BAB II
PROFIL KOTA MEDAN DAN DPRD KOTA MEDAN
A. Profil Kota Medan
A.1. Sejarah Kota Medan
Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan terbesar
di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Dengan luas mencapai 26.510 hektar
(265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah sumatera utara. Kata Medan berasal
dari kata bahasa Melayu yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas.55
Pada awal berdirinya kota Medan ini, dikenal dengan nama Tanah Deli yang
keadaan tanahnya berawa-rawa dan terdapat beberapa sungai-sungai yang melintasi
kota Medan yang bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Babura,
Sei Sekambing, Sei Putih, Sei Belawan, Sei Deli, dan Sei Sulang saling/Sei Kera.56
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus pada tahun 1590.Pada tahun 1833 orang
Eropa yang pertama sekali mengunjungi Deli adalah John Anderson dan menemukan
kampung yang bernama Medan. Saat itu kampung ini berpenduduk 200 orang yang
dipimpin oleh seseorang yaitu bernama Tuanku Pulau Berayan yang bermukim
disana untuk mengutip pajak dari sampan-sampan yang membawa lada yang
menuruni sungai. Kemudian pada tahun 1886 Medan secara resmi mendapatkan
status sebagai kota, dan pada tahun berikutnya residen pesisir timur serta Sultan Deli
berpindah ke Medan. Medan berubah menjadi kotapenting diluar Pulau Jawa pada
tahun 1909, terutama setelah pemerintah kolonial belanda membuka perusahaan
55
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota.’Tentang Sejarah KotaMedan”. Diakses pada 2 Mei 2017 pukul 06.30 Wib 56
perkebunan secara besar-besaran. Saat itu Dewan Kota yang pertama terdiri dari dua
belas anggota orang Eropa, dua orang bumi putra, dan seorang Tionghoa.57
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi
besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa
sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan
berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari
meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian
sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang
Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor
perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing
dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan,
tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.58
Keberadaan kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang
panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru
Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang
diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh.
Perkembangan Kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan ibukota
Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya
statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada
tahun 1915.59 Kota Medan sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di
provinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting
dan strategis secara regional.60
57
Ibid
58Panduan Buku Gambaran Umum Pemdasu. Tentang”
Sumetera Utara Dalam Lintasan Sejarah.”hal 314 59
http://Pemkomedan” TentangSejarah Kota Medan”.go.id 60
A.2. Letak Geografis Kota Medan Gambar 2.1 Peta Kota Medan
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°30' – 3° 43'
Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur.61 Untuk itu topografi Kota Medan
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas
permukaan laut. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara
keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu: 62
61
Kota Medan, pintu gerbang utara sumatera http://www.gosumatra.com/kota-medan/ diakses pada 7 Mei 2017 pukul 01.23 WIB.
Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang
Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan
Sumber Daya Alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.
Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya
Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang pada pinggiran
jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai
gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan
domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah
mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu
daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.63
Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21
tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha,
meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan
menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal
21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.
Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota
Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari
11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan.64
Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan
Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan
melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor
140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan
kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Kotamadya
Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan. Adapun luas wilayahkota Medan
masing-masing kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:65
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
No Kecamatan Luas (������) Persentase (%)
1. Medan Tuntungan 20,68 7,80
2. Medan Selayang 12,81 4,83
3. Medan Johor 14,58 5,50
64
Maghfira Faraidiany. 2015. Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis Tionghoa Di Kota Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. hal. 33
65
4. Medan Amplas 11,19 4,22
5. Medan Denai 9,05 3,41
6. Medan Tembung 7,99 3,01
7. Medan Kota 5,27 1,99
8. Medan Area 5,52 2,08
9. Medan Baru 5,84 2,20
10. Medan Polonia 9,01 3,40
11. Medan Maimun 2,98 1,13
12. Medan Sunggal 15,44 5,83
13. Medan Helvetia 13,16 4,97
14. Medan Barat 6,82 2,57
15. Medan Petisah 5,33 2,01
16. Medan Tmur 7,76 2,93
17. Medan Perjuangan 4,09 1,54
19. Medan Labuhan 36,67 13,83
20. Medan Marelan 23,82 8,89
21. Medan Belawan 26,25 9,90
Jumlah 265,10 100
Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2015
A.3. Kota Medan Secara Demografis
Keadaan penduduk kota Medan memiliki ciri khas yaitu yang meliputi unsur
agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan
karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi,
Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi
tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran
dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin
menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran
adalah perubahan pola fikir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya.66
Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses
transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun tingkat kematian sudah tidak banyak
berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen
kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang
terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun cultural. Menurut tingkat kelahiran
(fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar
66
daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang balik (cummuters)
mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Adapun komposisi
penduduk Kota Medan berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk, dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:67
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2015 Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
(2) (3) (4) (5)
Medan Tuntungan 42 288 43 325 85 613
Medan Johor 65 207 66 805 132 012
Medan Amplas 61 176 62 674 123 850
Medan Denai 72 147 73 914 146 061
Medan Area 48 897 50 095 98 992
Medan Kota 36 769 37 670 74 439
Medan Maimun 20 086 20 577 40 663
Medan Polonia 27 636 28 313 55 949
Medan Baru 20 025 20 515 40 540
Medan Selayang 52 433 53 717 106 150
Medan Sunggal 57 192 58 593 115 785
67
Medan Helvetia 74 448 76 273 150 721
Medan Petisah 31 303 32 071 63 374
Medan Barat 35 902 36 781 72 683
Medan Timur 55 036 56 384 111 420
Medan Perjuangan 47 361 48 521 95 882
Medan Tembung 67 759 69 419 137 178
Medan Deli 89 632 91 828 181 460
Medan Labuhan 58 025 59 447 117 472
Medan Marelan 80 152 82 115 162 267
Medan Belawan 48 463 49 650 98.113
Kota Medan 1.091.937 1.118.68 7
2. 210.624
Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2015
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin dari Tahun 2000, 2009, 2015.
