• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

6 Universitas Mercu Buana

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Karet

Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui

polimerisasi . Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari 32-35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol ester dan garam. Lateks biasa dikonversikan ke karet busa dengan aerasi mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi (Malcom,P.S., 2001).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, karet alam sudah dapat disintesis, akan tetapi kegunaan dari karet alam ini tidak dapat digantikan oleh karet sintesis. Jenis karet terbagi atas dua, yaitu : karet alam dan karet sintesis. Walaupun karet alam sekarang jumlah produksi dan konsumsinya jauh di bawah karet sintesis atau karet buatan pabrik, tetapi karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintesis.

2.1.1 Spesifikasi karet

Karet alam merupakan komoditi perkebunaan yang unik karena penggunaannya sebagai bahan baku industri sedangkan komoditi perkebunan lainnya sebagian besar adalah bahan makanan dan minuman. Sebelum menjadi barang jadi (misalnya ban kendaraan), karet mengalami pengujian mutu teknis yang ketat dan kemudian diproses dengan prosedur pengolahan yang cukup rumit.

(2)

7 Universitas Mercu Buana Karena itu masalah mutu karet jauh lebih canggih dibandingkan dengan mutu komoditi perkebunan lainnya.

(Sumber : http//library.usu.ac.id/fmipa/06008757.tanggal 23-agustus 2013 jam 16:31)

2.1.2 Jenis – Jenis Karet Alam

Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik. Kualitas dan hasil produksi karet alam sangat terkenal dan merupakan dasar perbandingan yang baik untuk barang-barang karet buatan manusia. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah. Daya tahan karet terhadap benturan, gesekan dan koyakan sangat baik. Namun, karet alam tidak begitu tahan terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti oksidasi dan ozon. Karet alam juga mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan-bahan kimia seperti bensin, minyak tanah, pelarut lemak, pelumas sintetis, dan cairan hidrolik. Karena sifat fisik dan daya tahannya, karet alam dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan panas yang rendah (misalnya ban pesawat terbang, ban truk raksasa dan ban-ban kendaraan) dan produksi-produksi teknik lain yang memerlukan daya tahan sangat tinggi. (Sumber : http://a-ur-rubber.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-karet-alam.html. tanggal 24-agustus-2013/jam 12:00)

Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.

(3)

8 Universitas Mercu Buana Jenis – jenis karet alam yang dikenal luas adalah

1. Bahan olah karet (latek kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar)

2. Karet konvensional (ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepe, estate brown crepe, compo crepe thin brown crepe remills, thick blacket ambers, flat bark crepe, pure smoked blanket crepe, dan off

crepe) 3. Lateks pekat

4. Karet bongkah atau block rubber

5. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber 6. Karet siap olah (tdyre rubber)

7. Karet reklim (rechlaimed rubber)

2.1.2.1 Bahan olah karet

Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet Haeva brasiliensis. Beberapa kalangan mengatakan bahwa bahan olah karet bukan produksi perkebunan besar, melainkan merupakan bokar (bahan olah karet rakyat) karena biasanya diperoleh dari petani yang mengusahakan kebun karet.

Bahan olahan karet menurut pengolahannya dibagi menjadi empat macam, yaitu :

1. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini belum mengalami penggunpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan pemantap (zat antikoagulan).

(4)

9 Universitas Mercu Buana 2. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi.

3. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam semut.

4. Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung.

2.1.2.2 Karet alam konvensional

Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan

crepe.), karet alam konvensional dimasukkan kedalam beberapa golongan mutu. Jenis – jenis karet alam olahan yang tergolong konvensional menurut

Green Book adalah sebagai berikut :

1. Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.

2. White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yang tebal dan tipis.

3. Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate. Jenis ini juga dibuat dari bahan yang kurang baik atau jelek seperti yang digunakan untuk pembuatan off crepe serta dari sisa lateks, lump atau koagulum yang berasal dari prakoagulasi, dan scrap atau lateks kebun yang sudah

(5)

10 Universitas Mercu Buana kering di atas bidang penyadapan.

4. Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.

2. Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang.

3. Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.

4. Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari RSS, termasuk juga

block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisa pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.

5. Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melelui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaran-lembaran RSS yang tidak bagus penggilingannya sebelum diasapi, busa-busa dari lateks, bekas air cucian yang banyak mengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek.

(Sumber : http://a-ur-rubber.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-karet-alam.html. tanggal 24-agustus-2013/jam 12:00)

(6)

11 Universitas Mercu Buana 2.1.2.3 Lateks pekat

Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual dipasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed latex dan melalui proses pemusingan atau cetruged latex. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan – bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.

(Sumber : http://a-ur-rubber.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-karet-alam.html. tanggal 24-agustus-2013/jam 12:00)

2.1.2.4 Karet bongkah atau block rubber

Karet bongkah adalah karet remah yang relah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela – bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.

(Sumber : http://a-ur-rubber.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-karet-alam.html. tanggal 24-agustus-2013/jam 12:00)

2.1.2.5 Karet spesifikasi teknis atau Crumb Rubber

Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat – sifat teknis. Persaingan karet alam dengan karet sintetis merupakan penyebab timbulnya karet spesifikasi teknis. Karet sintesis yang permintaannya cenderung meningkat memiliki jaminan mutu dalam setiap bandelanya. Keterangan sifat teknis serta keistimewaan tiap jenis mutu karet sintesis disertakan pula. Hal ini diterapkan

(7)

12 Universitas Mercu Buana juga pada karet spesifikasi teknis. Karet ini dikemas dalam bongkahan kecil, berat dan ukurannya seragam, ada sertifikat uji coba laboratorium dan ditutup dengan lembaran plastik polietilen.

2.1.2.6 Tyre rubber

Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatanban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya.

Tyre rubber sudah dibuat di Malaysia sejak tahun 1972. Pembuatannya dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing karet alam terhadap karet sintesis.

Tyre rubber juga memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang baik sehingga mudah digabung dengan karet sintesis.

