• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Yayasan Sada Ahmo Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Dairi (1990 – 2004 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Yayasan Sada Ahmo Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Dairi (1990 – 2004 )"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi

Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten dari 18 kabupaten yang ada

di Provinsi Sumatera Utara9. Wilayah Kabupaten Dairi yang beribukotakan Sidikalang

memiliki luas wilayah 3.146, 10 km2 yaitu sekitar 4,39 % dari luas Provinsi Sumatera

Utara (7.160.000 ha). Kabupaten Dairi terletak disebelah Barat Laut Provinsi

Sumatera Utara10. Jalan menanjak berliku dihiasi oleh pepohonan, kabut meliputi

puncak-puncak gunung, hamparan sawah serta hutan membentang, menjadi

pemandangan memesona bagi para penikmat alam untuk sampai ke kota Sidikalang

ibukota Kabupaten dairi manakala kita bertolak dari Medan, Ibukota Provinsi

SumateraUtara. Sebagai ibukota Kabupaten Dairi, Sidikalang merupakan pusat

pemerintahan, pusat pasar, pusat pendidikan, pusat kesehatan dan pusat aktivitas

lainya.

Kabupaten Dairi berada di lintangan Bukit Barisan konsekuensinya adalah

kedudukannya didataran tinggi dan berbukit-bukit yang menempati titik koordinat

antara 98000‟ – 98030‟ BT dan 2015‟ – 3000‟ LU dengan posisi dekat dengan pantai

barat. Beratmosfer pegunungan itulah Dairi konturnya bertekik-tekik disejumlah

kawasan bahkan ektrim sehingga dingding-dingding bukit terjal dan jurang menjadi

9

18 Kabupaten yaitu Kabupaten Nias, mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Dairi, Karo, Deli Serdang, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Samosir, dan Serdang bedagai.

10

(2)

28

pemandangan yang dominan rata-rata. Rata-rata ketinggian kawasan ini 700-1.250

meter di atas permukaan laut (dpl). Sebagian kecil kawasan sampai ketinggian 16.000

meter dpl. Iklim dairi mudah ditebak. Bukan berhawa panas dan lembab alias tropis,

melainkan di bawahnya, bisa disebut subtropis. Hasil alamnya yang khas pun bercorak

produk hutan pegunungan: kaburbarus, kemenyan, nilam, dan kopi, itu yang paling

mansyur sejak dulu. Belakangan ada gambir, kemiri, dan jagung11

Pegunungan Bukit Barisan melintang di sepanjang Pulau Sumatera dengan

posisi yang jauh lebih dekat ke pantai barat. Kabupaten dairi terletak di lintangan ini.

Kedudukannya :

1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Nanggroe

Darussalam) dan Kabupaten Tanah Karo,

2. Sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir,

3. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat,

4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Selatan ( Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam)12.

Kabupaten Dairi merupakan wilayah yang cukup luas untuk digunakan

menjadi lahan pertanian. Namun Kabupaten Dairi tidak sepenuhnya menjadi wilayah

yang menghasilkan tanaman pertanian yang sama. Hal itu karena kabupaten dairi

memiliki kemiringan wilayah yang bervariasi sangat banyak ditemukan gunung-

gunung dan bukit-bukit yang bergelombang sehingga sangat berpengaruh terhadap

(3)

29

Luas lahan potensial di Kabupaten Dairi mencapai 182.780 hektar, yang terdiri

dari tanah sawah 10.225 hektar ( pengairan setengah teknis 6.036 hektar, pengairan

sederhana PU 2.756 hektar dan pengairan non-PU 1.433 hektar) ; tanah kering

172.555 hektar( tegal/kebun 30.908 hektar, ladang huma 18.641 hektar, padang

rumput 3.833 hektar, kolam empang 87 hektar dan perkebunan 32.270 hektar).

Di Kabupaten Dairi banyak ditemukan sungai-sungai yang dimanfaatkan

sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dengan tujuan keperluan masyarakat,

diantaranya dipergunakan untuk irigasi teknis, di mana sebagian besar sudah

dimanfaatkan menjadi pengairan sawah, perikanan, dan kebutuhan air minum.

Adapun sungai terbesar dan terpanjang di Dairi antara lain adalah :

1. Sungai Lae Renun terbentang dari Kecamatan Parbuluan sampai Kecamatan

Tanah Pinem yang selanjutnya menuju Aceh Tenggara.

2. Sungai Lae Kombih terbentang di Kecamatanan Kerajaan dan Kecamatan

Salak yang selanjtnya mengalir menuju Aceh Selatan.

