• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan DPRD Terhadap Kinerja Pemerintah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengawasan DPRD Terhadap Kinerja Pemerintah Kota Medan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KOTA MEDAN DAN DPRD KOTA MEDAN

A. Profil Kota Medan

A.1. Sejarah Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan terbesar

di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Dengan luas mencapai 26.510 hektar

(265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah sumatera utara. Kata Medan berasal

dari kata bahasa Melayu yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas.55

Pada awal berdirinya kota Medan ini, dikenal dengan nama Tanah Deli yang

keadaan tanahnya berawa-rawa dan terdapat beberapa sungai-sungai yang melintasi

kota Medan yang bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Babura,

Sei Sekambing, Sei Putih, Sei Belawan, Sei Deli, dan Sei Sulang saling/Sei Kera.56

Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus pada tahun 1590.Pada tahun 1833 orang

Eropa yang pertama sekali mengunjungi Deli adalah John Anderson dan menemukan

kampung yang bernama Medan. Saat itu kampung ini berpenduduk 200 orang yang

dipimpin oleh seseorang yaitu bernama Tuanku Pulau Berayan yang bermukim

disana untuk mengutip pajak dari sampan-sampan yang membawa lada yang

menuruni sungai. Kemudian pada tahun 1886 Medan secara resmi mendapatkan

status sebagai kota, dan pada tahun berikutnya residen pesisir timur serta Sultan Deli

berpindah ke Medan. Medan berubah menjadi kotapenting diluar Pulau Jawa pada

tahun 1909, terutama setelah pemerintah kolonial belanda membuka perusahaan

55

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota.’Tentang Sejarah KotaMedan”. Diakses pada 2 Mei 2017 pukul 06.30 Wib 56

(2)

perkebunan secara besar-besaran. Saat itu Dewan Kota yang pertama terdiri dari dua

belas anggota orang Eropa, dua orang bumi putra, dan seorang Tionghoa.57

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi

besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa

sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan

berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari

meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian

sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang

Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor

perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing

dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan,

tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.58

Keberadaan kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang

panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru

Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang

diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh.

Perkembangan Kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan ibukota

Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya

statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada

tahun 1915.59 Kota Medan sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di

provinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting

dan strategis secara regional.60

57

Ibid

58Panduan Buku Gambaran Umum Pemdasu. Tentang”

Sumetera Utara Dalam Lintasan Sejarah.”hal 314 59

http://Pemkomedan” TentangSejarah Kota Medan”.go.id 60

(3)

A.2. Letak Geografis Kota Medan Gambar 2.1 Peta Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah

penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°30' – 3° 43'

Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur.61 Untuk itu topografi Kota Medan

cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas

permukaan laut. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara

keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu: 62

61

Kota Medan, pintu gerbang utara sumatera http://www.gosumatra.com/kota-medan/ diakses pada 7 Mei 2017 pukul 01.23 WIB.

(4)

Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang

Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang

Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan

Sumber Daya Alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.

Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya

Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,

Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini

menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai

kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat

dengan daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang pada pinggiran

jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai

gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan

domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah

mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu

daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.63

Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21

tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha,

meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan

menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal

21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.

Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota

(5)

Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari

11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan.64

Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan

Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan

melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor

140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di

Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di

Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan

kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Kotamadya

Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan. Adapun luas wilayahkota Medan

masing-masing kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:65

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Luas (������) Persentase (%)

1. Medan Tuntungan 20,68 7,80

2. Medan Selayang 12,81 4,83

3. Medan Johor 14,58 5,50

64

Maghfira Faraidiany. 2015. Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis Tionghoa Di Kota Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. hal. 33

65

(6)

4. Medan Amplas 11,19 4,22

5. Medan Denai 9,05 3,41

6. Medan Tembung 7,99 3,01

7. Medan Kota 5,27 1,99

8. Medan Area 5,52 2,08

9. Medan Baru 5,84 2,20

10. Medan Polonia 9,01 3,40

11. Medan Maimun 2,98 1,13

12. Medan Sunggal 15,44 5,83

13. Medan Helvetia 13,16 4,97

14. Medan Barat 6,82 2,57

15. Medan Petisah 5,33 2,01

16. Medan Tmur 7,76 2,93

17. Medan Perjuangan 4,09 1,54

(7)

19. Medan Labuhan 36,67 13,83

20. Medan Marelan 23,82 8,89

21. Medan Belawan 26,25 9,90

Jumlah 265,10 100

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2015

A.3. Kota Medan Secara Demografis

Keadaan penduduk kota Medan memiliki ciri khas yaitu yang meliputi unsur

agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan

karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi,

Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi

tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran

dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin

menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran

adalah perubahan pola fikir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya.66

Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses

transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun tingkat kematian sudah tidak banyak

berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen

kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang

terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun cultural. Menurut tingkat kelahiran

(fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar

66

(8)

daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang balik (cummuters)

mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Adapun komposisi

penduduk Kota Medan berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk, dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:67

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2015 Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

(2) (3) (4) (5)

Medan Tuntungan 42 288 43 325 85 613

Medan Johor 65 207 66 805 132 012

Medan Amplas 61 176 62 674 123 850

Medan Denai 72 147 73 914 146 061

Medan Area 48 897 50 095 98 992

Medan Kota 36 769 37 670 74 439

Medan Maimun 20 086 20 577 40 663

Medan Polonia 27 636 28 313 55 949

Medan Baru 20 025 20 515 40 540

Medan Selayang 52 433 53 717 106 150

Medan Sunggal 57 192 58 593 115 785

67

(9)

Medan Helvetia 74 448 76 273 150 721

Medan Petisah 31 303 32 071 63 374

Medan Barat 35 902 36 781 72 683

Medan Timur 55 036 56 384 111 420

Medan Perjuangan 47 361 48 521 95 882

Medan Tembung 67 759 69 419 137 178

Medan Deli 89 632 91 828 181 460

Medan Labuhan 58 025 59 447 117 472

Medan Marelan 80 152 82 115 162 267

Medan Belawan 48 463 49 650 98.113

Kota Medan 1.091.937 1.118.68 7

2. 210.624

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2015

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin dari Tahun 2000, 2009, 2015.

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

2000 945.847 958.426 1.904.273

(10)

2002 979.106 984.776 1.963.882

2003 990.216 1.003.386 1.993.602

2004 995.968 1.010.174 2.006.142

2005 1.012.040 1.024.145 2.036.185

2006 1.027.607 1.039.681 2.067.288

2007 1.034.696 1.048.460 2.083.156

2008 1.039.707 1.062.398 2.102.105

2009 1.049.457 1.071.596 2.121.053

2015 1.091.937 1.118. 687 2.210.624

Sumber BPS Kota Medan Tahun 2016

Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis. Sebelum

kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari wilayah

Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh suku-suku asli,

seperti: Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir dan

berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi penduduk

Medan berubah dengan hadirnya suku suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba,

Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur

dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini dihuni oleh berbagai

macam etnis, seperti: Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola,

Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan beragam agama seperti: Islam, Protestan, Katolik,

(11)

