• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO

PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

SIH HENDRI SAPTATI 081434007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii SKRIPSI

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW

Oleh : Sih Hendri Saptati

081434007

Telah disetujui oleh :

(3)

iii

SKRIPSI

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW

Yang telah dipersiapkan oleh: Sih Hendri Saptati

081434007

Telah pertahankan di hadapan Panitia Penguji pada tanggal 10 Oktober 2012

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

(5)

v MOTO

Tak ada yang mudah,

tapi tak ada yang tak mungkin

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 September 2012

Penulis

(7)
(8)

viii ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW

Sih Hendri Saptati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar biologi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan sistem koordinasi.

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 2, SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo, Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah lembar kerja siswa, pembagian kelompok, diskusi dan presentasi hasil diskusi . Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa, hasil tes awal dan tes di akhir siklus, wawancara dan angket.. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan pengujian komparasi dan didukung dengan uji t.

(9)

ix ABSTRACT

IMPROVING STUDENT’S ACTIVITY AND ACHIEVEMENT OF LEARNING ON THE SECOND GRADE OF STATE HIGH SCHOOL OF 1

LENDAH KULON PROGO IN THE COORDINATION SYSTEM SUBJECT TROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE

JIGSAW

Sih Hendri Saptati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to knows how the activity and the achievement learning of the students on learning biology through cooperative learning model type jigsaw in the coordination system subject.

This research was done at the students of XI Science 2, State High School of 1 Lendah, Kulon Progo. The main component of the cooperative learning model type jigsaw were student worksheets, group discussion, discussion and presentation of discussion product. The implementation of this classroom action research was done in two cycles which consist of four stages, namely planning, action, observation and reflection. The data collection were done using observation sheets of student’s activity, mark of pretest and postest of student, interview and cuesioner. The data which obtained were analyzed by using descriptive and statistic analysis with t test.

The mean of pretest was 63,75 and the mean of the postest II was 80. The achievement of learning of the postes II was 84,38%. The activity learning of the student from fisrt cycle is 82% and from second 87%. Based on the result of research, there can be concluded that implementation cooperative learning model type jigsaw has been able to improve the student’s activity and learning in the coordination system.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan penyertaanNya yang tiada batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang penulis sebutkan berikut ini :

1. Drs. Antonius Tri Priantoro M.Si., selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan lancar.

2. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Marsudi Raharjo, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Eni Setiyaningsih Dwi Astuti, S.Si., selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo yang telah membantu peneliti selama penelitian berlangsung.

5. Siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo yang telah membantu penulis dalam pengambilan data. Terima kasih atas kerja sama yang telah diberikan selama penelitian berlangsung.

(11)

xi

7. Para dosen Pendidikan Biologi yang telah memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik dan lancar.

8. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Yohanes Suwardi dan Ibu Sih Hardini, yang telah memberikan kasih sayang yang mendalam dan tanpa batas.

9. Kakakku tersayang, Gregorius Puspito Sukindro, yang telah mengajarkan cara memaknai kehidupan kepada penulis.

10.Kekasihku, Agustinus Wahyu Susanto, yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan keceriaan dalam hidup penulis.

11.Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2008. Terimakasih atas proses kita selama kurang lebih empat tahun ini.

12.Teman-teman Mudika Brosot, yang telah memberikan warna tersendiri dalam langkah hidup penulis.

13.Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempuranaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Penulis

(12)

xii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 8

D. Penelitian yang Relevan ... 12

E. Sistem Saraf ... 12

F. Kerangka Berfikir ... 13

(13)

xiii

A. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 24

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Prosedur, Alat, Pelaku, Sumber Informasi, dan Cara Analisis ... 20

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Aktivitas Siswa Secara Klasikal... 22

Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 23

Tabel 4.1 Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 2 ... 26

Tabel 4.2 Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2 Siklus I ... 28

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 29

Tabel 4.4 Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2 Siklus II ... 33

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 34

Tabel 4.6. Hasil Uji T Nilai Pretes dengan Nilai Postes Siklus II ... 38

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ... 38

Tabel 4.8 Prosentase Jawaban pada Tiap Pernyataan Angket ... 39

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart ... 15

Gambar 4.1 Pengenalan Metode Jigsaw ... 31

Gambar 4.2 Diskusi di Kelompok Asal ... 31

Gambar 4.3 Diskusi di Kelompok Ahli ... 31

Gambar 4.4 Apersepsi oleh Guru ... 36

Gambar 4.5 Diskusi di Kelompok Asal ... 36

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1. Sistem Saraf ... 47

lampiran 2. Silabus ... 54

lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 58

lampiran 4. Lembar Kerja Siswa ... 72

lampiran 5. Soal Pretes dan Postes ... 78

lampiran 6. Lembar Observasi ... 100

lampiran 7. Kuesioner ... 101

lampiran 8 : Panduan Pertanyaan Wawancara Siswa ... 102

lampiran 9. Hasil Pretes ... 103

lampiran 10. Hasil Postes Siklus I... 107

lampiran 11. Hasil Observasi Siklus I ... 110

lampiran 12. Hasil Postes Siklus II ... 111

lampiran 13. Hasil Observasi Siklus II ... 114

lampiran 14. Hasil Angket Siswa ... 115

lampiran 15. Transkrip Wawancara ... 116

lampiran 16. Surat Ijin Melakukan Penelitian... 119

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup. Keberadaan ilmu biologi dalam kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Atas berfungsi untuk mengembangkan logika berpikir siswa dalam memahami gejala-gejala kehidupan pada makhluk hidup. Selain itu dengan pembelajaran biologi siswa akan semakin mencintai dan menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada pembelajaran biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Lendah, ditemukan adanya beberapa ketimpangan. Ketimpangan yang ditemukan adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa jarang bertanya dan berpendapat. Apabila guru bertanya mengenai suatu hal secara klasikal, hanya beberapa siswa yang mencoba mengungkapkan pendapat atau jawaban. Selebihnya siswa enggan menjawab atau mengemukakan pendapat. Siswa akan mengemukakan pendapat setelah guru menunjuk salah satu siswa untuk berpendapat.

(18)

hasil wawancara, guru mengemukakan bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran tidak lebih dari 40% jumlah siswa.

Selain ketimpangan-ketimpangan yang ditemukan dalam pembelajaran di kelas, ditemukan fakta bahwa rata-rata nilai biologi siswa kelas XI IPA 2 pada pokok bahasan sistem koordinasi dalam setiap tes tertulis adalah 69 atau dibawah KKM biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lendah yaitu 74. Siswa yang tuntas dalam setiap tes tertulis tidak lebih dari 36% jumlah siswa. Hal tersebut diungkap berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan.

