• Tidak ada hasil yang ditemukan

1-2 Raja-raja k Kolose DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1-2 Raja-raja k Kolose DAFTAR ISI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Diterbitkan oleh:

Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus

Redaksi ... 3

Memandang Sejarah dari Sudut Pandang Allah ...4

Renungan Tanggal 1-25 Maret 2017 ... 5

Kisah Umat Allah di Masa Kritis ... 30

Renungan Tanggal 26 Maret - 8 April 2017 ...31

Penderitaan yang Membawa Kemuliaan ... 45

Renungan Tanggal 9-26 April 2017 ... 46

Pengajaran yang Benar bagi Gereja ... 64

Renungan Tanggal 27-30 April 2017 ... 65

Daftar Gereja Sinode GKY ... 70 Tahap 7 No. 7

Mar - Apr 2017

1-2 Raja-raja k Kolose

(2)

Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.

Renungan GEMA juga dapat dibaca melalui :

• Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur), atau langsung klik Renungan Gema (di sebelah kiri bawah) • Download di website GKY (www.gky.or.id - bagian download), atau langsung klik Mobile Gema untuk Android & Ios

(di sebelah kiri bawah)

• Download langsung di Gadget anda melalui Google play atau App store.

Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08, Website: www.gky.or.id, e-mail:

binagkysinode@gmail.com

Ketua: Pdt. Bagio Sulianto Editor Umum: GI Purnama

Penulis:

GI Benny Purwanto, GI Emanuel Cahyanto Wibisono, GI Pieter Handoko Joshua, GI Purnama

(3)

R

edaksi

Salam sejahtera dalam kasih Kristus.

Pada edisi ini, kita akan merenungkan 3 buah kitab—yaitu 1-2 Raja-raja dan Surat Kolose—serta mengikuti renungan khusus menjelang Paskah dengan tema, “Penderitaan yang Membawa Kemuliaan”. Kitab 1-2 Raja-raja adalah dua kitab sejarah yang menguraikan sejarah Kerajaan Israel, mulai dari saat Kerajaan Israel masih bersatu (bahkan mencapai puncak keemasan) di bawah pimpinan Raja Salomo, sampai kerajaan tersebut pecah menjadi dua kerajaan (yaitu Kerajaan Israel Selatan dan Kerajaan Israel Utara), dan akhirnya kedua kerajaan itu runtuh. Bila kita membaca sejarah Kerajaan Israel sekedar sebagai kumpulan peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan kita, kisah sejarah ini tidak ada gu-nanya. Supaya sejarah Israel menjadi bernilai, kita harus memandang se-jarah Israel sebagai cermin bagi kehidupan kita. Kita harus memandang sejarah dari sudut pandang Allah. Perhatikan bahwa dalam 1-2 Raja-raja, sejarah Israel tidak dipandang sebagai sekedar interaksi antar penguasa atau antar bangsa, melainkan sebagai interaksi antara Allah dan manusia serta akibatnya bagi hubungan antar penguasa dan antar bangsa. Surat Kolose berusaha meluruskan kembali pandangan yang salah tentang Kristus. Walaupun surat Kolose mengoreksi pandangan yang salah pada abad pertama, pandangan yang salah tentang Kristus ini terus muncul secara berulang sampai saat ini. Melalui renungan khusus Paskah, kita diingatkan bahwa keselamatan yang bisa kita nikmati saat ini dihasilkan berdasarkan penderitaan Kristus yang amat dahsyat. Menghayati pen-deritaan Kristus ini mudah-mudahan meningkatkan penghargaan kita terhadap keselamatan yang telah kita peroleh di dalam kristus.

Sebagaimana hampir pada setiap edisi GeMA, kita patut bersyukur karena Tuhan memberikan para penulis, penerjemah, dan pengetik ka-rakter mandarin yang bersedia bekerja keras untuk menghadirkan GeMA pada waktu yang tepat. Kami juga bersyukur karena saat ini, GeMA Mo-bile dalam bahasa Mandarin telah bisa diakses melalui perangkat An-droid dan Apple (iPhone, iPad). Terima kasih untuk beberapa orang yang telah bekerja keras sehingga GeMA Mobile dalam bahasa Mandarin ini akhirnya berhasil diluncurkan. Semoga GeMA edisi ini menjadi berkat bagi para pembaca!

(4)

S

aat mempelajari sejarah suatu bangsa, umumnya yang menjadi pusat perhatian adalah masalah politik, militer, dan ekonomi. Akan tetapi, dalam sudut pandang Allah, yang paling penting adalah

hu-bungan (relasi) sang raja dengan Allah. Dalam sejarah Israel yang

ditulis di Kitab 1-2 Raja-raja, yang dipakai sebagai acuan (rujukan, pembanding) adalah Raja Daud dan Raja Yerobeam. Raja Daud adalah raja yang menjadi acuan untuk raja-raja yang baik (benar, taat kepada Allah), sedangkan Raja Yerobeam adalah acuan untuk raja-raja yang jahat (menyeleweng dari kehendak Allah). Bagi Allah, tipu daya politik dan kekuatan militer tidak ada artinya dan tidak me-nentukan kemenangan dalam peperangan. Yang meme-nentukan

ke-menangan dalam peperangan adalah relasi dengan Allah. Kemak-muran ekonomi juga ditentukan oleh relasi dengan Allah.

Dalam kitab 2 Samuel, kita telah melihat bahwa walaupun Daud adalah seorang raja yang tidak bebas dari kelemahan, dan kisah perzinahannya dengan Batsyeba—istri Uria—amat disesal-kan, namun harus diakui bahwa dia setia kepada Tuhan. Sikap

Raja Daud yang tidak membela diri saat dosanya dibongkar oleh Nabi Natan merupakan suatu teladan yang agung. Sebaliknya,

Raja Yerobeam melakukan dosa yang amat fatal, yaitu membuat patung anak lembu emas untuk menghalang-halangi rakyat Ke-rajaan Israel Utara yang ingin beribadah ke Yerusalem. Raja

Yero-beam bukan hanya melakukan dosa, tetapi juga membuat orang lain berdosa, bahkan membuat semua raja Kerajaan Israel Utara mengikuti jejaknya membawa bangsa Israel ke dalam dosa.

Saat membaca pergumulan raja-raja dalam kitab 1-2 Raja-raja, ingatlah bahwa kita pun juga menghadapi berbagai tan-tangan hidup yang bisa menjauhkan kita dari kesetiaan kepada Allah. Renungkanlah bagaimana kita akan bersikap bila kita

be-rada pada posisi raja-raja yang kita baca kisahnya. Saat mem-baca kitab 1-2 Raja-raja, sebelum Anda membanggakan diri dan merasa diri Anda lebih baik daripada raja-raja yang jahat, tanya-kanlah lebih dulu kepada diri Anda sendiri apakah Anda lebih mengutamakan kehendak Allah daripada kekuasaan, penghar-gaan orang lain, dan kesenangan duniawi? [P]

(5)

T

ak perlu diragukan bahwa walaupun Raja Daud tidak bebas dari kesalahan, dia adalah seorang beriman yang menguta-makan Allah dalam kehidupannya. Kedekatannya dengan Al-lah tercermin jelas dalam kitab Mazmur yang sebagian besar merupakan hasil karya Raja Daud. Relasi Raja Daud dengan Al-lah itu merupakan tolok ukur bagi raja-raja Yehuda. Kehidupan seorang raja disebut benar bila kehidupan raja tersebut seperti kehidupan Raja Daud dalam hal relasi dengan Allah. Sekalipun iman Raja Daud patut diteladani, kisah perzinahannya dengan Batsyeba telah mencoreng imannya.

Kejatuhan Daud dalam dosa perzinahan bukanlah semata-mata karena kebetulan atau karena ada kesem-patan, melainkan dipengaruhi oleh pandangan masyara-kat pada zaman kuno yang menganggap seorang raja berhak mengambil setiap wanita yang diinginkannya.

Tidak mengherankan bahwa pada masa tua Raja Daud, para pegawainya mencari seorang perawan muda yang cantik untuk melayani segala kebutuhan Raja Daud (termasuk kebutuhan seksual), padahal sebenarnya saat itu Raja Daud sudah dalam kondisi lemah dan tidak lagi memiliki kebutuhan seksual.

Dalam sejarah Israel, jelas bahwa pandangan dan praktik hidup bangsa Israel amat dipengaruhi lingkungannya. Bangsa Israel belum siap menghadapi pengaruh lingkungan kafir. Oleh karena itu, saat bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan, Allah memerintahkan agar mereka memusnahkan penduduk setem-pat (Ulangan 12:2; 20:16). Sayangnya, mereka mengabaikan perintah tersebut sehingga sejarah Israel terus-menerus diwar-nai oleh pergumulan menghadapi kekafiran. Apakah Anda be-rani bersikap tegas menolak pengaruh kekafiran? [P]

Rabu, 1 Mar

Iman dan Pengaruh Lingkungan

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 1

“Janganlah kamu sesat:

Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33

(6)

S

aat menghadapi kematian, Raja Daud memberikan berbagai pesan kepada Salomo yang akan segera menggantikannya menjadi raja Israel. Yang membuat pesan tersebut bernilai adalah karena hal pertama yang disampaikan—yang sekaligus merupakan penekanan—adalah agar Salomo melakukan kewa-jiban terhadap TUHAN dengan setia, yaitu dengan hidup dalam ketaatan terhadap Allah. Selanjutnya, Raja Daud memberi dua perintah negatif (menghukum Yoab dan Simei bin Gera) serta satu perintah positif (membalas kebaikan Barzilai). Sayangnya, Raja Daud tidak memberikan pesan menyangkut satu hal pen-ting, yaitu sikap terhadap Adonia yang telah merancang pem-berontakan untuk merebut kekuasaan dari tangan Daud.

Membalas dendam dan membalas budi merupakan hal umum dalam banyak budaya. Dalam Perjanjian Lama, terdapat “kesan” bahwa membalas dendam tidak dilarang. Akan tetapi, Perjanjian Baru jelas memperlihatkan bahwa Allah menetapkan standar yang lebih tinggi dari standar umum, yaitu “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:21). Pembalasan adalah hak

Allah (Roma 12:19), sehingga seharusnya orang Kristen tidak melakukan sendiri pembalasan, melainkan menan-ti Allah memberikan keadilan. Sebenarnya standar Allah ini berlaku pula dalam Perjanjian Lama (Ulangan 32:35), tetapi standar tersebut belum diberlakukan secara ke-tat saat itu. Kita yang hidup pada masa Perjanjian Baru telah

mengetahui bahwa anugerah Allah membuat kita mendapat pengampunan Allah. Orang yang sudah mendapat pengampun-an dosa sudah semestinya mengampuni sesampengampun-anya. Apakah cara hidup Anda sudah mengikuti standar Allah? [P]

Kamis, 2 Mar

Standar Kebaikan Manusiawi vs

Standar Kebaikan Allah

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 2:1-12

“Hak-Kulah dendam dan pembalasan, ....

Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya.” Ulangan 32:35a, 36a

(7)

P

oligami yang dilakukan Raja Daud merupakan sumber ma-salah yang berkepanjangan. Poligami membuat pendidikan anak amat sulit. Anak-anak Raja Daud saling bersaing untuk merebut kekuasaan. Saat Amnon memperkosa Tamar, Raja Daud tidak memberi hukuman yang sepantasnya kepada Am-non sehingga Absalom bertindak sendiri membunuh AmAm-non, dan selanjutnya Absalom melakukan pemberontakan. Saat Adonia (yang didukung oleh Panglima Yoab dan Imam Abyatar) mengangkat diri sendiri sebagai raja, Raja Daud lalu segera mengangkat Salomo untuk menjadi raja menggantikan dirinya. Akan tetapi, sampai menjelang ajalnya, Raja Daud tidak mem-beri pesan apa pun terkait dengan niat pemberontakan Adonai yang gagal merebut kekuasaan itu.

Raja Salomo menganggap permintaan Adonia untuk meng-ambil Abisag—perawat atau ”istri” termuda Raja Daud—sebagai istri sebagai tindakan keterlaluan yang merongrong posisi raja, sehingga Raja Salomo menghukum mati Adonia (2:13-25). Peristiwa ini dimanfaatkan oleh Raja Salomo untuk menying-kirkan para pendukung Adonia. Imam Abyatar dicopot dari posisinya sebagai imam TUHAN (2:26-27), dan Yoab dihukum mati (2:28-34). Orang terakhir yang “dibereskan” oleh Raja Sa-lomo adalah Simei yang pernah mengutuki Daud. Dia dijadikan tahanan kota dan sama sekali tidak boleh meninggalkan Yeru-salem. Karena dia melanggar larangan tersebut, dia juga dihu-kum mati (2:36-46). Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa hukuman dosa selalu mengejar kita. Bila saat ini

kita lolos, nanti belum tentu kita tetap lolos.

Renungkan-lah: Seandainya kita bisa lolos dari pengadilan manusia, dapat-kah kita meloloskan diri dari pengadilan TUHAN? [P]

Jumat, 3 Mar

Pendosa Tak Dapat Lari

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 2:13-46

“Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus

kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati.”

(8)

P

ada zaman dulu, relasi antar negara dijalin melalui hubungan kekeluargaan. Anak perempuan yang cantik seringkali dipa-kai sebagai “alat” untuk membentuk hubungan. Walaupun tidak bisa dibenarkan, namun dapat dimengerti mengapa Raja Sa-lomo mengambil puteri Firaun sebagai isterinya (3:1). Waktu ia mengambil puteri Firaun sebagai isterinya, iman Raja Salomo masih cukup kuat, sehingga ia masih tetap setia beribadah ke-pada Tuhan dan permohonan yang diajukannya keke-pada Allah pun patut dipuji karena dia bukan memohon kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan rakyat (3:5-9). Oleh karena Allah berkenan terhadap permintaan Raja Salomo, Allah bu-kan hanya memberibu-kan apa yang dimohon oleh Raja Salomo (pengertian untuk memutuskan hukum), tetapi Allah juga me-ngaruniakan kekayaan dan kemuliaan (3:13).

Dari awal sampai menjelang akhir masa pemerintahannya, apa yang dilakukan oleh Raja Salomo amat mengesankan dan telah membawa Kerajaan Israel ke puncak masa keemasan. Cara Raja Salomo memecahkan masalah perebutan seorang anak oleh dua orang yang mengaku sebagai ibu anak itu menunjukkan adanya hikmat Allah yang menakjubkan bagi para pembaca di sepanjang zaman. Hikmat yang ditunjukkan oleh Raja Salomo dalam memutuskan perkara ini membuat dia amat dihargai oleh seluruh rakyat israel, bahkan oleh bangsa-bangsa lain yang mendengar kisah tentang hikmatnya.

Kisah Raja Salomo ini mengingatkan kita bahwa kun-ci kesuksesan adalah kehidupan yang berkenan kepada Allah! Apakah tujuan hidup Anda? Apakah Anda memikirkan

kepentingan orang lain? Apakah Anda menjadikan kehendak Al-lah sebagai bagian dari tujuan hidup Anda? [P]

Sabtu, 4 Mar

Perlu Kewaspadaan di Saat Sukses

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 3

“Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”

(9)

B

anyak orang merasa bosan saat membaca bagian Alkitab yang berisi daftar nama orang-orang yang disebut tanpa penjelasan tentang pribadinya atau tentang apa yang dilaku-kannya, padahal penyebutan daftar nama itu seringkali memi-liki maksud khusus. Dalam bacaan Alkitab hari ini, penyebutan nama para pejabat menunjukkan bahwa Raja Salomo telah melakukan pengaturan dan membentuk struktur serta menem-patkan orang-orang di dalam struktur tersebut. Bila dalam ri-wayat Raja Daud kita menemukan daftar pahlawan yang me-nyertai Daud (2 Samuel 23:8-39), dalam riwayat Raja Salomo kita menemukan daftar kepala daerah yang salah satu tugas-nya adalah menyediakan makanan bagi raja dan seisi istanatugas-nya (4:7). Pemilihan dua belas kepala daerah itu baru ada pada zaman Raja Salomo. Perbedaan daftar itu disebabkan karena Raja Daud adalah seorang pahlawan perang yang termasyhur karena kepiawaiannya dalam berperang, sedangkan Raja Sa-lomo terkenal karena karyanya membangun kota Yerusalem (terutama membangun Bait Suci) serta hikmatnya dalam me-mecahkan masalah dan mengatur negara.

Kepemimpinan dalam bidang apa pun—termasuk dalam pelayanan di gereja—memerlukan keterampilan dalam merencanakan dan mengatur. Tanpa keterampil-an mengatur, sebuah tim tidak akketerampil-an bisa bekerja sama dengan baik. Pengaturan yang baik akan memungkinkan

ter-jadinya efisiensi (penghematan) sumber daya dan semua usa-ha yang dilakukan menjadi efektif (berusa-hasil mencapai sasaran). Apakah semua pelayanan dalam gereja Anda telah diren-canakan dan diatur dengan baik sehingga terjadi kerja sama yang baik dan hasil yang nyata? [P]

Minggu, 5 Mar

Pentingnya Pengaturan

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 4

“Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi

laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir.”

(10)

S

etelah memantapkan posisinya sebagai raja dan melakukan pengaturan dalam menjalankan pemerintahan, Raja Salo-mo mulai memusatkan perhatian pada sebuah visi yang be-sar, yaitu pekerjaan membangun Bait Allah. Visi ini sebenarnya meneruskan visi Raja Daud—ayahnya—yang sebelumnya tak bisa dilaksanakan karena Allah tidak menghendaki Raja Daud melaksanakannya. Raja Daud dianggap telah terlalu banyak menumpahkan darah manusia sehingga tidak pantas memba-ngun Bait Allah yang suci. Tuhan memberikan hikmat yang luar biasa kepada Raja Salomo sehingga dia amat dihargai dan di-kagumi bukan hanya oleh rakyatnya sendiri, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain. Dampak dari kebijaksanaan Raja Salomo ini adalah keadaan negara menjadi aman dan makmur, sehing-ga tiba saat yang tepat untuk membangun Bait Allah.

Bait Allah yang dibangun selama tujuh tahun oleh Raja Sa-lomo ini sangat indah dan mahal sehingga menjadi kebang-gaan bangsa Israel. Pelaksanaan pembangunan Bait Allah yang megah ini dibantu oleh Hiram—Raja Tirus, sahabat Raja Daud— yang menyuruh hamba-hambanya untuk membantu menebang pohon aras dan pohon sanobar dari gunung Libanon serta me-ngirimkannya melalui laut. Pembangunan Bait Allah inilah yang membuat nama Raja Salomo selalu dikenang.

