• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs NW Suralaga tahun pelajaran 2013/2014. Alasan dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah karena sekolah memiliki data dan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Juli 2014. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

2013 2014

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli 1 Penyusunan proposal 2 Melakukan penelitian pendahuluan 3 Penyusunan dan pengembangan instrumen 4 Pengajuan izin penelitian 5 Pemilihan subjek penelitian 6 Pengumpulan data 7 Analisis data 8 Penyusunan laporan B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus, yaitu penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya (Sukmadinata, 2012: 99). Fenomena tersebut berupa proses berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah matematika. Karena sifatnya yang mendalam, maka

(2)

commit to user

melalui studi kasus umumnya dihasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu hasil dan analisis kasus fenomena dalam suatu jangka waktu tertentu dengan memperhatikan segala aspek dalam fenomena tersebut. Selanjutnya fenomena tersebut digunakan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah matematika yang dilihat dari masing-masing tipe kepribadian siswa.

Data hasil penelitian ini berupa fakta-fakta yang dipaparkan sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam penelitian (Budiyono, 2003: 9). Proses yang diamati adalah kegiatan siswa pada saat menyelesaikan masalah matematika pada pokok bahasan kubus dan balok. Selain itu dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen kunci (utama) karena peneliti yang merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan menyususn laporan penelitian.

C. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap MTs NW Suralaga tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari dua kelas. Pemilihan subjek penelitian ini didasari oleh: (1) siswa tersebut telah mendapatkan materi kubus dan balok; (2) siswa kelas VIII sudah memiliki pengalaman belajar yang cukup sehingga diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal pada materi pokok kubus dan balok; (3) siswa kelas VIII dimungkinkan mampu mengkomunikasikan pemikirannya secara lisan maupun tulisan dengan baik. Pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011: 68). Pemilihan subjek penelitian menggunakan tes MBTI (Myer Briggs Type Indicator), yaitu kuesioner psikometrik psikologis yang dirancang untuk mengukur preferensi dalam bagaimana orang melihat dunia dan membuat keputusan, persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang berbeda dari individu.

MBTI dibuat oleh Carl Gustav Jung yang kemudian dikembangkan oleh Katherine Cook dan putrinya Isabel Briggs Myers. Aspek-aspek atau dimensi-dimensi yang diungkap tes MBTI bersandar pada empat dimensi-dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), yaitu: 1) extrovert vs introvert, 2) sensing vs

(3)

commit to user

intuition, 3) thinking vs feeling, 4) judging vs perceiving. Tes MBTI yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dikembangkan oleh Katharine C. Briggs & Isabel Briggs Myers. Tes ini terdiri dari 50 pertanyaan yang terbagi dalam dua bagian dengan alternatif pilihan dua jawaban. Subjek penelitian yang dipilih adalah subjek dengan kecenderungan yang lebih kuat terhadap salah satu tipe kepribadian tersebut. Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa prosedur yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempermudah proses penelitian. Adapun prosedur pemilihan subjek pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan Tes MBTI

Tes MBTI yang digunakan dalam pemilihan subjek penelitian ini bersumber dari Briggs, Katharine C. (1976) Myers-Briggs type indicator. Tes MBTI tersebut awalnya menggunakan bahasa inggris, untuk itu sebelum digunakan perlu diterjemahkan kedalam bahasa indonesia dan dilakukan uji validasi oleh validator. Setelah instrumen diterjemahkan, selanjutnya divalidasi oleh ahli dalam hal ini adalah dosen, yaitu ahli bahasa inggris (satu orang), dosen bimbingan konseling (satu orang) dan dosen bahasa Indonesia (satu orang). Yang dimaksud ahli dalam hal ini adalah validator yang berkompeten melakukan validasi. Pemilihan dosen bahasa inggris sebagai validator karena naskah asli tes MBTI dalam bentuk bahasa inggris, sedangkan pemilihan dosen bimbingan konseling karena terkait dengan Kepribadian siswa dan pemilihan dosen bahasa Indonesia sebagai validator karena terkait dengan isi dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes MBTI. Nama-nama validator untuk tes MBTI dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut

Tabel 3.2 Nama-nama Validator Tes MBTI

No Nama Pekerjaan

1 Alvan Hadi M.Pd Dosen Bahasa Inggris STIT Gersik, Lombok Barat

2 Habiburrahman, M.Si Dosen Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah IAIN Mataram

(4)

commit to user Berikut hasil validasi dari ketiga validator tersebut

a. Validator 1 menyatakan tes MBTI sesuai dengan tipe kepribadian dan tujuan penelitian. Validator 1 menyarankan perlu adanya adanya perbaikan dari segi bahasa dan terjemahan, serta diberikan petunjuk pengisian tes MBTI.

b. Validator 2 menyatakan tes MBTI layak digunakan dengan perbaikan, yaitu diberikan petunjuk pengisian tes MBTI dan menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh siswa.

c. Validator 3 menyatakan layak digunakan dengan saran perbaikan yaitu istilah-istilah asing yang sulit dimengerti supaya diterjemahkan menggunakan bahasa yang baik dan sederhana mengingat tes ini untuk siswa MTs dan sederajat.

Alur dari validitas tes MBTI dapat dilihat pada Diagram 3.1 berikut.

2. Memberikan Tes MBTI Kepada Seluruh Siswa

Setelah tes MBTI dinyatakan valid oleh validator, selanjutnya memberikan tes MBTI tersebut kepada seluruh siswa kelas VIII MTs NW Suralaga yang terdiri dari dua kelas. Pelasksanaan tes MBTI dilaksanakan

Diagram 3.1 Alur Validasi Tes MBTI Ya

Tidak

Tes MBTI Siap Digunakan Menyiapkan Tes MBTI

Validasi Oleh Validator Revisi Berdasarkan Saran Validator Kriteria yang digunakan: 1. Isi 2. Kesesuaian Bahasa Valid?

(5)

commit to user

pada hari Kamis 24 April 2014 pukul 08.00 sampai dengan 08.45 WITA untuk kelas VIII B, yang dilaksanakan selama 1 jam pelajaran (45 menit), pada jam pelajaran matematika diruangan kelas VIII B, yang diikuti oleh 28 siswa, karena pada saat pelaksanaan tes MBTI terdapat 2 siswa kelas VIII B yang tidak hadir. Pelaksanaan tes MBTI selanjutnya diberikan pada kelas VIII A pukul 09.45 sampai dengan 10.30 WITA yang diikuti oleh 30 siswa.

3. Mengelompokkan Siswa Berdasarkan Dimensi Kepribadian Myer-Briggs.

Untuk mengelompokkan siswa berdasarkan tes MBTI yang dikembangkan Katharine C. Briggs & Isabel Briggs Myers dilakukan cara dengan langkah-langkah berikut.

a. Siswa mengisi tes MBTI yang terdiri dari 50 pertanyaan yang terdiri dari dua bagian, dimana masing-masing pertanyaan berisi alternatif jawaban a atau b, kecuali pada pertnyaan no 7 dan 25 dengan alternatif jawaban a,b dan c. b. Setelah mengisi tes MBTI diberikan point pada masing-masing soal dengan

point seperti pada Tabel 3.3 berikut

Tabel 3.3 Pemberian Poin untuk Masing-masing Pertanyaan Tes MBTI

E I S N T F J P

Q & C P Q & C P Q & C P Q & C P Q & C P Q & C P Q & C P Q & C P

3A 2 3B 2 2A 2 2B 2 4B 2 4A 1 1A 2 1B 2

6A 2 6B 1 5B 1 5A 1 14B 2 14A 1 7A 1 7B 1

9A 2 9B 1 10A 1 10B 2 22B 2 22A 2 7C 1

13A 1 13B 2 12A 1 12B 2 30A 2 30B 1 8A 1 8B 2

16A 2 16B 2 15B 1 15A 0 32A 1 32B 1 11A 2 11B 1

21A 2 21B 2 20A 2 20B 2 33B 2 33A 0 17A 2 17B 2

24A 1 24B 1 23B 2 23A 1 37A 1 37B 2 18A 1 18B 1

26A 1 26B 0 28A 2 28B 1 39A 1 39B 1 19A 1 19B 1

29B 2 29A 2 31B 2 31A 0 40B 2 40A 1 25A 1 25B 1

36B 2 36A 1 35A 2 35B 1 44A 1 44B 2 25C 0

43B 1 43A 1 38B 2 38A 0 46A 2 46B 0 27A 2 27B 2

42A 1 42B 2 47B 2 47A 1 34A 2 34B 2

45B 2 45A 0 49A 2 49B 1 41A 2 41B 2

48A 1 48B 1 50A 2 50B 0 Jlh Poin Jlh Poin Jlh Poin Jlh Poin Jlh Poin Jlh Poin Jlh Poin Jlh Poin Keterangan

(6)

commit to user

c. Penentuan dimensi Kepribadian siswa berdasarkan pada jumlah point yang terbanyak.

d. Jika terdapat jumlah point yang sama, maka penentuan kepribadian siswa berdasarkan ketentuan berikut ini.

a. Antara E dan I, pilih I b. Antara S dan N, pilih N

c. Antara T dan F, pilih T jika laki-laki, dan pilih F jika perempuan d. Antara J dan P, pilih P

Setelah pemberian tes MBTI, diperoleh bahwa sebanyak 15 siswa dengan kecenderungan tipe extrovert, 7 siswa dengan kecenderungan tipe introvert, 4 siswa dengan kecenderungan tipe sensing, 6 siswa dengan kecenderungan tipe intuistion, 6 siswa dengan kecenderungan tipe thinking, 5 siswa dengan kecenderungan tipe feeling, 5 siswa dengan tipe kepribadian judging, dan 8 siswa dengan kecenderungan tipe perceiving. Hasil pengelompokan dimensi Kepribadian siswa berdasarkan tes MBTI dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Hasil Pengelompokan Tipe Kepribadian Siswa Kelas VIII MTs NW Suralaga Berdasarkan Dimensi Kepribadian Myer-Briggs

No Kelas Dimensi Kepribadian Myer-Briggs

E I S N T F J P Jlh

1 VIII A 9 4 2 2 5 3 2 3 30

2 VIII B 6 3 2 4 3 2 3 5 28

Jumlah 15 7 4 6 8 5 5 8 58

4. Memilih 8 Subjek Penelitian Berdasarkan Dimensi Myer-Briggs

Setelah dikelompokkan berdasarkan dimensi kepribadian Myer-Briggs tersebut, selanjutnya memilih 8 orang siswa sebagai subjek penelitian. Pengambilan 8 orang siswa tersebut selain didasarkan pada masing-masing dimensi kepribadian Myer-Briggs, juga berdasarkan pada pertimbangan guru mata pelajaran matematika. Adapun nama-nama subjek penelitian yang terpilih dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

(7)

commit to user

Tabel 3.5 Nama-nama Subjek Penelitian yang Terambil Berdasarkan Dimensi Kepribadian Myer-Briggs No Nama Kelas L/P Mengemukakan Pendapat Kecenderungan Dimensi Kepribadian Tertulis Lisan

1 Peri Anggraini VIII B P Jelas Jelas Extrovert 2 Latifah Nurul

Isnaini VIII A P Jelas Jelas Introvert

3 Yuliana VIII A P Jelas Jelas Sensing

4 Lika Hanifa VIII A P Jelas Jelas Intuition 5 Nuri Ahlittaqwa VIII B P Jelas Jelas Thinking

6 Mariani VIII A P Jelas Jelas Feeling

7 Herza Amalia VIII B P Jelas Jelas Judging 8 Nurul Azmi VIII B P Jelas Jelas Perceiving

5. Mengelompokkan Subjek Kedalam Tipe Kepribadian

Setelah dipilih 8 orang siswa sebagai subjek penelitian seperti pada Tabel 3.5 selanjutnya siswa dikelompokkan kembali berdasarkan tipe kepribadian artisan, guardian, idealis dan rational. Dengan pengelompokan kepribadian seperti pada Tabel 2.1 yang sudah dijelaskan.

6. Menetapakan Kriteria Pemilihan Subjek

Kriteria pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah subjek yang memiliki kecenderungan yang kuat terhadap salah satu tipe kepribadian berdasarkan dimensi kepribadian Myer Briggs, siswa yang mampu mengkomunikasikan idenya dengan jelas baik secara tulisan maupun lisan berdasarkan informasi dari guru matematika dan siswa yang sudah mendapatkan materi kubus dan balok.

7. Memilih Subjek Penelitian

Dengan menggunakan tes MBTI, subjek akan diketahui apakah memiliki tipe kepribadian artisan, guardian, idelais dan rational. Siswa yang dijadikan subjek penelitian pada tahap berikutnya adalah siswa yang memenuhi salah satu dari pengelompokan kepribadian seperti pada Tabel 2.1 yang sudah dijelaskan. Adapun hasil pemilihan subjek penelitian dapat dilahat pada Tabel 3.6 berikut.