3. Sungai Lae Sinendang yang terletak dengan Kecamatan Sumbul dan bermuara

ke Lae Renun

4. Sungai Lae Ordi terbentang mengalir menuju Aceh Selatan

5. Sungai Lae Simbelin yang terbentang dari Kecamatan Sidikalang Menuju

perbatasan Kecamatan Siempat Nempu dan Kecamtan Silima Pungga-Pungga

yang kemudian mengalir ke Provinsi Aceh13.

13

(4)

30

Dalam hal ini Kabupaten Dairi memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan

berkembang lebih baik lagi jika dilihat dari letak geografisnya yang merupakan

pertemuan jalur lalulintas bagi masyarakat dalam mengembangkan perekonomian

yang didukung wilayah yang cocok dalam mengelola usaha-usaha masyarakat. Dari

hal tersebut sehingga di Kabupaten Dairi terdapat berbagai macam corak kehidupan

masyarakat dalam melengkapi dan memenuhi kebutuhan hidup.

2.2 Keadaan Penduduk

Keanekaragaman penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku etnis,

diantaranya suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Nias, Jawa,

Minangkabau, dan WNI keturunan Tionghoa. Keseluruhannya menyebar tidak merata

di 12 kecamatan definitif, sampai ke daerah pegunungan dan hidup dari pertanian.

Penduduk asli Dairi adalah Suku Pakpak, yang pada umumnya mendiami daerah

pedalaman.

Wilayah Kabupaten Dairi hingga tahun 2004 bertambah dalam jumlah

pemekaran terbagi hingga menjadi 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Sidikalang,

Kecamatan Berampu, Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Sumbul, Kecamatan

Gunung Sitember, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kecamatan Nempu,

Kecamatan Nempu Hulu, Kecamatan Nempu Hilir, Kecamatan Tiga Lingga,

Kecamatan Pegagan Hilir, Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Tanah Pinem,

Kecamatan Silahisabungan, Kecamatan Sitinjo.

Penduduk merupakan persyaratan utama bagi terbentuknya suatu daerah

(5)

31

menjadi wadah bagi masyarakat dalam mendapatkan akses dari pemerintah pusat

yang bekerja dalam menjalankan tugasnya sebagai perpanjangan tangan pemerintah

pusat. Adapun jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi dapat dilihat

(6)

32

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi 200414

No Kecamatan Desa / Kelurahan Jumlah Penduduk

1 Sidikalang 13 54.684

2 Berampu 5 7.979

3 Parbuluan 8 18.663

4 Sumbul 19 38.026

5 Lae Parira 9 15.290

6 Silima Pungga-Pungga 16 15.013

7 Siempat Nempu 11 20.931

8 Siempat Nempu Hulu 12 19.973

9 Siempat Nempu Hilir 9 12.255

10 Tigalingga 14 23.129

11 Pegagan Hilir 8 15.543

12 Tanah Pinem 12 20.638

13 Gunung Sitember 8 9.626

14 Silahisabungan 4 4.379

15 Sitinjo - -

Jumlah/total 148 276.489

14

(7)

33

Dari tabel diatas terlihat bahwa Kabupaten Dairi memiliki 15 kecamatan dari

148 desa/ kelurahan15. Masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi

memiliki jumlah penduduk yang berbeda. Di Kecamatan Sidikalang misalnya terdiri

13 desa/kelurahan yaitu 56.684 jiwa memiliki jumlah penduduk terbanyak,

sedangkan di Kecamatan Sitinjo untuk jumlah penduduknya masih belum dapat

dipastikan karena daerah itu baru dimekarkan tahun 2005 hingga menjadi sebuah

Kecamatan.

Perkembangan jumlah penduduk tidak terlepas dari tingkat kelahiran dan

tingkat migrasi penduduk yang masuk ke Kabupaten yang datang dari wilayah yang

berbeda termasuk wilayah yang berdekatan. Penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari

beraneka ragam etnik, setiap tahun jumlahnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat dari tabel jumlah penduduk dibawah ini :

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Di Kabupaten Dairi Tahun 1971, 1985, 2000, dan 2004

NO Tahun Jumlah

(8)

34

Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas bahwa hasil sensus yang dilakukan pada

tahun 1971, 1985, 2000 dan 2004 terjadi perubahan jumlah penduduk di Kabupaten

Dairi. Di tahun 1971 jumlah penduduk hanya berkisar 179.247 jiwa jika

dibandingkan dengan tahun 2000 jumlah penduduk meningkat hingga 307.766 jiwa.

Hal ini karenakan pada tahun 1971 jumlah kecamatan di Kabupaten Dairi sebanyak 8

Kecamatan. Tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 276.489 jiwa akibat dari

jumlah kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kelahiran, meskipun

jumlah Kecamatan sebanyak 15 Kecamatan.

Kabupaten Dairi terdapat keberagaman suku bisa dilihat dari antara 15

wilayah yang dibentuk melalui proses pemekaran hingga menjadi sebuah kecamatan.

Keberagaman suku diantaranya Pakpak, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Aceh,

Jawa, dan nias. Kemudian bisa dilihat secara gegrafis dan admistratif pemerintahan

Kabupaten Dairi tampak dihuni oleh kelompok suku yang seolah-olah membentuk

kelompok masyarakatnya sendiri atau pun stratifikasi sosial.

Pengelompokan masyarakat ini dapat terlihat jelas di beberapa wilayah

diantaranya suku Karo yang dulu mayoritas penduduknya berdiam didaerah Tanah

Pinem dan Tiga Lingga, atau sekarang bisa disebut dengan Kampung Karo dan Suku

lain misalnya sebagai suku asli orang Pakpak terlihat jelas banyak ditemui di daerah

Vasi. Kemudian banyak juga ditemui suku Batak Toba di kecamatan Siempat

Nempu. Namun banyak juga suku lain yang belum dapat dilihat karena faktor

wilayah tersebut wilayah yang sangat akministratif untuk mengundang masuknya

penduduk pendatang untuk tinggal dan menetap karena tuntutan ekonomi dan lain

(9)

35

Pada dasarnya penduduk asli di Kabupaten Dairi adalah suku Pakpak,

sedangkan suku-suku pendatang seperti Toba, Karo, Simalungun dan suku-suku

lainya merupakan penduduk yang pindah dari Berastagi, Samosir, dan daerah

Simalungun. Akan tetapi meskipun suku Pakpak merupakan suku asli di Kabupaten

Dairi peduduk ini terlihat menoritas jika dibandingkan dengan suku-suku pendatang

lainya, dapat diketahui bahwa suku Batak Toba merupakan penduduk yang mayoritas

mendiami Kabupaten Dairi. Hal ini disebabkan oleh adanya migrasi orang Batak

Toba keberbagai wilayah dan mau bersaing untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup

termasuk Kabupaten Dairi.

Pertambahan jumlah penduduk pendatang yang terus berkembang di

Kabupaten Dairi mampu menggeser penduduk asli hingga membentuk Kabupaten

baru. Penduduk pendatang seperti Batak Toba tentu membawa pengaruh yang sangat

banyak terhadap penduduk asli, dimana penduduk pendatang bahkan lebih banyak

berkerja di birokrasi pemerintahan Kabupaten Dairi. Akan tetapi pengaruh yang

muncul dari penduduk pendatang hanya untuk membawa persaingan dalam upaya

mendapatkan pekerjaan dalam birokrasasi sekaligus membangun wilayah Kabupaten

Dairi sehingga lebih maju dan jauh dari ketertinggalan. Selain itu juga penduduk

pendatang tentu membawa pengaruh terhadap persaingan ekonomi dalam masyarakat.

Persaingan ini muncul dikarenakan tuntutan bagi setiap masyarakat dalam upaya

meningkatkan taraf hidup. Tabel dibawah ini sebagai presentase dari jumlah

(10)

36

Tabel 1.3

Presentase Penduduk Menurut Suku di Kabupaten Dairi, Tahun 200416.

Berdasarkan presentase penduduk menurut suku di Kabupaten Dairi. Dari

tabel di atas dapat dilihat bahwa suku Batak Toba memiliki tingkat presentase yang

lebih tinggi dibandingkan dengan suku-suku yang lainya yaitu 30,15%, meskipun

suku asli dari Kabupaten Dairi adalah suku Pakpak. Sedangkan suku nias memiliki

tingkat presentase yang lebih rendah dibandingkan suku-suku yang lainnya yaitu

3,38%. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hal ini dipengaruhi banyaknya suku

Batak Toba yang bermigrasi dan tinggal menetap mendiami wilayah Kabupaten

16

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka, Tahun

(11)

37

Dairi. Penyebaran suku Batak Toba yang berkembang dan pada akhirnya terlihat

sangat jelas mayoritas penduduk wilayah Kabupaten Dairi.

