ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN DAN INVESTASI Laporan Keuangan Perusahaan
Dan
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk
DAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk
Kelompok 3
Dewa Ayu Nyoman Shintya Devi 1506305086
Tri Andriyani 1506305101
PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Profil PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau “Perseroan”) mengoperasikan pabrik pertamanya secara resmi pada Agustus 1975. Dalam kurun waktu 39 tahun, Indocement telah menjadi salah satu produsen semen terbesar di Indonesia.Perseroan didirikan pada 16 Januari 1985 melalui penggabungan enam perusahaan semen, yang pada saat itu memiliki delapan pabrik.
Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16 Januari 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha utama Perseroan meliputi manufaktur semen dan bahan bangunan, penambangan, konstruksi dan perdagangan. Saat ini, Perseroan dan Entitas Anak bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi manufaktur dan penjualan semen (sebagai bisnis inti), memroduksi beton siap-pakai, agregat dan trass.
Indocement terus menambah jumlah pabriknya. Pada 22 Februari 2013, Perseroan telah memulai perluasan Kompleks Pabrik Citeureup dengan penambahan lini produksi yang disebut Pabrik ke-14. Jumlah pabrik Indocement termasuk Pabrik ke-14 adalah 13 pabrik. Sebagian besar pabrik berada di Pulau Jawa, 10 diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, yang menjadikannya salah satu kompleks pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia. Sementara dua pabrik lainnya ada di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu lagi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Indocement mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 1989 dengan kode saham “INTP”. Sejak 2001, HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman, menjadi pemilik mayoritas saham Perseroan. HeidelbergCement adalah pemimpin pasar global dalam bisnis agregat dan merupakan pemain terkemuka di bidang semen, beton siap-pakai (RMC), dan kegiatan hilir lainnya, menjadikannya salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Grup ini mempekerjakan lebih dari 45.000 orang di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.
saham perusahaan yang berada pada peringkat 150 tertinggi dalam hal nilai transaksi, frekuensi, dan kapitalisasi pasar di bursa regular selama 12 bulan terakhir.
Dengan merek dagang “Tiga Roda” Indocement menjual sekitar 18,7 juta ton semen di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual semen terbanyak di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.Selain penjualan semen, Indocement, melalui PT Pionirbeton Industri yang memroduksi beton siappakai, menjual 3,9 juta m3 RMC dan menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis RMC di Indonesia.
Dalam bisnis agregat, PT Tarabatuh Manunggal, perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki Indocement, mulai berproduksi sejak 10 September 2014. Selain itu, Indocement memiliki tambang agregat lainnya melalui PT Mandiri Sejahtera Sentra.Pada 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi terpasang mencapai 20,5 juta ton semen, 5,0 juta m3 RMC dengan 41 batching plant dan 706 truk mixer, serta kapasitas produksi agregat sebesar 2,8 juta ton per tahun dengan total cadangan agregat mencapai 80 juta ton dari dua tambang.
Profil PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir dengan nama PT Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik sebesar 5%. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan diambil alih secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya Perseroan terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013 PT Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan terbuka dan berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Berikut dasar hukum perubahan status Perseroan:
pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran Perseroan. Adapun bahan baku produk semen Perseroan berupa batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari lokasi pertambangan batu kapur dan tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2 km dari pabrik di Baturaja. Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan dari rekanan di sekitar wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di provinsi Lampung; Gypsum diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor dari Thailand; sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi yang dijual di dalam negeri. Dalam rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan, Perseroan menyempurnakan peralatan yang sudah ada guna mencapai target kapasitas terpasang sebesar 50.000 ton semen per tahun sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas terpasang. Untuk itu, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I). Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun.
Selatan dan Lampung serta wilayah-wilayah Indonesia yang sedang menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Sasaran wilayah pemasaran ini juga sebagai langkah meningkatkan
ANALISIS HORIZONTAL DAN VERTIKAL LAPORAN KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk dan PT SEMEN BATURAJA
ANALISIS HORIZONTAL
Interprestasi : Aset Lancar
Secara keseluruhan aset lancar pada tahun 2015 ke tahun 2016 perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.290.168 atau 9,83%, tetapi pada pajak dibayar dimuka dan asset keuangan lancar lainnya mengalami penurunan Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:
1. Piutang usaha baik pihak berelasi maupun pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar masing-masing sebesar Rp. 42.550 dan Rp. 28.083 atau sebesar 160,38% dan 1,12%.
3. Piutang pihak berelasi non usaha mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.086 atau sebesar 21,80%
Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar perusahaan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp1.221.452 atau 8%, tetapi pada penyertaan saham dan uang muka kepada entitas anak yang tidak dikonsilidasi mengalami penurunan. Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:
1. Aset pajak tangguhan mengalami kenaikan sebesar Rp. 283.195 atau 725%.
2. Properti investasi mengalami kenaikan sebesar Rp. 13.281 atau 359%.
3. Aset tidak lancar lain-lain mengalami kenaikan sebesar Rp. 55.634 atau sebesar 14 %.
Kesimpulan:
Sehingga, jumlah aset secara keseluruhan mengalami peningkatan 9% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp. 2.512. 220.
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek perusahaan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp.499.999 atau 19%, tetapi pada liabilitas imbalan kerja jangka pendek dan utang pajak mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp.7.587 dan Rp.82.577 atau sebesar 7% dan 42%. Hal ini dapat ditelusuri sebagai berikut:
1. Uang jaminan pelanggan mengalami kenaikan sebesar Rp.17.567 atau 90%.
2. Utang usaha pada pihak ketiga juga mengalami kenaikan sebesar 38% atau Rp. 415.538
3. Utang lain-lain pada pihak berelasi mengalami kenaikan serupa sebesar 47% atau Rp. 18.919
Liabilitas Jangka Panjang
sebesar 100%, dan juga pada Uang sewa pembiayaan mengalami penurunan sebesar 29,98% atau setara dengan Rp23.967, tetapi pada liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan provisi jangka panjang masih mengalami kenaikan masing-masing sebesar 13% dan 10% atau sebesar Rp.81.165 dan Rp.5.741.
Kesimpulan:
Sehingga, jumlah liabilitas secara keseluruhan mengalami peningkatan 6% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp239.467
Ekuitas
Ekuitas perusahaan secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.272.753 atau sebesar 10% hal ini disebabkan salah satunya karena pendapatan komprehensif lain mengalami peningkatan sebesar Rp.69.855 atau sebesar 33%.
Kesimpulan :
Interprestasi : Pendapatan Usaha
Penurunan sebesar Rp. 2. 436.161 atau sebesar 14 %.
Laba Bruto
Laba Bruto mengalami penurunan sebesar Rp. 1.577.675 atau sebesar 20%
Laba Usaha
Seiring dengan penurunan yang terjadi pada pendapatan usaha dan laba bruto, laba usaha mengalami penurunan sebesar Rp.1.412.335 atau sebesar 28%
ANALISIS HORIZONTAL
Interprestasi : Aset Lancar
Secara keseluruhan aset lancar pada tahun 2015 ke tahun 2016 perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 1.100.334.935 atau 57%, Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:
1. Aset lancar lainnya mengalami penurunan sebesar Rp. 387.454.253 atau sebesar 84% 2. Kas dan setara kas mengalami penurunan sebesar Rp. 914.380.883 atau sebesar 73%.
3. Persediaan mengalami penurunan sebesar Rp. 11.615.453 atau sebesar 6%
Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar perusahaan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp2.200.543.998 atau 165%, tetapi pada asset tak berwujud dan asset tidak lancer lainnya mengalami penurunan. Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:
1. Aset pajak tangguhan mengalami kenaikan sebesar 167% atau sebesar Rp.2.082.124 2. Aset tetap mengalami kenaikan sebesar 342% atau sebesar Rp.2.693.051.817
Kesimpulan:
Sehingga, jumlah aset secara keseluruhan mengalami peningkatan 34% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp. 1.100.209.063.
Liabilitas Jangka Pendek
1. Utang usaha pihak berelasi mengalami kenaikan sebesar Rp.45.148. 240 atau 203%.
2. Beban akrual juga mengalami kenaikan sebesar 60% atau Rp. 27.545.599.
3. Pada Utang pajak dan liabilitas imbalan kerja jangka pendek mengalami penurunan masing-masing sebesar63% dan 26% atau Rp. 26.796.029 dan Rp. 8.975.681
Liabilitas Jangka Panjang
Pada liabilitas jangka panjang perusahaan secara keseluruhanmengalami kenaikan sebesar Rp.871.259.843 atau 1030% yang disebabkan kenaikan utang retensi sebesar Rp.271.776.052.
Kesimpulan:
Sehingga, jumlah liabilitas secara keseluruhan mengalami peningkatan 291% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp928.803.945.
Ekuitas
Ekuitas perusahaan secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar Rp. 171.405.118 atau sebesar 6% hal ini disebabkan kenaikan saldo laba belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp.151.159.046 atau sebesar 42%.
Kesimpulan:
Interprestasi : Pendapatan
Pendapatan mengalami kenaikan sebesar Rp. 61.559.809 atau sebesar 4 %.
Laba Kotor
Laba Kotor mengalami kenaikan sebesar Rp. 17.419.355 atau sebesar 4%
Laba Usaha
Seiring dengan peningkatan yang terjadi pada pendapatan dan laba kotor, laba usaha mengalami peningkatan sebesar Rp.5.158.080 atau sebesar 2%
Kesimpulan:
sebesar 21%, hal ini tidak terlepas karena adanya penururnan beban pokok penjualan dan peningkatan beban usaha sebesar 7%.
ANALISIS VERTIKAL
Interprestasi : Aset Lancar
Aset lancar pada tahun 2016 dan pada tahun 2015 memberikan kontribusi yang sama besar terhadap jumlah aset yang dimiliki perusahaan ini secara keseluruhan sebesar Rp.14.424622 atau sebesar 48% dan pada tahun 2016 sebesar Rp.13.133.854 atau sebesar 48%.
Aset Tidak Lancar
Akun liabilitas jangka pendek memberikan kontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 11% atau Rp3.187.742. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti utang usaha pihak ketiga sebesar 5,04%, utang bank dan beban akrual sebesar 2,57% dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.
Liabilitas Jangka Panjang
Akun liabilitas jangka panjang perusahaan turut berkontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 2,73 % atau Rp824.135. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti liabilitas imbalan kerja jangka panjang sebesar 2,39 %, utang sewa pembiayaan0,12%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.
Ekuitas
Akun jumlah ekuitas memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 87% atau Rp. 26.138.703. Akun-akun yang berkontribusi antara lainnya yaitu tambahan modal disetor dan saldo laba masing-masing 12,88% dan 9%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.
Kesimpulan :
Interprestasi : Pendapatan Neto
Di dalam menghasilkan pendapatan usaha sebesar Rp. 15.361.894 perusahaan
menggunakan beban pokok pendapatan sebesar 58,78% atau Rp9.030.433 dan menghasilkan laba bruto sebesar 41,22% atau Rp6.331.461.
Laba Usaha
Laba usaha sebesar Rp3.644.595 atau 23,72 % dari pendapatan usaha.
Kesimpulan :
ANALISIS VERTIKAL
Interprestasi : Aset Lancar
Aset lancar memberikan kontribusi terhadap jumlah aset yang dimiliki perusahaan ini secara keseluruhan pada tahun 2016 dengan persentase 19,2% atau sekitar Rp838.232.034. Akun yang berkontribusi antara lain adalah kas dan setara kas sebesar 7,7%, aset lancar lainnya sebesar 1,7%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.
Aset Tidak Lancar
banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.
Liabilitas Jangka Pendek
Akun liabilitas jangka pendek memberikan kontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 6,7% atau Rp.292.237.689. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti utang usaha pihak ketiga sebesar 2,0%, utang bank dan beban akrual sebesar 1,7% dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.
Liabilitas Jangka Panjang
Akun liabilitas jangka panjang perusahaan turut berkontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 28,6 % atau Rp.955.881.605. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti utang bank jangka panjang sebesar 14,3 %, utang retensi 6,7%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.
Ekuitas
Akun jumlah ekuitas memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 71,4% atau Rp.3.120.757.702. Akun-akun yang berkontribusi antara lainnya yaitu tambahan modal disetor dan modal saham masing-masing 23,7% dan 22,5%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya
Kesimpulan :
Interprestasi : Pendapatan
Di dalam menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1.461.248.284 perusahaan
menggunakan beban pokok penjualan sebesar 66% atau Rp 1.011.809.686 dan menghasilkan laba bruto sebesar 34% atau Rp.510.998.407
Laba usaha sebesar Rp328.421.435 atau 22 % dari pendapatan usaha.
Kesimpulan :
ANALISIS RASIOKEUANGAN
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)
1. RASIO LIKUIDITAS
a. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick Ratio = Aset LancarLiabilitas Lancar−Persediaan
= Rp14.424 .622−Rp1.780.410
Rp3.187 .742
= 3,96
b. Interest Coverage
Interest Coverage = Interest ExpenseEBIT
= RpRp3.644 .59511.823
= 308,26
c. Working Capital
Working Capital Ratio = Aset Lancar
Liabilitas Lancar
= RpRp14.424 .6223.187 .742
= 4,52
Working Capital = Aset Lancar – Liabilitas Lancar = Rp 14.424.622 – Rp 3.187.742 = Rp 11.236.880
2. RASIO PEMBIAYAAN a. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio = Total Debt
Total Equity
= RpRp26.138 .7034.011 .877
= 0,15
b. Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio = Total Debt
=
RpRp30.150 .5804.011 .877= 0,13
c. Solvency Ratio
Solvency Ratio = Net Income+Depreciation
Short Term Liabilities+Long Term Liabilities
= RpRp3.870 .3193.187 .742+Rp11.072.370
+Rp824.135
= 3,72
Atau
Solvency Ratio = Earning After Tax+Depreciation
Short Term Liabilities+Long Term Liabilities
=
RpRp3.870 .3193.187 .742++RpRp11.072.370824.135= 3,72
3. RASIO AKTIVITASa. Aset Turnover
Aset Turnover = Revenue
Total Assets
= RpRp15.361.89430.150 .580
= 0,51
b. Average Collection Period Average Collection
Period = Days × Avg Amount of Acc Receivables
Net Credit Sales During The Period
=
360×Rp2.534 .690+2Rp2.605 .323Rp15.361 .894
=
360Rp× Rp15.361.8942.570 .006,5=
RpRp925.202 .34015.361.894= 60
c. Inventory Turnover
=
Rp1.608 .670Rp9.030 .433+Rp1.780 .410Earnings Per Share = Net Income
Outstanding Shares
=
3.681 .231.699Rp3.870 .319 .000shares= Rp 1051,37
b. Price to Earnings
Price to Earnings = Share Price
EPS
=
RpRp1051,3716.500= 15,69
c. Book Value Per Share (BVPS)
Book Value Per Share
=
Total Common EquityOutstanding Shares=
3.681 .231.699Rp26.138 .703 .000shares= Rp 7.100,53
d. Price to Book Value
Price to Book Value = Share PriceBVPS
=
RpRp7.100,5316.500= 2,32
e. Return on Assets (ROA)
Return on Assets = Net Income
Total Assets
=
RpRp30.150 .5803.870 .319= 0,1284
f.
Cash Return on AssetsCash Return on Assets
=
Dividend Payout Ratio = Total DividendNet Income
=
RpRp1.527 .7113.870 .319= 0,39
h. Dividend Yield
Dividend Yield = Dividend Per Share
Share Price
=
RpRp16.500415= 0,02
i. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin = Gross Profit
Revenue
=
RpRp15.361.8946.331 .461= 0,41
j. Net Profit Margin
Net Profit Margin = Net IncomeRevenue
=
RpRp15.361.8943.870 .319= 0,2519
k. Return on Equity
Return on Equity = Net Income
Total Shareholde r's Equity
=
RpRp26.138 .7033.870 .319= 0,1481
ANALISIS RASIO KEUANGAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAKNYA
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. RASIO LIKUIDITAS
a. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick Ratio = Aset LancarLiabilitas Lancar−Persediaan
= Rp838.232 .034−Rp174.238 .004
Interest Coverage = Interest ExpenseEBIT
= RpRp328.421.4357.118.603
= 46,13
c. Working Capital
Working Capital Ratio = Aset Lancar
Liabilitas Lancar
= RpRp2 92.237 .689838.232.034
= 2,86
Working Capital = Aset Lancar – Liabilitas Lancar
= Rp.838.232 .034 – Rp.292.237 .689 = Rp 545.994.345
2. RASIO PEMBIAYAAN a. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio = Total Debt
Total Equity
= RpRp1.248 .119.2943.120 .757 .702
= 0,40
b. Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio = Total Debt
Total Asset
=
RpRp1.248 .119.2944.368 .876 .996= 0,28
c. Solvency Ratio
Solvency Ratio = Short Term LiabilitiesNet Income+Depreciation
+Long Term Liabilities
= RpRp259.090 .525292.237 .689+Rp875.652.550
+Rp955.881.605
= 0,90
Atau
Solvency Ratio = Earning After Tax+Depreciation
Short Term Liabilities+Long Term Liabilities
= 0,90
3. RASIO AKTIVITAS a. Aset Turnover
Aset Turnover = Total AssetsRevenue
= Rp1.522 .808 .093
Rp4.368 .876 .996
= 0,34
b. Average Collection Period Average Collection
Period = Days × Avg Amount of Acc Receivables
Net Credit Sales During The Period
360×(Rp39.246.617+170.843)+(Rp211.658.744+1.084 .474)
Inventory Turnover = Cost Of Goods Sold(COGS)
Avg Inventory
=
Rp174.238 .004Rp1.011.809.686+Rp185.853 .457 2=
RpRp1.011.089.686180.045 .730,5= 5,61
4. RASIO KINERJA
a. Earnings Per Share (EPS)
Earnings Per Share = Net Income
Outstanding Shares
b. Price to Earnings
Price to Earnings = Share Price
EPS
=
RpRp3.47026,34= 131,74
c. Book Value Per Share (BVPS)Book Value Per Share
=
Total Common EquityOutstanding Shares=
Rp9.837 .678.5003.120 .757 .702.000shares= Rp 317,23
d. Price to Book Value
Price to Book Value = Share PriceBVPS
=
RpRp317,223.470= 10,94
e. Return on Assets (ROA)Return on Assets = Total AssetsNet Income
=
RpRp4.368 .876 .996259.090 .525= 0,0593
f.
Cash Return on AssetsCash Return on Assets
=
Cash Flow
Dividend Payout Ratio = Total Dividend
Net Income
=
RpRp259.090 .52588.539 .107= 0,341
h. Dividend Yield
Dividend Yield = Dividend Per Share
Share Price
=
Rp88.539 .107 .000Rp/3.4709.837 .678 .500shares= 0,002
i. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin = Gross Profit
=
RpRp1.522.808 .093510.998.407= 0,33
j. Net Profit Margin
Net Profit Margin = Net Income
Revenue
=
RpRp1.522.808 .093259.090.525= 0,1701
k. Return on Equity
Return on Equity = Net Inco me
Total Shareholde r's Equity
PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KATEGORI RASIO KEUANGAN
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
dengan
PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
Interprestasi :
No Rasio Likuiditas
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk
PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk a Acid Test (Quick
Ratio)
3,96 2,27
b Interest Coverage 308,26 46,13
a. Acid Test (Quick Ratio)
Quick ratio atau rasio cepat mengukur kemampuan aktiva lancar minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Penghilangan persediaan ini karena persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Semakin tinggi rasio ini semakin likuid perusahaan tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh quick ratio untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 3,96artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 3,96 kali utang lancar yang dapat diinterprestasikan bahwa untuk setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 3,96 aktiva yang cepat diuangkan sedangkan quick ratio dari PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 2,27 jumlah aktiva lancar sebanyak 2,27 kali utang lancar, yang dapat diinterprestasikan bahwa untuk setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 2,27 aktiva yang cepat diuangkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki tingkat kemampuan membayar kewajiban lancar(likuiditas) yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Quick Ratio yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aktiva yang cepat diuangkan memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Maka dari itu dilihat dari sisi Likuiditasnya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
b. Interest Coverage
untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Maka dari itu dilihat dari sisi Likuiditasnya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
c.Working Capital
Working Capital digunakan untuk mengukur kecukupan asset lancar suatu perusahaan yang dapat menutupi kewajiban lancarnya. Semakin tinggi/bernilai positif working capital maka hal tersebut mencerminkan bahwa perusahaan mampu untuk melunasi utang jangka pendeknya, sedangkan makin rendah/bernilai negative working capital menandakan bahwa perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan. Dari hasil perhitungan diperoleh working capital untuk PT Indocement Tunggal Prakarsasebesar 4,52(dalam rasio) dan Rp 11.236.880.000.000(dalam satuan uang) menginterprestasikan bahwa PT Indocement menghasilkan nilai working capital yang positif sehingga mereka mampu melunasi utang jangka pendeknya dengan harta lancarnya, sedangkan working capital untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 2,86 dalam rasio dan Rp 545.994.345.000 menginterprestasikan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menghasilkan nilai working capital yang positif sehingga disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
b Debt to Asset Ratio 0,13 0,28
c Solvency Ratio 3,72 0,90
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang berfungsi mengindikasi besarnya hutang yang digunakan perusahaan untuk permodalannya dalam menjalankan bisnis. Debt to Equity Ratio yang meningkat mengindikasikan pembayaran bunga yang meningkat, sehingga pada suatu titik tertentu dapat mempengaruhi peringkat kredit perusahaan dan membuatnya semakin mahal untuk memperoleh pinjaman baru (berupa obligasi atau peminjaman bank) maka dari itu kinerja perusahaan dinilai kurang baik begitu pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh rasio Debt to Equity untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 0,15 = 15% yang mengindikasikan bahwa kreditor menyediakan Rp 15 untuk setiap Rp 100 yang disediakan pemegang saham atau dengan istilah lain perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 15%. Sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh rasio Debt to Equity sebesar 0,40 = 40% yang mengindikasikan bahwa kreditor menyediakan Rp 40 untuk setiap Rp 100 yang disediakan pemegang saham atau dengan istilah lain perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 40%. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki rasio Debt to Equity yang lebih besar disbanding PT Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk sehingga perusahaan tersebut dinilai semakin mahal untuk memperoleh pinjaman baru. Maka dari itu dilihat dari sisi Pembayarannya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
b. Debt to Asset Ratio
artinya bahwa setiap Rp 100 pendanaan perusahaan, Rp 28 dibiayai dengan hutang dan sisanya Rp 72 disediakan oleh pemegang saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki peluang resiko keuangan yang besar terkait dengan pendanaan dengan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Pembayarannya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
c. Solvency Ratio
Solvency Ratio digunakan untuk mengukur kecukupan Cash Flow perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang dan hutang jangka pendeknya. Rasio ini dianggap dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan masalah (solvency) terutama yang terkait dengan hutang. Semakin besar nilai solvency ratio makan semakin baik kinerja perusahaan terkait dengan kemampuan untuk membayar hutang jangka panjang dan pendeknya. Dari hasil perhitungan diperoleh solvency ratio untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 3,72 sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 0,90. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kecukupan cash flow untuk membayar hutang jangka panjang maupun pendeknya dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Pembayarannya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
rupiah aktiva. Dari hasil perhitungan diperoleh asset turnover untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 0,51 kali yang mengindikasikan bahwa perputaran total asset PT Indocement Tunggal Prakarsa sebanyak 0,51 kali, yang artinya setiap Rp 1 Aktiva dapat menghasilkan Rp 0,51 penjualan. Sedangkan asset turnover untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 0,34 kali yang mengindikasikan bahwa perputaran total aktiva sebanyak 0,34 kali, yang artinya setiap Rp 1 aktiva sapat menghasilkan Rp 0,34 penjualan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocent Tunggal Prakarsa memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik dengan tingkat perputaran aktiva yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yang terkait dengan jumlah penjualan yang diperoleh lebih besar di tiap rupiah aktiva PT Indocement Tunggal Prakarsa. Maka dari itu dilihat dari sisi Aktivitas, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
b. Average Collection Period
Average Collection Period adalah rasio yang digunakan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perseroan untuk menerima pembayaran atas piutangnya. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menerima pembayaran atas piutang maka kinerja perusahaan semakin kurang baik, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh average collection period untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 60 hari, hal ini mengindikasikan bahwa butuh waktu 60 hari bagi perseroan untuk menerima pembayaran atas piutangnya. Sedangkan average collection period untuk PT Semen Baturaja (Perseroan) Tbk sebesar 30 hari, hal ini mengindikasikan bahwa butuh waktu 30 hari bagi perseroan untuk menerima pembayaran piutangnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja memiliki rentang waktu penerimaan pembayaran piutang lebih cepat dibandingkan PT Indocement Tunggal Prakarsa, sehingga kinerja perusahaan PT Semen Baturaja Tbk lebih baik dibandingkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Aktivitas, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Semen Baturaja Tbk.
c. Inventory Turnover
akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian akan rendah. Dari hasil perhitungan diperoleh inventory turnover untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 5,33 = 5 kali, hal ini mengindikasikan bahwa rasio ini menunjukkan 5 kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun sehingga perusahaan dikatakan produktif karena tidak menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan. Sedangkan inventory turnover untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 5,61 = 6 kali, hal ini mengindikasikan bahwa rasio ini menunjukkan 6 kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun sehingga perusahaan dikatakan produktif karena tidak menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki pergantian persediaan barang dagangan yang lebih banyak dibandingkan dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sehingga tingkat keproduktifan/ kinerja perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk lebih baik dibandingkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Aktivitas, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Semen Baturaja Tbk.
a Earning Per Share Rp 1.051,37 Rp 26,34
b Price to Earnings 15,69 131,74
c Book Value Per Share
Rp 7.100,53 Rp 317,32
d Price to Book Value 2,32 10,94
e Return on Assets 12,84% 5,93%
f Cash Return on
Assets Rp 27.704.007,81 Rp 5.177.287,25
g Dividend Payout
Ratio 0,39 0,34
h Dividend Yield 0,02 0,002
i Gross Profit Margin 41% 33%
j Net Profit Margin 25,19% 17,01%
k Return on Equity 14,81% 8,30%
a. Earning Per Share (EPS)
saham, mencerminkan semakin besar pula keberhasilan dari perusahaan, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya EPS untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar Rp 1.051,37, yang dimana hal ini mencerminkan bahwa distribusi pendapatan kepada pemegang saham per lembar saham sebesar Rp 1.051,37. Sedangkan EPS untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah sebsar Rp 26,34, yang mencerminkan bahwa distribusi pendapatan kepada pemegang saham per lembar saham sebesar Rp 26,34. Hal ini menunjukkan bahwa PT Indocemen Tunggal Prakarsa memiliki kemampuan/kinerja perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terkait dengan jumlah distribusi pendapatan kepada pemegang saham yang lebih besar per lembarnya. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
b. Proce to Earnings (PER)
Tbk adalah 131,7 kali laba bersih yang dihasilkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki PER yang lebih rendah sehingga harga sahamnya menjadi lebih murah untuk dibelli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
c. Book Value Per Share (BVPS)
Book Value Per Share adalah total ekuitas dibagi jumlah saham yang beredar. Nilai buku per lembar saham ini menunjukan nilai aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya. BVPS sebenarnya tidak menunjukan kinerja saham yang penting melainkan dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham tersebut dilikuidasi. Semakin tinggi nilai dari rasio ini maka akan semakin besar tambahan kesejahteraan yang dinikmati oleh pemilik saham tersebut. Semakin besar nilai BVPS semakin baik kinerja perusahaan. Dari hasil perhitungan besarnya BVPS untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar Rp 7.100,53, sedangkan BVPS untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh sebesar Rp 317,32. Hal tersebut mencerminkan bahwajaminan yang akan diperoleh pemegang sahamharga saham apabila perusahaan penerbit saham tersebut dilikuidasi lebih besar nilainya diberikan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa karena lebih besarnya BVPS yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar tambahan kesejahteraan yang dinikmati oleh pemilik saham tersebut. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
d. Price to Book Value
lagi. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya PBV untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 2,32 kali, sedangkan PBV untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah sebesar 10,94 kali. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham yang memiliki kategori baik untuk investasi jangka panjang adalah saham PT Indocement karena berkaitan dengan rendahnya PBV saham tersebut sehingga dikategorikan undervalued bila dibandingkan dengan sector sejenis yakni PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
e. Return on Assets (ROA)
Return on Asset adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva. Rasio ini menjelaskan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Definisi lain ROA yakni rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan dalam memperoleh pendapatan. Tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah, dan biaya bunga yang tinggi yang disebabkan oleh penggunaan utang diatas rata-rata, dimana keduanya telah menyebabkan laba bersihnyamenjadi relative rendah. Dengan mengetahui rasio ini, maka dapat menillai apakah suatu perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.Semakin tinggi nilai ROA, semakin baik kinerja perusahaan berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya ROA untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah sebesar 12,84%, yang dimana ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan atas total aktiva yang digunakan sebesar 12% dari aktiva yang digunakan. Sedangkan ROA untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh sebesar 5,93%, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan atas total aktiva yang digunakan sebesar 5,93% dari aktiva yang digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki tingkat
pendapatan.Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
f. Cash Return on Assets (Cash ROA)
