• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Material Cetak Definisi dan Tujuan3,4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.1 Material Cetak Definisi dan Tujuan3,4"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Material cetak 2.1 Material Cetak

2.2.1 Definisi dan Tujuan3,4 1. Definisi dan Tujuan

 Definisi

Impression material adalah bahan yang dipergunakan untuk mendapatkan suatu cetakan yang tepat dari gigi atau jaringan mulut yang merupakan negative reproduksi dari jaringan mulut tersebut.

Syarat-syarat material cetak :

a. Rasa, bau menyenangkan dan warna estetik

b. Bebas dari bahan-bahan toxic yang mengiritasi jaringan

c. Mudah dimanupulasikan dan tidak mempergunakan alat-alat yang rumit d. Setting time yang tidak terlalu panjang

e. Konsistensi baik dan tekstur halus

f. Tidak terjadi deformasi sesudah dicetakkan

g. Cukup kuat, tidak pecah sewaktu dikeluarkan dari mulut h. Tidak berubah dimensinya oleh karena temperatur i. Relatif tidak mahal

 Tujuan

 Material cetak digunakan untuk menghasilkan bentuk dari gigi dan jaringan mulut.

 Material cetak digunakan untuk mendapatkan replika akurat dari jaringan keras dan jaringan lunak mulut.

 Material cetak digunakan untuk memberi hasil negatif dari jaringan, yang nantinya hasil negatif akan diisi dengan gyps yang merupakan model negatif.

(2)

2.2.2 Klasifikasi4

Plaster of Paris

Impression Compound Non elastis (Rigid) Zinc Oxide / Eugenol

Impression Wax

Impression Material Irrevisible

Hydrocholoid Elastis Reversible

Silicone

SyntheticElastomer Polysulfid

Polyether

Material Inelastis (Rigid)00000000000000000000000000000000000000000000

Material cetak inelastis biasanya digunakan diarea yang tidak terdapat lubang dalam. Sebab, jika digunakan pada gigi pada yang berkavitas dia akan sulit dikeluarkan tanpa terjadi fraktur. Contohnya material impression compound, material gips, zinc oxide-eugenol, dan

material wax.

Material impression compound adalah bahan thermoplastis keras yang melunak jika dipanaskan dan menjadi kuat lagi jika memiliki suhu dalam mulut. Komposisinya berupa resin thermoplastis dan wax (40 %), bahan pengisi dan kapur/bedak (50%), asam organic dan pewarna.

Cetakan Plaster (Gips)ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo Cetakan plaster (Gips) memiliki komposisi calcium hemihydrate, potassium sulfat/potassium

(3)

cloride yang berguna sebagai factor yang mempercepat setting timenya dan batas setting ekspansinya.

Zinc Oxide Eugenol (ZOE)oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo ZOE hanya terbatas digunakan pada lengkungan tanpa gigi. ZOE terbagi dalam dua bantuk pasta yang berbeda warna. Yang satu mengandung oksida seng (80%), minyak (15%), pengisi inert (5%). Dan yang satu lagi mengandung eugenol (15%), minyak (65%), resin dan pengisi serta katalisator (Zinc Asetat atau MgCl) yang berguna untuk mempercepat aliran pada setting yang lambat ketika keduanya dicampurkan. Material ini bersifat keras dan rapuh, serta akan patah jika digunakan pada jaringan yang berpola rendah.

Material Waxoooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo Wax lebih sering mengeras pada suhu ruang dan melelehkan jika dipanaskan.. Wax kurang akurat jika digunakan untuk restorasi pada pencetakan akhir serta mudah distorsi pada bagian jaringan yang rendah atau ketika dipengaruhi perubahan suhu ketika dikeluarkan dari mulut. Penggunaannya biasanya pada cetakan preliminary pada pinggiran endetulous. Alas wax digunakan intuk membentuk mahkota sementara dan bridge (jembatan tinggi). Alas wax yang hangat dapat terangkat sebelum mahkota dan bridge mengalami perawatan. Wax juga cukup fleksibel jika ditarik dari rongga rendah pada gigi.3

Material Elastisoooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

Hydrocoloid

Hydrocoloid terbagi menjadi Agar hydrocollocoid yang bersifat reversible dan agar alginate hydrocolloid yang bersifat irreversible.

Agar Hydrocolloidooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo Keunggulan dari agar hydorolloid iyalah dapat mengatasi segala kekurangan yang ada pada material in elastis serta menjadi bahan cetak yang akurat untuk mulut dan lengkung rahang sekaligus jaringan pada ronnga yang dalam serta tidak melukai pasien dan tidak rusak ketika

dikeluarkan dari mulut.

Agar hydrocolloid diambil dari rumput laut yang disebut agar-agar, komponennya terdiri dari 12-15% agar, 1% polisium sulfat, 0,2% penguat gel yaitu borax 0,1%, media kolaid yaitu

(4)

85% air, potassium sulfat yang berfungsi memastiak waktu yang sesuai bagi gips untuk dimasukkan dalam cetakan. Lalu terdapat akil benzoat sebagai anti jamur selama penyimpanan, dan borax dan agar untuk memperlambat

setting time gips. Sifat dari agar hydrocolloid yang pertama demensinya tidak seimbang. Gel akan kehilangan kelembaban dan mengerut jika di udara terbuka.immpression (cetakan) akan mengalami imbibisi dan bergeelembung jika kelamaan di dalam air.. Sifat yang kedua yaitu mudah merusak bentuknya jika tertekan. Jika tekanan terlalu besar, maka perubahan bentuknya akan menjadi permanen. Dan yang terkhir keakuratannya baik, namaun tidak mahal.3

Alginate (irreversible hydrocolloid)

Fungsi dari alginate untuk model studi, bagian gigi tiruan, framework (kerangka kerja), memperbaiki seluruh/sebagain gigi tiruan yang patah, peniruan restorasi, sementra floriide dan memutihkan cetakan, mendukung protector, persiapan percetakan untuk bagian paling utama edentulous, dll.

Komposisi dari alginate terdiri dari postasium/sodium (15-20%), calsium sulfat dehirat (14-20%), potassium sulfat (10%), trisodium fosfat (10%), diatomaceous earth (55-60%) dan bahan tamabhan yaitu glycolorganic, agen pengharum, agen pewarna, dan disinfektan. Alginate bersifat tidak mahal, manipulasi mudah dan tidak memerlukan alat-alat khusus dan juga cukup akurat. Apabila alginate tertekan dengan kuat maka akan terjadi perubahan bentuk yang permanen. Alginate bersifat sangat sensitive untuk kehilangan kelembabab dan akan mengerut. Jika mengalami imbisisi air maka akan mengembang dan terjadi distorsi. Work time dari alginte dimulai dari pencampuran sampai dengan diletakknya dalam mulut 2-3 menit (reguler set), 1,25 – 2 menit (fast-set alginate) dan setting time 2-5 menit, fast set = 1-2 menit. Setting time dapat diperpanjang dengan air dingin dan diperpendek dengan air panas.

Material Gypsum

Gypsum adalah mineral yang merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Gypsum yang sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dehidrat (CaSO4 2H2O) murni, dan telah dipakai untuk keperluan konstruksi. Jenis dari material gypsum ada 5 yaitu,plaster cetak,bahan ini terdiri atas plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan unuk mengatur waktu pengerasan ,bahan ini telah jarang digunakan karna kurang elastis atau kaku. Yang kedua yaitu plaster model plaster jenis ini sering digunakan untuk

(5)

mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidak penting dan kekuatan cukup. Bahan ini terlihat kontras dibandingkan dengan stone yang pada umumnya berwarna.yang ketiga yaitu stone gigi tipe 3 ini lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada kontruksi protesa, karna stone ini memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah protesa selesai. Yang ke empat yaitu stone gigi, kekuatan tinggi persyaratan utama bagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Untuk memperoleh sifat ini , digunakan α-hemihidrat dari jenis “densite”.tipe 4 ini memiliki rata-rata kekerasan 92% disbanding stone tipe 3 yang hanya 82%. Meskipun permukaan lebih keras, tapi tetap harus berhati-hati dalam mengukir pola malam. Dan yang terakhir adalah stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi, ini merupakan produk gypsum yang dibuat akhir-akhi ini, dan memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibadingkan stone gigi tipe 4.. Kekuatan ini diperoleh akibat pegurangan rasio W:P, dan dengan penambahan ekspansi kekerasan.Proses manipulasi material gypsum ada tiga tahapan. Tahapan pertama menakar,pada proses awal material gypsum harus selalu ditakar, sesuai atau menggunakan rasio W:P yang dianjurkan pabrik sebagai pedoman. Tahapan kedua yaitu mengaduk, bila mengaduk dengan menggunakan tangan, mangkuk pengaduk harus berbentuk parabolic, halus, dan tahan terhadap abrasi. Terjebaknya udara pada saat pengadukan harus dihindri agar tidak terjadinya porus yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Biasanya waktu yang dibutuhkan yaitu satu menit. Dan tahapan yang terakhir adalah penanganan model, bila permukaan model tidak halus dank eras ketika dikeluarkan dari cetakan, keakuratannya dipertanyakan.bila telah sempurna, dimensi akan relative konstan, meskipun dalam temperatur ruangan dan kelembaban biasa.kadang-kadang produk gypsum perlu direndam dalam air,sebagai persiapan untuk tehnik yang lain.3

