Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan salah satu sensus yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik selain dari Sensus Penduduk dan Sensus Ekonomi. Sensus Pertanian 2013 (ST2013) dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali, yaitu setiap tahun berakhiran tiga.
Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan pendataan dasar secara menyeluruh dari sektor pertanian tanaman pangan, pertanian hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Sensus Pertanian 2013 (ST2013) menjadi data dasar yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan strategis di bidang pertanian.
Badan Pusat Statistik dalam penyelenggaraan Sensus Pertanian (ST2013) dibantu oleh petugas-petugas dari berbagai kalangan baik dari aparat pemerintah daerah dan masyarakat umum. Demikian pula kerjasama dengan lintas instansi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Segala hasil kerja keras ini merupakan upaya dan jerih payah bersama. Oleh karena itu BPS mengucapkan banyak berterimakasih atas segala bantuan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk pertanggungjawaban BPS sebagai penyelenggara Sensus Pertanian (ST2013), maka dengan ini kami membuat sebuah Booklet Angka Sementara ST2013 BPS Kabupaten Murung Raya. Booklet ini akan menjadi gambaran sementara dari hasil ST2013.
Semoga Booklet ini bermanfaat bagi pembaca demi kelancaran pembangunan di bidang pertanian dan semoga Tuhan yang Maha Esa melindungi segala usaha kita dalam membangun bangsa dan Negara. Merdeka!
Puruk Cahu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya
Drs. Agust Bernaldus
Seuntai
Kata
Dukungan
BUPATI
Mari kita dukung
dan sukseskan
Sensus Pertanian
2013 demi masa
depan petani kita
yang lebih baik.
Merdeka!
Dr. Ir. Willy M. Yoseph, MM
Bupati Kabupaten Murung Raya
Rangkaian
Kegiatan
1963
Sensus pertanian pertama.
Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua).
Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah lingkungan.
Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dengan jelas dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia.
Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian.
Hasil sensus kurang sempura karena baru pertama kali dilaksanakan: under-estimate sekitar 14 persen.1973
Sensus Pertanian yang kedua
Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya.
Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah blok sensus.
Pengumpulan data antara perkebunan rakyat dan perkebunan besar, antara perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berlainan karena luasnya cakupan.
Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di
Sumatera, Jawa, dan Bali.
Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.1983
Sensus pertanian yang ketiga.
Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah blok sensus.
Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973.
Dikumpulkan keterangan tentang rumah tangga pertanian, KUD, perusahaan pertanian, dan potensi desa/kelurahan.
Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.1993
Sensus pertanian yang ke empat.
Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan.
Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah wilayah cacah (wilcah).
Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah.
Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983. Rumah tangga pertanian pengguna lahan juga mencakup usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan (di Sensus Pertanian 1983 tidak tercakup).
2003
Sensus pertanian yang ke lima.
Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2004.
Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah blok sensus.
Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan.
Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di dearah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk sub-sektor palawija, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan dilakukan per komoditi, (d) jumlah komoditi yang dicakup diperluas.
2013
Sensus Pertanian keenam
Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013
Satuan wilayah terkecil yang diteliti adalah Blok Sensus
Daerah perdesaan lengkap dengan metode pencacahan door to door, sedangkan daerah perkotaan dibedakan antara konsentrasi (pencacahan door to door) dan nonkonsentrasi (pencacahan snow ball)
Mencakup perusahaan pertanian berbadan hukum dan tidak berbadan hukum (bukan usaha rumah tangga) serta usaha pertanian di rumah tangga
Usaha Pertanian
adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Rumah Tangga Usaha Pertanian
adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.
Non-Rumah Tangga Usaha Pertanian
adalah jika tidak ada satupun anggota rumahtangganya melakukan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan usaha pertanian.
Jumlah Sapi dan Kerbau
adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/ penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/lainnya).
Konsep dan Definisi
Gambaran
Umum Usaha
Pertanian di
Kabupaten
Murung Raya
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahanlengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Murung Raya sebanyak 13.289 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 3 perusahaan, dan jumlah non-rumah tangga usaha pertanian sebanyak 2 unit.
Laung Tuhup, Murung, Tanah Siang dan Permata Intan merupakan empat kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 3.072 rumah tangga, 2.313 rumah tangga, 2.234 rumah tangga dan 2.051 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Uut Murung merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 250 rumah tangga.
Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan jumlah non-rumah tangga usaha pertanian di kabupaten Murung Raya masing-masing sebanyak 3 perusahaan dan 2 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di kecamatan Murung yaitu sebanyak 2 perusahaan. Sedangkan jumlah non-rumah tangga usaha pertanian masng-masing satu unit terdapat di kecamatan Murung dan kecamatan Laung Tuhup.
Secara umum sektor pertanian unggulan di Kabupaten Murung Raya adalah sektor perkebunan. Jenis produk unggulan dari sektor perkebunan adalah tanaman karet.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian dan Perusahaan Pertanian berbadan
Hukum di Kabupaten Murung Raya Tahun 2003
dan 2013
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Murung Raya mengalami penurunan sebanyak 13.289 rumah tangga dari rumah tangga pada tahun 2003 menjadi rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun sebesar 6,01 persen per tahun. Penurunan terbesar terjadi di kecamatan Laung Tuhup dan kenaikan terbesar terjadi di kecamatan Sumber Barito, yaitu masing-masing sebesar 30,81 persen dan 45,62 persen selama sepuluh tahun.
Penurunan rumah tangga pertanian disebabkan dari berbagai faktor, seperti penurunan harga getah karet, banyak bermunculan perusahaan pertambangan batu bara, maupun unit usaha pertambangan emas tradisional.
Untuk perusahaan berbadan hukum pada Sensus Pertanian 2003. data masih masuk dalam data perusahaan berbadan hukum Kabupaten Barito Utara. Sedangkan data ST2013 menunjukkan 2 perusahaan pertanian berbadan hukum dan 3 unit non rumah tangga pertanian
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013
Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha
No
Kecamatan
2003
2013
Rumah Tangga
Usaha Pertanian
Rumah Tangga
Usaha Pertanian
Perusahaan
Pertanian
Berbadan
Hukum
Non
Rumah
Tangga
Usaha
Pertanian
(1)
(2)
(3)
(5)
1
Permata Intan
2.811
2.051
1
0
2
Sungai Babuat
444
489
0
0
3
Murung
3.343
2.313
2
1
4
Laung Tuhup
3.139
3.072
0
1
5
Barito Tuhup Raya
692
774
0
0
6
Tanah Siang
1.807
2.234
0
0
7
Tanah Siang Selatan
587
702
0
0
8
Sumber Barito
686
999
0
0
9
Seribu Riam
333
405
0
0
10 Uut Murung
298
250
0
0
Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau
di Kabupaten Murung Raya Tahun 2011
dan 2013
Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, populasi sapi dan kerbau di Kabupaten Murung Raya mencapai 1.069 ekor. Sementara itu, dari hasil sensus pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau mencapai 998 ekor.
Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut wilayah, kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Murung dengan jumlah populasi sebanyak 550 ekor, kemudian Tanah Siang Selatan (102 ekor), dan Laung Tuhup (96 ekor). Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki sapi dan kerbau paling adalah Seribu Riam dan Uut Murung.
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong,
Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013
Menurut Kecamatan (ekor)
No
Kecamatan
2011
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Permata Intan
98
76
2 Sungai Babuat
2
3
3 Murung
549
588
4 Laung Tuhup
162
96
5 Barito Tuhup Raya
0
13
6 Tanah Siang
80
90
7 Tanah Siang Selatan
132
102
8 Sumber Barito
46
30
9 Seribu Riam
0
0
10 Uut Murung
0
0
Penyebaran Rumah Tangga Usaha
Pertanian di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2013
Penyebaran Perusahaan Pertanian
Berbadan Hukum Di Kabupaten
Penyebaran Non-Rumah Tangga
Usaha Pertanian di Kabupaten
Murung Raya Tahun 2013
Penyebaran Sapi dan Kerbau di
Kabupaten Murung Raya
Rangkaian
Kegiatan
ST2013
Workshop Intern Rapat Interkementerian
Konsep dan Definisi ST2013
Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS)
Pelatihan Instruktur Daerah (INDA)
Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap
Pengolahan ST2013-P di Kabupaten
Angka Sementara ST2013
Pengolahan ST2013-L di Provinsi
Angka Tetap ST2013
Pelaksanaan Sensus Pertanian
Pemutakhiran
ST2013-P
Pemutakhiran
ST2013-L
Pelatihan
Petugas
Pengolah
1. Monitoring Kualitas 2. PES 3. Editing/Coding (Coaching)Komparasi Data
ST2003 dan ST2013
Cara yang dapat digunakan untuk membandingkan data ST2003 dengan data ST2013:
1. Menghilangkan filter BMU pada data ST2003 dan hanya menampilkan rumah tangga yang memenuhi kriteria: Mengelola usaha pertanian milik sendiri, Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan Berusaha dibidang jasa pertanian (Namun data ST2003 tdk mungkin mendrop rumah tangga yang Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah, karena datanya tidak dibedakan menurut status pengusahaan) 2. Menambahkan filter BMU yang digunakan pada ST2003 pada data ST2013 dan hanya menampilkan rumah
tangga yang memenuhi kriteria: Mengelola usaha pertanian milik sendiri, Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan Berusaha dibidang jasa pertanian (Namun data ST2003 tdk mungkin mendrop rumah tangga yang Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah, karena datanya tidak dibedakan menurut status pengusahaan dan filter BMU pada ST2013 hanya bisa dilakukan setelah Pengolahan ST2013-L selesai)
3. Menghilangkan filter BMU pada data ST2003 dan mengasumsikan bahwa kriteria Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah cancel out dg Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah pada ST2013 (dan kondisi semacam ini kebanyakan hanya terjadi di daerah perkotaan)
*) cetak miring/italic tidak tercakup
Mengelola usaha pertanian milik sendiri
Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil
Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah *) Memiliki usaha pertanian
dikelola orang lain dengan memberi upah
Berusaha dibidang jasa pertanian
Cakupan ST2003
Mengelola usaha pertanian milik sendiri
Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil
Berusaha dibidang jasa pertanian
Data ST2003 Tanpa BMU atau Data ST2013 Dengan BMU
Mengelola usaha pertanian milik sendiri
Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil
Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah
Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah *)
Berusaha dibidang jasa pertanian
Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian.
Semoga dengan tema “Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik”, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.