• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dan menarik dapat

menumbuhkembangkan motivasi dan hasil belajar siswa serta dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi guru pada era

sekarang ini dalam memilih metode pembelajaran yang tepat guna membelajarkan

anak didiknya. Hal tersebut dibenarkan oleh Suprihatin (2015: 74) yang

menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut

kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Menilik pernyataan tersebut,

penulis berpendapat bahwa motivasi siswa dalam belajar sangat berpengaruh

terhadap harapan diperolehnya hasil belajar yang optimal, memuaskan dan

tercapainya sejumlah standar kompetensi yang ada dalam kurikulum.

Suprihatin (2015: 74) memperkuat adanya sebab akibat tersebut dengan

mengungkapkan bahwa proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa

mempunyai motivasi dalam belajar. Dengan demikian, jelas bahwa untuk

mencapai hasil belajar yang tinggi diperlukan motivasi yang tinggi pula dari para

siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan motivasi anak didik, dibutuhkan teknik

penyampaian informasi yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh

alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa

sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin,

2009:174). Dari beberapa sumber tersebut jelas bahwa, motivasi belajar yang

tinggi mampu mendongkrak hasil belajar siswa.

Tahun pelajaran 2014/2015 telah mulai diberlakukan Kurikulum 2013 di

seluruh Indonesia yang merupakan pembaharuan dan penyempurnaan Kurikulum

2006 (Setiadi, 2016: 167). Dalam kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar,

penilaian hasil belajar lebih banyak ditekankan pada dimensi sikap, diikuti dengan

dimensi keterampilan, dan pengetahuan. Untuk memenuhi ketiga aspek tersebut,

maka dibutuhkan suatu pendekatan yang dapat mendukung tercapainya tujuan

(2)

menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan

menerapkan karakteristik yang ilmiah.

Kondisi yang diharapkan seperti diatas berbanding terbalik dengan

kenyataan yang ada pada proses pembelajaran SDN 02 Jumo, khususnya pada

kelas IV. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti

pada tanggal 18 November 2017, ditemukan beberapa kekurangan dalam proses

pembelajaran. Kekurangan tersebut diantaranya guru belum sepenuhnya

memberikan materi pelajaran dengan menerapkan metode yang bervariasi. Guru

masih dominan menggunakan metode ceramah karena metode tersebut merupakan metode yang “familiar” dan “praktis” serta masih digunakan oleh kebanyakan guru untuk mengajar. Selain itu, tidak digunakannya media sebagai alat bantu

belajar juga tidak digunakan. Pada intinya, penulis mengamati bahwa komunikasi

hanya berjalan satu arah dengan guru berada di depan kelas dan anak-anak hanya

duduk diam, mendengarkan guru memberikan penjelasan, membaca materi, dan

pembelajaran tersentral kepada guru.

Hasil pengamatan tersebut menggerakkan penulis berinisiatif untuk

melakukan pengamatan lebih lanjut pada tanggal 20 November 2017 dengan

meminta data hasil belajar siswa pada. Selain itu, karena pada hari sebelumnya

para siswa tampak tidak bersemangat dalam belajar, penulis akan memberikan

angket motivasi belajar untuk mengukur motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil

belajar siswa, masih menjumpai beberapa pencapaian yang kurang memuaskan.

Pencapaian tersebut adalah hasil belajar siswa yang masih rendah. Berdasarkan

hasil ulangan akhir semester, sebanyak 14 siswa atau 58,33% dari jumlah siswa

dinyatakan tidak tuntas atau nilainya tidak memenuhi KKM. Sedangkan, siswa

yang dinyatakan tuntas hanya sebanyak 10 siswa atau 41,67%. Artinya, presentase

siswa yang tidak tuntas belajarnya lebih banyak jika dibandingkan dengan siswa

yang telah tuntas belajarnya atau memenuhi KKM.

Hari selanjutnya yaitu pada tanggal 21 November 2017 peneliti kembali

datang ke SDN 02 Jumo untuk memberikan angket motivasi belajar untuk

mengukur motivasi belajar siswa. Hasil yang didapat yaitu 16 siswa atau 66,67%

(3)

atau 33,33% mendapat predikat motivasi belajar yang masuk dalam kategori

tinggi. Berbekal data tersebut peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar

siswa kelas IV SDN 02 Jumo masih didominasi oleh siswa dengan motivasi

belajar yang rendah. Hal tersebut ditandai dengan besarnya presentase siswa

dengan motivasi belajar yang masuk dalam kategori rendah lebih besar jika

dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar tinggi.

Apabila kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya tindakan

untuk mengubah atau memperbaiki dikhawatirkan tujuan yang dicapai dalam

pembelajaran kurang maksimal. Maka dari itu, itu perlu adanya tindakan agar

pembelajaran pada kelas IV SDN 02 Jumo agar lebih maksimal. Salah satu upaya

yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang

berinovasi dengan menciptakan suasana belajar sambil bermain. Dari berbagai

metode pembelajaran yang efektif dan inovatif yang dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran, salah satunya model PBL (Problem Based Learning) yang

akan dikolaborasikan dengan permainan ular tangga.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas,

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terdapat pada pembelajaran kelas

IV SDN 02 Jumo, yaitu:

a. Guru belum sepenuhnya memberikan materi pelajaran dengan menerapkan

metode yang bervariasi dan mengakibatkan siswa kurang antusias dalam

kegiatan pembelajaran. Akhirnya, siswa hanya menganggap apa yang

diajarkan oleh guru sebagai suatu hal yang tidak penting.

b. Siswa kelas IV kurang aktif, bosan, dan mengabaikan guru. Hal itu

disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah di depan

kelas dan hanya menjadikan buku sebagai satu-satunya sumber belajar.

