• Tidak ada hasil yang ditemukan

Piperin dari Buah Lada (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Piperin dari Buah Lada (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Piperin dari Buah Lada

PENDAHULUAN

Lada atau merica adalah rempah-rempah berwujud bijian yang dihasilkan tanaman Piper nigrum L. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting di dunia. Piperin

merupakan suatu senyawa yang sangat bermanfaat dalam kesehatan. Piperin banyak ditemukan pada simplisia yang termasuk dalam keluarga piperaceae ,yaitu pada piperis nigrii fructus, piperis albi fructus, piperis retrofracti fructus, dll. Tanaman yang termasuk dalam keluarga piperaceae sangat banyak

ditemukan hampir seluruh dataran rendah di Indonesia, karena tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Piperis nigri sangatlah mudah ditemukan di seluruh daerah di Indonesia dengan harga yang relative rendah. Pada umumnya

kandungan piperin dalam piperis nigri sebanyak 1,7- 7,4%(1).

Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat

merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan peredaran darah(1).

Oleh karena itu dalam pembahasan kali ini kami membahas piperin dari buah lada.

A. Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliophyta

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

(2)

Nama binominal : Piper nigrum L (2).

Piper P. nigrum (lada) menghasilkan lada hitam dan lada putih. Lada hitam yaitu buah lada yang belum masak dikeringkan bersama kulitnya hingga kulit keriput dan berwarna hitam. Lada putih yang berasal dari buah lada yang masak yang setelah diberssihkan dari kulitnya lalu dikeringkan, hingga berwarna putih(3).

Gambar 1. Buah lada putih dan hitam

B. Ciri-ciri tanaman

Tumbuh tumbuhan berkayu sering kali memanjat dengan menggunakan akar pelekat, dengan batang dengan berkas pengangkutan penampang melintang tampak tersebar dan tersusun dalam beberapa lingkaran(3,4).

Daun daun tunggal yang tersebar dengan atau tanpa daun penumpu(3,4).

Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut dengan bunga lada. Masing masing kecil tanpa hiasan bunga, berkelamin tunggal. Biasanya muncul pada saat musim hujan(4).

Buahnya buah batu atau buah buni, berbentuk bulat berbiji keras dan berkulit lunak(3,4).

Gambar 2. Gambar tanaman lada

C. Sifat

Lada memiliki rasa pedas, berbau khas dan aromatik(5). Rasa pedas dari buah lada hitam, 90-95% disebabkan oleh adanya komponen trans-piperin yang ada dalam buah kering kadarnya 2-5% dan terdiri atas senyawa asam amida piperin dan asam piperinat. Rasa pedas piperin masih ada walaupun diencerkan 1:200000. Rasa pedas juga disebabkan oleh adanya kavisin yang merupakan isomer basa piperin. Kandungan lain yang menghasilkan bau aromatic adalah minyak atsiri dengaan kadar 1-2.5% yang mengandung piperonal, eugenol, safrol, metil eugenol, dan miristissin. Lada hitam juga mengandung monoterpen dan seskuiterpen(6).

D. Khasiat dan Kegunaan

Penggunaan, lada digunakan sebagai stomakik, karminatif, dan bumbu masak(6).

Efek farmakologis lada diantara lain:

Kamfena merangsang timbulnya kejang.

Boron meluruhkan haid, merangsang keluarnya hormone androgen dan estrogen.

Mencegah pengeroposan tulang, menghambat prostaglandin, relaksasi otot, menghilangkan kelelahan

Merangsang semangat, calamine dan chavicine

(3)

E. SENYAWA AKTIF PIPERIN

Struktur Piperin

Gambar 3. Struktur senyawa piperin

Sifat senyawa

Senyawa amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum, berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa, lama-kelamaan pedas(8,9). Larut dalam etanol, asam cuka, benzen, dan kloroform(8). Senyawa ini termasuk senyawa alkaloid golongan piridin(2).

Khasiat dan kegunaan

Piperin mempunyai daya hambat enzim prostaglandin sintase sehingga bersifat antiflogistik(5). Piperin juga berkhasiat sebagai antioksidan, antidiare,

insektisida(9). Sebagai antiiflamasi, parfum, Antinociceptive(10).

Cara ekstraksi

Ekstraksi

Metode ekstraksi dipilih berdasarkan faktor seperti sifat bahan mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati sempurna dari obat. Sifat bahan mentah obat merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode ekstraksi(11).

Dapat digunakan alat soxhlet, yang merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan suatu zat dalam suatu padatan menggunakan suatu pelarut yang sesuai(12). Prinsip alat soxlet yaitu pemanasan, pendinginan uap, pembasahan simplisia dan pelarutan simplisia, dengan kata lain merupakan ekstraksi

berkesinambungan menggunakan alat soxlet dengan pelarut sesuai yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Cara isolasi

(4)

tartarat) dan komponen netral atau bersifat asam dari campuran asal dipisahkan dengan ekstraksi pelarut. Setelah larutan berair dibasakan, maka alkaloid

diperoleh dengan ekstraksi ke dalam pelarut yang sesuai(12).

Gambar 4. Skema isolasi senyawa alkaloid

Pemurnian

Dapat digunakan dengan metode kristalisasi langsung (rekristalisasi) yang merupakan prosedur paling sederhana. Beberapa kombinasi pelarut yang sering digunakan untuk kristalisasi alkaloid meliputi metanol, etanol berair, metanol-kloroform, metanol-eter, metanol-aseton, dan etanol-aseton(12).

Rekristalisasi bertujuan untuk Isolasi dan identifikasi senyawa alkaloid piperin dari buah lada serta melakukan analisis kualitatif piperin dalam sampel hasil isolasi. Rekristalisasi merupakan suatu teknik pemisahan atau pemurnian suatu zat dari suatu pencemar dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Metode rekristalisasi

menggunakan prinsip perbedaan kelarutan antara pencemar dengan zat yang akan diambil.

DAFTAR PUSTAKA

Septiatin, Eatin, 2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman Liar, CV. Yrama Widya, Bandung, (60,61,62).

Anonim, 2011, Piperin, available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Piperine,(diakses 3 November 2011).

Gembong Tjitrosoepomo, 2000, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), UGM Press, Yogyakarta, (119).

Sutarno DRS, Agung Andoko, Budidaya Lada si Raja Rempah-Rempah, Agramedia Pustaka, Depok.

(5)

Wiryowidagdo, Sumaali, Prof, 2007, Kimia dan Farmakologi Bahan Alam, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anonim, 2010, Isolation Spectroscopic Characterization and

Computationalmodeling of Chemical Constituents of Piper Longum Natural Product p. Mishra, Department of Chemistry University of Delhi, New Delhi.

Amaliana, Lia, Nur, 2008, Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 70 % Buah MericaHitam (Piper Nigrum L.) Terhadap Sel Hela, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pemisahan pendahuluan demikian dari bahan tumbuhan lainnya dapat diulang, atau pemurnian selanjutnya dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut (ekstraksi cair- cair). Adanya

Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses rekristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang

Kromatografi adalah teknik pemisahan dimana suatu zat dalam campuran Kromatografi adalah teknik pemisahan dimana suatu zat dalam campuran diuraikan berdasarkan

Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan zat dari suatu padatan ataupun cairan dengan menambahankan pelarut tertentu untuk mengeluarkan

Jika ke dalam suatu pelarut dilarutkan suatu zat terlarut, titik didih larutan yang terbentuk akan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni. Untuk zat terlarut elektrolit

Ekstraksi adalah pengolahan dengan pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak campurannya dengan pembagian sebuah

Pelarut yang baik untuk rekristalisasi adalah pelarut yang dalam suhu kamar tidak bisa melarutkan suatu zat, namun jika dipanaskan pelarut tersebut akan

Ada beberapa persyaratan agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses rekristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat