• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis. 2.1.1 Laporan Keuangan - Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis. 2.1.1 Laporan Keuangan - Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis.

2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban manajemen atas kinerja perusahaan selama suatu peride tertentu. Laporan keuangan juga merupakan informasi yang sangat penting baik untuk pihak internal perusahaan maupun bagi para investor. Ditengah semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berpengaruh terhadap semakin meningkatnya pihak-pihak yang butuh akan informasi laporan keuangan.Terutama bagi para investor yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan yang tepat dan dipercaya agar mereka yakin untuk menanamkan modalnya di perusahaan tertentu. Disisi lain laporan keuangan juga penting bagi pemerintah karena berdasarkan laporan keuangan pemerintah akan menetapkan besar pajak suatu perusahaan.

(2)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 (Revisi 2009) mensyaratkan setiap entitas dalam penyajian laporan keuangannya untuk :

a) Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuaidengan PSAK 25. PSAK 25 mengatur hirarki pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam haltidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur suatupos tertentu.

b) Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.

c) Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan khusus dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami pengaruhdari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

Dengan demikian dapat kita pahami apabila laporan keuangan terlambat untuk diterbitkan maka itu akan mengurangi relevansi informasi laporan keuangan tersebut.

2.1.2. Auditing

a. Defenisi Audit

Menurut Agoes ( 2012 : 2 ),“ Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian umumnya, merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang”.

b. Tujuan Audit

(3)

bersifat materil sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Selain itu ada beberapa alasan mengapa diperlukan audit menurut Agoes (2012 : 10) :

Laporan keuangan yang merupakan tanggungjawab manajemen perlu diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, yaitu :

a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.

b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuang tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)

c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp. 25 milyar ke atas harus memasukkan audited financial statements mereka ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian.

d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements mereka ke Bapepam-LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.

e. SPT yang didukung audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak pajakdibandingkan dengan yang didukung laopran keuangan yang belum diaudit.

c. Standar Auditing

Menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia melalui Pernyataan Standar Auditin (PSA), standar auditing terdiri atas sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Standar Umum

(4)

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus diperhatikan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.

2.1.3. Audit Delay

(5)

itu, apabila laporan keuangan terlambat disampaikan akan menghilangkan sifat relevansi laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan akan sangat bermamfaat apabila disampaikan dengan tepat waktu serta akurat. Terutama bagi para pemilik modal untuk mengambil keputusan yang tepat apakah akan melakukan investasi atau tidak. Tentu yang menjadi landasan keputusan tersebut adalah laporan keuangan yang harus tepat dan akuran untuk memproyeksikan suatu perusahaan apakah layak menjadi tempat investasi yang tepat. Selain itu laporan keuangan yang hendak disampaikan sudah harus diaudit oleh auditor.

Namun, sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia perusahaan yang sudah go public tidak bisa menerbitkan laporan keuangan tanpa melalui proses audit dari pihak auditor independen. Dengan demikikian diperlukan waktu untuk melakukan audit atas laporan keuangan yang akan dilakukan oleh pihak auditor. Jarak waktu antaratanggal penutupan tahun buku dengan tanggal penerbitan laporan audit atas laporan keuangan atau yang biasa disebut dengan audit delay.

Menurut Modugu et al (2012 : 46), “audit delay is generally defined in this study as the legth of time for a company’s financial

(6)

buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit atas laporan keuangan.

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

a. Ukuran Perusahaan

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diwakilkan oleh total aktiva perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan semakin cepat.

Menurut itu Carslaw dan Kaplan (1991 : 23),

It is possible to offer reasons why company size could be either positively or negatively associated with audit delay. Based upon the result of prior studies, however, a negative association betweet audit delay and company size is expected. Several factors may account for this relationship. Firstly, larger companies may have stronger internal controls, which in turn should reduced the propensity for financial statements errors to occur and enable auditor(s) to rely on controls more extensively and to perform more interim work. Secondly, larger companies have resources to pay relatively higher audit fees to perform soon after the year end of the financial year and vice versa. Thirdly, the larger the firm the more the audiences who are interested in its affairs argued that managements of larger companies may have incentives to reduce both audit delay and reported delay since larger companies may be monitored more closely by investors, trade unions and regulatory agencies, and thus face greater external pressure to report earlier.

Menurut Al-Ghanem dan Mohamed (2011 :81), ”larger companies may be under greater external pressure to publish

(7)

complete their job as early as possible”. Semakin besar perusahaan maka audit delay semakin singkat, artinya ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay.

b. Profitabilitas

Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Selain itu dari tingkat profitabilitas perusahaann kita bisa melihat tingkat efektifitas operasional sebuah perusahaan. Artinya semakin besar rasio profitabilitas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Beaver (1968 :70) “good news is released promptly while the release of bad news is systematically delayed using

relative measure of profitability and both absolute and relative

measures of timeliness”. Perusahaan dengan rasio profitabilitas tinggi cenderung lebih cepat menerbitkan laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai rasio profitabilitas lebih rendah. Hal ini terjadi karena laba yang tinggi merupakan berita yang baik bagi perusahaan supaya mendapat reaksi positif dari pelaku pasar modal. Menurut Carslaw dan Kaplan (1991 : 23) “A company with a loss may request the auditors to schedule the start of the audit later than

ususal. Second, an auditor may proceed more cautiously

(8)

auditor believes the company’s loss increase the likehood

failure or management fraud”. Berdasarkan teori di

atas,peneliti membuat hipoteis bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin pendek audit delay.