Gypsum Jenis Gypsum

Gypsum digunakan untuk membuat model study dari rongga mulut serta struktur maksila fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.

1. Plaster Cetak (Tipe I)

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan, dikenal juga dengan impression plaster. Plaster

(6)

cetak jarang digunakan lagi untuk mencetak dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer. Plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh.

2. Plaster Model (Tipe II)

Plaster model ini sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, sesuai batasan yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang umumnya berwarna.

3. Stone Gigi (Tipe III)

Pada tahun 1930, suatu peristiwa penting terjadi, yaitu ketikaα-gipsum ditemukan dan diperkenalkan dalam kedokteran gigi Dikombinasikan dengan kemajuan dari bahan cetak hidrokoloid, α-gipsum yang diperbaharui kekerasannya membuat die stone dapatdigunakan dan pembuatan model tidak langsung mungkin dilakukan. Kedokteran gigi banyak membantu sejarah perkembangan plaster. Seorang peneliti pada Perusahaan Gipsum USA mempelajari bahwa mold plaster yang digunakan untuk membentuk basis karet protesa dalam suatu tekanan uap vulkanisasi menjadi amat keras dalam semalam. Penelitian lanjut menunjukkan bahwa gipsum yang mengeras mengalami pengapuran di bawah tekanan uap, membentuk kristalisasi kalsium sulfat hemidrat yang lebih bermutu. Karena perbaikan ini, bahan kemudian langsungdipatenkan sebagai α-gipsum. Sejak penemuan ini, untukpenemuan komersial, proses tersebut dilakukan dalam suatu otoklaf. Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai. Stone tipe III ini memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 MPa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000 psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Die stone merupakan reproduksi gigi yang dipreparasi dimana protesa dibuat pada atau di dalam model tersebut. Karena kondisi keausan yangparah pada bagian tepi ketika dilakukan pembuatan pola malam,dan karena tekanan yang lebih tinggi mengenai die stone selama mencoba dan penyesuaian, kekuatan dan kekerasan yang lebihtinggi dibutuhkan oleh bahan die. Sebagai tambahan, sedikit ekspansi pengerasan dapat ditolerir pada model yangmereproduksi jaringan lunak, tetapi tidak bila menyangkut gigi.

(7)

Stone tipe IV ini digunakan untuk pembuatan die. Persyaratan utama stone tipe IV untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Untuk memperoleh sifat ini, digunakan α-hemihidrat dari jenis „Densite‟. Partikel-partikelnya berbentuk kuboidal dengan daerah permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan adukan. Kekuatan kompresinya 34,3 MPa, memiliki ketahanan abarasi yang lebih tinggi dan kekuatan ekspansi minimal. Perbandingan rasio W:P sebesar 0,23. Dan kekuatannya dua kali lipat dari dental stone tipe 3 sertacocok untuk pembuatan die stone. Diperlukan permukaan keras bagi suatu die yang terbuat dari stone, karena preparasi kavitas diisi dengan malam dan diukir sehingga selaras dengan tepi-tepi die. Suatu instrumen yang tajam digunakan untuk tujuan ini. Karenanya, stone harus tahan terhadap abrasi.