(8)

commit to user

Tabel 3.6 Hasil Pemilihan Subjek Penelitian

No Nama Pengelompokan

Kepribadian

Tipe Kepribadian

1 Peri Anggraini ENTP Rational

2 Latifah Nurul Isnaini ISFJ Guardian

3 Yuliana ESTJ Guardian

4 Lika Hanifa ISTJ Guardian

5 Nuri Ahlittaqwa INTJ Rational

6 Mariani ESFJ Guardian

7 Herza Amalia INFJ Idealis

8 Nurul Azmi INTP Rational

Berdasarkan hasil pemilihan subjek penelitian, diperoleh 1 orang siswa dengan kepribadian ENTP (Ekstrovert-iNtuition-Thinking-Perceiving) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah Ektrovert. 1 orang siswa dengan kepribadian INTJ (Introvert-iNtuition-Thinking-Judging) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah Thinking. 1 orang siswa dengan kepribadian INTP (Introvert-iNtuition-Thinking-Perceiving) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah Perceiving. Berdasarkan pada pengelompokan tipe kepribadian tersebut, subjek ENTP, INTJ, dan INTP tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam subjek dengan tipe kepribadian rational.

Selanjutnya diperoleh 1 orang siswa dengan kepribadian ISFJ (Introvert-Sensing-Feeling-Judging) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah Introvert. 1 orang siswa dengan kepribadian ESTJ(Ekstrovert-Sensing-Thinking-Judging) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah Sensing. 1 orang siswa dengan kepribadian ISTJ (Introvert-Sensing-Thinking-Judging) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah iNtuition, dan 1 orang siswa dengan kepribadian ESFJ (Ekstrovert-Sensing-Feeling-Judging) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah Feeling. Berdasarkan pada pengelompokan tipe

(9)

commit to user

kepribadian tersebut, subjek ISFJ, ESTJ, ISTJ dan ESFJ tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam subjek dengan tipe kepribadian guardian. Selain itu diperoleh 1 orang siswa dengan dengan kepribadian INFJ (Instrovert-iNtuition-Feeling-Judging) dengan kecenderungan kepribadian berdasarkan dimensi Myer-Briggs adalah Judging. Berdasarkan pada pengelompokan tipe kepribadian tersebut, subjek INFJ tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam subjek dengan tipe kepribadian idealis.

Dari hasil pemilihan subjek penelitian, maka dilakukan analisis mendalam kepada subjek dengan tipe kepribadian rational dan guardian yang selanjutnya akan dilihat bagaimana proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika. Untuk analisis lebih lanjut, siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa ENTP sebagai subjek dengan kepribadian rational pertama (STR-1) 2. Siswa INTJ sebagai subjek dengan kepribadian rational ke dua (STR-2) 3. Siswa INTP sebagai subjek dengan kepribadian rational ke tiga (STR-3) 4. Siswa ISFJ sebagai subjek dengan kepribadian guardian pertama (STG-1) 5. Siswa ESTJ sebagai subjek dengan kepribadian guardian kedua (STG-2) 6. Siswa ISTJ sebagai subjek dengan kepribadian guardian ketiga (STG-3) 7. Siswa ESFJ sebagai subjek dengan kepribadian guardian keempat (STG-4)

(10)

commit to user

Adapun Alur pemilihan subjek penelitian digambarkan pada Diagram 3.2 berikut.

Diagram 3.2 Prosedur Pemilihan Subjek Penelitian

Menyiapkan Tes MBTI (Miyers Brigs Type

Indicator)

Memberikan Tes MBTI Kepada Seluruh Siswa

Kelas VIII MTs NW Suralaga

Mengelompokkan Siswa Berdasarkan Dimensi Kepribadian Myer-Briggs.

Memilih 8 Subjek Penelitian Berdasarkan Dimensi

Myer-Briggs

Mengelompokkan Subjek ke dalam Tipe Kepribadian

Diperoleh Subjek Penelitian yang Memenuhhi

Kriteria

Kriteria Pemilihan Subjek 1. Memiliki Kecendrungan yang

Kuat Terhadap Salah Satu Tipe Kepribadian.

