• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA DI DESA BINANGUN KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP (Studi Deskriptif di Desa Binangun) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA DI DESA BINANGUN KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP (Studi Deskriptif di Desa Binangun) - repository perpustakaan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan fase hidup dari kecil, anak-anak, remaja hingga disebut dengan dewasa. Menurut Salzman dalam (Yusuf LN, 2014: 184) mengemukakan,

“masa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantungan terhadap orang tua kearah kemandirian, minat-minat seksual dan isu-isu moral”.

Proses perkembangan pada masa remaja belangsung selama 11 tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh persoalan, bukan saja bagi remaja sendiri melaikan juga bagi orang tua, guru dan masyarakat sekitar. Bahkan, tak jarang para penegak hukum pun turut direpotkan oleh ulah dan tindak tanduk remaja yang di padang menyimpang (Syah,2010:51).

(2)

Berdasarkan Tahun Usia Kenakalan yang

dilakukan

%

Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007 15 merokok 34,2

2013 15 merokok 36,3

Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS)

2014 13-15 20,3

2015 15 merokok 66%

Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007 13 miras 4,9%

2014 13 miras 23%

Tabel.1.1 Kenakalan Remaja di Seluruh Wilayah Indonesia

Nama Usia Penangkapan Kasus

AA 18 12 April 2017 miras

MH 18 12 April 017 miras

RO 17 12 April 2017 miras

DL 13 22 April 2017 Pemandu karoke

PY 16 22 April 2017 Pemandu karoke

MH 17 22 April 2017 Pemandu karoke

OK 18 15 Maret 2017 perkelahian

(3)

DP 17 15 Maret 2017 perkelahian Tabel 1.2 Data Kepolisian Sektor Bianngun tentang

Kenakalan Remaja di Desa Binangun

Melihat masalah kenakalan yang dilakukan oleh remaja ini perlu adanya suatu usaha pencegahan yang benar-benar serius, bijaksana dan tanggung jawab dari semua pihak yang terkait. Disini pendidikan sangat penting bagi perserta didik untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja dan menjadi perserta didik yang baik.

Karena menurut tujuan Pendidikan Nasional dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangannya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja bisa dilakukan melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pada pendidikan formal biasanya akan mengajarkan moral terhadap perserta didiknya. Pelajaran yang secara khusus memberikan pelajaran moral yang baik dilakukan oleh mata peljaran PKn.

(4)

Menurut Marget Stiman Brason 1998 (Winarno,2014:26) terdapat tiga komponnen utama yang perlu dipelajari dalam pendidikan Kwarganegaraan. Dikkatakan sebagai berikut:

“Ketiga komponen utama Pendiidkan Kwarganegaraan itu adalah pengetahuan kwarganegaraan (civic knowledge) berkaitan dengan isi apa yang harus warga negra ketahui, ketrampilan kewarganegaraan (civic skills) merupakan ketrampilan apa yang seharusnya dimiliki oleh warga negara yang mencangkup: ketrampilan intelektual dan ketrampilan partisipasi. Sikap kewarganegaraan (civic diposition) berkaitan dengan karakter privat dan publik dari warga negara yang perlu dipelihara dan tingkatan dalam demokrasi konstitusional”.

Bukan hanya pendidikan formal saja yang di berikan oleh anak akan tetapi, pendidikan non formal, in formal juga sangat penting dalam mencegah kenakalan remaja. Seperti di dalam keluarga, peran orang tua sangat penting dalam membentuk watak yang baik. Karena keluarga merupakan pendidikan pertama dan paling utama bagi perkembangan anak. Menurut Sunarto (2008:193) mengatakan bahwa:

“Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasi ilmu pegetahuan”.

Orang tua berada pada posisi sebagai pengajar moralitas yang merupkan bagian dari pandangan dunia yang lebih luas yang menawarkan sebuah sebuah visi kehidupan dan alasan utama untuk menjalani kehidupan yang bermoral. Moral merupakan suatu kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindaak agar menjadi manusia yang baik (Kaelan,2004:93). Menurut Kohlberg dalam Syah (2010:78) perkembangan sosial dan moral manusia itu terjadi dalam tiga tingkatan besar yang meliputi :

(5)

(2) Tingkat moralitas konvesional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan yuwana (usia 10-13 tahun) yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.

