PATOFISIOLOGI
SISTIM PENCERNAAN
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
•
Mahasiswa mampu untuk memahami
gangguan patofsiologi pada sistem
pencernaan,
•
Mahasiswa mampu menguraikan proses
PENDAHULUAN
• Yang dimaksud dengan alat pencernaan adalah bagian tubuh
yang berfungsi dalam mencernakan makanan dan mengubahnya menjadi bentuk zat nutrient yang dapat diserap oleh usus
• Gangguan atau penyakit – penyakit yang akan dipelajari adalah : – Penyakit / gangguan pada oral cavity, glands salivary, dan
rahang
– Penyakit pada oesofagus, stomach dan duodenum – Penyakit pada apendix
– Hernia
– Non infektive enteritis dan colitis – Penyakit pada usus halus
– Penyakit pada peritonium
– Penyakit pada organ hati / liver
ORGAN PENCERNAAN
pembentuk saluran
•
Rongga Mulut
•
Faring
•
Esofagus
•
Lambung
•
Usus halus
•
Usus besar
•
Rectum dan
•
Anus
bukan pembentuk saluran
•
Gigi
•
Lidah
•
Kelenjar saliva
•
Hati
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
•
Patofsiologik:
•
manifestasi keluhan utama penderita gangguan saluran
pencernaan adalah gangguan derajat gerakan usus yang
mengakibatkan
perasaan tidak enak
diabdomen(
abdomen discomfort
), mual
(
nausea
)
dan
akhirnya muntah –
muntah
(
vomitus
),
•
Peningkatan pergerakan akan mengakibatkan
diare
dan
perasaan
nyeri kejang abdomen
, Perasaan nyeri paling
hebat ditimbulkan oleh penyumbatan aliran isi sal cerna
( misal : tumor, volvulus, strictura usus)
•
Perdarahan yang terjadi dapat mengakibatkan kehilangan
darah :
Hematemesis
(
muntah darah
),
Hematosesia
(tinja mengandung darah segar
),
Melena
(
tinja
berwarna hitam
seperti ter karena darah yang telah
berubah)
• Berkaitan dengan Usus besar ( kolon dan rektum ) : – gejala eliminasi , konstipasi , diare , perubahan
jumlah dan warna feses, adanya darah dalam feses ,
– nyeri terletak di bagian pinggir abdomen kiri atau
kanan ,
– pada gangguan usus halus Nyeri terletak
periumbilikal
• Pemeriksaan Fisik : teraba adanya massa pada abdomen , • Penunjang Diagnostik :
• Pemeriksaan digital , Sigmoidoskopi , kolonoskopi,
proktosigmoidoskop
– radiologi : pemeriksaan radiogram dengan enema
barium ,
– laboratorium : bakteriologik, parasitologik , sitologik ,
ICD 10
DIESASES OF THE DIGESTIVE
SYSTEM
(PENYAKIT SISTEM
PENCERNAAN) (K00 – K93)
1. K00-K14 Peny. rongga mulut, kelenjar air liur dan rahang
2. K20-K31 Peny. esofagus, lambung dan usus duabelas jari
3. K35-K38 Peny. Appendix (usus buntu)
4. K40-K46 Hernia
5. K50-K52 Enteritis dan colitis non-infeksi
6. K55-K64
Peny. lain-lain terkait usus
7. K65-K67 Peny. peritoneum (selaput pembungkus perut)
8. K70-K77 Peny. hati
9. K80-K87 Gangguan kantung empedu, sal. empedu &
pankreas
K00-K14 Peny. rongga mulut, kelenjar air liur
dan rahang
• K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi
• K00.0 Anodontia : Hipodontia, oligodontia
• K00.1 Supernumerary teeth
– Distomolar, paramolar, molar IV, mesiodens, gigi tambahan
• K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi
– Concrescence [penebalan] gigi, fusi gigi, geminasi [kembaran] gigi
– Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi]
– Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism, makrodontia, mikrodontia
– Tuberkulum paramolare
• K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik]
– Fluorosis gigi, bercak enamel
– Keopakan enamel non-fuorida
• K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi
– Aplasia dan hipoplasia sementum,
– Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner
– Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal)
• K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC
– Displasia dentin
– Shell teeth
– Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta
– [penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat enamel]
• K00.6 Kekacauan erupsi gigi
– Dentia praecox
– Erupsi prematur gigi
– Gigi (desidua) lepas prematur
– Natal tooth [gigi pada waktu lahir]
– Neonatal tooth [gigi pada neonatus]
– Gigi primer persisten [retained, tidak lepas]
• K00.7 Teething syndrome
• K00.8 Kelainan lain perkembangan gigi
– Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi,
– Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS
• K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tak dijelaskan
PENYAKIT PADA
Penyakit pada oral cavity
•
Gangguan pertumbuhan gigi dan erupsi
•
tertanam dan dampak gigi
karies dentis
lain penyakit jaringan keras gigi
penyakit jaringan periapikal pulp dan
gingivitis
•
penyakit periodontal
Dentofacial anomali
PENYAKIT DAN KELAINAN YANG PERLU
PERHATIAN PADA PEMERIKSAAN GIGI :
• Kebersihan mulut dan gigi • Karies dentis
• Penyakit – peyakit periodontal
• Bibir sumbing dan celah langit – langit • Tumor dalam mulut
• Jika gusi sering berdarah jangan anggap sepele karena bisa berakibat fatal, memicu kerusakn organ lain
• Gusi sering berdarah : gingivitis merupakan petunjuk adanya peradangan , biasanya disebabkan oleh
• Gigi embedded : gigi gagal erupsi tanpa dihalangi oleh gigi lain • Gigi impacted : gigi yang gagal erupsi karena dihalangi oleh
gigi lain
• Atrisi gigi berlebihan : Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau oklusal [gigitan] gigi [bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme (menggesekkan gigi)]
• Abrasio gigi : karena dentifrice(pasta atau bubuk pembersih gigi) ) kebiasaan pekerjaan, agama, tradisi, Cacad baji (wedge) pada gigi
• Erosi gigi : idiopatik, pekerjaan, diet,obat-obatan,muntah persisten
• Resorpsi patologis gigi : Resorpsi gigi (eksternal), Granuloma internal pada pulpa
Karies dentis
•
merupakan kerusakan pada jaringan keras
gigi
yang paling sering ditemui.(lubang ).
•
Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan hal
yang normal. Bakteri mengubah makanan,
terutama gula, menjadi asam.
•
Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan
membentuk lapisan lengket yang melekat pada
permukaan gigi yang disebut plak – yang akan
terbentuk 20 menit setelah makan. ,
•
Zat asam dalam plak menyebabkan jaringan keras
gigi larut dan terjadi karies. ,
•
Patofsiologi Karies :
•
ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi
(berwarna coklat / hitam.
•
Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai
lubang bertambah besar dan mengenai syaraf ,
•
Pada karies yang cukup dalam, keluhan yang sering
dirasa adalah
rasa ngilu
bila gigi terkena rangsang
panas, dingin, atau manis.
•
Bila dibiarkan, karies akan ber tambah besar dan
mencapai kamar pulpa yang berisi jaringan syaraf dan
pembuluh darah -> terjadi proses peradangan yang
menyebabkan
rasa sakit berdenyut
.
•
Pemeriksaan klinis, radiografk , tes sensitivitas pada
gigi yang nekrosis, tes perkusi untuk melihat infeksi
sudah mencapai jaringan penyangga gigi.
•
perawatan :
–
pembersihan jaringan gigi
yang terkena karies
–
penambalan (restorasi).
Dengan Bahan tambal :
misal resin komposit (dengan sinar dan bahan
sewarna gigi), glass ionomer cement, kompomer,
atau amalgam .
–
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi
yang lebih kuat, biasanya digunakan
inlay , onlay,
atau mahkota tiruan.
–
Pada karies yang sudah mengenai jaringan
pulpa,lakukan
perawatan saluran syaraf.
•
Pencegahan caries :
–
Sikat gigi
dengan pasta gigi berfuoride dua kali
sehari (pagi hari setelah sarapan dan malam hari
sebelum tidur).
–
Lakukan
fossing
sekali dalam sehari untuk
mengangkat plak dan sisa makanan yang
tersangkut di antara celah gigi-geligi.
–
Hindari makanan
yang terlalu manis dan lengket,
–
kurangi minum
minuman yang manis/soda.
–
Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan
sekali
–
Penggunaan fuoride baik secara lokal maupun
sistemik. .
•
Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan
•
Deposits
[accretions]
pada gigi
:
–
dapat karena betel
(pinang), tembakau,
–
Berwarna hitam, hijau,
putih , orange,
–
Staining gigi: ekstrinsik,
•
Kalkulus [karang]
gigi
DISORDERS OF TOOTH
DEVELOPMEN AND ERUPTION
•
ANODONTIS
•
SUPERNUMERARY TEETH
•
ABNORMAL SIZE AND FORM OF TEETH
•
MOTTLED TEETH
•
DISTURBANCES IN TOOTH FORMATION
•
HEREDITARY DISTURBANCES IN TOOTH
STRUCTURE
DISEASES OF PULP AND PERIAPICAL
TISSUES
• PULPITIS
– Penyakit pulpa berupa Abses pulpa • NECROSIS OF PULP
– Nekrosis pulpa : Gangren pulpa • PULP DEGENERATION
– Dentikel, Kalsifkasi atau batu pulpa
– Dentin sekunder atau irreguler : Pembentukan jaringan keras
abnormal di dalam pulpa
• PERIODONTITIS
– Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa
– Periodontitis apex kronik :berupa Granuloma apex atau periapex • PERIAPICAL ABSCESS
– Abses gigi dengan sinus, Abses dentoalveolaris gigi dengan sinus – Abses periapex tanpa sinus
• RADICULAR CYST :
PENYAKIT PULPA
DAN PERIAPIKAL
A. PENYAKIT PULPA
1.Pulpitis Reversibel
•
Gejala Klinis: Rasa tidak nyaman (
linu)
-
rasa menusuk
yang singkat.
Rasa sakit hilang bila penyebabnya
dihilangkan.
penyebab : karies, dentin yang terekspos,
perawatan gigi terakhir, restorasi yang rusak.
2.
Pulpitis Irreversibel
a.
Pulpitis Irreversibel Simptomatik
–
gejala rasa sakit spontan, terasa menusuk/tumpul/
berdenyut. terlokalisasi ataupun menyebar. diperparah
dengan perubahan temperature (khususnya stimulus
dingin), rasa sakit
berlangsung cukup lama
b. Pulpitis Irreversibel Asimptomatik
– Pada beberapa kasus karies yang dalam tidak menimbulkan
gejala, walau pun klinis dan radiologis telah sampai kedalam pulpa. menjadi pulpitis irreversibel simptomatik sampai
nekrosis.
3. Nekrosis Pulpa
– Saat pulpa nekrosis (pulpa non vital), suplai darah ke pulpa
sudah tidak ada dan saraf pulpa tak berfungsi. Setelah pulpa nekrosis, penyakit gigi menjadi asimptomatik
– Nekrosis pulpa dapat terjadi sebagian /keseluruhan meliputi
seluruh akar pada gigi dengan akar lebih dari satu
– Bakteri tumbuh dalam saluran akar. bakteri/toksin menyebar
kedalam ligamen periodontal , menimbulkan sakit spontan.
– Gigi hipersensitif terhadap panas dan sakit , mereda bila
diberi dingin.
4. Polip pulpa dapat terjadi
B
. PENYAKIT PERIAPIKAL
1.Periodontitis Apikalis Simptomatik
–
gejala sakit akut pada saat menggigit atau perkusi.
2.Periodontitis Apikalis Asimptomatik
–
umumnya tidak memiliki gejala klinis
3.Abses Apikal Akut
–
rasa sakit sangat akut untuk menggigit, perkusi, dan
palpasi.
–
Gigi tidak berespon terhadap tes vitalitas pulpa
–
dapat terjadi mobiliti dalam berbagai
grade
.
–
Pembengkakan di intraoral atau ekstraoral.
–
Disertai demam
–
pembesaran kelenjar limfe cervical dan
submandibular
4.Abses Apikal Kronis
GINGIVITIS AND PERIODONTAL
DISEASES
•
Acute gingivitis
•
Cronic gingivitis
:
–
deskuamasi,hiperplastik, simple marginal,
ulseratif
•
Periodontosis
–
Acute periodontitis : Perikoronitis akut,
Abses parodontium, Abses periodontium
–
Periodontitis kronik : Perikoronitis kronik
–
kompleks, simplex, Periodontosis juvenile
[remaja]
Kelainan lain pada gingiva dan
puncak alveolus tanpa gigi
(edentulous)
•
Resesi gingiva
: Resesi gingiva (umum)
(lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
•
Pembesaran gingiva :
Fibromatosis
gingiva
•
Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge
akibat trauma :
Hiperplasia
iritatif
puncak edentulus (hiperplasia karena gigi
palsu),
DENTOFACIAL
ANOMALIES
• MAJOR ANOMALIES OF JAW SIZE : ukuran rahang
• Hiperplasia/hipoplasia mandibular / maxila
• Macrognathion / Micrognathion mandibular / maxila • Asimetri of jaws : Anomali hubungan rahang dengan
dasar tengkorak:Prognathism/Retrognathism mandibular/ maxila
• Occlusio : Open bite , Over bite (berlebihan): • Displacement of tooth or teeth
• Mal occlusi : karena menelan abnormal, bernafas di
mulut, kebiasaan lidah, bibir atau jari
• Abnormal jaw clossure : Kelainan sendi
temporomandibularis ,Kompleks atau sindroma
•
Anomali hubungan arkus dentis
(lengkung susunan gigi)
–
Crossbite (anterior) (posterior) Openbite (anterior)
(posterior),
–
Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal,
–
Disto-oklusiMesio-oklusi,
–
Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula,
–
Deviasi garis tengah arkus dentin, Overjet
•
Anomali posisi gigi :
–
Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran,
rotasi, jarak abnormal, transposisi,
–
Gigi impacted atau embedded,
–
posisi gigi tersebut atau gigi di dekatnya
K08 Kelainan lain pada gigi dan
jaringan penyokongnya
•
K08.0 Exfoliasi gigi akibat penyebab sistemik [lapisan
terkelupas]
•
K08.1 Kehilangan gigi akibat kecelakaan, dicabut atau
penyakit periodontium lokal
•
K08.2 Atrof puncak alveolaris edentulus
•
K08.3 Akar gigi tertinggal
•
K08.8 Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong
yang dijelaskan, Pembesaran puncak alveolaris
NOS,Prosesus alveolaris irregular, Sakit gigi NOS
•
K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tak
Penyakit pada gland
salivary
•
Atrophy gland salivary
•
Hipertrof gland salivary
•
Sialoadenitis
•
Abses gland salivary
•
Fistula gland salivary
•
Sialolotiasis karena calculus / stone pada
duktus atau kelenjar salivary
•
Mucocele gland salivary karena kista
Kelainan kelenjar saliva
1.MUCOCELE
•
adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut
akibat pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya
mucin ke jaringan lunak di sekitarnya.
