• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah eksploitasi anak merupakan pelan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah eksploitasi anak merupakan pelan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB I PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 (Tentang Hak Asasi Manusia) menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak-Hak tersebut tidak boleh diabaikan, dikurangi ataupun dirampas. Kemudian secara umum Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal1. Hal ini berarti HAM meliputi setiap orang tanpa

terkecuali , baik orangtua, dewasa, remaja sampai pada anak-anak sekalipun. Namun masih saja banyak orang yang mengabaikan HAM tersebut khususnya kepada anak-anak yang sering dianggap tidak tahu , tidak punya, dan tidak bisa apa-apa. Namun perlu diketahui oleh semua orang bahwa anak-anak pun memiliki hak-haknya. Hak anak merupakan hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan2. Contoh hak anak

adalah hak untuk bermain, hak untuk disayangi, hak untuk dilindungi, hak untuk mendapat pendidikan dan hak atas perlindungan hukum.

Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari anak-anak sering dimanfaatkan untuk mencari uang atau bekerja oleh orang tua nya dengan cara paksa atau cara tertentu yang akhirnya

1 Pengertian HAM yang diambil dari Wikipedia

(2)

12

menyebabkan anak tersebut bekerja sebelum waktunya. Sehinggak hak anak tersebut untuk bermain ataupun belajar tidak didapatkannya. Hal ini jelas melanggar Hak anak. Sebangai contoh nyata, anak-anak yang disuruh orang tuanya untuk mengamen demi mendapatkan uang untuk membantu perekonomian keluarga. Perbuatan sewenang-wenang atas anak serta pemanfaatan anak demi keuntungan pribadi ini lah yang disebut eksploitasi anak.

Eksploitasi anak dengan cara yang halus serta tidak membuat si anak merasa dirugikan tetap melanggar hak anak, akan tetapi tidak perlu penanganan hukum atas pelanggaran ham tersebut. Kecuali eksploitasi anak dengan paksaan atau menggunakan kekerasan tentu pelaku pelanggaran ham tersebut harus ditangani sesuai hukum yang berlaku. Contoh eksploitasi anak dengan paksaan ataupun kekerasan bisa kita lihat dari salah satu contoh kasus eksploitasi anak yang terjadi di jalanan, seorang bocah bernama Iqbal yang berusia 3,5 tahun itu diculik dan dipaksa mengamen selama tiga bulan oleh si penculiknya 3.

(3)

12 BAB II

RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan uraian diatas maka ada beberapa hal yang menjadi fokus utama , diantaranya adalah:

1. Mengapa eksploitasi anak bisa terjadi?

2. Apakah dampak eksploitasi anak terhadap perkembangan anak?

(4)
(5)

12 BAB III KAJIAN TEORI

Indonesia sebagai salah satu negara yang berkomitmen untuk menegakkan Hak Asasi Manusia menuangkan aturan-aturan mengenai Hak Asasi Manusia ke dalam Undang Undang no. 39 Tahun 1999. Pada undang-undang tersebut terdapat beberapa pasal mengenai hak anak, sebagai berikut:

Pasal 52

1. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara.

2. Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.

Pasal 53

1. Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya.

2. Setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status kewarganegaraannya.

Pasal 54

Setiap anak yang cacat fsik dan atau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(6)

12

Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan biaya di bawah bimbingan orang tua dan atau wali.

Pasal 56

1. Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

2. Dalam hal orang tua anak tidak mampu membesarkan dan memelihara anaknya dengan baik dan sesuai dengan dididik, diarahkan, dan dibimbing kehidupannya oleh orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai dengan ketentuan

(7)

12

seharusnya dilindungi, maka harus dikenakan pemberatan hukuman.

Pasal 60

1. Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.

2. Setiap anak berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Pasal 61

Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan dirinya.

Pasal 62

Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak, sesuai dengan kebutuhan fsik dan mental spiritualnya.

Pasal 64

Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan fsik, moral, kehidupan sosial, dan mental spiritualnya.

Pasal 65

(8)

12 Pasal 66

1. Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. pulang sekolah ikut membantu orang tuanya ke sawah serta membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah. Contoh lainnya anak-anak yang mengamen di perempatan jalan demi mendapatkan kepingan-kepingan uang untuk membantu perekonomian keluarga.

2. Anak-anak tidak banyak protes

Anak-anak yang disuruh orang tuanya bekerja tidak akan protes kepada orang tuanya lantaran patuh terhadap orang tua sehinggga mengenyampingkan diri sendiri. Dan ketika ana-anak dibawah umur dipekerjakan di pabrik atau perusahaan merka tidak akan menuntut gaji yang banyak selayaknya gaji orang dewasa. Mereka tidak akan protes meskipun uang yang mereka terima lebih sedikit dari yang sepantasnya mereka dapatkan dibandingkan dengan waktu mereka bekerja.

(9)

12

bermain dengan teman-temannya karena harus mencari uang dengan cara bekerja, mengemis ataupun mengamen. Mereka yang masih kecil harus sudah merasakan pahitnya kehidupan dijalanan yang rawan sekali untuk keselamatan mereka. 4

Cita-cita dan mimpi mereka pun harus ditinggalkan untuk bekerja dan kesulitan biaya untuk pendidikan yang semakin besar5.

Untuk mengatasi masalah tentang eksploitasi anak ini selain penegakan Undang-Undang mengenai hak anak, pemerintah juga menyediakan layanan Telepon Sahabat Anak (TeSA). TesA adalah suatu bentuk layanan berupa akses telephon bebas pulsa untuk anak-anak yang terlibat atau menjadmi korban kekerasan. Mereka dapat menekan 129 dan berbicara dengan operator telepon profesional yang dapat membantu mereka menghubungi dokter, psikolog, pengacara dan polisi6. TeSA dibentuk

berdasarkan Nota Kesepahaman Bersama antara Departemen Sosial, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Departemen Komunikasi dan Informatika, PT. Telekomunikasi Indonesia dan Plan Indonesia, Nomor: 63 A/HUK/2006, Nomor:01B/Men.PP/Dep.IV/7/2006, Nomor: 267.A/ M.KOMINFO /7/2 VII/ 20067. Peresmian TeSA di daerah-daerah di Indonesia

Berbeda-beda. Di Kabupaten Gorontalo Telepon Sahabat Anak (TeSA) sejak Senin 15/06 secara resmi mulai beroperasi, peresmian nya dilakukan oleh Deputi V Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Perempuan RI (KPPRI) Sri Wirnasi didampingi oleh Asisiten III Setda Abd. Razak Adam

4Diambil dari Stop Eksploitasi Anak di Bawah Umur (politik.kompasiana.com)

5Diambil dari Stop Eksploitasi Anak di Bawah Umur (politik.kompasiana.com)

6Diambil dari Telepon Sahabat Anak (TeSA 129) Aceh

(www.gugustugastrafcking.org)

(10)

12

dan unsur badan pemberdayaan Perempuan Kabupaten Gorontalo bertempat di Rumah Pintar Menara Ilmu Limboto8. Dan

di Aceh TeSA 129 ada sejak 23 Juli 2006 atas prakarsa dari beberapa Lembaga SwadayaMasyarakat dan intansi / Dinas terkait yang peduli terhadap pemenuhan hak-hak anak9.Dengan

adanya TeSA diharapkan tindakan eksploitasi anak bisa berkurang dan terus menurun.

BAB IV PEMBAHASAN

Begitu banyak kasus eksploitasi anak yang terjadi di Bumi Pertiwi. Dalam kehidupan sehari-hari bisa kita temui beberapa pengemis yang membawa anaknya ketika mengemis, anak-anak kecil yang mengemis, serta pengamen-pengamen yang masih

8Diambil dari Telepon Sahabat Anak (TESA) 129 Resmi Beroperasi

(pkk-kabgorontalo.blogspot.com)

(11)

12

berumur belia. Tidak sepantasnya mereka mencari uang dengan cara mengemis atau mengamen di jalanan. Mereka seharusnya bermain dan belajar bersama teman-temannya.

Contoh eksploitasi anak lainnya yang sedang hangat diperbincangkan adalah eksploitasi terhadap Iqbal, bocah berusia 3,5 tahun yang kurang beruntung ini diculik dan dijadikan pengamen oleh penculiknyan serta menjadi objek tindak kekerasan. Iqbal dianiaya karena tidak menyetorkan uang hasil mengamen kepada si penculik. Entah apa salah bocah kecil yang malang ini shingga ia menjadi korban eksploitasi anak. Hingga saat ini belum diketahui hukuman apa yang akan diberikan kepada si penculik. Karena kasus Iqal masi diproses di meja hijau. Apa yang terjadi kepada Iqbal ini bukan satu-satu nya kasus eksploitasi anak, masih banyak kejadian serupa terjadi di Indonesia.

Contoh lainnya adalah ekspoitasi yang terjadi kepada Rio dan rahma yang berasal dari Desa Cimuncang,Serang,Banten. Kedua anak malang ini dibawa mengemis oleh orang tuanya dimalam hari. Mereka digunakan sebagai penarik perhatian masyarakat agar iba dan menyumbang. Di tengah dinginnya malam kedua anak ini harus mengais rezeki dari rasa iba masyarakat yang melihat mereka. Mahyudi (orang tua dari Rio dan Rahma) adalah seorang pedagang buah yang memikili

kendaraan bermotor. Dengan pekerjaan dan apa yang

(12)

12

tindak pidana terhadap mahyudi. Masi banyak lagi kasus eksploitasi anak yang terjadi di Indoneia.

Merujuk pada data layanan pengaduan masyarakat melalui Hotline Service dalam bentuk pengaduan langsung, telephone, surat menyurat maupun elektronik, sepanjang tahun 2011 KomNas Anak menerima 2.386 kasus. Sama artinya bahwa setiap bulannya KomNas Anak menerima pengaduaan masyarakat kurang lebih 200 (dua ratus) pengaduan pelanggaran terhadap hak anak. Angka ini meningkat 98% jika dibanding dengan pengaduan masyarakat yang di terima Komisi Nasional Perlindungan Anak pada tahun 2010 yakni berjumlah 1.234 pengaduan. Dalam laporan pengaduan tersebut, pelanggaran terhadap hak anak ini tidak semata-mata pada tingkat kuantitas jumlah saja yang meningkat, namun terlihat semakin komplek dan beragamnya modus pelanggaran hak anak itu sendiri10.

Ditinjau dari laporan pelanggaran hak anak kepada KomNas anak tersebut bisa kita lihat terjadi peningkatan pelanggaran hak anak dari tahun 2010 ke tahun 2011. Dan tidak menutup kemungkinan terus meningkat dari tahun ketahun. Oleh karena itu marilah kita mulai menghargai hak-hak yang seharusnya kita berikan kepada anak-anak disekitar kita.

(13)

12 BAB V

KESIMPULAN

Walaupun ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia telah dituangkan kedalam Undang Undang. Dalam pelaksanaannya di kehidupan sehari-hari masih saja terjadi pelanggaran HAM seperti eksploitasi Anak. Faktor ekonomi merupakan salah satu pemicu terjadinya eksploitasi anak. Meskipun penegakan HAM di Indonesia belum seperti yang di harapkan oleh rakyat Indonesia, usaha pemerintah untuk menegakkan HAM perlu diacungi jempol. Salah satu upaya pemerintah untuk menegakkan HAM dalam rangka mengurangi kemungkinan eksploitasi anak yaitu TeSA 129.

SARAN

(14)

12

DAFTAR PUSTAKA

 Pasaribu, Payerli. (2014), “Pendidikan Kewarganegaraan”.

Medan: UNIMED Press.

 Undang-undang Republik Indonesia tentang Hak Asasi Manusia

 Hak asasi manusia - Wikipedia bahasa Indonesia, di

id.wikipedia.org diakses pada tanggal 30 November 2014 pukul 13.38 WIB

 http://health.liputan6.com diakses pada tanggal 30 November

2014 pukul 20.31 WIB

 http://politik.kompasiana.com diakses pada tanggal 30

November 2014 pukul 20.40 WIB

 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di www.komnasham.go.id

diakses pada tanggal 30 November pukul 21.46 WIB

 Catatan Akhir Tahun 2011 Komisi Nasional Perlindungan Anak

Referensi

Dokumen terkait

Tim II di koordinir oleh Bidan Aldina Ayunda Insani bersama mahasiswa Prodi S1 Kebidanan. ibu hamil yang hadir ada 6 orang yang terdiri dari ibu primipara dan multi

Katanya, beberapa pegawai dari pejabat Pelajaran Daerah Miri menemui pengurusan sekolah berkenaan apabila beberapa pelajar yang dipercayai terbabit dalam insiden itu sudah

Seperti dijelaskan bahwa suatu organisasi memiliki struktur yang menjadi satu kesatuan antara satu bagian dengan bagian lainnya karena ini merupakan suatu sistem,

Sedangkan ketika proses pembelajaran praktik salat pada siklus I perkembangan salat anak usia dini sudah mulai berkembang diantaranya dari 13 orang siswa terdapat enam orang yang

Pernikahan ipar merupakan pernikahan yang terjadi antara saudara suami dengan istri dari suami yang telah meninggal untuk memperoleh anak secara khusus anak

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Secara umum kandungan logam berat baik Pb, maupunCu dalam air memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di sedimen.Hal ini disebabkan karena

Ketiga, skripsi yang di susun oleh Muhammad Muslim Tamam Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Univesitas Islam Negeri Sunan Gunung