Sehingga banyak siswa yang dapat menyerap materi pelajaran dengan

baik.

c. Tidak digunakannya media sebagai alat bantu belajar menyebabkan

(4)

yang terlihat tidak senang dalam mengikuti pelajaran. Para siswa hanya

bermain sendiri pada saat jam pelajaran.

d. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan rendah, terutama untuk hasil belajar Matematika.

Data yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa dari 24 siswa, presentase

ketuntasan hanya mencapai presentase 41,67% atau hanya 10 siswa yang

nilainya memenuhi KKM. Itu artinya, sebanyak 58,33% atau 14 siswa

nilainya belum memenuhi KKM

Apabila kondisi seperti di atas hanya dibiarkan, maka akan berdampak

seperti di bawah ini:

a. Apabila siswa kurang antusias dan menganggap suatu pelajaran tidak

penting. Maka akan berdampak pada siswa yang malas untuk belajar di

rumah dan lebih cenderung menggunakan waktunya untuk bermain (tidak

belajar).

b. Pemahaman materi yang kurang karena faktor siswa yang pasif, bosan,

dan mengabaikan guru, akan berdampak pada hasil belajar siswa yang

rendah.

c. Jika siswa hanya asik bermain sendiri di kelas karena faktor motivasi yang

rendah, dampak yang muncul adalah kebiasaan tersebut akan terus

tertanam dalam diri siswa yang tanpa disadari itu adalah kebiasaan buruk.

d. Apabila hasil belajar siswa tetap tidak memenuhi KKM, dikhawatirkan

para siswa tidak dapat naik kelas dan mutu sekolah menurun.

Sebagai bentuk keprihatinan, penulis melalui penelitian ini berniat

memperbaiki dan bila perlu meyempurnakan metode pembelajaran yang

diterapkan saat ini. Hal itu dilakukan agar siswa tidak pasif, lebih antusias, dan

dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini,

penulis akan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) yang

dikolaborasikan dengan media permainan ular tangga. Tujuan dari

pengkolaborasian tersebut ialah untuk menghadirkan suasana belajar sambil

bermain dalam kegiatan belajar mengajar sehingga suasana lebih belajar lebih

(5)

PBL adalah metode instruksional yang menantang siswa agar untuk belajar,

bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata

masalah ini digunakan untuk mengingatkan rasa keingintahuan serta kemampuan

analitis dan inisiatif atas materi pelajaran (Amir, 2009: 21). Selain itu, dengan

dikolaborasikannya pendekatan dengan permainan ular tangga diharapkan dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan digunakannya media belajar

berupa permainan ular tangga diharapkan motivasi belajar siswa meningkat

sehingga para siswa menjadi tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan

hasil belajar juga semakin meningkat. Menurut Aini (2014: 4), indikator siswa

yang memiliki motivasi tinggi diantaranya perasaan senang terhadap pelajaran,

kemauan untuk belajar, perhatian siswa pada saat belajar, serta ketekunan.

Berangkat dari uraian diatas, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan

penelitian tentang “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika

Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Permainan Ular

Tangga pada Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan”.

1.3 Rumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah

dalam penelitian ini ditemukan, yaitu:

1. Bagaimanakah langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)

berbantuan permainan ular tangga dalam meningkatkan motivasi dan hasil

belajar matematika siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan?

2. Apakah melalui model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

permainan ular tangga dapat meningkatkan motivasi belajar matematika

siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan?

3. Apakah melalui model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)

berbantuan permainan ular tangga dalam meningkatkan motivasi dan hasil

belajar matematika siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan.

2. Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 02 Jumo

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan melalui model Problem

Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.

3. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 02 Jumo

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan melalui model Problem

Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan mengenai pembelajaran yang inovatif dalam rangka meningkatkan

hasil belajar dan mendeskripsikan langkah-langkah Problem Based Learning

(PBL) berbantuan permainan ular tangga dalam meningkatkan motivasi dan hasil

belajar Matematika.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Guru

Adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan

dan pengalaman tentang model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

permainan ular tangga yang dapat dijadikan pedoman atas pembelajaran yang

telah dilakukan, sehingga dapat berbenah diri untuk lebih mengefektifkan

pembelajaran pada mata pelajaran yang lain dan memotivasi guru untuk

berpikir inovatif.

2. Bagi Siswa

Penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular

(7)

langsung dan konkret sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran, khususnya pada

pembelajaran Matematika materi keliling dan luas bangun datar dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

3. Bagi sekolah

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang lebih baik

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 12 siswi di SMK N 1 Purwosari Gunung Kidul, di dapatkan hasil bahwa 1 siswi kelas XI yang menggunakan pantyliner dan 2 siswi kelas XI

Bantuan Pangan Non Tunai adalah bantuan sosial pangan yang disalurkan secara non tunai dari pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulannya melalui mekanisme

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa privatisasi yang dapat mendatangkan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia adalah privatisasi yang

Hasil analisa hubungan antara lama hospitalisasi dengan tingkat kecemasan perpisahan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penulisan ilmiah ini adalah mencoba membuat aplikasi website untuk Toko Dian sebagai usaha penyebarluasan informasi mengenai produk-produk

Manakala al-Attas (1972) menyatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan orang Melayu mengidentifikasikan diri dan peradabannya dengan Islam, antara

Kematian ibu juga menjadi tantangan dari waktu ke waktu. Ada berbagai penyebab kematian ini baik penyebab langsung maupun tidak langsung, maupun faktor penyebab yang sebenarnya

Telah dilakukan penelitian tentang isolasi alkaloid dari daun Johar (Senna siamea) menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etanol 96%.. Ekstrak etanol dan