• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. C

DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI BPM NY. B KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

KELAS 2 C

Ika Zuhrotunnisa’ (12.1151.B) Insyiraah Echa Rosada (12.1154.B)

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN 2014

DAFTAR ISI

(2)

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

D. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu ... 4

B. Penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu ... 4

C. Klasifikasi Kehamilan Ektopik Terganggu ... 5

D. Tanda Gejala Kehamilan Ektopik Terganggu ... 6

E. Patofisiologi Kehamilan Ektopik Terganggu... 6

F. Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu... 7

G. Komplikasi Kehamilan Ektopik Terganggu ……... 8

H. Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu ……... 9

BAB III TINJAUAN KASUS... 11

BAB IV PEMBAHASAN ... 20

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 22

B. Saran ... 24

LEMBAR MATRIKS ... 25

DAFTAR PUSTAKA... 34

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan pada Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :

1. Bapak Mokhamad Arifin, SKp., Mkep, Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan beserta Wakil Ketua yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

2. Ibu Nina Zuhana, SST dan Ibu Suparni SST dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

(3)

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di Indonesia komplikasi kehamilan trimester pertama dalam bentuk kehamilan ektopik tidak jarang ditemui. (Prafitri: 1)

Kehamilan ektopik menjadi penyebab tersering mortalitas ibu pada trimester pertama. Akan tetapi, angka kefatalan kasus meurun secara bermakna antara tahun 1970 dan 1989. Penurunan drastis kematian akibat kehamilan ektopik ini mungkin disebabkan oleh membaiknya diagnosis dan penatalaksanaan. (Leveno et. Al, 2009: 67).

Serta kehamilan karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 sematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantar 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. Penderita mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengaami kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0-14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%. (Sujiatini et. Al, 2009: 50)

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm. Perjalanan klinik kehamilan ektopik bervariasi, sehingga bidan dapat dimintai pertolongan pertama. Oleh karena itu, bidan di daerah pedesaan perlu mengetahui kemungkinan terganggunya kehamilan ektopik, sehingga dapat melakukan rujukan medis. (Manuaba, 1998: 232)

Berdasarkan data di atas, angka kejadian kehamian ektopik terganggu di Indonesia masih menjadi permasalahan. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. C dengan Kehamilan di Ektopik Terganggu BPM Ny. B Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan” .

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dirumuskan masalah “Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu di BPM Ny.B Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan?”

Ruang lingkupnya yaitu dengan adanya fasilitas pelayanan pemeriksaan ibu hamil yang ada di BPM Ny. B maka sebagai batasan dalam penyusunan makalah ini penulis hanya membatasi tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. C dengan kehamilan ektopik terganggu di BPM Ny.B Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan.

(4)

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu diharapkan penulis mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan. 2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data baik melalui pemeriksaan fisik

dan penunjang yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien secara menyeluruh pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.

b. Dapat melakukan interpretasi data dengan tepat pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik

terganggu.

c. Dapat mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial pada ibu hamil dengan kehamilan

ektopik terganggu.

d. Dapat memberikan atau melaksanakan tindakan segera atau anticipatory pada ibu hamil dengan

kehamilan ektopik terganggu.

e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik

terganggu.

f. Dapat melaksanakan atau dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

kehamilan ektopik terganggu.

g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil dengan

kehamilan ektopik terganggu.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini sebagi berikut : Bab I Pendahuluan

Meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Teori

Meliputi: Pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu, Penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu, Klasifikasi Kehamilan Ektopik terganggu, Tanda Gejala Kehamilan Ektopik Terganggu, Patofisiologi Kehamilan Ektopik terganggu, Diagnosis Kehamilan Ektopik terganggu, Komplikasi Kehamilan Ektopik terganggu, dan Penanganan Kehamilan Ektopik terganggu. Bab III Tinjauan Kasus

Meliputi: Pengkajian Bab IV Pembahasan

Bab V Penutup Meliputi: Simpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu

(5)

berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. (Sujiyatini et. Al, 2009: 46)

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba fallopii merupakan tempat tersering terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebihdari 90%). (Saifuddin, et. Al, 2011: M15)

Sedangkan kehamilan ektopik terganggu, ialah kehamilan ektopik yang mengalami gangguan, dapat berupa abortus atau ruptur tuba dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut. (Mochtar, 1998: 226)

B. Penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah:

a. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.

b. Riwayat operasi tuba

c. Cacat bawaan pada tuba

d. Kehamilan ektopik sebelumnya

e. Aborsi tuba dan pemakaian IUD

f. Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom

g. Bekas radang pada tuba

h. Operasi plastik pada tuba

i. Abortus buatan (Sujiyatini, et. Al, 2009: 47)

j. Tumor rahim yang menekan tuba

k. Uterus hipoplastis

l. Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba

m. Endometriosis tuba

n. Tumor lain yang menekan tuba

o. Migrasi eksterna dari ovum

p. Perlekatan membrana granulosa

q. Rapid cell devision

r. Migrasi interna ovum (Mochtar, 1998: 228)

C. Klasifikasi Kehamilan Ektopik Terganggu

Berdasarkan tempat implantasinya kehamilan ektopik: a. Pars Interstisial Tuba

b. Pars Ismika Tuba

c. Pars Ampularis Tuba

d. Kehamilan infundibulum tuba

e. Kehamilan abdominal primer sekunder (Manuaba, 1998 :232)

Menurut Titus klasifikasi pembagian tempat-tempat terjadinya kehamilan ektopik adalah: a. Kehamilan tuba

1) Interstisial (2%)

2) Isthmus (25%)

(6)

4) Fimbrial (17%)

b. Kehamilan ovarial (0,5%)

c. Kehamilan abdominal (0,1%)

1) Primer

2) sekunder

d. Kehamilan Tubo-ovarial

e. Kehamilan intraligamenter

f. Kehamilan servikal

g. Kehamilan tanduk rahim rudimenter (Mochtar, 1998:227-228)

D. Tanda Gejala Kehamilan Ektopik Terganggu

Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan yang banyak tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diaognosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. (Sujiyatini, et. Al, 2009:48)

Beberapa tanda gejala yang biasanya muncul menurut Leveno 2009, yaitu: a. Nyeri daerah panggul dan perut

b. Haid abnormal:

Amenorea dengan bercak-bercak perdarahan pervagina c. Nyeri tekan abdomen dan panggul

d. Perubahan uterus

e. Tekanan daran akan turun dan nadi meningkat.

f. Suhu dapat meningkat hingga 380C

g. Massa panggul

h. Kuldosentesis (douglas pungsi)

Mochtar menambahkan adanya beberapa tanda dan gejala lain:

i. Tanda cullen: sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam

j. Pada pemeriksaan dalam terdapat: nyeri goyang porsio, douglas crise dan cavum doglas

menonjol.

k. Pada palpasi perut ada tanda-tanda perdarahan intraabdominal.

E. Patofisiologi Kehamilan Ektopik Terganggu

Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini:

a. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria)

dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampula, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.

b. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi

(7)

c. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi

pada istmus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian. (Sujiyatini, et. Al, 2009: 47-48)

F. Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu

Menurut Wiknjosastro, Buku Ilmu Kandungan (2005), Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik, gejala-gejala kehamilan ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang-kadang menimbulkan kesukaran yang terpenting dalam pembuatan diagnosis kehamilan ektopik ialah supaya pada pemeriksaan penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilan ini. Menurut Saifuddin, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2002, Pemeriksaan untuk membantu diagnosis:

a. Tes kehamilan

b. Pemeriksaan umum, dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya

sedikit mengembung dan nyeri tekan. c. Anamnesis

kehamilan muda nyeri perut bagian bawah.

d. Pemeriksaan ginekologi, Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan

kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. e. Pemeriksaan laboratorium

diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam ronggan perut. f. Pemeriksaan kuldosentesis

Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.

g. Pemeriksaan ultra sonografi

apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin. h. Pemeriksaan laparoskopi

Diagnosis Banding

Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2002. 1) Abortus imminens

2) Penyakit radang panggul (akut / kronik)

3) Torsi kista ovaril

G. Komplikasi Kehamilan Ektopik Terganggu

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu:

a. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung

(4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, ini merupakan indikasi operasi. b. Infeksi

c. Sterilitas

d. Pecahnya tuba fallopii

e. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio. (sujiatini, et. Al, 2009:

(8)

f. Sub illeus karena massa pelvis (Mochtar, 1998: 234) H. Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu

Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Pada laparatomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif).