2. Mampu mengkomunikasikan

idenya dengan jelas baik secara tulisan maupun lisan

3. Sudah mendapatkan materi

kubus dan balok

4. Informasi Guru Matematika Kelas VIII MTs NW Suralaga. Menetapkan kriteria

(11)

commit to user

D. Data dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47) dalam Moleong (2013: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Penelitian

Data merupakan suatu sumber yang memberikan informasi kepada peneliti dalam proses melakukan penelitian. Data atau informasi yang paling penting dikaji dalam penelitian ini adalah sebagian besar berupa data kualitatif berupa kata-kata lisan, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan subjek penelitian setelah menjawab tugas pemecahan masalah yang diberikan.

2. Sumber Data

Data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data yang berupa hasil tugas pemecahan masalah dan hasil wawancara dengan siswa. Informasi tersebut digali dari beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa peristiwa yang meliputi kegiatan tanya jawab kepada siswa (subjek), yaitu siswa kelas VIII MTs NW Suralaga tahun pelajaran 2013/2014, untuk mendapatkan data yang diperlukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, (Sugiyono, 2009: 224). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, yaitu teknik wawancara berbasis tugas.

Teknik wawancara berbasis tugas ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai proses pengolahan informasi yang dilakukan siswa (subjek) dalam memecahkan masalah yang diberikan. Pada saat wawancara, peneliti memberikan lembar tugas pemecahan masalah (TPM) kepada subjek, dimana peneliti meminta

(12)

commit to user

subjek untuk membaca dan memahami soal pada lembar tugas pemecahan masalah sambil mengkomunikasikan apa yang ada dalam pemikirannya dan meminta siswa untuk menjawab soal yang ada pada lembar tugas pemecahan masalah secara langsung, dengan peneliti menanyakan beberapa hal terkait untuk mengungkap keterampilan pemecahan masalah oleh siswa. Untuk keperluan triangulasi data, wawancara dilakukan dua kali untuk setiap subyek penelitian.

Dalam pelaksanaan metode wawancara berbasis tugas ini dibutuhkan dua buah instrumen bantu selain peneliti sebagai instrumen utama, yaitu instrumen bantu pertama berupa soal tugas pemecahan masalah dan instrumen bantu kedua berupa pedoman wawancara.

1. Instrumen Bantu Pertama

Pada penelitian ini, data dikumpulkan langsung oleh peneliti sehingga intrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Selain itu data dikumpulkan dengan instrumen bantu berupa tugas pemecahan masalah (TPM) materi luas permukaan kubus yang menuntut berpikir kreatif siswa sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses berpikir kreatif siswa. tugas tersebut terdiri dari satu soal pada tugas pemecahan masalah pertama dan satu soal pada tugas pemecahan masalah kedua yang setara. Sebelum digunakan instrumen ini divalidasi oleh tiga orang yang terdiri dari dua orang dosen matematika dan seorang guru matematika MTs NW Suralaga. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah instrumen ini sudah dapat digunakan untuk mengungkap proses berpikir kreatif siswa. Analisis dilakukan dengan menentukan aspek isi, konstruksi kalimat, dan bahasa yang digunakan dengan kriteria validitas. Kriteria validitas yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui bahwa soal yang dibuat telah memenuhi kecocokan isi, konstruksi kalimat dari pertanyaan dan bahasa yang digunakan dalam soal dapat digunakan untuk mengungkap proses berpikir kreatif siswa sehingga soal dikatakan valid. Validasi instrumen bantu pertama untuk tugas pemecahan masalah ini dilakukan oleh validator yang ditunjuk peneliti. Adapun validator yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

(13)

commit to user

Tabel 3. 7 Nama-Nama Validator Insttrumen Bantu Pertama ( Soal Tugas Pemecahan Masalah)

No Nama Validator Pekerjaan

1 Dr. Gatut Iswahyudi, M.Si Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta

2 Masjudin S.Pd.,M.Pd

Dosen pendidikan Matematika IKIP Mataram dan Sekertaris Jurusan pendidikan Matematika IKIP Mataram 3 Busro, S.Si Guru Matematika MTs NW Suralaga

Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen bantu pertama yang berupa tugas pemecahan masalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut

a. Soal Tugas Pemecahan Masalah Pertama (TPM) I

Pada soal tugas pemecahan masalah pertama layak digunakan oleh validator 2 dan 3. Sedangkan validator 1 menyatakan layak digunakan dengan saran perbaikan pada isi, dan konstruksi kalimat. Beradasarkan hasil validasi, telah dilakukan revisi pada soal tugas pemecahan masalah seperti pada Tabel 3.8 berikut

Tabel 3.8 Revisi Instrumen Bantu Pertama (Soal Tugas Pemecahan Masalah I)

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1 Tika ingin membuat beberapa kotak pernak pernik berbentuk kubus dan/atau balok dari plastik dengan luas permukaan kotak tersebut adalah 96 cm2. Bantulah Tika membuat kotak pernak-pernik tersebut dengan ukuran yang berbeda?