Berdasakan hasil observasi di atas dan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas, dapat diduga bahwa rendahnya aktivitas dan prestasi belajar disebabkan terjadi karena model pembelajaran yang diterapkan di kelas kurang memfasilitasi dan mendorong setiap siswa untuk berperan aktif. Model pembelajaran yang biasanya dilakukan adalah dengan model informasi interaktif atau ceramah dan diskusi dalam kelas besar. model tersebut tidak memberikan ruang bagi setiap siswa untuk berperan aktif secara optimal dalam pembelajaran. Selain itu penggunaan model tersebut dalam setiap pembelajaran secara terus-menerus akan membuat siswa jenuh dan tidak termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran di kelas. Hal tersebut mengakibatkan prestasi belajar siswa tidak optimal, berdasarkan jumlah siswa yang tuntas dalam setiap tes tertulis.

(19)

siswa dituntut untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan agar diskusi dalam kelompoknya dapat berjalan dengan baik. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok harus bertukar informasi dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Di sinilah letak tanggung jawab setiap siswa terhadap kelompoknya agar tercapai tujuan bersama yaitu pemahaman yang baik mengenai materi yang dipelajari. Dengan penerapan model pembelajaran tipe jigsaw diharapkan faktor-faktor yang menyebabkan ketimpangan dalam pembelajaran dapat teratasi sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, dalam penelitian tindakan kelas ini, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

”Apakah aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo pada pokok bahasan sistem koordinasi dapat meningkat melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ?”

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah maka penelitian dibatasi pada 2 hal sebagai berikut :

1. Materi yang digunakan adalah materi pada K.D 3.6 yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) pada sub bab sistem saraf.

2. Prestasi belajar yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dibatasi pada aspek kognitif.

C. Tujuan Penelitian

(20)

pada pokok bahasan sistem koordinasi melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

a. Siswa mampu meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. b. Siswa mampu meningkatkan prestasi belajar biologi. 2. Bagi guru dan sekolah

a. Sebagai sarana untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang menarik bagi siswa.

b. Sebagai sarana memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif.

3. Bagi peneliti

a. Mengembangkan dan mengaplikasikan teori yang telah diterima selama belajar di kampus.

b. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman peneliti di dunia pendidikan.

E. Hipotesis

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditulis sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

(21)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar

Bloom dalam Suparno (2001) melalui bukunya yang berjudul Membangun Kompetensi Belajar mengemukakan bahwa aktivitas atau keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar merupakan indeks yang baik dari kualitas pengajaran.

Aktivitas belajar di kelas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Suparno (2001) berpendapat bahwa aktivitas belajar yang baik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok secara baik.

2. Siswa dapat mengkoordinir kerja tiap anggota dalam kelompok.

3. Siswa aktif berpendapat dan mengemukakan jawaban dalam setiap diskusi. 4. Siswa memberikan pendapat berdasarkan teori-teori dan fakta.

5. Siswa memberi kesempatan kepada teman lain untuk berbicara. 6. Siswa menghargai pendapat teman.

7. Siswa membantu siswa lain dalam penyelesaian masalah.

(22)

mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Sebaliknya, sikap selalu berperan aktif dalam pembelajaran akan mempermudah siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Kedalaman dan keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh aktivitas saat melakukan proses kegiatan belajar. Oleh karena itu, keterampilan sikap dalam proses pembelajaran harus dikembangkan. Keterampilan sikap dalam proses belajar antara lain sikap kritis, aktif dan antusias.

Belajar merupakan proses aktif. Proses aktif tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan seperti berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan dan menjelaskan pengetahuan kepada teman lain.

B. Prestasi Belajar

Makna belajar menurut Muhhibin Syah (2004) adalah proses memperoleh pengetahuan. Belajar merupakan suatu proses yang bersifat internal. Good dan Brophy melalui Ngalim Purwanto (2000) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan berpendapat bahwa belajar merupakan proses internal dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru. Hubungan-hubungan baru tersebut berupa pengetahuan, pemahaman, pengalaman maupun keterampilan.

(23)

Pencapaian prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Syah (2004) prestasi belajar siswa dipengaruhi bermacam-macam faktor baik eksternal maupun internal. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Internal

Faktor internal adalah keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal siswa antara lain :

a. Aspek fisiologis

Kondisi jasmani yang memadai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Aspek psikologis

Aspek-aspek psikologis yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain sebagai berikut :

a. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Guru sebagai teladan bagi siswa harus mampu memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.

b. Pemilihan metode pembelajaran

(24)

sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik dikelas (Syah : 2004).

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Anita Lie (2010) dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning, berpendapat bahwa terdapat tiga pilihan model pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning. Model pembelajaran kompetisi merupakan model pembelajaran yang menekankan pada prestasi yang diperoleh siswa dengan saling berkompetisi untuk menang. Model pembelajaran individual merupakan model pembelajaran yang berpusat pada individu siswa tanpa memperdulikan siswa lain. Fokus dari pembelajaran individual ini adalah siswa bertanggung jawab keberhasilan diri sendiri. Berdasarkan kedua model pembelajaran tersebut, muncul model pembelajaran yang menggabungkan keduanya yaitu model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membangun interaksi siswa dalam kelompok melalui aktivitas diskusi. Dalam pembelajaran dengan model kooperatif, aktivitas yang dilakukan oleh siswa adalah bekerja sama dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok (Jacobsen, et all, 2009). Menurut Banks dalam Jacobsen et all (2009), model pembelajaran kooperatif dirancang tidak hanya untuk menyelesaikan tugas dalam pembelajaran namun untuk membangun sikap posistif antarsiswa di dalam kelas yang beragam dan multikultural.

(25)

pembelajaran. Menurut Roger and Johnson melalui Anita Lie (2010), aspek-aspek yang dimaksud adalah berikut ini.

1. Saling ketergantungan positif

Saling ketergantungan positif menunjukkan adanya interaksi sosial yang saling menguntungkan. Dalam proses pembelajaran di kelas, saling ketergantungan positif akan terjadi apabila guru mampu untuk membagi tugas untuk setiap siswa dalam kelompok secara merata. Setiap siswa mendapatkan tugas yang berbeda-beda namun saling berhubungan satu sama lain. Dengan demikian, aktivitas yang dilakukan setiap siswa dalam kelompok adalah saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas sehingga tercapai tujuan bersama dalam kelompok.

2. Tanggung jawab perseorangan

Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama yaitu saling ketergantungan positif. Tanggung jawab diartikan sebagai keadaan wajib menanggung sesuatu. Tanggung jawab perseorangan merupakan kewajiban seseorang untuk menanggung sesuatu. Ketika setiap siswa diberi tugas yang saling mendukung satu sama lain dalam kelompok, mereka pasti akan berusaha menjalankan tugas dengan baik. Melalui tanggung jawab yang diembannya, setiap siswa dalam kelompok diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok.