Ada perbedaan hasil penelitian pada beberapa penelitian sebelumnya. Dari hasil penelitian Hussain dan Taylor (1998), Simbolon (2009) dan Jetira (2011), bahwa tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan Lestari (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalah Return on Asses (ROA). ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva.

c. Solvabilitas

Menurut Subramanyam dan John (2008 : 46), “solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban panjangnya”. Dalam penelitian ini,rasio

(9)

menunjukkan seberapa besar kewajiban yang digunakan untuk pendanaan perusahaan.

Dengan demikian tingginya debt to equity ratio mengindikasikan resiko keuangan yang dialami perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan tingginya kemungkinan perusahaan tidak bisa membayar segala kewajibannya. Menurut Hossain dan Taylor (1998 :11),“there is a possibility that the companies with higher debt-equity ratios may want to disguise

the levelof risk and may delay to publish their corporate

annual reports and may have an incentive to defer audit work as longer as possible”.

Sedangkan menurut Carslaw dan Kaplan (1991 : 25) The proportion of debt to total assets is expected to positively related to audit delay. There are two reasons. First, the relative proportion of debt to total assets may be indicate of the financial health of company, increase a company’s likelihood of failure and may raise in the auditor’s mind additional concern that the financial statements may be less raliable than normal. Second, the audit of debt may be more time comsuming than the audit of equity.

(10)

d. Ukuran KAP

Ukuran KAP merupakan variabel bebas eksternal dalam penelitian ini. Dalam hasil penelitian Simbolon (2010), reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Menurut Modugu et al (2012 : 50) :

It is more likely that the larger audit firms (hence, international audit firms) have a stronger incentive to finish their audit work more quickly in order to maintain their reputation. Otherwise, they might loose the re-appointment asthe auditor of their client companies in the subsequent year(s). As the larger and well known audit firms have more human resources than smaller firms and it has been argued that these audit firms may be able to perform their audit work more quickly than smaller audit firms.

Sedangkan menurut Carslaw dan Kaplan (1991 : 24), Audit delay for companies with an international audit firm was expected to be less than for audits from other firms. International firms, because they are larger firms, might be able to audit more effisienly, and have greater flexibility in scheduling to complete audits on timely basis.

Semakin besar ukuran KAP, maka semakin cepat proses audit dilakukan. Berdasarkan teori diatas, peneliti membuat hipotesis bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay.

(11)

perusahaan yang menggunakan jasa auditor dari KAP The Big Four dan nilai 0 (nol) untuk perusahaan menggunakan jasa auditor dari KAP non The Big Four.

e. Opini Auditor

Dari hasil penelitian sebelumnya terdapat perbedaan, Suardi (2011) mengungkapkan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay sedangkan Stephani (2010) mengungkapkan hal yang berbeda dimana opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Perbedaan hasil penelitian ini menjadi landasan peneliti untuk meneliti lebih lanjut apakah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Menurut Carslaw danKaplan (1991 : 24)

Companies not receiving a standart (e.g. unqualified) audit opinion were expected to have a longer audit delay. That is,companies receiveing a qualification may view this as bad news and slow down the audit process. The receipt of a non-standart audit report might be symptomatic of auditor-company conflict which would also tend to increase audit delay.

(12)

1. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

2. Pendapat Wajat tanpa Pengecualian dengan Bahasa penjelas (Unqualified Opinion with Expalanatory Language)

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

4. Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion)

5. Pendapat Tidak Memberi Pendapat (Disclaimer Opinion).

(13)

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Table 2.1

Tinjauan penelitian terdahulu.

(14)

Indonesia dan opini auditor terhadap audit delay terhadap audit delay pada Equity Ratio, dan opini audit. Variabel

dependen :audit delay. Debt to Equity Ratio, dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Tetapi secara simultan, TATO, DER, opini audit dan afiliasi KAP berpengaruh komite audit, laba atau rugi

perusahaan, opini auditor,ukuran auditor. Variabel

dependen :audit delay.

Analisis Regresi Berganda

Laba atau rugi perusahaan dan pini auditor

(15)

Pada

Variabel dependen : Audit Delay

Secara parsial Kualitas KAP dan jenis industri of Audit Delay in Nigerian

Perusahaan,Debt to Equity Ratio, delay. Sedangkan variabel lainnya komite audit, dan kompleksitas dan opini auditor berpengaruh

(16)

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yaitu menjelaskan hubungan antara total aktiva, DER, ROA, ukuran KAP serta Opini Auditor dengan audit delay. Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sumber : diolah oleh peneliti, 2014. 2.3.2. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Audit Delay H2: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Audit Delay H3: Solvabilitas berpengaruh positif terhadap Audit Delay H4: Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap Audit Delay H5: Opini Auditor berpengaruh negatif terhadap Audit Delay

H6: Ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP dan Opini Auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap Audit Delay.

Audit Delay (Y) Total aktiva (X1)

Return on Assets (X2)

Ukuran KAP (X4) Debt to Equity Ratio (X3)

Gambar

Table 2.1 Tinjauan penelitian terdahulu.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun Anggaran 2015 yang

Manfaat praktis penelitian ini adalah mendeskripsikan fenomena tawuran antar warga urban kampung di Kelurahan Klender dan mengetahui proses interaksi sosial

Setelah melakukan penelitian skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kreativitas Guru Membangun Kemampuan Bertanya Peserta Didik Guna Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 faktor yang paling berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea di RSUD Liun Kendage Tahuna pada tahun 2013, diantara

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

Hasil penelitian ini menunjukkan pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran di SMA N 1 Bergas sudah diterapkan disekolah tersebut dengan cukup baik jika dilihat dari

Jika lebih dari tiga mata pelajaran tidak tuntas untuk semua kompetensi (kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2), kompetensi pengetahuan (KI 3), dan kompetensi keterampilan (KI 4))