• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2017-2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2017-2018 - Test Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA KELAS

VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2017-2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

PUJI NUR HASTUTIK

NIM: 11111104

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB.

SEMARANG TAHUN 2017-2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

PUJI NUR HASTUTIK

NIM: 11111104

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

㌳䁙䀀 翿 ကĹက Ro ˴ϭﻔ 쳀♀ϭ䖄 쳀က䖄䕥䖄က  쳀♀Rϭﻔ香 ကĹက ㌳䁙䀀

쳀♀쳀䕥 䤨 ԯRက 䖄 Ĺ 䖄

䖄䖄a Ro翿 က䖄 䖄 ကϴ˶က 쳀香翿 䤨 ԯRက 翿 ကĹ♀쳀 쳀♀쳀䕥 䤨 ԯRက Ro ϮΗ 翿쀀♠猠䖄 翿쀀♠猠

Η䁙 翿 ή쳀ϴ䖄˶香

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah di dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.

2. Kepada suamiku tercinta yang selalu memberi semangat, motivasi, dan membantu dalam menyelesaikan skripsi.

3. Kedua adikku tercinta yang senantiasa selalu membuatku semangat dalam belajar dan membuatku lebih bertanggung jawab dalam segala hal.

4. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan bimbingan.

(9)

KATA PENGANTAR

Ꙁ䕁☠Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ Ꙁ䕁☠䕁Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ 䕁࠱ Ꙁ䕁☠Ꙁ

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha

Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya skripsi dengan judul

Pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Aqidah

Aklak pada siswa kelas VIII Mts Al Uswah Bergasbisa diselesaikan. Sholawat dan salam

penulis haturkan kepada bagindan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, serta kepada

para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan

ajaran-ajaran Beliau.

Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi,

dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi

kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu

penulis ucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,

membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. SitiAsdiqoh,M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa

mengarahkan dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

(10)
(11)

ABSTRAK

Hastutik, PujiNur. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PerhatianOrang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran AqidahAkhlaqpada SiswaKelas VIII MTs Al UswahBergaskabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015-2016.Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Bapak Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci:Pendidikan orang tua, Prestasi belajar siswa

Pendidikan dan perhatian orang tua berpengaruh besar terhadap prestasi belajar Akidah Akhlak pada siswa MTs Al-Uswah Bergas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua terhadap prestasi belajar dan pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015-2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 64 siswa dari 144 siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015-2016 atau 25% dari keseluruhan populasi. Adapun dalam pengambilan sampel menggunakanproportionate stratified random sampling.

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic dengan menggunakan rumusan alisis regresi satu prediktor.Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua berbeda.Untuk tingkat pendidikan orang tua di ketahui bahwa siswa yang memiliki kategori pendidikan orang tua siswa dengan kategori tinggi 29 siswa (45%) kategori sedang 26 siswa (41%) kategori rendah 8 orang (13%) ini berarti tingkat pendidikan orang tua di MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang adalah tinggi. Dengan demikian dapat dibuktikan dari kategori kecenderungan prestasi belajar menunjukkan kategori tuntas sebanyak 40 siswa (62%) belum tuntas 24 siswa (38%).

Berdasarkan perhitungan determinasi (R2) sebesar 0,267menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan orang tua dan perhatian berpengaruh sebesar 26% terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahun 2015/2016.Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dapat di ketahui tingkat pendidikan orang tua memberikan relative sebesar 0,27% dan prestasi belajar siswa 99,73% sedangkan sumbangan variabel tingkat pendidikan orang tua sebesar 0,07% dan variabel prestasi belajar siswa sebesar 26,63%. Sumbangan efektif total sebesar 26,7% yang berarti variabel tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar siswa secara bersama – sama memberikan efektif 26,7% sedangkan yang 73,3% di berikan oleh variabel yang lain.

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO ... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A... Latar Belakang Masalah... 1

B... Rumusan Masalah... 8

C... TujuanPenelitian... 8

D... Hipotesis Penelitian... 9

E....Kegunaan Penelitian... 9

F....Definisi Operasional...10

G... Metode Penelitian...13

H... Sistematika Penulisan Skripsi... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA...20

A... Pendidikan... 20

B... Perhatian Orang Tua...24

C... PrestasiBelajar... 27

(13)

BAB III METODE PENELITIAN...39

A...DesainPenelitian...39

B...Tempat Dan WaktuPenelitian...39

C...VariabelPenelitian………40

D...DefinisiOperasionalVariabelPenelitian……….. 40

E... Populasi………42

F... TeknikPengumpulan Data………42

G...InstrumenPenelitian……….43

H...UjiCoba Instrument………. 44

I.... TeknikAnalisis Data……… 45

BAB IV HasilPenelitian Dan Pembahasan... 60

A...GambaranUmum... 60

B...Deskripsi Data... 69

C...Interpretasi Data... 79

D...Pengujian Hipotesis... 81

E... Pembahasan Hasil Penelitian... 86

BAB V PENUTUP... 90

A....Kesimpulan... 90

B....Implementasi... 91

C....Saran………... 92 DAFTAR PUSTAKA

(14)
(15)
(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian

Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 3 Lembar Konsultasi

Lampiran 4 Nota Pembimbing

Lampiran 5 Daftar Nilai SKK

Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 7 SK Bukti Penelitian

Lampiran 8 Surat Tugas Pembimbing

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini umat Islam belum bisa terlepas dari perilaku dan moral yang tidak sesuai dengan nilai agama yang seharusnya mereka jauhi. Hal ini akan terus berlanjut dan berlarut-larut jika kaum muslimin tidak mencoba untuk mencari terapinya, yaitu dengan mengganti perilaku-perilaku terlarang ini dengan akhlak mulia yang telah diajarkan Islam (Mahmud,2004:70). Islam menetapkan keseimbangan tersempurna dalam akhlak. Islam memandang bahwa akhlak merupakan dasar utama bagi kaidah-kaidah dalam kehidupan sosial. Akhlak dalam Islam merupakan sekumpulan prinsip dan kaidah yang mengandung perintah atau larangan dari Allah. Prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah saw. Dalam perkataan, perbuatan, dan ketetapan-ketetapan beliau yang mempunyai kaitan dengan Tasyri’. Dan dalam menghadapi kehidupan, setiap muslim wajib berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tersebut (Mahmud, 2004:81). Maka dari itu upaya untuk memperbaiki akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih baik.

(18)

mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan perjudian. Contoh-contoh tersebut erat kaitannya dengan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, serta menunjukkan betapa rendah dan rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa, 2013:14). Sehubungan dengan kondisi tersebut, seharusnya pendidikan dan teknologi didayagunakan untuk mempengaruhi pola dan sikap serta gaya hidup masyarakat, guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.

Memasuki abad ke-21, perbaikan sektor pendidikan di Indonesia semakin diperhatikan, tidak hanya dalam jalur pendidikan umum, tetapi semua jalur dan jenjang pendidikan, bahkan upaya advokasi untuk jalur pendidikan yang dikelola oleh beberapa departemen teknis, dengan tuntutan social equitysangat kuat yang tidak hanya disuarakan oleh departemen terkait sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan tersebut, tetapi juga para praktisi dan pengambil kebijakan dalam pembangunan sektor pembinaan sumber daya manusia, karena semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan merupakan unsur-unsur yang memberikan konstribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara nasional (Rosyada, 2007:1).

