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan.

3) Pendidikan informal

Pendidikan informal ialah “jenis pendidikan yang dilakukan oleh orang tua untuk mendidik anak-anak agar mereka menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab di masyarakat”.29 Pendidikan informal tidak ada perjenjangan dan tidak terorganisasi secara terstruktur.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa jalur pendidikan merupakan wahana yang dapat dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan tujuan pendidikan. Meskipun ketiga jalur pendidikan tersebut memiliki perbedaan, namun ketiganya saling melengkapi dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

28

Ibid., hlm. 8. 29

(33)

e. Catur Pusat Pendidikan

Dalam Islam, pusat-pusat pendidikan dapat digolongkan dalam catur pusat pendidikan, yaitu keluarga, masjid, sekolah, dan masyarakat.30

Keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan utama karena anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Di sanalah anak mulai mengenal norma-norma baik dan buruk serta orang tuanya yang lebih bertanggung jawab dalam mendidik anaknya.

Masjid, di samping memiliki fungsi keagamaan juga memiliki fungsi sosial. Sebagai fungsi keagamaan, masjid digunakan sebagai tempat ibadah dan syiar Islam. Sedangkan sebagai fungsi sosial, masjid dijadikan sebagai tempat musyawarah dan mempelajari agama Islam.31

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki perjenjangan. Dengan sekolah, anak didik akan menjadi seorang ahli yang sesuai dengan bidang dan bakatnya.

Masyarakat, yaitu lembaga pendidikan yang diselenggarakan langsung oleh masyarakat, antara lain dalam bentuk kursus, pelatihan, dan lain sebagainya.32

Keempat pusat pendidikan di atas diharapkan dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan pendidikan.

30

Sudarno Shobron, Studi Islam 3 (Surakarta: LPID UMS, 2010), hlm. 271. 31

Ibid. 32

(34)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu “kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga pemerintah”.33 Adapun penelitian ini dilakukan terhadap organisasi masyarakat Muhammadiyah.

Adapun jenis pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif, yakni “penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”.34 Penelitian kualitatif menghasilkan “data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.35 Dalam penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas Cabang Muhammadiyah Tulung dalam meningkatkan pendidikan masyarakat.

B. Tempat dan Subjek Penelitian

Sesuai dengan judulnya, penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten yang diselenggarakan oleh Cabang Muhammadiyah. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pihak-pihak

33

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 31. 34

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 60.

35

(35)

yang bersedia memberikan informasi berupa keterangan dan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Wawancara mendalam

Wawancara dapat diartikan sebagai “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.36 Wawancara mendalam dilakukan secara informal terhadap semua partisipan. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya, kegiatan Cabang Muhammadiyah Tulung, serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung Klaten.

2. Dokumentasi

Untuk mendapatkan deskripsi dan pemahaman mendalam, peneliti mengumpulkan sejumlah dokumen. Metode dokumentasi berarti “cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada”.37 Metode ini digunakan untuk mencari data tentang sejarah berdirinya, program kerja, struktur organisasi, dan data lain yang berhubungan dengan Cabang Muhamadiyah Tulung Klaten.

36

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidispliner (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 367.

37

(36)

20

3. Observasi

Observasi merupakan “suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.38 Observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi non partisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan tapi hanya berperan mengamati kegiatan.

Metode ini penulis gunakan guna mendapatkan data letak geografis, kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana dalam meningkatkan pendidikan masyarakat yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten.

D. Metode Analisis Data

Teknik yang penulis gunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan dengan metode induktif. Metode induktif merupakan “proses penalaran di mana observasi atau pengamatan menjadi dasar untuk merumuskan teori, hipotesis, dan interpretasi”.39

38

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 220.