•
dapat terjadi pada mukosa bukal, anterior lidah, dan
dasar mulut.
•
terjadi karena ujung duktus tersumbat / trauma
hingga air liur menjadi tertahan tidak dapat mengalir
keluar dan menyebabkan pembengkakan (mucocele).
•
Mucocele dapat hilang dengan sendirinya.dapat juga
bersifat kronik
2. SIALOADENITIS
• adalah infeksi bakteri (Staphylococcus aureus ,
Streptococcus, koli, dan berbagai bakteri anaerob ), dari glandula salivatorius, paling sering terjadi pada kelenjar parotis , unilateral atau bilateral
• Dapat juga disebabkan batu yang menghalangi atau
hyposecretion kelenjar. Dapat menyebabkan pembentukan
abses
• Pada Sialodenitis kronis non spesifk dapat terjadi akibat obstruksi duktus, sialolithiasis , radiasi eksternal ,spesifk
berbagai agen menular dan gangguan imunologi.
• pasien rentan usia 50-60 tahun, kronis xerostomia, sindrom Sjögren, dan terapi radiasi pada rongga mulut. Remaja dan dewasa muda dengan anoreksia
•
Sialolithiasis :
akibat adanya Kalkulus atau batu pada
kelenjar atau saluran saliva
•
Mucocele kelenjar saliva
: Kista ekstravasasi mukus
pada kelenjar saliva, Kista retensi mukus pada kelenjar
saliva,Ranula
•
Kekacauan sekresi saliva
: Hipoptyalism, Ptyalism,
Xerostomia (mulut kering)
•
Penyakit lain kelenjar saliva:
–
Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva,
–
Sialometaplasia nekrotikans,
–
Sialektasia,
MUMPS DISEASE
• Radang pada kelenjar parotis menimbulkan bengkak besar
dibawah telinga meluas ke pipi disebut penyakit gondongan ,
infeksi mumps disebabkan virus genus Rubela virus. sering ditemukan pada anak usia 5 - 15 tahun
Cara penularan melalui droplet ludah atau kontak langsung dengan bahan yang terkontaminasi
oleh ludah yang terinfeksi.
Masa inkubasi antara 14-21 hari (rata-rata 18 hari). Gejala umum : bengkak pada kelenjar parotid,
panas tinggi, sakit pada saat menelan.
Komplikasi :Meningitis, orchitis, pankreasitis, oophoritis,keguguran
Penyakit mumps jarang sekali menyebabkan kematian.
Terapi : Paracetamol / Acetaminophen bila ada gejala demam. Dapat dicegah dengan imunisasi. MMR (Measles, Mumps,
Rubella).
Gambar : Salivary glands 1. Parotid gland
Penyakit pada rahang
•
Develepmental disorder
•
Gian cell granuloma
•
Kondisi infamasi pada rahang
–
osteitis
–
Osteomyelitis pada neonatal
–
Osteoradionekrosis
–
Periostitis
•
Alveolitis pada rahang
–
Alveolar osteitis
Penyakit lain pada rongga
mulut
•
Somatitis
•
Apthous stomatitis
•
Recurent oral apthae
•
Stomatitis herpetiformis
•
Celulitus
•
Submandibular abses
•
Periadenitis mucosa necrotica
Stomatitis apthosa
• = sariawan , merupakan kelainan pada selaput lendir
mulut berupa luka pada mukosa mulut berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung
• Etiologi : banyak penyebab, diantaranya : luka pada mukosa
(tergigit, trauma saat menggosok gigi, makanan yang
mengiritasi mukosa) kekurangan vitamin(vit B12), stress, virus dan bakteri yang menyerang mukosa mulut, obat-obatan,
jamur, alergi, kebersihan mulut yang tidak terjaga ( oral higiene buruk)
• Stomatitis Aphtous ulcer
• bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun
•
Recurrent oral aphthae [ulkus mulut
berulang]: dapat timbul pada :
–
Stomatitis aphtosa (mayor) (minor),
–
Aphthae Bednar,
–
Ulkus aphthosa rekurens,
–
Periadenitis mukosa nekrotikans
rekurens,
Penyakit pada bibir dan mukosa
mulut lain
• Penyakit pada bibir :
– Cheilitis : glandular / exfoliative , angular – Perleche
– Cheilodynia – Cheilosis
• Leukoplakia pada epithel
– ErythroplakiaLeukoedema – Leukokeraosis nicotona – Smoker palate
• Granuloma
– Eosinophilic granuoma , – granuloma pyogenicum , – xanthoma verrucous
• Fibrosis oral submukosa
Penyakit Pada Bibir
1.Pembengkakan :
• reaksi alergi bisa membuat bibir bengkak. Reaksi disebabkan oleh sensitivitas terhadap makanan atau minuman tertentu, obat-obatan, perona bibir, atau udara yang mengiritasi.
• Ketika penyebab diketahui dan dihilangkan, bibir biasanya kembali normal. Namun sering, penyebab pembengkakan tidak diketahui disebut angioderma, menyebabkan sakit pada bengkak. Multiforme eritherma, terbakar matahari, udara dingin dan panas, atau luka berat-bisa juga
menyebabkan bibir menjadi bengkak.
• Pengobatan tergantung pada penyebabnya.
2. Peradangan pada bibir (cheilitis),
• sudut pada mulut bisa menjadi terasa sakit, luka, merah, pecah, dan bersisik.
• Cheilitis bisa terjadi karena kekurangan Vitamin B2 pada makanan .
• kulit berkerut dan teriritasi (cheilitis angular) bisa terjadi pada sudut mulut jika seseorang menggunakan gigi palsu yang tidak terpisah dengan rahang
3. Perubahan warna
:
• bintik-bintik berwarna coklat (melatonic macules) umum di sekitar bibir ,Banyak, kecil, bintik hitam kecoklatan yang menyebar tanda penyakit keturunan yang disebut sindrom peutz-jeghers,
K13.2
•
Leukoplakia dan kerusakan lain epitel
mulut, termasuk lidah
•
Erythroplakia pada epitel mulut,
termasuk lidah,
•
Leukoedema pada epitel mulut,
termasuk lidah,
•
Leukokeratosis nikotina palati,Palatum
perokok (smoker's palate)
Bibir sumbing
•
Celah bibir
atau
Sumbing
merupakan cacat akibat kelainan
deformitas kongenital yang
disebabkan kelainan perkembangan
wajah selama masa gestasi .
•
Sumbing dapat terjadi pada bibir ,
langit -langit mulut (palatum),
ataupun pada keduanya.
•
Sumbing pada bibir disebut
cheiloschisis
•
sumbing pada langit-langit mulut
disebut
palatoschisis
.
Kista di regio oral
•
Developmental odontogenic cysts
–
Eruption
–
Folicular
–
Gingival
–
keratocyst
•
Developmental non odontogenic cysts
–
Globulomaxillarys
Penyakit pada lidah
•
Glositis
•
Geografc tongue
Penyakit pada Lidah
1. Kanker lidah
suatu neoplasma (pertumbuhan jaringan baru yang tidak
normal) malignat yang muncul dari jaringan epitel mukosa lidah. Penyakit kanker lidah sering pada perokok.
Penyebab utama : tembakau dan alkohol. pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, jarang merawat kebersihan mulut,radang kronis.
2.
Sariawan atau oral candidosis
terjadi karena infeksi jamur candida albicans pada membran mukosa mulut. ditandai dengan munculnya sejenis luka berupa kumpulan lapisan berwarna putih pada dinding mulut dalam radang berwarna merah pada mukosa mulut.
3. Geographic tongue
peradangan pada lidah ,biasanya bersifat kronis , akibat alergi. terjadi jika ada gangguan pada saluran cerna.
Dinamakan geographic tounge karena bercak pada lidah tampak seperti pulau-pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin. Pada kondisi lebih parah, daerah berbentuk pulau akan dikelilingi lapisan tebal berwarna putih.
4.
Atrophic glossitis
kondisi lidahkehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas lidah).
Lidah tampak licin dan mengkilat, baik seluruh bagian lidah
5.
Fissured tongue
(lidah retak-retak )penyakit pada lidah yang membuat lidah tampak seperti terbelah atau retak-retak. Garis retakan yang muncul
jumlahnya kadang hanya satu dan berada di tengah lidah , bisa juga bercabang-cabang. Kondisi ini tidak terlalu
membahayakan, tapi sewaktu-waktu dapat timbul perih dan nyeri di lidah.
6. Coated tongue
(
Lidah berselaput )
pada dorsum lidah tampak tertutup lapisan berwarna putih atau mengikuti warna dari jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi bisa terjadi pada orang yang mengalami penyakit kronis sistemik, dehidrasi, dan penyakit infeksi.
7. Glossopyrosis
lidah terasa perih dan terbakar, namun pada pemeriksaan tidak ditemukan gejala apa pun. sering timbul pada
PENYAKIT PADA
ESOFAGUS , LAMBUNG DAN
DUODENUM
Penyakit Esofagus, lambung dan Usus
halus
•
Gejala gangguan Esofagus menimbulkan
gangguan
menelan
dan
sakit dada.
•
Defek kongenital
:
–
atresia esofagus; konstriksi esofagus.
•
Infeksi & infamasi
:
–
Infeksi herpes simplex, candidiasis.akibat imunosupresi ,
•
Esofagitis (non-infeksi):
–
umum akibat refux isi lambung,
–
bisa juga korosif (akibat kimia kaustik)
esofageal
strictura
•
Cedera
:
–
bisa akibat kimia caustik atau muntah yang hebat yang
merobek lapisan dinding
perdarahan;
–
juga bisa akibat makan makanan yang keras dan tajam
Gejala gangguan Esofagus
Disfagia
: kesulitan menelan,• disebabkan disfungsi transport esofagus karena kelainan
neuromuscular/ persyarafan atau akibat lesi,seperti ; carsinoma, diverticula, striktura
• Disfagia dibedakan dengan globus histerikus : perasaan
adanya gumpalan dalam tenggorokan disebabkan karena emosi dan dapat timbul tanpa harus menelan .
• Disfagia pada gangguan non esofagus yang merupakan akibat dari penyakit otot atau neurologis , ( penyakit gangguan
peredaran darah otak , miastenia gravis , distrof otot , polio bulbaris ).
• Disfagia esofageal dapat bersifat :Obstruktif : disebabkan oleh striktura esofagus dan tumor – tumor ekstrinsik atau intrinsik esofagus yang mengakibatkan penyempitan lumen .Motorik :
•
Odinofagia
:
– perasaan nyeri membakar waktu menelan , – dapat terjadi bersama disfagia ,
– khas terjadi pada spasme esofagus , disebabkan oleh peregangan akut atau sekunder karena peradangan mukosa oesofagus,akibat iritasi
•
Pirosis
:
– rasa terbakar diuluhati ( nyeri ulu hati )yang sangat mengiritasi mukosa ,
– terjadi akibat disfungsi sfngter esofagus bagian bawah dimana sekret empedu masuk kedalam esofagus bagian bawah. ,
– penyebab yang sering pada Hiatus hernia, terjadi refuks asam lambung / isi lambung tertumpah sehingga mencapai oesofagus bagian atas ( hipofaring) ,ditandai oleh sensasi rasa panas
terbakar yang terasa diepigastrium atas atau belakang procesus xifoideus menyebar keatas.
•
Water brush
:
–
regurgitasi isi lambung kedalam rongga mulut
–
Berbeda dengan muntah karena waterbrush tanpa
tenaga dan tidak diikuti oleh nausea ,
–
terasa pada tenggorokan sebagai rasa asam atau cairan
panas yang pahit
–
Regurgitasi tanpa tenaga sering terjadi pada bayi akibat
perkembangan sfngter esofagus bagian bawah tidak
sempurna
–
Pada dewasa karena inkompetensi sfngter esofagus
bagian bawah dan kegagalan sfngter esofagus bagian
atas sebagai sawar regurgitasi.
Tumor
:
–
90% adalah malignant (kanker), sisanya benign.
–
Tanda dini adalah kesulitan menelan .
GANGGUAN PERGERAKAN
ESOFAGUS
•
AKALASIA
:
merupakan gangguan hipo motilitas , jarang terjadiDitandai oleh : peristaltik yang lemah dan tidak teratur atau aperistalsis korpus esofagus , kegagalan sfngter esofagus bawah untuk berelaksasi sempurna sewaktu menelan ,
• Akibatnya makanan dan cairan tertimbun dalam esofagus
bagian bawah dan kemudian dikosongkan dengan lambat bila tekanan hidrostatik meningkat , Korpus esofagus akan kehilangan tonusnya dan dapat melebar
• Etiologi : tidak diketahui , tetapi dapat terbukti bahwa
degenerasi pleksus Auerbach menyebabkan kehilangan pengaturan neurologis , akibatnya gelombang peristaltik
primer tidak mencapai sfngter esofagus bagian bawah untuk merangsang relaksasi .
• Akalasia primer idiopatik , Akalasia sekunser ( disebabkan
• Akalasia lebih sering pada orang dewasa daripada anak- anak
• Timbul perlahan – lahan dengan gejala paling menonjol adalah disfagia terhadap makanan cair dan padat
• Pengobatan bersifat paliatif yaitu perbaikan obstruksi bagian bawah
• 2 bentuk terapi yang efektif menghilangkan gejala adalah :
– Dilatasi sfngter esofagus bagian bawah dengan bougie atau pneumatik
– Esofagotomi / pembedahan : Miotomi Heller ; berupa
pembedahan serabut otot perbatasan esofagus lambung dan dilakukan piliroplasti ( pelebaran pintu keluar lambung) untuk dapat mengosongkan isi lambung dengan cepat dan mencegah refuks kedalam esofagus.
• Terapi obat-obatan dicadangkan untuk penderita yang tidak bisa dilakukan pembedahan atau dilatasi ; Nifedipin dan Isosorbid :
menurunkan tekanan pada esofagus bagian bawah
• Tindakan lain untuk membantu mengurangi gejala adalah : makan dengan lambat, hindari alkohol , makanan panas , dingin atau
PROSEDUR DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN ESOFAGUS
•
Tindakan diagnostik khusus esofagus yang
dapat membantu deteksi penyakit esofagus
adalah
–
pemeriksaan radiograf dengan zat kontras
barium
–
Esofagoskopi disertai Biopsi dan Sitologi
–
Pemeriksaan Motilitas
GANGGUAN PERGERAKAN
ESOFAGUS
a. SPASME ESOFAGUS DIFUS
•Merupakan penyakit yang penyebabnya tidak diketahui ,
Ditandai oleh kontraksi esofagus yang tidak terkoordinasi, non – ropulsif yang timbul bila menelan, Terutama menyolok pada 2/3 bawah organ ,tapi dapat menyerang seluruh esofagus , Ke2
sfngter bekerja normal
•Sering pada penderita tua diatas usia 50 tahun
•Biasanya tanpa gejala , gejala yang paling sering timbul adalah : disfagia intermiten dan odinofagia , yang diperberat oleh menelan makanan yang dingin , bolus yang besar dan ketegangan saraf . •Diferesial diagnosa / diagnosa banding ; angina pektoris
GANGGUAN PERGERAKAN
ESOFAGUS
b. SKLERODERMA
•
Disfungsi motorik esofagus terjadi pada lebih dari2/3
penderita skleroderma
•
Dasar kelainan adalah atrof otot polos bagian bawah
esofagus
•
Tanda :
–
Gambaran aperistaltik atau peristaltik lemah pada
setengah sampai duapertiga distal esofagus ,
–
berkurangnya tekanan sfngter esofagus bagian distal
•
Inkompetensia sfngter esofagus distal sering
mengakibatkan esofagitis refuks dengan pembentukan
striktur pada esofagus bagian bawah
ESOFAGITIS
• Suatu peradangan mukosa esofagus , Dapat terjadi akut atau kronik
• Esofagitis yang paling sering dijumpai timbul akibat refuks asam lambung , sering bersamaan dengan hernia hiatus
• Jenis esofagitis yang tidak berbahaya timbul setelah menelan cairan panas , dimana sensasi panas substernal terjadi dalam waktu singkat dihubungkan dengan edema superfcial dan esofagospasme .
• Bentuk esofagitis berat yang akut terjadi setelah menelan cairan asam atau basa kuat ( cairan pembersih )
• Esofagitis yang dapat menular yaitu ; esofagitis monilia dan infeksi herpes virus
• gejala : odinofagia berat , demam, keracunan, kemungkinan perforasi esofagus disertai infeksi mediastinum dan kematian. • Efek jangka panjang : fbrosis dan striktura esofagus
• Pengobatan : harus cepat dan intensif dengan
ESOFAGITIS REFLUKS KRONIK dan HERNIA
HIATUS
•
Esofagitis refuks kronik
–
merupakan bentuk esofagitis yang paling sering
ditemukan secara klinis .
–
Gangguan ini disebabkan oleh sfngter esofagus
bagian bawah bekerja kurang baik dan refuks
asam lambung / getah alkali usus masuk kedalam
esofagus berlangsung dalam waktu lama
–
Cacat terjadi akibat refuks berupa peradangan,
pembentukan ulkus/ tukak. Perdarahan ,
pembentukan jaringan parut dan striktur
•
Hernia Hiatus
–
Suatu herniasi bagian lambung kedalam thoraks
Terdapat 2jenis hernia hiatus :
– Sliding hiatus hernia ( hernia hiatus tergelincir ):
direk :paling sering , perbatasan lambung esofagus tergeser kedalam rongga thoraks , khususnya bila penderita berada dalam posisi berbaring , kompetensi sfngter esofagus
bagian bawah dapat rusak mengakibatkan esofagitis refuks , sering timbul tanpa gejala dan ditemukan secara
kebetulan pada waktu pemeriksaan mencari penyebab gangguan pada epigastrium atau waktu pemeriksaan radiogram saluran cerna rutin .
– Rolling hiatus hernia ( hernia hiatus menggelinding ) : hernia paraesofageal : bagian dari fundus lambung
menggulung melewati hiatus dan perbatasan
Hiatus Hernia
• Pengobatan :
– Terutama ditujukan untuk pencegahan refuks , menetralkan bahan refuks dan melindungi mukosa lambung
– Makan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering
– Beri Antasid , Ranitidin dan obat – obat protektif lain (sukralfat) dapat membantu
– Metoklopramid suatu derivat dari prokainamid meningkatkan tonus esofagus bagian bawah dapat diberikan pada kasus
refuks tertentu
– Nikotin yang memiliki efek menurunkan tonus harus dihindari .
– Pasien hindari sikap membungkuk, terurama setelah makan
– Untuk mencegah refuks pada waktu tidur posisi kepala sebaiknya selalu lebih tinggi
Esofagus
•
Varises esofagus
–
dapat timbul akibat penyumbatan aliran vena portal
yang menyebabkan hipertensi portal , paling sering
ditemukan pada sirosis hepatis apapun penyebabnya
–
Vena varikosa ini terletak submukosa dan dapat pecah
mengakibatkan hematemesis masif -> kematian
–
Adanya asites dan perubahan yang menyertai pada
sfngter osofagus bagian bawah dapat menyebabkan
refuks esofagus , peningkatan resiko perdarahan
varises.