(19)

Dengan demikian, gagasan-gagasan tentang reformasi pendidikan di Indonesia menjadi sangat relevan, terutama dalam konteks penyiapan SDM yang berkualitas yang harus dimulai dengan perbaikan pendidikan pada semua jenis, jalur dan jenjang, dengan perbaikan komprehensif, baik pada wilayah makro dengan perkembangan regulasi, sistem dan berbagai kebijakan standarisasi pendidikan, maupun pada wilayah mikro di tingkat sekolah dengan berbagai perbaikan dalam aspek perencanaan, proses pembelajaran, dukungan alat dan sarana, serta perbaikan manajemen, yang semua itu perlu dilakukan untuk mencapai perbaikan pada hasil pendidikan (Rosyada, 2007:3).

Sejalan dengan Joseph Murphy, Decker F. Walker menegaskan bahwa reformasi pendidikan itu menjangkau semua orang, kelompok dan unsur-unsur yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yakni siswa-siswa sekolah itu sendiri, para guru, orang tua siswa, pimpinan sekolah, kantor pemerintah, buku teks dan penerbit buku teks serta unsur-unsur lainnya (Walker,1997:80).

(20)

pendidikan. Pendidikan harus lebih diperhatikan dan dikembangkan baik metode pendidikan maupun tenaga kependidikan yang profesional. Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan kependidikan agar tercapainya generasi pemuda Indonesia yang berprestasi dan memiliki skill yang bagus adanya hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.

Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Di mana ada orang tua di situ ada anak merupakan suatu unsur dalam keluarga. Sebagai lembaga pendidikan, maka pendidikan yang berlangsung dalam keluarga bersifat kodrati karena adanya hubungan darah antara orang tua dan anak (Djamarah, 2004:3). Maka dari itu, peran orang tua dalam mendidik anak merupakan suatu hal yang penting.

Untuk terjalin hubungan yang baik tentu saja banyak faktor yang mempengaruhinya. Misalnya, faktor pendidikan, kasih sayang, profesi, pemahaman terhadap norma agama, dan mobilitas orang tua. Hubungan yang baik antara orang tua dan anak tidak hanya diukur dengan pemenuhan kebutuhan materiil saja, tetapi kebutuhan mental spiritual merupakan ukuran keberhasilan dalam menciptakan hubungan tersebut. Keberhasilan membangun komunikasi keluarga yang harmonis dalam rangka mendidik anak cerdas tidak terlepas dari perhatian orang tua dalam memanfaatkan sejumlah prinsip etika komunikasi Islam ( Djamarah, 2004:4-6).

(21)

akan mengganggu dan menggoncangkan jiwanya (Daradjat, 1995:24). Selain memberikan perhatian orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam kehidupan, karena anak akan meniru tingkah laku orang tuanya.

Orang tua memiliki peranan strategis dalam mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam jiwa anak. Kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti salat, puasa, infaq, dan sadaqah menjadi suri teladan bagi anak untuk mengikutinya. Di sini nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam jiwa anak. Kepribadian yang luhur agamis yang membalut jiwa anak menjadikannya insan-insan yang penuh iman dan takwa kepada Allah SWT. Cinta kasih memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan suami istri, orang tua dengan anak, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antargenerasi sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin (Djamarah, 2004:19-20)

Djama jỘa mŴjm Ộa mŴm䕉䦐m䲀m䦐 䦐ma mm♀ j j䲀Ŕmh 䦐m呂䖢䦐䘡jjŔ Ộma m䦐j呂Ŕmh h䦐䦐j䁣m䘡jj 䕉 j䦐䦐šj䦐mh m䦐呂m䦐呂jŔ =hm䦐 m䘡䦐䖢m呂

䦐呂䦐š䦐j呂Ŕ

(22)

MTs Al Uswah Bergas merupakan salah satu madrasah di naungan Kementrian Agama yang beralamatkan di jalan Masjid Tegalsari Bergaslor Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. MTs Al Uswah Bergas berkomitmen menyelenggarakan pendidikan baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan keagamaan. Saat ini MTs Al Uswah Bergas memiliki 45 orang tenaga pendidik dan 7 orang karyawan dengan jumlah siswa 765 siswa. Dalam menyelenggarakan pendidikan MTs Al Uswah Bergas menggalami berbagai macam fenomena, dengan keadaan jaman yang serba modern seperti sekarang ini. Melihat dari letak madrasah yang berada di kabupaten semarang yang mayoritas mata pencaharian orang tua siswa sebagai pekerja pabrik maka terjadi berbagai macam sifat dan tingkah laku siswa madarasah tersebut.

Observasi yang dilakukan mayoritas latar belakang orang tua siswa terutama ibu berasal dari luar kabupaten semarang yang mata pencaharian mereka bekerja di sebuah pabrik di wilayah kabupaten semarang dengan jenjang pendidikan tertinggi di jenjang SMA, mengingat jam kerja di pabrik begitu ketat maka pengawasan dan perhatian yang seharusnya diberikan sangat minim. Mereka mendapatkan pengawasan dan perhatian ketika libur kerja, bahkan ketika orang tua mendapatkan jadwal lembur bekerja, dalam satu bulan sama sekali tidak mendapatkan perhatian karena orang tua bekerja berangkat pagi pulang malam. Hal ini sangat rentan karena banyak pengaruh yang tidak baik di lingkungan sekitar.

(23)

bertemu saja kesulitan. Sehingga akhlak dan kepribadian anak tidak terbentuk, anak cenderung bersikap temperamen, sikap dan tutur kata kurang sopan, dalam berpakaian juga tidak rapi.

Dalam hal ini orang tua cenderung berpikir menyekolahkan anaknya di MTs Al Uswah Bergas dengan harapan akhlak dan kepribadian anak akan terbentuk. Padahal tanpa adanya perhatian dan pengawasan dari orang tua anak kurang semangat dalam belajar, karena sedikit banyak perhatian yang di berikan orang tua menjadikan anak lebih percaya diri dalam belajar.

Salah satu mata pelajaran agama di MTs Al Uswah Bergas yang sangat dominan untuk mendidik sifat dan tingkahlaku siswa-siswa madrasah yaitu mata pelajaran Akidah Akhlaq. Oleh karena itu dengan berbagai macam latar belakang pendidikan orang tua siswa di madarasah tersebut apakah berpengaruh terhadap prestasi belajar yang di peroleh siswa MTs Al Uswah Bergas khususnya mata pelajaran Akidah Akhlaq . Sehingga penulis terdorong untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul:

(24)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil beberapa permasalahan yang terjadi antara lain:

1. Bagaimana tingkat pendidikan orang tua siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

2. Bagaimana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlakpada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang? 3. Apakah tingkat pendidikanberpengaruhterhadap prestasi belajar siswa VIII

MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

4. Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

5. Adakah pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang.

2. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang.

(25)

4. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

5. Mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementera terhadap terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2006:71). Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis akan diterima jika benar dan ditolak jika salah.

Berdasarkan asumsi sementara, hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif antara tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang.

E. MANFAAT PENELITIAN

(26)

2.

Secara praktis, pendidik dapat memperoleh pemahaman tentang pentingnya tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar aqidah akhlak.

F. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat dalam skripsi supaya pembaca dapat memahaminya.

a. Tingkat Pendidikan

Program pendidikan terdiri dari pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan khusus. tingkat pendidikan formal diantaranya pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah umum terdiri atas sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), pendidikan menengah kejuruan (SMK), dan pendidikan tinggi (S1,S2,S3). Pendidikan non formal adalah pendidikan keluarga dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan khusus diantaranya sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa(SMPLB), sekolah menegah atas luar biasa (SMALB), (Mulyasa,2009:30-33). Adapun indikator pada tingkat pendidikan adalah:

1. Pendidikan Dasar (SD/MI)

(27)

4. Pendidikan Tinggi (S1,S2,S3) b. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar, 1982:106). Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal-hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian, perasaan, dan sebagainya. hal-hal yang berada di luar dirinya, misalnya : keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.

Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu tindakan yang sering ditunjukan oleh seseorang terhadap apa yang disayangi, seperti orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah, lupa, dan bertindak kurang sopan. Guru menegur siswa yang nakal.

Adapun indikator dalam perhatian adalah: 1. Mengingatkan untuk selalu berdoa

2. Mengingatkan untuk selalu berusaha 3. Mengingatkan untuk selalu bersyukur

4. Mengingatkan untuk menghindari sifat putus asa.

5. Memberi contoh dalam kehidupan sehari – hari (sholat,mengaji,berbuat baik dll)

(28)

c. Orang Tua

Orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah laku orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995:7-8). Orang tua merupakan orang yang pertama memberikan pendidikan yang akan dibekalkan kepada seorang anak untuk menghadapi kehidupan yang semakin modern.

d. Prestasi belajar

Prestasi adalah suatu hasil akhir dari sebuah aktivitas belajar. Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyati,Lilik, 2011:17). Prestasi belajar yang dikehendaki peneliti adalah nilai tes semester siswa dan hasil yang dicapai tertinggi mencapai nilai 87.

e. Akidah Akhlak

(29)

lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik atau tingkah laku yang menjadikan seseorang itu istimewa (Mahmud, 2004:26). Jadi, dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar niscaya akhlaknya pun akan benar, baik, dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar.

G. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian sering disebut sebagai metodologi research yang berarti sebagai usaha untuk menentukan, mengembangkan, dan menuju suatu kebenaran pengetahuan. Usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa untuk menentukan kebenarannya ilmiah, harus memahami metode ilmiah. Adapun metode ilmiah yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Populasi dan Sampel

(30)

Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, maka penulis mengambil populasi pada siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergasyang berjumlah 144 siswa. Peneliti mengambil sampel 25% dari 144 siswa adalah 36 siswa.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap Sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006:156). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi untuk mengamati keadaan atau lokasi penelitian apakah sekolah tersebut layak untuk diadakan penelitian dan untuk menghasilkan apa yang ingin diperoleh.

b. Metode kuisioner (angket)

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151)

(31)

diukur atau apa yang bisa diharapkan dari responden. (Sugiyono, 2009:199)

c. Metode dokumentasi

Dokumentasi, asal dari katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis (Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi yang peneliti gunakan yaitu untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan masalah misalnya: Gambaran umum madrasah, letak geografis, visi dan misi, tujuan madrasah, sarana prasarana, struktur organisasi, data guru dan karyawan serta daftar nama responden.

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang berwujud data catatan penting atau dokumentasi penting yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari lembaga yang berperan dalam masalah tersebut. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data nama, jumlah dan nilai siswa.

d. Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah menganalisa atau mengolah data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik yaitu:

(32)

digunakan untuk mengetahui prosentase skor dari masing-masing variabel.

b) Analisis lanjut

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hasil belajar dan pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar menggunakan rumus Product Moment. Sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat pendidikan orang tua dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Aqidah Akhlak menggunakan rumus Regrensi Ganda. Karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel independent(variabel bebas) yaitu tingkat pendidikan orang tua (X1) dan perhatian orang tua (X2). Sedangkan

variabel yang ketiga adalah variabel dependent(variabel terikat) yaitu prestasi belajar Aqidah Akhlak (Y). Adapun rumusnya yang terdapat dalam bukunya Sugiyono (2010: 225) adalah sebagai berikut:

1) Mencari pengaruh variabel X1terhadap Y sebagai berikut:

rX

1

Y

=

N.∑x₁y− (∑x₁)(∑y) N x∑ ₁2−(∑x₁)² N∑y²−(∑y)²

Keterangan:

rX

1

Y

: Angka indeks korelasi “r”Product Moment

N :Number of case

∑X1Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X1dan skor Y

∑X1 : Jumlah seluruh skor X1

(33)

2) Mencari pengaruh variabel X2terhadap Y sebagai berikut:

rX

2

Y

=

N.∑x₂y− (∑x₂)(∑y) N∑x₂²−(∑x₂)² N∑y²−(∑y)²

Keterangan:

rX

2

Y

: Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Number of case

∑X2Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X2dan skor Y

∑X2 : Jumlah seluruh skor X2

∑Y : Jumlah seluruh skor Y

3) Mencari korelasi X1dan X2sebagai berikut:

rX

1

X

2

=

N.∑x₁x₂− ∑x₁ ∑x₂ N∑x₁²− ∑x₁ ² N∑x₂²− ∑x₂ ²

4) Untuk mengujiRegrensi Ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel rumusnya sebagai berikut:

RX

X

Y=

r2x1y+r2x21−ry−2rx2x11xy.rx2 2y.rx1x2

Keterangan:

R X1X2Y : Korelasi ganda antara X1X2dan Y

rX1Y : Korelasi antararx1y

rX2Y : Korelasi antararx2y

(34)

Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:

Fh =

2

t

(1 −

2

) (a − t − 1)

Keterangan:

R : Koefisien korelasi ganda k : Jumlah variabelindependent n : Jumlah anggota sampel

Hasil ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft),

dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (n-k-1) dan taraf kesalahan 5% dan 1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan apabila Fh lebih besar

dari Ft maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan,

yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Atau bisa dikatakan Hoditolak.

H.

SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang secara sistematis dijabarkan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

(35)

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini, diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teori penelitian, yaitu tentang pengertian Pendidikan, orang tua, perhatian, dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak bagi anak.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini laporan tentang gambaran umum MTs Al-uswah Bergas, sejarah umum berdirinya MTs Al-Uswah Bergas, visi dan misi, keadaan siswa,struktur orgnisasi, data tentang tingkat pendidikan, perhatian orang tua dan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini meliputi analisa pertama, kedua, dan analisa hipotesis.

BAB V : PENUTUP

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan

1. Pendidikan

Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani paedagogie yang berarti ‘’pendidikan’’ dan paedagogia yang berarti ‘’ pergaulan dengan anak-anak’’. Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan dengan anak-anak untuk membimbing/memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan ialah bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani, agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakatnya.

Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukkan pendidikan adalah ‘’education’’ yang berarti pengembangan atau bimbingan (Muslih, 2008:12-16). Pendidikan merupakan media dalam menyiapkan generasi muda muslim yang bertaqwa kepada Allah, hidup dengan aqidahnya, melakukan syiar agamanya, bargaul dengan sesama dengan cara yang lurus, mengaplikasikan perintah agama dan menjauhi larangannya dalam seluruh aspek kehidupan individu, keluarga, sosial kemasyarakatan, masyarakat lokal atau internasional (Hafidz, kastolani, 2009:1).