2.1.2.7 Karet reklim atau Reclaim Rubber

Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang – barang karet bekas, terutama ban – ban mobil bekas dan bekas ban – ban berjalan. Karenanya, boleh dibilang karet reklim adalah suatu hasil pengolahan scrab yang sudah divulkanisir. Alexander Parkes adalah orang yang pertama kali mengusahakan jenis karet ini pada tahun 1846. Sampai sekarang ternyata karet reklim tetap dibutuhkan, bahkan dalam jumlah yang besar. Biasanya karet reklim banyak digunakan sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan tahan lama dipakai.

(8)

13 Universitas Mercu Buana Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet bekas pakai. Oleh karena itu karet reklim kurang baik digunakan untuk membuat ban.

2.1.2.8 Karet sintetis

Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar – besaran dilakukan sejak zaman Perang Dunia II. Negara – negara industri maju merupakan pelopor berkembangnya jenis – jenis karet sintetis. Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara dan bahkan ada yang kedap gas. (Sumber : http//library.usu.ac.id/fmipa/06008757.tanggal

23-agustus 2013 jam 16:31)

Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, ada 2 macam karet yang dikenal, yaitu a. Karet sintetis untuk kegunaan umum

Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahkan, banyak fungsi karet alam yang dapat digantikannya. Jenis – jenis karet sintetis untuk kegunaan umum diantaranya sebagai berikut :

1. SBR (Stirena Butadiena Rubber)

Jenis SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi dan digunakan. Jenis ini memiliki ketahanan kikis yang

(9)

14 Universitas Mercu Buana baik dan kalor atau panas yang ditimbulkan juga rendah. Namun, SBR yang tidak diberi tambahan bahan penguat memiliki kekuatan yang lebih rendah dibanding vulkanisat karet alam.

2. BR (Butadiena rubber) atau Polybutadiena Rubber

Dibandingkan dengan SBR, karet jenis BR lebih lemah, daya lekat lebih rendah dan pengolahannya juga tergolong sulit. Karet ini jarang digunkan tersendiri. Untuk membuat suatu barang biasanya BR dicampur dengan karet alam atau SBR.

3. IR (Isoprene Rubber) atau polyisoprene rubber

Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena sama – sama merupakan polimer isoprene. Dapat dikatakan, banyak sifat IR yang mirip sekali dengan karet alam, walupun tidak secara keseluruhan. Jenis IR memiliki kelebihan lain dibanding karet alam, yaitu lebih murni dalam bahan dan viskositasnya lebih bagus.

(Sumber : http://a-ur-rubber.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-karet-alam.html. tanggal 24-agustus-2013/jam 12:00)

b. Karet sintetis untuk kegunaan khusus

Jenis ini digunakan untuk keperluan khusus karena memiliki sifat khusus yang tidak dipunyai karet sintetis untuk kegunaan umum. Sifat yang sekaligus mejadi kelbihannya ini adalah tahan terhadap minyak,

(10)

15 Universitas Mercu Buana oksidasi, panas atau suhu tinggi serta kedap terhadap gas. Beberapa jenis karet sintetsi untuk kegunaan khusus yang banyak dibutuhkan diantaranya sebagai berikut :

1. IIR (Isobutene Isoprene Rubber)

IIR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap sehingga membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga terkenal karena kedap gas. Dalam proses vulkanisasinya, jenis IIR lambat matang sehingga memerlukan bahan pemercepat dan belerang. Akibat jeleknya, IIR tidak baik dicampur dengan karet alam atau karet sintetis lainnya bila akan diolah menjadi suatu barang. Sekarang telah dikembangkan IIR jenis bromtimol biru dan klorobutil yang cepat matang pada proses vulkanisasinya.

2. NBR (Nytril Butadiene Rubber) atau acylonytrile butadiene rubber NBR adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling banyak dibutuhkan. Sifatnya yang sangat baik adalah tahan terhadap minyak. Sekalipun didalam minyak, karet ini tidak mengembang. Sifat ini disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril didalamnya. Senakin besar akrilonitril yang dimiliki, maka daya tahan terhadap minyak, lemak dan bensin semakin tinggi, tetapi elastisitasnya semakin berkurang. Kelemahan NBR adalah sulit untuk diplastisasi. Cara mengatasinya dengan memilih NBR yang memiliki viskositas awal yang sesuai dengan keinginan.

(11)

16 Universitas Mercu Buana NBR memerlukan pula penambahan bahan penguat serta bahan pelunak senyawa ester.

3. CR (Chloroprene Rubber)

CR memiliki ketahanan terhadap minyak, tetapi dibanding dengan NBR ketahanannya masih kurang. CR juga memiliki daya tahan terhadap pengaruh terhadap panas atau nyala api. Pembuatan karet sintetis CR tidak divulkanisasi dengan belerang melainkan menggunakan magnesium oksida, seng oksida dan bahan pemercepat tertentu. Minyak bahan pelunak ditambahkan kedalam CR untuk proses pengilahan yang baik.

4. EPR (ethylene propylene rubber)

Ethylene propylene rubber sering disebut EPDM karena tidak hanya menggunakan monomer etilen dan propilen pada proses polimerisasinya melainkan juga monomer ketiga atau EPDM. Pada proses vulkanisasinya dapat ditambahkan belerang. Adapun bahan pengisi dan bahan pelunak yang ditambahkan tidak memberikan pengaruh terhadap daya tahan. Keunggulan yang dimiliki EPR adalah ketahanannya terhadap sinar matahari, ozon serta pengaruh unsur cuaca lainnya. Sedangkan kelemahannya pada daya lekat yang rendah.

(Sumber : http://a-ur-rubber.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-karet-alam.html. tanggal 24-agustus-2013/jam 12:00)

(12)

17 Universitas Mercu Buana 2.1.3 Perbedaan Karet Alam dengan Karet Sintetis

Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh di bawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan karet alam yang tidak dimilii oleh karet sintetis adalah:

 Memiliki daya elastisitas atau daya lenting yang sempurna

 Memiliki plastisitas yang baik sehingga pwngolahan nya cukup mudah

 Tidak mudah panas

 Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan

Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan, antara lain: tahan terhadap zat kimia, dan harganya yang cenderung dapat dipertahankan.Bila ada pihak yang meninginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadang-kadang bergejolak. Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli karet alam tetap mempunyai pangsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam. Beberapa jenis ban seperti ban radial walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet sintetis, tetapi jumlah karet alam yang digunakan tetap

(13)

18 Universitas Mercu Buana besar, yaitu dua kali lipat komponen karet alam untuk pembuatan ban non-radial. Jenis-jenis ban yang besar kurang baik bila dibuat dari bahan karet sintetis yang lebih banyak. Porsi karet alam yang dibutuhkan untuk ban berukuran besar adalah jauh lebih besar. Ban pesawat terbang bahkan dibuat hampir semuanya dari bahan karet alam.

Pada saat ini jumlah produksi karet alam dan karet sintetis adalah 1 : 2. Walapun jumlah produksi karet alam lebih rendah, bahkan hanya setengah dari produksi karet sintetis tetapi sesungguhnya jumlah produksi dan konsumsi kedus jenis karet ini hampir sama. Dua jenis karet ini sebenarnya memiliki pasar tersendiri. Karet alam dan karet sintetis sesungguhnya tidak saling mematikan atau bersaing penuh. Keduanya mempunyai sifat saling melengkapi atau komplementer. (Sumber : http//library.usu.ac.id/fmipa/06008757.tanggal

23-agustus 2013 jam 16:31)

2.1.4 Sifat Karet

Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan yang bersifat elastis. Namun, bahan-bahan itu berbeda sifat bahan dasarnya misalnya, kekuatan tensil, daya ulur maksimum, daya lentur dan terutama pada proses pengolahannya serta prestasinya sebagai barang jadi.

Terdapat 2 hal yang mempengaruhi sifat karet olahan yaitu: 1. Pengaruh komponen bukan karet (non-rubber)

(14)

19 Universitas Mercu Buana Kandungan bukan lateks yang terdiri dari air dan senyawa – senyawa protein, lipida, karbohidrat, serta ion-ion anorganik mempengaruhi sifat karet. Komponen senyawa-senyawa protein dan lipida selain berguna menyelubungi partikel karet (memantapkan lateks), juga berfungsi sebagai antioksidan alamiah dan bahan pencepat (accelerator) dalam proses pembuatan barang jadi karet. Oleh karet itu dalam penanganan bahan olah (lateks kebun atau koagulum) dan dan pengolahan karet ekspor (lateks pekat, RSS atau SIR) komponen non karet protein dan lipid harus dijaga sebaik mungkin. Hilangnya protein dan lipid dapat terjadi akibat pencucian yang terlalu berat atau akibat terjadinya pembusukan yang terlalu lama, sehingga habis dimakana mikroba. Menjaga kandungan protein dan lipida dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan peralatan serta pengawetan serta mencegah terjadinya proses pencucian yang terlalu berat sewaktu pengolahan.

Karet yang telah habis kandungan protein dan lipidanya akan mudah dioksidasi oleh udara mengakibatkan sifat elastisitas dan PRI nya menjadi rendah. Kandungan ion-ion anorganik (Ca, Mg, Fe,Cu, dll) berkorelasi dengan kadar abu didalam analisa karet. Semakin tinggi konsentrasi ion logam semakin tinggi kadar abu. Kadar abu karet diharapkan rendah, karena umumnya sifat logam dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi karet. Dalam penanganan bahan oleh karet kotoran dari luar seperti pasir, tanah, dan lain-lain harus dihindarkan.

(15)

20 Universitas Mercu Buana

(Sumber : http//library.usu.ac.id/fmipa/06008757.tanggal 23-agustus 2013 jam 16:31)

2. Pengaruh struktur kimia karet

Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene dengan nama kimia cis 1,4 poliisopren. Rumus umum moinomer karet alam adalah (C5H8)n. n adalah derajat polimerisasi yaitu bilangan menunjukkan jumlah monomer di dalam rantai polimer. Nilai n dalam karet alam berkisar antara 3000 – 15.000.

(Sumber : http//library.usu.ac.id/fmipa/06008757.tanggal 23-agustus 2013 jam 16:31)

2.1.5 Manfaat Karet

a. Manfaat karet alam

Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Barang yang dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kenderaan (dari sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang) sepatu karet, sabuk, penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan pembungkus logam. Beberapa kegunaan karet yang lain diantaranya adalah:

1. Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran, misalnya shock absorbers.

(16)

21 Universitas Mercu Buana 3. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getar serta tidak tembus air.

4. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan karet.

5. Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang sehingga cukup kuat, elastis dan tidak menimbulkan suara yang berisik dapat dipakai sebagai tali kipas mesin.

6. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara dan macam-macam oil

seals banyak juga yang menggunakan bahan baku karet, walau kini ada yang menggunakan bahan plastik.

7. Bagian-bagian ruang atau peralatan-peralatan yang terdapat dalam bagunan-bangunan besar banyak yang dibuat dari bahan karet, seperti alas lantai dari karet yang dapat dibentuk dengan bermacam-macam warna dan desain yang menarik.

8. Alat-alat rumah tangga dan kantor seperti kursi, lem, perekat barang, selang air, kasur busa serta peralatan menulis juga menggunakan karet sebagai bahan pembuatnya.

9. Peralatan dan kenderaan perang juga banyak yang bagian-bagiannya dibuat dari karet, misalnya pesawat tempur, tank, panserberlapis baja, truk-truk besar, dan jeep.

10. Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak karena lantai semen yang keras, maka alas lantai yang dibuat dari karet

(17)

22 Universitas Mercu Buana banyak dipergunakan di peternakan-peternakan besar. Alas lantai dari karet ini mudah dibersihkan dan cukup meyehatkan bagi ternak seperti sapi dan kerbau.

(Sumber : http//library.usu.ac.id/fmipa/06008757.tanggal 23-agustus 2013 jam 16:31)

b. Manfaat karet sintetis

Karena memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh karet alam, maka dalam pembuatan beberapa jenis bahan banyak digunakan bahan baku karet sintetis.

1. Jenis NBR yang memilki ketahanan tinggi terhadap minyak biasa digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran seal, gasket serta barang lain yang banyak dipakai untuk peralatan kenderaan bermotor atau industri gas.

2. Jenis CR yang tahan terhadap nyala api banyak digunakan dalam pembuatan pipa karet, pembungkus kabel. Seal, gasket dan sabuk pengangkut. Perekat kadang-kadang dibuat dengan menggunakan jenis CR tertentu.

3. Sifat kedap terhadap gas yang dimiliki oleh jenis IIR dapat dimanfaatkan untuk pembuatan ban kenderaan bermotor, juga pembalut kawat listrik, serta pelapis bagian dalam tangki penyimpan lemak atau minyak.

(18)

23 Universitas Mercu Buana 4. Jenis EPR juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kabel listrik. Sebenarnya manfaat karet bagi kehidupan manusia jauh lebih banyak daripada yang telah diuraikan diatas. Karet memiliki pengaruh besar terhadap bidang transportasi, komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, hiburan dan banyak bidang kehidupan lain yang vital bagi kehidupan manusia. Manfaat secara tak langsung pun banyak yang dapat diperoleh dari barang yang dibuat dari bahan karet.

(Sumber : http//library.usu.ac.id/fmipa/06008757.tanggal 23-agustus 2013 jam 16:31)

2.2 Vulkanisasi

Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet yang linear mengalami reaksi sambung silang (crosslinking) sehingga menjadi molekul polimer yang membentuk rangkaian tiga dimensi. Reaksi merubah karet yang bersifat plastis (lembut) dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat. Vulkanisasi juga dikenal dengan proses pematangan, dan molekul karet yang sudah tersambung silang disebut sebagai vulkanisasi karet.

(Sumber:http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/

vulkanisasi_karet/tanggal 27 september 2013/jam 09:43)

2.3 Bahan Kimia Penyusun Kompon Karet

Ada beberapa bahan kimia dalam menyusun kompon. Sesuai dengan proses yang dibantunya bahan itu ada yang berfungsi sebagai bahan pokok, yaitu :

(19)

24 Universitas Mercu Buana 2.3.1 Bahan Pemvulkanisasi

Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar compound karet cepat matang. Yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk vulkanisasi karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis. Selain belerang bahan- bahan seperti damar fenolik, peroksida organik, radiasi sinar gamma, serta uretan juga dapat digunakan (Tim penulis, 1992).

2.3.2 Bahan Pemercepat Reaksi

Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia industri hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tak langsung juga menambah biaya.

Bahan pencepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan ini. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam bahan pencepat reaksi (Tim penulis, 1992).

Contoh-contoh : MBT,MBTS,DPG,TMT,HBS, dan lain-lain

Tergantung dari khasiatnya untuk mempercepat vulkanisasi, bahan-bahan pencepat dapat dibagi menjadi beberapa golongan :

o Bahan-bahan pencepat yang lemah o Bahan-bahan pencepat yang sedang o Bahan-bahan pencepat yang kuat

o Bahan-bahan pencepat yang ultra (teramat sangat) (Rubber Stichting, 1983).

(20)

25 Universitas Mercu Buana 2.3.3 Bahan Penggiat

Fungsi bahan pengiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi, meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses pengolahan karet. Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan pengiat yang paling banyak dipakai.

2.3.4 Bahan antioksidan dan antiozon

Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi, retak- retak, dan lentur (Tim penulis,1992). Untuk melindungi barang dari karet terhadap oksidasi, maka hamper selalu ditambahkan antioksidan. Antioksidan-antioksidan ini dibagi menjadi dua golongan:

a. Yang menyebabkan perubahan warna dari barang karet. Ini hanya dapat dipakai dalam campuran yang berwarna tua atau hitam

b. Yang tidak menyebabkan perubahan warna dan dapat dipakai untuk barang yang berwarna muda atau putih.

Seperti halnya dengan bahan-bahan pencepat, antioksidan-antioksidan juga merupakan senyawa kimia, misalnya PBN,MB 4010 dan sebagainya (Rubber Stichting, 1983). Adapun antiozon yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina seperti Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88. Jenis wax

(21)

26 Universitas Mercu Buana atau lilin bisa juga membantu melindungi karet dalam kondisi statis terhadap ozon.

2.3.5 Bahan Pelunak

Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan pengisi yangcukup banyak perlu diimbangi dengan penambahan bahan ini. Bahan pelunak yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati, minyak aromatik, terpinus, lilin parafin, faktis, damar, dan bitumen.

2.3.6 Bahan Pengisi

Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet antara lain :

1.Bahan pengisi yang tidak aktif. Yang hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Biasanya bahan pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat karena bahan ini berharga murah, contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat dan barit.

2.Bahan pengisi aktif atau bahan pengisi yang menguatkan. Contohnya karbon hitam, silika, aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. Kadang-kadang

(22)

27 Universitas Mercu Buana bahan pengisi aktif dan tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatif penghematan biaya ( Tim Penulis, 1997).

Yang pasti adalah derajat keaktifan atau derajat memperkuat ini berhubungan dengan :

a. Besarnya partikel-partikel

Makin kecil bahan pengisi, makin besar khasiatnya

b. Jenis permukaan dari partikel bahan pengisi yang kecil itu. Ini mungkin rata c. Bentuknya, ini mungkin bulat atau persegi panjang (Rubber Stichting, 1983).

