• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antibiotik Profilaksis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Antibiotik Profilaksis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 Antibiotik

 Antibiotik ProfilaksisProfilaksis Definisi

Definisi Antib

Antibiotik profilaksiiotik profilaksis s adalah antibiotadalah antibiotik ik digudigunakan bagi nakan bagi pasien yang belum pasien yang belum terkenterkenaa infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk mendapatkannya, atau bila terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk mendapatkannya, atau bila terkena in

infekfeksi si dadapapat mt menenimimbubulklkan an damdampapak bk bururuk uk babagi gi papasisien.en. PePe ngng gugu nana an an anan titi bibi otot ik ik di di ruru mama hh sak

sak it, it, seksek itaita r r 30-30- 50% 50% untuuntu k k tujtuj uan uan propro filfil aksaks is beis bedadahh. Pr. Proofifilalakksisis bes bedadah mh mererupupakakanan  pemberian

 pemberian antibiotik antibiotik sebelum sebelum adanya adanya tanda-ttanda-t aanndda a ddaan n ggeejjaalla a ssuuaattu u iinnffeekkssi i ddeennggaann tujuan mencegah terjadinya manifestasi klinik infeksi.. Profilaksis adalah usaha untuk  tujuan mencegah terjadinya manifestasi klinik infeksi.. Profilaksis adalah usaha untuk  mencegah organisme sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menginfeksi.

mencegah organisme sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menginfeksi.

 T

 Tujuan Antibiotik Proflaksisujuan Antibiotik Proflaksis

!ujuan pemberian antibiotik sebagai profilaksis pada pasien bedah antara lain !ujuan pemberian antibiotik sebagai profilaksis pada pasien bedah antara lain ""##

•$encegah timbulnya infeksi pada daerah operasi setelah pembedahan$encegah timbulnya infeksi pada daerah operasi setelah pembedahan •

•$encegah bakterialis endokarditis sebelum mendapat tindakan bedah pada pasien$encegah bakterialis endokarditis sebelum mendapat tindakan bedah pada pasien

yang memiliki resiko bakteriemi yang memiliki resiko bakteriemi

•$engha$enghambambat t perpertumtumbuhbuhan an bakbakteri teri yanyang g masumasuk k kedkedalam alam jarijaringangan n padpada a akaktutu

 pembedahan  pembedahan

•$elindungi orang sehat yang beresiko mendapat in&asi bakteri$elindungi orang sehat yang beresiko mendapat in&asi bakteri •

•$encegah infeksi sekunder pada pasien yang sedang menderita suatu penyakit$encegah infeksi sekunder pada pasien yang sedang menderita suatu penyakit •

•Penggunaan antibiotik yang lebih efektif Penggunaan antibiotik yang lebih efektif 

Penting untuk ditegaskan baha antibiotik profilaksis pada kasus bedah merupakan Penting untuk ditegaskan baha antibiotik profilaksis pada kasus bedah merupakan suatu faktor tambahan atau hanya bersifat membantu, bukan mengganti suatu tehnik bedah suatu faktor tambahan atau hanya bersifat membantu, bukan mengganti suatu tehnik bedah yang baik. Antibiotik profilaksis harus dipandang sebagai satu komponen yang efektif untuk  yang baik. Antibiotik profilaksis harus dipandang sebagai satu komponen yang efektif untuk  mengontrol infeksi yang diperoleh di rumah sakit.

mengontrol infeksi yang diperoleh di rumah sakit. ""

Penggunaan Antibiot

(2)

'alam melakukan pemberian antibiotik sebagai profilakis, perlu diketahui beberapa ketentuan dasar agar tindakan profilaksis tersebut berjalan dengan baik dan efektif, diantaranya adalah klasifikasi tindakan bedah, mikrobiologi, antibiotik, faktor resiko dan lain-lain.

a. Klasifikasi tindakan bedah

Pada pasien yang beresiko, alaupun dengan memakai tehnik sterilisasi yang adekuat dan antibiotik yang poten, luka pasca bedah terjadi sekitar (-)% dari seluruh tindakan bedah. *akteri ditemukan pada )0% daerah bedah alaupun telah dilakukan tindakan aseptik.  National Academy of Science+ National Reaserch Council  A+/1 membagi tingkatan

resiko infeksi oleh tindakan bedah menjadi  katagori berdasarkan masuknya infeksi atau  berpindahnya koloni dari permukaan mukosa, yaitu #sebagai berikut 5 #

(3)

edangkan pada daerah kepala leher, *lanchaert (00"1 membagi tindakan bedah yang dapat diberikan antibitotik profilaksis menjadi ( katagori yaitu #

". Pembedahan kepala leher non-kontaminasi

Pembedahan non-kontaminasi biasanya berkenaan dengan pembuatan insisi terbatas pada kulit dan bukan di mukosa. Prosedur ini biasanya tidak terdapat infeksi dan selama pembedahan sterilitas luka tetap dipertahankan. Pada akhir   pembedahan, luka ditutup dengan rapat sehingga tidak terbuka dan berkontak 

dengan bakteri.

(. Pembedahan kepala leher yang terkontaminasi

Pembedahan ini umumnya merupakan tindakan transmukosal seperti reseksi, glosektomi, maksilektomi dan lain-lainnya.

*erdasarkan pembagian tindakan-tindakan diatas, ahli bedah dapat dengan  bijaksana untuk menentukan pemberian antibiotik sebagai profilaksis atau sebagai

terapi dengan telah mempertimbangkan segala resiko dan akibatnya.

b. Mikrobiologi

/ongga mulut merupakan tempat yang paling baik untuk hidupnya sejumlah  bakteri, baik yang bersifat aerob maupun anaerob. *iasanya infeksi di rongga mulut  berasal dari flora normal indi&idu tersebut, dan umumnya disebabkan oleh streptokokus, staphilokokus, batang gram negatif dan anaerob. 'ibaah ini terdapat tabel mikroorganisme yang sering ditemukan pada organ-organ tubuh !abel "1 serta yang sering terdapat pada daerah infeksi pasca pembedahan daerah kepala leher tabel (1.

(4)

4idung 2ulit

$ulut+pharing

S. aureus, pneumokokus, meningokokus S. aureus, S. epidirmidis

Streptokokus, pneumokokus,

 Fusobakterium, peptostreptokokus

Tabel 2. okasi dan mikroorganisme yang sering ditemukan didaerah mulut dan sekitarnya

Tipe mikroorganisme Insidensi

AE!" 6ram 71 # - oagulase-negatif staphilokokus spp - treptokokus on-grup A1 6ram -1 #  8ikenella corrodens  8. colli  Pseudomonas aeroginosa 2lebsiella spp. A#AE!" 6ram -1 #  *acteriodes  9usobakterium  4. Parainfluen:a 5 ( ; 5  3 5  (

Tabel $. $ikroorganisme yang sering ditemukan pada infeksi luka pasca bedah daerah kepala dan leher 

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Antibiotik Profilaksis 2euntungan penggunaan antibiotik profilaksis#

(5)

" . Antibiotik profilaksis menurunkan insidensi infeksi pasien sehinggamenurunkan kematian post operatif.

(.Antibiotik profilaksis yang sesuai dan efektif menurunkan biaya peraatankesehatan. 3 . Penggunaan antibiotik profilaksis yang sesuai membutuhkan aktu yanglebih singkat

daripada pemberian terapi, sehingga menurunkan jumlah totalantibiotik yang diperlukan.

2erugian penggunaan antibiotik profilaksis#( " . 'apat mengakibatkan infeksi sekunder.

( . <ika resiko infeksi rendah, penggunaan antibiotik profilaksis tidak menghasilkan keuntungan sehingga tidak menurunkan insidensi infeksi.

3 . *iaya antibiotik juga harus diperhitungkan.

.elalu ada resiko toksisitas terhadap obat yang dipakai.