(37)

berdasar pada standar sosial kemasyarakatan, sesuai dengan ideologi, sistem aturan, dan lembaga-lembaga keilmuan dan pendidikan yang bertanggungjawab atas proses pengajaran masyarakat dan bangsa ( Hafidz, Kastolani, 2009:5).

Pendidikan pada saat yang era modern ini sangat penting bagi anak didik, karena dengan adanya berbagai macam perkembangan baik teknologi dan ilmu pengetahuan kita harus bisa mendidik anak dengan penuh kesungguhan dan kematangan dalam mengembangkan suatu ilmu pengetahuan, agar tidak ketinggalan dengan zaman yang penuh dengan kecanggihan. Anak harus kita bekali dengan berbagai ilmu pengetahuan baik ilmu agama sebagai pondasi atau modal utama dalam membentuk suatu kepribadian anak dan juga membekali ilmu pengetahuan yang bersifat keduniaan seperti: Ilmu Matematika, Biologi, Fisika, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab . Kedua ilmu itu harus kita tekuni agar kehidupan kita mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan akherat agar kita termasuk dalam orang –orang yang beruntung di dunia maupun keberuntungan kelak di akherat.

(38)

batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Djamarah,Syaiful,Bahri.2004:17).

Untuk menciptakan keluarga sejahtera tidak mudah, kaya atau miskin bukan satu-satunya indikator untuk menilai sejahtera atau tidaknya suatu keluarga. Tidak mustahil dalam keluarga yang miskin secara ekonomi ditemukan kesejahteraan. Banyakaspek yang ikut menentukan diantaranya pendidikan, kesehatan, budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.

Penyelenggaraan pengembangan keluarga yang berkualitas ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal. Sedangkan fungsi keluarga itu sendiri berkaitan langsung dengan aspek-aspek keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan (Djamarah,Syaiful,Bahri,2004:19).

(39)

membalasnya. Oleh karena itu, perpaduan cinta kasih dan kerinduan dapat mengakrabkan hubungan orang tua dengan anak dalam keluarga.

2. Pengertian Pendidikan Menurut Agama Islam

Pengertian agama dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu: ‘’ kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban– kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut M.A. Tihami pengertian agama yaitu:

a. Al-din (agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara lain al-Tha’at (ketaatan), al-Ibadat (ibadah), al-Jaza (pembalasan), al-Hisab (perhitungan).

b. Dalam pengertian syara’, al-din (agama) ialah keseluruhan jalan hidup yang ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk ketentuan-ketentuan (hukum). Agama itu dinamakan al-din karena kita manusia menjalankan ajarannya berupa keyakinan (kepercayaan) dan perbuatan. Agama dinamakan juga al-millah, karena Allah menuntut ketaatan kepada Rasul dan kemudian Rasul menuntut ketaatan kepada kita (manusia). Agama juga dinamakan syara’ (syariah) karena Allah menetapkan atau menentukan cara hidup kepada kita (manusia) melalui lisan Nabi.

(40)

Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun masyarakat (Muslih, 2008:12-16).

B. Perhatian Orang Tua 1. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar, 1982:106). Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal-hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian, perasaan, dan sebagainya mungkin hal-hal yang berada di luar dirinya, misalnya : keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya. Selain itu perhatian juga berpengaruh dalam kehidupan bersosialisasi di rumah, sekolah, maupun di masyarakat.

Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu tindakan yang sering ditunjukkan oleh seseorang terhadap apa yang disayangi. Contoh : orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah, lupa, dan bertindak kurang sopan, Guru menegur siswa yang nakal.

2. Orang Tua

(41)

orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995: 7-8).

Teori psikologi telah dikembangkan oleh para ahli dalam kaitannya dengan upaya mendidik dan mengajar anak. Teori Tabularasa J.Locke (Soegarda Poerbakawatja),1981:194), umpamanya, manyatakan bahwa anak adalah laksana kertas putih bersih yang diatasnya boleh dilukis apa saja menurut keinginan orang tua dan para pendidik, atau laksana lilin lembut yang bisa dibentuk menjadi apa saja menurut keinginan para pembentuknya.

(42)

3. Belajar

Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir sudah terjadi belajar atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut hingga ajal tiba. Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyati,Lilik, 2011:17).

Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila sering diadakan latihan-latihan. Latihan akan meningkatkan hasil apabila masing-masing anak mengetahui hasil akhir dari latihan tersebut. Selain dengan latihan seorang anak akan meningkatkan prestasi belajarnya apabila mendapatkan perhatian dari orang tuanya karena menjadikan anak untuk semangat dalam belajar.

4. Aqidah Akhlaq

(43)

akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih baik. Dalam pendidikan formal di tuangkan dalam mata pelajaran aqidah akhlaq.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, hlm895).Sedangkan belajar adalah erangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. (Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Ed. 2, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 13.)

Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan dengan skore setelah mengikuti kegiatan belajar. Dapat puladiambil kesimpulan bahwa prestasi seseorang itu tidak selalu merupakan gambaran dari kemampuan yang sebenarnya dari orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, prestasi belajar tidak selalu sama dengan kecakapan sebenarnya hanya merupakan sebagian dari unsur-unsur pembentukan suatu prestasi. Sesuai dengan hadits “Carilah ilmu walau di negeri Cina, sesungguhnya mencari ilmu wajib atas setiap muslim.” (H.R.Al Baihaqi).

(44)

kaum muslim. Sehingga kecakapan yang tinggi bukan jaminan yang mutlak atas tercapainya prestasi yang tinggi. Sebaliknya kecakapan yang rendah tidak selalu menghasilkan prestasi yangrendah pula.

2. Ranah Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 148-150.Prestasi belajar ini dilihat dari tiga ranah yang meliputi:

1) Ranah cipta (kognitif), menitik beratkan pada kecerdasan dan kemampuan akal dalam menguasai pengetahuan yang diterima. Meliputi:

a) Pengamatan: dapat menunjukkan, dapat membandingkan dan dapat menghubungkan.

b) Ingatan: dapat menyebutkan dan dpat menunjukkan kembali. c) Pemahaman: dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan

dengan lisan sendiri.

d) Penerapan: dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan secara tepat.

e) Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti):dapat menguraikan dan dapat mengklasifikasikan/memilah-milah. f) Sintesis (membuat paduan baru dan utuh): dapat

(45)

2) Ranah rasa (afektif), yang menyangkut pada bidang sikap. Meliputi:

a) Penerimaan: menunjukkan sikap menerima dan menunjukkansikap menolak

b) Sambutan: kesediaan berpartisipasi dan kesediaan memanfaatkan.

c) Apresiasi (sikap menghargai): menganggap penting danbermanfaat, menganggap indah dan harmonis dan mengagumi.

d) Internalisasi (pendalaman): mengakui dan meyakini, dan mengingkari.

e) Karakterisasi (penghayatan): melembagakan atau meniadakan dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.

3) Ranah karsa (psikomotor), menekankan pada ketrampilan atauskill. Meliputi:

a) Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.

b) Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal: mengucapkan dan membuat mimik dan gerakan jasmani.

(46)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 129-136. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis) siswa.

a) Aspek fisiologis, seperti:

(1) Tonus (tegangan otot): yang menandai tingkat kebugaranorgan-organ tubuh dan sendi-sendinya dalam mengikutipelajaran.

