BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari bahasa Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah
yang dipergunakan oleh banker untuk melayani kegiatan operasionalnya
kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi bank.
Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat (Hasibuan, 2005).
Menurut (Dendawijaya, 2000) bank umum adalah suatu badan usaha yang
tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial
intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana (idle
fund / surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan
dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Definisi lain mengenai bank
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta
memberikan jasa – jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Sehingga, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari–hari, bank harus
mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat (Kuncoro
dan Suhardjono, 2002).
Adapun pengertian bank menurut (Kasmir, 2008) bank adalah lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat serta
Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh
karena itu bank mempunyai ruang lingkup usaha yang luas. Pengertian bank
menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 2013 tentang
perbankan :
1) Pasal 1, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, yang
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
2) Pasal 2, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bantuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
orang banyak.
3) Pasal 3, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
4) Pasal 4, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
(Hasibuan, 2008) menyatakan bahwa bank sangat penting dan berperan
untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah
:
1. Pengumpul dana dari SSU dan penyalur kredit kepada DSU.
3. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis,
dan ekonomis.
4. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C.
5. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.
2.1.1 Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat
berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services
(Budisantoso, 2006).
Bank sebagai lembaga keuangan sangat mendukung kemajuan lalu lintas
pembayaran, perdagangan dan pembangunan ekonomi. Bank berperan
mengumpulkan dana (tabungan) dan menjadi sumber pembayaran modal
(kredit) pada perusahaan. Bank sebagai pelaksana lalu lintas pembayaran
mendorong kemajuan perdagangan, barter ke perdagangan uang yang pada
akhirnya ke perdagangan kredit, sehingga pembangunan ekonomi semakin
maju.
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh bank pada dasarnya ditentukan
antara lain oleh fungsi-fungsi yang melekat pada bank yang bersangkutan.
Menurut (Reksoprayitno, 1997) adapun fungsi bank adalah :
1) Fungsi Pengumpulan Dana
Yang dimaksud pengumpulan dana adalah salah satu fungsi dana
dan tabungan. Ketiga sumber dana inilah yang merupakan sumber-sumber
dana utama bank, selain sumber yang berasal dari modal sendiri bank,
yang terdiri dari modal penyertaan dan laba yang tidak dibagikan.
2) Fungsi Pemberian Kredit
Pemberian kredit merupakan salah satu usaha bank untuk mengumpulkan
dana yang dikumpulkan dari masyarakat. Usaha ini penting karena dana
tersebut dipakai pada umumnya bagi bank yang paling menguntungkan
dan tidak banyak mengganggu likuiditas bank adalah pemberian kredit
jangka pendek kepada pihak ketiga yang membutuhkan.
3) Fungsi penanaman dana atau investasi
Yang dimaksudkan penanaman dana investasi adalah penanaman dana
dalam bentuk surat berharga, baik surat tanda kepemilikan (saham) atau
syarat tanda utang (surat obligasi, surat wesel). Salah satu ciri khas dari
penanaman modal ialah bahwa dari penanaman modal tersebut si penanam
modal memperoleh imbalan berupa pendapatan modal yang bisa berupa
bunga (termasuk di dalamnya diskonto), laba atau deviden.
4) Fungsi Pembayaran
Transaksi pembayaran sering diartikan sebagai kegiatan menunaikan
pelunasan secara keseluruhan atau sebagian kewajiban finansial. Dalam
fungsi pembayaran ini pelaksanaannya dilakukan melalui cek, bilyet giro,
5) Fungsi pemindahan uang
Kegiatan ini biasanya disebut pentransferan uang. Untuk melaksanakan
transfer uang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain transfer
uang melalui ATM. Dalam kegiatan pemberitahuan kepada penerima bisa
melalui telegram, surat ataupun dengan menyerahkan wesel atas nama atau
wesel atas unjuk diantara sesama kantor cabangnya. Penarikan atas saldo
kredit yang ada pada bank korespondennya bisa juga dilakukan secara
telegram, wesel unjuk atau dengan cek.