Tika ingin membuat beberapa kotak pernak pernik berbentuk kubus dan/atau balok dari plastik dengan ukuran plastik tersebut adalah 16 cm x 6 cm. Berapa banyak kotak pernak-pernik yang dapat dibuat Tika dengan ukuran yang berbeda dan luas permukaan yang sama?

b. Soal Tugas Pemecahan Masalah Kedua (TPM) II

Pada soal tugas pemecahan masalah pertama layak digunakan oleh validator 2 dan 3. Sedangkan validator 1 menyatakan layak digunakan dengan saran perbaikan pada isi, dan konstruksi kalimat dan konstruksi bahasa. Validator 1 menyatakan soal untuk tes pemecahan maslah II harus setara dengan soal tes pemecahan masalah I, supaya dapat

(14)

commit to user

digunakan untuk melakukan triangulasi data penelitian. Beradasarkan hasil validasi, telah dilakukan revisi pada soal tes pemecahan masalah seperti pada Tabel 3.9 berikut

Tabel 3.9 Revisi Instrumen Bantu pertama (Soal Tugas Pemecahan Masalah II)

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1 Ardi mempunyai kertas karton dengan panjang 384 cm2. Kertas karton tersebut akan digunakan untuk membuat beberapa bangun berbentuk kubus dan balok dengan ukuran yang berbeda dan luas permukaan yang sama. Bantulah Ardi membuat bangun tersebut sehingga kertas karton tersebut habis terpakai?

Ardi mempunyai kertas karton dengan ukuran 32 cm x 12 cm. Kertas karton tersebut akan digunakan untuk membuat kotak pensil berbentuk kubus dan/atau balok dengan ukuran yang berbeda dan luas permukaan yang sama. Berapa banyak kotak pensil yang dapat dibuat Ardi, sehingga kertas karton tersebut habis terpakai?

Alur pengembangan instrumen bantu pertama (Tugas Pemecahan Masalah Matematika) digambarkan pada Diagram 3.3 berikut.

Ya

Tidak

Diagram 3.3 Alur Pengembangan Instrumen Tugas Pemecahan Masalah Matematika

Draf Instrumen Tes Pemecahan Masalah

Matematika

Validasi Instrumen

Oleh Validator Revisi Berdasarkan

Saran Validator Kriteria yang digunakan:

1. Isi 2. Kesesuaian Bahasa 3. Konstruksi Kalimat Valid? Instrumen Siap Digunakan

(15)

commit to user 2. Instrumen Bantu Kedua (Pedomana Wawancara )

Dalam pelaksanaan wawancara berbasis tugas selain digunakan tugas pemecahan masalah, juga digunakan Instrumen bantu kedua berupa pedoman wawancara untuk menjelaskan kerangka pelaksanaan dan garis besar daftar pertanyaan yang direncanakan dalam proses wawancara. Pedoman wawancara ini bersifat semi struktur bertujuan untuk mengumpulkan data berupa kata-kata dari hasil wawancara tentang proses berpikir kreatif ketika siswa menyelesaikan tugas pemecahan masalah. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan mempertimbangkan instrumen bantu berupa lembar tugas pemecahan masalah. Instrumen bantu dalam wawancara pertama dan instrumen bantu dalam wawancara kedua adalah soal yang sejenis, soal tersebut digunakan untuk mengarahkan kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah.

Sebelum instrumen digunakan, pedoman wawancara ini divalidasi berdasarkan kriteria kejelasan item pertanyaan terhadap tujuan penelitian. Instrumen ini divalidasi terlebih dahulu oleh 3 valiadator. Validitas yang diterapkan yaitu validitas isi yang bertujuan untuk melihat kecocokan materi, konstruksi serta bahasa yang digunakan. Kriteria validitas yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui bahwa dari segi kejelasan tujuan wawancara dan item pertanyaan dan kesesuaian pertanyaan dapat mengungkap proses berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah matematika. Validasi instrumen pedoman wawancara ini dilakukan oleh validator yang ditunjuk peneliti. Adapun validator yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Validator Instrumen Bantu Kedua (Pedoman Wawancara)