(2) Mata dan telinga. b) Aspek psikologis, meliputi:

(1) Inteligensi siswa: kemampuan psiko-fisik untuk mereaksirangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungandengan cara yang tepat.

(47)

(3) Bakat siswa: kemampuan potensial yang dimiliki seseoranguntuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(4) Minat siswa: kecenderungan dan kegairahan yang tinggi ataukeinginan yang besar terhadap sesuatu.

(5) Motivasi siswa: keadaan internal organisme, baik manusiaataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungandi sekitar siswa.

a) Lingkungan sosial, meliputi orang tua dan keluarga,tenagapendidik dan kependidikan, teman sebaya, dan masyarakat.

b) Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah dan letaknya,rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaancuaca dan waktu belajar yang digunakan.

3. Faktor pendekatan belajar (appoarch to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

D. Pengaruh Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar 1. Keluarga sebagai lembaga pendidikan

(48)

berinteraksi dengan orang luar lingkungan keluarga.Orang tua dituntut berbagai macam kebutuhan yang antara lain adalah kebutuhan akan pendidikan. Maka pengaruh keluarga besar sekali atas perkembangan anak. Dasar-dasar kelakuan daripada anak didik tertanam sejak dalam keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaanya. Didalamkeluargalah anak itu hidup sebagian dari waktunya. Jelaslah bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.

Pada dasarnya, dalam lingkungan keluarga telah terjadi proses pendidikan bagi pembentukan kepribadian anak. Hal ini karena segala sesuatu yang ada dalam keluarga, sangat berpengaruhdan menentukan corak perkembangan anak.

Keluarga memiliki karakteristik tersendiri, terhadap bagaimana fungsi dan perannya sehingga dominasi dalam pembinaan anak, kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tualah sebagai pendidik pertama dan utama, dituntut agar pandai mensiasati dan bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan putra-putrinya agar mencapai kebahagiaan.

2. Kedudukan orang tua dalam keluarga

(49)

Bukan hal yang aneh bila dikatakan bahwa orang tua adalah segala-galanya bagi anak, sebagai pelindung, figur yang harus ditiru tingkah lakunya, termasuk pula pengalaman akademisnya. Orang tua memiliki andil yang besar dalam kemajuan pendidikan anak. Karena kemungkinan adanya kemampuan membeikan bantuan yang sangat diperlukan anak, baik sebagai pembimbing dalam belajar dan dalam memecahkan kesulitan belajar maupun sebagai motivator, sebagaitumpahan bertanya dan sebagai sumber informasi bagi anak.Di samping itu, hal yang perlu disebutkan meskipun kurang begitu dominan bagi anak, yaitu bahwa orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dapat juga mempengaruhi prosesidentifikasi anak

dengan dengan orang tuanya. Identifikasi itu sendiri dapat diartikan sebagai dorongan untuk menjadi atau sama dengan orang lain.

(50)

Dengan demikian orang tua harus dapat memberikan bimbingan, pengarahan, dan tauladan yang baik terhadap anaknya baik dalam bentuk ucapan maupun sikap. Karena pada hakikatnya sikap dapat dibentuk dalam beberapa suasana dan lingkungan.

3. Kewajiban orang tua terhadap anaknya

Anak adalah buah kasih sayang keluarga, buah cinta suami istri. Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Seperti diketahui, anak dilahirkan dalam sutu lingkungan keluarga. Keluargamerupakan wadah yang ertama-tama dan merupakan dasar yang fundamental bagi perkembangan dan ertumbuhan anak. Kebiasaan dan jalan hidup orang tua memberikan dasar terhadap pembentukan kepribadian anak. Dan ini dapat menjurus kearah ang positif/baik dan kearah negatif/buruk.

Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Dalam lingkungan keluarga dipersiapkan, anak jalani tingkatan perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa dalam bahasa adat istiadat dan kebiasaan, ibu dan bapak saling melengkapi, isi mengisi dalam menerima dan mengolah proses pembudayan itu. Maka orang tualah menjadi pendidik utama dan pertama. Karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dan pendidikan orangtua akan menetukan baik buruknya anak.

(51)

special arrangements for the needs of their children”.(Dalam keluarga semakin banyak hari ini, baik orang tua memiliki pekerjaan penuh waktu atau paruh waktu dari luar rumah. Ini berarti bahwa orang tua harus membuat pengaturan khusus untuk kebutuhananak-anak mereka. Semakin banyak perempuan memasuki dunia kerja, maka perlu cara-cara kreatif untuk memberikan perawatan yang berkualitas dalam program pendidikan anak-anak).

Oleh karena itu, orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam semua bidang, apakah itu ilmu pengetahuan umum, agama, adab, moral, kepribadian serta perilaku yang utama. Berhasil tidaknya proses pendidikan anak, tergantung bagaimana cara orang tuanya dalam memberikan arahan dan bimbingan. Adapun kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya tidak cukup dengan bekal pendidikan formal.Pendidikan formal dapat dilakukan lembaga pemerintah maupun swasta, adapun tujuan pendidikan formal adalah untuk memberikan bekal bagi kehidupa anak-anak dimasa mendatang sehingga akan menjadi anak yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.

4. Perlunya kebijaksanaan orang tua dalam mendidik anak

(52)

Sebagai orang tua yang bertangung jawab mengasuh dan mendidik ankanya, segala keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakantanggung jawab tidak lepas dari tudingan mereka. Berbagai macam cara mendidik yang dilakukan oleh orang tua antara satu dengan yang lain tidak sama sesuai dengan prinsip mereka masing-masing. Namun banyak juga yang sering mengeluh keadaan anak-anaknya, misalnya saja nakal, tidak mau belajar, tidah patuh dan sebagainya. Sehingga tidak semua cara dan taknik mendidik yang dilaksanakan orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Adapun sifat-sifat kepemimpinan orang tua di dalam keluarga meliputi:

a) Sifat kepemimpinan otoriter

Orang tua adalah pemegang peranan utama dan semua kekuasan ada padanya. Sedang anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat. Anak selalu dianggap sebagaianak kecil dan tidak mendapat kesempatan untuk bereksplorasi dan berexperimen sendiri. Karena semuanya ditentukan oleh orang tua, akibatnya tidak pernah terpenuhi semua kebutuhan anak yang akhirnya merupakan tekanan jiwa anak.

(53)

b) Sifat kepemimpinan yang liberal

Pimpinan orang tua di dalam keluarga kurang begitu tegas. Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki, karena orang tua memberikan kebebasan kepada anaknya.orang tua tidak memegang fungsi sebagai pemimpi yang berwibawa, sehingga suasana keluarga menjadi bebas. Karena tidak adanya norma-norma yangharus dianut.

Keadaan yang demikian mempunyai pengaruh yang negatif kepada perkembangan kepribadian anak. Anak tidak mengenal tata tertib, tidak dapat mematuhi pimpinan, tidak dapat memimpin tidak dapat untuk dipimpin. Anak tidak dapat menghargai orang lain sehingga anak selalu mementingkan diri sendiri. Sehingga kemungkinan sifat anak adalah agresif, menentang atau tak dapat bekerja sama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu berekspresi bebas dan selalu mengalami kegagalan karena tidak ada bimbingan.

c) Sifat kepemimpinan yang demokratis

(54)

bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Anak dapat dipimpin dan dapat memimpin, dengan penuh kreatif dan aktif.