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
2000 945.847 958.426 1.904.273
2002 979.106 984.776 1.963.882
2003 990.216 1.003.386 1.993.602
2004 995.968 1.010.174 2.006.142
2005 1.012.040 1.024.145 2.036.185
2006 1.027.607 1.039.681 2.067.288
2007 1.034.696 1.048.460 2.083.156
2008 1.039.707 1.062.398 2.102.105
2009 1.049.457 1.071.596 2.121.053
2015 1.091.937 1.118. 687 2.210.624
Sumber BPS Kota Medan Tahun 2016
Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis. Sebelum
kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari wilayah
Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh suku-suku asli,
seperti: Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir dan
berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi penduduk
Medan berubah dengan hadirnya suku suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba,
Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur
dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini dihuni oleh berbagai
macam etnis, seperti: Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola,
Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan beragam agama seperti: Islam, Protestan, Katolik,
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut
No Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainny a
1. Medan Tuntungan 62396 19414 10301 133 101 -
2. Medan Johor 72082 28660 12229 15563 11733 -
3. Medan Amplas 87979 24391 3223 737 192 -
4. Medan Denai 132193 42565 9095 107 866 -
5. Medan Area 9467 6807 1647 429 28918 13
6. Medan Kota 37373 - 21948 314 23578 -
7. Medan Maimun 8000 232 261 231 125 -
8. Medan Polonia 25000 8822 369 2494 7615 -
9. Medan Baru 21459 17653 6536 2450 3989 -
10. Medan Selayang 51674 24286 8678 1385 1097 -
11. Medan Sunggal 64658 29963 20737 9136 12808 -
12. Medan Helvetia 84717 30714 14190 408 3188 -
13. Medan Petisah 48399 26872 2901 2050 21595 -
14. Medan Barat 51212 14793 4995 1325 25801 -
15. Medan Timur 765 18075 5485 3824 13565 -
16. Medan Perjuangan 71529 27756 2462 1196 14983 -
17. Medan Tembung 108675 40875 2179 917 9340 -
19. Medan Labuhan 90849 24944 6281 29 7753 -
20. Medan Marelan 11494 4372 2691 227 6467 33
21. Medan Belawan 67090 19836 4893 76 3689 -
Jumlah 1207541 418876 143637 43509 209646 53
Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2016
Keragaman sering juga disebut pluralitas.Kata ini biasa merujuk pada
keragaman agama dan budaya.Pluralitas adalah kondisi objektif dalam suatu
masyarakat yang terdapat di dalamnya sejumlah kelompok saling berbeda, baik strata
ekonomi, ideologi, keimanan, maupun latar belakang etnis.Medan menjadi tujuan
warga dari daerah, baik untuk bekerja mencari nafkah, menetap ataupun sekedar
singgah. Keragaman yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara kemudian terefleksi
dalam wujud wajah kota Medan. Oleh karena itu, bisa kita bayangkan kompleksnya
kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat heterogen seperti ini.Tidak saja
dibutuhkan saling pengertian dan saling tolerasi dalam kehidupan beragama dan
berbudaya, tetapi juga dibutuhkan pemimpin yang kuat yang didukung oleh
masyarakatnya. Oleh karena itu, akan mustahil bisa melestarikan kestabilan
kehidupan sosial kemasyarakatan dan membawa Kota Medan ini maju dan
berkembang menjadi kota yang modren.69
A.3.1.Kota Medan Secara Kultural
Kota Medan sebagai pusat perdagangan baik regional maupun
internasional, Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh
karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak
beragamnya nilai-nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab
diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan
(modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya
yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman
suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya,
justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di
kota Medan.70
Tabel 2.5
Perbandingan Suku Bangsa di Kota Medan
Suku Bangsa Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000
Jawa 24,9% 29,41% 33,03%
Batak 10,7% 14,11% -
Tionghoa 35,63% 12,8% 10,65%
Mandailing 6,43% 11,91% 9,36%
Minangkabau 7,3% 10,93% 8,6%
Melayu 7,06% 8,57% 6,59%
Karo 0,12% 3,99% 4,10%
Aceh - 2,19% 2,78%
Sunda 1,58% 1,90% -
Lain-lain 16,62% 4,13% 3,95%
Sumber: 1930 Dan 1980 Usman Pelly, 1983; 2000; BPS Sumut.
70
Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu
primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh
karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan kota Medan dirumuskan
dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.71
A.3.2. Kota Medan Secara Sosial
Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan,
keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan
penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan
kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat
untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan
dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya Demikian juga halnya dengan
kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalahutama pengembangan
kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi
oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain :tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami
hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak
dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam
menjalani kehidupan secara martabat.72
71
Pramoedya A. Toer. 1998. Hoakiau di Indonesia. Jakarta: Graha Budaya, hal. 175. 72Op.cit “
A.3.3. Kota Medan Secara Pendidikan73
Secara umum Pendidikan penduduk kota Medan Rata-rata lama sekolah
sebesar 11 tahun program wajib belajar 9 tahun telah dicapai di Kota Medan, di mana
rata-rata penduduk Medan sudah menyelesaikan pendidikan sampai dengan jenjang
pendidikan kelas 2 SLTA.
Berkemampuan baca tulis yang lebih baik dibandingkan kemampuan baca
tulis rata-rata penduduk Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari persentase melek huruf
penduduk Medan sebesar 99,65 persen dibandingkan penduduk Sumatera Utara yang
sebesar 98,82 persen.
Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Medan cukup tinggi yaitu 11 tahun
atau memu- tuskan berhenti ketika selesai di kelas 2 SLTA, dibandingkan rata-rata
lama sekolah penduduk Sumatera Utara secara keseluruhan sebesar 9,03 tahun,
ternyata penduduk Medan bersekolah lebih lama. Sedangkan angka partisipasi
sekolah untuk kelompok umur 7-12 tahun, 13- 15 tahun, dan 16-18 tahun hampir
selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pencapaian di bidang pendidikan terkait erat dengan indikator pendidikan,
salah satunya adalah rasio guru murid. Pada jenjang pendidi- kan setingkat SD di
Medan untuk tahun ajaran 2015/2016 seorang guru rata-rata mengajar 15 murid.
Semakin tinggi jenjang pendidikan, terli- hat beban seorang guru semakin sedikit
dimana jenjang pendidikan SLTP rata-rata seorang guru hanya mengajar 14 murid,
sedangkan tingkat SLTA/MA seorang guru hanya mengajar sekitar 12 orang murid.
73
Tabel 2.6
Indikator Pendidikan di Medan
Uraian 2013 2014 2015
Angka Melek Huruf (%) 99,57 99,83 99,65
Angka Partisipasi Sekolah (%)
7-12 99,35 99,55 99,61
13-15 93,16 97,47 99,23
16-18 78,34 79,97 76,60
Rata2 lama sekolah (tahun) 10,90 10,88 11,00
Sumber : Susenas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara
A.3.4. Kota Medan Ketenagakerjaan 74
Dari total penduduk usia kerja (15 tahun keatas), hampir dua pertiganya
termasuk dalam angkatan kerja yaitu sebesar 60,28 persen. Tingkat partisipasi
angkatan kerja ini turun dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu sebesar 64,74
persen. Dari angkatan kerja yang ada terdapat 11,00 persen yang sedang mencari
pekerjaan atau yang sering disebut pengangguran.
74
Tabel 2.7
Statistik Ketenagakerjaan Medan
Uraian 2013 2014 2015
TPAK (%) 64,74 60,41 60,28
Tingkat Pengangguran (%) 10,01 9,48 11,00
Bekerja (%) 89,99 90,52 89,00
UMK (000 Rp) 1 650 1 851 2 037
Bekerja di sektor A (%) 4,25 3,74 3,90
Bekerja di sektor M (%) 20,21 20,80 20,60
Bekerja di sektor S (%) 75,54 75,46 75,50
Sumber : Sakernas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara
Pasar tenaga kerja Medan juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan
kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase penduduk usia kerja yang
bekerja yang besarnya sekitar 89,00 persen. Jika dicermati tingkat pengangguran
berkisar 9-11 persen dalam tiga tahun terakhir, yaitu 10,01 persen pada tahun 2013,
9,48 persen pada tahun 2014 dan terbesar 11,00 persen pada tahun 2015.
Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di
sektor jasa-jasa (S)masih mendominasi pasar kerja di Medan dengan persentase
sebesar 75,50 persen pada tahun 2015, yang diikuti oleh sektor industri (M) dengan
persentase 20,60 persen. Sementara pekerja sektor pertanian (A) hanya sebanyak 3,90
Tabel 2.8
Penduduk 15 Tahun keatas Menurut Status Ketenagakerjaan, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja diKota Medan Tahun
2013-2015
Status Ketenagakerjaan 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4)
I. Angkatan Kerja 1 004 899 974 951 984 037
1. Bekerja 904 331 882 514 875 794
2. Pengangguran 100 568 92 437 108 243
II. Bukan Angkatan Kerja 547 285 639 033 648 453
1. Sekolah 180 045 204 342 238 838
2. Mengurus Rumahtangga 306 184 346 441 318 706
3. Lainnya 61 056 88 250 90 909
III. Jumlah Penduduk 15 Tahun
ke atas
1 552 184 1 613 984 1 632 490
Tinat Pengangguran Terbuka (%) 10,01 9,48 11,00
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 64,74 60,41 60,28
Tabel 2.9
Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Kota Medan Tahun 2013 -2015 (Rupiah)
Lapangan Usaha 2013 2014 2015
(1) (3) (4) (5)
1. Pertanian - - -
- - -
2. Pertambangan/
Penggalian
- - -
- - -
3. Industri 1 732 500 1 732 000 1 944 075
1 815 000 2 036 000 2 342 550
4. Listrik,Gas & Air
Minum
- - -
- - -
5. Bangunan/ Konstruksi 1 815 000 1 815 000 2 036 650
1 815 000 2 036 000 2 240 700
6. Perdagangan, Hotel ,
Restoran
1 735 500 1 765 500 1 999 620
1 815 000 2 036 000 2 342 220
7. Angkutan 1 815 000 1 815 000 2 036 650
8. Bank & Lembaga
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Medan dinilai dari
pemberian ASI pada anak buat perkembangan bayi. Didalamnya terdapat zat gizi
Persentase tertinggi penolong kelahiran di Medan dilakukan oleh bidan yaitu
mencapai 56,85 persen, sedangkan yang ditolong bukan tenaga medis sudah tidak ada
lagi. Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan penduduk di bidang kesehatan cukup
75
tinggi dengan memahami pentingnya keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Sementara itu, balita yang proses kelahirannya ditolong oleh dokter mencapai 43,15
persen.76
Menurut data yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kota Medan jumlah
balita dengan status gizi buruk dan kurang semakin berkurang dari tahun ke tahun
yaitu dari 1.087 orang pada tahun 2013 menjadi 979 orang pada tahun 2015.77
Tabel 2.10
Tenaga Medis Lain 0,75 2,94 0,00
Dukun, Lainnya 0,31 0,34 0,00
Angka Harapan Hidup (tahun) 72,37 72,18 72,28
Sumber : Susenas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 2.11
Prevalensi Gizi Menurut Status Gizi dan Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015
Kecamatan Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk
(1) (2) (3) (4)
01. Medan Tuntungan 6 406 29 1
02. Medan Johor 11 923 34 7
03. Medan Amplas 13 753 24 1
04. Medan Denai 18 391 72 9
05. Medan Area 10 315 42 3
06. Medan Kota 10 013 23 0
07. Medan Maimun 5 578 33 1
08. Medan Polonia 4 570 39 2
09. Medan Baru 6 500 12 0
10. Medan Selayang 16 396 24 4
11. Medan Sunggal 16 466 62 8
13. Medan Petisah 9 460 27 2
14. Medan Barat 6 263 26 3
15. Medan Timur 13 827 9 0
16. Medan Perjuangan 15 749 43 6
17. Medan Tembung 12 336 78 9
18. Medan Deli 18 365 47 2
19. Medan Labuhan 9 838 115 18
20. Medan Marelan 17 369 25 20
21. Medan Belawan 13 397 93 5
Kota Medan 252 340 868 111
Sumber : Medan Dalam Angka, 2016
Itulah gambaran umum tentang kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan
yang berkaitan dengan pola hidup sehat dan bersih (PHBS), di antaranya yaitu dengan
jumlah penduduk kota medan sebanyak 2.210.624 penduduk.
A.4 Pemerintah Kota Medan
Pemerintah daerah Kota Medan adalah Walikota beserta perangkat daerah
otonomnya yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Secara umum,
Sumber Data BPS kota Medan 2016.78
Keterangan:
- Dzulmi Eldin : Walikota
- Akhyar Nasution : Wakil Walikota
o Syaiful Bahri, Sekretaris Daerah Kota Medan.
o Abdul Azis, Sekretaris DPRD Kota Medan
o Widiya Alrahman, Kepala Bappeda Kota Medan
o Farit Wajedi, Inspektorat Daerah Kota Medan
o Usma Polita Nasution, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan
o Hasan Basri, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan
o Pulungan Harahap, Staf Ahli Wali Kota Medan Bidang
Kemasyarakatan dan SDM
78
o Tunggar, Staf Ahli Wali Kota Medan Bidang Pemerintahan, Hukum,
dan Politik.
o Ikhwan Habibi Daulay, Asisten Administrasi Umum Pada Sekda Kota
Medan.
Pemerintahan kota Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota dan wakil
Walikota yang dipilih oleh masyarakat dengan salah satu tujuan untuk menjalankan
Administrasi pemerintah kota medan yang terdiri atas 21 kecamatan dengan 151
Kelurahan dan terbagi dalam 2.001 satuan lingkungan setempat atau lingkungan.
Kecematan dengan jumlah kelurahan terbanyak yaitu kecamatan medan Area dan
Medan kota dengan 12 kelurahan. Sedangkan kecamatan medan polonia dan Medan
Marelan hanya terdiri atas 5 kelurahan. Lingkungan terbanyak juga ada di kecamatan
Medan Area yaitu sebanyak 172 lingkungan, sedangkan kecamatan Medan Polonia
hanya terdiri atas 46 lingkungan.79
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kota Medan bertambah dari
18.090 orang pada tahun 2014 menjadi 18.259 orang pada tahun 2015. Dilihat
berdasarkan komposisi pegawai menurut golongan, pada tahun 2015 mayoritas
pegawai berada pada golongan III yaitu sebanyak 8.332 orang (45,38%), diikuti oleh
golongan IV sebanyak 7.324 orang (39,89%), golongan II sebanyak 2.531 orang
(13,79%) dan golongan I sebanyak 172 orang (0,94%).80
A.4.1 Visi dan Misi Pemerintah Kota Medan
Semboyan Pemerintah Kota Medan "Medan Rumah Kita". Dengan Visi dan
Misi sebagai berikut:81
Visi
"Menjadi Kota Masa Depan yang Multikultural, Berdaya Saing, Humanis, Sejahtera
dan Religius"
Misi
1. Kerjasama Menumbuh kembangkan stabilitas, kemitraan, partisipasi dan
kebersamaan dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota.