2.3. Mata Pencaharian

Segala kegiatan yang dilakukan manusia dalam sebuah aspek kehidupan guna

untuk memenuhi segala kebutuhannya masing-masing itu sudah berlangsung sejak

manusia itu ada. Namun cara yang dilakukan manusia itu tidak seutuhnya sama

karena memang pada umumnya kemampuan yang dimiliki setiap orang diciptakan

dengan talenta yang berbeda-beda. Meskipun segala cara yang berbeda dilakukan

sebenarnya tujan mereka bekerja untuk mendapatkan kebutuhan yang lebih baik

dalam kelangsungan hidup manusia.

Banyak hal yang menjadi pendorong terhadap usaha memenuhi kebutuhan

manusia baik itu secara kelompok maupun secara individu. Beberapa diantaranya

dorongan yang bersifat alamiah, baik untuk mempertahankan diri, mengembangkan

diri juga mempertahankan kelompok. Selain dari pada itu dorongan yang bersifat

sosial juga ikut berperan karena manusia itu merupakan makluk sosial yang ingin

hidup berkelompok.

Pada umumnya wilayah Kabupaten Dairi memiliki potensi dibidang

pertanian. Areal tanah yang cukup luas untuk dikembangkan sehingga tidak menutup

kemungkinan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagi petani. Di

samping itu, keadaan geografis dan iklimnya, menyebabkan daerah ini cocok di

kembangkan sebagai daerah pertanian. Baik itu pertanian yang di kembangkan di

(12)

38

Kabupaten Dairi bahkan menghasilkan produk penghasilan yang bercorak hutan

pegunungan.

Jika dilihat dari kegiatan manusia yang tinggal di Kabupaten Dairi sejak

Zaman dulu. Aktivitas nenek moyang dalam usaha mengelola tanah merupakan salah

satu yang diwariskan secara turun-temurun. Warisan yang ditinggalkan nenek

moyang ini merupakan salah satu modal bagi mereka yang bertani dapat memberikan

keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Usaha mengelola tanah ini dalam

mengembangkan pertanian bahkan menjadi sebuah warisan yang sangat berharga

bagi masyarat yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi hinga sampai sekarang.

Ada bebera usaha pertanian yang dikembangkan masyarakat Kabupaten Dairi

dalam memperoleh keuntungan untuk demi memenuhi kebutuhan bahkan untuk

meningkatkan taraf hidup.

1. Tanaman perdangan ekspor serperti kopi, kelapa, kemenyan, cengkeh,

tembakau, jahe dan nilam, dikembangkan oleh masyarakat yang mendiami

Kabupaten Dairi mampu meningkatkan perekonomian. Tanaman ini bahkan

berhasil dan menjadi khas penghasilan yang dikenal dan di nikmati penduduk

indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

2. Tanaman bahan pangan/makanan yaitu padi, jagung, ubi rambat, ketela

pohon, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Beberapa jenis

tanaman pangan ini di tanami dalam bentuk sistim perladangan tanah kering

dengan sintim perladangan tanah basah.

3. Tanaman buah-buahan, yang menonjol di Kabupaten Dairi yaitu durian. Hasil

(13)

39

dipasarkan keluar wilayah Kabupaten. Pertama dikirim kepusat pasar ataupun

melalui agen yang menjemput dari masyarakat hingga dikirim lagi untuk

dipasararkan ke daerah-daerah lain terutama kota Medan. Daerah pemasok

durian di Kabupaten Dairi berada di kecamatan Parongil, Tigalingga.

Tanaman buah lainnya yang di kelola petani yaitu pisang, nenas, pepaya,

jambu air, alpokat, dan belakangan muncul tanaman jeruk.

4. Tanaman sayur-sayuran seperti kentang, tomat, cabe, buncis, terung, bayam,

dan sayur-sayuran lainnya berkembang sangat baik di Kabupaten Dairi.

Tanaman bawang merah dan bawang putih dapat berkembang dengan baik di

kawasan Kecamatan sumbul tepatnya tepatnya di Desa Silalahi II dan Desa

Paropo yang terletak dipinggiran Danau Toba. Tanaman ini dapat berkembang

karena kondisi tanah dan alamnya yang dingin sangat mendukung untuk

penanaman bawang.

Mata pencaharian masyakat yang tinggal di Kabupaten Dairi tidak hanya

bertani. Ada juga masyakat di Kabupaten Dairi bertenak dalam mendapatkan

keuntungan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka biasanya berternak

dilingkungan pekarangan rumah, membudidayakan ikan biasanya dilingkungan

persawahan, sebagian lagi kusus berternak di ladang. Biasanya hasil dari peternakan

itu dijual di pasar-pasar pada hari pekan, ada juga yang menjualnya kepada individu

yang membutuhkannya. Kegiatan itu secara tidak langsung sudah melakukan

perdagangan dalam mendapatkan keuntungan.

Selain usaha yang dilakukan masyarakat di atas, sebagian masyakat di

(14)

40

pegawai di kantor-kantor baik itu milik swasta ataupun pemerintah. Usaha jasa yang

dilakukan masyarakat di Kabupaten Dairi seperti supir, kuli bangunan, tukang jahit,

bengkel, tukang penggiling kopi, membajak sawah dengan kerbau, dan lain

sebaginya. Jasa yang dilakukan oleh masyarakat biasanya karena mereka tidak

memiliki kemampuan untuk bertani dan ada juga masyarakat memang

mengembangkan bakatnya kemudian bisa mendapat keuntungan dari jasa-jasa yang

dilakukan.

2.4. Agama Masyarakat

Keberagaman suku yang mendiami Kabupaten Dairi tentu menggambarkan

beragamnya agama yang dianut oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat di Kabupaten Dairi merupakan masyarakat yang terbuka dan mempunyai

toleransi yang tinggi terhadap suku-suku yang bermigrasi dan menetap di Kabupaten

Dairi. Setiap penduduk pendatang tentu miliki agama dan aliran kepercayaan yang

berbeda-beda yang di bawak dari suku ataupun wilayah dimana sebelum penduduk

berpindah dari wilayah atau suku aslinya menuju Kabupaten Dairi.

Keanekaragaman Agama dan aliran kepercayaan tidak membuat masyarakat

Kabupaten Dairi terpecah satu sama lain. Mereka saling menghargai sesama tanpa

menimbulkan persoalan yang berkaitan dengan aliran kepercayaan. Persaingan yang

di muncul malah lebih dominan terhadap persaingan masyarakat dalam usaha

mempertahankan hidup dan mendapatkan keuntungan.

Ada beberapa agama dan aliran kepercayaan yang dianut masyarakat yang

(15)

41

Katolik, dan agama Budha. Keragaman agama masyarakat yang datang bermigrasi

ataupun agama yang dianut penduduk asli jarang sekali terdengar memunculkan

masalah. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk pendatang disambut dan di terima

penduduk asli untuk tinggal dan menetap untuk mempertahankan hidup di tanah

Pakpak. Adapun presentase penduduk yang menganut agama tersebut, agar terlihat

jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.4

Presentase Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Dairi Tahun 2004

No Agama Keterangan (%)

1 Kristen Protestan 64,53

2 Katolik 15,07

3 Islam 20,28

4 Budha 0,12

Jumlah/Total 100,00

Tabel di atas menunjukkan bahwa presentase penduduk menurut agama di

Kabupaten Dairi Tahun 2004, menunjukkan bahwa agama Kristen Protestan memiliki

tingkat presentase yang jauh lebih tinggi yaitu 64,53%17. Berarti dengan jelas bahwa

masyarakat yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi mayoritas memeluk agama

Kristen Protestan. Sedangkan agama Budha memiliki tingkat presentase yang lebih

17

(16)

42

rendah yaitu 0,12%. Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa masyarakat yang

mendiami Kabupaten Dairi minoritas memeluk agama Budha.

Aliran agama yang dianut oleh masyarakat di Kabupaten Dairi jika dilihat dari

presentase penduduk memang sangat berbeda jumlahnya. Akan tetapi perbedaan yang

terjadi antara suku dan agama yang muncul di wilayah ini menimbulkan warna-warni

kehidupan di setiap kelompok masyarakat. Perbedaan yang dalam setiap kelompok

masyarakat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia kaya akan keberagaman suku dan

agamanya tetapi tetap menjungjung tinggi nilai satu kesatuan Negara republik

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi 2004
Tabel 1.3 Presentase Penduduk Menurut Suku di Kabupaten Dairi, Tahun 2004
Tabel di atas menunjukkan bahwa presentase penduduk menurut agama di

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran Think Pair Share lebih efektif dari pada model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN

PERANAN KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA

Pemberian Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Hasil Perombakan Anaerob Limbah Makanan Terhadap. Pertumbuhan Tanaman

Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan, untuk

Pengertian perjanjian kerja menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (burgerlijke Wetbook) terkesan hanya sepihak saja, yaitu hanya buruh/pekerja yang mengikatkan diri

DAFTAR WISUDAWAN/WATI DOKTER SPESIALIS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI KONSULTAN TH 20141.

Dalam rangka menambah wawasan keilmuan dan keterampilan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Mengidentifk asi berbagai keuntungan dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi Keuntungan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi  Mengamati keuntungan