5. Stone Gigi Kekuatan Tinggi Ekspansi Tinggi (Tipe V)

Stone tipe V ini digunakan untuk pembuatan die juga. Produk gypsum yang dibuat akhir-akhir ini, memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan labih jauh rasio W:P. Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10%-0,30%. Hal ini karena logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone yang digunakan untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur. (Kenneth J.Anusvice, 2003:169-172)

Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau hijau, dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips lainnya (Hatrick dkk, 2003). Gypsum Sintetik α-hemihidrat dan β-hemihidrat dapat dibuat sebagai produk sisa atau produk sampingan dalam pembuatan asam fosforik. Produk sintetik ini, merupakan pencampuran dari alfa-hemihidrat dan beta-hemihidrat, biasanya lebih mahal dibandingkan dengan yang dibuat dari gypsum alami tetapi bila produk tersebut dibuat dengan tepat, sifatnya sebanding atau melebihi stone alami. Kendala dalam prosesnya cukup banyak dan hanya sedikit yang berhasil. (Kenneth J.Anusvice, 2003:169-172)

(8)

Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri.1,2

Resin komposit terdiri atas tiga komponen utama, yaitu: komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) anorganik dan bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler yang disebut coupling agent. Oleh sebab itu, resin komposit dapat didefenisikan pula sebagai material yang tersusun dari matriks organik dan partikel bahan pengisi anorganik yang dihubungkan oleh coupling agent. Selain mengandung tiga komponen utama tersebut, resin komposit juga mengandung pigmen warna agar resin komposit dapat menyerupai warna struktur gigi dan inisiator serta aktivator untuk mengaktifkan mekanisme pengerasan.1-3

Anusavice KJ. Phillips’ science of dental materials. 10th ed. Alih Bahasa.

Budiman JA, Purwoko S. Jakarta: EGC, 2004; 54-61;228-49. Powers, JM, Sakaguchi RL.

Craig’s restorative dental material. 12th ed. London: Mosby Inc, 2006;190-207.

Klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran partikel filler Resin komposit tradisional

Resin komposit tradisional memiliki ukuran filler relatif besar, sekitar 8-12μm. Bahan ini mempunyai permukaan yang kasar dan cenderung berubah warna. Kekerasan resin komposit tradisional adalah sebesar 55 Knoop Hardness Number (KHN).1-3

b. Resin komposit berbahan pengisi partikel kecil

Resin komposit pengisi partikel kecil mempunyai ukuran filler 1-5 μm. Resin komposit tipe ini mempunyai sifat fisik dan mekanis paling unggul, namun permukaannya tidak sehalus resin komposit berbahan pengisi mikro. Kekerasan Knoop resin komposit berbahan pengisi partikel kecil adalah sebesar sebesar 50-60 KHN. 1-3

c. Resin komposit berbahan pengisi mikro

Resin komposit mikrofil mempunyai ukuran filler 0,04-0,4 μm. Resin komposit tipe ini memiliki permukaan akhir yang halus, namun seringkali terjadi pecah pada tepi tambalan akibat tidak terikatnya bahan pengisi prapolimerisasi. Kekerasan Knoop resin komposit berbahan pengisi mikro adalah sebesar 5-30 KHN.

d. Resin komposit hybrid

Resin komposit hybrid terdiri atas dua jenis partikel pengisi. Kebanyakan terdiri atas silika

koloidal dan partikel kaca yang dihaluskan. Ukuran partikel kaca rata-rata 0,6-1 μm. Sifat fisik dan mekanis sistem ini umumnya berkisar antara resin komposit tradisional dan

(9)

berbahan pengisi partikel kecil. Resin komposit ini mempunyai kehalusan permukaan dan kekuatan yang baik. Kekerasan Knoop resin komposit hybrid adalah sebesar sebesar 50-60 KHN.1-3