2. Kreatifitas dan Inovasi Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan
debirokratisasi sekaligus penciptaan iklim investasi yang semakin
kondusif termasuk pengembangan kreatifitas dan inovasi daerah guna
meningkatkan kemampuan kompetitif serta komparatif daerah.
3. Kebhinekaan Mengembangkan kepribadian masyarakat kotabersarakan
etika dan moralitas keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan.
4. Penanggulangan Kemiskinan Meningkatkan percepatan dan perluasan
program penanggulangan kemiskinan.
80
Statistik Daerah Kota Medan.2016.BPS Kota Medan. Diakses pada 23 Mei 2017 pukul 12.09 81
5. Multikulturalisme Menumbuh kembangkan harmonisasi, kerukunan,
solidaritas, perstuan dan kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan
kebudayaan daerah dan identitas lokal multikulturalisme.
6. Tata Ruang Kota yang Konsisten Menyelenggarakan tata ruang kota yang
konsisten serta didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota
yang semakin modern dan berkelanjutan.
7. Peningkatan Kesempatan Kerja Mendorong peningkatan kesempatan kerja
dan pendapatan masyarakat melalui peningkatan taraf pendidikan dan
kesehatan masyarakat secara merata dan berkeadilan.
8. Smart City Mengembangkan Medan sebagai Smart City.
A.4.2 Lambang Kota Medan
Gambar 2.2 Lambang Kota Medan
Pengertian lambang kota Medan adalah 17 biji padi berarti tanggal 17 dari
hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 8 bunga kapas berati bulan 8 dari
perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia. Satu bambu runcing yang terletak
dibelakang perisai adalah lambang perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia,
dan lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti
Kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita. Bintang yang
bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa hidup penduduk Kota
Medan khususnya dan Indonesia umumnya akan bersinar-sinar bahagia dan lepas
dari kemiskinan dan kemelaratan. Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok
terpenting yang diekspor dari Kota Medan dan lima bahagian perisasi berarti
Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Kota Medan juga
mempunyai motto yaitu: Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk Kemajuan Dan
Kemakmuran Medan Kota Metropolitan.82
Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal
Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya,
budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya
nilai-nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun
kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini
pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi
potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik,
nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi
besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Adanya
prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme
yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya,
sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi dan
misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.83
82
http://pemkomedan.go.id/new/hal-lambang-kota-medan.html diakses pada tanggal 24 Mei 2017 83
Adapun fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam
lima sifat, yaitu:84
1. Pemberian pelayanan
2. Fungsi pengaturan (Penetapan perda)
3. Fungsi Pembangunan
4. Fungsi Perwakilan (konsolidasi dengan Pemerintah Provinsi/Pusat)
5. Fugsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi
daerah, pemerintah Kota Medan menyelenggarakan dua bidang urusan, yaitu:
1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh
dinas-dinas daerah.
2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari:
a. Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagai badan
eksekutifkota.
b. Kewenangan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakup
dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum), yang
diselenggarakan oleh walikota/ wakil walikota, sebagai pimpinan tertinggi
badan eksekutif kota.
Maka berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, walikota Medan
membawahi (Pimpinan eksekutif tertinggi) seluruh instansi pelaksana eksekutif kota
Medan, seperti salah satunya instansi Dinas kesehatan kota medan yang
bertanggungjawab dengan program yang telah dibuat dan disepakati di antaranya
84
menjalankan dan mengimplementasikan Perda No. 3 tahun 2014 tentang kawasan
tanpa rokokdan dengan sesuai Substansi Perda kota medan Pelaksanaan oleh Dinas
Kesehatan Kota Medan adalah dengan cara memberikan Pembinaan dan Pengawasan
yang telah diatur dalam Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014
Tentang Kawasan Tanpa Rokok terhadap sarana kesehatan yang ada di Kota Medan.
Pembinaan dan Pengawasan kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok
oleh Dinas Kesehatan Kota Medan meliputi 3 tahap, yaitu bimbingan, penyuluhan,
dan pemantauan. Berikut upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Medan :85
a. Bimbingan
Dinas Kesehatan Kota Medan dalam melakukan bimbingan dengan
menyampaikan implementasi peraturan daerah yang telah dibuat oleh pemerintah
secara langsung kepada sarana-sarana kesehatan dan memberikan teguran tertulis dan
sanksi administrasi jika tidak melaksanakan peraturan yang telah dibuat. Dengan
mengadakan pertemuan dengan pimpinan sarana kesehatan dan turun langsung
ketempat sarana-sarana kesehatan dengan memberikan stiker larangan merokok, hal
ini terbukti dengan dilaksanakannya oleh sarana-sarana kesehatan dengan melakukan
pemasangan stiker larangan merokok di area sarana kesehatan. Pemasangan stiker
bertujuan untuk memberikan penjelasan bahwa adanya area yang tidak
diperbolehkannya melakukan kegiatan merokok di sarana-sarana kesehatan. Demi
terjaganya lingkungan yang sehat dari asap rokok. Dengan memberikan sosialisasi
terhadap setiap pimpinan saran kesehatan oleh Dinas Kesehatan bertujuan agar
terlaksanannya peraturan daerah mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan
terbatas merokok.
b. Penyuluhan
85Dinas Kesehatan Kota Medan.2013 “
Pada tahap penyuluhan Dinas Kesehatan melakukan pertemuan yang
dilakukan bersama pimpinan sarana kesehatan dengan memberikan penyuluhan
masalah kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok. Dan memberikan
arahan tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Medan
memberikan tanggung jawab kepada setiap pimpinan saran kesehatan untuk
menjalankan peraturan mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas
merokok. Dengan diberikannya tanggung jawab kepada setiap Kepala atau pimpinan
sarana kesehatan bertujuan untuk memberikan kewajiban agar mematuhi segala
peraturan, demi terlaksananya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Kawasan Tanpa Rokok.
c. Pemantauan
Dalam tahap ini Dinas Kesehatan turun langsung ke sarana kesehatan dengan
melakukan pengawasan sacara langsung terhadap pihak atau indivudu yang
melakukan pelanggaran mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas
merokok. Dinas Kesehatan memberikan teguran tertulis kepada pihak atau yang
melakukan pelanggaran. Dalam menjalankan kegiatan tersebut Dinas Kesehatan Kota
Medan bergabung dengan tim pemantau yaitu :
1) IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
2) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3) Stikes Yarsi Kota Medan
4) Semua kepala daerah dari SKPD Kota Medan (Satuan Kerja Perangkat
Daerah)
Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya dalam menjalankan
yakni dalam Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014, Dinas
Kesehatan Melakukan Pengawasan. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana-sarana kesehatan yang ada di
Kota Medan. Dinas Kesehatan Kota Medan turun langsung pertama ke semua
sarana-sarana kesehatan dengan memberikan arahan kepada setiap sarana-sarana-sarana-sarana kesehatan
dan semua instansi pemerintah, Pendidikan maupun masyarakat dikota medan.