TUMOR ESOFAGUS
• Tumor jinak esofagus jarang , ipe yang paling sering adalah Leiomioma ( tumor otot polos ), Kanker esofagus terutama menyerang pria pada usia 50-70 tahun , Faktor predisposisi : banyak merokok, banyak minum alkohol, obstruksi esofagus • Karsinoma sel squamosa ( sel gepeng) adalah tipe yang paling
sering dari jenis karsinoma esofagus , sangat ganas , tumor dapat timbul seluruh bagian esofagus , sebagian besar pada 2/3 bagian bawah
• Diagnosis : Radiogram dengan barium,sitologi,biopsi esofagoscopi • Prognosis : buruk , karena lambat menimbulkan gejala dan
Penyebaran melalui limfatik, Gejala : disfagia timbul setelah tumor menyerang seluruh lingkaran esofagus., Terapi : penyinaran untuk lesi diatas esofagus yang tidak memungkinkan untuk
dibedah ,Bedah reseksi, Dilatasi untuk memperlebar lumen dengan memasukkan bougie / protese dari plastik ,Sinar laser : paliatif ,
K29 Gastritis dan
duodenitis
• K29.0 Gastritis hemoragika akut,Gastritis akut (erosif)
dengan perdarahan
• K29.1 Gastritis akut lain • K29.2 Gastritis alkoholik
• K29.3 Gastritis kronik superfsialis
• K29.4 Gastritis atrofka kronik ,Atrof lambung
• K29.5 Gastritis kronik, tak dijelaskan, Gastritis kronik:
antrum, fundus
• K29.6 Gastritis lain,Gastritis hipertrof raksasa,Gastritis
granulomatosa,Penyakit Ménétrier
• K29.7 Gastritis, tak dijelaskan • K29.8 Duodenitis
PROSEDUR DIAGNOSTIK
LAMBUNG DAN DUODENUM
•
Radiogram dengan kontras Barium
•
Analisis lambung :
•
Endoskopi- Gastroskop serat fber optik
feksibel
•
Foto rontgen
•
Biopsi dan Sitologi eksfoliatif melalui
GASTRITIS
•
Merupakan suatu peradangan mukosa lambung
•
Dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal
•
2 jenis gastritis yang paling sering terjadi :
–
Gastritis superfcialis akut
–
Gastritis atrofk kronik
•
Gejala gangguan
:
–
gejala sulit menelan,rasa sakit panas di bagian
lambung dan dada (
heart burn
)
–
.Kembung (
fatulence
),
–
sakit perut (
abdominal pain
)
–
diare, obstipasi (
constipation
),
–
Pada ca lambung dapat terjadi perdarahan dari
1.
Gastritis superfcialis akut
• Merupakan respon mukosa terhadap berbagai iritan lokal
• Agen penyebab tersering : endotoksin bakteri dari makanan yang
terkontaminasi, beberapa makanan berbumbu, lada, cuka , mustard, kafein, alkohol, aspirin , obat-obat an NSAID ( Indometasin , Ibuprofen, Naproksen) Sulfonamid, Steroid, digitalis
• Tanda : mukosa memerah, edematosa, ditutupi mukus yang melekat,
erosi kecil dan perdarahan pada derajat peradangan tertentu , Manifestasi klinis bervariasi dari keluhan abdomen tidak jelas
( anoreksia , mual ) sampai gejala yang lebih berat ( nyeri epigastrium , muntah , perdarahan, hematemesis) ,
• Gastritis superfcial akut dapat mereda bila agen penyebab dapat
dihilangkan
• Pada beberapa kasus bila gejala berlanjut dan resisten terhadap
pengobatan maka diperlu kan tindakan diagnostik tambahan seperti Endoskopi, biopsi mukosa, analisis cairan lambung .
• Pengobatan : obat anti muntah untuk membantu menghilangkan mual
2.
Gastritis atrofk kronik
• Ditandai oleh atrof progresif kelenjar disertai kehilangan sel
parietal danchief cell , Akibatnya produksi asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik menurun .Dinding lambung jadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata ,
• Seri ng dihubungkan dengan anemia perniciosa , tukak lambung dan kanker
• Etiologi dan patogenesis tidak diketahui, Sering pada orang tua
• Predisposisi timbulnya gastritis kronik : minum alkohol berlebihan , the panas dan merokok
• Gejala – gejala umumnya bervariasi dan tidak jelas , antara lain ; rasa penuh , anoreksia, distress epigastrik yang tidak nyata .
• Diagnosis : terdapat aklorhidria, BAO/MAO rendah , pada Biopsi khas terlihat perubahan histologik
• Pengobatan bervariasi tergantung penyebab kelainan yang dicurigai
• Hindari alkohol dan obat – obatan yang mengiritasi mukosa lambung
•
Ulkus peptikum / tukak peptik
• adalah suatu keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel, Kerusakan
mukosa yang tidak meluas sampai kebawah epitel disebut
erosi
• Ulkus peptikum dapat ditemukan disaluran cerna yang terkena asam lambung , yaitu : esofagus, gaster , duodenum, yeyunum
• Gambaran klinis utama tukak peptik adalah : kronik , nyeri epigastrium intermitten yang khas akan mereda setelah
menelan makanan atau antasid .Nyeri timbul 2-3 jam setelah makan atau malam hari pada saat lambung kosong Rasa nyeri seperti teriris, terbakar atau rasa tidak enak ,Pada tukak
lambung terjadi penurunan berat badan , pada tukak duodenum tidak
• Diagnosa : Kriteria terpenting pada tukak duodenum adalah
•
Umumnya tukak ganas mempunyai dasar tukak nekrotik
dan tidak beraturan , sedangkan tukak jinak mempunyai
dasar yang halus , bersih , dengan batas – batas yang jelas .
•
Pengobatan Tukak peptik adalah menghambat atau
mendapar sekresi asam untuk menghilangkan gejala –
gejala dan mempermudah penyembuhan, antara lain :
Pemberian antasid , Antikolinergik, Penghambat H2 :
Simetidin , Ranitidin , Famotidin , Penatalaksanaan diet,
Istirahat secara fsik maupun emosional
•
Komplikasi :
–
Ulkus interaktibilitas
- Perdarahan
–
Perforasi
- Obstruksi pilorus
•
Pembedahan dilakukan bila penderita tidak memberi respon
•
Tindakan pembedahan pada tukak duodenum adalah
mengurangi kapasitas lambung dalam sekresi asam dan
pepsin secara permanen , paling sedikit dengan 4 cara
sebagai berikut :
–
Vagotomi
- Antrektomi
–
Vagotomi dan antrektomi
- Gastrektomi parsial
•
Sekuele paska operasi :
–
Dumping sindrome : akibat pengosongan terlalu cepat
–
Kambuhnya ulkus yang disebabkan vagotomi atau
antrektomi tidak lengkap
–
Gastritsi akibat refuks empedu
–
Diare terutama setelah vagotomi trunkus
–
Anemia megaloblastik karena defsiensi vitamin B12
–
Osteomalasia dan Osteoporosis akibat mal absorpsi
–
Penurunan berat badan
• Ulcerasi (borok): Timbul akibat asam lambung yang berlebih.
Pertahanan permukaan lambung oleh sekresi lambung selaput lendir yang ada dan kecepatan regenerasi lapisan sel cukup kuat menjaga kerusakan .Pengaruh yang mengganggu (HCL >>)
keseimbangan ini bisa menimbukan kerusakan ulkus peptikum (tukak lambung)
• Ulkus Peptikum (tukak lambung) bisa akibat: stress, cedera
berat (luka bakar), kecelakaan atau post operasi dan infeksi
berat. Kadang timbul tanpa kausa jelas. Obat aspirin dan alkohol juga mengganggu selaput lendir lambung gastritis ulcerasi.