Sifat-sifat pribadi dari keluarga yang demokrasi antara lain anak aktif di dalam hidupnya, penuh inisiatif, percaya pada diri sendiri, perasaan sosial, penuh tanggung jawab, menerima kritik dengan terbuka, emosi lebih stabil, dan mudah menyesuaikandiri.

(55)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Pra Madrasah

Pada tahun 1970 an guru-guru agama se Kecamatan Klepu(Dulu) musyawarah sepakat untuk membuat gedung pertemuan. Kemudian memohon kepada Kepala Desa (Bp Kartubi ayah dari Bp. H. Sukaemi) untuk memakai tanahnya sebagai rencana tempat pendirian bangunan tersebut (saat itu berdampingan dengan kantor KUA).

(56)

Dua tahun berjalan sampai akhir tahun 1973 gedung pertemuan itu dipandang kurang bermanfaat, sehingga memunculkan ide untuk digunakan sebagai sekolah. Maka guru-guru agama dan tokoh masyarakat (selanjutnya disebut BP3) sepakat untuk membuka pendaftaran siswa baru bulan Januari tahun 1974 dengan jumlah 14 siswa sampai akhir tahun dengan nama Madrasah Menengah Pertama (MMP) Karangjati dengan Kepala sekolah Bp Sukaemi dan ujian menginduk di MTs Negeri Bekonang Sukoharjo

Karena kurangnya minat pendaftar siswa baru nama lembaga berubah menjadi SMP Islam Karangkati (1976) dengan Kepala Bp Dimyati, BA dengan muatan kurukulum Madrasah dan tetap menginduk di MTs.N Bekonang Sukoharjo. Sambil mengurus status lembaganya SMP Islam Karangjati berjalan sampai tahun 1977 beralih menginduk di PGAN Salatiga selama 6 tahun.

Untuk menyesuaikan peraturan penyelenggaran lembaga pendidikan yang berada di bawah Departemen Agama (waktu itu), maka diwajibkan untuk menyesuaikan nama lembaga ke Dinas terkait (Depag) untuk mendaftarkan diri menjadi Madrasah Tsanawiyah Karangjati dan mendapatkan piagam dari Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah dengan status TERDAFTAR dengan nama MTs. Karangjati dengan Nomor : Wk./5.c/539/Pgm/Ts/1981 tertanggal 29 Desember 1981. Kemudian mulai menginduk pada MTs Negeri Susukan.

(57)

Seiring berjalannya waktu Madrasah harus memiliki Yayasan sebagai penyelenggara pendidikan, sehingga BP3 membentuk Yayasan dengan nama Yayasan Al Uswah dengan Akte No 8 tanggal 14 April 1986 dan kemudian mengusulkan penilaian yang kedua kalinya dan mendapat status TERDAFTAR dengan nama MTs Karangjati dengan nomor : Wk./5.c/23/Pgm/Ts/1987 tertanggal 10 Desember 1987 dan tetap mengunduk pada MTs Negeri Susukan.

Untuk menyesuaikan peraturan Pemerintah, lembaga pendidikan harus mengikuti program akreditasi. Dan tahun 1993 mendapatkan status diakui sehingga dapat menyelenggarakan ujian mandiri dan menyesuaikan nama madrasah sesuai dengan nama yayasan dan tempat keberadaannya menjadi MTs Al Uswah Bergas. Tahun 1994 Kepala Madrasah dipegang oleh Bp. Nur Amin. Selanjutnya madrasah mengikuti Akreditasi lanjutan tahun 1998 dengan status DISAMAKAN. Demikian juga akreditasi tahun 2003 dengan status AKREDITASI A dengan kepala madrasah dipimpin oleh Ibu Dra. Sri Haryati Khoiriyah. Kemudian akreditasi tahun 2008 dengan status AKREDITASI B. Dengan pembenahan-pembenahan di semua bagian sebagai penunjang kemajuan mardasah pada tahun 2014 dalam akreditasi mendapatan peringkat sangat baik, sehimgga mendapatkan status terakreditasi A hingga sekarang.

1. Letak Geografis MTs Al Uswah Bergas

(58)

terminal karangjati tepatnya di Jl Masjid Tegalsari Bergaslor Kecamatan Bergas Kabupeten Semarang 50552. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 900m2, sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan karangjati b. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan ngempon c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bergas Kidul d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pagersari

Jika dilihat dari letaknya MTs Al Uswah Bergas kabupaten semarang memiliki letak yang sangat strategis karena mudah dijangkau dari arah mana saja. Dalam menyelenggarakan pembelajaran sangat baik kaena tidak begitu dekat dengan jalan raya ±100m dari jalan raya, sehingga tidak begitu bising.

2. Visi dan misi MTs Al Uswah Bergas

a. Visi

Beriman, bertaqwa, disiplin, prestasi dan berakhlakulkarimah b. Misi

Menyelenggarakan pendidikan berbasis sekolah dan menggali potensi peserta didikuntuk dikembangkan secara optimal.

c. Tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang

(59)

2. Menempatkan MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang untuk dijadikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan mandiri.

3. Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.

4. Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM :

a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mantab

b) Nasionalisme dan patriotism dan berkepribadian pancasila c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi

dan keunggulan

d) Wawasan IPTEK yang mendalam

e) Kepekaan sosial sifst kepemiminan yang baik f) Disiplin yang tinggi

g) Kondisi fisik yang prima h) Gemar membaca dan menulis

i) Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar d. Dasar pengembngan

1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar dengan SMP

(60)

1) Mempersiapkan peserta didik untuk mampu bersaing masuk ke sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah. 2) Mempersiapkan peserta didik :

a) Melanjutkan ke SMU atau sekolah sederajat yang favorit b) Mengantarkan peserta didik bias hidup mandiri

c) Membekali enak didik dengan penguasaan IPTEK yang hasilnya sejajar dengan SMP sera penguasaan ilmu keagamaan, praktik dan pengalaman ibadahnya sesuai cirri khusus madrasah.

d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan pendidik dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas e) Melengkapi sarana dan prasarana secara optimal mungkin f) Menambah niat baca peserta didik sejak dini untuk

menembah wawasan peserta didik

3. Sarana dan Prasarana MTs Al Uswah Bergas

No Ruang/Sarana Jumlah Kondisi

1 Ruang kelas/belajar 18 Baik 2 Ruang kepala Madrasah 1 Baik

3 Ruang Guru 1 Baik

4 Ruang Tata Usaha 1 Baik

(61)

6 Perpuatakaan 1 Baik

7 Ruang Lab IPA 1 Baik

8 Ruang Lab TIK 1 Baik

9 Ruang Lab Bahasa 1 Baik 10 Ruang Lab Jahit/Tata Busana 1 Baik 11 Ruang Lab Musik 1 Baik

12 Ruang aula 1 Baik

13 Lapangan olah raga 2 Baik 14 Lapangan upacara 1 Baik 15 Ruang UKS putra 1 Baik 16 Ruang UKS putrid 1 Baik

17 Masjid 1 Baik

18 Kamar mandi Guru/TU 3 Baik 19 Kamar mandi siswa 8 Baik

20 Gudang 2 Baik

21 Koperasi simpan pinjam 1 Baik 22 Koperasi penjualan alat tulis 1 Baik

23 Kantin 6 Baik

24 Tempat parker 1 Baik

25 Dapur 3 Baik

26 Mes jaga malam 1 Baik

27 Pos satpam 2 Baik

(62)