(Hasibuan, 2008) menjelaskan bahwa fungsi utama perbankan adalah
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam menjalankan
kegiatan usahanya, perbankan mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu :
1. Menghimpun dana
Menghimpun dana (funding) maksudnya adalah mengumpulkan atau
mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini
dilakukan oleh bank dengan cara membuat berbagai strategi agar masyarakat
mau menanamkan dananya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh
masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, sertifikat deposito serta deposito
berjangka dimana masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki
kelebihan dan keuntungan tersendiri. Strategi bank dalam menghimpun dana
adalah dengan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang menarik dan
menguntungkan, seperti tingkat suku bunga. Bunga bank tersebut dapat
hasil bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kemudian rangsangan
lainnya dapat berupa cendera mata, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya.
2. Menyalurkan dana
Menyalurkan dana (lending) adalah memberikan kembali dana yang
diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam
bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional
atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Dalam
pemberian kredit disamping dikenakan bunga, bank juga mengenakan jasa
pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi
serta biaya provisi dan komisi. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip
syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal. Besar kecilnya bunga
kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan. Semakin besar
atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga
pinjaman dan demikian pula sebaliknya.
3. Memberikan jasa bank lainnya
Jasa lainnya yang diberikan oleh bank merupakan jasa pendukung atau
pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk
mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik
yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun
tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lainnya meliputi :
1) Jasa Setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah.
2) Jasa Pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun atau hadiah.
4) Jasa Penagihan (Inkaso).
5) Jasa Kliring (Clearing).
6) Jasa Penjualan Mata Uang Asing (valas).
7) Jasa Penyimpanan Dokumen (Safe Deposit Box).
8) Jasa Cek Wisata (Travellers Cheque).
9) Jasa Kartu Kredit (Bank Card).
10) Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan perdagangan
efek.
11) Jasa Letter of Credit (L/C).
12) Jasa Bank Garansi dan Referensi Bank.
13) Serta jasa bank lainnya.
2.1.2 Usaha Pokok Bank
Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik uang dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, terutama dengan cara
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang (Lembaga Perkembangan Perbankan Indonesia - LPPI). Usaha pokok
bank didasarkan atas empat hal pokok (Hasibuan, 2005) yaitu:
1. Denomination Divisibility
Artinya bank menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana
yang masing-masing nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan
2. Maturity Flexibility
Artinya bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentuk-bentuk
simpanan yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti
rekening giro, rekening koran, deposito berjangka, sertifikat deposito,
buku tabungan dan sebagainya.
3. Liquidity Transformation
Artinya dana yang disimpan oleh para penabung kepada bank umumnya
bersifat likuid. Karena itu, penabung dapat dengan mudah mencairkannya
sesuai dengan bentuk tabungannya.
4. Risk Diversification
Artinya bank dalam menyalurkan kredit kepada banyak pihak atau debitur
dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga risiko yang
dihadapai bank dengan cara menyebarkan kredit semakin kecil.
2.1.3 Produk Bank
Menurut Dendawijaya (2000), produk bank dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu :
1. Produk Bank pada Sisi Pasiva
Produk bank pada sisi pasiva adalah pengerahan dana. Dana – dana yang
termasuk produk bank pada sisi pasiva adalah :
a. Giro
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindah
bukuan.
b. Tabungan
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut ketentuan atau
syarat–syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro, dan lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
c. Deposito
Deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tetentu sesuai
dengan perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.
2. Produk Bank pada Sisi Aktiva
Produk bank pada sisi aktiva adalah perkreditan. Kredit – kredit yang
termasuk produk bank pada sisi aktiva, diantaranya :
a. Kredit modal kerja
Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit
(debitur) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur.
b. Kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit
(debitur) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi).
2.1.4 Jenis-jenis Bank
Penggolongan bank berdasarkan jenisnya menurut Undang-undang RI No.
Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis-jenis bank dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Bank Umum
Menurut Hasibuan (2008) menyatakan bahwa bank umum adalah bank
yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dimana dalam
pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah.
Sebagaimana halnya fungsi tugas perbankan Indonesia, bank umum juga
merupakan agent of development yang bertujuan meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Hasibuan (2008) menyatakan bahwa bank Perkreditan Rakyat
(BPR) adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah.