Peningkatan kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan anti inflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit. (Sujiyatini, et. Al, 2009: 49)

Menurut Leveno 2009, penanganannya antara lain:

a. Penanganan menunggu, sebagian memilih mengamati kehamilan tuba yang sangat dini dengan

kadar β-HCG serum yang stabil atau turun. Hampir sepertiga dari wanita dengan kehamilan ektopik akan memperlihatkan penururnan kadar β-HCG.

b. Imunoglobulin anti-D, jika wanita yang bersangkutan D negatif, tetapi belum tersensitisasi

antigen D maka ia perlu diberi imunoglobulin anti-D

c. Kuretase, pada banyak kasus aborsi inklompet dan kehamilan tuba dapat dibedakan dnegan

kuretase. Kuretase dianjurkan jika kadar progesteron serum dari 5 µg/ml atau βHCG meningkat secara abnormal.

Menurut Prafitri tahun 2008, penanganannya yaitu: a. Operatif

Penanganann kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Namun harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: kondisi pasien saat itu, kondisi anatomik organ pelvis, keinginan penderita akan organ reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kemampuan teknik pembedahan mikro dokter operator, kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat.

Pada kehamilan tuba dilakukan salpingostomi, partial salpingektomi, salpingektomi, atau salpingo-ooforektomi, dengan mempertimbangkan: jumlah anak, umur, lokasi KET, umur kehamilan dan ukuran produk kehamilan.

b. Kemoterapi

Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan. Kriteria kasusnya yaitu:

1) Kehamilan di pars ampularis tuba beum pecah

2) Diameter kantung distansi kurang dari 4 cm

3) Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml

(9)

Obat yang digunakan adalah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum faktor 0,1 mg/kg IM berselang-seling selama 8 hari. Metrotreksate bekerja mempengaruhi sintesis DNA dan multiplikasi sel dengan menginhibisi kerja enzim dihydrofolate reduktase, maka selanjutnya akan menghentikan proliferasi trofloblas.

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. C DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

DI BPM NY. B

Tanggal / Jam / Pasien Masuk : 15 februari 2014 / 14.00 WIB Tanggal /Jam / Pengkajian : 15 Februari 2014 / 14.05 WIB Tempat : BPM NY. B

No. Register/No. RM :

-PENGKAJIAN I. Data Subyektif A. Biodata Klien

1. Identitas Ibu

Nama : Ny. C Umur : 25 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Suku bangsa : Jawa Indonesia : Perum Indah Kajen

2. Identitas suami

Nama ayah : Tn. E Umur : 30 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Buruh

Suku bangsa : Jawa Indonesia : Perum Indah Kajen

A. Alasan Datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

B. Keluhan Utama

Ibu mengatakan mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit (flek) pada celana dalam.

C. Riwayat Menstruasi

(10)

Banyak : 2 x ganti pembalut sehari

E. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

N

(11)

H. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan ibu

a. Riwayat penyakit sebelum hamil

Ibu mengatakan bahwa ibu sebelum hamil tidak pernah sakit apapun yang mengganggu keadaan umumnya dan tidak mempunyai penyakit tekanan darah tinggi.

b. Riwayat penyakit selama hamil

Ibu mengatakan bahwa ibu selama hamil tidak pernah sakit yang mengganggu kehamilannya. c. Riwayat penyakit menular

Ibu mengatakan bahwa ibu tidak mempunyai penyakit menular seperti penyakit kuning, batuk lebih dari 3 minggu dan malaria.

d. Riwayat penyakit menurun

Ibu mengatakan bahwa ibu tidak mempunyai penyakit menurun seperti jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan sesak napas.

2. Riwayat kesehatan keluarga

a. Riwayat penyakit menular pada keluarga

Ibu mengatakan bahwa dari keluarga suaminya dan keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti penyakit kuning, batuk lebih dari 3 minggu dan malaria.

b. Riwayat penyakit menurun pada keluarga

Ibu mengatakan bahwa dari keluarga ibu dan keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti kencing manis, sesak napas, tetapi dari keluarga ibu ada yang mempunyai tekanan darah tinggi.

c. Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan bahwa baik dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.

I. Riwayat Psikososial

1. Penerimaan pasien terhadap kehamilan

Ibu mengatakan bahwa ibu sangat senang dengan kehamilannya ini, karena ibu sudah mengharapkannya.

2. Penerimaan keluarga terhadap kehamilan

Ibu mengatakan bahwa keluarga juga senang dengan kehamilan ibu. 3. Rencana pengasuhan anak

Ibu mengatakan bahwa setelah anaknya lahir, akan dirawat dan diasuh sendiri oleh dirinya dan dibantu oleh keluarga.

4. Budaya keluarga yang dianut terhadap kehamilan

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak menganut budaya berpantang makanan.

J. Pola Kehidupan Sehari-hari Sebelum dan Selama Sakit

N

o Keterangan Sebelum hamil Selama hamil 1. Nutrisi

a. Pola makan/banyaknya 3x/hari, 1 piring 3x/hari, 1 piring

(12)

gelas belimbing gelas belimbing

K. Pengetahuan Tentang Kehamilan dan Persalinan

1. Pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan cairan Ibu hamil

Ibu mengatakan bahwa selama hamil harus makan dan minum yang cukup terutama yang bergizi dan tidak berpantang makanan.

2. Pengetahuan tentang kebutuhan istirahat dan aktivitas

Ibu mengatakan bahwa selama hamil kebutuhan istirahat lebih banyak dan tidak boleh kelelahan. 3. Pengetahuan tentang perawatan payudara

Ibu mengatakan bahwa belum mengetahui tentang perawatan payudara. 4. Pengetahuan tentang senam hamil

(13)

5. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan penanganannya

Ibu mengatakan bahwa belum mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan. 6. Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan

Ibu mengaatakan bahwa sudah mengetahui tanda-tanda persalinan seperti perut kenceng-kenceng, air kawah pecah.

II. Data Objektif A. Data Umum

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. BB sekarang : 48 kg

4. LILA : 23 cm

5. Tinggi badan : 157 cm

6. HPL : 22 September 2014

B. Tanda-tanda vital

1. Tekanan darah : 100/70 mmHg

2. Nadi : 88 x/menit

3. Suhu : 38°C

4. Respirasi : 20 x/menit

C. Status Present

Kepala : rambut hitam, bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada kutu. Wajah : tidak pucat dan tidak kuning

Mata : Simetris konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik. Hidung : septum di tengah, tidak ada sekret, tidak ada cairan.

Mulut : bibir lembab, tidak pecah-pecah, tidak ada sariawan. Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada cairan.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jagularis. Dada : simetris, pernafasan teratur, tidak ada bunyi rhonkhi. Payudara : simetris, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada benjolan. Abdomen : simetris, tidak ada bekas luka operasi, tidak nyeri ulu hati.

Ex. atas : simetris, tidak oedem, tidak pucat, kapillary refill < 2 detik, jari-jari lengkap. Ex. bawah : simetris, tidak oedem, akral hangat, kapillary refill < 2 detik, jari-jari lengkap. Punggung : tidak ada kelainan bentuk punggung dan tidak ada nyeri ketuk ginjal.

Genetalia : tidak diperiksa Anus : tidak diperiksa

D. Status Obstatri

1. Muka : tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedem.

Payudara : ada hiperpigmentasi aerola, puting susu menonjol, tidak ada massa, ASI belum keluar. Abdomen :

a. Inspeksi : ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum.

b. Palpasi Leopold :

(14)

Leopold III : tidak dikaji Leopold IV : tidak dikaji

Auscultasi DJJ : tidak dikaji (Normal = 120-160 x/menit) TFU Mc.Donal : tidak dikaji

TBJ : tidak dikaji 4. Panggul Luar

a. Distansia Spinarum : Tidak dikaji (normal 23-26 cm)

b. Distansia Cristarum : Tidak dikaji (normal 26-29 cm)

c. Distansia Tuberum : Tidak dikaji (normal 10-11,5 cm)

d. Conjugata Eksterna : Tidak dikaji (normal 18-20 cm)

e. Lingkar Panggul : Tidak dikaji (normal 80-100 cm)

5. Genetalia : dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna menggunakan spekulum terlihat adanya

darah di kavum douglas dan terdapat sedikit pengeluaran darah atau flek-flek hitam ke coklatan 6. VT : nyeri goyang porsio dan kavum douglas menonjol dan nyeri tekan

E. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 9 gr%

Protein urin : tidak diperiksa Urin reduksi : tidak diperiksa

BAB IV PEMBAHASAN

Setelah penulis menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil patologi pada Ny. C dengan kehamilan ektopik terganggu BPM Ny. B pada tanggal 15 Februari 2014, maka ada beberapa hal yang akan penulis uraikan pada bab pembahasan ini, dimana penulis akan membandingkan antara teori dengan kasus.

Pada kasus Ny. C ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu ini ditandai dengan nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan darah sedikit (flek) berwarna coklat pada celana dalamnya. Keluhan yang dirasakan ibu merupakan salah satu tanda kehamilan ektopik terganggu menurut Leveno 2009.

Diagnosa kebidanan untuk Ny. C hamil dengan kehamilan ektopik terganggu ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang didapat pada saat pengkajian. Dari data subjektif didapatkan keterangan bahwa ibu sering merasakan mual, nyeri perut bagian bawah dan ibu mengeluarkan sedikit flek berwarna coklat.

Serta dari data objektif didapatkan pada pemeriksaan tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 88 x/menit, suhu 380C, perut bagian bawah kembung (Jones, 2001: 107) dan pada pemeriksaan

dalam teraba kavum douglas menonjol, nyeri tekan serta nyeri goyang porsio (leveno, et. Al, 2009). Diagnosa potensial untuk kehamilan dengan kehamilan ektopik terganggu dari kasus diatas adalah shock hipofolemik

(15)

Sesampainya di rumah sakit, segera lakukan uji silang darah dan lakukan persiapan laparatomi. Saat laparatomi, lakukan explorasi kedua ovarium dan tuba fallopii. Jika terjadi kerusakan berat pada tuba lakukan salpingektomi (eksisi bagian tubayang mengandung hasil konsepsi). Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba usahakan melakukan salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba dipertahankan). Sebelum memulangkan pasien berikan konseling untuk penggunaan kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfat ferosus 60 mg perhari selama 6 bulan. (WHO, 2013: 95)

Setelah melakukan semua implementasi penulis melakukan evaluasi terhadap Ny. C ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. Hasil evaluasi tersebut adalah ibu tidak mengalami shock hipofolemik.

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan kebidanan pada Ny C dengan kehamilan ektopik terganggu di BPM Ny B maka penulis mampu mengambil kesimpulan yaitu:

1. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan yang terjadi diluar uterus.

2. Asuhan kebidanan pada Ny C dengan kehamilan ektopik terganggu dapat diterapkan melalui

pendekatan menejemen kebidanan menurut tujuh langkah Varney dengan baik.

a. Pengkajian telah dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut lembar format

yang telah tersedia melalui tekhnik wawancara dan observasi sistemik. Data subjektif khususnya pada keluhan utama yaitu Ny C G1P0A0 hami 9 minggu dengan keluhan ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan flek-flek darah berwarna coklat dari jalan lahir.

Data objektif yaitu keadaan umum sedang kesadaran compopsmentis tekanan darah 100/70 mmHg nadi 88 x/menit respirasi 20 x/menit suhu 380C tinggi badan 157 cm berat badan sebelum

Referensi

Dokumen terkait

Hemolisis sering menyebabkan kenaikan dalam billirubin serum, dan pada malaria falsifarum ia dapat cukup kuat untuk mengakibatkan hemoglobinuria (blackwater fever).

Setelah itu istilah hedonisme terus berkembang mengikut falsafah sekular Barat itu sendiri. Di dalam buku Pendidikan Islam yang telah diterbitkan oleh PTS Publications

?erikan ren/ana manaemen yang rasional an terintegrasi 3sesmen +lang nyeri paa anak se/ara r+8n. 1al+asi e;ek8:tas ren/ana manaemen nyeri Ne1isi ren/ana

Majelis Hakim menyimpulkan bahwa telah jelas perbuatan dari Heru, Ardian terhadap korban Vicki yang telah memegang dan meremas payudara korban di dalam Kamar

Penelitian yang dilakukan oleh Ari Sri Martini (2016) dengan judul “Efektivitas Produk Pembiayaan Istishna dalam Pemilikan Rumah pada Bank Kalsel Cabang Syari’ah

Kami optimis bahwa usaha ini akan berkembang karena harga bakpau yang ditawarkan terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat, selain itu bakpao kenari dingin

---.. Dari hal-hal yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

Semua neuron yang menyalurkan impuls dari korteks motorik turun melalui tractus corticospinalis sampai di neuron kornu anterior medula spinalis sedangkan yang