3. Tatap muka antar anggota kelompok

(26)

digunakan untuk saling bertukar pikiran atau pendapat satu sama lain sehingga terjadi aktivitas saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan antaranggota dalam kelompok. Tatap muka merupakan kesempatan untuk mensharingkan hasil tugas yang telah dikerjakan tiap anggota dalam kelompok. Hal ini bertujuan untuk melengkapi tugas kelompok dengan menyatukan tugas yang telah dikerjakan oleh masing-masing anggota kelompok sehingga hasil yang dicapai merupakan hasil kerja sama kelompok.

4. Komunikasi antar anggota kelompok

Komunikasi antaranggota dalam kelompok sangat diperlukan. Komunikasi antar anggota bertujuan agar setiap anggota bersedia mendengarkan dan menanggapi pendapat anggota lainnya.

5. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok dapat diartikan sebagai penilaian rangkaian tindakan dari kumpulan beberapa orang dalam menghasilkan sesuatu. Guru perlu memberikan waktu untuk evaluasi tiap anggota agar proses kelompok selanjutnya dapat berjalan lebih baik. Evaluasi tidak dilakukan setiap kali terdapat kegiatan berkelompok, namun dapat dilakukan selang beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan berkelompok.

(27)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, model pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai belajar kelompok dengan aktivitas yang terstruktur. Masing-masing anggota kelompok saling tergantung satu sama lain untuk menyelesaikan tugas yang berbeda namun saling berkaitan. Tanpa disuruh, mereka akan bertanggung jawab atas tugas pribadi mereka masing-masing untuk tercapainya keberhasilan kelompok.

Dalam mewujudkan aktivitas kerja kelompok yang terstruktur, salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah jigsaw. Teknik ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Jigsaw merupakan tipe pembelajaran kooperatif berdasarkan kerja sama dan berbagai tanggung jawab (Lie, 2010).

Aronson, Wilson dan Akert melalui Jacobsen (2009) dalam bukunya yang berjudul “Methods for Teaching” berpendapat bahwa jigsaw merupakan salah satu

tipe pembelajaran model kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelidiki suatu topik umum. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menuntut setiap anggota kelompok mengerjakan tugas yang membutuhkan tanggung jawab perorangan. Guru dapat memberikan tugas khusus kepada masing-masing siswa dalam kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Trianto (2011) dalam bukunya yang berjudul Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif adalah sebagai berikut :

(28)

2. Siswa dibagi dalam kelompok asal. 3. Siswa dibagi dalam kelompok ahli.

4. Siswa ditugaskan untuk mengikuti diskusi di kelompok ahli. 5. Siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal.

6. Siswa dalam kelompok asal mensharingkan pengetahuan yang diperoleh dari kelompok ahli.

7. Presentasi hasil diskusi kelompok asal. D. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan studi kepustakaan, terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Miftahus Surur (2011). Penelitian tersebut berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Kelas VII B di MTs Pakis Malang.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I sebesar 69,66% menjadi 78,84% pada siklus II. Untuk hasil belajar terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas, pada awal siklus adalah 57,52, meningkat menjadi 78,81 pada akhir siklus. Untuk ketuntasan klasikal, pada awal siklus sebesar 19,05% meningkat menjadi 88,10% pada akhir siklus. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII B MTs Pakis Malang.

E. Sistem Saraf

(29)

saraf tepi, kelainan pada sistem saraf dan pengaruh obat psikotropika dan minuman keras terhadap sistem saraf. Deskripsi mengenai materi dapat dilihat pada lampiran 1.

F. Kerangka Berfikir

(30)

14

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru. Guru akan melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi dari hasil tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Lendah yang beralamat di Botokan, Jatirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012. 3. Subyek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud yaitu semua siswa kelas XII IPA II SMA Negeri 1 Lendah pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 orang siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.

4. Obyek Penelitian

(31)

C. Rancangan Penelitian

Peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas model Spiral Kemmis dan Taggart dalam Kusumah dan Dwigatama (2009) berikut ini.

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart

Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu ; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Pada gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil 2 siklus. Penelitian direncanakan akan dilakukan dalam 2 siklus karena apabila hasil penelitian pada siklus I belum mencapai target maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II, dengan rencana kegiatan berikut ini.

(32)

Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti terdiri dari 8 kegiatan. Pertama, peneliti mengidentifikasi masalah berdasarkan observasi dan menetapkan alternatif pemecahan masalah. Kedua, peneliti menentukan materi pokok pembelajaran. Ketiga, peneliti merencanakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam KBM. Kegiatan keempat, peneliti mengembangkan skenario pembelajaran. Kelima, peneliti menyusun pertanyaan panduan atau Lembar Kerja Siswa (LKS). Keenam, peneliti, menyiapkan sumber dan media pembelajaran termasuk properti model pembelajaran jigsaw. Ketujuh, peneliti mengembangkan format evaluasi.

b. Pelaksanaan / Tindakan

Pada tahap ini, peneliti akan melaksanakan kegiatan berikut ini.

1) Siswa dibagi menjadi 8 kelompok asal (nasing-masing 4 orang).

2) Setiap kelompok menempati kelompok masing-masing dan mendapat topik masalah yang akan didiskusikan.

3) Guru menyampaikan beberapa kesepakatan seperti kewajiban tiap anggota kelompok yang mewakili sebagai tim ahli dan waktu yang disediakan, sebagai aturan main dalam diskusi.

4) Masing-masing kelompok mengirim wakilnya untuk berkumpul dalam kelompok ahli (tugas masing-masing siswa ditentukan oleh guru).

5) Guru membagikan LKS berupa panduan pertanyaan sesuai topik masalah pada masing-masing kelompok ahli.

(33)

7) Setiap siswa dalam kelompok ahli mencatat hasil diskusi dan bertanggung jawab yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya di kelompok masing-masing.

8) Sesuai batas waktu yang disediakan diskusi kelompok ahli diakhiri dan masing-masing perwakilan kembali kepada kelompok awal.

9) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas topik permasalahan dan setiap wakil kelompok ahli tadi menjelaskan kepada anggota kelompok lain.

10) Hasil diskusi masing-masing kelompok dipresentasikan secara klasikal dan dievaluasi sebagai penilaian kelompok.

c. Pengamatan

Selama KBM berlangsung, mitra peneliti bertugas untuk melakukan observasi keaktifan siswa. Observasi ini dilakukan dengan memakai format observasi keaktifan belajar siswa dalam kelompok.

d. Refleksi

Setelah KBM berlangsung, peneliti merefleksikan hal-hal berikut ini.