Resin komposit tidak langsung ditumpatkan ke dalam kavitas karena perlu sekali meningkatkan adaptasi, retensi dan memperkuat resin komposit pada email dan dentin dengan terlebih dahulu mengaplikasikan resin-bonding agent.1 Email dan dentin dari kavitas dietsa dengan asam selama 30 detik dan pada umumnya etsa yang disediakan oleh pabrik terdiri dari gel asam fosfor dengan konsentrasi antara 10-15 % atau 34-37 %. Setelah 30 detik etsa dibersihkan dengan menggunakan air dan kavitas dikeringkan secara perlahan dengan angin. Bonding agent diaplikasikan ke dalam kavitas sehingga berpenetrasi ke dalam email dan dentin yang dietsa dan memberikan retensi mikro mekanis untuk restorasi.6 Resin komposit yang tersedia pada umumnya adalah single-paste composite, komposit ini adalah komposit dengan aktivasi polimerisasi cahaya. Komposit ini disediakan dalam berbagai jenis warna di dalam syringe sekali pakai. Syringe ini terbuat dari plastic opaque untuk melindungi material dari terekspos cahaya dan dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama.6 Untuk mengurangi kekasaran permukaan dari komposit biasanya menggunakan bur diamonds,

carbide finishing burs, finishing disks, atau strips of alumina sedangkan untuk finishing

terakhir digunakan instrumen abrasive-impregnated rubber rotary atau disks atau rubber cup dengan berbagai jenis pasta polish. Final finishing dari light-cured komposit dapat dilakukan langsung setelah di-curing.

Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. 1st ed. Sydney: Mosby, 1998 : 93-105.

Powers JM, Wataha JC. Dental Materials: Properties and Manipulation. 9th ed. USA:Mosby, 2008: 69-93.

l wax

Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan organis dan bahan alami sehingga membuatnya sebagai bahan dengan sifat-sifat yang sangat berguna.

Malam atau wax merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax dipergunakan pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam

(10)

masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan sintetis. (Combe,1992)

Unsur-unsur pokok dental wax terdiri dari 3 sumber utama, yaitu : mineral, serangga (hewani), dan sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan).

1. Wax yang berasal dari bahan mineral diperoleh dari hasil residu petroleum melalui proses destilasi. Malam yang berasal dari bahan mineral diantaranya adalah:

a. Paraffin Wax, mencair pada suhu 48-70°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang lurus serta memiliki sifat mudah pecah.

b. Micro crystallin Wax, microcrystallin wax akan mencair pada suhu 65-90°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang bercabang memiliki sifat yang Iebih fleksibel dan kuat.

2. Wax yang berasal dari serangga (hewani) adalah beeswax, beeswax akan mencair pada suhu 84-91°C dan memiliki sifat yang mudah pecah pada temperatur kamar, tetapi mudah dibentuk pada temperatur tubuh. 3. Wax yang berasal dari sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan) adalah: a. Carnauba wax, mencair pada suhu 84-91°C

b. Candelilla wax, mencair pada suhu 68-75°C dan digunakan terutama untuk memperkeras paraffin wax dengan jalan menambahkannya ke dalam parrafin wax. c. Resin

Beberapa sifat-sifat fisik dental wax yang menjadikannya sebagai bahan penunjang yang sangat berguna di bidang kedokteran gigi adalah: 1. temperatur peralihan ke solid

2. termal ekspansi dan kontraksi 3. daya alir (flow)

4. tekanan internal

5. sifat mudah pecah (brittleness)

Semua sifat-sifat tersebut harus secara penuh dipahami bila bahan tersebut ingin memuaskan saat digunakan. Fungsi utama dental wax di bidang kedokteran gigi adalah untuk mendapatkan suatu pattern. Pembuatan pattern tersebut

merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pemanipulasian wax. Karena hasil akhir dari restorasi sangat bergantung pada pattern yang telah kita

(11)

dapatkan.Selain itu, malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaannya dalam rongga mulut, sebagai berikut :

1.Stabil pada suhu mulut 2. Dapat mengisi rongga cetak 3. Non iritan dan Non toxic 4. Tidak meninggalkan residu

5. Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan (Wilson,1987)

Malam sintesis (Misal derivat nitrogen dari asam lemak) atau polimer dari ethylene dapat memberikan keuntungan yang lebih. Pada prakteknya, di dunia kedokteran sendiri lebih banyak mempergunakan malam campuran dari berbagai macam sumber yang tujuannya untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan setiap malam. (Craig,1983)

Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain :

1. Malam model : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar. 2. Malam lembaran tuang : Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan tertentu. Bahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang tanpa meninggalkan residu.

3. Malam inlay : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola inlay, yang dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.

4. Carding dan Boxing wax : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk

melekatkan gigi tiruan pada tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan pengisian.

5. Malam perekat/sticky wax : Malam jenis ini berbentuk batang yang mudah patah/brittle, warna kuning, terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.