Table 8 daftar sarpras di MTs Al Uswah Bergas

4. Struktur Organisasi MTs Al Uswah Bergas

No Nama Jabatan

1 Dra Hj Sri Haryati Khoiriyah, M.PdI Kepala Madrasah 2 Siti Masri’ah, S.Pd Waka Kurikulum 3 Ekovani Setiawan, S.Pd Waka Kesiswaan 4 Ahmad Yasin, S.HI Waka Sarpras 5 Sutarni, S.Pd Waka keuangan 6 Juwarti, S.Ag Bendahara BOS 7 Susi Dwi Irawati Ka Tata Usaha

Tabel 9 daftar struktur organisasi di MTs Al Uswah Bergas

5. Keadaan Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Keadaan peserta didik MTs Al Uswah Bergas Kabupaten semarang

NO Kelas Peserta Didik JUMLAH

Lk Pr

1 VII-A 17 21 38

2 VII-B 17 20 37

(63)

4 VII-D 15 23 38

5 VII-E 21 17 38

6 VII-F 16 20 36

7 VIII-A 17 19 36

8 VIII-B 18 18 36

9 VIII-C 16 20 36

10 VIII-D 15 21 36

11 VIII-E 14 24 38

12 VIII-F 15 21 36

13 VIII-G 19 16 35

14 IX-A 14 24 38

15 IX-B 17 19 36

16 IX-C 15 21 36

17 IX-D 16 22 38

18 IX-E 13 24 37

19 IX-F 18 18 36

20 IX-G 21 17 38

Tabel 10 Data Peserta Didik Mts Al Uswah Bergas Tahun 2015/2016 b. Keadaan pendidik MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang

(64)

No Nama Pengampu mapel

1 Juwarti, S.Ag Al Qur’an Hadist 2 Sri Manri, S.Pd.Kn PKn

3 Mahrun Fiqih

4 Sutarni, S.Pd Matematika 5 Siti Masri’ah, SPd Bahasa Indonesia 6 Suryatni Adi N, S.Pd Bahasa Inggris 7 Emy Astuti, S.Pd IPA

8 Amin Faizin, SH IPS

9 Rahmawati Sopiah, S.Ag Akidah Akhlak 10 Ahamad Asnawi, S.Ag Bahasa Arab 11 Lutvi Muzaki, S.Kom TIK

12 M. Muchlas, S.Pd Olah raga

Tabel 11 Data Pendidik Tenaga Kependidikan Serta Tugasnya Di Mts Al Uswah Bergas Tahun 2015/2016

B. Penyajian Data

(65)

Berikut ini adalah hasil pengolahan data yang telah dilakukan menggunakan bantuan program komputerSPSS 20.

1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Data tentang Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dideskripsikan oleh rata-rata nilai ulangan harian dan Ujian Semester. Sesuai data yang diperoleh skor tertinggi 87 dan skor terendah 58. Dari skor tersebut diperoleh nilai rata-rata atauMean (M) sebesar 75,31; Median(Me) sebesar

76,00; danModus(Mo) sebesar 76,00.Untuk mengetahui jumlah kelas interval

digunakan rumus jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n, maka dapat diketahui

jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 64 sebesar 7,01 dibulatkan menjadi 7.

Rentang data sebesar 87 - 58 = 29. Dengan diketahuinya rentang data, maka

dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 29/7=

4,14 dan kemudian dibulatkan menjadi 4. Distribusi frekuensi Prestasi Belajar

Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah BergasKabupaten

semarang2015/2016 sebagai berikut:

No Skor Absolud Relative%Frekuensi Komulatif %

1 58-61 2 3,125 3,125

2 62-65 3 4.6875 7.8125

3 66-69 6 9.375 17.1875

4 70-73 9 14.0625 31.25

5 74-77 20 31.25 62.5

6 78-81 12 18.75 81.25

7 82-87 12 18.75 100

Total 64 100

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa

(66)

Gambar 1 Histogram Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Identifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dalam penelitian ini tidak menggunakan penentuan mean atau rata-rata dan standard deviasi ideal, tetapi menggunakan nilai ketuntasan belajar minimal sesuai dengan aturan yang diberikan sekolah, jika ketercapaian belajarnya ≥ 75 maka dapat dikatakan siswa tuntas belajar atau kompeten. Berdasarkan data tersebut di atas dapat dibuat kategori kecenderungan sebagai berikut:

No Skor Absolut RelatifFrekuensiKomulatif % Kategori

1 ≥75 40 62,5 68,75 Tuntas

2 <75 24 37,5 100 Tidak Tuntas

Total 64 100

Tabel 13 Kategori Kecenderungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Berdasarkan data di atas dapat digambarkan diagram lingkaran sebagai

(67)

Gambar 2 Diagram Lingkaran Prestasi Belajar Akidah Akhlak

Berdasarkan diagram lingkaran di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi

kecenderungan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs

AlUswah Bergas Tahun Ajaran 2015/2016 pada kategori tuntas sebanyak 40 siswa (62%) dan pada kategori belum tuntas 24 siswa (38%).Berdasarkan

perbandingan rerata skor, dapat dikatakan skor untuk Prestasi Belajar Akidah

Akhlak Siswa Kelas VIII MTs AlUswah Bergas Tahun Ajaran 2015/2016

termasuk dalam kategori tuntas.

2. TingkatPendidikan Orang Tua

(68)

n, maka dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65 sebesar 6,98 dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 17 - 10 = 7, dengan diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 7/7 = 1. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka distribusi frekuensi variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No Skor Absolut Relatif %Frekuensi Komulatif %

1 10 – 10,9 8 12,5 12,5

2 11 – 11.9 2 3,12 15,62

12 – 12.9 21 32,81 48,43

13 – 13.9 8 12,5 60,93

14– 14.9 18 28,12 89,06

15 – 15.9 3 4,68 93,75

16– 17 4 6,25 100

Total 64 100

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram distribusi data variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua sebagai berikut:

(69)

Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbesar pada skor 12 sampai 12,9 dengan frekuensi 21 siswa sebesar 32,81%.Tingkat Pendidikan Orang Tua dikategorikan menjadi 4 (empat) kecenderungan yaitu:

Kategori sangat tinggi= X > (Mi + 1.SDi) Kategori tinggi= Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi) Kategori sedang= (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi Kategori rendah= X < (Mi - 1.SDi)

Hasil perhitunganMeanideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) adalah sebagai berikut:

Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah) = ½ (21 + 6)

= ½ (27) = 13,5

SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah) = 1/6 (21 - 6)

= 1/6 (27) = 2,5

Setelah diketahuiMeanideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi), kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:

(70)

= 13,5 ≤ X ≤ 16

Kategori sedang = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi = (13,5 – 2,5) ≤ X <13,5 = 11≤ X <13,5

Kategori rendah = X < (Mi - 1.SDi) = X < (13,5– 2,5) = X <11

No Skor Absolut Relatif % Komulatif %Frekuensi Kategori 1 >16 1 1,56 1,56 Sangat Tinggi 2 13,5 – 16 29 45,31 46,87 Tinggi

3 11–13,5 26 40,63 87,5 Sedang 4 <11 8 12,5 100 Rendah

Total 64 100

Tabel 15 Kategori Kecenderungan Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua Selanjutnya data kategori kecenderungan variabel di atas maka dapat digambarkan diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4 Diagram Lingkaran Tingkat Pendidikan Orang Tua

(71)

sangat tinggi sebanyak 1 siswa (2%), kategori tinggi sebanyak 29 siswa (45%) kategori sedang sebanyak 26 siswa (41%), dan kategori rendah 8 siswa (13%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kecenderungan Tingkat Pendidikan Orang Tua pada siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas kabupaten Semarang adalah tinggi.

