• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMBUKA GATE LAMPU HIJAU OTOMATIS PADA TRAFFIC LIGHTS UNTUK KENDARAAN DARURAT MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PEMBUKA GATE LAMPU HIJAU OTOMATIS PADA TRAFFIC LIGHTS UNTUK KENDARAAN DARURAT MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PEMBUKA GATE LAMPU HIJAU OTOMATIS PADA

TRAFFIC LIGHTS UNTUK KENDARAAN DARURAT

MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH

BERBASIS MIKROKONTROLER

1 Dadan Nurdin Bagenda,S.T, M.T, 2 Muhammad Bani Aslami

1 Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung, 2 Teknik Informatika STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282

Email : 1 dadannb@yahoo.co.id, 2 muhammadbaban46@gmail.com

Abstrak

Keterlambatan pertolongan pertama khususnya pada kendaraan darurat bisa mengakibatkan kematian. Kurangnya kesadaran khususnya pengguna kendaraan bermotor menjadikan kendaraan yang memberikan pertolongan semakin terlambat dalam melakukan pertolongannya. Keterlambatan pertolongan yang muncul tersebut dapat disebabkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pengatur lampu lalu lintas. Saat ini di Indonesia teknologi kendali lampu lalu lintas terus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga peran lampu lalu lintas bukan hanya untuk menghindari kemacetan saja tetapi juga berperan meningkatkan keselamatan lalu lintas. Lampu lalu lintas yang saat ini diterapkan dianggap belum optimal mengatasi kemacetan lalu lintas, Untuk menanggulangi hal ini sebenarnya merupakan tugas dari polisi yang tidak setiap hari berada dijalan untuk mengatur lalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan alat pengaturan lalu lintas yang memprioritaskan kendaraan yang sedang dalam keadaan darurat. Alat ini mampu mengatur laju lalu lintas dengan mengatur jalan kendaraan secara bergantian yang melewati tempat tertentu setiap hari selama hampir 24 jam sehari.

Dengan permasalahan diatas perlu dilakukan solusinya dengan cara menambahkan sistem baru. Sistem baru ini dibangun menggunakan sensor inframerah yang digunakan untuk mengirimkan sinyal sehingga nantinya sinyal inframerah tersebut akan digunakan untuk menghentikan sistem lalu lintas sementara ketika ada kendaraan darurat yang akan melintas lampu lalu lintas yang searah dengan kendaraan darurat akan berwarna hijau dan setelah melewati persimpangan jalan maka sistem lalu lintas kembali normal.

Kata Kunci: Lampu lalu lintas, Kendaraan darurat, Arduino, Remote infra merah

1. Latar Belakang

Frekuensi kematian dan kerugian akibat

keterlambatan pertolongan yang tinggi dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa upaya pencegahan menjadi tidak efektif dan mengakibatkan tingkat kerugian dan kematian yang lebih tinggi. Diambil dari sumber berita online viva.co.id banyaknya pasien-pasien yang meninggal dunia setelah terlambat mendapat penanganan medis. Keterlambatan akibat mobil ambulans yang membawa pasien terjebak macet di depan rumah sakit itu. Hal itulah yang menyebabkan pasien terlambat masuk Instalasi Gawat Darurat bukan karena kelalaian tim medis. Somali,

seorang petugas keamanan RSCM Jakarta

membenarkan informasi yang didapatkan itu. Menurut Somali, ruas jalan di depan RSCM yakni Jalan Dipenogoro memang salah satu ruas paling sering terjadi kemacetan arus lalu lintas. Somali mengatakan, kemacetan di ruas itu sulit diketahui pasti waktunya. Kemacetan bisa terjadi kapan saja, siang, malam atau juga sore. Tapi yang terparah menurutnya kemacetan terjadi pada jam-jam pulang kerja. Somali menceritakan, banyak sekali ambulans pengangkut pasien menuju RSCM yang tertahan atau terjebak di dalam antrean panjang kendaraan. Sumber berita dari bali.tribunnews.com mengalami hal yang serupa hanya saja disini berbeda kendaraan yaitu pemadam kebakaran. Karena jalan satu arah di Jalan