• Infeksi: Asam lambung berguna untuk membunuh bakteri, virus
dan jamur. Infeksi timbul bila daya tahan terganggu gastro-enteritis infeksi.
• Autoimun:Anemia perniciosa: timbul akibat selaput lendir
lambung tidak mampu menghasilkan faktor intrinsik yang diperlukan untuk absorpsi vit. B12 yang diperlukan untuk
KANKER LAMBUNG
• = Karsinoma lambung : merupakan bentuk neoplasma
lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% kematian akibat kanker (15.000 kematian/tahun, USA) Penyebab tidak diketahui
• Lelaki lebih sering terserang dan sebagian timbul diusia 40 Tahun
• Faktor predisposisi :
– faktor genetik : banyak pada orang dengan golongan darah A.
– Faktor geografs : Jepang , Chili dan Islandia sering terjadi .
– Sering terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah
– Gastritis kronik / anemia perniciosa
• 3 bentuk umum karsinoma lambung :
– Karsinoma ulseratif
– Karsinoma
polipoid-– Karsinoma infltratif
• Karsinoma lambung jarang didiagnosa pada stadium dini karena gejala timbul lambat atau tidak nyata dan tidak pasti
• Gejala dini dapat berupa perasaan sedikit tidak enak pada abdomen bagian atas atau perasaan penuh setelah makan ,
pada akhirnya timbul anoreksia dan penurunan berat badan, Bila tumor terletak dekat kardia mungkin disfagia merupakan gejala utama yang pertama dirasa, Bila tumor berada dekat jalan
keluar lambung maka muntah karena obstruksi pilorus
• Sering ditemukan setelah ada metastasis. Yang tak ganas: polyp
• Pemeriksaan radiologik , Sitologi eksfoliatif , endoskopi biopsi merupakan cara diagnosa kanker lambung yang penting
• Terapi satu – satunya yang eektif : eksisi pembedahan
• PYLORIC STENOSIS: Otot sekeliling pintu keluar
lambung ke pylorus jadi abnormal tebal.
> bayi laki dari perempuan, familial, bumil dengan pylorus
stenosis seringnya melahirkan bayi dengan gangguan ini juga. Pada dewasa penyempitan umumnya akibat jaringan parut
pada ulkus peptikum atau maligancy kanker lambung.
Gejala: 3-4 minggu post lahir bayi muntah-muntah terus dengan kuat mendorong makanan keluar, setelah makan. Pada dewasa: muntah beberapa jam sehabis makan.
Pemeriksaan: Barium foto; gastroscopy.,
Terapi: obat; operasi pyloromyotomy;pada dewasa: causalis.
Refuks gastroesophageal disease
(GERD) atau gastroesophageal
refuux (GER)
• suatu keadaan kembalinya isi lambung ke esophagus dengan atau tanpa regurgitasi dan muntah.
• GER merupakan suatu keadaan fsiologis pada bayi, anak-anak dan orang dewasa sehat. bisa terjadi beberapa kali
dalam sehari, dengan episode terbanyak kurang dari 3 menit, muncul setelah makan dengan sedikit atau tanpa gejala. jika refuks isi lambung menyebabkan gangguan atau komplikasi, disebut GERD.
• Pada bayi, gejala berupa muntah yang berlebih selama
seminggu pertama kehidupan, Tanpa pengobatan gejala akan menghilang sebelum umur 2 tahun pada posisi anak sudah lebih tegak dan makan makanan padat ,
DYSPEPSIA
•
Dyspepsia
merupakan kumpulan gejala atau
sindrom
yang terdiri dari
–
nyeri ulu hati,
–
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas/epigastrium
yang menetap ,
–
mual, kembung, muntah,
–
rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa.
•
Penyebab dibedakan menjadi 2 yaitu :
–
Dyspepsia organik,
bila telah diketahui adanya
kelainan organik sebagai penyebabnya (misalnya tukak
peptic, gastritis, pankreastitis, kolesistitis dan lainnya).
–
Dyspepsia non organik
atau dyspepsia fungsional
atau dyspepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas
•
Tanda dan Gejala
Didasarkan atas keluhan/gejala yang
dominan, ada tiga tipe :
–
Dyspepsia dengan keluhan seperti ulkus
(ulcus-like
dyspepsia),
•
gejala : Nyeri epigastrium terlokalisasi, Nyeri hilang
setelah makan atau pemberian antasid, Nyeri saat
lapar, Nyeri episodik
–
Dyspepsia dengan gejala seperti dismotilitas
(dysmotility-like dyspepsia),
•
gejala : Mudah kenyang, Perut cepat terasa penuh
saat makan, Mual, Muntah, Upper abdominal bloating,
Rasa tak nyaman bertambah saat makan.
–
Dyspepsia non spesifk
•
tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas
•
Pembagian akut dan kronis berdasarkan atas jangka waktu
•
Pemeriksaan Penunjang
–
Laboratorium.
–
radiologi
–
Endoskopi
–
CLO (Rapid urea test),
–
Patologi Anatomi (PA)
GANGGUAN PRIMER USUS HALUS
YANG DISERTAI MALABSORPSI
•
Sprue Non Tropis
•
Sprue Tropis
•
Defsiensi laktase
•
Malabsorpsi pasca gastrektomi
GANGGUAN USUS HALUS
(INTESTINE)
•
Defek kongenital:
Atresia; stenosis;
volvulus,blokade oleh meconium pada bayi baru lahir.
•
Infeksi dan infamasi:
Yang paling umum:
gastroenteritis (bisa infeksi bisa keracunan) Infeksi:
tifoid, kolera, gardiasis dan amebiasis.Infestasi:
cacing perut, pipih, gilik atau pita (ascariasis,
ankylosto miasis, teaniasis, cacing kremi) Infamasi
lokal : appendicitis dan diverrticulitis.
•
Tumor:
Lymphoma; Carcinoid syndrome; tumor
jinak. Kanker colon;familial polyposis bisa jadi ganas.
•
Gangguan aliran darah :
iskemia (atherosclerosis,
trombosis, emboli). volvulus, intessuception, hernia
gangrene
cito operasi.
•
Obstruksi (sumbatan) :
–
Ileus Obstruktiva
:akibat: tekanan dari luar atau dari
dalam lumen usus (kanker, Crohn’s diseases, diverticuli)
atau blokade usus (batu empedu, intussuception) .
–
Paralytic ileus
(usus berhenti kontraksi sehingga isi
tidak dapat lewat, bisa terjadi pada komplikasi febris
typhoid)
•
Gangguan lain-2:
–
Ulcus pepticum (10% populasi),
–
Ulcus usus halus pada tifoid,
–
Crohn’s disease
perdarahan dan perforasi.,
–
Ulcus colon: akibat amebiasis & ulcerative colitis,
–
Diverticuli bisa meradang
diverticulitis,
–
Malabsorpsi makanan, sariawan usus (sprue).