Bank Perkreditan Rakyat menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
2.1.5 Sumber Dana Bank
Bank merupakan jantung dan urat nadinya perdagangan dan pembangunan
ekonomi suatu negara. Bank baru dapat melakukan operasionalnya jika dananya
telah ada. Semakin banyak dana yang dimiliki suatu bank, semakin besar
peluangnya untuk melakukan kegiatan-kegiatannya dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang
optimal tetapi dengan cost of money yang wajar.
Pengertian dana bank menurut (Hasibuan, 2008) menjelaskan bahwa dana
bank atau loanable fund adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu
bank dalam kegiatan operasionalnya.
Dana bank ini terdiri dari dana sendiri dan dana asing. Dana bank ini
digolongkan atas loanable fund, unloanable fund, dan equity funds.
1. Loanable Funds
Loanable funds yaitu dana-dana yang selain digunakan untuk kredit juga
digunakan untuk secondary reserves dan surat-surat berharga.
2. Unloanable Funds
Unloanable funds yaitu dana-dana yang semata-mata hanya dapat digunakan
sebagai primary reserve.
3. Equity Funds
Equity Funds yaitu dana-dana yang dapat dialokasikan terhadap aktiva tetap,
Dana bank ini hanya berasal dari dua sumber saja, yaitu dana sendiri dan dana
asing.
1. Dana Sendiri (Dana Internal)
Menurut Hasibuan (2008) menjelaskan bahwa dana sendiri (dana internal)
yaitu dana yang bersumber dari dalam bank, seperti setoran modal/penjualan
saham, pemupukan cadangan, laba yang ditahan, dan lain-lain. Dana ini
sifatnya tetap. Hasibuan (2008) menyatakan bahwa sumber intern disebut juga
modal sendiri, sifatnya tetap dan tidak membayar bunga, jadi ada beban
tetapnya. Modal sendiri ini dibedakan atas modal inti dan modal pelengkap.
2. Dana Asing (Dana Eksternal)
Menurut Hasibuan (2008) menjelaskan bahwa dana asing (dana eksternal)
yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga seperti deposito, giro, call money,
dan lain-lain. Dana ini sifatnya sementara atau harus dikembalikan.
Dana asing bank ini sangat penting untuk operasi investasi sekunder suatu
bank. Investasi sekunder diartikan investasi yang produktif dengan
menyalurkan kredit kepada masyarakat.
2.2 Persaingan
Kompetisi sering dihubungkan dengan situasi persaingan beberapa pihak
dalam memperebutkan sesuatu. Kompetisi juga sering dikaitkan dengan market
power meskipun sebenarnya kedua hal ini berbeda. Market power mengacu
pada perilaku perusahaan secara individual dalam mengatur strategi harga
sementara persaingan lebih berkaitan dengan interaksi anggota pasar atau lebih
Ada beberapa bentuk pasar berkaitan dengan kompetisi. Pertama adalah
pasar kompetisi sempurna, memiliki ciri adanya banyak penjual dan pembeli,
harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Dalam kondisi pasar ini, pelaku bebas
memasuki atau keluar dari pasar, barang homogen, dan tiap produsen tidak
memiliki Tidak ada biaya transaksi maupun biaya transportasi. Sementara itu,
pasar kompetisi tidak sempurna merupakan semua jenis pasar yang sifatnya
berlawanan dengan kompetisi sempurna, yaitu monopoli dan monopsoni,
oligopoli, dan kompetisi monopolistik.
Strategi bersaing merupakan pencarian akan posisi bersaing yang
menguntungkan di dalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan
terjadi. Strategi bersaing bertujuan menegakkan posisi yang menguntungkan
dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang menentukan
persaingan industri. Untuk menganalisis struktur persaingan industri, dapat
dilakukan dengan melihat lima kekuatan yang dikemukakan oleh Porter, yang
terkenal dengan Five Force Driving Industry Competition.
Lima kekuatan Porter adalah kerangka untuk analisis industri dan
pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari
Harvard Business School pada 1979. Menggunakan konsep-konsep
pengembangan, Organisasi Industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan
yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar.
Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat
kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi
perusahaan.
Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain:
1) Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan
masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent,
biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan
biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan
switching cost.
2) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost,
organisasi pemasok dan pemerintah.
3) Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat
pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
4) Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi,
switching cost, dan kualitas produk.
5) Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor,
yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri,
switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang
diterapkan.
Menurut (Philip Kotler, 2001), strategi yang secara kuat menempatkan
perusahaan terhadap pesaing dan yang memberi perusahaan keunggulan
Jadi pengertian strategi bersaing adalah bagaimana upaya yang
dilaksanakan oleh sebuah perusahaan dalam memenangkan sebuah pasar yang
menjadi pasar sasarannya dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan
dalam bersaing, menganalisis pesaing serta melaksanakan strategi pemasaran
bersaing yang efektif.
2.2.1 Kompetisi dan Kestabilan dalam Industri Perbankan
Pasar perbankan memiliki beberapa ciri (Alhadeff, 1951), antara lain :
1. adanya kehadiran lebih dari satu penyedia kredit, dalam hal ini bank, dalam
satu wilayah;
2. hubungan antara bankir dan peminjam (debitur) dibangun berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan penyaluran kredit waktu
sebelumnya;
3. peminjam kredit dalam volume besar akan mendapatkan lebih banyak
penawaran kredit sementara peminjam dalam jumlah kecil menghadapi
suplai yang sangat terbatas;
4. adanya hambatan-hambatan untuk masuknya pemain baru yang
menunjukkan adanya kecenderungan mempertahankan kondisi monopoli
ataupun oligopoli dalam rangka mendapatkan keuntungan positif dalam
jangka panjang;
5. tindakan atau keputusan bankir umumnya saling berkorelasi yang sering
disebut dengan istilah agreement, mutual assistance, pengurangan kompetisi
Alasan adanya kolusi ini adalah kerugian yang terjadi pada saat saling
bersaing dapat tergantikan dengan profit yang didapatkan setelah perjanjian
tercapai.
Persaingan antar bank bisa terjadi karena perebutan sumber daya yang
produktif, misalnya pada deposito, tabungan, dan penyaluran kredit yang
merupakan sumber pendapatan. Kompetisi non-harga antar bank bisa berbentuk
hadiah dan promosi untuk menarik nasabah sebanyak banyaknya. Kompetisi
juga dapat berbentuk produk dan jenis layanan baru yang didukung oleh
perkembangan teknologi yang mampu menekan biaya produksi dan distribusi.
Terdapat dua pandangan yang berlawanan tentang hubungan antara tingkat
kompetisi perbankan yang tinggi dan kesehatan perbankan; pertama pandangan
tradisional yang menyatakan bahwa kompetisi perbankan yang tinggi akan
meningkatkan suplai kredit bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
Pendapat ini juga didukung oleh (Claessens dan Laeven, 2004) yang
menemukan bahwa kompetisi yang tinggi di sektor keuangan dapat mendorong
peningkatan efisiensi produksi, kualitas produk keuangan, dan tingkat inovasi.
Peningkatan kompetisi juga diharapkan dapat menekan biaya jasa intermediasi
menjadi lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan untuk mengurus kredit jauh
lebih singkat dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan bank (di Patti dan
Dell’ariccia, 2004). Sebaliknya, suku bunga yang tinggi akan mengurangi
investasi untuk riset dan pengembangan, sehingga inovasi akan terhambat dan
produktivitas perusahaan pada akhirnya menurun (Cetorelli, 2001). (Lindgren,
akan memanfaatkan kekuatannya sendiri untuk mereduksi bank-bank yang
lemah sekaligus mendorong keberadaan bank-bank sehat.
2.3 Suku Bunga
Menurut (Laksmono, 2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia
sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses
pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan
nilai tukar yang kurang fleksibel. Selain suku bunga internasional, tingkat
diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di
Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PUAB
(Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul
setelah 7–8 bulan. Faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku
bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga
PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong
arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan
suku bunga kredit lebih kecil.
Ada tiga teori yang menjelaskan hubungan antara suku bunga yang
berbeda jangka waktu (Laksmono, 2001), yaitu :
1. Segmented Market Theory,
Mengatakan bahwa masing-masing instrumen dengan jangka waktu berbeda
ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan pasokan pasar
yang berbeda. Teori ini mengasumsikan peminjam dan pemberi pinjaman
memiliki preferensi terhadap jangka waktu tertentu. Dalam teori ini
satu pasar ke pasar lain sehingga instrumen dengan jangka waktu berbeda
tidak dapat saling berganti. Pendapatan di setiap pasar dianggap tercipta dari
permintaan dan pasokan di pasar tersebut.