6. Malam cetak : Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yang tidak bergigi. Malam ini menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut.

(12)

(Combe,1992)

Malam memiliki sifat fisis yang baik, sehingga dapat membantu pekerjaan didunia Kedokteran.Gigi. sifat fisis itu antara lain :

1. Suhu transisi padat – padat.

Suhu transisi padat – padat ini dapat diperoleh dengan memanaskan malam secara merata hingga massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat untuk memanipulasi malam. Keadaan ini disebabkan karena kisi kristal yang stabil (orthorhombic) berubah menjadi bentuk hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi padat – padat di atas suhu 37ºC.

2. Ekspansi dan Kontraksi Termis

Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi dari bahan kedokteran gigi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pola atau desain sewaktu didinginkan dari suhu cairnya ke suhu kamar. Ekspansi dan kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat menyebabkan hasil yang diperoleh sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang sebenarnya.

3. Aliran (flow)

Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam menghasilkan detil cetakan yang sempurna. Sifat aliran pada tiap tipe malam berbeda – beda sesuai dengan penggunaannya di kedokteran gigi. Sifat aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi padat – padat. Pengukuran aliran pada malam tergantung dari pergeseran molekul – molekul malam selama pergerakannya.

4. Tegangan dalam (internal stress)

Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul pada malam yang diakibatkan adanya pemanasan malam yang tidak merata. Malam yang mengalami internal stress akan mengalami distorsi apabila dilakukan pemanasan ulang.

KOMPOSISI, KLASIFIKASI, JENIS-JENIS DAN PENGGUNAAN WAX DALAM KEDOKTERAN GIGI

Klasifikasi malam yang diperoleh secara alami a. Mineral

Paraffin wax : Strukturnya rantai lurus polykristal-hydrocarbon. Bersifat rapuh dan suhu kamar. Diperoleh sewaktu penyulingan minyak mentah.

(13)

Microcrystalline wax atau ceresin : strukturnyatidak serapuh paraffin wax karena mengandung minyak. Bersifat rantai pilikristal hydrocarbon yang bercabang. Diperoleh pada waktu penyulingan minyak mentah.

b. Serangga Bees wax : strukturnya mengandung lebih sedikit kristalline dan lebih banyak bahan amorf. Sifatnya bila dicampur dengan paraffin wax, menjadi tidak begitu rapuh pada suhu kamar dan pada suhu yang lebih tinggi (misal : suhu mulut) mengurangi flo dari malam. Dibuat dari sarang lebah.

c. Tumbuhan

Carnauba wax : bersifat keras dan kuat. Dicampur dengan paraffin wax untuk

memperkerasnya dan meningkatkan suhu transisi padat-padat. Dibuat dari pohon palm/amerika selatan.

Candelila wax : sifatnya serupa dengan candelila wax. Dibuat dari tanaman candelila.

Resin atau gum : digunakan untuk menamba daya rekat wax. Dibuaat dari pohon. Klasifikasi berdasarkan kegunaannya

a. Lilin pola (pattern wax)

1) Base plate wax: Merupakan lilin/malam pelat landasan dengan komposisi : lilin lebah untuk member elastisitas, paraffin, carnauba untuk mengatur titik cair dan zat warna estetis. Syarat base plate haruslah mudah dibentuk dalam keadaan lunak tanpa sobek dan patah, mudah diukir, larut dalam air panas tanpa residu, serta tidak emncemari model. Biasanya diperdagangkan dalam bentuk lembaran 14,5 x 7,5 x 2 mm

.

2) Casting wax : merupakan malam tuang/ cor untuk membuat pola lilin gigi tiruan rangka logam. Diaplikasikan pada model refractory. Syarat lilin ini : harus dapat menguap habis pada waktu dibakar (burn out). Doperdagangkan dalam bentuk sheet dan ready shape.

3) Inlay wax : malam inlaydipergunakan untuk pembuatan pola inlay secara langsung di dalam mulut dengan direct technique atau pada model/die yang diperoleh dari suatu cetakan atau yang disebut indirect technique. Malam untuk penggunaan langsung didalam mulut perlu agar mempunyai kontraksi termis yang serendah-rendahnya, mempunyai sifat aliran yang baik mempunyai warna yang kontras dengan jaringan mulut ( biasanya biru atau hijau). Selain itu semua,

(14)

malam inlay hendaknya mudah diukir tanpa putus atau terkelupas dan dapat dibakar habis pada bumbung tuang tanpa meninggalkan residu. Komposisi dari malam inlay antara lain : campuran paraffin, carnauba, lilin lebah, candelila, dan getah dammar serta zat warna.

b. Lilin proses (processing wax)

1) Boxing wax : digunakan untuk memagar/membatasi cetakan sebelum diisi/dicor dengan gips. Dapat dibentuk tanpa pemanasan dan disediakan dalam bentuk lembaran atau batangan.

2) Utility wax : dapat digunakan untuk berbagai keperluan (mendukung bahan cetak, batas perifer). Diperdagangkan dalam bentuk lembaran atau batangan (merah tua dan oranye). Komposisinya terdiri dari lilin lebah, petroleum, dan wax softeners.

3) Sticky wax : merupakan malam yang rapuh dan dipergunakan sebagai malam perekat, biasanya terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami serta getah damar. Dipergunakan pada laboratorium untuk berbagai hal dimana dibutuhkan penyambungan sementara, misalnya : untuk menyatukan bagian-bagian logam sewaktu penyolderan; sewaktu melakukan reparasi gigi tiruan, mala mini dipakai untuk menyambung bagian-bagian gigi tiruan yang pecah. Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan hendaknya memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yanghendak disambung. Tersedia dalam bentuk batangan dengan penampang bulat atau heksagonal.

c. Lilin cetak (impression wax)

1) Corrective Waxes : Corrective waxes digunakan sebagai malam lapisan untuk berkontak dan mendapatkan detail dari jaringan lunak. Ini diklaim sebagai tipe material cetak yang merekam membran mukosa dan jaringan dibawahnya.

Corrective wxes dibuat dari hidrokarbon waxes seperti paraffin, seresin dan lilin lebah serta metal partikel.

2) Bite Waxes : Bite wax digunakan secara akurat untuk merekam gigitan. Bite wax terbuat dari 28-gage lembar casting wax atau baseplat wax yang keras, tapi lilin yang diidentifikasi sebagai bite waxes nampaknya terbuat dari beeswax atau lilin hidrokarbon seperti paraffin atau ceresin. Lilin ceresin bite mengandung

(15)

2. SIFAT FISIS WAX • Suhu transisi padat – padat.

Suhu transisi padat – padat ini dapat diperoleh dengan memanaskan malam secara merata hingga massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat untuk memanipulasi malam. Keadaan ini disebabkan karena kisi kristal yang stabil (orthorhombic) berubah menjadi bentuk hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi padat – padat di atas suhu 37ºC

• Ekspansi dan Kontraksi Termis

Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi dari bahan kedokteran gigi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pola atau desain sewaktu didinginkan dari suhu cairnya ke suhu kamar. Ekspansi dan kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat menyebabkan hasil yang diperoleh sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang sebenarnya

• Aliran (flow)

Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam menghasilkan detil cetakan yang sempurna. Sifat aliran pada tiap tipe malam berbeda – beda sesuai dengan penggunaannya di kedokteran gigi. Sifat aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi padat – padat. Pengukuran aliran pada malam tergantung dari pergeseran molekul – molekul malam selama pergerakannya

• Tegangan dalam (internal stress)

Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul pada malam yang diakibatkan adanya pemanasan malam yang tidak merata. Malam yang mengalami internal stress akan mengalami distorsi apabila dilakukan pemanasan ulang.

Referensi

Dokumen terkait

Fasies sentral terletak di bagian puncak atau pusat erupsi, fasies proksimal pada lereng atas dan fasies medial di lereng bawah.. Fasies distal terletak di kaki dan dataran

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, dijelaskan bahwa kegiatan

RADIO VISI INTI SWARA FM/H... JEMBER

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

Skizogoni banyak terjadi pada organ dalam (hati, limpa, dan sumsum tulang) dan kelainan patologis pada organ tersebut sering ditandai dengan adanya pigmen malaria yang dideposit

Praktikum terhadap sampel hiu paus yang telah dilakukan menggunakan metode ekstraksi chelex dan dilanjutkan dengan kegiatan PCR (polymerasi Chain Reaction) dan