• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Teks Pelajaran 1. Pengertian Buku Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Teks Pelajaran 1. Pengertian Buku Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Teks Pelajaran

1. Pengertian Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran pengarangnya. Isi didapat dari berbagai cara misalnya, hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, autobiografi, atau imajinasi seseorang yang dianggap fiks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan, menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar.

2. Jenis Buku

Buku dapat dibedakan dan dikelompokkan berdasarkan isi, sasaran pembaca, tampilan dan peruntukkannya menurut Sitepu (2012). Dilihat dari isinya buku dapat dikategorikan ke dalam buku fiksi, non-fiksi, dan buku fiksi ilmu pengetahuan. Buku fiksi, bersumber dari imajinasi penulisnya dan tidak berisi kebenaran faktual, seperti buku novel. Buku non-fiksi berisi informasi faktual yang dapat dibuktikan secara nyata dan empiris seperti, buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi. Buku fiksi ilmu pengetahuan berisi imajinasi penulisnya, tetapi disajikan secara logis berdasarkan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan sasaran pembacanya, buku dapat dikelompokkan sebagai buku anak-anak, buku remaja, dan buku orang dewasa. Berdasarkan segi tampilannya, buku dapat dikelompokkan ke dalam buku teks, buku bergambar, dan buku gambar. Buku menurut peruntukannya dilihat dari kepentingan pendidikan, buku dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan. Buku pelajaran berisi informasi yang dapat

(2)

dijadikan sumber belajar dan disesuaikan dengan kurikulum, sedangkan buku bacaan adalah buku umum yang tidak terkait dengan kurikulum pendidikan.

3. Buku Teks Pelajaran

Buku teks adalah sarana belajar yang digunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. Buku teks juga merupakan sumber informasi yang diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar dan mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.

Tarigan dan Tarigan (2009:13) mendefinisikan buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Menurut Sitepu, (2012:8) buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib yang dipakai guru dan siswa di sekolah dalam proses pembelajaran. buku teks disusun oleh para ahli untuk menunjang program pengajaran. Buku teks ini digunakan sebagai pedoman baik oleh guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Fungsi Buku Teks Pelajaran

Fungsi buku menurut Tarigan dan Tarigan (2009:17) diantaranya: mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern menganai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan, menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan, ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi, menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya, metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa. Sedangkan menurut Sitepu (2012:21) dijelaskan bahwa dilihat dari isi dan

(3)

penyajiannya, buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam membelajarkan siswa. Pedoman bagi siswa karena digunakan sebagai acuan utama dalam mempersiapkan diri baik individu maupun kelompok sebelum dilaksanakannya pembelajaran di dalam kelas, menunjang interaksi dalam proses pembelajaran di kelas, membantu dalam mengerjakan tugas dari guru dan mempersiapkan diri untuk tes, berupa ujian formatif dan sumatif. Sedangkan bagi guru dijadikan sebagai acuan dalam membuat desain pembelajaran, mempersiapkan sumber-sumber belajar, memberikan tugas dan menyusun bahan evaluasi.

5. Kualitas Buku Teks

Semakin baik kualitas buku teks, semakin sempurna mata pelajaran yang ditunjangnya. Untuk menilai kualitas suatu buku teks, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh buku teks, sehingga dapat dikategorikan berkualitas tinggi. Seperti yang diutarakan Tarigan dan Tarigan (2009: 22) mengenai pedoman penilaian buku teks sebagai berikut:

a. Sudut pandang (poin of view)

Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang ini berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.

b. Kejelasan konsep

Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas, dan tandas. Keremangan-keremangan dan keamanan perlu dihindari agar siswa atau membaca juga jelas pengertian, pemahaman, dan penangkapannya. c. Relevan dengan kurikulum

Buku teks ditulis untuk digunakan di sekolah. Sekolah mempunyai kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku.

(4)

d. Menarik minat

Buku teks ditulis untuk siswa. Oleh karena itu, penulis buku teks harus mempertimbangkan minat-minat siswa pemakai buku teks tersebut. Semakin sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku teks tersebut.

e. Menumbuhkan motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang mengerjakan sesuatu. Buku teks yang baik ialah buku teks yang dapat membuat siswa, ingin, mau, senang mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut. Apalagi bila buku teks tersebut dapat menggiring siswa ka arah penumbuhan motivasi intrinsik.

f. Menstimulasi aktivitas siswa

Buku teks yang baik adalah buku teks yang dapat merangsang, menantang, dan menggiatkan aktivitas siswa. Di samping tujuan dan bahan, faktor metode sangat menentukan dalam hal ini.

g. Ilustratif

Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok pastilah memberikan daya penarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan.

h. Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya, yaitu siswa. Pemahaman harus didahului dengan komunikasi yang tepat. Faktor utama yang berperan di sini adalah bahasa. Bahasa buku teks haruslah: sesuai dengan bahasa siswa, kalimat-kalimatnya efektif, terhindar dari makna ganda, sederhana, sopan, dan menarik.

i. Menunjang mata pelajaran lain

Buku teks mengenai bahasa Indonesia, misalnya, disamping menunjang mata pelajaran bahasa Indonesia, juga menunjang mata pelajaran lain. Melalui pengajaran bahasa Indonesia, pengetahuan siswa dapat bertambah dengan soal-soal Sejarah, Ekonomi, Matematika, Geografi, Kesenian, Olahraga, dan sebagainya.

(5)

j. Menghargai perbedaan individu

Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima sebagaimana adanya.

k. Memantapkan nilai-nilai.

Buku teks yang baik berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Uraian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilai-nilai yang berlaku pantas dihindarkan.

Penilaian buku pelajaran menurut Supriyadi (2001) meliputi isi buku, kesesuaian dengan kurikulum, bahasa yang digunakan termasuk penyajian, grafika, dan keamanan buku. Buku pelajaran disusun dengan kalimat yang logis, mudah dipahami, dan sesuai dengan kepentingan kurikulum yang berlaku.

Karakteristik buku teks permendiknas nomor 2 tahun 2008. a) pasal 1: buku teks merupakan buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, pengasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatankepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menetapkan beberapa kriteria kualitas buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan, yang meliputi empat komponen yaitu, 1) kelayakan isi yang terdiri dari, a) kesesuai materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. b) kesesuaian meteri dengan kurikulum, kurikulum merupakan suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sdemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah. c) keakuratan materi, keakuratan materi dalam kriteria kualitas BTBI menurut BSPN meliputi keakuratan wacana, diagram, gambar, contoh, konsep maupun teori, d) kemutakhiran materi, e) mendorong keingin tahuan, f) substansi keilmuan

(6)

dan life skill, g) pengayaan, h) keberagaman nilai. 2) keayakan bahasa, 3) kelayakan penyajian, 4) kegrafikan, ukuran format buku yang terstandar, biasanya menggunakan ukuran format buku dengan font antara 12-14 pts untuk Time New Roman, atau yang sebanding untuk jenis font ain, kecuali judul disesuaikan dengan kebutuhan. Desain bagian kulit harus menarik, sederhana dan ilustratif, baik dari pemilihan font, warna, dan ilustrasi. Kualitas kertas untuk SMA harus kuat dan berkualitas, misalnya menggunakan kertas Power Mac G4. Kualitas cetakan yang baik yaitu, cetakan yang bersih, jelas, dan kontras. Baik warna putih, hitam, maupun warna-warna yang lain. Kualitas jilidan untuk SMA harus menggunakan kualitas penjilidan yang baik dan kuat, agar tidak mudah rusak (terlipat atau sobek).

B. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi kemudian diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP).

Pemaparan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Ir. Muhammad Nuh dalam buku Kurniasih (2014), menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan memikirkan kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurilum yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berfikir kritis. Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

C. Tinjauan Konsep

Peta konsep merupakan diagram dua dimensi yang tersusun atas konsep dan hubungan antar konsep tersebut menurut Redjeki (2006). Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru

(7)

dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep menurut Dahar (1996).

Analisis konsep perlu diidentifikasi karakteristik konsep, yang meliputi label konsep, definisi konsep, atribut konsep, hirarki konsep, jenis konsep, contoh dan non contoh.

a. Label konsep

Label konsep adalah nama konsep atau sub konsep yang dianalisis. Contoh label konsep: sel, saraf, atom, senyawa dan lain lain.

b. Definisi Konsep

Label konsep didefinisikan sesuai dengan tingkat pencapaiankonsep yang diharapkan dari siswa. Untuk suatu label konsep yang sama, konsep dapat didefinisikan berbeda sesuai dengan tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dikuasai siswa dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Menurut Dahar (1966) konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadiankejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atributatribut yang sama.

c. Atribut Kritis

Atribut kritis merupakan ciri-ciri utama konsep yang merupakan penjabaran definisi konsep.

d. Atribut variable

Menunjukan ciri-ciri konsep yang nilainya dapat berubah, namun besaran dan satuannya tetap. Menurut Dahar (1996) variabel ialah ciri-ciri yang mungkin berbeda diantara contoh-contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu.

d. Hirarki konsep

1) Konsep superordinat (konsep yang tingkatannya lebih tinggi). 2) Konsep ordinat (konsep yang setara).

(8)

e. Jenis konsep

Jenis konsep yang dijelaskan disini hanya dua, yaitu: 1) Konsep Konkrit

Konsep konkrit, yaitu konsep yang atribut kritis dan atribut variabel dapat diidentifikasi, sehingga relatif mudah dimengerti, mudah dianalisis dan mudah memberikan contoh dan non contoh. Contoh konsep konkrit antara lain: gelas kimia, tabung reaksi, pipet, warna daun, bentuk akar dan lain lain.

2) Konsep Abstrak

Konsep abstrak, yaitu konsep yang atribut kritis dan atribut variabelnya sukar dimengerti dan sukar dianalisis, sehingga sukar menemukan contoh dan non contoh. Konsep seperti ini relatif sukar untuk diajarkan/dipelajari, karena tidak mungkin mengkomunikasikan informasi tentang atribut kritis konsep ini melalui pengamatan langsung. Oleh karena itu, diperlukan model-model atau ilustrasi yang mewakili contoh dan non contoh.

D. Representasi Visual

1. Pengertian Representasi Visual a. Pengertian Representasi

Representasi merupakan hasil dari suatu proses penyelesaian yang menggarisbawahi hal-hal tertentu dan hal lain diabaikan. Dalam representasi bahan ajar, tanda yanag akan digunakan untuk melakukan representasi tentang sesuatu yng mengalami proses seleksi. Mana yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan dan pencapaian tujuan-tujuan komunikasi ideologisnya itu yang digunakan, sementara tanda-tanda lain diabaikan.

b. Pengertian Visual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Visual adalah dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata). Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat mempelancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat

(9)

pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

c. Macam-macam Representasi Visual

Berbagai macam visual yang berguna untuk meningkatkan belajar siswa. Sebelum beranjak pada tipe-tipe visual sebelumnya dijabarkan terlebih dahulu mengenai level representasi visual yang terbagi menjadi dua, yaitu visual non-terproyeksi dan visual terproyeksi menurut Smaldino (2011).

1. Visual Non-Terproyeksi

Visual non-terproyeksi tidak membutuhkan perlengkapan agar ditampilkan. Bisa mengubah gagasan abstrak menjadi sebuah format yang lebih realistik. Visual ini memungkinkan pengajaran berpindah dari tingkat simbol-simbol abstrak (verbal) pada kontinum konkret abstrak konkret visual. Visual ini terutama sekali membantu dengan tujuan-tujuan yang mengharuskan mengidentifikasi orang-orang, tempat, atau benda-benda, serta semua yang melibatkan gagasan rumit yang bisa digambarkan dengan diagram atau model.

a) Tipe Visual Non-Terproyeksi : 1) Gambar Diam

Gambar diam merupakan representasi fotografis seperti foto orang, tempat dan benda-benda, yang mudah ditemukan dalam buku-buku cetak. Gambar diam merupakan dua dimensi, bisa menutupi kekurangan tiga dimensinya dengan menyediakan sekelompok gambar yang menampilkan objek atau pemandangan yang sama dari beberapa posisi atau sudut. Selain itu, serangkaian gambar diam berurutan bisa memperlihatkan pergerakan.

2) Gambar

Gambar, sketsa, dan diagram memanfaatkan penyusunan grafis dari garis-garis untuk mewakili orang, tempat, benda, dan konsep. Gambar, secara umum lebih sempurna dan mewakili ketimbang sketsa, misalnya komposisi sosok lurus, yang sepertinya kurang detail. Diagram biasanya dimaksudkan untuk memperlihatkan hubungan atau

(10)

membantu memjelaskan proses, seperti bagaimana sesuatu bekerja atau dibangun.

Gambar bisa digunakan diseluruh fase pengajaran, dari pengenalan topik hingga evaluasi, karena gambar sepertinya tidak begitu detail dan lebih mengarah kepada tujuan pengajaran ketimbang material fotografis, para siswa dari berbagai usia memahami gambar dengan mudah.

3) Bagan (charta)

Bagan (charta) atau diagram merupakan representasi visual dari hubungan yang abstrak seperti kronologi, kuantitas, dan hierarki. Bagan charta atau diagram selalu muncul dalam buku cetak berupa tabel dan diagram alir. Bagan juga diterbitkan sebagai diagram dinding untuk penampilan grup dalam bentuk diagram organisasi, diagram klasifikasi dan time line.

Sebuah bagan seharusnya memiliki tujuan pengajaran yang jelas dan terdefinisikan dengan baik. Secara umum, bagan seharusnya menyampaikan hanya satu konsep utama atau konfigurasi konsep. Jika membuat bagan sendiri, pastikan membuat jumlah minimum visual dan informasi verbal yang diperlukan untuk pemahaman. Sebuah bagan yang berantakan adalah bagan yang membingungkan. Bagan seharusnya dibuat secara sederhana daripada satu bagan yang benar-benar rumit. Gunakan prinsip KISS- Keep It Simple for Students. Sebuah bagan yang dirancang baik akan menyampaikan pesannya terutama melalui saluran visual. Materi verbal seharusnya melengkapi visual tersebut, bukan sebaliknya.

Jenis-jenis bagan : a) Bagan Organisasi

Menampilkan struktur atau rantai komando dari sebuah organisasi seperti perusahaan, korporasi, kelompok sipil, atau departemen pemerintah. Biasanya bagan ini berkaitan dengan hubungan personel atau departemen.

(11)

b) Bagan Klasifikasi

Sama dengan bagan organisasi tetapi digunakan terutama untuk mengelompokkan atau mengategorikan benda, kejadian, atau spesies. Salah satu jeis bagan klasifikasi yang umum adalah yang menyajikan taksonomi hewan dan tumbuhan menurut karakteristik alamiahnya. Piramida panduan makanan menggunakan warna-warna untuk mengatur makanan ke dalam kelompok-kelompok dan untuk menunjukkan proporsisi pola makanan sehat dari kelompok-kelompok.

c) Time Line

Menggambarkan hubungan kronologis di antara kejadian-kejadian. Bagan ini paling sering digunakan untuk menampilkan kejadian bersejarah secara berurutan atau hubungan orang-orang terkenal dengan kejadian-kejadian. Gambar atau coretan bisa ditambahkan ke time line untuk menggambarkan konsep-konsep penting. Time line sangat bermanfaat untuk merangkum serangkaian kejadian.

d) Bagan Tabular atau Tabel

Bagan tabur atau tabel berisi informasi numerik, atau data, cocok juga untuk menampilkan informasi waktu ketika data disajikan dalam kolom, seperti dalam penjadwalan (time table) untuk kreta api dan pesawat terbang.

e) Bagan Alir atau proses

Bagan alir atau proses menampilkan sebuah urutan, sebuah prosedur, atau seperti namanya aliran sebuah proses. Bagan alir menampilkan bagaimana berbagai aktifitas, bahan-bahan atau prosedur yang berbeda-beda saling berkaitan.

4) Grafik

Grafik menyediakan representasi visual dari data angka-angka. Menggambarkan hubungan di antara unit-unit data dan kecenderungan dalam data. Banyak bagan tabular bisa diubah menjadi grafik. Data bisa ditafsirkan lebih cepat dalam bentuk grafik ketimbang dalam bentuk

(12)

tabular. Grafik juga secara visual lebih menarik dari pada tabel. Terdapat empat jenis jenis grafik : batang, bergambar, lingkaran dan dan garis.

 Jenis- jenis grafik, yaitu a) Grafik Batang

Grafik batang mudah dibaca dan bisa digunakan untuk seluruh siswa. Tingginya batang merupakan pengukur dari jumlah yang sedang diwakili. Lebarnya batang sebaiknya berukuran sama supaya menghindari kebingungan. Sebuah batang tunggal bisa dibagi-bagi untuk menampilkan bagian-bagian dari sebuah keseluruhan, yang terbaik untuk membatasi jumlah-jumlah yang sedang diperbandingkan menjadi delapan atau kurang. Grafik batang terutama untuk membandingkan item yang sama pada waktu-waktu yang berbeda-beda atau item yang berbeda-beda pada waktu yang sama, sebagai misal, tinggi satuan tanaman sejalan dengan waktu atau tinggi beberapa siswa dalam waktu tertentu. Grafik batang menampilkan keragaman hanya dalam satu dimensi.

b) Grafik Bergambar

Grafik bergambar adalah salah satu bentuk alternatif dari grafik batang di mana unit-unit numerik diwakili oleh sebuah gambar yang sederhana. Grafik bergambar secara visual menarik dan membangkitkan minat bagi berbagai hadirin, terutama para siswa belia, tetapi mereka sedikit lebih sulit untuk dibaca daripada grafik batang, karena simbol-simbol bergambar digunakan untuk mewakili jumlah spesifik. Simbol-simbol parsial digunakan untuk menggambarkan jumlah pecahan. Untuk membantu menghindari kebingungan cetaklah nilai di bawah atau di sebelah kanan dari tiap baris figur.

c) Grafik Lingkaran (kue)

Grafik lingkaran relatif mudah untuk ditafsirkan. Dalam jenis grafik ini sebuah lingkaran “kue“ dibgi menjadi beberapa segmen, yang masing-masing mewakili satu bagian atau

(13)

persentase dari keseluruhan. Salah satu penggunaan grafik lingkaran yang khas adalah yang menggambarkan alokasi pajak. Segmen gabungan dari sebuah grafik lingkaran, sebaiknya tentu saja dengan 100 persen. Wilayah-wilayah dari minat khusus bisa dipertebal dengan menggambarkan sepotong kue yang terpisah dari yang utuh.

d) Grafik Garis

Grafik garis merupakan yang paling teliti dan komplek dari seluruh grafik. Grafik garis didasarkan pada dua skala di sudut-sudut kanan. Setiap titik memiliki sebuah nilai di skala vertikal dan sebuah nilai di skala horizontal. Garis-garis atau kurva-kurva digambar untuk menghubungkan titik-titik. Grafik garis menggambarkan variasi dalam dua dimensi atau bagaimana dua atau lebih faktor berubah sejalan dengan waktu. Sebagai misal sebuah grafik bisa menampilkan hubungan antara tekanan dan suhu ketika volume sebuah gas dipertahankan konstan, karena grafik garis teliti sangat bermanfaat dalam melompat

kecenderungan. Grafik garis juga bisa membantu

menyederhanakan sekumpulan besar informasi yang kompleks. 5) Poster

Poster menggabungkan kombinasi visual dari gambar, garis, warna dan kata. Poster dimaksudkan untuk menarik dan mempertahankan perhatian pemirsa cukup lama untuk mengomunikasikan pesan singkat, biasanya yang bersifat persuasif. Poster harus menarik perhatian dan menyampaikan pesan dengan cepat. Salah satu kekurangan menggunakan poster adalah bahwa pesan dengan cepat diabaikan karena sudah biasa. Akibatnya poster tidak seharusnya dipajang terlalu lama. Baliho komersial merupakan salah satu contoh poster dalam skala sangat besar.

Poster dapat efektif dalam sejumlah situasi belajar. Bisa merangsang minat tentang sebuah topik baru, menyampaikan sebuah kejadian khusus atau mendorong kemampuan sosial. Mungkin

(14)

dimanfaatkan untuk tujuan motivasi, mendorong para siswa untuk menghadiri pertemuan daur ulang sekolah atau pergi kepusat media atau mendorong untuk membaca lebih banyak.

6) Kartun

Kartun atau coretan garis yang merupakan karikatur kasar bisa berupa orang, hewan atau kejadian fisik yang nyata merupakan formal visual yang sangat populer dan familiar. Kartun muncul dalam berbagai media cetak yaitu, koran, jurnal, buku cetak, dan dari komik yang dutujukan sebagi hiburan hingga coretan yang dimaksudkan untuk membuat komentar sosial atau politik yang penting. Humor dan satir merupakan unsur utama dari kemampuan para kartunis.

Menurut Azhar (2014:89), bentuk visual berupa empat jenis yaitu (a) Gambar representsi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya seseuatu benda. Gambar yang dimaksudkan disini termasuk foto, lukisan atau gambar dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada sisswa. (b) Diagram yang melukiskan hubungan konsep, organisasi, dan struktural isi materia. (c) Peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi. (d) Grafik seperti tabel, grafik dan charta (bagan) yang menyajikan gambaran atau kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Charta sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan materi pelajaran lainnya. Charta harus mempunyai tujuan pembelajaran yang ditentukan dengan jelas. Bagi siswa yang berusia muda suatu charta harus berisikan hanya satu konsep atau gambaran konsep. Sebaiknya charta itu ditekan hingga hanya berisi informasi verbal dan visual yang minimum untuk dapat dipahami. Jika ingin mengungkapkan beberapa gagasan atau konsep, sebaiknya dibuat serangkaian charata sederhana. Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka. Grafik juga dapat menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data, kecenderungan pada data itu. Grafik

(15)

secara visual juga lebih menarik. Ada empat macam grafik utama, yaitu grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran, dan grafik gambar.