B. Profil DPRD Kota Medan
B.1. Sejarah DPRD Kota Medan
Keterwakilan masyarakat Kota Medan di parlemen pada saat Dewan
Perwakilan rakyat Gotong Rorong (DPRGR) berjalan pada tahun 1968 sampai
1971.Pusat perkantoran Parlemen Kota Medan pada saat itu bertempat di belakang
Balai Kota lama yang sekarang menjadi Hotel grand Aston jalan Balai Kota
Medan.Kantor DPR GR pada saat itu berada di lantai dua berbagi dengan sekertariat
yang berkantor di lantai satu.86
Pada tahun 1971 ketika DPR GR diubah menjadi Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Medan, pusat perkantoran masih dilangsungakn dibelakang
Balai Kota Medan.Pada tahun1975, di masa pemerintahan orde baru, digagas
pembangunan Gedung DPRD Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis. Dengan restu
Gubernur Sumatera Utarasaat itu Marah Halim, pembangunan gedung DPRD Medan
dimulai dengan peletakan abut pertama tanggal 26 Juni 1975 yang dilakukan oleh
Walikota Medan M. Saleh Arifin.87
Setahun kemudian pada tahun 1976, gedung DPRD Medan berlantai tiga
86
Memori DPRD Kota Medan Masa Jabatan 2009-2014 hal 6
87
yang berhadapan dengan kantor Walikota Medan Sekarang diresmikan,
peresmiannya langsung dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada saat
itu Amir Mahmud. Prasasti peresmian gedung DPRD saat itu diletakan dilantai dua
persis di ruang tamu yang kemudian dijadikan ruang pimpinan DPRD Medan. Dan
secara resmi pada tahun 1976, anggota DPRD Medan berkantor di Gedung baru
tersebut setelah Sembilan tahun berkantor di belakang Balai Kota Medan.Setelah
sebelas kali masa kepemimpinan di DPRD Medan, gedung yang dibangun pada masa
pemerintahan orde baru diruntuhkan.88
Pada periode 2004-2009 sejumlah anggota DPRD Medan menggagas renovasi
gedung DPRD Medan.Namun rencana itu batal dilakukan dan berujung dengan opsi
pembangunan gedung baru.Pada tahun 2012 di masa kepemimpinan ketua DPRD
Medan Drs. Amiruddin, masa bahkti 2009-2014, Gedung DPRD Kota Medan
dibangun delapan lantai dengan anggaran mencapai 90 milliarlebih.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang pernah memimpin Kota Medan dari tahun
1968-2019:89
10.Syamsi Harahap : Juli 1997 s/d 1999
11.Tom Adlin Hajar : Juli 1999 s/d Juli 2004
12.H. Syahdansyah Putra : Juli 2004 s/d Juli 2009
13.Denni Ilham Panggabean, SH : Juli 2009 s/d Juli 2010
14.H. Amiruddin : Juli 2010 s/d Juli 2014
15.Henry jhon Hutagulung, SE, SH: Juli 2014 s/d Juli 2019
B.2. Visi dan Misi DPRD Kota Medan90
Visi
Sesuai fungsi, tugas dan wewenang DPRD untuk masa bakti tahun 2014
sampai 2019 mempunyai Visi: “Terwujudnya kehidupan masyarakat dan
pemerintahan Kota Medan yang demokratis, aspiratif, transparan dan akuntabel”.
Misi
1. Pengembangan implementasi nilai-nilai demokrasi kehidupan masyarakat dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Peningkatan efektifitas penyerapa dan perumusan aspirasi masyarakat.
3. Pengembangan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4. Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
5. Pengembangan berbagai Perda dan menjamin adanya kepastian hukumdan
perlindungan serta ketertiban masyarakat.
9090
B.3. Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan
Dalam hal penguatan Lembaga Legislatif undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 dan undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Lembaga legislatif daerah telah mengalami perubahan dan peningkatan fungsi serta
peran yang sangat berarti dalam hal:91
a. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan
sebagai penyelenggara pemerintahan daerah.
b. Membentuk peraturan daerah kabupaten bersama Kepala Daerah.
c. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah
mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten yang diajukan
oleh Kepala Daerah.
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten.
e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau wakil
Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian.
f. Memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil
Kepala Daerah.
g. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah
kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional di daerah.
h. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang
dilakukan oleh pemerintah daerahkabupaten.
i. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerahdalam
penyelenggaraan pemerintahan daerahkabupaten.
j. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau
91
dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dandaerah.
k. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
B.4. Wewenang dan Tugas DPRD Kota Medan
Dewan perwakilan rakyat daerah adalah unsur pemerintah kota yang
susunanya mencerminkan perwakilan seluruh rakyat daerah, bersama-sama kepala
daerah menjalankan tugas wewenang pemerintah daerah di bidang legislatif. Dalam
menjalankan wewenang dan tugas DPRD secara rinci diatur dalam Keputusan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah No. 09/ KEP DPRD/ Tahun 2004 tentang Peraturan Tata
Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan sebagaimana tertera dalam
Bab V, Pasal 30 yang menyatakan bahwa DPRD mempunyai tugas dan wewenang:92
1. Membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan kepala daerah untuk
mendapat persetujuanbersama.
2. Menetapkan APBD bersama dengan kepaladaerah.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, peraturan kepala daerah,
kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan
daerah dan kerjasama internasional didaerah.
4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau wakil
Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/ataupemberhentian.
5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah
kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional didaerah.
92
6. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan tugas desentralisasi.
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalamundang- undang.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai penyelenggara
pemerintahan di daerah. DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan
umum yang dipilih melalui pemilihan umum. Tugas dan wewenang DPRD
disesuaikan dengan undang-undang maupun PP No.16 tahun 2010 tentang tata tertib
yang kemudian ditindak lanjuti sampai ke DPRD. Sedangkan fungsi lembaga DPRD
terdiri dari tiga fungsi yakni fungsi legislasi, fungsi controlling, dan fungsi
budgeting.93
1. Anggaran
Fungi Angaran DPRD diwujudkan dalam membahas dan menyetujui
rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama kepala
daerah.
2. Pengawasan
Fungsi Pengawasan diwujudkan dalam mengatasi pelaksanaan peraturan
daerah dan APBD.
3. Legislasi
Fungsi Legislasi diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah
bersama kepala daerah.
Fungsi legislasi diantaranya adalah :94
1. fungsi untuk membentuk peraturan daerah (Perda) bersama kepala daerah
(DPRD adalah policy maker, bukan policy implementator),
93
Ibid.hal 121
94
2. fungsi strategis yang menempatkan DPRD sebagai "lembaga terhormat"
dalam mengemban amanah dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
3. merupakan "fungsi perjuangan" untuk menentukan keberlangsungan serta
masa depan daerah.
4. merupakan suatu proses untuk mengakomodasi berbagai kepentingan para
pihak/stakeholders. Arti penting fungsi legislasi DPRD diantaranya bersama
kepala daerah merupakan fungsi pembuat Perda. Yang mana Perda
menentukan arah pembangunan dan pemerintahan di daerah. Perda sebagai
dasar perumusan kebijakan publik di daerah. Perda sebagai kontrak sosial di
daerah. Perda sebagai pendukung pembentukan perangkat daerah dan susunan
organisasi.
B.5. Hak-Hak DPRD dalam Menjalankan Fungsinya95
1. Hak Interpelasi; ialah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada kepala
daerah mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis
yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah danNegara.
2. Hak Angket; ialah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan
penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu kepala daerah yang penting
dan strategis yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan
Negara, yang diduga bertentangan dengan peraturanperundang-undangan.
3. Hak menyatakan pendapat; ialah hak DPRD untuk menyetakan pendapat
terhadap kebijakan kepala daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai
tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hakangket dapat diatur dalam
Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
95
Hak Anggota DPRD Kota Medan
Sesuai dengan peraturan pemerintah daerah Nomor 16 tahun 2010 tentang
pedoman penyusunan peraturan dewan perawakilan rakyat daerah tentang tatatertib
dewan perwakilan rakyat daerah, bahwa alat kelengkapan DPRD terdiri dari
pimpinan, badan musyawarah, komisi, badan legislasi, badan anggaran, dan bandan
penghormatan yang diperlukan pada saat rapat paripurna.97
1. Pimpinan DPRD Kota Medan
Kedudukan Pimpinan dalam Dewan bisa dikatakan sebagai juru Bicara
Parlemen. Fungsi pokoknya secara umum adalah mewakili DPRD secara simbolis
dalam berhubungan dengan lembaga eksekutif, lembaga-lembaga tinggi negara lain,
dan lembaga-lembaga internasional, serta memimpin jalannya administratif
kelembagaan secara umum, termasuk memimpin rapat-rapat paripurna dan
menetapkan sanksi atau rehabilitasi.98 Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Pimpinan
memiliki tugas-tugas yang bisa dibagi ke dalam tiga kategori.Tugas di lingkungan
96
Ibid.hal 123 97
Undang-undang nomor 16 tahun 2010 tentang” pedoman penyusunan Peraturan DPRD dan tata tertib. 98
internal pimpinan, tugas di lingkungan internal dan eksternal DPRD:99
Adapun tugas di lingkungan internal Pimpinan adalah:
a.Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan
Wakil Ketua, serta mengumumkannya kepada Rapat Paripurna; dan
b.Mengadakan Rapat Pimpinan DPRD sekurang-kurangnya sekali sebulan
dalam rangka melaksanakan tugasnya;
Adapun tugas di lingkungan Internal DPRD:
a. Menentukan kebijaksanaan Alat KelengkapanDPRD;
b. Memimpin rapat DPRD sesuai dengan ketentuan Peraturan Tata Tertib serta
menyimpulkan persoalan yang dibicarakan dalamrapat;
c. Mengadakan konsultasi dengan pimpinan fraksi apabila dipandang perlu,
dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh
Sekretaris Jenderal dengan dibantu oleh Badan Urusan Rumah Tangga;
dan Menetapkan sanksi atau rehabilitasi kepada Anggota Dewan yang
melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik.
Adapun tugas di lingkungan eksternal DPRD:
a.Mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpinan Lembaga Tinggi
Negara lainnya setiap waktu diperlukan;
b.Memberi pertimbangan atas nama DPRD terhadap sesuatu masalah atau
pencalonan orang untuk jabatan tertentu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pertimbangan itu diberikan setelah mengadakan
konsultasi dengan pimpinan Fraksi dan pimpinan Komisi yang bersangkutan;
c.Mewakili DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD dipengadilan.
99
Pimpinan DPRD bersifat kolektif, terdiri dari satu orang ketua dan
sebanyak-banyaknya empat orang wakil ketua yang yang mencerminkan fraksi-fraksi terbesar.
Pimpinan DPRD dipilih dari dan oleh Anggota.Lima fraksi terbesar secara tertulis
mengusulkan calon Ketua dan Wakil Ketua kepada Pimpinan Sementara untuk dipilih
dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna. Apabila terjadi kekosongan jabatan Ketua,
DPRD secepatnya mengadakan pemilihan berdasarkan pertimbangan dari Badan
Musyawarah. Pengisian kekosongan untuk jabatan Ketua dilakukan dengan
pemilihan ulang terhadap para calon. Sedangkan kekosongan jabatan Wakil Ketua
diisi oleh calon dari fraksi yang sama, untuk selanjutnya ditetapkan dalam Rapat
Paripurna.Pimpinan DPRD Kota Medan terdiri dari 1 orang ketua dan 3 orang wakil
pimpinan sebagai berikut pimpinan DPRD kota medan.100
Pimpinan DPRD Kota Medan 2014
- Hendry Jhon Hutagalung = Ketua DPRD
- H. Iswandi Ramli = Wakil Ketua
- H. Ikwan Ritonga = Wakil Ketua
- Burhanuddin Sitepu = Wakil Ketua
1. Komisi di DPRD Kota Medan
Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk
oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD sesuai dengan peraturan tata
tertib DPRD kota Medan BAB VII Pasal 50 Komisi-komisi dalam DPRD terdiri
dari:101
100
http://dprd-medankota.go.id/Profil Alat Kelengkapan DPRD kota Medan 2014.Diakses Pada 30 Mei 2017pukul 08.17 wib
101
1. Komisi A: BidangPemerintahanKomisi
2. Komisi B : Bidang KesejahteraanRakyat
3. Komisi C : Bidang Keuangan danPerekonomian
4. Komisi D : Bidang Pembangunan Pembagian mitrakerja
Komisi A merupakan bidang yang: Meliputi bidang pemerintahan umum,
Sekretariat Daerah, Kantor Sandi Daerah, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,
Kecamatan, Dinas Komunikasi dan Informatika, KPUD, Bappeda, Pertanahan, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Kehakiman, Badan Kesbang Linmas, Kejaksaan,
Badan Ketahanan Pangan, TNI dan POLRI, Badan Kepegawaian Daerah, Maritim,
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Organisasi Masyarakat, Kantor arsip dan
Imigrasi.102
Komisi A DPRD kota medan salah satunya tugas fungsinya yaitu bagian
pengawasan implementasi Perda kota medan yang berkerja sama dengan panitia
khusus DPRD kota medan dalam mengarahkan dan mengevaluasi pemerintah daerah,
salah satunya dalam mengawasi Perda no 3 tahun 2014 tentang kawasan tanpa rokok
kota Medan dalam rapat paripurna. Adapun nama-nama Bidang Komisi A
Pemerintahan (Pengawasan) DPRD kota Medan sebagai berikut:103
o H. Wagianto, ST, MT
o Drs. Herri Zukarnain, M.Si
o H. Asmui Lubis, S.Pdi
o H. Zulkarnain Yusuf
o Bangkit Sitepu
Komisi B: Meliputi Sekretariat daerah unit kerja, Badan pemberdayaan
masyarakat, Dinas tenaga kerja, Dinas kesehatan, Badan pelayanan kesehatan RSU
Pirngadi, Dinas pendidikan, Kantor sosial, Dinas pencegah/pemadam kebakaran,
Dinas pengatur lingkungan hidup energi dan SDM, BKKBN, Dinas pemuda dan
olahraga, dan bagian pemberdayaanwanita.
Komisi C: Meliputi Dinas pendapatan daerah, Dinas perindustrian dan
perdagangan, Dinas koperasi dan HAM, Kantor penanaman modal, Dinas
kebudayaan dan pariwisata, Badan pengelola perparkiran, Perusahaan daerah,
Perbankan, Perusahaan patungan, PMA, PMD, Dunia usaha, PLN, Pertamina dan
Tirtanadi.
Komisi D: Meliputi Badan perencanaan daerah, Dinas pertanian, Dinas
perikanan dan kelautan, Dinas tata kota dan tata ruang, Dinas pemukiman dan
perumahan, Dinas pekerjaan umum, Dinas kebersihan dan Dinas pertamanan.
2. Badan Musyawarah Kota Medan104
Badan Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap
dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD. Panitia
Musyawarah ini terdiri dari wakil setiap fraksi berdasarkan perimbangan jumlah
Anggota. Ketua dan Wakil Ketua DPRD karena jabatannya adalah Pimpinan Badan
104
Musyawarah merangkap anggota. Sekretaris DPRD karena jabatannya Badan
Musyawarah menurut ketentuan Pasal 47 PP 25/2004, mempunyai tugas:
Memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja DPRD baik
diminta atau tidak.
Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD.
Memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul perbedaan
pendapat.
Memberi saran pendapat untuk memperlancar kegiatan.
Merekomendasikan pembentukan Badan Khusus.
Wajib mengadakan konsultasi dengan fraksi-fraksi sebelum mengikuti rapat
Badan Musyawarah.
Wajib menyampaikan pokok-pokok hasil rapat Badan Musyawarah kepada
Fraksi.
Merencanakan, menjadwalkan seluruh kegiatan DPRD.
Berkaitan dengan tugas menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD,
Badan Musyawarah menetapkan acara DPRD untuk satu masa sidang atau sebagian
dari suatu masa sidang dan perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, serta jangka
waktu penyelesaian suatu Rancangan dan penentuan besarnya quota rancangan yang
dibahas oleh masing-masing alat kelengkapan Dewan dengan tidak mengurangi hak
rapat paripurna untuk mengubahnya. Ada tugas-tugas lain yang masih relevan dan
terkait dengan kewenangan Badan Musyawarah, yaitu:
a. Memberikan pendapat kepada pimpinan DPRD dalam menetukan garis
kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenangDPRD.
b. Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan yang
lainuntuk memberikan keterangan/penjelasan mengenai hal yang menyangkut
pelaksanaan tugas tiap-tiap alat kelengkapan tersebut.
,menetapkan bahwa Pemerintah Daerah atau pihsk lainnya diharuskan untuk
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan DPRD mengenai masalah yang
terjadi.
d. Menentukan penanganan suatu rancangan atau pelaksanaan tugas DPRD
lainnya oleh alat kelengkapan DPRD. Namun Badan Musyawarah tidak boleh
mengubah keputusan atas suatu rancangan atau pelaksanaan tugas DPRD
lainnya oleh alat kelengkapan DPRD.
e. Melaksanakan hal-hal yang oleh rapat paripurna diserahkan kepada Badan
Musyawarah.
Nama-Nama Badan musyawarah DPRD Kota Medan 2014
1. Drs. Daniel Pinem 12. Rajudin Sagala, S.PdI, S.Kom
2. Drs. Wong Chun Sen 13. H.Salman Alfarisi, Lc,MA
3. Hj. Umi Kalsum, SH 14. Zulkifli Lubis
4. Hasyim, SE 15. Hj. Hamidah
5. Mulia Asri Rambe, SH 16. Kuat Surbakti, S.Sos
6. Tengku Eswin, ST 17. HT.Bahrumsyah, SH
7. Modesta Marpaung,Am.keb. SKM 18. Ratna Sitepu
8. H. Waginto 19. Drs. H. Hendra DS
9. Dame Duma Sari Hutagalung 20. Beston Sinaga, SH, MH
10 .Drs. Herri Zulkarnain, M.Si. 21. Andi Lumban Gaol, SH
3. Badan Anggaran DPRD Kota Medan105
Badan Anggaran DPRD memeriksa APBD maupun RAPBD pemerintah
daerah.Menurut pasal 55 PP Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, tugas Badan Anggaran (Banggar)
DPRD adalah:
Memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada
kepala daerah dalam mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan
belanja daerah paling lambat 5 (lima) bulan sebelum ditetapkannyaAPBD.
Melakukan konsultasi yang dapat diwakili oleh anggotanya kepada komisi
terkait untuk memperoleh masukan dalam rangka pembahasan rancangan
KUA sertaPPAS.
Memberikan saran dan pendapat kepada kepala daerah dalam mempersiapkan
rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan
peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Melakukan penyempurnaan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan
rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
berdasarkan hasil evaluasi Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan
gubernur bagi DPRD kabupaten/kota bersama tim anggaran pemerintah
daerah.
Nama-Nama Badan Anggaran DPRD Kota Medan 2014
1 Robby Barus, SE 14 Muhammad Nasir
2 Edward Hutabarat 15 H. Jumadi, S.Pd.I
3 Boydo H.K Panjaitan, SH 16 H. Irsal Fikri, S.Sos
4 Paul Mei Anton Simanjuntak, SH 17 Drs. H. Muhammad Yusuf, S.Pd.I
5 H. Adlin Umar Yusri Tambunan, Msp 18 Abdul Rani, SH
6 Ilhamsyah, SH 19 H.Zulkarnain Yusuf Nasution
7 H.Sabar Syamsurya Sitepu, S.I.Kom 20 Ibnu Ubayd Dilla, SE
8 Surianto 21 H. Ahmad Arif, SE, MM
9 Drs.Godfried Effendi Lubis 22 Bangkit Sitepu
10 Ir. Sahat B.Simbolon 23 Landen Marbun, SH
11 Drs.Hendrik Halomoan Sitompul, MM 24 Drs. Maruli Tua Tarigan
12 Parlaungan Simangunsong, ST 25 Deni Maulana Lubis, SE
13 H.Asmui Lubis, S.Pd.I
4. Badan Legislasi DPRD Kota Medan106
Badan legislasi terlibat dalam membahas kebijakan yang dibentuk yang akan
menjadi sebuah UU. Badan legislasi bersama eksekutif bersama membahas tentang
apa saja yang akan menjadi kebijakan daerah yang berguna untuk kesejahteraan
rakyat di daerah tersebut. Tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh Badan Legislasi
adalah:
106
a.Menyusun program legislasi daerah yang memuat daftar urutan rancangan
peraturan daerah untuk satu masa keanggotaan dan prioritas setiap tahun
anggaran, yang selanjutnya dilaporkan dalam Rapat Paripurna untuk
ditetapkan dengan Keputusan Ketua DPRD;
b.Menyiapkan rancangan peraturan daerah usul inisiatif DPRD berdasarkan
program prioritas yang telah di tetapkan;
c.Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi, dan gabungan
komisi sebelum rancangan peraturan daerah tersebut disampaikan kepada
pimpinan dewan;
d.Memberikan pertimbangan terhadap pengajuan rancangan peraturan daerah
yang diajukan oleh anggota, komisi, dan gabungan komisi diluar rancangan
peraturan daerah yang terdaftar dalam program legislasi daerah atau prioritas
rancangan peraturan daerah tahun berjalan;
e.Melakukan pembahasan dan perubahan/penyempurnaan rancangan peraturan
daerah yang secara khusus ditugaskan Panitia Musyawarah;
f. Melakukan penyebarluasan dan mencari masukan untuk rancangan peraturan
daerah yang sedang dan/atau yang akan dibahas dan sosialisasi rancangan
peraturan daerah yang telah disahkan;
g.Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap materi peraturan
daerah melalui koordinasi dengan komisi;
h.Menerima masukan dari masyarakat baik tertulis maupun lisan mengenai
rancangan peraturan daerah;
i. Memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan daerah yang sedang
dibahas oleh Bupati/Walikota dan DPRD; dan
j. Menginventarisasi masalah hukum dan peraturan perundang-undangan pada
Panitia Legislasi pada masa keanggotaan berikutnya.
6 Ilhamsyah, SH 19 H.Zulkarnain Yusuf Nasution
7 H.Sabar Syamsurya Sitepu, S.I.Kom 20 Ibnu Ubayd Dilla, SE
8 Surianto 21 H. Ahmad Arif, SE, MM
9 Drs.Godfried Effendi Lubis 22 Bangkit Sitepu
10 Ir. Sahat B.Simbolon 23 Landen Marbun, SH
11 Drs.Hendrik Halomoan Sitompul, MM 24 Drs. Maruli Tua Tarigan
12 Parlaungan Simangunsong, ST 25 Deni Maulana Lubis, SE
13 H.Asmui Lubis, S.Pd.I
5. Badan Kehormatan DPRD Kota Medan107
Badan kehormatan DPRD menerima laporan baik internal dan eksternal
tentang kedisiplinan Dewan. Badan Kehormatan mempunyai tugas:
Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika, dan moral para anggota DPRD
dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan Kode Etik
DPRD;
Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap
peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD serta sumpah/janji;
107107
Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas pengaduan Pimpinan
DPRD, masyarakat dan/atau pemilih;
Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi
sebagaimana dimaksud pada huruf c sebagai rekomendasi untuk ditindak
lanjuti oleh DPRD;
Menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan DPRD berupa rehabilitasi
nama baik apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan anggota
DPRD atas pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat dan atau pemilih;
Menyampaikan laporan atas keputusan badan kehormatan kepada paripurna
DPRD; dan
Dapat menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti melanggar
kode etik DPRD.
Badan kehormatan membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotaan.
Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Kehormatan berwenang:
Memanggil Anggota yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan
pembelaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan;dan
Meminta keterangan pelapor, saksi, dan/atau pihak-pihak lain yang terkait,
termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain.
Pada pemilu 2014, PDI Perjuangan menjadi partai pemenang pemilu di
Medan dengan menempatkan 9 anggotanya untuk duduk di DPRD Kota Medan. PDI
Perjuangan partai dengan suara terbesar pemilu nasional yang lalu juga mendominasi
peta perpolitikan di Kota Medan dengan jumlah kursi sebanyak 9 atau hampir
seperlima dari total anggota DPRD Kota Medan. Urutan selanjutnya diikuti oleh
Golkar dengan 7 kursi, Gerindra 6 kursi, PKS, PPP dan Demokrat ma- sing-masing 5
kursi, PAN dan Hanura masing- masing 4 kursi dan sisanya partai lainnya sebanyak
Tabel 2. 13 Daftar Nama dan Fraksi
Anggota DPRD Kota Medan Periode 2014-2019
NO NAMA FRAKSI
1 HASYIM, SE PDIP
2 BOYDO HARRIS KRISTANTO PANJAITAN PDIP
3 Drs. DANIEL PINEM PDIP
4 HENRY JHON HUTAGALUNG, SE, SH PDIP
5 ROBY PDIP
6 EDWARD HUTABARAT PDIP
7 PAUL MEI ANTON SIMANJUNTAK, SH PDIP
8 Drs. WONG CHUN SEN PDIP
9 Hj. UMI KALSUM, SH PDIP
10 H. SABAR SYAMSURYA SITEPU GOLKAR
11 H. ISWANDA RAMLI GOLKAR
12 ILHAMSYAH GOLKAR
13 H. ADLIN UMAR YUSRI TAMBUNAN, ST GOLKAR
14 MODESTA MARPAUNG, Amkeb, SKM GOLKAR
15 MULIA ASRI RAMBE, SH (Bayek) GOLKAR
16 TENGKU ESWIN, ST GOLKAR
17 H. IHWAN RITONGA, SE GERINDRA
18 Drs. GODFRIED EFFENDI LUBIS GERINDRA
20 DAME DUMA SARI HUTAGALUNG GERINDRA
21 Ir. SAHAT B. SIMBOLON GERINDRA
22 SURIANTO GERINDRA
23 H. ASMUI LUBIS, S.Pd.I PKS
24 H. SALMAN ALFARISI , Lc, MA PKS
25 RAJUDIN SAGALA PKS
26 H. JUMADI, S.Pd.I PKS
27 MUHAMMAD NASIR PKS
28 PARLAUNGAN SIMANGUNSONG, ST DEMOKRAT
29 BURHANUDDIN SITEPU, SH DEMOKRAT
30 Drs. HERRI ZULKARNAIN, M.Si DEMOKRAT
31 ANTON PANGGABEAN, SE, M.Si DEMOKRAT
32 Drs. HENDRIK HALOMOAN SITOMPUL, MM DEMOKRAT
33 ZULKIFLI LUBIS PPP
34 H. IRSAL FIKRI, S.Sos PPP
35 ABDUL RANI, SH PPP
36 Hj. HAMIDAH PPP
37 Drs. MHD. YUSUF PPP
38 H. AHMAD ARIF, SE, MM PAN
39 KUAT SURBAKTI, S.Sos PAN
40 H. ZULKARNAIN YUSUF PAN
41 H.T. BAHRUMSYAH, SH PAN
43 BANGKIT SITEPU HANURA
C. Gambaran Umum Perda No.3 Tahun 2014 Tentang KTR Kota Medan108 Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan atau penggunaan
rokok. Penetapan area kawasan tanpa rokok merupakan upaya perlindungan unutuk
masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan
tercemar asap rokok. Secara umum, penetapan KTR bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat rokok, dan secara khusus, tujuan penetapan
KTR adalah mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, aman dan nyaman,
memberikan perlindungan bagi masyarakat bukan perokok, menurunkan angka
perokok, mencegah perokok pemula dan melindungi generasi muda dari
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif (NAPZA). Penerapan perda
no 3 tahun 2014 tentang kawasan tanpa rokok dikota medan berdasarkan hukum.
Adapun dasar hukum dari Perda No 3 tahun 2014 tentang kawasan tanpa
rokok di kota Medan yaitu Undang-Undang (UU) No. 36 tahun 2009 tentang
108Peraturan Daerah Kota Medan No 3 tahun 2014 .“