ByPass Ngurah Rai dibuat dua arah, kondisi tersebut justru menyebabkan kemacetan total arus lalulintas. Bahkan, dikabarkan akibat kemacetan tersebut, mobil pemadam kendaraan milik Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung dan Pemadam Kebakaran milik Angkasa Purra I tertahan di tengah-tengah jalan. Sementara, api yang membakar tiga ruko tempat penjualan perabotan bekas pakai, nampak masih membara dan warga memadamkan api dengan selang air PDAM. Selain itu, karena terjebak kemacetan suara klakson justru membuat berisik di Jalan By Pass Ngurah Rai Banjar, Kelan, Desa Kedongan, Badung, Bali. Berita selanjutnya yang diambil dari news.detik.com menambah bukti bahwa kemacetan sudah semakin parah. Mobil pemadam kebakaran yang diberangkatkan untuk melawan si jago merah yang tengah beraksi di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Suara sirine dari mobil berwarna merah itu menggema di jalan-jalan ibu kota. Namun tetap saja pengendara lainnya tak bisa memberi jalan. Seorang saksi mata bernama Ryan melihat peristiwa ironis. Saat petugas damkar ingin cepat sampai di lokasi kebakaran agar api tak menyebar, lalu lintas tetap tak menyisakan seruas jalan pun. Dari beberapa sumber berita yang diambil memberikan sedikit gambaran dari keterlambatan pertolongan bisa

mengakibatkan kematian. Kurangnya kesadaran

khususnya pengguna kendaraan bermotor menjadikan kendaraan yang memberikan pertolongan semakin

(2)

terlambat dalam melakukan pertolongannya. Keterlambatan pertolongan yang muncul tersebut dapat disebabkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pengatur lampu lalu lintas. Saat ini di Indonesia teknologi kendali lampu lalu lintas terus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga peran lampu lalu lintas bukan hanya untuk menghindari kemacetan saja tetapi juga berperan meningkatkan keselamatan lalu lintas. Lampu lalu lintas yang saat ini diterapkan dianggap belum optimal mengatasi kemacetan lalu lintas, Untuk menanggulangi hal ini sebenarnya merupakan tugas dari polisi yang tidak setiap hari berada dijalan untuk mengatur lalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan alat pengaturan lalu lintas yang memprioritaskan kendaraan yang sedang dalam keadaan darurat. Alat ini mampu mengatur laju lalu lintas dengan mengatur jalan kendaraan secara bergantian yang melewati tempat tertentu setiap hari selama hampir 24 jam sehari. Dari sini, muncul ide untuk mengatasi hal tersebut yang berjudul Sistem Pembuka Lampu Hijau Otomatis pada Traffic Light Untuk Kendaraan Darurat Menggunakan Infra Merah Berbasis Mikrokontroler. Pada alat ini dapat di atur lampu merah menjadi hijau secara otomatis dengan menangkap sensor pada acuan kendaraan yang sedang dalam keadaan darurat. Dengan adanya sistem ini, diyakinkan akan bisa mengurangi beberapa macam masalah yang mendera sistem ke-lalu lintasan yang terjadi saat ini.

1.2 Identifikasi Permasalahan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka pengambilan rumusan masalah dalam penelitian adalah kendaraan darurat terjebak macet di persimpangan jalan perkotaan.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Agar pembahasan masalah ini menjadi terarah serta permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas maka batasan masalah yang akan dibahas adalah :

1. Sistem buka lampu hijau otomatis hanya

mencakup kendaraan ambulance dan

pemadam kebakaran.

2. Berlaku hanya di dalam persimpangan jalan yang memiliki lampu merah khususnya di perkotaan.

3. Media sensor sebagai input yang digunakan adalah sensor Inframerah.

4. Kendaraan diasumsikan bergerak lurus dan diperbolehkan berbelok ke kiri maupun ke kanan.

5. Pengujian sistem dilakukan pada

persimpangan yang terdiri dari 4 jalur. 6. Pada setiap sensor terdapat wifi yang

menyediakan akses internet yang memiliki hak akses ke traffic light.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan pembuatan alat ini adalah untuk memberikan prioritas pada kendaraan darurat pada saat berada dalam persimpangan jalan sehingga kendaraan darurat dapat terhindar dari kemacetan dengan harapan mengurangi angka kematian karena keterlambatan pertolongan.

II.Dasar Teori II.1 Lalulintas

Lalu Lintas di dalam Undang-undang no 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sedang ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa

jalan dan fasilitas pendukung[1]. Untuk

mengendalikan pergerakan orang dan atau kendaraan agar bisa berjalan dengan lancar dan aman diperlukan perangkat peraturan perundangan yang sebagai dasar dalam hal ini Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

II.2 Arduino Nano

Arduino Nano adalah salah satu varian dari produk board mikrokontroller keluaran Arduino. Arduino Nano adalah board Arduino terkecil, menggunakan mikrokontroller Atmega 328 untuk Arduino Nano 3.x dan Atmega168 untuk Arduino Nano 2.x. Varian ini mempunyai rangkaian yang sama dengan jenis Arduino Duemilanove, tetapi dengan ukuran dan desain PCB yang berbeda. Arduino Nano tidak dilengkapi dengan soket catudaya, tetapi terdapat pin untuk catu daya luar atau dapat menggunakan catu daya dari mini USB port. Arduino Nano didesain dan diproduksi oleh Gravitech.[4]

II.3

ArduinoUno

Pengertian Arduino adalah:

“Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.”

Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated circuit) yang bisa diprogram menggunakan

komputer. Tujuan menanamkan program pada

mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai ‘otak’ yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronik.

Mikrokontroler ada pada perangkat elektronik di sekeliling kita. Misalnya handphone, MP3 player, DVD, televisi, AC, dll. Mikrokontroler juga dipakai untuk keperluan mengendalikan robot. Baik robot mainan, maupun robot industri.

Karena komponen utama Arduino adalah

mikrokontroler, maka Arduino pun dapat diprogram menggunakan komputer sesuai kebutuhan kita.

Gambar II.1 Arduino Uno Spesifikasi Arduino Uno

(3)

 Catu Daya 5V

 Teganan Input (rekomendasi) 7-12V  Teganan Input (batasan) 6-20V

 Pin I/O Digital 14 (of which 6 provide PWM output)

 Pin Input Analog 6

 Arus DC per Pin I/O 40 mA

 Arus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA  Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5

KB digunakan oleh bootloader  SRAM 2 KB (ATmega328)  EEPROM 1 KB (ATmega328)  Clock Speed 16 MHz

II.4 Infra Merah

Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi inframerah memiliki panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah tidak akan terlihat oleh mata namun radiasi

panas yang ditimbulkannya masih dapat

dirasakan/dideteksi.

Cahaya infra merah, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang nampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata.

Gambar II.2 LED Inframerah

Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah, lubang untuk menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga dapat mengurangi interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra merah yang baik biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari silikon) berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi infra merah yang digunakan diluar rumah (outdoor).

II.5 Pengertian Modul Wifi ESP8266

ESP8266 merupakan modul wifi yang berfungsi sebagai perangkat tambahan mikrokontroler seperti Arduino agar dapat terhubung langsung dengan wifi dan membuat koneksi TCP/IP. Modul wireless ESP8266 merupakan modul low-cost Wi-Fi dengan dukungan penuh untuk penggunaan TCP/IP. Modul ini di produksi oleh Espressif Chinese Manufacturer. Pada tahun 2014, AI-Thinker manufaktur pihak ketiga dari modul ini mengeluarkan modul ESP-01,

modul ini menggunakan AT-Command untuk konfigurasinya[15].

Gambar.II.3 Wifi Esp8266

Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3v dengan memiliki tiga mode wifi yaitu Station, Access Point dan Both (Keduanya). Modul ini juga dilengkapi dengan prosesor, memori dan GPIO dimana jumlah pin bergantung dengan jenis ESP8266 yang kita gunakan. Sehingga modul ini bisa berdiri sendiri tanpa menggunakan mikrokontroler apapun karena sudah

memiliki perlengkapan layaknya

mikrokontroler.Firmware default yang digunakan oleh perangkat ini menggunakan AT Command, selain itu ada beberapa Firmware SDK yang digunakan oleh perangkat ini berbasis opensource yang diantaranya adalah sebagai berikut :

• NodeMCU dengan menggunakan basic

programming lua

• MicroPython dengan menggunakan basic

programming python

• AT Command dengan menggunakan perintah perintah AT command

Modul ini memiliki firmware bawaan pabrik yang

mendukung perintah AT-Command untuk

komunikasi dengan serial port. Berikut ini contoh beberapa perintah ATCommand berserta fungsinya pada modul ESP8266.

II.6 Optimasi Program

Seperti yang sudah disebutkan di BAB I, optimasi program sangat dibutuhkan oleh penulis karena kebutuhan pemrosesan yang cepat oleh pengendali utama. Karena Pengendali utamanya menggunakan Arduino Uno, maka kita menggunakan hasil penelitian Dadan (2016) yang berjudul "Pengaruh Struktur Pemrograman Dan Compiler Pada Kecepatan Operasi Menggunakan Arduino Uno,"

Hasil penelitiannya menyatakan ada 2 cara mengoptimalkan kecepatan proses, pertama dengan cara mengatur struktur pemrogramannya, kedua dengan cara mengunakan level option compiler berikut:

#pragma GCC optimize (“-O3”)

Dengan cara ini, jika menggunakan level option ke-3 atau (“-O3”) maka dapat mengurangi waktu tempuh sampai 78.23% dari standar compiler [3].

III. Analisis Dan Perancangan III.1. Blok Diagram Sistem

Blok diagram sistem keseluruhan bertujuan untuk memberikan pemetaan pembagian kerja penulis dan rekan penulis dengan dibagi menjadi beberapa subsistem. Berikut ini adalah blok diagram sistem pengontrolan nirkabel peralatan elektronik dalam ruangan secara keseluruhan :

(4)

Gambar III.1 Blok Diagram Sistem Keseluruhan

Dari gambar diatas terlihat bahwa sistem ini terdiri dari 6 blok utama yaitu:

1. Arduino Nano sebagai pengolah sensor dan pengirim data sensor.

2. Sensor Inframerah Transmitter sebagai pengirim signal.

3. Sensor Inframerah Receiver sebagai

penerima signal.

4. Wifi ESP8266 sebagai wifi interface untuk komunikasi antara arduino dengan server. 5. Access Point sebagai penghubung wifi-wifi

ESP8266 ke server.

6. Server yang dilengkapi wifi dan aplikasinya.

III.2 Usecase Diagram

Use Case merupakan diagram yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor, terutama sangat penting untuk pengorganisasian dan memodelkan prilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

Gambar III.2 UseCase Diagram

III.3 Permodelan Data

Gambar III.3 Class Diagram

IV. Implementasi Dan pengujian

IV.1 Jadwal Kegiatan

Adapun aktivits-aktivitas yang dilakukan dalamm tahapan implementasi adalah sebagai berikut :

Dari uraian tersebut rencana implementasi diatas dijadwalkan dalam tabel dibawah ini:

1. Penetapan Anggaran Dan Hardware

Pada poin ini akan dilakukan penentuan anggaran yang diperlukan serta pemilihan hardware yang akan digunakan.

2. Pemilihan Hardware dan Software

Tempat untuk peralatan harus dipersiapkan terlebih dahulu, dan memilih hardware dan software yang akan digunakan dalam alat tersebut.

3. Intalasi Hardware dan Software

Pemrograman pada tahap ini merupakan

kegiatan penulisan kode program untuk

mengimplementasikan rancangan aplikasi yang telah di buat. Setelah hardware dan software tersedia maka selanjutnya adalah proses pemasangan hardware baru dan penginstalan software

4. Pembuatan Program

Kegiatan pembuatan program yaitu kegiatan menterjemahkan hasil rancanagan kedalam bentuk yang dapat dibaca oleh arduino uno

5. Pengetesan dan Perbaikan Hardware dan

Software

Kegiatan uji coba dan apabila masih ada kesalahan akan diperbaiki, sehingga sistem dapat berjalan secara maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

6. Evaluasi Sistem

Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk

mengetahui efektifitas, efisiensi dari sistem yang baru dibandingkan dengan hasil yang dicapai oleh sistem lama

Tabel IV.1 Gantt chart rencana aktivitas implementasi UC2.Terima ID kendaraan darurat

UC4.Update ID kendaraan online UC1.Terima sinyal inframerah

<<include>> UC.5Menampilkan informasi kendaraan darurat <<include>> pengawas pemakai kendaraan darurat kendaraan darurat

UC.3Buka lampu hijau <<include>>

(5)

IV.2.Pengujian

Sub bab ini menerangkan tentang cara dan langkah-langkah yang digunakan untuk proses pengujian terhadap aplikasi dan sistem yang telah dirancang sebelumnya, apakah telah sesuai dengan apa yang diharapkan melalui penilaian yang dilakukan oleh beberapa orang sukarelawan yang ditunjuk.

Tabel IV.2 Rencana Pengujian

Kelas Uji Butir Uji

Tingkat Pengujia n Ket Pengguna Sensor Inframera h Menerima jarak antara sensor inframera h transmitte r dan receiver. Modul Input Wifi ESP8266 Mengirim data dummy ke database. Modul Komunikas i Website Menguji data yang tampil pada website Perangkat lunak Output

Tabel IV.3 Pengujian Sensor Inframerah pada siang hari Jarak Inframera h Transmitte r ke Receiver Pengirima n Data Data diterim a Tingkat kegagala n 100 cm 8 x 8 x 0 200 cm 8 x 8 x 0 300 cm 8 x 8 x 0 400 cm 8 x 8 x 0 700 cm 8 x 8 x 0 1000 cm 8 x 8 x 0 2000 cm 8 x 7 x 1 2500 cm 8 x 8 x 0 3000 cm 8 x 5 x 3 3200 cm 8 x 5 x 3 3400 cm 8 x 4 x 4 3800 cm 8 x 2 x 6 4000 cm 8 x 1 x 7 4200 cm 8 x 0 8

Dari tabel pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Semakin jauh jarak sensor inframerah maka semakin tinggi tingkat kegagalan untuk menerima data.

2. Pengujian dilakukan dengan remote televisi dan serial monitor untuk menerima data sinyal inframerah.

3. Pengujian pada siang hari serial monitor sudah tidak menampilkan data pada jarak 4200 centimeter atau 42 meter dengan pengujian 8x tidak ada data satupun yang diterima.

Tabel IV.4 Pengujian Sensor Inframerah pada malam hari Jarak Inframerah Transmitte r ke Receiver Pengirima n Data Data diterim a Tingkat kegagala n 100 cm 8 x 8 x 0 200 cm 8 x 8 x 0 300 cm 8 x 8 x 0 400 cm 8 x 8 x 0 700 cm 8 x 8 x 0 1000 cm 8 x 8 x 0 2000 cm 8 x 8 x 0 2500 cm 8 x 8 x 0 3000 cm 8 x 7 x 1 3200 cm 8 x 7 x 1 3400 cm 8 x 5 x 3 3800 cm 8 x 6 x 2 4000 cm 8 x 6 x 2 4200 cm 8 x 5 x 3 4500 cm 8 x 2 x 6 5000 cm 8 x 1 x 7 5200 cm 8 x 0 8

Dari tabel pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Semakin jauh jarak sensor inframerah maka

semakin tinggi tingkat kegagalan untuk menerima data.

2. Pengujian dilakukan dengan remote televisi dan serial monitor untuk menerima data sinyal inframerah.

3. Pengujian pada malam hari serial monitor sudah tidak menampilkan data pada jarak 5200 centimeter atau 52 meter dengan pengujian 8x tidak ada data satupun yang diterima.

4. Perbedaan penerimaan data terlihat pada siang dan malam dikarenakan intensitas cahaya dapat mengganggu sinyal inframerah. Maka akan terlihat lebih jauh jarak yg didapat ketika dilakukan pada malam hari.