Kita perlu menetapkan suatu pekerjaan besar untuk kita kerjakan dengan sekuat tenaga. Bila kita tidak per-nah memikirkan, merencanakan, dan mengerjakan pe-kerjaan besar, maka kita hanya akan melakukan hal-hal kecil yang tidak berarti seumur hidup kita. Bila tiba

saat-nya bagi Anda untuk bertemu dengan Tuhan, adakah pekerjaan besar yang telah Anda lakukan yang bisa Anda banggakan? [P]

Senin, 6 Mar

Merencanakan Pekerjaan Besar

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 5

Maka segera sesudah Hiram mendengar pesan dari Salomo itu, ia sangat bersukacita serta berkata: “Terpujilah TUHAN pada hari

ini, karena Ia telah memberikan kepada Daud seorang anak yang bijaksana untuk mengepalai bangsa yang besar ini.”

(11)

S

ebelum wafat, Raja Daud telah melakukan berbagai per-siapan untuk pembangunan Bait Allah, namun Allah tidak mengizinkan Raja Daud melaksanakan keinginannya. Raja Sa-lomo meruskan persiapan pembangunan Bait Allah itu dengan menyiapkan bahan-bahan lain yang masih diperlukan, dan ke-mudian mulai melaksanakan pembangunan. Pikirkan sejenak: Menurut pendapat Anda, setelah Raja Salomo menyelesaikan proyek raksasa berupa pembangunan Bait Allah ini, apakah berarti bahwa Allah akan berkenan kepada Raja Salomo seumur hidupnya? Ternyata tidak! Pekerjaan membangun Bait Allah ini penting, tetapi tuntutan Allah yang paling utama bukanlah bah-wa kita harus mengerjakan “proyek besar”, melainkan bahbah-wa kita harus taat seumur hidup (6:12-13). Dengan perkataan lain, mengerjakan “proyek besar” hanyalah merupakan bagian dari ketaatan kita yang harus berlangsung seumur hidup. Bila “proyek besar” yang kita kerjakan itu disertai ketaatan seumur hidup, barulah “proyek besar” itu menjadi berarti.

Dalam kehidupan kita, tidak jarang kita menemui orang-orang yang membanggakan diri karena pernah bertahun-tahun menjadi guru sekolah minggu, menjadi majelis gereja, menjadi anggota tim misi, dan sebagainya, tetapi kemudian menjadi ke-cewa dan kehilangan semangat untuk melayani Tuhan, bahkan kemudian mengabaikan Tuhan. Apakah kebanggaan semacam itu sudah sepantasnya? Tidak! Kita hanya dapat

membang-gakan apa yang kita kerjakan untuk Tuhan bila kita taat kepada Allah sampai akhir hidup kita! Bila saat ini sema-ngat Anda untuk melayani Tuhan mulai kendor, marilah kita kembali bangkit dan sadar bahwa Allah menuntut ketaatan seumur hidup! [P]

Selasa, 7 Mar

Ketaatan Seumur Hidup

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 6

“..., jika engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku dan melakukan segala peraturan-Ku dan tetap mengikuti segala

perintah-Ku dan tidak menyimpang dari padanya, maka ... Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel ....”

(12)

D

i awal pemerintahannya, Salomo amat memperhatikan ke-pentingan rakyatnya. Oleh karena itu, saat Allah menawar-kan kepada Salomo untuk mengajumenawar-kan permintaan, dia memo-hon agar Allah memberikan “hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membeda-kan antara yang baik dan yang jahat”. Dengan perkataan lain, kepentingan rakyat menjadi prioritas dalam pemerintahannya. Akan tetapi, prioritas ini lambat laun menjadi luntur. Prioritas bagi kepentingan rakyat ini mulai luntur saat dia mulai lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri daripada kemuliaan Allah. Perhatikan bahwa Bait Allah dibangun dalam tujuh ta-hun (6:38), tetapi istananya dibangun dalam tiga belas tata-hun (7:1). Tak mengherankan bahwa setelah ia membangun Balai Singgasana (Gedung Pengadilan), dia lalu membangun gedung yang sama dengan balai itu untuk puteri Firaun yang telah dia ambil sebagai isterinya (7:7-8). Dengan demikian, kepentingan rakyat sebagai prioritas mulai digeser oleh kepentingan pribadi!

Salomo melupakan batas yang seharusnya dijaga, yaitu bahwa Allah harus diutamakan. Mengingat bahwa

pembangunan istana Salomo memerlukan waktu yang jauh lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk memba-ngun Bait Allah, dapat diduga bahwa istana Salomo pasti amat megah. Dapat diduga pula bahwa gedung yang dia bangun un-tuk puteri Firaun yang menjadi isterinya itu juga pasti sangat indah. Perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri

dengan mudah membuat Allah tidak lagi diutamakan!

Bila Anda memeriksa penggunaan uang dan penggunaan waktu Anda, apakah Anda dapat mengatakan bahwa Anda menguta-makan Allah? [P]

Rabu, 8 Mar

Mengenal Batas

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 7

“Dan bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.”

(13)

P

emindahan Tabut Allah tidak bisa dilakukan secara semba-rangan, tetapi harus mengikuti aturan-aturan tertentu se-perti misalnya yang mengangkut harus orang Lewi. Sikap yang sembrono dalam memindahkan Tabut Allah merupakan sikap yang melanggar kesucian Allah dan mendatangkan hukuman berat berupa kematian. Saat Raja Daud memindahkan Tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke kota Daud (Yerusalem), se-tiap melangkah maju enam langkah, Raja Daud berhenti dan mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Raja Daud sendiri menari-nari sekuat tenaga sepanjang jalan sebagai ungkapan sukacita dan penghormatan terhadap Tabut Allah (2 Samuel 6:12-14). Sesudah Bait Allah dibangun, Raja Salomo memindahkan lagi Tabut Allah yang tadinya disimpan di Kemah Suci itu ke Bait Allah. Saat itu, Raja Salomo mem-persembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tak ter-hitung banyaknya. Akan tetapi, Raja Salomo tidak menari-nari melainkan berdiri bersama-sama dengan seluruh umat Israel (1 Raja-raja 8:2-5).

Menurut pendapat Anda, bagaimana bentuk ungkapan penyembahan yang berkenan kepada Allah? Daud dan Raja Salomo mengungkapkan rasa sukacita dan penghormatan ke-pada Allah dengan cara yang berbeda. Raja Daud menari-nari, sedangkan Raja Salomo dan seluruh rakyat berdiri saja. Na-mun, kita tidak membaca adanya teguran Allah terhadap kedua cara penghormatan tersebut. Dengan perkataan lain, bukan

ungkapan luar yang penting dalam penyembahan, me-lainkan kerendahhatian untuk mengakui kebesaran Allah,

kemahakuasaan Allah, kekudusan Allah, kemahatahuan Allah, kemuliaan Allah, serta kesetiaan Allah terhadap janji-Nya. [P]

Kamis, 9 Mar

Keanekaragaman

Ungkapan Penyembahan

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 8:1-53

“Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN, sehingga imam-imam tidak tahan berdiri

untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN.”

(14)

B

agi bangsa Israel yang pernah hidup mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun, tempat perhentian amat penting. Tanah Perjanjian (Kanaan) merupakan tempat perhentian bagi pengembaraan mereka. Akan tetapi, saat me-reka tiba di Tanah Kanaan, Tabut Perjanjian atau Tabut Allah (yang merupakan lambang kehadiran Allah di tengah umat-Nya) masih ditempatkan di Kemah Suci yang letaknya dapat dipindahkan. Sebelum akhirnya ditempatkan di Yerusalem, Ke-mah Suci pernah ditempatkan di Silo dan di Gilgal. Setelah Bait Suci yang permanen dibangun, Tabut Allah ditempatkan di Bait Suci. Ditempatkannya Tabut Allah di Bait Allah di Yerusalem merupakan petunjuk bahwa bangsa Israel mulai tinggal mene-tap. Dengan demikian, tidak mengherankan bila dalam bacaan hari ini, Bait Allah disebut sebagai Tempat Perhentian (8:56).

Dalam Alkitab, istilah “Tempat Perhentian” ini bukan hanya menunjuk kepada tempat secara fisik, tetapi juga memiliki makna teologis, yaitu “kelegaan, kelepasan, dan kepuasan bagi jiwa”. Karena ketidaktaatan bangsa

Is-rael, maka kota Yerusalem dengan Bait Allah di dalamnya be-lumlah merupakan Tempat Perhentian yang ideal. Tempat per-hentian kita yang sempurna masih menunggu penggenapannya di masa depan, yaitu di Surga (Sorga) atau di Yerusalem baru. Secara rohani, bisa dikatakan bahwa kita saat ini masih berada dalam perjalanan menuju Tempat perhentian yang sejati, yaitu Surga, tempat kita bersama-sama dengan Allah selama-lama-nya. Di Tempat Perhentian yang sejati itu, jiwa kita benar-benar akan mengalami kelegaan, kelepasan, dan kepuasan. Apakah beban hidup Anda saat ini terasa berat? Ingatlah bahwa kita masih menantikan suatu Tempat Perhentian yang sejati! [P]

Jumat, 10 Mar

Tempat Perhentian

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 8:54-66

“Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa,

hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi.” 1 Raja-raja 8:56

(15)

S

etiap janji dalam Alkitab harus dipahami dalam konteksnya. Ada janji yang bersifat umum (berlaku bagi semua orang percaya) dan ada janji yang bersifat khusus (hanya berlaku bagi orang tertentu). Ada janji yang bersyarat (berlaku bila syaratnya terpenuhi) dan ada janji yang tidak bersyarat. Dalam 9:3-9, Allah berjanji bahwa bait Allah yang didirikan oleh Raja Salomo akan terus menjadi tempat beribadat dan Raja Salomo akan mewarisi janji yang diberikan Allah kepada Raja Daud bila dia menaati hukum-hukum dan perintah-perintah Allah. Akan tetapi, umat Israel akan dibuang ke negeri lain dan Bait Allah akan menjadi reruntuhan bila Raja Salomo atau keturunannya tidak taat dan menyembah ilah-ilah lain. Janji bersyarat seperti di atas berarti bahwa Allah tidak melanggar janji serta tidak dapat dikatakan mengabaikan umat-Nya bila ancaman hukum-an itu terwujud saat pelhukum-anggarhukum-an terjadi. Bila kita menyimak sejarah Israel sampai di akhir kitab 2 Raja-raja, jelaslah bahwa Allah telah berlaku amat sabar. Allah berulang kali menunda penghukuman-Nya sampai akhirnya hukuman dijatuhkan sesu-dah pelanggaran dilakukan berulang kali.

Adanya syarat dalam janji Tuhan terhadap Raja Salomo ini mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh menuntut

diber-lakukannya janji Tuhan bila kita tidak melaksanakan persyaratan yang ditetapkan Tuhan. Sebagai contoh: Kita

tak boleh beranggapan bahwa janji Tuhan di atas bisa diterap-kan bagi setiap gereja yang dibangun pada masa kini karena janji tersebut khusus berlaku bagi Bait Allah. Setiap kali Anda hendak meng-klaim sebuah janji dalam Alkitab, Anda harus bertanya: Apakah janji tersebut berlaku umum, termasuk bagi diri saya? Apakah saya sudah memenuhi persyaratannya? [P]

Sabtu, 11 Mar

Janji Bersyarat

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 9

“... jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan

berkata: Keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.” 1 Raja-raja 9:4b-5

(16)

A

da kesaksian yang baik dan ada kesaksian yang tidak baik. Ciri kesaksian yang baik adalah bahwa kesaksian tersebut harus menghasilkan pujian atau kemuliaan bagi Allah. Kesak-sian yang buruk adalah kesakKesak-sian yang membuat Allah dice-la atau kesaksian yang membuat manusia meninggikan diri. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Raja Salomo berhasil memberi-kan kesaksian yang baik karena apa yang diperlihatmemberi-kan oleh Raja Salomo kepada Ratu Syeba bukan hanya membuat Sang Ratu memuji Raja Salomo, tetapi selanjutnya membuat Sang Ratu memuji Allah yang telah mengangkat Salomo sebagai Raja Israel! (10:1-9).

Saat menyambut Ratu Syeba, yang dilakukan Raja Salomo adalah menjelaskan semua yang ditanyakan oleh Sang Ratu, memperlihatkan bagaimana ia mengatur istana dan para pega-wai, serta memperlihatkan penyelenggaraan ibadah di Rumah TUHAN. Apa yang dilakukan oleh Raja Salomo tersebut berarti bahwa dia berlaku ramah (menunjukkan keinginan membantu dengan menjawab semua pertanyaan), bersikap terbuka, dan memperlihatkan bukan hanya aktivitas istana, tetapi juga akti-vitas Rumah TUHAN. Apa yang dilakukan oleh Raja Salomo itu mengajarkan bahwa untuk bisa memberi kesaksian yang

baik, kita harus bersikap bersahabat dengan semua orang, membuka diri untuk dikenal dan dimengerti, ser-ta memperlihatkan sisi spiritual dalam hidup kiser-ta. Tidak

mungkin kita bisa menjadi saksi yang baik bila kita tidak mau bergaul, tidak mau membuka diri, atau tidak mau memperli-hatkan sisi spiritual dalam hidup kita. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda telah memberikan kesaksian hidup yang baik ter-hadap orang-orang di sekitar Anda? [P]

Minggu, 12 Mar

Kesaksian yang Baik

Menghasilkan Pujian bagi Allah

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 10

“Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN ... telah mengangkat engkau

menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.” 1 Raja-raja 10:9

(17)

A

llah yang Mahatahu telah memberikan berbagai rambu bagi umat-Nya. Rambu-rambu itu diberikan bagi kebaikan umat Allah. Sayangnya, rambu-rambu itu sering tidak diperhatikan sehingga bangsa Israel sering menghadapi masalah. Salah satu rambu yang diberikan

Al-lah adaAl-lah agar umat AlAl-lah tidak melakukan kawin campur de-ngan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Raja Salomo adalah seorang raja yang penuh dengan hikmat Allah. Dia bisa memecahkan masalah-masalah yang rumit. Kepandaiannya tak tertandingi. Dia dikagumi bukan hanya oleh rakyatnya sendiri, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain. Dia juga telah menger-jakan pekerjaan besar yang dicita-citakan oleh Raja Daud, yaitu membangun Bait Allah. Sayangnya, dia tidak memiliki kewaspadaan. Dia meremehkan larangan Allah untuk melaku-kan kawin campur dengan wanita dari bangsa lain yang tidak mengenal Allah dan melakukan poligami mengikuti kebiasaan para penguasa pada zaman itu.

Semula, kawin campur itu tidak menghapus kesetiaannya kepada Allah. Sampai pasal 10, kesetiaannya kepada Allah ma-sih belum tergoyahkan. Akan tetapi, sesudah ia tua, benteng pertahanan imannya runtuh! Dia mulai meninggalkan Allah dan menyembah ilah-ilah lain. Dia tidak lagi menyembah Al-lah dengan sepenuh hati! (11:1-8). TUHAN mengatakan bahwa Salomo secara sadar meninggalkan perjanjian dengan Allah, sehingga TUHAN memutuskan untuk mengoyak Kerajaan Israel menjadi dua (11:11). Kisah Raja Salomo ini merupakan peri-ngatan yang sangat keras bagi kita agar kita tidak meremehkan peraturan Allah! Apakah Anda telah membiasakan diri untuk dengan tegas mengatakan “Tidak!” terhadap godaan dosa? [P]

Senin, 13 Mar

Perhatikan Rambu Tanda Bahaya!

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 11

“Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu

mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, ...,“ 1 Raja-raja 11:3-4a

(18)

A

da dua macam pendekatan dalam memimpin, yaitu kuasa dan hubungan. Pemimpin yang mendekati masalah

de-ngan mede-ngandalkan kuasa pada umumnya hanya mem-perhatikan tujuan atau kemauannya sendiri dan tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Dia ditakuti,

teta-pi umumnya tidak dicintai. Dia ditaati, tetateta-pi umumnya tan-pa kerelaan. Pemimpin yang mengedetan-pankan hubungan

akan berusaha memahami pikiran dan perasaan orang-orang yang dia pimpin, sehingga ia tidak akan berlaku sewenang-wenang. Pemimpin semacam ini umumnya

dicin-tai, sehingga dia ditaati dengan kerelaan.

Sama seperti Raja Daud yang tidak bisa mendidik anak-anaknya, Raja Salomo pun juga tidak bisa mendidik Rehabeam. Oleh karena itu, saat Rehabeam menjadi raja menggantikan ayahnya, dia belum matang dan belum siap. Celakanya, dia tidak mau mendengarkan nasihat para tua-tua yang sebelum-nya mendampingi Raja Salomo, dan dia malah mengikuti saran teman-temannya yang sebaya dengan dia. Akibatnya, sebagian besar rakyat memberontak dan mengangkat Yerobeam menjadi raja di Israel bagian Utara. Hanya suku Yehuda dan suku Be-nyamin yang tetap mendukung Raja Rehabeam.

Dari satu sisi, perpecahan Kerajaan Israel menjadi dua ke-rajaan (Israel Utara dan Israel Selatan) adalah bagian dari ren-cana Allah. Dari sisi lain, pecahnya kerajaan Israel merupakan akibat dari arogansi kekuasaan. Setiap pemimpin harus me-nyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Bila Anda berada dalam posisi sebagai pemimpin (pemimpin gereja, pemimpin perusahaan, guru, orang tua, dan sebagainya), bagaimana Anda bisa menghindar dari sikap arogan? [P]

Selasa, 14 Mar

Bahaya Arogansi Pemimpin

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 12

Mereka berkata: “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.”

(19)

M

ungkin kita berpikir bahwa kewaspadaan itu hanya diperlu-kan oleh orang-orang yang sembrono. Adiperlu-kan tetapi, dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa melihat bahwa kewaspadaan itu diperlukan oleh semua orang. Perhatikanlah kondisi sang abdi Allah yang datang dari Yehuda ke Betel untuk membawa pesan Allah yang amat keras terhadap Raja Yerobeam. Sang abdi Allah adalah seorang yang berani dan taat kepada Allah. Ketaatan dan ketegasannya kepada Allah membuat dia berani menolak hadiah yang hendak diberikan oleh Raja Yerobeam kepadanya. Tragisnya, dia tidak waspada ketika seorang nabi tua membohongi dia sehingga akhirnya dia mati diterkam oleh seekor singa. Kita sulit memastikan mengapa sang nabi tua itu membohongi dia, tetapi mungkin saja Allah mengizinkan hal itu terjadi untuk menegaskan kepada bangsa Israel bahwa masalah ketaatan kepada Allah itu merupakan sesuatu yang serius! Bila Allah tega membunuh utusan-Nya sendiri yang ti-dak taat kepada-Nya, pastilah Allah akan benar-benar men-jatuhkan hukuman kepada setiap orang yang berlaku tidak taat kepada-Nya.

Bacaan Alkitab hari ini paling tidak memberikan dua pela-jaran bagi kita: Pertama, ketaatan kepada Allah itu tidak

dapat ditawar. Setiap orang, termasuk mereka yang mengaku

sebagai “hamba Tuhan” juga harus taat kepada-Nya. Kedua,

kita harus waspada terhadap semua godaan yang bisa membelokkan ketaatan kita kepada Allah. Bagaimana

de-ngan Anda: Apakah Anda telah dede-ngan setia menaati kehendak Allah yang Anda ketahui? Apakah Anda telah membiasakan diri untuk mewaspadai setiap godaan yang hendak menyeleweng-kan ketaatan Anda? [P]

Rabu, 15 Mar

Kewaspadaan itu Perlu!

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 13

... “Aku pun seorang nabi juga seperti engkau, dan atas perintah TUHAN seorang malaikat telah berkata kepadaku: Bawa dia pulang bersama-sama engkau ke rumahmu, supaya ia makan roti

dan minum air.” Tetapi ia berbohong kepadanya. 1 Raja-raja 13:18

(20)

P

erbuatan paling jahat di mata Tuhan adalah mem-buat orang lain mengkhianati Tuhan. Hal itulah yang

dilakukan oleh Raja Yerobeam. Karena kuatir bahwa rakyatnya (penduduk Israel Utara) akan beribadah di Yerusalem, maka Yerobeam membuat dua buah patung anak lembu emas. Pa-tung yang satu ditempatkan di sebelah Selatan, yaitu kota Betel yang merupakan perbatasan dengan Kerajaan Israel Se-latan, dan patung yang satu lagi ditempatkan di sebelah Utara, yaitu di kota Dan yang merupakan perbatasan dengan wilayah bangsa-bangsa lain. Penempatan dua buah patung anak lem-bu emas itu bertujuan agar bangsa Israel (Utara) tidak perlu meninggalkan negaranya bila hendak beribadah. Walaupun apa yang dilakukan oleh Raja Yerobeam di atas nampak seperti perbuatan yang cerdik, namun sebenarnya perbuatan terse-but bodoh (karena mendatangkan hukuman Allah) dan jahat (karena menjauhkan umat Israel dari Allah).

Saat Abia (anak Yerobeam) sakit, Yerobeam mengutus istrinya untuk bertanya tentang nasib anak itu kepada Ahia, yaitu nabi yang menyampaikan pengumuman bahwa Yerobeam akan menjadi raja. Yerobeam berharap bahwa Nabi Ahia akan menyampaikan kabar baik, tetapi ternyata Ahia menyampaikan berita penghukuman Allah. Perbuatan Yerobeam di atas disebut sebagai perbuatan yang lebih jahat daripada perbuatan semua orang sebelum Yerobeam (14:9). Kejahatan raja-raja sesudah Yerobeam pun selalu dikaitkan dengan kejahatan Yerobeam! Kisah kejahatan Yerobeam ini seharusnya membuat setiap orang Kristen bercermin: Apakah kehidupan Anda membuat orang-orang di sekitar Anda menjauh dari Allah atau mendekat kepada Allah? [P]

Kamis, 16 Mar

Perbuatan Paling Jahat

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 14

“Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa,

sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain.”

(21)

S

tandar kebenaran Allah lebih tinggi daripada standar kebe-naran manusia. Standar kebekebe-naran Allah adalah kebekebe-naran tanpa cacat, sedangkan standar kebenaran manusia adalah kebenaran dengan cacat. Standar kebenaran Allah hanya di-capai oleh Yesus Kristus, satu-satunya Manusia yang benar secara sempurna. Kebenaran-Nya membuat Dia bisa menjadi Juruselamat umat manusia. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Asa disebut sebagai raja yang benar seperti Daud, bapa leluhurnya (15:11). Akan tetapi, bila kita mengamati Alkitab secara teliti, kita akan bisa melihat bahwa baik Raja Asa maupun Raja Daud bukanlah manusia yang sempurna. Saat menghadapi ancam-an serancam-angancam-an Baesa, Raja Israel, Asa menjadi takut, lalu dia mengambil emas dan perak di rumah TUHAN dan di istananya sendiri, kemudian mengirimkannya sebagai upeti kepada Ben-hadad, raja Aram, agar Benhadad membantu Kerajaan Yehuda menghadapi Kerajaan Israel. Daud pun, yang menjadi tolok ukur bagi raja yang benar, memiliki cacat yang serius, yaitu perzinahannya dengan Batsyeba.

Dalam Perjanjian Baru, konsep “benar, walaupun cacat” ini disebut sebagai konsep anugerah. Di dalam Kristus, kita me-ngenal anugerah Allah (Roma 5:8). Walaupun kita telah ber-dosa, dan kita belum bisa bebas sama sekali dari perbuatan dosa, asal kita sungguh-sungguh mau bertobat dan bersedia menerima anugerah Allah di dalam Kristus, kita memiliki ja-minan hidup kekal (Yohanes 3:16; 1 Yohanes 5:11-13). Adanya anugerah Allah itu tidak berarti bahwa kita bebas berbuat dosa. Sebaliknya, seorang yang sudah benar-benar menerima anuge-rah Allah pasti ingin melakukan kebenaran dan tidak mungkin bisa berbuat dosa tanpa merasa gelisah! (1 Yohanes 3:9). [P]

Jumat, 17 Mar

Benar, Walaupun Cacat!

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 15:1-32

“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak

melihat dan tidak mengenal Dia.” 1 Yohanes 3:6

(22)

B

acaan hari ini merupakan bagian dari kisah gelap Keraja-an Israel yKeraja-ang cirinya adalah saling membunuh, dosa yKeraja-ang berulang, serta dosa yang meningkat. Perhatikan betapa

seringnya terjadi pembunuhan untuk memperebutkan kekuasaan di Kerajaan Israel. Misalnya, tahukah Anda

bah-wa Zimri—yang dipakai oleh Tuhan untuk menghabisi seluruh keluarga Baesa—hanya memerintah selama tujuh hari (16:15).

Perhatikan pula bahwa penguasa baru yang dipakai Tu-han untuk menyingkirkan penguasa lama yang dihukum Tuhan karena dosanya sering mengulang dosa yang sama (16:2, 19), bahkan ada yang melakukan dosa yang semakin meningkat (16:31-34).

Untuk bisa mengatasi masalah dosa, kita harus berani ber-tindak secara tegas, dan bahkan secara radikal. Di Indonesia, kita bisa melihat bahwa saat pemerintahan berganti, korupsi berjalan terus. Kehadiran KPK diharapkan bisa memberantas, paling tidak mengurangi korupsi yang terjadi. Akan tetapi, ke-nyataannya adalah bahwa jumlah koruptor yang ditangkap oleh KPK terus meningkat. Saat ada pemimpin yang dengan tegas bertekad memberantas korupsi, terjadilah reaksi perlawanan yang hebat. Jenis kejahatan juga terus bertambah dengan jenis baru karena dosa seperti sudah melekat dengan kehidupan ma-nusia. Kejahatan seksual, pembunuhan sadis, dan sebagainya terus semakin bervariasi.

Apakah Anda terikat dengan dosa tertentu yang sulit untuk Anda tinggalkan? Bila Anda ingin meninggalkan dosa, ingatlah bahwa Allah selalu bersedia mengampuni setiap orang berdosa yang mau mengakui dosanya (1 Yohanes 1:9) dan Allah mem-berikan Roh Kudus untuk mengingatkan dan menolong kita. [P]

Sabtu, 18 Mar

Bila Dosa Berkuasa

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 15:33-16:34

“Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni

segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1:8-9

(23)

D

alam bacaan Alkitab hari ini, ada beberapa kondisi yang memperlihatkan bahwa Elia adalah seorang nabi yang luar biasa, yaitu: Pertama, perkataannya menyebabkan tidak ada embun atau hujan di Israel selama bertahun-tahun (17:1). Kedua, Allah memelihara hidupnya dengan mengutus burung gagak membawa roti dan daging setiap pagi dan petang (1 Ra-ja-raja 17:3-6). Ketiga, dia membuat segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli seorang janda di Sarfat bisa cukup dipakai untuk makan tiga orang selama beberapa tahun (17:9-14). Kempat, dia bisa membangkitkan anak janda di Sarfat yang telah tidak bernyawa (17:17-24).

Bila kita hanya membaca kisah ini tanpa membaca ba-gian Alkitab yang lain, khususnya penjelasan dalam Yakobus 5:16b-18, mungkin kita akan beranggapan bahwa Elia adalah seorang nabi yang hebat (sakti). Akan tetapi, surat Yakobus jelas mengajarkan bahwa Elia adalah manusia biasa, bukan manusia sakti. Hujan di Israel berhenti selama tiga setengah tahun bukan karena perkataannya, tetapi karena Allah

men-dengar doanya. Dengan sudut pandang semacam ini, maka

kita juga akan mengatakan bahwa hal Elia diberi makan burung gagak, tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli ti-dak habis-habis, serta hal anak sang janda bangkit dari ke-matian bukanlah menunjuk kepada kehebatan (kesaktian) Elia, melainkan menunjuk kepada kuasa dan kebaikan Allah! Doa Elia didengar bukan karena dia hebat melainkan karena

Allah berkenan kepada kesungguhan Elia dalam berdoa.

Menurut keyakinan Anda, bila Anda berdoa dengan sungguh-sungguh, dapatkah Anda melakukan hal-hal besar? [P]

Minggu, 19 Mar

Manusia Biasa yang Luar Biasa

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 17

“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan

hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.” Yakobus 5:16b-17

(24)

K

eberanian Nabi Elia untuk sungguh-sungguh mempercayai Tuhan amat mengesankan. Dia tidak takut menghadapi 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera. Baal adalah dewa kesuburan yang disembah oleh penduduk asli Tanah Kanaan. Asyera adalah dewi kesuburan yang disembah penduduk asli Tanah Kanaan dan merupakan istri dari dewa Baal. Elia yakin bahwa nabi-nabi Baal dan Asyera serta dewa-dewi yang mereka sembah itu ti-dak memiliki kuasa apa pun, sehingga dia berani menantang nabi-nabi itu seorang diri. Keyakinan Nabi Elia yang luar biasa membuat dia menantang dengan cara yang menyulitkan diri sendiri. Nabi-nabi Baal itu ditantang untuk meminta dewa Baal mengirim api untuk membakar korban berupa seekor lembu yang telah dipotong-potong dan diletakkan di atas kayu api. Nabi Elia juga melakukan hal yang sama, tetapi korban dan kayu api yang dipergunakan Nabi Elia disiram air sehingga be-rada dalam keadaan basah kuyup. Sekalipun demikian, per-mintaan para nabi Baal yang disampaikan dari pagi hingga le-wat tengah hari tidak berhasil, sedangkan permintaan Nabi Elia langsung dikabulkan Tuhan.

Dalam renungan kemarin, telah dikatakan bahwa berdasar-kan Yakobus 5:16b-18, Elia adalah manusia biasa sama

seperti kita, akan tetapi keyakinan dan kesungguh-sungguhannya membuat doanya dikabulkan Tuhan. Perlu

diingat bahwa kunci yang akan membuat kita bisa berdoa

dengan keyakinan adalah bila kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah! (1 Yohanes 5:14). Bila Anda telah

mema-hami kehendak Allah bagi diri Anda, beranikah Anda berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Allah pasti mengabulkan doa Anda? [P]

Senin, 20 Mar

Berani untuk Percaya

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 18

“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya

menurut kehendak-Nya.” 1 Yohanes 5:14

(25)

S

aat Nabi Elia berada di pihak Allah dan bertarung melawan para nabi Baal, jelas terlihat bahwa Allah membela Nabi Elia sehingga akhirnya para nabi Baal yang telah menyesatkan rakyat itu berhasil dibunuh. Sekalipun demikian, perjuangan Nabi Elia itu telah membuat dia merasa sangat lelah, bukan ha-nya secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional. Oleh karena itu, saat Izebel ingin membunuh dia, Nabi Elia sudah ke-hilangan semangat dan keberanian untuk bertarung. Sang nabi yang perkasa itu akhirnya melarikan diri dalam keadaan putus asa, bahkan dia sampai meminta Tuhan mengambil nyawanya (19:1-4). Menurut Anda, apakah Allah marah ketika melihat Nabi Elisa merasa putus asa, bahkan depresi, sehingga ia ke-hilangan semangat untuk menghadapi masalah? Tidak! Allah mau memahami keadaan Nabi Elia. Allah selalu peduli

ter-hadap anak-anak-Nya, bukan hanya saat kita berjuang untuk Dia, tetapi juga saat kita putus asa.

Cara Allah memulihkan keadaan Nabi Elia mencer-minkan cara memulihkan kondisi seorang yang sedang dalam keadaan putus asa: Pertama, menyuruh Nabi Elia

makan dan minum, serta tidur (19:5-8) untuk memulihkan kondisi fisiknya. Kedua, menyuruh Nabi Elia melakukan perja-lanan jauh selama empat puluh hari empat puluh malam (se-perti olah raga) untuk memulihkan kondisi emosinya (19:8). Ketiga, mengatur kembali pelayanan Nabi Elia dengan meme-rintahkan Nabi Elia untuk mengurapi orang-orang yang akan melanjutkan perjuangannya dan melaksanakan rencana Allah (19:15-16). Keempat, menyadarkan Nabi Elia bahwa dia tidak berjuang sendirian, melainkan masih ada tujuh ribu orang yang setia kepada Allah di Israel (19:18). [P]

Selasa, 21 Mar

Allah Peduli

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 19

“Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, supaya aku hidup, dan janganlah membuat aku malu dalam pengharapanku.”

(26)

B

enhadad dan Ahab adalah dua raja yang bodoh karena mereka tidak sadar bahwa Penguasa yang sesungguhnya adalah Allah Israel! Saat itu, walaupun jelas bahwa pasukan Aram lebih kuat daripada pasukan Israel, pasukan Israel selalu bisa mengalahkan pasukan Aram secara telak. Allah menolong pasukan Israel karena tindakan Benhadad keterlaluan (20:3,6) dan dia menganggap para ilah yang dia sembah lebih hebat daripada Allah Israel (20:10, 23-25, 28). Benhadad bodoh karena dia memandang rendah Allah Israel. Sebaliknya, Ahab juga bodoh karena dia tidak memahami isi hati Allah yang ti-dak menginginkan bangsa Israel bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain di sekitar mereka. Allah sudah memberi kemenang-an kepada Ahab. Akkemenang-an tetapi, amat disaykemenang-angkkemenang-an bahwa Ahab tidak bersedia untuk menaati kehendak Allah, sehingga Aram tetap menjadi sumber masalah bagi Israel.

Allah bukan hanya Penguasa Israel saja atau Pengu-asa Tanah Kanaan saja, tetapi PenguPengu-asa Dunia ini. Dialah

yang mengatur alam semesta ini dan tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat terjadi tanpa sepengetahuan dan seizin Al-lah. Kita dapat membuat perencanaan, tetapi yang akan terjadi adalah apa yang dikehendaki Allah. Bila kita menganggap

bahwa diri kita dapat menentukan apa yang akan terjadi di masa depan, kita berlaku bodoh. Tahukah Anda bahwa

hidup kita paling aman bila kita hidup mengikuti rencana Al-lah? Bagaimana dengan kehidupan Anda: Apakah Anda hidup dengan kesadaran bahwa Allah adalah Penentu Segala sesu-atu yang terjadi di dunia ini? Apakah Anda menyadari bahwa mengabaikan kehendak Allah dan berkompromi dengan dunia ini adalah sikap yang bodoh? [P]

Rabu, 22 Mar

Raja-raja yang Bodoh

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 20

“Sebab itu janganlah kamu bodoh,

tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” Efesus 5:17

(27)

P

ada dasarnya, Raja Ahab bukanlah seorang yang biasa ber-laku sewenang-wenang. Bahkan dia dikenal sebagai seorang raja yang pemurah (20:31) bila diukur dari standar suku-su-ku kafir yang kelasuku-su-kuannya umumnya amat buas pada masa itu. Akan tetapi, pengaruh istrinya—Izebel—telah

meng-ubah Raja Ahab menjadi salah seorang raja Israel yang kelakuannya amat berdosa. Bagi orang Israel, tanah

waris-an itu amat penting dwaris-an harus dipertahwaris-ankwaris-an. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Nabot tidak mau menjual kebun ang-gurnya atau menukar kebun angang-gurnya dengan kebun anggur di lokasi lain. Izebel memiliki pola pikir yang berbeda dengan Raja Ahab. Dia beranggapan bahwa seorang penguasa boleh melakukan apa saja tanpa perlu mempedulikan tradisi. Karena Nabot tidak mau menyerahkan kebun anggurnya secara suka-rela, Izebel memakai cara yang licik, curang, dan keji untuk merampas kebun anggur Nabot. Izebel tidak menyadari bahwa ada Allah Israel yang membenci kecurangan dan yang sedang mengawasi kehidupan umat-Nya. Kecurangan Izebel membuat Allah sakit hati, sehingga kecurangan tersebut harus dibayar mahal, yaitu dibayar dengan kematian Izebel dan semua laki-laki dari keluarga Ahab.

Bila Anda memiliki kuasa, Anda harus ingat bahwa Anda tidak memiliki kekuasaan secara mutlak. Anda tetap harus mempertanggungjawabkan pemanfaatan kekuasaan Anda itu kepada Allah. Pernahkah Anda

ber-pikir: Bagaimana para majikan, guru, orang tua, rohaniwan, pemimpin perusahaan, pemimpin partai politik, dan para pe-mimpin di bidang-bidang lain bisa mempertanggungjawabkan kekuasaan yang mereka miliki di hadapan Allah? [P]

Kamis, 23 Mar

Bahaya Kekuasaan

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 21

“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,

sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”

(28)

S

ikap Raja Yosafat dan Raja Israel—yaitu Raja Ahab—saat mereka hendak merebut Ramot-Gilead merupakan gam-baran dua macam sikap terhadap kehendak Allah. Raja Yo-safat dengan tulus hati ingin mencari kehendak Allah, tetapi Raja Ahab tidak demikian. Raja Ahab menyadari bahwa dirinya telah jatuh ke dalam dosa yang dalam sehingga sulit baginya mendapat “dukungan” Allah untuk melaksanakan rencananya. Oleh karena itu, saat dia menunjuk kepada Mikha bin Yimla, sang nabi yang bisa diharapkan menyampaikan petunjuk Tu-han, dia berkata, “Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapeta-ka.” (22:8). Raja Ahab hanya mau mendengar perkataan Tuhan yang menyenangkan hatinya, tetapi dia tidak mau mendengar celaan atau teguran yang keras terhadap dirinya!

Ketulusan hati (kejujuran, sikap tidak berpura-pura) diperlukan bila kita hendak mencari kehendak Allah bagi diri kita. Sesungguhnya, Allah mengerti segala

sesuatu—bah-kan tahu isi hati kita—sehingga tidak ada gunanya kita berpu-ra-pura. Bila kita ingin mengetahui kehendak Allah, kita

harus memiliki kesediaan (tekad) untuk melakukan apa pun yang merupakan kehendak Allah. Kesediaan untuk

melakukan kehendak Allah ini terlihat dari sikap kita terhadap dosa. Bila kita selalu membela diri untuk membenarkan dosa yang kita lakukan, berarti kita tidak memiliki kesediaan untuk melakukan kehendak Allah. Bila kita bersedia melakukan

kehendak Allah, kita akan mencari kehendak Allah de-ngan kerendahhatian. Apakah Anda telah membiasakan diri

untuk mencari kehendak Allah sebelum mengambil keputusan penting dalam kehidupan Anda? [P]

Jumat, 24 Mar

Ketulusan Mencari Kehendak Allah

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 22:1-40

“Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah,

entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” Yohanes 7:17

(29)

S

etiap orang tua perlu menyadari bahwa kehidupan mereka kemungkinan besar akan ditiru oleh anak-anak mereka. Raja Asa melakukan apa yang benar di mata

TUHAN (15:11), dan Raja Yosafat (anak Raja Asa) mengikuti jejak ayahnya (22:43). Raja Ahab melakukan apa yang jahat di mata TUHAN (16:30), dan Raja Ahazia (Anak Raja Ahab) mengikuti kelakuan ayahnya yang jahat (22:53). Setiap orang

tua perlu menyadari bahwa amat sulit mengajarkan hal yang baik kepada seorang anak, bila sang orang tua ti-dak memberi teladan yang baik kepada anaknya, karena seorang anak belajar terutama dari apa yang dia lihat, bukan apa yang dia dengar. Sekalipun demikian, kondisi

umum seperti di atas bisa saja tidak berlaku untuk kasus ter-tentu. Misalnya, Raja Abiam (ayah Raja Asa) adalah seorang yang hidup dalam dosa dan tidak sepenuh hati berpaut kepada TUHAN (15:3), sedangkan Raja Asa dan Raja Yosafat melaku-kan apa yang benar di mata TUHAN.

Apakah kehidupan Anda sudah menjadi teladan yang baik bagi orang-orang di sekitar Anda (khususnya bagi orang-orang yang berada di bawah otoritas Anda seperti anak, murid, ba-wahan, dan karyawan)? Teladan apa yang pernah Anda berikan dengan sengaja bagi orang-orang di sekitar Anda? Apakah ada hal-hal yang bisa menjadi teladan yang buruk bagi orang-orang di sekitar Anda? Apa yang hendak Anda usahakan untuk meng-atasi hal itu? Bila kita memiliki kelemahan yang belum

bisa kita atasi dan bisa menjadi teladan yang buruk bagi orang lain, kita harus memohon anugerah Tuhan agar kelemahan kita tidak berlipat ganda dalam kehidupan orang lain. [P]

Sabtu, 25 Mar

Pengaruh Orang Tua

Terhadap Anak

Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 22:41-53

“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,

dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” 1 Timotius 4:12

(30)

S

esuai dengan namanya, fokus utama kitab 2 Raja-raja adalah menceritakan kisah raja-raja yang memerintah di kerajaan Utara (Israel) maupun Selatan (Yehuda). Kitab ini menyediakan informasi umum tentang usia ketika raja-raja itu mulai memerintah serta durasi (jangka waktu) mereka memerintah. Tetapi informasi paling penting

adalah apakah raja itu baik atau jahat di mata Tuhan. Kisah raja-raja

dari dua kerajaan ini ditempatkan secara berurutan menurut waktu memerintah, sehingga kita bisa membuat perbandingan antara Is-rael dengan Yehuda dalam memerintah di hadapan Tuhan.

Kerajaan Israel lebih banyak dipimpin oleh raja yang jahat daripada yang baik. Dosa yang umum dilakukan oleh raja Israel adalah dosa Yerobeam yang terus disebutkan, yang menjadi sumber kemurkaan Tuhan atas Israel. Sedangkan di Kerajaan Se-latan, masih lebih banyak hal yang baik di mata Tuhan, meskipun banyak raja yang masih sulit menjauhi bukit-bukit pengorbanan. Hanya sedikit raja yang mendapat predikat baik, hingga dikait-kan dengan “seperti Daud, bapa leluhurnya.”

Di dalam kitab 2 Raja-raja, kita akan menemukan akhir dari sejarah Kerajaan Utara dan Selatan. Kerajaan Utara terlebih da-hulu menuju kehancuran dan pembuangan oleh Raja Asyur. Na-mun ironisnya, Kerajaan Selatan tidak belajar dari saudaranya. Mereka pun menyongsong kehancuran dan pembuangan oleh Raja Babel, 136 tahun kemudian.

Kekerasan hati manusia yang tidak takut menyakiti hati Tu-han adalah pelajaran pahit yang bisa kita lihat dari kisah keraja-an-kerajaan ini. Namun, di balik semua kehancuran yang terjadi, kita bisa melihat belas kasihan Tuhan yang tetap mau memeli-hara umat-Nya, kaum Keturunan Raja Daud, di akhir kisah.

Melalui Kitab 2 Raja-raja ini, semoga hati kita digelisahkan untuk bangun dari ketertiduran secara rohani, dan mulai de-ngan giat mencari Tuhan dan mengikuti perintah–perintahNya. Dia bukanlah Allah yang bisa dipermainkan atau diremehkan. Dia adalah Allah yang berkuasa dan hidup. Amin! [PHJ]

(31)

A

pakah Raja Ahazia tidak mengetahui apa yang terjadi di atas Gunung Kamel saat ayahnya masih menjadi raja, yaitu saat Elia menurunkan api dari langit dan mengalahkan 450 nabi Baal, sehingga seluruh Israel berseru: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!” (1 Raja-raja 18:39)? Mengapa ia meminta petunjuk Baal-Zebub saat ia sakit? Mengapa ia tidak mengakui kemahakua-saan Tuhan? Jawabannya adalah ‘kesombongan’. Ia tidak mau mengakui kesalahan kepercayaan yang dianut ayah dan ibunya (Ahab dan Izebel), bahkan ia menolak Tuhan Allah Israel. Saat Elia menegornya, Ahazia dengan sombong menyuruh perwiranya berkata, “Hai abdi Allah, … Turunlah!” Raja Ahazia mengira ia lebih hebat dari Allah. Akan tetapi, saat itu terjadilah miniatur Karmel (1 Raja-raja 18:36-38). Api turun dari langit dan memakan habis tentara Ahazia sampai dua kali (2 Raja-raja 1:9-12). Kengerian terhadap api Tuhan pasti menggetarkan hati raja. Hal itu tercer-min dari rasa takut dan gentar pasukan ketiga yang diutus raja, yang membuat mereka tidak berani lagi bersikap kurang ajar.

Betapa mengerikannya hidup yang menolak Tuhan de-ngan sengaja! Bacaan Alkitab hari ini mencatat kalimat murka

Tuhan sebanyak 3 kali, “Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati” (2 Raja-raja 1:3-4; bandingkan dengan ayat 6 dan 16). Pengulangan menunjukkan kunci utama pasal tersebut. Kuncinya adalah jangan sekali-kali tidak memandang Tuhan dan tidak bergantung pada-Nya. Beranikah Anda menolak Tuhan dan menganggapnya ringan? Datanglah dengan gentar dan akuilah kelemahan hidup kita tanpa belas kasihan Tuhan. [PHJ]

Minggu, 26 Mar

Tuhan membenci

Orang yang Sombong

Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 1

Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan

yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! ” Yeremia 17:5

(32)

I

nilah saat akhir masa pelayanan Elia. Setelah Henokh (Ke-jadian 5:24), Elia adalah manusia kedua yang diangkat Tuhan ke sorga tanpa melalui kematian fisik. Masalahnya, setelah ia pergi, siapakah penggantinya? Sejak awal, Tuhan sudah mem-beritahu Elia, bahwa Elisa akan menggantikannya (1 Raja-raja 19:16). Namun, mengapa di saat-saat perpisahan, Elia sam-pai 3 kali—di Gilgal, Betel, dan di Yerikho—meminta Elisa me-ninggalkan dia? Apakah Elia lupa bahwa Elisa akan menerus-kan pelayanannya? Di dalam perjalanannya, para rombongan nabi terus memberitahu Elisa soal perpisahan ini. Mereka tidak tahu bahwa Elisa akan meminta untuk meneruskan pelayanan Elia. Hal yang membingungkan adalah bahwa Elia ragu-ragu untuk mengabulkannya. Apakah Elia benar-benar telah melu-pakan keputusan Tuhan? Apakah Elia sukar mempercayakan tugas dan jabatannya kepada Elisa, yang hanyalah pelayannya (1 Raja 19:21)?

Otoritas Elisa pun mengalami ujian: Pertama, ketika para nabi itu memaksa mengutus 50 orang tangkas untuk menca-ri Elia, perkataan “mendesak-desak dia sampai memalukan” menunjukkan bahwa mereka tidak mau mendengarkan per-kataan Elisa. Kedua, ketika anak-anak kota berkata, “Naiklah botak,” yang menunjukkan sindiran apakah Elisa bisa ikut naik ke sorga seperti tuannya, Elia. Namun, kenyataannya, Elisa mampu melayani sehebat kuasa penyertaan Tuhan atas Elia. Ia bisa membelah sungai Yordan. Ia bisa menyehatkan air di ne-geri itu. Ketika orang-orang tidak menghargai pelayanan

kita, tetaplah setia melayani, sebab pelayanan bukanlah soal penilaian manusia, melainkan soal kuasa dan urap-an Tuhurap-an bagi para pelayurap-annya. [PHJ]

Senin, 27 MAR

Tuhan yang Empunya Pelayanan

Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 2

Tetapi TUHAN berfirman kepadanya:

“Siapakah yang membuat lidah manusia … bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan

mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan. Keluaran 4:11-12

(33)

Y

oram, anak Ahab yang menjadi raja menggantikan sauda-ranya (Ahazia), termasuk jahat, tetapi tidak sejahat kedua orang tuanya. Dia menjauhkan tugu berhala Baal sembahan ayah ibunya. Dia pun tidak mencari nasihat dari nabi Baal. Mungkin itulah sebabnya Yosafat (Raja Yehuda) berkenan ber-sahabat dengannya, bukan dengan Ahazia (1 Raja-raja 22:50).

Namun, ketika melewati padang gurun Edom, mereka ti-dak menemukan air untuk diminum (2 Raja-raja 3:9). Tempat tersebut kurang lebih sama dengan lokasi saat nenek moyang mereka kehausan sampai hampir mati di Bilangan 20:2. Pada saat itu, Musa—sang Nabi Tuhan—mengeluarkan air untuk me-reka. Yosafat pun bertanya, “Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?” (2 Raja-raja 3:11). Namun, ketika Elisa muncul, Elisa memakai kesempatan itu untuk menyindir dan menegor Raja Yoram habis-habisan. Yang mengherankan, Raja Yoram tetap memohon Elisa membantu mereka. Setelah amarah Elisa reda, ia membuat mujizat dengan mendatangkan air untuk diminum dan sebagai alat untuk memenangkan peperangan. Hebatnya, jika Elia mendapatkan air dari awan hujan, air Elisa tidak diketa-hui asalnya, tanpa angin dan tanpa hujan. Bangsa Moab tertipu ketika melihat air datang yang berwarna kemerahan, mengira air itu adalah darah para raja dan pasukan musuh yang saling membunuh, sehingga mereka berlari menyongsong kebinasaan mereka. Hari itu, Tuhan memberi kemenangan kepada bangsa Israel dan Yehuda. Selama Raja Israel mencari Tuhan, pasti ada harapan dan kemenangan. Karena itu, sesukar apa pun

ma-salah hidup kita, bila kita bersandar pada Tuhan, masih ada harapan. Percaya saja! [PHJ]

Selasa, 28 MAR

Masih Ada Tuhan,

Masih Ada Harapan

Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 3

“Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku.”

(34)

P

ertanyaan “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?” diajukan Elisa kepada seorang janda (4:2) serta kepada perempuan Sunem (4:13). Pertanyaan kedua tidak dijawab sehingga Elisa bertanya kepada Gehazi, bujangnya, sebelum akhirnya tahu apa yang benar-benar dibutuhkan perempuan itu. Perhatikan bahwa Elisa, sang penerus nabi besar Elia, tidak “serba tahu”. Bahkan, ketika perempuan Sunem itu selanjutnya datang sam-bil menangis pedih di kaki Elisa, Elisa dengan jujur berkata bahwa ia tidak tahu apa yang menyebabkan perempuan itu menangis karena Tuhan tidak memberitahukan sebabnya ke-padanya. Perempuan itu menangis karena menyesalkan bahwa Elisa memberi anak yang kemudian mati. Proses ini dijalani seorang nabi penerus yang baru saja memulai pelayanannya. Rasa tidak tahu, kegagalan, disalahkan, adalah bagian yang bi-asa dialami pada awal mbi-asa pelayanan seseorang.

Dalam pelayanan berikutnya, Elisa nampak lebih tau apa yang dibutuhkan sebelum orang memintanya. Kisah menge-nai Elisa dua kali memberi makan banyak orang pada masa kelaparan adalah inisiatif Elisa. Pelayanan ini disertai kuasa mu-jizat, yaitu mengatasi maut dalam kuali dan mujizat dua puluh roti bisa mengenyangkan seratus orang.

Tidak ada orang yang langsung sempurna saat memulai segala sesuatu. Banyak hal harus melalui proses. Jatuh bangun merupakan bagian dari proses yang mendewasakan kita agar kita sadar bahwa kita memerlukan Tuhan. Apakah saat ini kita mengalami kejatuhan, melakukan kesalahan, mendapat tegur-an, pelaksanaan rencana kacau, dan sebagainya? Pandanglah

semua hal itu sebagai proses dari Tuhan untuk mende-wasakan kita. Oleh karena itu, bersabarlah! [PHJ]

Rabu, 29 MAR

Jatuh Bangun

Seorang Pelayan Tuhan

Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 4

“Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata .... Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku

dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku .…”

(35)

K

isah Naaman diapit oleh kisah mengenai dua orang pelayan. Yang pertama adalah anak gadis Israel yang ditawan sebagai budak di rumah Naaman. Yang kedua adalah Gehazi, pelayan nabi Elisa. Namun, sikap keduanya berbeda dari segi content-ment (rasa puas/menerima keadaan diri). Gadis Israel yang menjadi tawanan di negeri asing tidak ragu untuk memberi na-sihat bahwa di Samaria ada nabi yang bisa menyembuhkan tu-annya. Gadis ini tahu diri, sehingga hanya melalui nyonyanya ia menyampaikan hal ini, bukan mencari muka demi keuntungan dirinya di hadapan sang tuan. Tetapi, sikap Gehazi sebaliknya. Melihat adanya keuntungan materi di depan mata, dia tidak ragu untuk mengambilnya.

Kedua kisah tadi mengapit kisah Naaman. Walaupun semu-la tersinggung berat terhadap Elisa, dia mau kembali untuk mengucapkan terima kasih kepada Elisa dan kepada Allah Is-rael. Hal ini mengingatkan kita pada peristiwa saat Tuhan Ye-sus menyembuhkan 10 orang kusta dan hanya 1 orang asing yang kembali untuk bersyukur. Sayangnya, hal yang indah itu tercemar oleh perbuatan Gehazi. Ketidakpuasan diri membuat hukuman menimpa dia dan kaum keluarganya selamanya. Apa-kah upah yang diterima anak gadis itu? Tidak ada yang tahu. Namun, mengingat rasa syukur Naaman yang besar sehingga ia dengan sangat murah hati memberi upah kepada Elisa (namun ditolak, dan kemudian diterima oleh Gehazi), kemungkinan be-sar dia pun memberi upah sangat bebe-sar kepada anak perem-puan itu, bahkan mungkin saja ia mengangkatnya sebagai anak. Dalam kondisi apa pun, belajarlah untuk bersabar dan

bersyukur. Tuhan tidak buta dan tidak tuli. Dia akan menolong

pada waktu-Nya terhadap kita yang sabar menanti Dia. [PHJ]

Kamis, 30 MAR

Bersabar dan

Bersyukur Senantiasa

Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 5

“TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. ... Berharaplah kepada TUHAN, hai

Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!” Mazmur 131:1, 3

Referensi

Dokumen terkait

Acuan Operasional Penyusunan KTSP ...6D. Tujuan Pendidikan

Ya, kalian berdua berhasil menemukan tempat bekas puri kuno itu dulu berdiri," katanya pada keduaHarry."Jika kita mempunyai mesin-mesin yangdiperlukan untuk menggali di

$GLADIATOR bertujuan untuk tidak hanya membuat pengembangan project cryptocurrency yang memfasilitasi dan mendukung sistem yang kuat, akuntabel, dan transparan dengan

Hal ini menyadarkan Raja Daud bahwa sebagai orang yang telah menerima kemurahan Tuhan, ia harus hidup benar (adil) dan tunduk kepada Allah (takut akan Allah) yang

1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 BAB 1 Akun E Learning UM Kendari 3 A Membuat Akun B Memperbaharui Profile Akun 3 4 BAB 2 Konfigurasi Administrasi Kelas A Administrasi Kelas B Pengaturan Kelas BAB

Wanita yang pertama kali mengalami nifas dan keluar darah lebih dari 60 hari, dan tidak memenuhi syarat-tamyiz disebut sebagai mubtadi’ah ghairu mumayyizah.. Bagaimana cara

Cara kerja iblis tetap sama, ia tidak akan pernah berhenti berusaha menjatuhkan anak-anak Tuhan, membuat anak-anak Tuhan melakukan dosa dan menjauh dari Tuhan, baik melalui

Dengan melihat kondisi tersebut, maka Pemerintah perlu membuat suatu terobosan pembangunan transportasi perkotaan yang dalam studi ini berfokus pada angkutan massal