1) Melakukan evaluasi mutu dan hasil dari setiap tindakan yang telah dilakukan.

2) Melakukan pembahasan hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran, hasil diskusi siswa, dan lain-lain.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus II.

(34)

Merancang skenario pembelajaran yang baru berdasarkan evaluasi hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I.

b. Pelaksanaan / Tindakan

Pada siklus II, langkah-langkah tindakan yang diterapkan sama dengan yang ada pada siklus I. Yang membedakan adalah siswa dibagi menjadi 5 kelompok asal (masing-masing 6 orang).

Pada siklus pertama dibentuk 8 kelompok asal, sehingga akan terbentuk 4 kelompok ahli yang beranggotakan masing-masing 8 orang. Sedangkan pada siklus kedua, dibentuk 5 kelompok asal sehingga akan terbentuk 6 kelompok ahli yang beranggotakan masing-masing 5 orang, dengan catatan karena jumlah siswa 32 maka ada 2 dari 6 kelompok ahli yang beranggotakan 6 orang. Pembentukan kelompok asal pada siklus kedua lebih kecil dibandingkan siklus pertama, sehingga jumlah anggota kelompok ahli pada siklus kedua lebih sedikit dibandingkan pada siklus pertama. Dengan jumlah anggota kelompok ahli yang lebih sedikit pada siklus kedua, diharapkan efektivitas diskusi kelompok ahli pada siklus kedua dapat meningkat dibandingkan pada siklus pertama.

c. Pengamatan

Selama KBM berlangsung, mitra peneliti bertugas untuk melakukan observasi keaktifan belajar siswa. Observasi ini dilakukan dengan memakai format observasi keaktifan belajar dalam kelompok.

d. Refleksi

(35)

2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. Hal ini akan dilakukan jika pencapaian hasil belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah variabel terikat yaitu aktivitas dan prestasi belajar siswa dan variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perangkat pembelajaran dan perangkat pengumpulan data. Perangkat pembelajaran digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Sedangkan perangkat pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data penelitian.

1. Perangkat pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Silabus (lampiran 2)

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 3) c. Lembar kerja siswa (lampiran 4)

2. Perangkat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah sebagai berikut :

a. Soal pretes dan postes (lampiran 5)

b. Lembar observasi mengenai aktivitas siswa (lampiran 6)

(36)

Adapun penggunaan instrumen berkaitan dengan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data dalam penelitian diuraikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Prosedur, Alat, Pelaku, Sumber Informasi, dan Cara Analisis Data

Observer Siswa Analisis kualitatif

Angket siswa

Siswa Siswa Analisis kualitatif

Wawancara Guru

Tes Siswa Siswa Analisis kuantitatif dan kualitatif

F. Analisis Data

(37)

belajar siswa pada siklus 1 dan 2. Sedangkan analisis data mengenai penerapan model pembelajaran tipe jigsaw terhadap prestasi belajar siswa dilakukan dengan membandingkan ketercapaian skor sebelum dilakukan perlakuan (kondisi awal) dan sesudah dilakukan perlakuan (akhir siklus II).

Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui dengan berpedoman pada lembar observasi siswa, wawancara dan angket. Hasil wawancara dan angket merupakan data pendukung lembar observasi yang akan digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa berupa hasil belajar pada ranah kognitif dilakukan dengan berpedoman pada hasil tes tertulis pada akhir siklus.

Peningkatan aktivitas belajar siswa dianalisis dengan alat dan cara sebagai berikut :

1. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa akan diketahui dengan cara membandingkan (komparasi) aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2.

2. Angket siswa

(38)

bernilai 3, jawaban tidak setuju (TS) bernilai 2 dan jawaban sangat tidak setuju (STS) bernilai 1. Sedangkan pada pernyataan negatif jawaban sangat setuju (SS) bernilai 1, jawaban setuju (S) bernilai 2, jawaban tidak setuju (TS) bernilai 3 dan jawaban sangat tidak setuju (STS) bernilai 4. Selanjutnya skor yang diperoleh dari tiap pernyataan akan diinterpretasikan dalam bentuk prosentase. Data dari angket digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa.

3. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kesan, pendapat, harapan dan aspirasi siswa dan guru sebagai observer setelah mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Hasil wawancara akan dituangkan dalam bentuk transkrip kemudian diolah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan.

Untuk menafsirkan tingkat aktivitas siswa, digunakan kriteria sebagai berikut (Ngalim Purwanto, 2004) :

Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Aktivitas Siswa Secara Klasikal Tingkat

aktivitas siswa

Nilai huruf Bobot Predikat

86 – 100% A 4 Sangat baik

76-85% B 3 Baik

60-75% C 2 Cukup baik

(39)

Sedangkan untuk menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa, alat yang yang akan digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pretes dan postes pada siklus 1 dan 2. Peningkatan prestasi belajar siswa akan diketahui dengan membandingkan (komparasi) hasil tes pada kondisi awal dan akhir siklus. Hasil tes yang dibandingkan adalah rata-rata nilai tes yang diperoleh dan presentase nilai siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal dan akhir siklus.

Rata-rata nilai tes dan prosentase pencapaian KKM diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini.

1. Rata-rata nilai tes

2. Presentase pencapaian KKM

G. Indikator Ketercapaian

Indikator peningkatan aktivitas dan prestasi belajar (nilai rata-rata kelas dan pencapaian KKM) dalam penelitian ini akan diuraikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan Penelitian

Aspek Kondisi awal Target akhir

Aktivitas siswa - 87 % siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

Nilai rata-rata kelas 69 79

Pencapaian KKM 36% nilai siswa mencapai KKM

(40)

24 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 Mei 2012, sedangkan siklus kedua dilaksanakan tanggal 29 Mei 2012.

Penelitian ini diawali dengan observasi pada tanggal 7 Maret, pada jam pelajaran ke-4 sampai ke-5 (09.30 – 11.00 WIB). Guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 adalah ibu Eni Setiyaningsih Dwi Astuti, S.Si. Jumlah siswa kelas XI IPA 2 pada tahun ajaran 2011-2012 sebanyak 32 siswa. Siswa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 siswa, sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 siswa. Adapun tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui kondisi awal dari kegiatan belajar mengajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo.

(41)

diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban. Pada sesi ini, ada beberapa siswa yang berani menjawab pertanyan guru atas inisiatif sendiri, selebihnya sebagian besar siswa enggan memberikan jawaban atas pertanyaan guru tanpa terlebih dahulu disuruh.

Selain observasi terhadap proses pembelajaran dikelas, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran biologi. Guru menceritakan kondisi dan suasana kelas pada saat proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah berikut ini.