Tabel IV.5 Pengujian Wifi ESP8266

Jarak ke AP

Rata-rata Time Replay

Jumlah RTO (Request Time Out)

5 m 58 ms 0 10 m 101 ms 0 15 m 96 ms 0 25 m 37 ms 0 35 m 46 ms 0 40 m 55 ms 0 45 m 61 ms 0 50 m 90 ms 0 55 m 114 ms 0 60 m 102 ms 0

(6)

Jarak ke AP

Rata-rata Time Replay

Jumlah RTO (Request Time Out)

65 m 260 ms 0

70 m 130 ms 0

75 m - 3

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Jarak dari AP (Access Point) ke wifiesp8266 tidak mempengaruhi rata-rata time reply. 2. Dari 0 meter sampai dengan 70 meter tidak

ada RTO (Request Time Out) yang terjadi saat mencoba ping ke ip address wifi

esp8266.

3. Pada jarak 75 meter wifi esp8266 tidak terkoneksi ke AP (Access Point).

Tabel 0.6 Hasil Pengujian

N o. Alat yang diujika n Cara pengujian Hasil yang diharap kan Hasil penguji an 1 Penguji an peneri maan sinyal inframe rah Menguji apakah sensor inframerah mengirimk an sinyal dengan menghubu ngkan sensor inframerah dengan arduino. Sensor inframer ah dapat mengiri mkan sinyal. Sensor ultrasoni k berhasil mengiri mkan sinyal 2 Penguji an Wifi ESP82 66 Menguji apakah Wifi ESP8266 dapat mengirimk an data dummy melalui jaringan wireless ke database. Wifi ESP826 6 dapat mengiri mkan data dummy melalui jaringan wireless ke database Wifi ESP826 6 berhasil mengiri mkan data dummy ke database .. 3 Penguji an Websit e Menguji apakah website menampilk an data dengan cepat Website menamp ilkan data dengan cepat. Website dapat menamp ilkan data dengan cepat. 4 Penguji an Lampu LED Menguji apakah led dapat hidup/mati jika diberi logic 0/1 Lampu LED dapat hidup/m ati Lampu LED hidup/m ati

V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perencanaan dan membuat suatu sistem pengujian beserta analisanya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa permasalahan yang ada dapat teratasi dengan baik dan dari kinerja keseluruhan sistem pembuka gate lampu hijau otomatis untuk kendaraan darurat baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak telah berhasil diintegrasikan dengan menghubungkan media nirkabel, walaupun masih banyak kekurangan yang terdapat pada sistem yang telah dibuat.

V.2 Saran

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam menyusun sistem ini, sistem ini masih banyak kekurangan dan tentu saja masih jauh dari sempurna. Melihat hasil uji coba dan kesimpulan saran untuk penelitian lanjutan dengan topik yang sama yaitu :

1. Untuk pengembangan kedepan diharapkan

mampu untuk memperbaiki dari segi aplikasi dengan beberapa fitur.

2. Menambahkan gps pada kendaraan darurat untuk mengetahui jalur mana saja yang terjadi kemacetan parah.

DAFTAR PUSTAKA

[1] P. R. Indonesia, "lalu lintas dan angkutan jalan," in undang-undang no.22, jakarta, 2009.

[2] A. Sulaiman, "ARDUINO: Mikrokontroler bagi

pemula hingga mahir," 2012. [Online].

Available:

http://buletin.balaielektronika.com/?p=163. [Accessed 30 April 2017].

[3] H. Santosa, "Apa itu Arduino," 2012. [Online].

Available:

http://hardi- santosa.blog.ugm.ac.id/2012/06/23/apa-itu-arduino. [Accessed 30 April 2017].

[4] R. H. D. N. Bagenda, "Pengaruh Struktur Pemrograman dan Compiler Pada Kecepatan Operasi Menggunakan Arduino Uno," in SNTEI

- Seminar National Teknik Elektro dan Informatika ISBN:978-602-18168-0-6,

Makassar, 2016.

[5] Z. K, "sebatekno," 9 oktober 2015. [Online].