Dosis Antibiotik Profilaksis

=mumnyadosis antibiotik yang dibutuhkan untuk profilaksis sama dengan dosis terapi. 'osis tunggal antibiotik pada konsentrasi terapi cukup untuk profilaksis pada hampir semua situasi dan penambahan dosis dapat diberikan bila aktu operasi panjang,  perdarahan atau penggantian cairan, paling sedikit ( kali aktu paruh. >

Pada keadaan dimana terdapat kehilangan darah atau penggantian cairan, akan menyebabkan konsentrasi serum antibiotik akan berkurang. Penambahan dosis profilaksis diindikasikan apabila terdapat kehilangan darah lebih dari "500 ml selama operasi atau hemodelusi ?"5 ml+kg. Pada kehilangan darah yang banyak ?"500 ml dalam operasi, dosis antibiotik profilaksis harus diberikan setelah penggantian cairan. >

ituasi $edikasi 'osis

(6)

Anak# 50 mg+kg PB " jam sebelum prosedur

! i d a k d a p a t m e n i n u m obat PB

Ampicillin 'easa# (.0 g C$ atau CD Anak# 50 mg+kg C$ atau CD 30 menit sebelum prosedur Alergi Penicillin lindamycin 'easa# 00 mg

Anak# (0 mg+kg " jam sebelum prosedur PB ephale@in+cefadro@il 'easa# (.0 g Anak 50 mg+kg " jam sebelum prosedur PB A:ithromycin+ clarithromycin 'easa# 500 mg Anak# "5 mg+kg " jam sebelum prosedur PB Alergi penisilin dan tidak 

 bi s a mi nu m oba t PB lindamycin efa:olin 'easa# 00 mg Anak# (0 mg+kg CD 30 menit sebelumProsedur. 'easa# ".0 g A n a k # ( 5 m g + k g C $ a t a u C D 3 0   m e n i t sebelum prosedur

Tabel %. 'osis Antibiotik Profilaksis

&aktu pemberian

$ulainya resiko terkena infeksi dimulai bersamaan dengan insisi yang dilakukan. Antibiotik harus diberikan pada aktu yang tepat agar pada saat insisi dilakukan , tingkat

(7)

obat dalam jaringan sudah mencapai tingkatan yang maksimal. $enurut *urke ")(1  pemberian antibiotik profilaksis terdiri atas 3 periode yaitu pre, intra dan pasca bedah. Eaktu yang paling tepat diberikannya adalah pada saat pra bedah, disusul intra dan pasca bedah. > *iasanya antibiotik diberikan dalam aktu 30-0 menit sebelum pembedahan dimulai atau pada saat induksi anastesi dilakukan. 2onsentrasi antibiotik dalam jaringan harus dipertahankan selama tindakan bedah yang dipengaruhi oleh lamanya prosedur bedah dan aktu paruh obat tersebut. =mumnya dosis tambahan diberikan jika pembedahan lebih dari   jam atau ( kali aktu paruh obat.

lassen, dkk. memonitor (;> pasien yang menjalani operasi bersih atau bersih terkontaminasi. Pasien dibagi atas  katagori berdasarkan aktu pemberian antibiotik   profilaksis dan tingkat infeksi yang terjadi !abel 51. ;

&aktu pemberian Lamanya pemberian tingkat infeksi Aal+early Pre op Peri op Post op (-( jam sebelum op 0-( jam sebelum op 0-3 jam setelah op 3-( jam setelah op 3,;% 0,% ",% 3,3%

Tabel '. 4ubungan antara aktu pemberian profilaksis dengan tingkat infeksi

!erdapat kemungkinan  kali lebih besar terkenanya infeksi pada pemberian antibiotik   profilaksis antara aktu aal dan pre operasi. <adi aktu pemberian sangat penting bagi

(8)

ekalipun pasien telah diberikan antibiotik secara CD, tak kalah pentingnya adalah  pemberian dosis selanjutnya, aktu tindakan, dosis antibiotik yang sesuai. !indakan  profilaksis umumnya cukup diberikan dengan dosis tunggal, kecuali daerah operasi kotor 

drainase abses1, tindakan yang lama, pasien imunokompromise dan secara klinis mengalami infeksi. Pada kasus-kasus ini perlindungan antibiotik harus dilanjutkan. Perkembangan terakhir menganjurkan penggunaan antibiotik secara perenteral untuk profilaksis dan harus diberikan dengan dosis yang cukup, yaitu 30-0 menit sebelum insisi dilakukan. 4al ini akan menghasilkan tingkat obat pada luka bedah dan jaringan sekitarnya hampir maksimum selama tindakan pembedahan. Cni dapat diperoleh dengan pemberian antibiotik oleh ahli anestesi di ruang operasi ketika infus dipasang sebelum operasi dimulai. *ila persiapan dengan preoperasi peroral obat harus diberikan selama ( jam sebelum operasi supaya dicapai kadar obat intraluminal yang maksimal.

(ara pemberian

Pemberian antibiotik secara CD segera, sebelum, atau sesudah induksi anastesi merupakan metoda yang paling dipercaya akan keefektifan konsentrasi semua antibiotik pada  jaringan saat pembedahan dilakukan.

2onsentrasi serum setelah pemberian secara oral atau C$ ditentukan oleh tingkat absorbsi yang ber&ariasi setiap indi&idunya. <uga terdapat beberapa keadaan yang mempengaruhi pemberian antibiotik secara intraoral atau C$. $asalahnya antara lain aktu  pemberian yang sulit untuk menjamin konsentrasi obat dalam jaringan yang maksimal pada

saat operasi. >

)enis antibiotik 

Ealaupun organisme dengan spektrum yang luas dapat menyebabkan infeksi pada  pasien bedah, tapi biasanya disebabkan oleh sejumlah kecil patogen yang umum. Antibiotik 

(9)

yang dipilih untuk profilaksis harus dapat melaan patogen tersebut. Antibiotik yang dipilih untuk profilaksis dapat juga digunakan untuk terapi aktif pada infeksi.

Penilaian resiko yang ditimbulkan harus merupakan bagian dari proses pemilihan antibiotik yang tepat. 4al ini termasuk pertimbangan ekonomi, seperti biaya tambahan obat-obatan dan kemungkinan kegagalan profilaksis serta kerugiannya. (,>

Pemilihan antibiotik didasarkan pada jenis operasi, mikroorganisme yang terlibat, sifat obatnya dan sensitifitas antibiotik yang spesifik khususnya dilingkungan rumah sakit. 2arena itu obat profilaksis harus bersifat nontoksik, bakterisid, tersedia dalam bentuk   perenteral, dapat mencapai le&el terapi dalam aktu singkat di jaringan, serta aktu paruh

yang panjang. ( . Pada pembedahan kepala dan leher, golongan penisillin masih efektif pada hampir semua kasus. clindamycin atau sefa:olin merupakan pilihan berikut bila terdapat reaksi alergi.

2arasteristik antibiotik yang optimal untuk profilaksis harus meliputi ( #

• 4arus memakai obat yang efektif melaan organisme patogen yang sering temukan

menyebabkan infeksi.

• $enghindari antibiotik yang berspektrum luas. • $encegah timbulnya resistensi bakteri.

• 8fek samping dan toksisitas obat yang minimal. • Eaktu paruh obat yang panjang.

• Penetrasi kedalam jaringan dengan baik dan konsentrasinya yang adekuat.

(10)

ebagian besar infeksi orofasial berasal dari odontogenik, dan bersifat self-limiting, yang memiliki karakteristik berupa drainase spontan. Peraatan didasarkan pada dua prinsip# eliminasi penyebab yang mendasarinya, serta drainase dan debridemen lokal. <ika infeksi lokal tidak diraat, infeksi akan menyebar ke bagian atas dan baah ajah.Prosedur dental in&asif akan meningkatkan resiko bakterimia transien. 4anya sejumlah spesies bakteri yang diimplikasikan dalam infeksi. <ika diindikasikan, antibiotik harus diadministrasi segera sebelum melakukan prosedur dental. <ika prosedur semacam itu dilakukan di sekitar jaringan yang terinfeksi, dibutuhkan dosis tambahan.*eberapa penelitian telah menge&aluasi  pre&alensi dan perluasan bakterimia akibat berbagai macam prosedur dental pada anak-anak. 'alam kaitan ini, telah dibuktikan baha menyikat gigi menyebabkan bakterimia pada lebih dari sepertiga anak-anak, dan pemasangan+pelepasan edge+splint dan braket atau band meningkatkan jumlah kasus bakterimia dalam kasus pediatrik secara bermakna. !ingkat oral higiene sangat mempengaruhi tingkat bakterimia.

Bleh karena itu, oral higiene yang optimal merupakan faktor paling penting untuk  mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat bakterimia meskipun menurut beberapa  penulis, dibutuhkan lebih banyak peraatan antibiotik. Pencabutan gigi sederhana dapat menyebabkan bakterimia pada 0-50% kasus. !ingkat bakterimia tertinggi disebabkan oleh injeksi intraligamen dalam prosedur yang dilakukan di baah kondisi anestesi lokal F),% anakG. !rauma gigi merupakan salah satu faktor resiko infeksi rongga mulut, terutama jika terjadi pembukaan pulpa dan+atau perubahan ruang periodontal. 2ecenderungan infeksi akan meningkat jika trauma pada jaringan keras gigi atau pendukungnya mengakibatkan luka membran mukosa atau kulit terbuka.3

Pera,atan

Pertimbangan penatalaksanaan infeksi odontogenik. *erikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum mengadministrasikan antibiotik pada anak-anak#"

(11)

(. tatus pertahanan imun pasien

3. 'alam kasus infeksi akut, jika terjadi inflamasi sedang dan prosesnya terjadi dengan cepat, dan dalam kasus selulitis difus yang disertai dengan nyeri sedang sampai parah, atau jika anak mengalami demam, tanda-tanda yang ada mengindikasikan pemberian resep antibiotik serta peraatan gigi yang mengalami kerusakan.

.Cnfeksi pada anak yang rentan secara medis Fmedically compromisedG

5.Cnfeksi yang meluas ke ruang ekstraoral ajah. 'alam situasi semacam ini, infeksi cukup agresif dan dapat meluas sampai ke bibirHhal ini mengindikasikan baha  pertahanan tubuh host tidak mampu mengendalikan infeksi. =ntuk kasus yang parah,

anak perlu diraat inap di rumah sakit.

.Antibiotik jarang diberikan alam peraatan traumatisme ringan, meskipun kasus tersebut melibatkan lesi jaringan lunak atau dentoal&eolar, dibutuhkan antibiotik   profilaksis untuk melaan infeksi. Anak yang mengalami a&ulsi gigi dan direncanakan

akan dilakukan reimplantasi, perlu diberi antibiotik yang bagus. ejak digunakannya antibiotik sistemik dalam kasus semacam ini, insiden reabsorbsi akar eksternal  berkurang. 2alender &aksinasi &aksinasi antitetanus1 perlu dipertimbangkan jika

trauma terjadi di lingkungan yang terkontaminasi.

>.Pemberian antibiotik perlu dipertimbangkan pada pasien yang menderita ju&enile  periodontitis lokal atau tipe early periodontitis lainnya.

;.Adanya abses lokal, kronis, atau minor. Anak-anak sehat yang perlu menjalani pencabutan gigi sulung yang mengalami abses, atau peraatan endodontik gigi permanen, dapat menjalani  prosedur tersebut tanpa pemberian antibiotik. ebaliknya, pada anak-anakyang

immunocompromised, atau pasien yang menderita gangguan jantung, membutuhkan antibiotik  meskipun infeksi tidak selalu terjadi.

(12)

Prosedur dental yang mengindikasikan antibiotik profilaksis

Prosedur dental yang mengindikasikan antibiotik profilaksis antara lain #3

a. Penatalaksanaan lesi rongga

mulut-<ika rongga mulut terkontaminasi oleh bakteri ekstrinsik, antibiotik harus diadministrasikan sesegera mungkin agar diperoleh hasil yang optimalHdengan mempertimbangkan jalur administrasi yang paling efektif untuk setiap kasus Fintra&ena, intramuskuler, dan oralG. <ika peraatan tersebut telah dimulai, khasiatnya harus diaasi, diindikasikan untuk melakukan uji kerentanan jika pasien tidak memberikan respon terhadap obat-obatan yang diberikan dalam peraatan pendahuluan.

b. Penatalaksanaan pulpitis periodontitis apikal inflamasi intraoral

terlokalisir-*akteri dapat mencapai pulpa melalui lesi karies, jaringan pulpa yang terbuka akibat trauma, atau mekanisme iatrogenik. Penetrasi dapat terjadi di sepanjang tubulus dentinalis, retakan dentin, atau restorasi gigi yang buruk. <ika seorang anak mengalami pulpitis akut, maka harus dilakukan peraatan gigi pulpotomi, pulpektomi, atau ekstraksi1. *iasanya,  peraatan antibiotik tidak diindikasikan jika proses infeksi hanya mencapai pulpa atau  jaringan sekitarnya, tanpa tanda-tanda infeksi sistemik yaitu, demam, atau pembengkakan

ajah1.

/. Penatalaksanaan inflamasi akut yang berasal dari

gigi-eorang anak yang mengalami pembengkakan ajah akibat infeksi gigi membutuhkan peraatan gigi segera. !ergantung pada tanda-tanda klinisnya,  penatalaksanaannya dapat berupa peraatan atau ekstraksi gigi, serta terapi antibiotik.

(13)

Alternatifnya, antibiotik dapat diberikan selama beberapa hari untuk menghindari penyebaran infeksi, yang dilanjutkan dengan peraatan gigi kausal. Profesional dental harus mengetahui keparahan infeksi dan kondisi umum anak dalam menentukan rujukan ke rumah sakit untuk  administrasi antibiotik melalui jalur intra&ena.

d. Penatalaksanaan traumatisme

dental-Aplikasi antibiotik secara lokal pada permukaan akar gigi yang mengalami a&ulsi doksisisklin " mg+(0 ml1 mengurangi kemungkinan terjadinya reabsorbsi akar dan meningkatkan &askularisasi pulpa. Administrasi antibiotik sistemik dapat dilakukan sebagai  peraatan kombinasi penisilin dan deri&atnya dalam dosis tinggi, atau doksisiklin

dosis-normal1.

e. Penatalaksanaan penyakit periodontal

pediatrik-'alam penyakit periodontal yang berhubungan dengan neutropeni, Papillon-efe&re syndrome, dan defisiensi adhesi leukosit, sistem imun anak tidak dapat mengendalikan  pertumbuhan patogen periodontal. <adi, dalam kasus semacam itu, dibutuhkan terapi antibiotik. 2ultur dan uji kerentanan dapat dilakukan untuk memilih obat yang paling tepat dalam kasus semacam ini. Antibioterapi jangka panjang diindikasikan untuk penatalaksanaan  penyakit periodontal kronis.

f. Penatalaksanaan penyakit

0iral-Primary herpetic gingi&ostomatitis bukanlah subyek terapi antibiotik kecuali jika terdapat tanda-tanda infeksi bakteri sekunder.

Antibiotik profilaksis pada pasien sehat diindikasikan jika direncanakan untuk  melakukan pembedahan di lokasi yang terkontaminasi parah Fmisalnya, bedah periodontalG. Auto-transplantasi gigi juga dapat dilakukan bersamaan dengan terapi antibiotik. Pada pasien immunocompromised, profilaksis semacam itu harus selalu diberikan. 'alam administrasi suatu antibiotik untuk keperluan profilaksis, konsentrasi obat dalam plasma harus jauh lebih

(14)

tinggi dibandingkan jika antibiotik digunakan untuk tujuan terapeutik. <adi, dosis profilaktik  yang diberikan sebelum pembedahan haruslah dua kali lipat dibandingkan dosis terapeutik."

Antibiotik profilaksis diindikasikan untuk situasi berikut ini#3

a1 Pasien yang mengalami gangguan jantung akibat endokarditis banyak pasien yang  beresiko menderita endokarditis setelah menjalani peraatan dental, akibat riayat gangguan  jantung. !he American Academy of Pediatric 'entistry AAP'1 telah menyetujui pedoman  pencegahan bakterial endokarditis yang dibuat oleh American 4eart Association. Pedoman tersebut menegaskan baha anak-anak yang memiliki riayat administrasi obat-obatan melalui intra&ena, dan anak-anak yang menderita sindrom tertentu Fseperti, 'on syndrome, atau $arfan syndromeG, beresiko mengalami bakteriall endokarditis, akibat anomali jantung.

 b1 Pasien immunocompromise# pasien semacam ini tidak dapat mentolerir bakterimia transien setelah peraatan dental in&asif. <adi, pasien yang sedang menjalani kemoterapi, iradiasi, atau transplantasi sumsum tulang harus diraat dengan hati-hati. 2riteria tersebut  juga berlaku pada pasien yang mengalami kondisi berikut ini# infeksi human immunodeficiency &irus 4CD1, defisiensi imun, neutropenia, imunosupresi, anemia, splenectomy, terbiasa mengkonsumsi steroid, lupus eritematosus, diabetes, dan transplantasi organ.

c1 Pasien yang memakai shunt, kateter atau protesa &askuler# bakterimia setelah  peraatan dental in&asif akan meningkatkan kolonisasi pada kateter atau shunt &askuler. Pasien yang menjalani dialisis atau kemoterapi, atau transfusi darah, juga sangat rentan terhadap gangguan ini.

(15)

". C6. (000. Antibiotic Prophyla@is in urgery. A ational linical 6uideline. cottish Cntercollegiate 6iudeline etork. 8idenburgh. cotland.

(. *lanchaert /4. (00". Antibiotic, Prophyla@is =se in 4ead and eck urgery. 'epartement of Bral and $a@illofacial urgery, =ni&ersity of $aryland $edical enter. $aryland =A.

3. $ed Bral Patol Bral ir *ucal (00""#835(->.

. aini,A. (0"0. $akalah C$. http#++.scribd.com+doc+050(>>+$akalah-C$ 5. 9ragiskos '.9ragiskos. (00>. Bral urgery, pringler-Derlag. *erlin

. !opa:ian et al. (00(. Bral and $a@illofacial Cnfection. 3th edition. E* aunders ompany. Philadelphia .

>. C6.(00". Antibiotic Prophyla@is in urgery # ection # Cndications for urgical Antibiotic Prophyla@is. 4tpp #++sign.ac.uk.

;. mouse *. (00". Antibiotic Prophyla@is. $idest Cnstitute for !erapi. Peoria. 4tpp#+.miit.com+ab@+htm

Gambar

Tabel 2. okasi dan mikroorganisme yang sering ditemukan didaerah mulut dan sekitarnya

Referensi

Dokumen terkait

Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang

Anura merupakan salah satu satwa yang digunakan sebagai komponen penyusun ekosistem yang memiliki peranan penting, selain itu kehadirannya dapat digunakan sebagai

Dalam hal ini, penyelidik berpendapat bahawa wanita sanggup memikul tanggungjawab yang tinggi untuk sama-sama bergabung tenaga dengan kaum lelaki bagi

Alat penumbuk mekanis dari logam, dilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh bebas 305 mm ± 2 mm di atas permukaan tanah yang akan dipadatkan dan dapat menyebarkan tumbukan secara

Kegiatan menetapkan laboratorium rujukan pelayanan laboratorium rujukan untuk seluruh kegiatan permintaan pelayanan pemeriksaan laboratorium hematologi,

Pada tahap ini dilakukan dentifikasi permasalahan yang terjadi pada proyek kerjasama pemerintah swasta khususnya pada bidang irigasi. dari permaslahan tersebut yang nantinya

Menentukan himpunan  penyelesaian  persamaan dan  pertidaksamaan linier   Persamaan dan  pertidaksamaan linier  serta penyelesaiannya  Menjelaskan  pengertian persamaan

Dari domestik, Bank Indonesia melaporkan dana asing yang masuk sejak awal tahun hingga 24 Juni 2016 mencapai Rp97 triliun atau naik 70,1 persen dibanding periode sama tahun lalu