No Nama Validator Pekerjaan

1 Dr. Gatut Iswahyudi, M.Si Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta

2 Masjudin S.Pd.,M.Pd

Dosen pendidikan Matematika IKIP Mataram dan Sekertaris Jurusan pendidikan Matematika IKIP Mataram 3 Busro, S.Si Guru Matematika MTs NW Suralaga

(16)

commit to user

Hasil validasi menunjukkan bahwa ketiga validator menyatakan pedoman wawancara layak digunakan. Alur dari pengembangan instrumen bantu kedua (pedoman wawancara) digambarkan pada Diagram 3.4 berikut:

F. Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang digunakan untuk pengembangan validitas (kesahihan) data penelitian. Cara-cara antara lain bisa berupa beberapa macam teknik triangulasi (triangulation), review informan kunci (key informant review), dan juga member check (Sutopo, 2006: 92). Pada penelitian ini validitas data dilakukan dengan triangulasi waktu. Triangulasi waktu berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu yang berbeda. Pemilihan truangulasi waktu pada penelitian ini didasarkan pada pendapat Sugiyono (2009: 274) yang mengatakan bahwa waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan di pagi hari pada saat nara sumber masih segar akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel, berbeda dengan pada saat diberikan pada waktu yang berbeda. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang valid dapat Diagram 3.4 Alur Pengembangan Instrumen Pedoman Wawancara.

Tidak Ya Draf Pedoman Wawancara Validasi Instrumen oleh Validator Revisi Berdasarkan Saran Validator Kriteria yang digunakan:

1. Kejelasan Tujuan Wawancara. 2. Kesesuaian Pertanyaan Valid? Instrumen Siap Digunakan

(17)

commit to user

dilakukan pada waktu atau situasi yang berbeda. Pada penelitian ini triangulasi waktu dilaksanakan setelah diperoleh data pada pengambilan data pertama dengan selang waktu yang digunakan selama empat hari. Data hasil triangulasi yang sama merupakan data subjek yang valid, sedangkan data yang berbeda akan direduksi atau dijadikan temuan lain dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong (2013:248) mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, mimilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriatakan kepada orang lain. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Proses analisis data dalam penelitian ini diawali dengan mentranskrip data hasil wawancara yang terkumpul, menelaah data yang tersedia dari subjek penelitian dan menyusunnya dalam satuan-satuan yang selanjutnya dikategorikan berdasarkan kriteria. Langkah-langkah analisis data selanjutnya adalah sebagai berikut

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data tertulis dan data hasil wawancara dengan siswa pada saat menyelesailan tugas pemecahan masalah matematika. Dari hasil wawancara tersebut akan diketahui bagaimana proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah disamping itu data yang tidak dibutuhkan akan direduksi untuk menjadi temuan lain dalam penelitian. Data yang telah

(18)

commit to user

direduksi akan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam tahap ini setelah data direduksi data yang merupakan pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek penelitian. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur dan lain sejenisnya. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Proses penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antara fenomena untuk memaknai apa sebenarnya yang terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

3. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah data disajikan, langkah berikutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan hasil wawancara untuk menemukan proses berpikir kreatif subjek penelitian berdasarkan pada tipe kepribadian mereka masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada SMP

Utama : Jenis Pegawai : PNS Pusat DPK pada Instansi lain, yang benar PNS Pusat yang bekerja pada Departemen/Lembaga, Lokasi kerja LAWEYAN, yang benar SEMARANG, Anak: tempat lahir JAWA

Uji bivariat menggunakan uji statistik korelasi antara lama menjalani HD dengan kualitas hidup didapatkan hasil r 0,081 dan p value 0,316 sehingga disimpulkan

Observasi pembelajaran di kelas dilakukan pada tanggal 26 Februari 2016, bersama guru pembimbing. Adapun kelas yang menjadi objek observasi adalah kelas VIII A. Pada

Kebutuhan ruang yang muncul merupakan pertimbangan dari kegiatan yang dilakukan pada Bandung Fashion Hub yang dikelompokan kembali berdasarkan karakter kegiatan

Gambar 7, enkripsi link akan berada dalam keadaan bahaya bila komunikasi antara pengirim dan penerima harus melewati satu atau lebih host tambahan.. Misalkan tidak ada link

Dengan karakteristik sistem pembelajaran jarak jauh, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Terbuka (FMIPA-UT) dapat mengambil peran yang strategis berkaitan