3. PrestasiBelajar

Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Siswa (X2) diukur melalui 15 pernyataan.Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa diperoleh skor tertinggi 36 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 44 (4 x 11) dan skor terendah sebesar 21 dari skor terendah yang mungkin dicapai sebesar 11 (1 x 11). Dari skor tersebut diperoleh nilai rata-rata atau Mean (M) sebesar 28,2; Median(Me) sebesar 28,00;Modus(Mo) sebesar 26,00; dan Standar Deviasi (SD) sebesar 3,833. Untuk mengetahui jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas interval = 1 +3,3 log n, maka dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65 sebesar 6,98 dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 36 - 21 = 15, dengan diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 15/7 = 2,15. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka distribusi frekuensi variable Perhatian Orang Tua Terhadap Siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No Skor Absolut Relatif %Frekuensi Komulatif %

1 25-28 1 1,56 1,56

(72)

4 37-40 6 9,38 14,06

5 41-44 11 17,19 31,25

6 45-48 23 35,94 67,19

7 49-54 21 32,81 100

Total 64 100

Tabel 16 Distribusi Frekuensi

Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan

histogram variabel Perhatian Orang Tua Siswa sebagai berikut:

Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua Siswa

Dari histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbesar pada skor 45 sampai 48 dengan frekuensi 23 siswa sebesar 35,9%. Status Sosial Ekonomi Orang Tua dikategorikan menjadi 4 (empat) kecenderungan yaitu:

(73)

Hasil perhitunganMeanideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) adalah sebagai berikut:

Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah) = ½ (60 + 15)

= ½ (75) = 37,5

SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah) = 1/6 (60 - 15)

= 1/6 (45) = 7,5

Setelah diketahuiMeanideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi), kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:

Kategori sangat tinggi = X > (Mi + 1.SDi) = X > (37,5 + 7,5)

Kategori sangat rendah = X < (Mi - 1.SDi) = X < (37,5 – 7,5) = X <30

No Skor Absolut Relatif %Frekuensi Komulatif % Kategori

1 >45 37 57,81 57,81 Sangat Tinggi

2 37,5 – 45 22 34,38 92,19 Tinggi

3 30–37,4 4 6,25 98,44 Rendah

4 <30 1 1,56 100 Sangat Rendah

(74)

Selanjutnya data kategori kecenderungan variabel di atas maka dapat

digambarkan diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 6 Diagram Lingkaran Disiplin Belajar Siswa

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa Perhatian

Orang Tua terhadap siswa pada kategori sangat rendah sebanyak 1 siswa (2%),

kategori rendah sebanyak 4 siswa (6%), kategori tinggi sebanyak 22 siswa

(34%) dan kategori sangat tinggi 37 siswa (58%). Sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa kecenderungan perhatian Belajar siswa kelas VIII MTs

AlUswah Bergas kabupaten Semarangadalah sangat tinggi.

C. Interpretasi Data 1. Uji Linearitas

(75)

dengan variabel terikat (semuanya) menunjukkan hasil yang linier yaitu Fhitung ≤ Ftabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut :

No Variabel Fhitung Ftabel Keterangan

1. X1-Y 1,553 3,15 Linier

2. X2-Y 1,407 3,15 Linier

Tabel 18 Ringkasan Hasil Uji Linieritas

Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung masing-masing variabel lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%, maka korelasi masing-masing vaiabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan linier sehingga dapat digunakan untuk analisis regresi linier.

2. Uji multi kolinieritas

Dari hasil uji multikolinieritas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistics 20 diketahui bahwa interkorelasi antar variabel 0,330. Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas karena interkorelasi antar variabel bebas kurang dari 0,800. Dari hasil pengujian prasyarat tersebut dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian memenuhi syarat untuk dianalisis dengan menggunakan regresi ganda :

Variabel Pendidikan OrangTingkat

Tua Keterangan

(76)

D. Pengujian Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua pada penelitian ini adalah analisis satu prediktor, sedangkan hipotesis ketiga dengan analisis regresi ganda dua prediktor. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian hipotesis I

Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah Bergas kabupaten Semarang 2015/2016. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi sederhana. Variabel Konstanta Koefisien R r2 thitung ttabel Sig

X1-Y 54,751 1,590 0,401 0,161 3,446 1,669 0,000

Tabel 20 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana (X1-Y)

a. Persamaan Garis Regresi

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Y = 1,590X1 + 54,751

(77)

b. Koefisien Korelasi (r) dan Koefisien Determinan (r2)

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS Statistics 20 menunjukkan bahwa harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,401. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan Orang Tua berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang. Dari hasil analisis dengan menggunakanSPSS Statistics 20menunjukkan bahwa harga koefisien determinasi (r2) sebesar 0,161. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan Orang Tua berpengaruh sebesar 16,1% terhadap Prestasi Belajar siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang.

2. Pengujian Hipotesis II

Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah Pengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi sederhana.

Variabel Konstanta Koefisien R r2 thitung ttabel Sig

X2-Y 50,484 0,541 0,440 0,194 3,857 1,669 0,000

Tabel 21 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana (X2-Y)

a. Persamaan Garis Regresi

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Y = 0,541X2 + 50,484

(78)

satu satuan maka nilai Prestasi Belajar Aqidah Akhlak (Y) akan meningkat 0,541 satuan.

b. Koefisien Korelasi (r) dan Koefisien Determinan (r2)

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS Statistics 20menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) sebesar 0,440. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang. Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS Statistics 20 menunjukkan bahwa harga koefisien determinasi (r2) sebesar 0,194.

Hal ini menunjukkan bahwa Status perhatian Belajar Siswa berpengaruh sebesar 19,4% terhadap Prestasi Belajar siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang.

3. Pengujian Hipotesis III

Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan Tingkat Pendidikan Orang Tua dan secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi ganda.

Variabel Koefisien Konstanta R R2 Fhitung Ftabel Sig

X1 1,138

41.113 0,517 0,267 11,104 3,15 0,000

X2 0,428

Gambar

Tabel 9 daftar struktur organisasi di MTs Al Uswah Bergas
Tabel 10 Data Peserta Didik Mts Al Uswah Bergas Tahun 2015/2016
Tabel 11 Data Pendidik Tenaga Kependidikan Serta Tugasnya Di Mts Al UswahBergas Tahun 2015/2016
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian besarnya pengaruh perhatian orang tua motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri

Sumbangan efektif disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika adalah sebesar 31,6%; (3) Perhatian orang tua dan Disiplin belajar siswa secara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar

(4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perhatian orang tua, kebiasaan belajar, dan nilai UAN secara bersama-sama terhadap prestasi pada siswa SMKN 3

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi

Hasil penelitian ini menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara perhatian orang tua dan pelaksanaan jam belajar masyarakat secara bersama-sama dengan prestasi belajar

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara minat belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri