• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

untuk dijaga karena banyak sekali manfaatnya. Lingkungan yang bersih adalah

suatu keadaan dimana lingkungan sekitar kita bersih dari sampah dan juga

kotoran. Lingkungan bersih sendiri merupakan salah satu keadaan yang sangat

dibanggakan oleh setiap orang. Kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan

yang paling dekat dengan kita dan setiap saat kita temui yaitu lingkungan ruangan

yang selalu kita gunakan untuk melakukan aktivitas. Setelah itu kebersihan

halaman dan selokan, dan membersihkan jalan dari sampah. Kebersihan sebuah

cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan masyarakat sendiri tidak bisa dipisahkan

baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu yang

berhubungan langsung dengan segala aspek yang ada dalam masyarakat harus

dapat memelihara kebersihan lingkungan karena tanpa lingkungan yang bersih

setiap individu maupun masyarakat akan menderita disebabkan sebuah faktor

yang merugikan seperti kesehatan.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa “Lingkungan

hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,

(2)

Maksudnya terlihat bahwa lingkungan hidup sangat berperan dalam

mempengaruhi kelangsungan kehidupan manusia. Interaksi manusia dengan

lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak

manusia itu dilahirkan sampai ia harus meninggal dunia. Hal ini disebabkan

karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk

kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh

kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya (Mulia, 2005).

Salah satu masalah lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan

sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

memproduksi sampah. Semakin banyaknya kegiatan manusia akan semakin

banyak jumlah sampah yang diproduksi. Pertambahan jumlah penduduk dan

perubahan pola konsumsi masyarakat akan menimbulkan volume, jenis, dan

karakteristik sampah yang akan semakin beragam. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, terlihat volume sampah

yang dihasilkan masyarakat kota medan dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1. Jumlah Sampah Perhari Sepanjang 2008-2012 di Kota Medan

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Rata-rata produksi sampah

perhari (ton)

587,25 615,1 1.292,99 1.270,334 1.540,66

(3)

Grafik 1.1. Rata-rata Produksi Sampah Tahun 2008 - 2012

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa frekuensi peningkatan sampah dari

tahun ketahun dimana dari tahun 2008 ke 2009 terjadi peningkatan produksi

sampah sebesar 33,85 ton. Sedangkan dari tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi

peningkatan sebesar 677,89 ton. Namun, antara tahun 2010 ke 2011 terjadi

penurunan produksi sampah sebesar 22,6556 ton. Sedangkan pada tahun 2011 ke

tahun 2012 terjadi peningkatan produksi sampah kembali sebesar 270,3306 ton.

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan (KUPTD) Kota

Medan, mengatakan bahwa pada tahun 2013 setiap harinya volume sampah yang

dihasilkan oleh masyarakat Kota Medan berkisar 1700 ton/hari. Jika ditotal setiap

bulannya masyarakat Kota Medan dapat memproduksi sampah sekitar 44.000

ton/bulan. Begitupun dari total 44.000 ton tersebut hanya sekitar 85% yang

mampu diserap oleh Dinas Kebersihan Kota Medan untuk diangkut ke tempat

pembuangan akhir (TPA) Terjun Medan. Sedangkan 15% lagi diserap oleh bank

sampah, pemulung dan lain sebagainya. Berikut adalah jumlah sampah perbulan

di Kota Medan sepanjang tahun 2013: 0

Rata-rata produksi sampah perhari (ton)

2008

2009

2010

2011

(4)

Tabel 1.2. Jumlah Sampah Perbulan di Kota Medan Sepanjang Tahun 2013

Bulan Jumlah Sampah / Ton

Januari 42.850,94 Ton

Pebruari 44.708,54 Ton

Maret 43.744,06 Ton

April 44.952,42 Ton

Mei 47.469,40 Ton

Juni 44.693,23 Ton

Juli 47.205,38 Ton

Agustus 46.691,65 Ton

September 45.542,38 Ton

Sumber Data: Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Kota Medan, Oktober 2013

Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa peningkatan jumlah sampah

setiap bulannya naik dan akan menjadi masalah yang akan timbul di masyarakat.

Sebagaimana definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses

alam yang berbentuk padat atau semi padat yang memiliki sifat organik maupun

anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan sekitar

(Muchlisin, 2015). Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan sampah terhadap

manusia adalah dari sisi kesehatan. Sampah-sampah yang bertumpukan akan

mengundang lalat yang membawa wabah penyakit bagi manusia seperti penyakit

diare, penyakit kulit dan menimbulkan bau tidak sedap yang terjadi di masyarakat.

Dari segi lingkungan, sampah juga memberi dampak yang negatif seperti

pencemaran udara, tanah maupun air yang terdapat di lingkungan sekitar.

Pencemaran tersebut tentunya akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang

ada. Secara fisik sampah juga dapat menyebabkan banjir apabila dibiarkan

(5)

Banjir tersebut tentunya akan merugikan masyarakat itu sendiri akibat tidak

memiliki kesadaran dalam mengelola sampah.

Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya

pemukiman nelayan di Indonesia masih belum tertata dengan baik dan terkesan

kumuh. Yang dimaksud dengan kumuh adalah kondisi lingkungan yang cukup

memprihatinkan terutama dalam hal sampah yang ada di wilayah pesisir terkait.

Permasalahan sampah di kawasan pesisir merupakan permasalahan yang menjadi

masalah serius. Kebanyakan masyarakat menjadikan laut sebagai tempat

pembuangan sampah akhir. Namun dengan kondisi tersebut ternyata sangat

berpengaruh pada wilayah pesisir yang selalu terkena dampak sampah yang

dibawa oleh air laut akibat terjadinya banjir rob yang datang hampir setiap hari.

Dalam hal ini tentunya mengubah kebiasaan membuang limbah dan sampah ke

laut menjadi hal yang tidak mudah. Untuk itu Kementerian Lingkungan Hidup

melakukan upaya serius dari semua pihak. Salah satu pendekatan kearah

perubahan perilaku adalah dengan penegakkan hukum yang konsisten dan

berkelanjutan. Dalam hal ini Kementerian Negara Lingkungan Hidup tampak

berusaha menyiapkan perangkat hukum, seperti Undang-Undang pengelolaan

sampah, dan sebagainya yang dapat dijadikan acuan bersama (Kementerian

Lingkungan Hidup, 2009). Selain itu pemerintah juga menyiapkan

program-program bagi masyarakat untuk menanggulangi masalah sampah tersebut.

Salah satu program pengelolaan lingkungan yang telah diperkenalkan

kepada masyarakat dunia dan juga masyarakat Indonesia adalah program bank

sampah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

(6)

adalah metode 3R yaitu, Reduce (mengurangi sampah), Reuse (memanfaatkan

kembali), Recycle (mendaur ulang). Program ini sangat membantu pemerintah

dalam mengatasi permasalahan sampah, dana yang harus dikeluarkan untuk biaya

pengangkutan, perawatan, pembelian alat, bayar upah pekerja, dan biaya

transportasi dapat ditekankan. Salah satu bank sampah yang terdapat di wilayah

Kota Medan adalah bank sampah yang berada di Kelurahan Belawan Sicanang.

Bank sampah di Kelurahan Belawan Sicanang merupakan salah satu usaha

mandiri yang dilakukan masyarakat secara langsung bertujuan mengurangi

timbulan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) atau

ke tempat lain. Rumah kompos dan bank sampah juga memberi peluang

pemanfaatan sampah organik dan anorganik menjadi bernilai ekonomi (Badan

Lingkungan Hidup, 2016).

Bank sampah di Sicanang terbentuk akibat adanya keresahan di kalangan

masyarakat yang merasakan permasalahan yang sama tentang tumbukan sampah

akibat banjir rob dan Sungai Deli pada kawasan tersebut. Hal tersebut mulai

mendorong masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut hingga membentuk

sebuah kelompok masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

Kelompok masyarakat tersebut telah didukung oleh pemerintah hingga

membentuk sebuah lembaga yaitu “Rumah Kompos dan Bank Sampah” yang

berada di Kelurahan Belawan Sicanang. Hingga pada saat ini telah terbentuk

kelompok-kelompok unit bank sampah melalui program yang dinaungi oleh

(7)

Tabel 1.3. Jumlah Nasabah Rumah Kompos dan Bank Sampah Belawan Sicanang

No. Nama Bank Sampah Alamat Jumlah

Nasabah Unit

1 Lotus Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 147

2 Primer Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 20

3 Sinar Sampah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 30

4 Basani Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 30

5 Senari Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 87

6 Sinar Utama Belawan Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 31

7 Barang Bekas Jadi Duit Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 29

8 Sehati Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 39

9 Kasih Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 33

10 Sampah Jadi Uang Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 23

11 Sampah Jadi Indah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 16

12 Sampah Jadi Mas Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 97

13 Sampah Jadi Intan Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 41

14 Damai Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 13

15 Sampah Jadi Berlian Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 32

16 Bersih Itu Indah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 11

17 Ekonomi Berkembang Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 32

18 Soala Gogo Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 29

19 Srikandi Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 18

20 Mawar Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 19

21 Muspika Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 20

22 Mustika Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 21

23 Bethania Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 30

24 Melati Teratai Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 22

25 Arta Jaya Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 16

26 Sadar Bersih Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 12

27 Kelompok Peduli Sampah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 10

28 Garuda Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 31

29 SD065006 Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 26

30 Nazela Kel.BelawanSicanang Kota Medan 16

31 SumberRejeki Tangkahan Batang Serangan 97

32 Horas Siti rejo I Medan Amplas 18

33 Asoka Belawan Bahagia Medan Belawan 21

34 Prathama Jl.Sunggal Medan Sunggal 22

35 NurulUmmi Labuhan Deli Medan Marelan 98

36 KPSLMabar Mabar Hilir I Medan Deli 48

37 Dermawan Belawan Bahari Medan Belawan 12

38 Sawit Hulu Selatan PTPN II Kabupaten Langkat 30

39 Sawit Hulu Utara Afd 03 PTPN II Kabupaten Langkat 30

40 Sawit Hulu Utara Afd 05 PTPN II Kabupaten Langkat 30

Total 1.387orang

(8)

Dari data tersebut dapat kita lihat ada sekitar 40 kelompok dengan total

1.387 orang nasabah. Sekitar 30 kelompok berasal dari kelurahan Belawan

Sicanang. Dari jumlah penduduk Kelurahan Belawan Sicanang sebanyak 3993

KK terdapat jumlah nasabah 981 orang yang ikut berpartisipasi dalam program

bank sampah pada tahun 2015 yang berasal dari kelurahan Belawan Sicanang

(Profil Sicanang, 2015). Dari masing-masing KK lebih kurang sekitar satu sampai

dua orang yang ikut berpartisipasi menjadi nasabah pada program Bank Sampah

tersebut. Hal ini dapat dikatakan sebagai acuan dasar sebagai bentuk kepedulian

atau partisipasi masyarakat yang cukup tinggi dalam pengelolaan sampah dan

menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan tergabung dalam program Bank

Sampah tersebut.

Berdasarkan fenomena di atas peneliti berkeinginan untuk meneliti

permasalahan “Program Penyadaran Kebersihan Berbasis Bank Sampah

Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan” tersebut yang

berkaitan dengan perencana sosial dan pembangunan terutama dalam hal

pengelolaan sampah pada kawasan pesisir tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang perumusan masalah yang dapat peneliti ambil dalam

membuat proposal penelitian tentang “Program Penyadaran Kebersihan

Lingkungan Berbasis Bank Sampah pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan

Belawan Sicanang” yaitu :

1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat ikut serta

(9)

2. Bagaimana penerapan program bank sampah dalam upaya penyadaran

kebersihan lingkungan pada masyarakat pesisir di Kelurahan Belawan

Sicanang Kecamatan Medan Belawan?

3. Bagaimana pola kesadaran masyarakat pesisir kelurahan Belawan

Sicanang dalam hal kebersihan lingkungan sekitar setelah adanya

program bank sampah?

1.3. Tujuan Penelitian

Setelah menemukan rumusan masalah yang akan diteliti dalam sebuah

penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penulisan.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi

masyarakat ikut serta dalam program bank sampah di Kelurahan

Belawan Sicanang.

2. Untuk mengetahui upaya program rumah kompos dan bank sampah

dalam memberdayakan masyarakat untuk menjaga kebersihan

lingkungan.

3. Untuk mengetahui pola kesadaran kebersihan lingkungan masyarakat

pesisir dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

1.4. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat maupun sumbangsihnya

(10)

perkembangan ilmu pengetahuan sosial. Adapun manfaat yang diharapkan dalam

penelitian ini.