1. Siklus I a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP tersebut memuat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan pembelajarannya.

(42)

3) Penyusunan instrument penelitian yang terdiri atas lembar observasi dan soal tes. Lembar observasi digunakan observer dalam melaksanakan observasi serta mencatat hasil observasi siswa saat pembelajaran. Soal tes terdiri dari 20 soal pretes dan 12 soal postes.

4) Penyusunan skenario pembelajaran.

5) Melakukan koordinasi dengan mitra peneliti yang bertugas melakukan observasi dan mendokumentasikan kegiatan.

6) Menyiapkan alat dokumentasi dan properti yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan / Tindakan

Pelaksanaan tindakan di siklus 1 dilaksanakan dalam dua pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit, mulai pada pukul 09.30 sampai pukul 11.00 WIB. Hal pertama yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Setelah memperkenalkan diri, dilakukan pretes terhadap siswa. Pretes dilakukan selama 15 menit. Lembar hasil pretes siswa dapat dilihat pada lampiran 9.

Dari pretes yang digunakan sebagai data awal pengetahuan siswa terhadap materi, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 2

No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh

1 Nilai tertinggi 85

2 Nilai terendah 45

(43)

mencapai KKM (≥74)

4 Jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM (≥74)

20 siswa

5 Rata-rata nilai 63,75

6 Ketuntasan Klasikal 39 %

Setelah dilakukan pretes, peneliti memulai aktivitas pembelajaran dengan pendahuluan. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru mengemukakan apersepsi

bahwa aktivitas tubuh manusia seperti tangan siswa menulis, guru berdiri, guru mengeluarkan suara, dan aktivitas tubuh lain dikendalikan oleh suatu sistem. Kemudian guru menanyakan sistem apakah yang mengatur semua aktivitas tubuh tersebut. Menanggapi pertanyaan tersebut, siswa memberikan jawaban yang beragam. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan tersebut berlangsung selama 10 menit.

Kegiatan inti diawali dengan informasi interaktif secara singkat, yaitu guru menggali pemahaman awal siswa dengan menyampaikan bahwa sistem saraf merupakan sistem yang mengendalikan semua aktivitas tubuh manusia. Selanjutnya, guru menyampaikan aturan dalam model pembelajatan kooperatif tipe jigsaw. Setelah siswa paham mengenai aturan jigsaw, siswa dibagi dalam 8 kelompok asal dan dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) I. Kegiatan awal tersebut berlangsung selama 10 menit.

(44)

Setelah kegiatan di atas terlaksana, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Presentasi berlangsung selama 15 menit. Selama presentasi, teman lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan. Kegiatan inti dari awal sampai presentasi berlangsung selama kurang lebih 55 menit.

Lima menit berikutnya para siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru memberikan penghargaan terhadap antusias siswa selama pembelajaran. Kegiatan penutup tersebut berlangsung selama 10 menit.

Kegiatan pembelajaran siklus 1 pada pertemuan kedua berlangsung selama 45 menit. Lima menit pertama pada pendahuluan, guru menyampaikan bahwa pertemuan kedua akan mengulas materi pada pertemuan pertama, kemudian akan dilakukan postes. Selanjutnya dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama selama 15 menit. Setelah dilakukan tanya jawab, postes siklus 1dilakukan selama 15 menit. Lembar hasil postes siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 10. Data nilai postes siswa siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2 Siklus I No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh

1 Nilai tertinggi 90

2 Nilai terendah 55

3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM (≥74)

21 siswa 4 Jumlah siswa yang nilainya belum

mencapai KKM (≥74)

11 siswa

5 Rata-rata nilai 75,62

(45)

Siklus 1 diakhiri dengan kegiatan refleksi mengenai pengetahuan baru yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Kegiatan penutup siklus 1 tersebut berlangsung selama 5 menit.

c. Pengamatan

Pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dilakukan oleh mitra peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan berdasarkan format observasi keaktifan belajar untuk kelompok.

Sikap dan perilaku siswa yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari aspek saling ketergantungan positif, aspek tanggung jawab perseorangan, aspek tatap muka, aspek komunikasi antar anggota dan aspek evaluasi proses kelompok. Lembar hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 11.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di siklus 1, diperoleh data berikut ini.

Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No. Deskripsi Hasil 2 Bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama

101 79%

Aspek tanggung jawab perseorangan 3 Tiap individu menjalankan tugas

dengan baik dalam kelompok

105 82%

4 Solidaritas dan partisipasi aktif dalam diskusi.

108 84%

Aspek tatap muka

(46)

pengetahuan antaranggota melalui sharing dalam kelompok

Aspek komunikasi antar anggota 6 Saling mendengarkan pendapat

anggota dalam kelompok

108 84%

7 Berani menyampaikan pendapat 100 78%

8 Mampu memberikan masukan 99 77%

Aspek evaluasi proses kelompok

9 Pemanfaatan waktu efektif 111 87%

Jumlah dan prosentase keseluruhan 942 82%

d. Refleksi

Setelah siklus 1 terlaksana, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran di siklus 1. Berikut ini merupakan refleksi dari proses pembelajaran di siklus 1.

1) Pemerataan tugas dalam kelompok sudah baik, namun belum maksimal karena beberapa siswa saling iri dalam pembagian tugas di kelompok ahli. Untuk mengatasi hal tersebut, guru melakukan penegasan bahwa setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk melakukan diskusi di kelompok ahli yang berbeda-beda. Siswa belum mampu memotivasi kekompakan kelompok dalam mengerjakan tugas.

2) Siswa antusias dengan metode diskusi, namun beberapa siswa mengeluh dalam mengerjakan soal.

3) Diskusi di kelompok asal maupun ahli berjalan efektif namun kerjasama untuk saling memberikan pemahaman mengenai materi masih kurang.

(47)

Foto-foto pelaksanaan siklus I

Gambar 4.1 Pengenalan Metode Jigsaw

Gambar 4.2 Diskusi di Kelompok Asal

(48)

2. Siklus II a. Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti secara umum sama dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Yang menjadi pembeda antara siklus I dan siklus II adalah jumlah anggota dalam tiap kelompok asal dan ahli. Pada siklus II, jumlah anggota dalam kelompok asal lebih sedikit sehingga diharapkan diskusi dapat berjalan lebih efektif.

b. Pelaksanaan / Tindakan

Pelaksanaan tindakan di siklus 2 dilaksanakan hari Rabu tanggal 23 Mei 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Mei 2012. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit, mulai pada pukul 10.15 sampai pukul 11.45 WIB.

Hal pertama yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung adalah dilakukan kegiatan apersepsi sebagai pendahuluan. Guru mengemukakan bahwa aktivitas tubuh manusia selain dikendalikan oleh sistem saraf pusat juga dikendalikan oleh suatu sistem saraf yang lain. Kemudian guru menanyakan, selain sistem saraf pusat, sistem saraf apa yang mengendalikan aktivitas tubuh manusia. Siswa memberikan jawaban yang beragam. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan tersebut berlangsung selama 10 menit.

(49)

Kelompok asal yang telah menerima pertanyaan berdasarkan LKS II menentukan wakil yang akan dikirim untuk berdiskusi pada tiap-tiap kelompok ahli. Sesuai kesepakatan awal, setelah berdiskusi selama 15 menit, para ahli berkumpul kembali dengan kelompok asal. Dalam kelompok asal, siswa akan saling bertukar informasi dan saling melengkapi jawaban selama 15 menit.

Setelah kegiatan di atas terlaksana, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Presentasi berlangsung selama 15 menit. Selama presentasi, teman lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan. Kegiatan inti dari awal sampai presentasi berlangsung selama kurang lebih 55 menit. Sebelum pembelajaran diakhiri, dilakukan postes selama 15 menit. Lembar hasil postes siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada lampiran 12. Data nilai postes siswa siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2 Siklus II No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh

1 Nilai tertinggi 95

2 Nilai terendah 65

3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM (≥74)

27 siswa 4 Jumlah siswa yang nilainya belum

mencapai KKM (≥74)

5 siswa

5 Rata-rata nilai 80

6 Ketuntasan Klasikal 84,38 %

(50)

c. Pengamatan

Pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus 2 dilakukan oleh mitra peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan berdasarkan format observasi keaktifan belajar untuk kelompok.

Sikap dan perilaku siswa yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari aspek saling ketergantungan positif, aspek tanggung jawab perseorangan, aspek tatap muka, aspek komunikasi antar anggota dan aspek evaluasi proses kelompok. Lembar hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 13.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di siklus 2, diperoleh data berikut ini.

Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No. Deskripsi Hasil 2 Bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama

113 88%

Aspek tanggung jawab perseorangan

3 Tiap individu menjalankan tugas dengan baik dalam kelompok

110 86%

4 Solidaritas dan partisipasi aktif dalam diskusi.

111 87%

Aspek tatap muka 5 Saling melengkapi dan

memperkaya pengetahuan

6 Saling mendengarkan pendapat anggota dalam kelompok

110 86%

(51)

8 Mampu memberikan masukan 115 90% Aspek evaluasi proses

kelompok

9 Pemanfaatan waktu efektif 113 88%

Jumlah dan prosentase keseluruhan 1013 88%

d. Refleksi

Setelah siklus 2 terlaksana, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran di siklus 2. Berikut ini merupakan refleksi dari proses pembelajaran di siklus 2.

1) Pada saat guru membagikan tugas untuk setiap kelompok, para siswa sebagian besar menunjukkan sikap yang tanggap terhadap perannya untuk berdiskusi di kelompok ahli.

2) Pada saat berdiskusi, para siswa menunjukkan sikap yang bertanggung jawab terhadap kelompok asalnya. Tidak terdengar keluhan dari siswa dalam mengerjakan soal.

3) Aktivitas belajar siswa tinggi sehingga suasana pembelajaran tampak hidup. Hal tersebut tterlihat dari diskusi siswa dalam kelompok.

4) Dalam presentasi, siswa menunjukkan sikap antusias dalam memberikan masukan dan melengkapi jawaban teman lain.

(52)

Foto-foto pelaksanaan siklus II

Gambar 4.4 Apersepsi oleh Guru

Gambar 4.5 Diskusi di Kelompok Asal

(53)

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Perbandingan Hasil Pretes dengan Hasil Postes

Dari hasil pretes yang telah dilakukan pada awal siklus, diketahui bahwa rata-rata nilai sebesar 63,75 dengan nilai yang tuntas atau mencapai KKM secara klasikal sebesar 39%. Sedangkan 61% siswa nilainya belum mencapai KKM. Artinya pemahaman awal siswa mengenai pokok bahasan sistem koordinasi masih sangat rendah.

Setelah dilakukan postes pada siklus 1, diketahui bahwa rata-rata nilai sebesar 75,62 dengan nilai yang tuntas atau mencapai KKM secara klasikal sebesar 65,63%. Sedangkan 34,37% siswa nilainya belum mencapai KKM.

Hasil nilai postes siklus 1 tersebut belum memenuhi target penelitian yang diharapkan, yaitu sekurang-kurangnya 70% siswa nilai postes ≥ 74 dan nilai rata -rata kelas mencapai 79. Berdasarkan kondisi tersebut, siklus 2 dilakukan untuk mencapai target penelitian.

Setelah dilakukan postes siklus 2, diketahui bahwa rata-rata nilai sebesar 80 dengan nilai yang tuntas atau mencapai KKM secara klasikal sebesar 84,38%. Sedangkan 15,62% siswa nilainya belum mencapai KKM.

(54)

2. Hasil Observasi

Perbandingan hasil pengamatan selama proses pembelajaran di siklus 1 dan siklus 2 dapat diamati dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.7. Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

No Deskripsi Siklus 1 Siklus 2 2 Bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama

101 79% 113 88%

Aspek tanggung jawab perseorangan 3 Tiap individu menjalankan

tugas dengan baik dalam kelompok

105 82% 110 86%

4 Solidaritas dan partisipasi aktif dalam diskusi.

108 84% 111 87%

Aspek tatap muka 5 Saling melengkapi dan

memperkaya pengetahuan

6 Saling mendengarkan pendapat anggota dalam kelompok

108 84% 110 86%

7 Berani menyampaikan pendapat

100 78% 116 91%

8 Mampu memberikan masukan

99 77% 115 90%

Aspek evaluasi proses kelompok

(55)

Jumlah dan prosentase keseluruhan

942 82% 1013 88%

Data perbandingan tersebut menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Prosentase aktivitas belajar siswa pada siklus 1 adalah 82%, sedangkan prosentase aktivitas belajar siswa pada siklus 2 adalah 88%. Berdasarkan data tersebut, terlihat peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus 2 dibandingkan pada siklus 1, yakni sebesar 6%.

3. Angket Siswa

Angket siswa dalam penelitian ini dibagikan setelah siklus 2 berakhir. Angket siswa terdiri dari 12 pernyataan positif dan negatif. Jawaban dalam angket diinterpretasikan dalam bentuk angka kuantitatif dan menghasilkan data berikut ini.

Tabel 4.8. Prosentase Jawaban pada Tiap Pernyataan Angket

No. Pernyataan Prosentase jawaban yang

muncul

SS S TS STS

1 Saya senang mengikuti pelajaran Biologi dengan metode jigsaw

16% 84% - -

2 Saya tidak berpartisipasi dalam diskusi - - 9% 91% 3 Saya tidak berani menyampaikan pendapat

dalam diskusi

- - 78% 22%

4 Saya mendengarkan dan memperhatikan pada saat teman lain menjelaskan materi

13% 84% 3% -

5 Saya memberikan informasi kepada teman jika ada teman yang belum memahami materi

9% 90% 1% -

6 Saya tidak bertanya kepada teman

sekelompok jika belum memahami materi

- 4% 22% 74%

7 Saya tidak menghargai pendapat teman yang berbeda

- - 3% 97%

8 Saya mengerjakan LKS yang diberikan 97% 3% - - 9 Saya berani menyampaikan pendapat saya

ketika saya diminta guru menyampaikan pendapat

(56)

10 Saya tidak dapat memahami materi pelajaran dengan diskusi

- - 19% 81%

11 Saya memahami materi pelajaran dengan presentasi

19% 75% 6% -

12 Saya tidak mengusulkan kepada guru untuk menggunakan metode ini pada pembelajaran yang akan datang

- - 86% 14%

Data tersebut menunjukkan bahwa pada pernyataan positif, prosentase terbesar muncul pada jawaban sangat setuju dan setuju, sedangkan pada pernyataan negative, prosentase terbesar muncul pada jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Lembar angket siswa dapat dilihat pada lampiran 14.

4. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 3 siswa. Responden yang dipilih merupakan siswa yang memiliki tingkat prestasi berbeda-beda, yaitu pandai, sedang, dan kurang pandai. Pemilihan responden dilakukan peneliti berdasarkan nilai yang diperoleh selama siklus 1 dan siklus 2, serta dengan pertimbangan dari guru mata pelajaran biologi. Wawancara dilakukan setelah siklus 2 berakhir. Transkrip hasil wawancara terhadap siswa dapat dilihat pada lampiran 15. Garis besar hasil wawancara dengan 3 responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9. Garis Besar Hasil Wawancara

No. Pertanyaan Jawaban

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 1 Apakah anda

menyukai pelajaran biologi?

Ya Ya Biasa saja

(57)

laksanakan kemarin? pembelajaran

1. Peningkatan Aktivitas Belajar

(58)

Hasil observasi aktivitas siswa di siklus 1 menunjukkan bahwa 82% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa di siklus 2 menunjukkan bahwa 88% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus 2 dibandingkan siklus 1 sebesar 6%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa target akhir pencapaian aktivitas belajar siswa sebesar 87% telah terlampaui pada siklus 2 yaitu sebesar 88%.

Peningkatan aktivitas belajar siswa pada akhir siklus didukung pula oleh data yang diperoleh dari angket. Pada pernyataan positif, prosentase terbesar muncul pada jawaban sangat setuju dan setuju, yaitu >80%. Kemunculan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyatataan positif sangat kecil yaitu <10%. Sedangkan pada pernyataan negatif, prosentase terbesar muncul pada jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju yaitu >80%. Kemunculan jawaban sangat setuju dan setuju sangatlah kecil yaitu <5%. Data Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa kesan dan pendapat siswa berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah diterapkan selama proses pembelajaran sangat postif. Secara garis besar, siswa senang mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw, berani bertanya dan menyampaikan pendapat dalam diskusi dan presentasi, belajar mendengarkan dan menghargai pendapat teman yang berbeda, dan setuju apabila model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan pada pembelajaran yang akan datang.

(59)

baik diterapkan dalam pembelajaran biologi karena pembelajaran menjadi hidup dan tidak monoton, serta memotivasi siswa untuk berproses secara maksimal dalam pembelajaran melalui kegiatan diskusi dalam kelompok asal dan ahli. Selain itu metode jigsaw mudah dipahami sehingga proses dalam pembelajaran berjalan lancar dan metode kooperatif tipe jigsaw yang telah diterapkan dapat menuntun siswa untuk memahami materi yang diajarkan secara maksimal.

2. Peningkatan Prestasi Belajar

Peningkatan prestasi belajar di akhir siklus dapat diketahui dari komparasi nilai pretes dengan postes siklus 2. Berdasarkan indikator pencapaian peningkatan prestasi belajar, target akhir yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 70% nilai siswa mencapai angka ketuntasan minimal (KKM) 74, dan sekurang-kurangnya nilai rata-rata kelas mencapai angka 79.

(60)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi analisis data, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah berhasil meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Lendah Kulon Progo pada pokok bahasan sistem koordinasi.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu dari 63,75 di awal siklus menjadi 80 di akhir siklus. Untuk ketuntasan klasikal, di awal siklus ketuntasan klasikal 39% sedangkan di akhir siklus II ketuntasan klasikal adalah 84,38%. Hasil tersebut menujukkan bahwa penelitian telah mencapai target yang diharapkan, yaitu sekurang-kurangnya 70% siswa nilai postes ≥ 74 dan nilai rata-rata kelas mencapai 79.

Hasil observasi aktivitas siswa juga menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa dikelas, yaitu 82% di awal siklus menjadi 88% di akhir siklus II. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian telah mencapai target pencapaian aktivitas belajar siswa sebesar 87%.

B. Saran 1. Bagi guru

(61)

peran siswa dalam kelompok asal dan ahli agar pembelajaran berlangsung dengan efektif.

2. Peneliti lain

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran biologi karena penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang positif.

3. Sekolah

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, R.; Mawardi, A.; dan Riandi, M.U., 2009, Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk SMA/MA IPA, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta.

Jacobsen, D.A.; Eggen, P.; dan Kauchak, D., 2009, Methods for Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kusumah, W.; Dwigatama, D., 2009, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Indeks, Jakarta.

Lie, A., 2010, Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta.

Mulyana, E., 2005, Kurikulum Berbasis Konsep Karakteristik dan Implementasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Purwanto, N., 2004, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Suparno, A.S., 2001, Membangun Kompetensi Belajar, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Surya, H, 2011, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Syah, M., 2004, Psikologi Pendidikan : dengan pendekatan baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, 2011, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Ahira, A., 2010, Jurnal Prestasi Belajar Siswa,

http://www.anneahira.com/jurnal-prestasi-belajar.htm, diakses tanggal 1 Maret 2012.

(63)

47 lampiran 1

SISTEM SARAF

Materi sistem saraf meliputi pengertian sistem saraf, struktur sel saraf, jenis-jenis sel saraf, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, kelainan pada sistem saraf dan pengaruh obat psikotropika dan minuman keras terhadap sistem saraf.

1. Pengertian sistem saraf

Sistem saraf adalah sistem organ yang mengkoordinasi atau mengatur sistem-sistem organ tubuh yang lain. Sistem saraf juga bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat yang dimiliki manusia.

Bagian fungsional dari sistem saraf manusia adalah neuron (sel saraf). 2. Struktur sel saraf

Neuron atau sel saraf manusia terdiri atas badan sel (prokarion), dendrit, dan akson. Pada satu badan sel hanya terdapat satu akson, sedangkan jumlah dendrit dapat mencapai 200 pada satu badan sel. Gambar struktur sel saraf adalah sebagai berikut :

3. Jenis-jenis sel saraf

(64)

a. Sel saraf motorik (eferen), tersusun dari serabut saraf motorik yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otak atau sumsum tulang belakang ke saraf tepi dan mengaktifkan otot.

b. Sel saraf sensorik (aferen), tersusun dari serabut saraf sensorik yang berfungsi untuk menyampaikan impuls dari saraf tepi menuju ke otak. Impuls yang disampaikan berupa rangsang rasa dan sensasi.

c. Sel saraf campuran, tersusun dari serabut saraf motorik dan sensorik sehingga dapat mengahantarkan impuls dalam dua jurusan.

Sel-sel saraf dihubungkan oleh sinapsis. Impuls bergerak dari satu sel saraf ke sel saraf lain dengan melewati sinapsis, dengan kata lain sinapsis berfungsi sebagai tempat kontak dengan sesama neuron atau antara neuron dengan efektor. Sinapsis terdiri atas tiga bagian yaitu presinapsis, pascasinapsis, dan celah sinapsis yang memisahkan presinapsis dengan prasinapsis.

4. Mekanisme Penghantaran Impuls

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis.

a. Penghantaran impuls melalui sel saraf

Urutan penghantaran impuls melalui sel saraf adalah sebagai berikut :

1) Rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya perbedaan potensial listrik.

(65)

3) Impuls yang kuat akan merubah potensial listrik sehingga impuls dapat dihantarkan sampai ke ujung akson.

b. Penghantaran impuls melalui sinapsis

Urutan penghantaran impuls melalui sinapsis adalah sebagai berikut : 1) Impuls menyebabkan vesikula sinapsis melebar dengan prasinapsis. 2) Vesikula sinapsis akan melepas neuotransmiter.

3) Neurotansmiter akan menempel pada postsinapsis.

4) Postsinapsis akan menyebabkan impuls pada sel saraf berikutnya. 5. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas sumsum tulang belakang dan otak. Otak terlindung oleh tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terlindungi oleh jajaran spinal atau tulang belakang.

a) Sumsum tulang belakang

Sepanjang sumsum tulang belakang terdapat 31 pasang saraf spinal. Sumsum tulang belakang memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut :

 Menyampaikan impuls sensorik dari sistem saraf tepi menuju ke otak.

 Menyampaikan impuls motorik dari otak ke berbagai efektor seperti otot rangka/lurik, otot jantung, otot polos, dan kelenjar.

 Sebagai pusat gerak refleks.

Perjalanan impuls pada sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut :

Serabut saraf sensorik membawa impuls dari tubuh menuju ke bagian posterior sumsum tulang belakang, selanjutnya pada bagian anterior membawa impuls dari sumsum tulang belakang menuju ke tubuh.

(66)

Otak mengisi rongga tengkorak dan memiliki berat ± 1,4 kg pada orang dewasa. Struktur otak terdiri atas tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.

1) Otak depan

Otak depan (prosensefalon) terdiri atas bagian telensefalon (otak besar) dan diensefalon.

 Otak besar (telensefalon) terdapat pada paling ujung depan otak dan merupakan bagian terbesar (80% dari bobot otak). Otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), belahan kiri dan kanan. Permukaan luar otak besar berwarna bau-abu, disebut korteks, sedangkan sebelah dalamnya berwarna putih disebut sumsum atau medula.

 Diensefalon

Diensefalon berada di depan otak tengah. Bagian tersebut terdiri atas thalamus, hipotalamus, dan infudibulum (tangkai hipofisis).

Thalamus berfungsi sebagai daerah penerimaan seluruh informasi sensorik, kecuali penciuman. Selain mempengaruhi kerja otak besar, thalamus berfungsi meningkatkan fungsi ingatan dan emosi.

Hipotalamus mengandung neurosekretor yang menghasilkan neurohormon. Hipotalamus berfungsi mengatur berbagai proses internal seperti suhu tubuh, dorongan seksual, metabolisme karbohidrat, rasa lapar, dan rasa haus.

2) Otak tengah

(67)

Otak belakang terdiri atas tiga bagian, yaitu otak kecil, pons, dan medula oblongata.

 Otak kecil (serebelum)

Otak kecil merupakan pusat regulasi motorik, baik gerak refleks maupun gerak sadar. Otak kecil membantu otak besar untuk mengontrol aktivitas otot dan memperkuat pengiriman impuls ke otot. Otak kecil membantu kita dalam mengatur keseimbangan tubuh.

 Pons varolli

Pons varolli berfungsi sebagai jembatan di antara kedua belahan otak kecil dan antara medula dengan otak besar.

 Medula oblongata

Medula oblongata terdapat pada pangkal batang otak di bagian dasar tengkorak sebagai lanjutan dari sumsum tulang belakang. Fungsi medula oblongata adalah sebagai tempat persimpangan bagi serabut dan mengontrol aktivitas berbagai organ dalam, misalnya respirasi, detak jantung dan otot organ pencernaan. Pada medula oblongata terdpat 12 pasang saraf kranial yang dihubungkan ke otak. Saraf kranial berfungsi sebagai penghubung langsung dengan organ-organ penting tubuh.

6. Sistem saraf tepi

Sistem saraf tepi adalah sistem saraf yang terdapat di luar sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dikelompokkan menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.

Gambar

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart ........................................................
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart
Tabel 3.1. Prosedur, Alat, Pelaku, Sumber Informasi, dan Cara Analisis
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Aktivitas Siswa Secara Klasikal
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur Jl. Patrol II No. 14 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung).

Penelitian lanjutan mengenai identifikasi marka terkait daya tahan penyakit Streptococcosis pada ikan nila dapat dilakukan menggunakan ikan perlakuan persilangan betina

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT.

Berdasarkan Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Harga Nomor : 09/BA-Nego/Pengawas-PL/DLH/VIII/2017 tanggal 28 Agustus 2017, bersama ini disampaikan Pelaksana untuk :.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keluarga, kelompok referensi, dan persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian smartphone android merek

Therefore, the writer will present four points of research method, namely type of research, type of data and source of data, data collection method and technique and data

2013 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan

teman sebaya memiliki pengaruh yang menonjol dalam pergaulan remaja. Teman sebaya ataupun kawan sebaya sesuai dengan apa yang