2. Expectation Theory
Menganggap instrumen jangka waktu berbeda dapat saling berganti secara
sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka
pendek selama periode instrumen jangka panjang. Teori ini menjelaskan
perbedaan term structure of interest rate dari waktu ke waktu dan juga
menerangkan kecenderungan suku bunga instrumen jangka waktu yang
berbeda bergerak searah karena adanya pergantian.
3. Preferred Habitat Theory
Mengatakan bahwa suku bunga jangka panjang merupakan rata-rata
ekspektasi suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka
panjang ditambah dengan liquidity premium yang besarnya tergantung pada
kondisi penawaran dan permintaan saat itu. Teori ini mengasumsikan
adanya substitusi antar instrumen dan adanya preferensi investor atau
instrumen tertentu yang disebut juga pergantian tidak sempurna. Dalam
preferred habitat theory ini, suku bunga pada periode n sama dengan
rata-rata dari ekspektasi suku bunga bulan ke depan selama periode n ditambah
dengan premium. Adanya liquidity premium membedakan teori ini dengan
lainnya. Umumnya peminjam dana menawarkan liquidity premium yang
kompensasi atas resiko likuiditas yang lebih besar dibandingkan instrumen
jangka pendek.
2.4 Penelitian Terdahulu
Sebelum adanya pembahasan yang mendalam mengenai persaingan
perbankan terhadap tingkat suku bunga pada bank BUMN di Indonesia, terdapat
beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang persaingan perbankan.
Oleh karena itu, pada paragraf selanjutnya akan dijelaskan tentang hasil
penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai sumber analisis dan
pengumpulan data.
(Ekowati, 2006) dalam penelitiannya yang berjudul, “Persaingan Industri
Bank Umum Swasta di Indonesia” menjelaskan bahwa banyaknya bank yang
ada di Indonesia, membuat pihak manajemen bank harus berpikir serius untuk
mempertahankan eksistensinya. Jenis industri yang sama memaksa perbankan
untuk bersaing ketat dengan perusahaan sejenis. Hal ini juga dialami oleh
bank-bank swasta di Indonesia, karena keberadaan bank-bank ini semakin menjamur.
Persaingan antar bank-bank swasta yang semakin ketat, juga membuat pihak
bank saling berebut nasabah ataupun calon nasabah. Untuk menjaring banyak
nasabah bank harus berusaha menawarkan produk-produk yang menarik,
pelayanan yang prima, dan kemudahan pemberian kredit nasabah.
(Sri dan Armanto, 2013) dalam peneliannya yang berjudul, “Kompetisi
Industri Perbankan di Indonesia” menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana struktur industri pasar perbankan di
menggunakan data panel dari 10 bank di Indonesia yang memiliki peringkat aset
terbesar, PR ini Pendekatan akan menghasilkan nilai H-Stat yang merupakan
jumlah dari tiga koefisien utama input perbankan (tenaga kerja, modal dan
dana). Dengan H-Stat senilai 0,931 dapat disimpulkan bahwa industri perbankan
Indonesia ke dalam kategori pasar monopoli.
(Sutardjo, Daryanto, Arifin, dan Priyarsono, 2011), dalam penelitiannya
yang berjudul, “Struktur Pasar Persaingan Perbankan Indonesia dalam Periode
Konsolidasi” menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menginvestasikan struktur pasar dan menganalisis variabel-variabel yang
mempengaruhi pendapatan perbankan Indonesia dalam periode konsolidasi.
Berdasarkan perhitungan indeks HHI dan CR4 terdapat indikasi penurunan
konsentrasi pasar perbankan. Sementara itu, pengujian pasar persaingan dengan
menggunakan metode Panzar dan Rosse menyimpulkan bahwa struktur pasar
perbankan Indonesia memiliki ciri-ciri pasar persaingan monopolistik dan masih
mengandalkan persaingan berbasis suku bunga. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa di era konsolidasi harga input faktor produksi cenderung meningkat.