Cash Return on Assets adalah rasio yang mengukur pengaruh arus kas dari aktivitas operasional terhadap tingkat pengembalian total asset untuk memperoleh keuntungan. Semakin tinggi nilai Cash ROA suatu perusahaan maka mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dikategorikan baik, begitu pula sebaliknya apabila semakin rendah nilai Cash ROA maka mengindikasikan kurang baiknya kinerja suatu perusahaan. Dari hasil perhitungan diperoleh Cash ROA untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar Rp 27.704.007,81 sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh Cash ROA sebesar Rp 5.177.287,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terkait dengan lebih tingginya pengaruh arus kas dari aktivitas operasional terhadap tingkat pengembalian total asset. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
g. Dividend Payout Ratio(DPR)
Dividend Payout Ratiodidefinisikan sebagai persentase dividen terhadap laba bersih perusahaan. Perusahaan yang besar dan mapan biasanya cenderung memiliki DPR yang besar. Umumnya perusahaan yang DPR tinggi memiliki jumlah kas yang besar, sehingga perusahaan tidak lagi membutuhkan laba untuk ditahan. Untuk perusahaan yang memiliki DPR yang kecil umumnya adalah perusahaan yang sedang dalam masa ekspansi, sehingga membutuhkan dana untuk membiayai ekspansi. Growth company umumnya memberikan DPR sekitar 20%-50%. Semakin besar Dividend Payout Ratio suatu perusahaan mengindikasikan semakin baik pula kinerja perusahaannya, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh Dividend Payout Ratio untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 0,39 = 39% sedangkan Dividend Payout Ratio untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 0,34 = 34%. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memilikipersentase dividen terhadap laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, sehingga PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Dividend yield adalah dividen per saham dibagi haraga pasar saham. Secara sederhana dividend yield adalah tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.Perusahaan yang memberikan dividend yield tinggi, harga sahamnya akan mengalami kenaikan terutama saat menjelang pengumuman dividen. Semakin besar rasio Devidend Yield perusahaan semakin baik kinerja perusahaan tersebut, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh Dividend Yield untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 0,02 = 20% sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh sebesar 0,002 = 2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dikaitkan dengan lebih besarnya nilai persentase Dividend Yield sehingga PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik.Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
i. Gross Profit Margin (GPM)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan. Dari data hasil perhitungan GPM untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk diperoleh sebesar 41%, sedangkan untuk PT Semen Baturaja Tunggal Prakarsa Tbk diperoleh sebesar 33%. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tungga Prakarsa Tbk memiliki tingka pengendalian biaya produksi yang lebih baik sehingga mengindikasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien sehingga kinerja perusahaan dinilai lebih baik dari PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
j. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin adalah Net Profit Margin (NPM) adalah mengukur besarnya laba
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh NPM untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 25,19% = 25%, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mendapatkan laba bersih yang nilainya 25% dari total penjualan. Sedangkan NPM untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh sebesar 17,01% = 17%, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mendapatkan laba bersih yang nilainya 17% dari total penjualan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menghasilkan laba bersih yang lebih besar dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dikarenakan NPM PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih tinggi persentasenya dibandingkan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sehingga kinerja perusahaan PT Indocement Tunggal Perkasa lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
k. Return on Equity (ROE)
Prakarsa memiliki tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham karena semakin tinggi ROE menunjukkan penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan semakin tinggi sehingga dapat menghasilkan laba bersih, maka semakin banyak juga investor yang akan menginvestasikan dananya, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
ANALISIS DUPONT
Return on Equity (ROE)
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
pemegang saham perusahaan. Rasio ini sangat diperhatikan oleh para pemegang saham karena para pemegang saham lebih memilih ROE yang tinggi. Dengan kata lain semakin tinggi ROE menunjukkan penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan semakin tinggi dapat menghasilkan laba bersih, maka semakin banyak juga investor yang akan menginvestasikan dananya. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham , berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh ROE untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 14,81%, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 14,81% dari modal sendiri, sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh ROE sebesar 8,30%, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 8,30% dari modal sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham karena semakin tinggi ROE menunjukkan penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan semakin tinggi sehingga dapat menghasilkan laba bersih, maka semakin banyak juga investor yang akan menginvestasikan dananya, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
SIMPULAN