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut

No Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainny a

1. Medan Tuntungan 62396 19414 10301 133 101 -

2. Medan Johor 72082 28660 12229 15563 11733 -

3. Medan Amplas 87979 24391 3223 737 192 -

4. Medan Denai 132193 42565 9095 107 866 -

5. Medan Area 9467 6807 1647 429 28918 13

6. Medan Kota 37373 - 21948 314 23578 -

7. Medan Maimun 8000 232 261 231 125 -

8. Medan Polonia 25000 8822 369 2494 7615 -

9. Medan Baru 21459 17653 6536 2450 3989 -

10. Medan Selayang 51674 24286 8678 1385 1097 -

11. Medan Sunggal 64658 29963 20737 9136 12808 -

12. Medan Helvetia 84717 30714 14190 408 3188 -

13. Medan Petisah 48399 26872 2901 2050 21595 -

14. Medan Barat 51212 14793 4995 1325 25801 -

15. Medan Timur 765 18075 5485 3824 13565 -

16. Medan Perjuangan 71529 27756 2462 1196 14983 -

17. Medan Tembung 108675 40875 2179 917 9340 -

(12)

19. Medan Labuhan 90849 24944 6281 29 7753 -

20. Medan Marelan 11494 4372 2691 227 6467 33

21. Medan Belawan 67090 19836 4893 76 3689 -

Jumlah 1207541 418876 143637 43509 209646 53

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2016

Keragaman sering juga disebut pluralitas.Kata ini biasa merujuk pada

keragaman agama dan budaya.Pluralitas adalah kondisi objektif dalam suatu

masyarakat yang terdapat di dalamnya sejumlah kelompok saling berbeda, baik strata

ekonomi, ideologi, keimanan, maupun latar belakang etnis.Medan menjadi tujuan

warga dari daerah, baik untuk bekerja mencari nafkah, menetap ataupun sekedar

singgah. Keragaman yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara kemudian terefleksi

dalam wujud wajah kota Medan. Oleh karena itu, bisa kita bayangkan kompleksnya

kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat heterogen seperti ini.Tidak saja

dibutuhkan saling pengertian dan saling tolerasi dalam kehidupan beragama dan

berbudaya, tetapi juga dibutuhkan pemimpin yang kuat yang didukung oleh

masyarakatnya. Oleh karena itu, akan mustahil bisa melestarikan kestabilan

kehidupan sosial kemasyarakatan dan membawa Kota Medan ini maju dan

berkembang menjadi kota yang modren.69

A.3.1.Kota Medan Secara Kultural

Kota Medan sebagai pusat perdagangan baik regional maupun

internasional, Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh

karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak

(13)

beragamnya nilai-nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab

diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan

(modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya

yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman

suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya,

justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di

kota Medan.70

Tabel 2.5

Perbandingan Suku Bangsa di Kota Medan

Suku Bangsa Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000

Jawa 24,9% 29,41% 33,03%

Batak 10,7% 14,11% -

Tionghoa 35,63% 12,8% 10,65%

Mandailing 6,43% 11,91% 9,36%

Minangkabau 7,3% 10,93% 8,6%

Melayu 7,06% 8,57% 6,59%

Karo 0,12% 3,99% 4,10%

Aceh - 2,19% 2,78%

Sunda 1,58% 1,90% -

Lain-lain 16,62% 4,13% 3,95%

Sumber: 1930 Dan 1980 Usman Pelly, 1983; 2000; BPS Sumut.

70

(14)

Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu

primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh

karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan kota Medan dirumuskan

dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.71

A.3.2. Kota Medan Secara Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan,

keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan

penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan

kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat

untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan

dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya Demikian juga halnya dengan

kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalahutama pengembangan

kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi

oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain :tingkat pendapatan, kesehatan,

pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami

hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak

dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam

menjalani kehidupan secara martabat.72

71

Pramoedya A. Toer. 1998. Hoakiau di Indonesia. Jakarta: Graha Budaya, hal. 175. 72Op.cit “

(15)

A.3.3. Kota Medan Secara Pendidikan73

Secara umum Pendidikan penduduk kota Medan Rata-rata lama sekolah

sebesar 11 tahun program wajib belajar 9 tahun telah dicapai di Kota Medan, di mana

rata-rata penduduk Medan sudah menyelesaikan pendidikan sampai dengan jenjang

pendidikan kelas 2 SLTA.

Berkemampuan baca tulis yang lebih baik dibandingkan kemampuan baca

tulis rata-rata penduduk Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari persentase melek huruf

penduduk Medan sebesar 99,65 persen dibandingkan penduduk Sumatera Utara yang

sebesar 98,82 persen.

Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Medan cukup tinggi yaitu 11 tahun

atau memu- tuskan berhenti ketika selesai di kelas 2 SLTA, dibandingkan rata-rata

lama sekolah penduduk Sumatera Utara secara keseluruhan sebesar 9,03 tahun,

ternyata penduduk Medan bersekolah lebih lama. Sedangkan angka partisipasi

sekolah untuk kelompok umur 7-12 tahun, 13- 15 tahun, dan 16-18 tahun hampir

selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pencapaian di bidang pendidikan terkait erat dengan indikator pendidikan,

salah satunya adalah rasio guru murid. Pada jenjang pendidi- kan setingkat SD di

Medan untuk tahun ajaran 2015/2016 seorang guru rata-rata mengajar 15 murid.

Semakin tinggi jenjang pendidikan, terli- hat beban seorang guru semakin sedikit

dimana jenjang pendidikan SLTP rata-rata seorang guru hanya mengajar 14 murid,

sedangkan tingkat SLTA/MA seorang guru hanya mengajar sekitar 12 orang murid.

73

(16)

Tabel 2.6

Indikator Pendidikan di Medan

Uraian 2013 2014 2015

Angka Melek Huruf (%) 99,57 99,83 99,65

Angka Partisipasi Sekolah (%)

7-12 99,35 99,55 99,61

13-15 93,16 97,47 99,23

16-18 78,34 79,97 76,60

Rata2 lama sekolah (tahun) 10,90 10,88 11,00

Sumber : Susenas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara

A.3.4. Kota Medan Ketenagakerjaan 74

Dari total penduduk usia kerja (15 tahun keatas), hampir dua pertiganya

termasuk dalam angkatan kerja yaitu sebesar 60,28 persen. Tingkat partisipasi

angkatan kerja ini turun dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu sebesar 64,74

persen. Dari angkatan kerja yang ada terdapat 11,00 persen yang sedang mencari

pekerjaan atau yang sering disebut pengangguran.

74

(17)

Tabel 2.7

Statistik Ketenagakerjaan Medan

Uraian 2013 2014 2015

TPAK (%) 64,74 60,41 60,28

Tingkat Pengangguran (%) 10,01 9,48 11,00

Bekerja (%) 89,99 90,52 89,00

UMK (000 Rp) 1 650 1 851 2 037

Bekerja di sektor A (%) 4,25 3,74 3,90

Bekerja di sektor M (%) 20,21 20,80 20,60

Bekerja di sektor S (%) 75,54 75,46 75,50

Sumber : Sakernas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara

Pasar tenaga kerja Medan juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan

kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase penduduk usia kerja yang

bekerja yang besarnya sekitar 89,00 persen. Jika dicermati tingkat pengangguran

berkisar 9-11 persen dalam tiga tahun terakhir, yaitu 10,01 persen pada tahun 2013,

9,48 persen pada tahun 2014 dan terbesar 11,00 persen pada tahun 2015.

Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di

sektor jasa-jasa (S)masih mendominasi pasar kerja di Medan dengan persentase

sebesar 75,50 persen pada tahun 2015, yang diikuti oleh sektor industri (M) dengan

persentase 20,60 persen. Sementara pekerja sektor pertanian (A) hanya sebanyak 3,90

(18)

Tabel 2.8

Penduduk 15 Tahun keatas Menurut Status Ketenagakerjaan, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja diKota Medan Tahun

2013-2015

Status Ketenagakerjaan 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

I. Angkatan Kerja 1 004 899 974 951 984 037

1. Bekerja 904 331 882 514 875 794

2. Pengangguran 100 568 92 437 108 243

II. Bukan Angkatan Kerja 547 285 639 033 648 453

1. Sekolah 180 045 204 342 238 838

2. Mengurus Rumahtangga 306 184 346 441 318 706

3. Lainnya 61 056 88 250 90 909

III. Jumlah Penduduk 15 Tahun

ke atas

1 552 184 1 613 984 1 632 490

Tinat Pengangguran Terbuka (%) 10,01 9,48 11,00

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 64,74 60,41 60,28

(19)

Tabel 2.9

Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Kota Medan Tahun 2013 -2015 (Rupiah)

Lapangan Usaha 2013 2014 2015

(1) (3) (4) (5)

1. Pertanian - - -

- - -

2. Pertambangan/

Penggalian

- - -

- - -

3. Industri 1 732 500 1 732 000 1 944 075

1 815 000 2 036 000 2 342 550

4. Listrik,Gas & Air

Minum

- - -

- - -

5. Bangunan/ Konstruksi 1 815 000 1 815 000 2 036 650

1 815 000 2 036 000 2 240 700

6. Perdagangan, Hotel ,

Restoran

1 735 500 1 765 500 1 999 620

1 815 000 2 036 000 2 342 220

7. Angkutan 1 815 000 1 815 000 2 036 650

(20)

8. Bank & Lembaga

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Medan dinilai dari

pemberian ASI pada anak buat perkembangan bayi. Didalamnya terdapat zat gizi

Persentase tertinggi penolong kelahiran di Medan dilakukan oleh bidan yaitu

mencapai 56,85 persen, sedangkan yang ditolong bukan tenaga medis sudah tidak ada

lagi. Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan penduduk di bidang kesehatan cukup

75

(21)

tinggi dengan memahami pentingnya keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.

Sementara itu, balita yang proses kelahirannya ditolong oleh dokter mencapai 43,15

persen.76

Menurut data yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kota Medan jumlah

balita dengan status gizi buruk dan kurang semakin berkurang dari tahun ke tahun

yaitu dari 1.087 orang pada tahun 2013 menjadi 979 orang pada tahun 2015.77

Tabel 2.10

(22)

Tenaga Medis Lain 0,75 2,94 0,00

Dukun, Lainnya 0,31 0,34 0,00

Angka Harapan Hidup (tahun) 72,37 72,18 72,28

Sumber : Susenas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 2.11

Prevalensi Gizi Menurut Status Gizi dan Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

Kecamatan Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk

(1) (2) (3) (4)

01. Medan Tuntungan 6 406 29 1

02. Medan Johor 11 923 34 7

03. Medan Amplas 13 753 24 1

04. Medan Denai 18 391 72 9

05. Medan Area 10 315 42 3

06. Medan Kota 10 013 23 0

07. Medan Maimun 5 578 33 1

08. Medan Polonia 4 570 39 2

09. Medan Baru 6 500 12 0

10. Medan Selayang 16 396 24 4

11. Medan Sunggal 16 466 62 8

(23)

13. Medan Petisah 9 460 27 2

14. Medan Barat 6 263 26 3

15. Medan Timur 13 827 9 0

16. Medan Perjuangan 15 749 43 6

17. Medan Tembung 12 336 78 9

18. Medan Deli 18 365 47 2

19. Medan Labuhan 9 838 115 18

20. Medan Marelan 17 369 25 20

21. Medan Belawan 13 397 93 5

Kota Medan 252 340 868 111

Sumber : Medan Dalam Angka, 2016

Itulah gambaran umum tentang kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan

yang berkaitan dengan pola hidup sehat dan bersih (PHBS), di antaranya yaitu dengan

jumlah penduduk kota medan sebanyak 2.210.624 penduduk.

A.4 Pemerintah Kota Medan

Pemerintah daerah Kota Medan adalah Walikota beserta perangkat daerah

otonomnya yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Secara umum,

(24)

Sumber Data BPS kota Medan 2016.78

Keterangan:

- Dzulmi Eldin : Walikota

- Akhyar Nasution : Wakil Walikota

o Syaiful Bahri, Sekretaris Daerah Kota Medan.

o Abdul Azis, Sekretaris DPRD Kota Medan

o Widiya Alrahman, Kepala Bappeda Kota Medan

o Farit Wajedi, Inspektorat Daerah Kota Medan

o Usma Polita Nasution, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan

o Hasan Basri, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan

o Pulungan Harahap, Staf Ahli Wali Kota Medan Bidang

Kemasyarakatan dan SDM

78

(25)

o Tunggar, Staf Ahli Wali Kota Medan Bidang Pemerintahan, Hukum,

dan Politik.

o Ikhwan Habibi Daulay, Asisten Administrasi Umum Pada Sekda Kota

Medan.

Pemerintahan kota Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota dan wakil

Walikota yang dipilih oleh masyarakat dengan salah satu tujuan untuk menjalankan

Administrasi pemerintah kota medan yang terdiri atas 21 kecamatan dengan 151

Kelurahan dan terbagi dalam 2.001 satuan lingkungan setempat atau lingkungan.

Kecematan dengan jumlah kelurahan terbanyak yaitu kecamatan medan Area dan

Medan kota dengan 12 kelurahan. Sedangkan kecamatan medan polonia dan Medan

Marelan hanya terdiri atas 5 kelurahan. Lingkungan terbanyak juga ada di kecamatan

Medan Area yaitu sebanyak 172 lingkungan, sedangkan kecamatan Medan Polonia

hanya terdiri atas 46 lingkungan.79

(26)

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kota Medan bertambah dari

18.090 orang pada tahun 2014 menjadi 18.259 orang pada tahun 2015. Dilihat

berdasarkan komposisi pegawai menurut golongan, pada tahun 2015 mayoritas

pegawai berada pada golongan III yaitu sebanyak 8.332 orang (45,38%), diikuti oleh

golongan IV sebanyak 7.324 orang (39,89%), golongan II sebanyak 2.531 orang

(13,79%) dan golongan I sebanyak 172 orang (0,94%).80

A.4.1 Visi dan Misi Pemerintah Kota Medan

Semboyan Pemerintah Kota Medan "Medan Rumah Kita". Dengan Visi dan

Misi sebagai berikut:81

Visi

"Menjadi Kota Masa Depan yang Multikultural, Berdaya Saing, Humanis, Sejahtera

dan Religius"

Misi

1. Kerjasama Menumbuh kembangkan stabilitas, kemitraan, partisipasi dan

kebersamaan dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota.

2. Kreatifitas dan Inovasi Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan

debirokratisasi sekaligus penciptaan iklim investasi yang semakin

kondusif termasuk pengembangan kreatifitas dan inovasi daerah guna

meningkatkan kemampuan kompetitif serta komparatif daerah.