–
Irritable colon syndrome (Sakit perut terus dan obstipasi
MALABSORPSI
• Penyakit – penyakit diusus halus sering diikuti oleh perubahan fungsi dimanifestasikan sebagai Sindrom malabsorpsi
• Malabsorpsi merupakan suatu keadaan dimana terdapat gangguan absorpsi dari mukosa usus terhadap zat gizi yang mengakibatkan ekskresi zat-zat tersebut kedalam feses
• Maldigesti adalah kegagalan absorpsi satu atau lebih zat gizi akibat pencernaan yang tidak adekwat
• Penyebab sindrom malabsorpsi yang sering adalah :
– Gangguan pankreas : Pankreatitis kronik, kanker pankreas – Gangguan Hepatobilier : obstruksi saluran empedu, sirosis
hepatis, hepatitis
– Penyakit pada usus halus : sprue, enteritis , skleroderma – Gangguan herediter / bawaan : defsiensi laktase primer – Malabsorpsi akibat obat : neomisin , dilantin
•
Tanda dan gejala malabsorpsi dibagi dalam 2
kelompok yaitu :
–
Akibat
isi lumen usus yang ab
normal
–
Akibat
defsiensi zat gizi
sehari – hari
•
Tanda atau gejala :
•
berat badan berkurang ,malnutrisi umum ,
•
diare , Steatore ( feses banyak, berbuih, bau
busuk),
•
Flatulen ,perut kembung
•
nokturia
•
Lemah, mudah lelah
•
Edema
•
Amenore
•
Anemia , mudah berdarah ,
•
Glositis
MASALAH – MASALAH
ELIMINASI
•
Konstipasi
: suatu gejala tapi bukan suatu penyakit,
merupakan suatu penurunan frekwensi pergerakan
dari bowl yang dihubungkan dengan perlambatan
gerakan usus / kerusakan usus sehingga feses menjadi
lama turun , kering dan keras
•
Diare
: suatu kondisi dimana BAB dengan konsistensi
lembek atau cair dan frekwensi lebih dari 3 x/hari
•
Infeksi Usus
: akibat kuman infeksius
•
Haemoroid
: pembesaran pembuluh darah di anus
•
Kanker Usus besar
•
Rasa lapar dan haus
: bila kadar glukosa menurun
Penyakit appendiks
(K35-K38)
• K35 Appendisitis akut
• K35.0 Appendisitis akut dengan peritonitis umum, Appendisitis
(akut) dengan:perforasi, peritonitis (umum) (lokal) menyusul ruptur atau perforasi ,ruptura
• K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum : Abses appendiks
• K35.9 Appendisitis akut, tak
dijelaskan,Appendisitis akut dengan peritonitis, lokal atau NOS ,
Appendisitis akut tanpa: abses peritoneum, perforasi, peritonitis umum ruptura
• K36 Appendisitis lain :
Appendisitis: kronik , rekurens (berulang)
• K37 Appendisitis yang tak dijelaskan
• K38 Penyakit-penyakit appendiks lain
• K38.0 Hyperplasia appendiks
• K38.1 Appendicular
concretions [massa padat appendiks] ,Faekalith
appendiks,Sterkolith appendiks
• K38.2 Divertikulum appendiks
• K38.3 Fistula appendiks • K38.8 Penyakit-penyakit
appendiks lain yang dijelaskan,Intususepsi
[dinding memasuki dinding lain, seperti teleskop]
appendix
APENDICITIS
•
Apendicitismerupakan penyakit /radang
yang mengenai lapisan dinding organ
apendiks vermiformis.
•
Tanda patogenik primer :
–
obstruksi lumen -> biasanya karena adanya
faekolit( feses yang keras ) , Penyumbatan pengeluaran
sekret mukus -> meng akibat kan pembengkakan
–
Infeksi
–
Ulserasi
–
Peningkatan tekanan intra luminal -> menyebabkan
oklusi arteri apendikularis
•
Bila apendicitis dibiarkan berlangsung terus dapat
mengakibatkan nekrosis , gangren , perforasi.
Faktor- faktor yang mempermudah terjadinya apendicitis akuta
• Faktor Anatomi : apendix merupakan bagian dari caecum
Otot longitudinal apendix merupakan terusan taenia dari caecum yang tidak begitu rapat sehingga kuman mudah masuk sehingga microorganisme di caecum banyak terperangkap di apendix ( coli & bakteroides), sirkulasi
darah hanya dari satu arah sehingga bila ada bagian yang buntu jaringan bisa mati , lumen apendiux relatif kecil
mukosa apendix mengeluarkan mucus jika ada obstruksi mucus dapat menumpuk tekanan meningkat, pecah
menimbulkan nekrosis.
• Adanya parasit / benda asing dalam lumen apendix dapat
timbul obstruksi -> iskemia-> nekrosis-> infeksi
• Faktor konstipasi dan pemakaian laxantia yang salah dapat
merubah fora usus yang tadinya tidak patogen menjadi patogen
• Cara penjalaran infeksi pada apendix :
– Melalui usus : enterogenous
– Melalui darah : hematogen
– Dari daerah sekitarnya : perkontinuitatum ,
• Secara hitopatologis apendicitis dibagi 3 macam :
1.Apencitis akuta tanpa perforasi : simple apendicitis akuta
• Non obstruktiva
• obstruktiva
2.Apendicitis akuta dengan perforasi
• Lokal peritonitis
• Abses
• Peritonitis umum 3.Apendicitis kronika
• Etiologi bakteri : streptokokus, staflokokus, e.coli, clostridium perfringens, bakteri anaerob pembentk gas, proteus
•
Gejala klinis
–
Apendicitis Akut
: Gejala permulaan adalah nyeri /
perasaan tidak enak disekitar umbilikus ,diikuti
anoreksia, nausea, vomitus ( berlangsung 1-2
hari) .dalam beberapa jam nyeri akan bergeser kesekitar
titik Mc Burney , kemudian timbul spasme otot dan nyeri
lepas , demam ringan , Bila terjadi ruptur nyeri lokal
seringkali menghilang dan timbul gejala peritonitis
–
Apendicitis kronis
: sangat sulit didiagnosa karena
memberikan gejala akut abdomen yang mirip dengan
penyakit lain , misal ; gastroenteritis, kehamilan ektopik
terganggu, radang divertikulum
•
Pengobatan : Pebedahan Apendiktomi
•
Prognosa : Umumnya pasca bedah tanpa komplikasi
•
Komplikasi apendicitis
–
Perforasi
–
Peritonitis generalisata
–
Rupture
–
Peritoneal abses
Hernia (K40-K46)
• Hernia dengan gangren tambah obstruksi diklasifkasikan
pada hernia dengan gangren. hernia: didapat, rekurens , hernia kongenital (kecuali hernia diafragma atau hiatus)
• K40 Hernia inguinalis, Termasuk: bubonokel, hernia
skrotalis, hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique
• K41 Hernia femoralis
• K42 Hernia umbilikalis, Termasuk: hernia paraumbilikalis • K43 Hernia ventralis , Termasuk: hernia: epigastrika,
insisional [di tempat sayatan]
• K44 Hernia diafragmatika, Termasuk: hiatus hernia
(esofagus) (sliding), hernia paraesofagus
• K45 Hernia abdominalis lainnya