Available:

http://www.sebatekno.com/jenis-atau-type-arduino. [Accessed 20 mei 2017]. [6] M. Idris, "Parking Guidance System Utilizing

Wireless Sensor Network dan Ultrasonic,"

Information Technology Journal, vol. II, no.

ISSN 1812-5638, pp. 138-146, 2009.

[7] M. M, "ESP 8266: A Breakthrough in Wireless Sensor Networks And Internet of Things,"

International Journal of Electronics and Communication Engineering & Technology, vol.

vi, no. 8, pp. 7-11, 2015.

[8] P. W. R, "Smart Parking Berbasis Arduino Uno,"

Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Elektronika, vol. v, pp. 32-40, 2016.

(7)

[9] W. S and M. B, "Intelligent Car Park

Management System Using Wireless,"

International Journal of Computer Applications,

vol. 122, pp. 1-6, 2016.

[10] D. Oktavian, "Rancang Bangun Alat Monitoring Kecepatan Angin Dengan Koneksi Wireless Menggunakan Arduino Uno," E-Journal Teknik

Elektro dan Komputer, vol. 5, no. 4 ISSN :

2301-8402, pp. 13-17, 2014.

[11] M. Collotta and T. Giuffre, "Smart Traffic Light Junction Management Using Wireless Sensor

Networks," Faculty of Engineering and

Architecture, vol. 13, no. E-ISSN : 2224-2864,

pp. 68-72, 2014.

[12] F. Djuandi, "Pengenalan Arduino," 2015. [Online]. Available: http://www.tobuku.com. [Accessed 20 April 2017].

[13] D. Alan and B. H, "System Analysis & Desain with UML 2.0," Third Edition, 2016.

[14] K. E. Kendall and J. E. Kendall, SYSTEMS ANALYSIS AND DESIGN, Camden, New Jersey: Prentice Hall, One Lake Street: Upper Saddle, 2011.

[15] R. Widuri, "Rangkaian Mikrokontroler," 2015.

[Online]. Available:

widuri.raharja.info/index.php/KP1133465645. [Accessed 5 Agustus 2017].

[16] geeknesia, "koneksi arduino ke geeknesia menggunakan esp8266 sebagai penghubung ke

internet," 2015. [Online]. Available:

https://geeknesia.freshdesk.com/support/solution s/articles/6000080944-part-4-koneksi-arduino-ke-geeknesia-menggunakan-esp8266-. [Accessed 10 Agustus 2017].

Gambar

Gambar III.1 Blok Diagram Sistem Keseluruhan  Dari  gambar  diatas  terlihat  bahwa  sistem  ini  terdiri  dari 6 blok utama yaitu:
Tabel IV.2 Rencana Pengujian  Kelas Uji  Butir Uji
Tabel 0.6 Hasil Pengujian  N o.  Alat  yang  diujika n  Cara  pengujian  Hasil yang  diharapkan  Hasil  pengujian  1  Pengujian penerimaan sinyal inframerah  Menguji apakah sensor  inframerah mengirimkan sinyal dengan  menghubu ngkan  sensor  inframerah  d

Referensi

Dokumen terkait

Begitu susu skim ditambahkan ke dalam sari jagung manis, aroma susu skim segera berbaur dan menjadi homogen dengan aroma bahan lain sehingga peningkatan

Nawi Janis Page 15 digunakan untuk sesi debug, menutup semua file terbuka yang digunakan..

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi (

Menurut IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008: 1.4), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

Dari hasil analisis uji t perlakuan iradiasi sinar gamma untuk parameter bobot segar, bobot kering umbi, diameter umbi dan berat rata- rata per umbi berbeda

Dari hasil wawancara dan observasi dengan orang tua yang memiliki anak putus sekolah beserta anak yang putus sekolah di Desa Semata Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas,

4) Peningkatan frekuensi penerbangan dari dan ke Provinsi lampung juga sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan lahan di kawasan bandar udara, mengingat lokasinya

Zagovorniki obtožencev so pred začetkom glavne obravnave in tekom dokaznega postopka na narokih glavne obravnave podali zahteve za izločitev nedovoljenih dokazov slovenskih,