3. Kebhinekaan Mengembangkan kepribadian masyarakat kotabersarakan

etika dan moralitas keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan.

4. Penanggulangan Kemiskinan Meningkatkan percepatan dan perluasan

program penanggulangan kemiskinan.

80

Statistik Daerah Kota Medan.2016.BPS Kota Medan. Diakses pada 23 Mei 2017 pukul 12.09 81

(27)

5. Multikulturalisme Menumbuh kembangkan harmonisasi, kerukunan,

solidaritas, perstuan dan kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan

kebudayaan daerah dan identitas lokal multikulturalisme.

6. Tata Ruang Kota yang Konsisten Menyelenggarakan tata ruang kota yang

konsisten serta didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota

yang semakin modern dan berkelanjutan.

7. Peningkatan Kesempatan Kerja Mendorong peningkatan kesempatan kerja

dan pendapatan masyarakat melalui peningkatan taraf pendidikan dan

kesehatan masyarakat secara merata dan berkeadilan.

8. Smart City Mengembangkan Medan sebagai Smart City.

A.4.2 Lambang Kota Medan

Gambar 2.2 Lambang Kota Medan

Pengertian lambang kota Medan adalah 17 biji padi berarti tanggal 17 dari

hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 8 bunga kapas berati bulan 8 dari

(28)

perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia. Satu bambu runcing yang terletak

dibelakang perisai adalah lambang perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia,

dan lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti

Kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita. Bintang yang

bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa hidup penduduk Kota

Medan khususnya dan Indonesia umumnya akan bersinar-sinar bahagia dan lepas

dari kemiskinan dan kemelaratan. Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok

terpenting yang diekspor dari Kota Medan dan lima bahagian perisasi berarti

Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Kota Medan juga

mempunyai motto yaitu: Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk Kemajuan Dan

Kemakmuran Medan Kota Metropolitan.82

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal

Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya,

budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya

nilai-nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun

kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini

pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi

potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik,

nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi

besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Adanya

prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme

yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya,

sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi dan

misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.83

82

http://pemkomedan.go.id/new/hal-lambang-kota-medan.html diakses pada tanggal 24 Mei 2017 83

(29)

Adapun fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam

lima sifat, yaitu:84

1. Pemberian pelayanan

2. Fungsi pengaturan (Penetapan perda)

3. Fungsi Pembangunan

4. Fungsi Perwakilan (konsolidasi dengan Pemerintah Provinsi/Pusat)

5. Fugsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi

daerah, pemerintah Kota Medan menyelenggarakan dua bidang urusan, yaitu:

1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh

dinas-dinas daerah.

2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari:

a. Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagai badan

eksekutifkota.

b. Kewenangan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakup

dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum), yang

diselenggarakan oleh walikota/ wakil walikota, sebagai pimpinan tertinggi

badan eksekutif kota.

Maka berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, walikota Medan

membawahi (Pimpinan eksekutif tertinggi) seluruh instansi pelaksana eksekutif kota

Medan, seperti salah satunya instansi Dinas kesehatan kota medan yang

bertanggungjawab dengan program yang telah dibuat dan disepakati di antaranya

84

(30)

menjalankan dan mengimplementasikan Perda No. 3 tahun 2014 tentang kawasan

tanpa rokokdan dengan sesuai Substansi Perda kota medan Pelaksanaan oleh Dinas

Kesehatan Kota Medan adalah dengan cara memberikan Pembinaan dan Pengawasan

yang telah diatur dalam Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014

Tentang Kawasan Tanpa Rokok terhadap sarana kesehatan yang ada di Kota Medan.

Pembinaan dan Pengawasan kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok

oleh Dinas Kesehatan Kota Medan meliputi 3 tahap, yaitu bimbingan, penyuluhan,

dan pemantauan. Berikut upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota

Medan :85

a. Bimbingan

Dinas Kesehatan Kota Medan dalam melakukan bimbingan dengan

menyampaikan implementasi peraturan daerah yang telah dibuat oleh pemerintah

secara langsung kepada sarana-sarana kesehatan dan memberikan teguran tertulis dan

sanksi administrasi jika tidak melaksanakan peraturan yang telah dibuat. Dengan

mengadakan pertemuan dengan pimpinan sarana kesehatan dan turun langsung

ketempat sarana-sarana kesehatan dengan memberikan stiker larangan merokok, hal

ini terbukti dengan dilaksanakannya oleh sarana-sarana kesehatan dengan melakukan

pemasangan stiker larangan merokok di area sarana kesehatan. Pemasangan stiker

bertujuan untuk memberikan penjelasan bahwa adanya area yang tidak

diperbolehkannya melakukan kegiatan merokok di sarana-sarana kesehatan. Demi

terjaganya lingkungan yang sehat dari asap rokok. Dengan memberikan sosialisasi

terhadap setiap pimpinan saran kesehatan oleh Dinas Kesehatan bertujuan agar

terlaksanannya peraturan daerah mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan

terbatas merokok.

b. Penyuluhan

85Dinas Kesehatan Kota Medan.2013 “

(31)

Pada tahap penyuluhan Dinas Kesehatan melakukan pertemuan yang

dilakukan bersama pimpinan sarana kesehatan dengan memberikan penyuluhan

masalah kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok. Dan memberikan

arahan tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Medan

memberikan tanggung jawab kepada setiap pimpinan saran kesehatan untuk

menjalankan peraturan mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas

merokok. Dengan diberikannya tanggung jawab kepada setiap Kepala atau pimpinan

sarana kesehatan bertujuan untuk memberikan kewajiban agar mematuhi segala

peraturan, demi terlaksananya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Kawasan Tanpa Rokok.

c. Pemantauan

Dalam tahap ini Dinas Kesehatan turun langsung ke sarana kesehatan dengan

melakukan pengawasan sacara langsung terhadap pihak atau indivudu yang

melakukan pelanggaran mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas

merokok. Dinas Kesehatan memberikan teguran tertulis kepada pihak atau yang

melakukan pelanggaran. Dalam menjalankan kegiatan tersebut Dinas Kesehatan Kota

Medan bergabung dengan tim pemantau yaitu :

1) IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)

2) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

3) Stikes Yarsi Kota Medan

4) Semua kepala daerah dari SKPD Kota Medan (Satuan Kerja Perangkat

Daerah)

Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya dalam menjalankan

(32)

yakni dalam Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014, Dinas

Kesehatan Melakukan Pengawasan. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana-sarana kesehatan yang ada di

Kota Medan. Dinas Kesehatan Kota Medan turun langsung pertama ke semua

sarana-sarana kesehatan dengan memberikan arahan kepada setiap sarana-sarana-sarana-sarana kesehatan

dan semua instansi pemerintah, Pendidikan maupun masyarakat dikota medan.

B. Profil DPRD Kota Medan

B.1. Sejarah DPRD Kota Medan

Keterwakilan masyarakat Kota Medan di parlemen pada saat Dewan

Perwakilan rakyat Gotong Rorong (DPRGR) berjalan pada tahun 1968 sampai

1971.Pusat perkantoran Parlemen Kota Medan pada saat itu bertempat di belakang

Balai Kota lama yang sekarang menjadi Hotel grand Aston jalan Balai Kota

Medan.Kantor DPR GR pada saat itu berada di lantai dua berbagi dengan sekertariat

yang berkantor di lantai satu.86

Pada tahun 1971 ketika DPR GR diubah menjadi Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kota Medan, pusat perkantoran masih dilangsungakn dibelakang

Balai Kota Medan.Pada tahun1975, di masa pemerintahan orde baru, digagas

pembangunan Gedung DPRD Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis. Dengan restu

Gubernur Sumatera Utarasaat itu Marah Halim, pembangunan gedung DPRD Medan

dimulai dengan peletakan abut pertama tanggal 26 Juni 1975 yang dilakukan oleh

Walikota Medan M. Saleh Arifin.87

Setahun kemudian pada tahun 1976, gedung DPRD Medan berlantai tiga

86

Memori DPRD Kota Medan Masa Jabatan 2009-2014 hal 6

87

(33)

yang berhadapan dengan kantor Walikota Medan Sekarang diresmikan,

peresmiannya langsung dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada saat

itu Amir Mahmud. Prasasti peresmian gedung DPRD saat itu diletakan dilantai dua

persis di ruang tamu yang kemudian dijadikan ruang pimpinan DPRD Medan. Dan

secara resmi pada tahun 1976, anggota DPRD Medan berkantor di Gedung baru

tersebut setelah Sembilan tahun berkantor di belakang Balai Kota Medan.Setelah

sebelas kali masa kepemimpinan di DPRD Medan, gedung yang dibangun pada masa

pemerintahan orde baru diruntuhkan.88

Pada periode 2004-2009 sejumlah anggota DPRD Medan menggagas renovasi

gedung DPRD Medan.Namun rencana itu batal dilakukan dan berujung dengan opsi

pembangunan gedung baru.Pada tahun 2012 di masa kepemimpinan ketua DPRD

Medan Drs. Amiruddin, masa bahkti 2009-2014, Gedung DPRD Kota Medan

dibangun delapan lantai dengan anggaran mencapai 90 milliarlebih.

Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang pernah memimpin Kota Medan dari tahun

1968-2019:89

(34)

10.Syamsi Harahap : Juli 1997 s/d 1999

11.Tom Adlin Hajar : Juli 1999 s/d Juli 2004

12.H. Syahdansyah Putra : Juli 2004 s/d Juli 2009

13.Denni Ilham Panggabean, SH : Juli 2009 s/d Juli 2010

14.H. Amiruddin : Juli 2010 s/d Juli 2014

15.Henry jhon Hutagulung, SE, SH: Juli 2014 s/d Juli 2019

B.2. Visi dan Misi DPRD Kota Medan90

Visi

Sesuai fungsi, tugas dan wewenang DPRD untuk masa bakti tahun 2014

sampai 2019 mempunyai Visi: “Terwujudnya kehidupan masyarakat dan

pemerintahan Kota Medan yang demokratis, aspiratif, transparan dan akuntabel”.

Misi

1. Pengembangan implementasi nilai-nilai demokrasi kehidupan masyarakat dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Peningkatan efektifitas penyerapa dan perumusan aspirasi masyarakat.

3. Pengembangan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

4. Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

5. Pengembangan berbagai Perda dan menjamin adanya kepastian hukumdan

perlindungan serta ketertiban masyarakat.

9090

(35)

B.3. Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan

Dalam hal penguatan Lembaga Legislatif undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 dan undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Lembaga legislatif daerah telah mengalami perubahan dan peningkatan fungsi serta

peran yang sangat berarti dalam hal:91

a. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan

sebagai penyelenggara pemerintahan daerah.

b. Membentuk peraturan daerah kabupaten bersama Kepala Daerah.

c. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah

mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten yang diajukan

oleh Kepala Daerah.

d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan

anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten.

e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau wakil

Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk

mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian.

f. Memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil

Kepala Daerah.

g. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional di daerah.

h. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang

dilakukan oleh pemerintah daerahkabupaten.

i. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerahdalam

penyelenggaraan pemerintahan daerahkabupaten.

j. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau

91

(36)

dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dandaerah.

k. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

B.4. Wewenang dan Tugas DPRD Kota Medan

Dewan perwakilan rakyat daerah adalah unsur pemerintah kota yang

susunanya mencerminkan perwakilan seluruh rakyat daerah, bersama-sama kepala

daerah menjalankan tugas wewenang pemerintah daerah di bidang legislatif. Dalam

menjalankan wewenang dan tugas DPRD secara rinci diatur dalam Keputusan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah No. 09/ KEP DPRD/ Tahun 2004 tentang Peraturan Tata

Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan sebagaimana tertera dalam

Bab V, Pasal 30 yang menyatakan bahwa DPRD mempunyai tugas dan wewenang:92

1. Membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan kepala daerah untuk

mendapat persetujuanbersama.

2. Menetapkan APBD bersama dengan kepaladaerah.

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan

anggaran pendapatan dan belanja daerah, peraturan kepala daerah,

kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan

daerah dan kerjasama internasional didaerah.

4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau wakil

Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk

mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/ataupemberhentian.

5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional didaerah.

92

(37)

6. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan tugas desentralisasi.

7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalamundang- undang.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD

merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai penyelenggara

pemerintahan di daerah. DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan

umum yang dipilih melalui pemilihan umum. Tugas dan wewenang DPRD

disesuaikan dengan undang-undang maupun PP No.16 tahun 2010 tentang tata tertib

yang kemudian ditindak lanjuti sampai ke DPRD. Sedangkan fungsi lembaga DPRD

terdiri dari tiga fungsi yakni fungsi legislasi, fungsi controlling, dan fungsi

budgeting.93

1. Anggaran

Fungi Angaran DPRD diwujudkan dalam membahas dan menyetujui

rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama kepala

daerah.

2. Pengawasan

Fungsi Pengawasan diwujudkan dalam mengatasi pelaksanaan peraturan

daerah dan APBD.

3. Legislasi

Fungsi Legislasi diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah

bersama kepala daerah.

Fungsi legislasi diantaranya adalah :94

1. fungsi untuk membentuk peraturan daerah (Perda) bersama kepala daerah

(DPRD adalah policy maker, bukan policy implementator),

93

Ibid.hal 121

94

(38)

2. fungsi strategis yang menempatkan DPRD sebagai "lembaga terhormat"

dalam mengemban amanah dan memperjuangkan aspirasi rakyat.

3. merupakan "fungsi perjuangan" untuk menentukan keberlangsungan serta

masa depan daerah.

4. merupakan suatu proses untuk mengakomodasi berbagai kepentingan para

pihak/stakeholders. Arti penting fungsi legislasi DPRD diantaranya bersama

kepala daerah merupakan fungsi pembuat Perda. Yang mana Perda

menentukan arah pembangunan dan pemerintahan di daerah. Perda sebagai

dasar perumusan kebijakan publik di daerah. Perda sebagai kontrak sosial di

daerah. Perda sebagai pendukung pembentukan perangkat daerah dan susunan

organisasi.

B.5. Hak-Hak DPRD dalam Menjalankan Fungsinya95

1. Hak Interpelasi; ialah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada kepala

daerah mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis

yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah danNegara.

2. Hak Angket; ialah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan

penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu kepala daerah yang penting

dan strategis yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan

Negara, yang diduga bertentangan dengan peraturanperundang-undangan.

3. Hak menyatakan pendapat; ialah hak DPRD untuk menyetakan pendapat

terhadap kebijakan kepala daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang

terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai

tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hakangket dapat diatur dalam

Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan

perundang-undangan.

