LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
BENTUK DAN STRUKTUR SEL
SINDY FEBRIYANTI 140210103010
A REG BIO KELOMPOK 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER
I. JUDUL
Bentuk dan Struktur Sel II. TUJUAN
Pada akhir praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan. 2. Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel. III. DASAR TEORI
Sel merupakan unit dasar secara struktural dan fungsional. M.I Schleiden dan T. Schwann ialah yang pertama kali menyatakan bahwa sel merupakan unit dasar dari tubuh makhluk hidup. Teori-teori tentang sel mulai berkembang pada abad ke-19, teori sel menyatakan bahwa sel adalah unit dasar dari tubuh makhluk hidup. Dengan menggunakan mikroskop biasa, para ahli telah menemukan berbagai komponen seluler (Waluyo, 2010:6).
Ada 2 tipe sel, yaitu sel prokariotik (pro = primitif ; karyon = inti) dan sel eukariotik (eu = baik ; kariotik = berinti). Sel prokariotik strukturnya masih sederhana, belum mempunyai selaput inti dan organel sel. Inti sel prokariotik tidak dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun telah diberi pewarnaan yang disebabkan karena zat inti pada sel prokariotik belum mempunyai pembungkus selaput inti, sehingga tidak dapat terlihat dengan pewarnaan. Sel prokariotik terdiri dari materi inti (DNA, RNA, dan protein inti), sitoplasma dan dibagian luarnya dibungkus oleh selaput sel. Pada sitoplasma terdapat organel-organel sel seperti, golgi, RE, mitokondria, sentriol, dsb. Sedangkan sel eukariotik telah mempuntai inti sel yang jelas dan dengan pewarnaan tertentu dapat dilihat di bawah mikroskop biasa. Inti sel pada sel eukariotik dibangun oleh selaput inti (membran inti). Membran inti ini berhubungan dengan membran lainnya. Bentuk ukuran dan fisiologi sel eukariotik sangat bervariasi, tapi pada dasarnya mempunyai persamaan yaitu terdiri dari membran plasma, inti sel (nukleus) dan sitoplasma yang didalamnya terdapat RE, badan golgi, mitokondria, lisosom, dll (Winatasasmita, 1985:2)
Bentuk-bentuk sel, terutama yang mempunyai fungsi khusus atau terkumpul menjadi suatu jaringan tertentu sangat bervariasi. Misalnya jaringan yang terdapat pada tumbuhan memiliki sifat masih meristem atau jaringan muda. Bentuk sel cenderung seragam dan kebanyakan isodiametris, artinya diameter panjang dan lebarnya relatif sama (Ratnaningsih, 1999:26).
memiliki dinding sel. Yang berpengaruh pada bentuk sel hewan adalah mikro filamen dan mikro tubula yang berperan sebagai endoskeleton sel (Dariatmo, 1999:19).
IV. METODE PRAKTIKUM IV.1 Alat
a. Mikroskop
b. Gelas obyek dan gelas penutup c. Pipet tetes
d. Beaker glass e. Silet
f. Lap dari kain kaos g. Skalpel
h. Tissue IV.2 Bahan
a. Sel epitel rongga mulut b. Umbi lapis bawang merah c. Serabut buah kapuk randu d. Helaian daun bayam e. Helaian daun rumput
f. Jaringan meristem tumbuhan (awetan) g. Penampang melintang batang (awetan) h. Air
i. Alkohol 70%
j. Larutan Methilen Blue k. Kertas Hisap
IV.3 Cara Kerja
a. Mengamati sel hewan (bahan: epitel rongga mulut)
Membersihkan tangkai skalte dengan alkohol 70% kemudian menggunakannya untuk mengorek bagian dalam pipi
Mengoleskan korekan tadi pada gelas benda, kemudian menetesinya dengan larutan methilen blue
Mengamati dibawah mikroskop mulai dari perbesaran lemah dahulu kemudian ke perbesaran kuat
b. Mengamati sel tumbuhan (bahan: sel umbi lapis bawang merah)
c. Mengamati sel tumbuhan yang berbentuk panjang (serabut kapuk randu)
d. Melihat sel berbentuk pipih (epidermis daun bayam)
e. Melihat sel berbentuk kubus panjang (epidermis daun rumput) Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah
Meletakkan diatas gelas benda dan kemudian menetesinya dengan air lalu menutupnya dengan gelas penutup
Meletakkan 1 atau 2 helai serabut kapuk randu dan menutupnya dengan gelas penutup
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menyiapkan kaca benda dan menetesinya dengan air
Menyayat bagian epidermis (kulit) pada daun bayam, kemudian meletakkannya diatas kaca benda dan menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan kaca penutup
Menggambar 3 atau 4 sel yang saling berdekatan Menyiapkan kaca benda
Menyayat bagian epidermis (kulit) pada daun rumput, kemudian meletakkannya diatas kaca benda dan menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan kaca penutup
Menggambar 2 atau 3 sel dan memberi keterangan bagian-bagiannya
f. Jaringan meristem ujung batang (preparat awetan)
g. Mengamati berbagai bentuk sel penampang lintang batang (preparat awetan)
V. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan untuk bahan a Gambar 5.1
Keterangan:
1. Membran sel 2. Sitoplasma 3. Inti sel/nukleus
b. Hasil pengamatan untuk bahan b Gambar 5.2
Keterangan:
1. Membran sel 2. Sitoplasma 3. Inti sel/nukleus
c. Hasil pengamatan untuk bahan c
Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian mengamatinya dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel yang bentuknya berlainan
Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian mengamatinya dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Gambar 5.3
Keterangan: 1. Dinding sel 2. Gelembung udara 3. Ruang sel
d. Hasil pengamatan untuk bahan d Gambar 5.4
Keterangan: 1. Dinding sel 2. Ruang sel 3. Bentuk sel 4. Fungsi sel
e. Hasil pengamatan untuk bahan e
Gambar 5.5 Keterangan:
1. Dinding sel 2. Ruang sel
3. Sel bentuk kubus 4. Sel bentuk panjang 5. Fungsi sel
f. Hasil pengamatan untuk bahan f Gambar 5.6
Keterangan: 1. Dinding sel 2. Ruang sel 3. Inti sel 4. Sel bentuk
Gambar 5.7
Keterangan: 1. Dinding sel 2. Ruang sel
3. Jaringan epidermis 4. Jaringan korteks
5. Jaringan berkas pengangkut 6. Jaringan penguat
VI. PEMBAHASAN
Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup dan memiliki ukuran mikroskopis yang artinya sel tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada makhluk hidup bersel tunggal (uni-seluler) segala fungsi kehidupan dilakukan oleh sel itu sendiri. Pada makhluk hidup bersel banyak (multi-seluler), berbagai fungsi kehidupan dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu jaringan, organ atau membentuk suatu sistem. Sel hewan dan sel tumbuhan merupakan makhluk hidup bersel banyak (multi-seluler) yang memilki perbedaan masing-masing, namun tetap mempunyai persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian-bagian selnya.
Perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah bahwa, sel tumbuhan memiliki dinding sel, dimana sel hewan tidak memiliki dinding sel. Dinding sel terdiri dari selulosa yang memberikan kekakuan pada sel tumbuhan sehingga sel tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap. Dinding sel memungkinkan menahan tekanan tinggi dalam sel tumbuhan tanpa meledak, karenanya sel tumbuhan mampu menerima sejumlah besar cairan melalui osmosis tanpa meledak. Sedangkan sel hewan tidak memiliki kekakuan tersebut, maka sel hewan cenderung memiliki bentuk bulat dan tidak beraturan serta penampilannya cenderung bervariasi. Sel hewan hanya memiliki membran tipis yang membatasi akses ke sel dan cenderung meledak jika sel tersebut menyerap terlalu banyak air tambahan. Selain itu, sel tumbuhan mempunyai vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan tidak lazim mempunyai vakuola dan kloroplas. Seperti yang tampak pada saat pengamatan, sel tumbuhan bentuknya lebih teratur karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menjaga bentuk sel. Sedangkan sel hewan cenderung tidak beraturan karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
senyawa ini berbentuk padatan, tak berbau, berbentuk bubuk warna hijau tua yang akan menghasilkan larutan warna biru tua bila dilarutkan dalam air. Bentuk hidratnya mengandung 3 molekul air per molekul metilena biru. Pada pengamatan sel, perlu pula untuk meneteskan air steril untuk memisahkan sel-sel agar tidak saling tumpang tindih yang bisa menyulitkan pengamatan.
VII. PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, bentuk sel tumbuhan tersusun rapi akibat adanya dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung dan penunjang bentuk sel. Dengan strukturnya yang terdiri dari inti sel/nukleus, dinding sel dan sitoplasma. Sedangkan pada sel hewan bentuknya tidak beraturan karena tidak mempunyai dinding sel.
VII.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sridianti.com/mengenal-perbedaan-sel-hewan-dan-tumbuhan.html (29 September 2014)
Winatasasmita, Djamhur. 1985. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta:Universitas Terbuka Depdikbud
Dariatmo, Widjoyo. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta:Universitas Terbuka Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember:Universitas Jember