2.4 Mesin – Mesin Yang Digunakan

Dalam proses produksi pengolahan karet untuk mendapatkan produk karet sangat dibutuhkan mesin pembantu. Mesin sangat berperan penting dalam hal ini untuk penimbangan bahan, untuk pencampuran bahan atau mixing, pembentukan bahan (compound), pemotongan bahan, sampai dengan pemasakan bahan menjadi bentuk produk yang sesuai.

Beberpa mesin yang sering digunakan dalam proses pembuatan compound diantaranya :

1. Mesin timbang material 2. Mesin kneader atau mixer 3. Mesin roll mill sheet 4. Mesin roll mill + cutting 5. Mesin Hot Press 100 ton

(23)

28 Universitas Mercu Buana Mesin-mesin tersebut sangat diperlukan dalam proses pembuatan

compound karet.

2.4.1 Mesin Timbang Material

Mesin ini berfungsi untuk meracik suatu resep atau spect material sebelum diolah supanya nantinya bahan (compound) yang diolah matang sempurna dan menghasilkan produk yang baik. Ada 2 sistem yang sering digunakan dalam proses ini;

1. Mesin timbang otomatis.

Pada mesin timbang otomatis ini proses penimbangan menggunakan program yang sudah disetting pada komputer, sehingga operator hanya melakukan persiapan awal saja (proses kompuiterisasi).

Gambar. 2.1 Mesin Timbang Otomatis.

(24)

29 Universitas Mercu Buana 2. Mesin timbang manual

Pada mesin ini penimbangan material dilakukan secara manual satu persatu. Operator melakukan penimbangan secara terus menerus dan manual.

Gambar. 2.2 Timbangan Manual.

Sumber: www.google.com/tanggal:24-Agustus-2013/Jam 23:06

2.4.2 Mesin Kneader Atau Mixer

Mesin ini digunakan dalam pencampuran bahan karet mentah dengan chemical-chemical untuk menghasilkan bahan setengah jadi (compound) yaitu dengan proses pencampuran semua spect atau material. Dalam sistem mesin

kneader ini terdapat pendingin dimana fungsinya yaitu untuk menjaga ke stabilan suhu ruang mixing (chamber) dan menjaga suhu bahan yang dicampur pada saat proses pencampuran bahan.

(25)

30 Universitas Mercu Buana Gambar. 2.3 Mesin Kneader.

Sumber: www.google.com/tanggal:24-Agustus-2013/Jam 23:06

2.4.3 Mesin Roll Mill Sheet

Mesin roll mill ini berfungsi untuk membentuk lembaran-lembaran bahan baku setelah proses dari mesin kneader / mixing. Pada mesin ini terdapat sistem pendingin dimana sistem pendingin ini berfungsi untuk menjaga roll dan

(26)

31 Universitas Mercu Buana Gambar. 2.4 Mesin Roll Mill Sheet.

Sumber: www.google.com/tanggal:24-Agustus-2013/Jam 23:06

2.4.4 Mesin Roll Mill + Cutting

Mesin roll mill ini berfungsi Untuk pencampuran bahan karet mentah dengan obat-obatan yang terdapat pada resep atau spect dalam pembuatan bahan baku rubber ( compound ) dan untuk pemotongan bahan baku sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada mesin ini terdapat sistem pendingin dimana sistem pendingin ini berfungsi untuk menjaga roll dan compound yang diproses agar tetap setabil suhunya pada saat proses berjalan.

(27)

32 Universitas Mercu Buana Gambar. 2.5 Mesin Roll Mill + Cutting.

Sumber: www.google.com/tanggal:24-Agustus-2013/Jam 23:06

2.4.5 Mesin Hot press 100 ton

Mesin ini berfungsi untuk pemanasan dan pemasakan bahan baku (compound) menjadi bahan jadi sesuai dengan cetakan/mould yang diinginkan. Pada mesin ini terdapat sistem oil cooler. Pada pengoperasianya dioperasikan secara otomatis. Dan terdapat elemen heatear sebagai pemanas.

(28)

33 Universitas Mercu Buana Gambar. 2.6 Mesin Hot Press.

Sumber: www.google.com/tanggal:24-Agustus-2013/Jam 23:06

2.5 Proses Pembuatan Compound

Bahan baku sangat diperlukan dalam suatu proses pembuatang barang atau produk, merupakan syarat utama yang harus terpenuhi. Dan ini merupakan tahapan utama dan bagian pertama sebelum kita melakukan proses pembentukan suatu produk.

(29)

34 Universitas Mercu Buana Proses pembuatan compound diterangkan sebagai berikut:

1. Penimbangan material sesuai dengan spect atau resep bahan.

2. Setelah resep disiapkan dan ditimbang dengan sesuai maka proses selanjutnya dalah mixing atu proses mesin kneader. Ini adalah proses dimana pencampuran bahan-bahan atau chemical diproses sampai menjadi bahan baku ( compound ) setengah jadi biasa disebut dengan compound BO atau compoud belum obat.

3. Setelah proses kneader selesai, bahan tersebut di bentuk menjadi lembaran-lembaran pada mesin roll mill 16” bertujuan untuk mempermudah dalam pndinginan dan penyimpanan. Karena sebelum proses ini (baru keluar dari mesin kneader) bahan masih berbentuk gumpalan-gumpalan dan bersuhu panas.

4. Setelah itu, dilakukan pencampuran dengan memberikan obat pada

compound tersebut ( agar dapat matang atau menjadi produk saat proses pemasakan) dengan menggunakan roll mill+cutting. Lakukan penggilingan berkali- kali sekitar 15 menit sampai obat tercampur dengan rata.

5. Setelah tercampur dengan rata, tarik copound dengan pemotongan sesuai ukuran yang diinginkan sampai compoud yang ada di roll mill habis. 6. Masukkan potongan tersebut kedalam cairan anti tac agar tidak terjadi

lengket saat penyimpanan.

7. Kemudian dinginkan compound yang sudah potongan tersebut dengan menggunakan kipas angin atau sejenisnya.

(30)

35 Universitas Mercu Buana 8. Setelah dingin, masukkan kedalam keranjang (compound siap untuk

digunakan).

2.6 Pengujian Sifat Mekanik

Pengujian sifat mekanik ( mechanical properties) dilakukan untuk mengetahui sifat karet tersebut, apakah barang jadi karet tersebut bersangkutan cocok digunakan untuk sesuatu macam barang jadi karet yang menghendaki persyaratan tertentu.

Syarat pengetesan sampling minimal 3 kali sesuai dengan standard JIS K 6301-1975 (Testing Methods for Vulcanized Rubber)dan untuk antisipasi faktor eror dari alat yang terkalibrasi agar mendapatkan hasil yang valid.

Adapun sifat-sifat fisika karet tersebut antara lain adalah :

2.6.1 Tegangan Tarik (Tensile Strength)

Ini didefinisikan sebagai sumber kekuatan yang diperlukan untuk memutuskan potongan uji, yang dinyatakan dalam satuan gaya per satuan luas.

  =  Dimana:

F = Besarnya gaya yang digunakan hingga contoh karet putus (kg) W T = Luas penampang (cm2)

(31)

36 Universitas Mercu Buana 2.6.2 Perpanjangan Putus (Elongation)

adalah total perpanjangan pada potongan uji pada waktu putus. Ini diukur oleh penambahan dalam jarak antara dua garis yang ditempatkan dalam potongan uji sebelum proses pemotongan dimulai.

  = − 

  100% Dimana

d = Panjang saat putus (mm) a = Panjang mula-mula (mm) (JIS K6251: 1993)

(32)

37 Universitas Mercu Buana Gambar. 2.7 Standard Test Tarik (doc. Pribadi)

2.6.3 Kekerasan (Hardness)

Uji kekerasan digunakan alat hardness tester untuk karet dengan menggunakan metode durometer. Pengujian dilakukan dengan menempelkan jarum durometer yang dibebani dengan tekanan pegas pada

(33)

38 Universitas Mercu Buana permukaan benda uji. Sebagai reaksi dari benda uji menekan balik pada jarum, dan jarum tersebut menekan kembali kedalam alat pengukur. Reaksi tersebut dikonversi ke jarum penunjuk skala. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pada titik yang berbeda.

(34)

39 Universitas Mercu Buana 2.6.4 Spesific Gravity (dencity)

Tes ini untuk mengetahui berat jenis compound. adapun prosesnya adalah sebagai berikut:

(35)

40 Universitas Mercu Buana 2.7 Persiapan Bahan Uji

Adapun persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

2.7.1 Pembuatan compound.

A. Siapkan bahan sesuai dengan Spec/resep campuran compound yang akan dibuat/ditest.

a. Bahan Inti

• EPDM reclaim rubber.

Gambar. 2.10 EPDM reclaim rubber (doc. Pribadi) • EPDM (reguler)

(36)

41 Universitas Mercu Buana b. Bahan pengisi (filler)

• Carbon black

Gambar. 2.12 Carbon black (doc. Pribadi)

Bahan pengisi aktif (memperkuat/’reinforcingfiller’)Akan meningkatkan: kekerasan,ketahanan sobek, ketahanan kikis tegangan putus dari vulkanisat.Penguatan sangat ditentukan oleh ukuran, bentuk permukaan dan bentuk butiran/partikel.

c. Bahan sebagai pelunak atau mengurangi kekerasan • Parafinic oil

Parafinic oil adalah sebuah hidrokarbon cair yang mudah terbakar. Parainic oil merupakan bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan pengisi yang cukup banyak perlu diimbangi dengan penambahan bahan ini.

(37)

42 Universitas Mercu Buana d. Bahan penggiat atau aktivator

• Zinx ozide (ZNO)

Gambar. 2.13 Zinx ozide (ZNO)(doc. Pribadi)

Bahan pencepat memerlukan aktivator atau bahan penggiat untuk semua jenis karet, dan yg terpenting adalah ZnO Digunakan antara 3-5 phr, dan tidak mengandung logam berat Pb. ZnO biasanya berisi mangan dan kotoran lainnya yang memberi warna kuning ke merah. Kristal seng oksida

termokromik , berubah dari putih menjadi kuning bila dipanaskan dan di udara kembali kepada putih pada pendinginan. Perubahan warna ini disebabkan oleh kerugian kecil oksigen ke lingkungan pada suhu tinggi .

ZnO dapat mengkonversi ke motif rocksalt pada tekanan yang relatif tinggi sekitar 10 GPa. ZnO adalah bahan yang relatif lunak dengan kekerasan perkiraan sebesar 4,5. Konstanta elastisnya lebih kecil daripada yang relevan semikonduktor .Pada suhu leleh tinggi ZnO dapat bermanfaat bagi keramik.

(38)

43 Universitas Mercu Buana • Stearic acid

Gambar. 2.14 Stearic acid (doc. Pribadi)

Stearic acid adalah asam lemak jenuh dengan rantai karbon dan memiliki asam oktadekanoat. Ini adalah lilin padat , dan rumus kimianya CH3 ( CH2 ) 16CO2H. Namanya berasal dari kata Yunani " stear " , yang berarti lemak . Garam dan ester dari asam stearat disebut stearat . Asam stearat adalah salah satu yang paling umum dari asam lemak jenuh yang ditemukan di alam .

Asam stearat dibuat dengan memperlakukan lemak dan minyak-minyak dengan air pada tekanan tinggi dan suhu ( di atas 200 ° C ). Campuran yang dihasilkan kemudian disuling . Dalam hal biosintesis nya , asam stearat dihasilkan dari karbohidrat melalui asam lemak sintesis asetil menggunakan mesin .

Secara umum, aplikasi asam stearat mengeksploitasi karakter bifunctional, dengan kelompok kepala polar yang dapat dilampirkan ke kation logam dan rantai

nonpolar yang menganugerahkan kelarutan dalam pelarut organik . Kombinasi ini mengarah ke penggunaan sebagai agen pelunakan . Asam stearat mengalami reaksi khas asam karboksilat jenuh , yang menonjol menjadi pengurangan untuk stearil alkohol , dan esterifikasi dengan berbagai alcohol.

(39)

44 Universitas Mercu Buana • PEG

Gambar. 2.15 PEG (doc. Pribadi)

Polyetilen Glikol dikenal nama Polietlen Oksida (PEO) dan Polioksi Etilen (POE). Polyetilen Glikol adalah suatu polimer yang banyak digunakan dalam industry yang merupakan polimer yang larut dalam air yang memiliki gugus hidroksi primer yang mengandung oksietilen (-CH

2-CH2-O-). Sifat utama PEG

adalah stabil, tersebar merata, higraskopik (mudah menguap) dan dapat mengikat pigmen.

PEG dibuat melalui reaksi polimerisasi etilen oksida dengan rentang berat molekul yang luas dari 300 g/mol sampai 10.000 g/mol. Perbedaan berat molekul akan mempunyai perbedaan sifat fisika (viskositas) terhadap panjang rantai, tetapi sifat fisika kimia hampir sama. Sifat dari PEG antara lain tidak beracun (non toksit), hidrofilik dan memiliki fleksibilitas yang tinggi. PEG sering digunakan sebagai plasticizer yang baik serta banyak digunakan dalam industri polimer.

(40)

45 Universitas Mercu Buana • Hirenol

Gambar. 2.16 Hirenol (doc. Pribadi)

Hirenol adalah resin fenolik yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan indrustri yang sangattinggi. Hirenol memiliki berbagai aplikasi. Hal ini juga digunakan dalam industri yang canggih dengan teknologi tinggi dan kemurnian tinggi. Bahan ini dihasilkan dari bahan yang ramah lingkungan.

Hirenol mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap panas, ketahanan kimia, stabilitas dimensi, isolasi listrik, dan kekuatan mekanik. Sebagai resin untuk keperluan umum, ia digunakan dalam / untuk cast (manufaktur mesin, molding), roda (gerinda), kain kasar, bahan gesekan (rem), interior mobil, soket listrik, tutup rice cooker , dan tahan api. Sebagai resin yang digunakan dalam industri canggih, ini juga digunakan untuk perekat, cat (ramah lingkungan), tinta (tinta koran), ban dan karet (perekat batang baja, penguatan kekerasan, dll).

(41)

46 Universitas Mercu Buana • Mediaplast

Gambar. 2.17 Mediaplas (doc. Pribadi)

Mediaplast adalah homogenisasi yang sangat efektif terdiri dari plasticizer resin , yang direkomendasikan untuk digunakan dalam campuran polimer . Hasil terbaik akan didapatkan dalam senyawa NR / SBR / BR . Selain itu, juga sangat cocok untuk campuran polimer lainnya seperti EPDM / NR .Mediaplast berpengaruh pada dispersi filler positif dan mengurangi viskositas dari compound , yang bertujuan untuk mempercepat waktu pencampuran .Mediaplast tersebar cepat dan merata dalam komposisi campuran. Dengan menambahkan Mediaplast , thickness akan meningkat. Bila menggunakan Mediaplast sifat ketahanan sobek biasanya akan lebih membaik dengan dosis yang sarankan 3-5 phr , tergantung pada isi filler . Mediaplast harus ditambahkan pada awal proses pencampuran , bersama-sama dengan polimer .

(42)

47 Universitas Mercu Buana e. Bahan percepat Vulkanisasi

• Benzothiazylsulfenamide (CBS)

Gambar. 2.18 Benzothiazylsulfenamide (CBS) (doc. Pribadi)

Bahan pencepat SULFENAMIDA(cepat_ditunda) Populer untuk barang yang akan mengalami ‘heavy dynamic stresses’ spt ban, conveyor belts dll. CBS mempunyai Spesifik gravity: 1,26-1,31 . Larut dalam benzena , kloroform , karbon disulfida tetapi tidak larut dalam air . CBS merupakan sebuah akselerator primer cepat dan merupakan media yang cocok untuk NR , IR , SBR , NBR , EPDM dan HR . dan ini adalah sebuah akselerator yang luar biasa . akan menjadi efektif dan aman bila digunakan pada suhu pengolahan biasa , tidak menyebabkan hangus . pada vulkanisasi CBS menunjukkan sifat fisik yang sangat baik dan cepat..

(43)

48 Universitas Mercu Buana • Tetrmetiltiuram disulfida (TMTD)

Gambar. 2.19 Tetrmetiltiuram disulfida (TMTD) (doc. Pribadi)

Bahan pencepat THIURAM(cepat) Populer digunakan untuk Steam joints, stem hose, hot water bottles, food contact dll, dan booster untuk thiazol dan sulfenamida. Kandungan TMTD Menyebabkan iritasi pada kulit dan saluran pernapasan . TMTD mempunyai spesifik gravitasi: 1,38-1,44 . Larut dalam kloroform , aseton , benzene. Hampir tidak larut dalam karbon tetraklorida , etil alkohol & tidak larut dalam air atau bensin .

TMTD apat digunakan sebagai akselerator tunggal , sebagai akselerator sekunder atau sebagai donor sulfur dalam pengurangan kelebihan elastomer sulfur. Menghasilkan vulkanisasi yang sangat baik dengan pemanasan yang baik dan tekanan kompresi yang kuat . Warna yang baik diperoleh dalam vulkanisasi non - hitam . Sebuah akselerator sekunder berharga untuk EPDM . Bisa digunakan dalam vulkanisasi karet polychloroprene dengan ETU .

(44)

49 Universitas Mercu Buana • Zinc dibutyldithiocarbamate (ZDBC)

Gambar. 2.20 Zinc dibutyldithiocarbamate (ZDBC)(doc. Pribadi) Bahan pencepat DITIOKARBAMAT(ultra cepat).Bisa untuk lowtemp cured(115_125˚C)sehingga (ZDC) bisa untuk warna organik, putih,transparan, adesif dan untuk barang lateks. ZDBC memiliki berat jenis : 1,24-1,28 . Larut dalam benzena , kloroform dan disulphid karbon ; Larut dalam air dan encer pada alkali .

ZDBC digunakan untuk primer atau sekunder ultra- accelerator di NR , IR , BR , SBR , NBR , HR , EPDM , dan lateks. Sama halnya dalam properti untuk PZ dan EZ . Memiliki efek mempercepat kurang dari PZ dan EZ . ZDBC efektif digunakan untuk lateks alami dan sintetis untuk lebih cepat mengembalikan disuhu normal ( rendah) dibandingkan dengan PZ dan EZ.

(45)

50 Universitas Mercu Buana • Sulfur powder

Gambar. 2.21 Sulfur powder(doc. Pribadi)

Sulfur atau belerang merupakan bahan pemvulkanisasi yang lazim digunakan dalam kompon karet alam, poliisoprena sintetis, karet stirena-butadiena, karet akrilonitril-butadiena dan polibutadiena.

Kompon lateks pada umumnya menggunakan sekitar 2 psk. Secara fisik sulfur berbentuk padatan berwarna kuning, tidak larut dalam air, dipasarkan dalam bentuk serbuk. Olrh sebab itu sulfur diproses terlebih dahulu menjadi dispersi dalam fase air agar mudah dihomogenkan pada saat dicampurkan ke dalam lateks.

B. Penimbangan bahan

Tahap ini sanga penting karena merupakan penentu bahan tersebut aakn dibuat seperti apa dan mempunyai karakter yang sesuai diinginkan.

(46)

51 Universitas Mercu Buana Gambar. 2.22 Form penimbangan komposisi material EPDM reguler (doc.

(47)

52 Universitas Mercu Buana Gambar. 2.23 Form penimbangan komposisi material EPDM reclaim

(doc. Pribadi)

C. Pengolahan Bahan

a. Setelah resep disiapkan dan ditimbang dengan sesuai maka proses selanjutnya dalah mixing atu proses mesin kneader. Ini adalah proses dimana pencampuran bahan-bahan atau chemical diproses

(48)

53 Universitas Mercu Buana sampai menjadi bahan baku ( compound ) setengah jadi biasa disebut dengan compound BO atau compoud belum obat.

b. Setelah proses kneader selesai, bahan tersebut di bentuk menjadi lembaran-lembaran pada mesin roll mill 16” bertujuan untuk mempermudah dalam pndinginan dan penyimpanan. Karena sebelum proses ini (baru keluar dari mesin kneader) bahan masih berbentuk gumpalan-gumpalan dan bersuhu panas.

c. Setelah itu, dilakukan pencampuran dengan memberikan obat pada

compound tersebut ( agar dapat matang atau menjadi produk saat proses pemasakan) dengan menggunakan roll mill+cutting. Lakukan penggilingan berkali- kali sekitar 15 menit sampai obat tercampur dengan rata.

d. Setelah tercampur dengan rata, tarik copound dengan pemotongan sesuai ukuran yang diinginkan sampai compoud yang ada di roll

mill habis.

e. Masukkan potongan tersebut kedalam cairan anti tac agar tidak terjadi lengket saat penyimpanan.

f. Kemudian dinginkan compound yang sudah potongan tersebut dengan menggunakan kipas angin atau sejenisnya.

g. Setelah dingin, masukkan kedalam keranjang (compound siap untuk digunakan).

(49)

54 Universitas Mercu Buana 2.7.2 Pembuatan dumble test

(50)

55 Universitas Mercu Buana 2.8 Cover Relay

Rubber Relay merupakan tempat suatu komponen kelistrikan pada kendaraan bermotor, terutama kendaraan roda 2 (dua). Terbuat dai bahan rubber bertujuan sebagai isolator dan sebagai penahan relay karena rubber bersifat lentur, tahan panas, tidak licin sehingga dapat memegang relay dengan kuat dan tidak mudah terbakar.

Demikian gambaran mengenai bentuk dari rubber cover tersebut:

(51)

56 Universitas Mercu Buana Standar bahan yang harus dimiliki dalam pembuatan cover start magnet

relay:

Tabel. 2.1 Stadard sifat mekanik cover relay

Min

Max

Hardness

Hs

45

55

Tensile Strength

Kg/cm

2

102

500

Elongation Break

%

400

1000

Specific Gravity

gr/cm

3

0.1

1.1

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hasil survai penulis menggunakan analisis tabel frekuensi, analisis tabel silang dan analisa geografi dengan pendekatan kompleks wilayah, penulis

Gunanto (2013) focuses describing the intention of directive utterances based on illocutionary act and FTA/ politeness strategy used in Oh, Brother! comic strip. This research

(2) Tarif Layanan Akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk mahasiswa sebelum angkatan tahun 20 14/20 15 ditetapkan dengan Keputusan Rektor Badan Layanan

Dan manfaat praktis berguna bagi unit yang berkenaan dengan karakter untuk meningkatkan peran pendidikan karakter dalam menyelesaikan masalah kenakalan siswa di

Using the rainfall data of the MLIT X- band MP radar for Asakita and Asaminami wards in Hiroshima City, which experienced a large-scale sediment disaster (landslide), this

H. Dasar hukum Naskah Akademik 2. Proses penyusunan naskah akademik 3. Kerangka Peraturan Perundang-undangan dan teknik penulisan 1. Hal-hal Yang Khusus dalam

Gambar 3 Diagram Vektor Potier [6] Dari Gambar di atas dapat diketahui bahwa : a.) Untuk faktor daya lagging dengan sudut φ, vektor I digambarkan tertinggal dari V

Selain itu juga berbagai perangkat yang tersedia di dalam dunia maya seperti forum diskusi online, situs web dan media sosial digunakan pula oleh kelompok radikal untuk