95

(39)

Hak Anggota DPRD Kota Medan

Sesuai dengan peraturan pemerintah daerah Nomor 16 tahun 2010 tentang

pedoman penyusunan peraturan dewan perawakilan rakyat daerah tentang tatatertib

dewan perwakilan rakyat daerah, bahwa alat kelengkapan DPRD terdiri dari

pimpinan, badan musyawarah, komisi, badan legislasi, badan anggaran, dan bandan

penghormatan yang diperlukan pada saat rapat paripurna.97

1. Pimpinan DPRD Kota Medan

Kedudukan Pimpinan dalam Dewan bisa dikatakan sebagai juru Bicara

Parlemen. Fungsi pokoknya secara umum adalah mewakili DPRD secara simbolis

dalam berhubungan dengan lembaga eksekutif, lembaga-lembaga tinggi negara lain,

dan lembaga-lembaga internasional, serta memimpin jalannya administratif

kelembagaan secara umum, termasuk memimpin rapat-rapat paripurna dan

menetapkan sanksi atau rehabilitasi.98 Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Pimpinan

memiliki tugas-tugas yang bisa dibagi ke dalam tiga kategori.Tugas di lingkungan

96

Ibid.hal 123 97

Undang-undang nomor 16 tahun 2010 tentang” pedoman penyusunan Peraturan DPRD dan tata tertib. 98

(40)

internal pimpinan, tugas di lingkungan internal dan eksternal DPRD:99

Adapun tugas di lingkungan internal Pimpinan adalah:

a.Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan

Wakil Ketua, serta mengumumkannya kepada Rapat Paripurna; dan

b.Mengadakan Rapat Pimpinan DPRD sekurang-kurangnya sekali sebulan

dalam rangka melaksanakan tugasnya;

Adapun tugas di lingkungan Internal DPRD:

a. Menentukan kebijaksanaan Alat KelengkapanDPRD;

b. Memimpin rapat DPRD sesuai dengan ketentuan Peraturan Tata Tertib serta

menyimpulkan persoalan yang dibicarakan dalamrapat;

c. Mengadakan konsultasi dengan pimpinan fraksi apabila dipandang perlu,

dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh

Sekretaris Jenderal dengan dibantu oleh Badan Urusan Rumah Tangga;

dan Menetapkan sanksi atau rehabilitasi kepada Anggota Dewan yang

melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik.

Adapun tugas di lingkungan eksternal DPRD:

a.Mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpinan Lembaga Tinggi

Negara lainnya setiap waktu diperlukan;

b.Memberi pertimbangan atas nama DPRD terhadap sesuatu masalah atau

pencalonan orang untuk jabatan tertentu sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pertimbangan itu diberikan setelah mengadakan

konsultasi dengan pimpinan Fraksi dan pimpinan Komisi yang bersangkutan;

c.Mewakili DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD dipengadilan.

99

(41)

Pimpinan DPRD bersifat kolektif, terdiri dari satu orang ketua dan

sebanyak-banyaknya empat orang wakil ketua yang yang mencerminkan fraksi-fraksi terbesar.

Pimpinan DPRD dipilih dari dan oleh Anggota.Lima fraksi terbesar secara tertulis

mengusulkan calon Ketua dan Wakil Ketua kepada Pimpinan Sementara untuk dipilih

dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna. Apabila terjadi kekosongan jabatan Ketua,

DPRD secepatnya mengadakan pemilihan berdasarkan pertimbangan dari Badan

Musyawarah. Pengisian kekosongan untuk jabatan Ketua dilakukan dengan

pemilihan ulang terhadap para calon. Sedangkan kekosongan jabatan Wakil Ketua

diisi oleh calon dari fraksi yang sama, untuk selanjutnya ditetapkan dalam Rapat

Paripurna.Pimpinan DPRD Kota Medan terdiri dari 1 orang ketua dan 3 orang wakil

pimpinan sebagai berikut pimpinan DPRD kota medan.100

Pimpinan DPRD Kota Medan 2014

- Hendry Jhon Hutagalung = Ketua DPRD

- H. Iswandi Ramli = Wakil Ketua

- H. Ikwan Ritonga = Wakil Ketua

- Burhanuddin Sitepu = Wakil Ketua

1. Komisi di DPRD Kota Medan

Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk

oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD sesuai dengan peraturan tata

tertib DPRD kota Medan BAB VII Pasal 50 Komisi-komisi dalam DPRD terdiri

dari:101

100

http://dprd-medankota.go.id/Profil Alat Kelengkapan DPRD kota Medan 2014.Diakses Pada 30 Mei 2017pukul 08.17 wib

101

(42)

1. Komisi A: BidangPemerintahanKomisi

2. Komisi B : Bidang KesejahteraanRakyat

3. Komisi C : Bidang Keuangan danPerekonomian

4. Komisi D : Bidang Pembangunan Pembagian mitrakerja

Komisi A merupakan bidang yang: Meliputi bidang pemerintahan umum,

Sekretariat Daerah, Kantor Sandi Daerah, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,

Kecamatan, Dinas Komunikasi dan Informatika, KPUD, Bappeda, Pertanahan, Badan

Penelitian dan Pengembangan, Kehakiman, Badan Kesbang Linmas, Kejaksaan,

Badan Ketahanan Pangan, TNI dan POLRI, Badan Kepegawaian Daerah, Maritim,

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Organisasi Masyarakat, Kantor arsip dan

Imigrasi.102

Komisi A DPRD kota medan salah satunya tugas fungsinya yaitu bagian

pengawasan implementasi Perda kota medan yang berkerja sama dengan panitia

khusus DPRD kota medan dalam mengarahkan dan mengevaluasi pemerintah daerah,

salah satunya dalam mengawasi Perda no 3 tahun 2014 tentang kawasan tanpa rokok

kota Medan dalam rapat paripurna. Adapun nama-nama Bidang Komisi A

Pemerintahan (Pengawasan) DPRD kota Medan sebagai berikut:103

(43)

o H. Wagianto, ST, MT

o Drs. Herri Zukarnain, M.Si

o H. Asmui Lubis, S.Pdi

o H. Zulkarnain Yusuf

o Bangkit Sitepu

Komisi B: Meliputi Sekretariat daerah unit kerja, Badan pemberdayaan

masyarakat, Dinas tenaga kerja, Dinas kesehatan, Badan pelayanan kesehatan RSU

Pirngadi, Dinas pendidikan, Kantor sosial, Dinas pencegah/pemadam kebakaran,

Dinas pengatur lingkungan hidup energi dan SDM, BKKBN, Dinas pemuda dan

olahraga, dan bagian pemberdayaanwanita.

Komisi C: Meliputi Dinas pendapatan daerah, Dinas perindustrian dan

perdagangan, Dinas koperasi dan HAM, Kantor penanaman modal, Dinas

kebudayaan dan pariwisata, Badan pengelola perparkiran, Perusahaan daerah,

Perbankan, Perusahaan patungan, PMA, PMD, Dunia usaha, PLN, Pertamina dan

Tirtanadi.

Komisi D: Meliputi Badan perencanaan daerah, Dinas pertanian, Dinas

perikanan dan kelautan, Dinas tata kota dan tata ruang, Dinas pemukiman dan

perumahan, Dinas pekerjaan umum, Dinas kebersihan dan Dinas pertamanan.

2. Badan Musyawarah Kota Medan104

Badan Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap

dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD. Panitia

Musyawarah ini terdiri dari wakil setiap fraksi berdasarkan perimbangan jumlah

Anggota. Ketua dan Wakil Ketua DPRD karena jabatannya adalah Pimpinan Badan

104

(44)

Musyawarah merangkap anggota. Sekretaris DPRD karena jabatannya Badan

Musyawarah menurut ketentuan Pasal 47 PP 25/2004, mempunyai tugas:

 Memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja DPRD baik

diminta atau tidak.

 Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD.

 Memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul perbedaan

pendapat.

 Memberi saran pendapat untuk memperlancar kegiatan.

 Merekomendasikan pembentukan Badan Khusus.

 Wajib mengadakan konsultasi dengan fraksi-fraksi sebelum mengikuti rapat

Badan Musyawarah.

 Wajib menyampaikan pokok-pokok hasil rapat Badan Musyawarah kepada

Fraksi.

 Merencanakan, menjadwalkan seluruh kegiatan DPRD.

Berkaitan dengan tugas menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD,

Badan Musyawarah menetapkan acara DPRD untuk satu masa sidang atau sebagian

dari suatu masa sidang dan perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, serta jangka

waktu penyelesaian suatu Rancangan dan penentuan besarnya quota rancangan yang

dibahas oleh masing-masing alat kelengkapan Dewan dengan tidak mengurangi hak

rapat paripurna untuk mengubahnya. Ada tugas-tugas lain yang masih relevan dan

terkait dengan kewenangan Badan Musyawarah, yaitu:

a. Memberikan pendapat kepada pimpinan DPRD dalam menetukan garis

kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenangDPRD.

b. Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan yang

lainuntuk memberikan keterangan/penjelasan mengenai hal yang menyangkut

pelaksanaan tugas tiap-tiap alat kelengkapan tersebut.

(45)

,menetapkan bahwa Pemerintah Daerah atau pihsk lainnya diharuskan untuk

melakukan konsultasi dan koordinasi dengan DPRD mengenai masalah yang

terjadi.

d. Menentukan penanganan suatu rancangan atau pelaksanaan tugas DPRD

lainnya oleh alat kelengkapan DPRD. Namun Badan Musyawarah tidak boleh

mengubah keputusan atas suatu rancangan atau pelaksanaan tugas DPRD

lainnya oleh alat kelengkapan DPRD.

e. Melaksanakan hal-hal yang oleh rapat paripurna diserahkan kepada Badan

Musyawarah.

Nama-Nama Badan musyawarah DPRD Kota Medan 2014

1. Drs. Daniel Pinem 12. Rajudin Sagala, S.PdI, S.Kom

2. Drs. Wong Chun Sen 13. H.Salman Alfarisi, Lc,MA

3. Hj. Umi Kalsum, SH 14. Zulkifli Lubis

4. Hasyim, SE 15. Hj. Hamidah

5. Mulia Asri Rambe, SH 16. Kuat Surbakti, S.Sos

6. Tengku Eswin, ST 17. HT.Bahrumsyah, SH

7. Modesta Marpaung,Am.keb. SKM 18. Ratna Sitepu

8. H. Waginto 19. Drs. H. Hendra DS

9. Dame Duma Sari Hutagalung 20. Beston Sinaga, SH, MH

10 .Drs. Herri Zulkarnain, M.Si. 21. Andi Lumban Gaol, SH

(46)

3. Badan Anggaran DPRD Kota Medan105

Badan Anggaran DPRD memeriksa APBD maupun RAPBD pemerintah

daerah.Menurut pasal 55 PP Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, tugas Badan Anggaran (Banggar)

DPRD adalah:

 Memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada

kepala daerah dalam mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan

belanja daerah paling lambat 5 (lima) bulan sebelum ditetapkannyaAPBD.

 Melakukan konsultasi yang dapat diwakili oleh anggotanya kepada komisi

terkait untuk memperoleh masukan dalam rangka pembahasan rancangan

KUA sertaPPAS.

 Memberikan saran dan pendapat kepada kepala daerah dalam mempersiapkan

rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan

peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

 Melakukan penyempurnaan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan

rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

berdasarkan hasil evaluasi Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan

gubernur bagi DPRD kabupaten/kota bersama tim anggaran pemerintah

daerah.

(47)

Nama-Nama Badan Anggaran DPRD Kota Medan 2014

1 Robby Barus, SE 14 Muhammad Nasir

2 Edward Hutabarat 15 H. Jumadi, S.Pd.I

3 Boydo H.K Panjaitan, SH 16 H. Irsal Fikri, S.Sos

4 Paul Mei Anton Simanjuntak, SH 17 Drs. H. Muhammad Yusuf, S.Pd.I

5 H. Adlin Umar Yusri Tambunan, Msp 18 Abdul Rani, SH

6 Ilhamsyah, SH 19 H.Zulkarnain Yusuf Nasution

7 H.Sabar Syamsurya Sitepu, S.I.Kom 20 Ibnu Ubayd Dilla, SE

8 Surianto 21 H. Ahmad Arif, SE, MM

9 Drs.Godfried Effendi Lubis 22 Bangkit Sitepu

10 Ir. Sahat B.Simbolon 23 Landen Marbun, SH

11 Drs.Hendrik Halomoan Sitompul, MM 24 Drs. Maruli Tua Tarigan

12 Parlaungan Simangunsong, ST 25 Deni Maulana Lubis, SE

13 H.Asmui Lubis, S.Pd.I

4. Badan Legislasi DPRD Kota Medan106

Badan legislasi terlibat dalam membahas kebijakan yang dibentuk yang akan

menjadi sebuah UU. Badan legislasi bersama eksekutif bersama membahas tentang

apa saja yang akan menjadi kebijakan daerah yang berguna untuk kesejahteraan

rakyat di daerah tersebut. Tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh Badan Legislasi

adalah:

106

(48)

a.Menyusun program legislasi daerah yang memuat daftar urutan rancangan

peraturan daerah untuk satu masa keanggotaan dan prioritas setiap tahun

anggaran, yang selanjutnya dilaporkan dalam Rapat Paripurna untuk

ditetapkan dengan Keputusan Ketua DPRD;

b.Menyiapkan rancangan peraturan daerah usul inisiatif DPRD berdasarkan

program prioritas yang telah di tetapkan;

c.Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi

rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi, dan gabungan

komisi sebelum rancangan peraturan daerah tersebut disampaikan kepada

pimpinan dewan;

d.Memberikan pertimbangan terhadap pengajuan rancangan peraturan daerah

yang diajukan oleh anggota, komisi, dan gabungan komisi diluar rancangan

peraturan daerah yang terdaftar dalam program legislasi daerah atau prioritas

rancangan peraturan daerah tahun berjalan;

e.Melakukan pembahasan dan perubahan/penyempurnaan rancangan peraturan

daerah yang secara khusus ditugaskan Panitia Musyawarah;

f. Melakukan penyebarluasan dan mencari masukan untuk rancangan peraturan

daerah yang sedang dan/atau yang akan dibahas dan sosialisasi rancangan

peraturan daerah yang telah disahkan;

g.Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap materi peraturan

daerah melalui koordinasi dengan komisi;

h.Menerima masukan dari masyarakat baik tertulis maupun lisan mengenai

rancangan peraturan daerah;

i. Memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan daerah yang sedang

dibahas oleh Bupati/Walikota dan DPRD; dan

j. Menginventarisasi masalah hukum dan peraturan perundang-undangan pada

(49)

Panitia Legislasi pada masa keanggotaan berikutnya.

6 Ilhamsyah, SH 19 H.Zulkarnain Yusuf Nasution

7 H.Sabar Syamsurya Sitepu, S.I.Kom 20 Ibnu Ubayd Dilla, SE

8 Surianto 21 H. Ahmad Arif, SE, MM

9 Drs.Godfried Effendi Lubis 22 Bangkit Sitepu

10 Ir. Sahat B.Simbolon 23 Landen Marbun, SH

11 Drs.Hendrik Halomoan Sitompul, MM 24 Drs. Maruli Tua Tarigan

12 Parlaungan Simangunsong, ST 25 Deni Maulana Lubis, SE

13 H.Asmui Lubis, S.Pd.I

5. Badan Kehormatan DPRD Kota Medan107

Badan kehormatan DPRD menerima laporan baik internal dan eksternal

tentang kedisiplinan Dewan. Badan Kehormatan mempunyai tugas:

 Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika, dan moral para anggota DPRD

dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan Kode Etik

DPRD;

 Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap

peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD serta sumpah/janji;

107107

(50)

 Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas pengaduan Pimpinan

DPRD, masyarakat dan/atau pemilih;

 Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi

sebagaimana dimaksud pada huruf c sebagai rekomendasi untuk ditindak

lanjuti oleh DPRD;

 Menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan DPRD berupa rehabilitasi

nama baik apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan anggota

DPRD atas pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat dan atau pemilih;

 Menyampaikan laporan atas keputusan badan kehormatan kepada paripurna

DPRD; dan

 Dapat menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti melanggar

kode etik DPRD.

Badan kehormatan membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotaan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Kehormatan berwenang:

 Memanggil Anggota yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan

pembelaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan;dan

 Meminta keterangan pelapor, saksi, dan/atau pihak-pihak lain yang terkait,

termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain.

Pada pemilu 2014, PDI Perjuangan menjadi partai pemenang pemilu di

Medan dengan menempatkan 9 anggotanya untuk duduk di DPRD Kota Medan. PDI

Perjuangan partai dengan suara terbesar pemilu nasional yang lalu juga mendominasi

peta perpolitikan di Kota Medan dengan jumlah kursi sebanyak 9 atau hampir

seperlima dari total anggota DPRD Kota Medan. Urutan selanjutnya diikuti oleh

Golkar dengan 7 kursi, Gerindra 6 kursi, PKS, PPP dan Demokrat ma- sing-masing 5

kursi, PAN dan Hanura masing- masing 4 kursi dan sisanya partai lainnya sebanyak

(51)

Tabel 2. 13 Daftar Nama dan Fraksi

Anggota DPRD Kota Medan Periode 2014-2019

NO NAMA FRAKSI

1 HASYIM, SE PDIP

2 BOYDO HARRIS KRISTANTO PANJAITAN PDIP

3 Drs. DANIEL PINEM PDIP

4 HENRY JHON HUTAGALUNG, SE, SH PDIP

5 ROBY PDIP

6 EDWARD HUTABARAT PDIP

7 PAUL MEI ANTON SIMANJUNTAK, SH PDIP

8 Drs. WONG CHUN SEN PDIP

9 Hj. UMI KALSUM, SH PDIP

10 H. SABAR SYAMSURYA SITEPU GOLKAR

11 H. ISWANDA RAMLI GOLKAR

12 ILHAMSYAH GOLKAR

13 H. ADLIN UMAR YUSRI TAMBUNAN, ST GOLKAR

14 MODESTA MARPAUNG, Amkeb, SKM GOLKAR

15 MULIA ASRI RAMBE, SH (Bayek) GOLKAR

16 TENGKU ESWIN, ST GOLKAR

17 H. IHWAN RITONGA, SE GERINDRA

18 Drs. GODFRIED EFFENDI LUBIS GERINDRA

(52)

20 DAME DUMA SARI HUTAGALUNG GERINDRA

21 Ir. SAHAT B. SIMBOLON GERINDRA

22 SURIANTO GERINDRA

23 H. ASMUI LUBIS, S.Pd.I PKS

24 H. SALMAN ALFARISI , Lc, MA PKS

25 RAJUDIN SAGALA PKS

26 H. JUMADI, S.Pd.I PKS

27 MUHAMMAD NASIR PKS

28 PARLAUNGAN SIMANGUNSONG, ST DEMOKRAT

29 BURHANUDDIN SITEPU, SH DEMOKRAT

30 Drs. HERRI ZULKARNAIN, M.Si DEMOKRAT

31 ANTON PANGGABEAN, SE, M.Si DEMOKRAT

32 Drs. HENDRIK HALOMOAN SITOMPUL, MM DEMOKRAT

33 ZULKIFLI LUBIS PPP

34 H. IRSAL FIKRI, S.Sos PPP

35 ABDUL RANI, SH PPP

36 Hj. HAMIDAH PPP

37 Drs. MHD. YUSUF PPP

38 H. AHMAD ARIF, SE, MM PAN

39 KUAT SURBAKTI, S.Sos PAN

40 H. ZULKARNAIN YUSUF PAN

41 H.T. BAHRUMSYAH, SH PAN

(53)

43 BANGKIT SITEPU HANURA

C. Gambaran Umum Perda No.3 Tahun 2014 Tentang KTR Kota Medan108 Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang

untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan atau penggunaan

rokok. Penetapan area kawasan tanpa rokok merupakan upaya perlindungan unutuk

masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan

tercemar asap rokok. Secara umum, penetapan KTR bertujuan untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian akibat rokok, dan secara khusus, tujuan penetapan

KTR adalah mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, aman dan nyaman,

memberikan perlindungan bagi masyarakat bukan perokok, menurunkan angka

perokok, mencegah perokok pemula dan melindungi generasi muda dari

penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif (NAPZA). Penerapan perda

no 3 tahun 2014 tentang kawasan tanpa rokok dikota medan berdasarkan hukum.

Adapun dasar hukum dari Perda No 3 tahun 2014 tentang kawasan tanpa

rokok di kota Medan yaitu Undang-Undang (UU) No. 36 tahun 2009 tentang

108Peraturan Daerah Kota Medan No 3 tahun 2014 .“

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kota Medan
Tabel 2.2
Tabel 2.4
Tabel 2.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Devi Tirtawirya, M.Or, Ria Lumintuarso, M.Si. Rumpis Agus Sudarko,

Sesuai dengan program dan prioritas dari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla , maka posisi anggota kabinet juga mengalami beberapa perubahan,

Bagaimana tingkat adopsi teknologi petani terhadap penerapan sistem tanam jajar legowo. 2:1 di

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Basyuni dkk., (2016) melaporkan bahwa dolichol mendominasi dalam enam belas dari dua puluh satu jaringan mangrove yang

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi atau penyesuaian diri yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di Rusunawa Kota Binjai, dan hubungan yang tercipta

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 2

Pada tanggal 31 Desember 2012, semua aset dan liabilitas Grup telah dicatat menurut nilai wajar nya, kecuali untuk utang bank yang memiliki beberapa pinjaman dengan suku bunga