1. Secara Teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi, pemahaman,

serta sumbangsih bagi mahasiswa khususnya dalam perkuliahan sosiologi

lingkungan maupun masyarakat luas dalam meningkatkan wawasan. Yang

nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya dibidang sosiologi lingkungan dan

pemberdayaan masyarakat.

2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi

masyarakat dan pemerintah setempat dalam hal pengelolaan sampah.

1.5. Definisi Konsep

1. Kesadaran Masyarakat

Kesadaran Masyarakat adalah pikiran sadar (pengetahuan) yang mengatur

akal, hidup wujud yang sadar, bagian dari sikap/perilaku yang dilukiskan

sebagai gejala dalam alam dan harus dijelaskan berdasarkan prinsip sebab

musabab. Kesadaran tersebut timbul akibat adanya perasaan mengalami

permasalahan yang sama berdasarkan prinsip sebab musabab yang jelas.

2. Penyadaran Kebersihan Lingkungan

Penyadaran Kebersihan Lingkungan adalah sebuah bentuk usaha dalam

menyadarkan (memberi pengetahuan) kepada seseorang akan pentingnya

menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

(11)

Kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat

sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam

berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan

suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman.

4. Program Pengelolaan Sampah

Program Pengelolaan Sampah adalah sebuah usulan akan untuk suatu

kegiatan untuk mengelola sampah sesuai dengan prosedur yang telah

tersusun pada rancangan usulan tersebut.

5. Bank Sampah

Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah

menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah

sampah yang mempunyai nilai ekonomis.

6. Reuse, Reduce, dan Recycle (3R)

Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan

untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.

Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.

Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang

atau produk baru yang bermanfaat.

7. Masyarakat Pesisir

Kelompok orang atau suatu komunitas yang tinggal di daerah pesisir dan

sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada

pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir.

(12)

Kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain

tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompok

Sosial.

9. Nilai Sosial Kebersihan

Sebuah konsep abstrak dalam diri

baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau

salah mengenai kebersihan lingkungan.

10.Organisasi

Suat

kebiasaan yang sama dalam suatu urusan dan memiliki tujuan bersama.

11.Sosialisasi

Suatu konsep umum yang dapat diartikan sebagai suatu proses di mana

kita dapat belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara

berpikir, merasakan dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan

hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang

efektif.

12.Lembaga

Suatu bentuk kelompok yang mengandung seperangkat norma-norma,

peruturan-peraturan yang menjadi ciri lembaga tersebut.

13.Partisipasi

Partisipasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan dan terlibat

langsung dalam sebuah kegiatan tertentu.

(13)

Menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan/peluang,

pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat

itu dalam menentukan masa depan mereka, serta untuk berpartisipasi dan

mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri

15.Sampah

Sampah adalah sebuah benda yang tidak terpakai dan terbuang karena

sudah dianggap tidak berguna bagi manusia maupun alam sekitar dan

Gambar

Grafik 1.1. Rata-rata Produksi Sampah Tahun 2008 - 2012
Tabel 1.2. Jumlah Sampah Perbulan di Kota Medan Sepanjang Tahun 2013
Tabel 1.3. Jumlah Nasabah Rumah Kompos dan Bank Sampah Belawan Sicanang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan di atas sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan menarik minat belajar siswa kelas IV, tidak hanya dengan menghafal namun

Media Nusantara Citra (MNC), for a strategic partnership in supplying satellite, network, telecommunication services, infrastructure, multimedia content, TV

Judul : Dampak Pemberian Pupuk Urea Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap C organik, Total Dan Serapan N, Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Inceptisol Asal Kwala Bekala.. Nama

Hasil analisis rasio panjang-lebar palea-lemma menunjukan bahwa perlakuan sitokinin yang dicobakan berpengaruh sangat nyata terhadap rasio panjang lebar palea-

 Acquires good understanding of the listening skills in identifying the main ideas and specific details in a text.  Shows good understanding of classroom instructions,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian pupuk urea dan pupuk kandang ayam terhadap C-Organik, total dan serapan N serta pertumbuhan tanaman jagung ( Zea

Dengan berlakunya Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang terkait dengan pengawasan yaitu Bahwa Bawaslu (Badan

 Board mikrokontroler jenis Arduino Uno yang terhubung dengan modul sensor IR, PIR, RFID reader, saklar tekan, dan buzzer.  Relay 5V yang terhubung dengan power