Penelitian ini lebih lanjut menyimpulkan bahwa struktur pasar persaingan
perbankan Indonesia tidak mengalami perubahan struktur dalam periode
1999-2009. Hasil analisis secara parsial untuk kelompok bank berdasarkan status
kepemilikannya menunjukkan bahwa masing-masing kelompok bank juga
memiliki ciri-ciri struktur pasar persaingan monopolistik. Namun demikian,
kelompok bank campuran dan kelompok campuran terlihat mengandalkan basis
(Leuvensteijn, Sørensen, Bikker and Rixtel, 2008), dalam penelitiannya
yang berjudul, “Impact of bank competition on the interest rate pass-through in
the euro area” menjelaskan bahwa dampak dari persaingan pasar pinjaman pada
suku bunga yang diterapkan oleh bank-bank zona mata uang euro untuk
pinjaman dan deposito selama periode 1994-2004, menggunakan pengukuran
kompetisi yang disebut indikator Boone. Penelitian ini membuktikan bahwa
persaingan kuat yang menyebar secara signifikan lebih rendah antara bank
dengan suku bunga pasar untuk sebagian besar produk pasar kredit, sesuai
dengan harapan. Menggunakan error correction model (ECM) pendekatan
untuk mengukur pengaruh kompetisi yang melewati suku bunga pasar dan suku
bunga bank, penelitian ini juga menemukan bahwa harga pinjaman bank
cenderung lebih sesuai dengan pasar di negara-negara dengan tekanan
kompetitif yang kuat. Lebih lanjut, di mana persaingan pasar pinjaman lebih
kuat, peneiti mengamati penyebaran bank yang lebih besar (menyiratkan suku
bunga bank yang lebih rendah) pada rekening giro dan deposito berjangka. Ini
menunjukkan bahwa tekanan kompetitif lebih berat di pasar pinjaman daripada
di pasar deposito, sehingga bank dalam persaingan mengkompensasi penurunan
pendapatan mereka dalam pasar kredit dengan menurunkan suku bunga deposito
mereka. Peneliti ini juga mengamati suku bunga bank di pasar lebih kompetitif
merespon lebih kuat terhadap perubahan suku bunga pasar. Temuan ini
memiliki implikasi penting kebijakan moneter, karena mereka berpendapat
Eropa akan cenderung untuk membuat mekanisme transmisi kebijakan moneter
yang lebih efektif.
(Ariyanto, 2004), dalam penelitiannya yang berjudul, “Profil Persaingan
Usaha dalam Industri Perbankan Indonesia” menjelaskan bahwa Industri
Perbankan Indonesia masih dalam proses pemulihan, setelah parah hitted oleh
krisis ekonomi selama 1998-1999. Proses ini telah ditandai dengan program
restrukturisasi dan konsolidasi, terutama melalui merger / akuisisi didukung atau
didukung oleh Bank Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan
profil persaingan industri perbankan Indonesia dari perspektif pendekatan SCP.
Hal ini menunjukkan bahwa, konsentrasi pasar industri perbankan Indonesia
masih dalam tingkat yang moderat, meskipun ada indikasi kuat merger masa
depan/ akuisisi, yang pada gilirannya akan secara signifikan meningkatkan
konsentrasi pasar. Perilaku bank atau perilaku yang digambarkan oleh produk
dan jasa yang sangat beragam dan berbeda (lengan panjang dasar). Perilaku
mereka yang berpotensi melanggar hukum persaingan, jika ada kurangnya
pengawasan dan monitoring dari otoritas perbankan. Analisis kinerja
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antara kinerja bank dan
ukuran dan modal. Ini berarti bahwa kebijakan perbankan harus
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
(UU Perbankan RI No.10, 1998)
Persaingan perbankan dilihat dari pangsa pasar dalam perebutan dana
pihak ketiga. Dana pihak ketiga itu terdiri dari simpanan dan kredit. Dari
simpanan dan kredit memberikan pengaruh terhadap penentuan suku bunga
perbankan.
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia (RI) No. 10 tertanggal 10
November 1998, pengertian bank adalah ”badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
DANA PIHAK KETIGA PANGSA PASAR
SIMPANAN
KREDIT
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2011). Dari kerangka konseptual di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Simpanan memiliki pengaruh yang positif terhadap suku bunga bank.