(3) Tingkat moralitas pascakonvesional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan yuwana dan pascayuwana (usia 13 tahun keatas) yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial

Berdasarkan tingkatan tersebut setiap usia anak memiliki pandangan sendiri mengenai moral yang harus di sepakati oleh anak itu sendiri dalam upaya untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri anak dan masyarakat. Anak yang telah memahami mengenai moral maka mereka akan memiliki tingkh laku yang dapat di terima dalam lingkup masyarakat yang lebih luas.

Anak berganti guru setiap tahunya, tetapi mereka memiliki orang tua sepanajang masa pertumbuhan. Hubungan orang tua anak juga mengandung emosional, yang bisa menyebabkan anak-anak merasa dicintai dan tidak cintai. Orang tua berada pada posisi sebagai pengajar moral yang merupakan bagian dari pandangan dunia yang lebih luas yang menawarkan sebuah visi kehidupan dan alasan utama untuk menjalani kehidupan yang bermoral. Seberapa baik orang tua mengajarkan anak-anak mereka menghormati orang lain dapat mempengaruhi pembentukan karakter yang baik dimasa depan.

(6)

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis merumuskan apa yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peran orang tua dalam mencegah kenakalan remaja di Desa Binangun,Kecamatan

Binangun Kabupaten Cilacap?

2. Apakah kendala yang dihadapi orang tua dalam mencegah kenakalan remaja di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan orang tua untuk mencegah kenakalan remaja di Desa Binangu, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berisi uraian tentang rumusan hasil yang akan dicapai oleh mahasiswa selaku peneliti yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan mengapa peneliti ini dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui Bagaimana peran orang tua dalam mencegah kenakalan remaja di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi orang tua dalam mencegah kenakalan remaja di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap?

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan orang tua mencegah kenakalan remaja di Desa Bianangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap?

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

(7)

b. Sebagai bahan pengembangan disiplin ilmu yang ditekuni penulis yaitu Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kwarganegaraan, serta memberikan gambaran secara lengkap mengenai peran orang tua dalam mencegah kenakalan remaja.

2. Secara praktis a. Bagi orang tua

Hal ini menjadi masukan kepada orang tua dalam memberikan pembiasan positif di dalam rumah.

b. Bagi remaja

Hal ini menyadari remaja tetang pentingnya peran orang tua dalam mencegah kenaklan remaja.

c. Bagi peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu untuk mengurangi kecemasan pada remaja saat menghadapi masa pubertas diperlukan peran orang tua maupun guru di sekolah untuk memberikan informasi yang benar

Peranan komunikasi orang tua terutama seorang ayah dan ibu, dalam kehidupan rumah tangga, mempunyai tugas yang amat penting, yakni menciptakan rumah tangga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi untuk calon peneliti yang akan menggali lebih dalam tentang peran komunikasi orang tua dan remaja dalam

meneliti tentang peran orang tua dalam penggunaan jejaring sosial oleh remaja di. Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan

Kerangka pikir merupakan gambaran inti dari alur penelitian.Kerangka pikir pada penelitian ini secara singkat menjelaskan tentang peran orang tua terhadap kenakalan

Menerapkan Sistem Pendidikan Dini Berkaitan dengan peran orang tua dalam membentuk karakter anak di Desa Kedaton Induk peneliti melakukan wawancara Yanti orang tua beliau mengatakan

Peran pola asuh orang tua dalam membentuk perilaku remaja Desa Genteng Kulon di era digital a Peran pola asuh orang tua dan bentuknya dalam membentuk perilaku remaja Hurlock75 dan

Dengan kata lain, perilaku berkarakter menjadi budaya yang melekat pada diri peserta didik.5 Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang peran orang tua