39

(37)

21

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Gambaran Umum Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten

1. Letak Geografis

Kantor Cabang Muhammadiyah Tulung terletak di desa Tulung, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, kode pos 57482. Adapun batas wilayah Cabang Muhammadiyah Tulung sebagai berkut:

a. Batas Utara : Kabupaten Boyolali b. Batas Timur : Kecamatan Polanharjo c. Batas Selatan : Jatinom

d. Batas Barat : Kecamatan Mojosongo, Boyolali

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung memiliki dua kantor sekretariat yang letaknya sangat strategis. Alamat di atas sebagai Kantor Sekretariat I, sedangkan Kantor Sekretariat II terletak di Desa Selogringging yang berbatasan dengan pemukiman warga.40

2. Sejarah Berdirinya

Persyarikatan Muhammadiyah muncul di Tulung dimulai oleh gerakan pemuda. Pencetus pergerakan tersebut adalah H. Dimyati dari desa Beji. Pada tahun 1950 pergerakan tersebut masuk dan bergabung dengan Cabang Sukoharjo, kemudian merintis Cabang Muhammadiyah di Kecamatan Tulung dan pada Musyawarah Cabang (Musycab) tahun 1955

40

(38)

22

menetapkan untuk memilih H. Dimyati sebagai Ketua Pimpinan Cabang Tulung dengan masa jabatan lima tahun. Adapun pergantian kepemimpinan PCM Tulung dari tahun 1955-2015 sebagai berikut:41

a. Periode Muktamar 1955-1960 : H. Dimyati b. Periode Muktamar 1960-1965 : H. Kholil c. Periode Muktamar 1965-1970 : Yusro d. Periode Muktamar 1970-1975 : H. Darori e. Periode Muktamar 1976-1980 : H. Samsuri f. Periode Muktamar 1980-1985 : H. Kholil Basuki g. Periode Muktamar 1985-1990 : H. Kholil Basuki h. Periode Muktamar 1990-1995 : Bakdi Munawar i. Periode Muktamar 1995-2000 : Bakdi Munawar42 j. Periode Muktamar 1995-2000 : H. Majdi Al Arif43 k. Periode Muktamar 2000-2005 : H. Pon Chusnul, BA.

l. Periode muktamar 2005-2010 : Ir. H. Nasikhun Alkoentjara m. Periode Muktamar 2010-2015 : Ir. H. Nasikhun Alkoentjara. 3. Susunan Pengurus

Adapun susunan pengurus harian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung periode 2010-2015 sebagai berikut:

Ketua : Ir. H. Nasikhun Alkoentjara Wakil Ketua I : Catur Priyanto, S.Pd.

41

Dokumentasi dan wawancara dengan Nasikhun AlKoentjara selaku Ketua PCM Tulung, tanggal 22 Februari 2014.

42

Meninggal tahun 1996. 43

(39)

Wakil Ketua II : Drs. H. Partoto Wakil Ketua III : H. Munawar, S.Pd.I. Wakil Ketua IV : Drs. H. Wariso Yanto Wakil Ketua V : H. Sumarno, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua VI : Sutono, AKPN.

Sekretaris I : Sehono, S.Ag. Sekretaris II : Agus Suratno, SE. Bendahara I : H. Muhson Hadi, S.Pd.I. Bendahara II : H. Abdul Fatah.44

Adapun pengurus Majelis dan Lembaga sebagaimana terlampir. 4. Tujuan Berdirinya Cabang Muhammadiyah Tulung

Meskipun Indonesia telah merdeka selama 11 tahun (pada waktu itu tahun 1956), tetapi penjajahan secara implisit masih terasa di mana-mana, antara lain dalam bentuk penjajahan modern melalui pemikiran yang merusak aqidah Islam. Oleh karena itu, alasan para pendiri Muhammadiyah Tulung mendirikan Cabang Tulung tidak lain karena kehidupan keagamaan masyarakat masih kental dengan penyakit TBC (Takhayyul, Bid’ah, Khurafat).

Di dalam al-Qur’an sebenarnya Allah telah mengajarkan kepada manusia agar mau berjihad atau berjuang menegakkan agama Allah untuk bisa mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dengan mendirikan berbagai kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah di

44

(40)

24

Kecamatan Tulung diharapkan dapat membangun kehidupan masyarakat yang sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Gencarnya dakwah Muhammadiyah, kini telah menjangkau hingga ke pelosok desa dalam rangka mengajak masyarakat di Kecamatan Tulung untuk menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Sunnah. Para pemuda giat mengadakan dakwah tanpa meminta bayaran. Target terpenting yaitu tersebarnya risalah Rasulullah di kalangan menengah dan bawah yang rata-rata masih berada dalam lingkaran TBC.45

B. Kegiatan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten

1. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan

Cabang Muhammadiyah Tulung memiliki berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing lembaga dan majelis yang telah dibentuk. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai berikut:46 a. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen)

1) Meningkatkan peran dan fungsi pendidikan Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan masyarakat, dengan membuka dan memperluas akses bagi seluruh lapisan masyarakat.

2) Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat dakwah. Hal ini dilakukan dengan memberikan masukan kepada kepala madrasah untuk

45

Dokumentasi Bulletin Al-Ukhuwwah tahun 2010 diterbitkan oleh Majelis Tarjih dan Tabligh PCM Tulung, dikutip tanggal 23 Februari 2014.

46

(41)

menyampaikan ajaran agama Islam sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah rasul.

3) Melibatkan para guru untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PCM Tulung, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan professional para pendidik.

4) Merintis berdirinya sekolah program khusus untuk menghadapi persaingan global.

Majelis ini telah menyelenggarakan bentuk pendidikan formal dengan mendirikan tujuh Madrasah Ibtida’iyyah Muhammadiyah (MIM) yang tersebar di Kecamatan Tulung. MIM tersebut terletak di Desa Tulung, Malangan, Pucangmiliran, Wunut, Sudimoro, Beji, dan Sedayu. Bidang studi yang diajarkan di MIM sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional yang terdiri dari ilmu umum dan agama.

(42)

26

Sekolah, serta Laboratorium. Sedangkan penerimaan siswa baru akan dimulai untuk tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 1

Data MIM se-Cabang Tulung tahun 2013/201447

No. MIM Kepala Madrasah Jumlah

Guru

Jumlah Siswa

1 Tulung Muh Lazim 14 94

2 Malangan Umi Hanik, S.Pd. 9 72

3 Sudimoro H. Muh. Suhudi, S.Pd.I. 15 138

4 Beji Sri Rastuti, S.Pd. 11 95

5 Pucang Sri Sulasih, S.Pd.I. 14 126

6 Wunut Mujiyatun, S.Pd. 7 20

7 Sedayu Suyoto, S.Pd. 15 196

JUMLAH 85 741

b. Majelis Tarjih dan Tajdid

1) Mengadakan pengajian tarjih yang dilaksanakan di seluruh ranting secara bergantian. Kegiatan ini diselenggarakan setiap hari Jum’at pukul 13.00-16.00 mengkaji kitab Bulughul Maram.

2) Pada tahun 2012 merintis pendirian perpustakaan Muhammadiyah yang bertempat di Sekretariat I PCM Tulung.

c. Majelis Tabligh

1) Menyelenggarakan Kuliah Ahad Pagi yang dilaksanakan di Balai Islamic Centre AHABA Tulung dengan tujuan untuk meluruskan aqidah dan memperdalam ajaran dinul Islam. Kegiatan ini dimulai

47

(43)

pukul 06.00-06.30 dengan mengkaji tafsir al-Qur’an oleh ustadz Jayadi, kemudian dilanjutkan materi pengajian sampai pukul 07.30 dengan penceramah yang berganti-ganti setiap minggunya.

2) Setiap hari Rabu menyelenggarakan pengajian Tafsir al-Qur’an oleh ustadz H. Fachruddien, LC. dan kajian kitab Riyadhus Shalihin oleh ustadz H. Naskhan Fahrurozi yang dilaksanakan secara bergantian setiap minggunya. Kegiatan ini dimulai pukul 16.00-17.30 bertempat di Balai Islamic Centre AHABA Tulung. Semua jama’ah dianjurkan membawa tafsir al-Qur’an terjemah untuk kajian. Kajian berdurasi 45 menit, selebihnya untuk diskusi atau tanya jawab.

3) Pengajian Keluarga Kamis yang dilaksanakan dua minggu sekali dimulai pukul 16.00-17.30. Pengajian ini mengkaji kitab Tanya Jawab Agama Islam yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih, Tajdid, dan Pemikiran Islam dengan penceramah ustadz Naskhan Fahrurozi yang bertempat di Balai Islamic Centre AHABA Tulung.

(44)

28

dengan materi Kajian Bulughul Maram, Riyadhus Shalihin, Tafsir al-Qur’an dan Tanya Jawab Masalah Agama.

d. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (LBIH)

1) Mensosialisasikan pedoman haji dan umrah sesuai tuntunan Rasulullah.

2) Menyelenggarakan manasik haji di Balai Islamic Centre AHABA, tahun 2011 diikuti 40 peserta dari calon haji kecamatan Tulung, manasik umrah dan haji tahun 2012 diikuti 75 orang, dan tahun 2013 diikuti 87 orang. Dalam kegiatan manasik disampaikan materi manasik umrah dan haji yang berpedoman pada tuntunan Rasulullah. Sarana yang digunakan yaitu peralatan audio visual berupa LCD Projector, replika Ka’bah, replika Makam Ibrahim, dan replika Hijir Isma’il.

3) Menyelenggarakan simulasi perjalanan haji dari balai AHABA menuju Polanharjo dan berakhir di lapangan Desa Tulung. Penyelenggaraan simulasi ini dilengkapi dengan Tarwiyah (mabit di Mina) sampai dengan Thawaf Ifadah.

Tabel 2

Jadwal pelaksanaan Manasik Haji dan Umrah LBIH Tulung Tahun 201348

No Tgl, waktu Pemandu Materi

1 2 Februari H. Koentjara, H. Ro’uf, Sosialisasi manasik

48

(45)

13.30-16.00 H. Agus Krisnadi, drs.

H. Koentjara Kaifiyah shalat

5 2 Maret 13.30-16.00

H. Munawar, S.Pd.I. Ibadah umrah

6 9 Maret

H. Munawar, S.Pd., dkk Praktik manasik umrah

e. Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup

(46)

30

Sidoarjo yang membuka agen di Prambanan, yang dihadiri sebanyak 70 orang petani warga Muhammadiyah dan simpatisan. 2) Pendistribusian bibit tanaman untuk menunjang pelestarian

lingkungan hidup dan meningkatkan pendapatan berupa bibit nangka.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan pendidikan. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai dapat membantu mempermudah tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung dalam menunjang kelancaran pelaksanaan pendidikan cukup memadai. Meskipun begitu Pimpinan Cabang Muhammadiyah terus berupaya untuk melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Cabang Muhammadiyah Tulung selain gedung dan tempat ibadah adalah sebagai berukut:

Tabel 3

Data Inventaris Sarana dan Prasarana Milik PCM Tulung49

No. Nama Barang Jumlah Keadaan

Alat elektronik

1 Komputer 1 unit Sedang

2 LCD Proyektor 1 unit Baik

3 Pesawat telepon 1 unit Sedang

49

(47)

4 Sound system portable 1 unit Rusak

5 Sound system ‘TOA’ 1 set Baik

6 Jam dinding 2 unit Baik

Sekretariat/Organisasi

7 Stempel PCM 2 unit Sedang

8 Stempel Lazis 1 buah Baik

9 Stempel Muhammadiyah 1 buah Baik

10 Bendera Muhammadiyah B 2 lembar Sedang 11 Bendera Muhammadiyah K 23 lembar Sedang 12 Spanduk bekas bisa dipakai 6 lembar Sedang

13 File Administrasi 4 buah Baik

14 Ruang perpustakaan 1 ruang Baik 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan

Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Cabang Muhammadiyah Tulung tidak bisa lepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Namun demikian, para pimpinan berusaha untuk memperkecil faktor penghambat tersebut untuk memperlancar kegiatan pendidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:50

a. Faktor pendukung

1) Adanya tempat yang memadai karena banyaknya anggota yang mewaqafkan tanahnya untuk dimanfaatkan dalam membangun masjid, mushalla, dan tempat-tempat pendidikan.

50

(48)

32

2) Antusiasme para peserta berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Cabang Muhammadiyah Tulung, baik yang berasal dari anggota maupun warga masyarakat.

3) Adanya pendidik, penceramah atau ustadz yang mencukupi. 4) Adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai.

b. Faktor penghambat

1) Pendanaan yang ada belum optimal.

2) Peserta kurang konsisten dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan.

(49)

33

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang telah dipaparkan pada Bab IV, perlu adanya analisis mengenai peran Cabang Muhammadiyah Tulung dalam meningkatkan pendidikan masyarakat. Teknik yang penulis gunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul berupa kata-kata kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan untuk merumuskan suatu teori.

A. Peran Cabang Muhammadiyah Tulung dalam Meningkatkan Pendidikan

Masyarakat

(50)

34

telah dikutip pada Bab II halaman 8, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dengan misi dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat luas.

Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan Cabang Muhammadiyah Tulung disesuaikan dengan syari’at Islam. Para pengurus Cabang Muhammadiyah Tulung berusaha tetap istiqamah dan produktif dalam berkiprah di Muhammadiyah agar terus berkembang untuk mewujudkan tujuan didirikannya Muhammadiyah.

Adapun kegiatan pendidikan yang diselenggarakan Cabang Muhammadiyah Tulung dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kegiatan pendidikan formal, nonformal, dan informal.

1. Kegiatan Pendidikan Formal

(51)

dilakukan dengan memberikan masukan kepada Kepala Madrasah untuk menyampaikan ajaran agama Islam yang sesuai dengan syari’at Islam.

Penyelenggaraan pendidikan formal di atas bertujuan untuk mendidik murid sekolah menjadi manusia yang bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang berorientasi ke masa depan dan bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat, ummat, dan bangsa, supaya dapat menghadapi persaingan global yang semakin kompleks. Hal ini juga sejalan dengan tujuan pendidikan formal yang telah dikutip pada Bab II halaman 15, yaitu untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan akademis yang memungkinkan untuk menjadi seorang ahli dan professional di bidangnya.

2. Kegiatan Pendidikan Nonformal

Kegiatan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh PCM Tulung dilaksananakan di bawah tanggung jawab Majelis dan Lembaga yang telah dibentuk. Kegiatan pendidikan ini berupa pengajian-pengajian serta keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

(52)

36

(53)

menunjang pelestarian lingkungan hidup dan meningkatkan pendapatan berupa bibit nangka.

Berbagai kegiatan yang telah dipaparkan di atas sejalan dengan teori yang telah dikutip pada Bab II halaman 16, bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan di luar sistem persekolahan yang diperuntukkan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan. Jenis pendidikan ini membekali keterampilan praktis sehingga peserta didik dapat hidup mandiri, terampil dalam bidang tertentu.

3. Kegiatan Pendidikan Informal

(54)

38

dilakukan oleh orang tua untuk mendidik anak-anak agar mereka menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab di masyarakat.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Cabang Muhammadiyah Tulung

dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat

Dalam proses kegiatan pendidikan terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi dan menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada Bab II halaman 14-15, bahwa faktor tersebut antara lain (1) faktor tujuan pendidikan, (2) faktor pendidik, (3) faktor peserta didik, (4) faktor sarana/alat pendidikan, dan (5) faktor lingkungan. Kelima faktor tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena kesemuanya saling mempengaruhi.

(55)

Muhammadiyah terus berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan.

Faktor penghambat yang dialami oleh PCM Tulung dalam melaksanakan pendidikan antara lain (1) pendanaan yang ada belum optimal dikarenakan banyak kegiatan yang membutuhkan biaya yang besar, misalnya pengadaan sarana dan prasarana serta biaya sertifikasi tanah waqaf yang cukup mahal, (2) adanya peserta kurang konsisten dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan, baik dari jama’ah secara umum maupun dari anggota, hal ini dikarenakan kesibukan masing-masing, dan (3) pada waktu musim penghujan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan menjadi berkurang. Inilah beberapa faktor penghambat yang dialami oleh PCM Tulung dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dalam rangka meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung.

(56)

40

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis yang telah penulis paparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Cabang Muhammadiyah Tulung memiliki peran yang sangat penting dalam usaha meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan pendidikan. Adapun kegiatan pendidikan yang diselenggarakan Cabang Muhammadiyah Tulung dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kegiatan pendidikan formal, nonformal, dan informal. Bentuk kegiatan pendidikan formal berupa penyelenggaraan MIM yang tersebar di Kecamatan Tulung serta merintis berdirinya SMP Program Khusus. Kegiatan pendidikan nonformal berupa penyelenggaraan pengajian-pengajian dan keterampilan. Sedangkan kegiatan pendidikan informal diwujudkan dengan menyelenggarakan pengajian Keluarga Kamis, yakni pembinaan keluarga sakinah. Penyelenggaran kegiatan tersebut dikoordinasi oleh masing-masing Majelis dan Lembaga yang dibentuk oleh PCM Tulung

(57)

adanya pendidik, penceramah atau ustadz yang mencukupi, dan adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai.

3. Faktor penghambat Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung antara lain: pendanaan yang ada belum optimal, peserta kurang konsisten dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan, dan pada waktu musim penghujan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan menjadi berkurang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pengurus Cabang Muhammadiyah Tulung, warga masyarakat Kecamatan Tulung, dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung

a. Seyogyanya mengingatkan secara terus menerus kepada anggota maupun warga masyarakat untuk selalu mengikuti kegiatan pendidikan yang diselenggarakan.

b. Seyogyanya meningkatkan sumber dana melalui kegiatan yang ada. 2. Kepada Warga Masyarakat Kecamatan Tulung

(58)

42

b. Seyogyanya dapat meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya infaq, shadaqah, dan zakat yang berguna bagi diri sendiri, orang lain, maupun bagi perkembangan Cabang Muhammadiyah Tulung.

(59)

43

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT Indeks.

Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Mekar Surabaya.

Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia.

Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidispliner. Jakarta: Rajawali Pers.

Nashir, Haedar. 2011. Muhammadiyah Abad Kedua. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

Nugroho, Adi. 2010. KH. Ahmad Dahlan: Biografi Singkat (1869-1923). Jogjakarta: Garasi.

Pasha, Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban. 2000. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: LPPI.

Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

PP Muhammadiyah. 2005. AD dan ART Muhammadiyah. Yogyakarta: Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani.

PP Muhammadiyah. 2010. Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, dikutip dari http://www.muhammadiyah.or.id/id/download-tanfidz-33.html, diakses tanggal 22 Desember 2013.

Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Shaleh, A. Rosyad. 2005. Manajemen Dakwah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

(60)

44

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, B. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

(61)

PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Kepada Yth. Biro Skripsi di Surakarta

Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ari Nur Azizah

NIM / NIRM : G000100114 / 10/X/02.2.1/T/4429

Fakultas/Prodi : Agama Islam/Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Telah memenuhi persyaratan administrasi dan akademik untuk menulis skripsi. Maka dengan ini saya mengajukan judul skripsi:

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG

TAHUN 2010-2015

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum waraohmatullah wabarokatuh

Surakarta, 30 September 2013

Menyetujui,

Biro Skripsi

(Drs. Abdullah Mahmud, M.Ag.)

Yang Mengajukan

(62)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

Jl. A. Yani. Tromol Pos I. Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax 71544 Surakarta 57102

Nomor : 107.03/D2.III/X-02/FAI/XI/2013 Surakarta, 26 November 2013 Lamp : Satu bendel

Hal : Permohonan Menjadi Pembimbing

Kepada : Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.

di Tempat

Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh

Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta menerangkan bahwa:

Nama : Ari Nur Azizah

NIM : G000100114

Jurusan : Tarbiyah

Mengajukan penyusunan Skripsi dengan judul:

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015

Maka dimohonkan kepada:

1. Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag. (sebagai Pembimbing I) 2. Dr. Imron Rosyadi, M.Ag. (sebagai Pembimbing II)

Demikian, dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih. Wassalamu’alaikum waraohmatullah wabarokatuh

a.n. Dekan Wakil Dekan I

(63)

Nomor : 107.03/D2.III/X-02/FAI/XI/2013 Surakarta, 26 November 2013 Lamp : Satu bendel

Hal : Permohonan Menjadi Pembimbing

Kepada : Dr. Imron Rosyadi, M.Ag.

di Tempat

Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh

Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta menerangkan bahwa:

Nama : Ari Nur Azizah

NIM : G000100114

Jurusan : Tarbiyah

Mengajukan penyusunan Skripsi dengan judul:

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015

Maka dimohonkan kepada:

1. Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag. (sebagai Pembimbing I)

2. Dr. Imron Rosyadi, M.Ag. (sebagai Pembimbing II)

Demikian, dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih. Wassalamu’alaikum waraohmatullah wabarokatuh

a.n. Dekan Wakil Dekan I

(64)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

Jl. A. Yani. Tromol Pos I. Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax 71544 Surakarta 57102

Nomor : 102.03/D2.III/X-02/FAI/II/2014 Surakarta, 10 Februari 2014 Lamp : Satu bendel

Hal : Permohonan Ijin Riset

Kepada : Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten.

di Tempat

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dengan ini, kami beritahukan bahwa untuk kelengkapan penyusunan skripsi dengan judul sebagai berikut:

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015.

Maka dengan ini kami mengharapkan kepada Bapak/ibu/sdr untuk memberikan ijin riset kepada mahasiswa kami:

Nama : Ari Nur Azizah

NIM : G000100114

Jurusan : Tarbiyah

Untuk mengadakan riset di: CabangMuhammadiyah Tulung Klaten

Demikian, dan atas kerjasamanya disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum waraohmatullahi wabarokatuh

Mahasiswa

Yang melaksanakan riset

Ari Nur Azizah

a.n. Dekan Wakil Dekan I

(65)
(66)
(67)

Gambar

Data MIM se-Cabang Tulung tahun 2013/2014Tabel 1 47
Tabel 3
Gambar 2 Wawancara dengan Ir. Nasikhun Alkoentjara
Gambar 4 Simulasi Haji Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh

mulai mengumpulkan, mendeskripsikan, dan menganalisi data yang telah diperoleh selama penelitian. 25) mengatakan bahwa Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan

Peraturan Bupati Biak Numfor Nomor 134 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Biak

Penelitian strategi pemasaran teh pernah dilakukan oleh Widaningrum (1997), yaitu menganalisis bauran pemasaran produk teh celup PTPN VIII Bandung dengan

tentang hubungan antara gaya kognitif dengan hasil belajar siswa pada mata.. pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan kelas X akuntansi di

Kata kunci: Ekstrak etanol daun sirih ( Piper betle L.), siprofloksasin, Escherichia coli ,

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan lesson study berbasis sekolah dengan

Tiada untaian kata yang patut penulis ungkapkan, selain untaian kalimat tahmid sebagai rasa syukur atas rahmat dan hidayahNya yang memberi kekuatan penulis dalam