Visualisasi pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti, foto, gambar atau ilustrasi, sketsa atau gambar garis, grafik, bagan, charta, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi.

2. Visual Terproyeksi

Visual terproyeksi telah lama terkenal sebagai sarana pengajaran yang memperkuat minat dan keterlibtan para siswa. Visual terproyeksi dijelaskan sebagai format media gambar diam diperbesar dan ditampilkan di layar. Proyeksi semacam itu mungkin diperoleh dengan mengirimkan gambar dari sebuah komputer atau kamera dokumen ke sebuah proyektor digital atau monitor televisi atau menggunakan sebuah OHP. Jenis visual terproyeksi adalah yang berasal dari peranti lunak presentasi, visual digital, kamera dokumen, dan transparan OHP. a. Jenis-jenis Visual

Jenis-jenis visual yang dipilih untuk situasi tertentu sebaiknya bergantung pada tugas belajar. Visual dalam buku karangan Sharon E. Smaldino, dkk (2011) dibagi menjadi enam kategori, yaitu

1) Realistik

Visual realistik menampilkan objek sebenarnya yang sedang dipelajari. Menggunakan warna-warna alamiah bisa meningkatkan derajat realisme. Tentunya tidak ada representasi yang benar-benar realistik. Benda atau kejadian yang sebenarnya akan selalu memiliki aspek yang tidak bisa diperoleh melalui gambar, bahkan dalam gambar tiga dimensi yang bergerak dan berwarna sekalipun.

Penelitian menunujukkkan bahwa dalam keadaan tertentu, realisme sebenarnya bisa mengacaukan komunikasi dalam belajar. Dwyer (1987) dalam bukunya Sharon E. Smaldino, dkk (2011)

(16)

menyimpulkan bahwa ahli-ahli sekedar menjadi isu ya atau tidak yang remeh, jumlah dari realisme yang diinginkan memiliki hubungan kurvalinier dengan belajar terlalu banyak atau terlalu sedikit realisme mungkin berpengaruh buruk terhadap prestasi.

2) Analogis

Visual analogis menyampaikan sebuah konsep atau topik dengan menampilkan sesuatu lainnya atau menyiratkan kemiripan. Mengajarkan aliran listrik dengan menampilkan aliran air dalam pipa berangkai seri dan paralel merupakan salah satu contoh penggunaan visual analogis. Sebuah analogi untuk sel darah putih yang memerangi infeksi bisa berupa sepasukan tentara yang menyerang benteng. Sebuah kajian oleh Newby, Ertmer, dan Stepich (1995) memperlihatkan bahwa para siswa yang belajar konsep biologi diuntungkan dari penggunaan analogi-analogi visual. Visual semacam itu membantu para pelajar menafsirkan informasi baru yang terkait dengan pengetahuan sebelumnya dan karenanya memudahkan belajar. 3) Organisasional

Visual organisasional menampilkan hubungan kualitatif di antara berbagai elemen. Contoh-contoh yang umum meliputu diagram klasifikasi, time lines, diagram alur dan peta.

4) Relasional

Visual relasional mengkomunikasikan hubungan-hubungan kuantitatif. Contoh-contohnya meliputi diagram batang, grafik bergambar, diagram kue, dan grafik garis.

5) Transformasional

Visual transformasional menggambarkan pergerakan atau perubahan sesuai dengan waktu dan tempat. Contoh-contohnya adalah diagram beranimasi tentang bagaimana menjelaskan sebuah prosedur seperti mengikat tali sepatu atau membuat baja. Contoh-contoh lainnya meliputi coretan garis dengan indikator gerakan dan sebuah animasi dari siklus air. Visual-visual ini menampilakan perubahan atau pergerakan sejalan dengan waktu yang tepat.

(17)

6) Interpretif

Visual interpretif menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak. Contohnya yaitu diagram skematik dari sebuah sirkuit listrik. Visual interpretif membantu para pembelajaran membangun model mental dari kejadian atau proses yang tak terlihat, abstrak, atau keduanya. b. Peran Visual

Visual bisa memainkan banyak peran dalam proses belajar. Dalam bukunya Sharon E. Smaldino, dkk (2011), peran visual terdiri dari 7 peran, yaitu

1) Menyediakan Acuan Konkret bagi Gagasan

Kata-kata tidak tampak atau bersuara seperti hal-hal yang mereka wakili, tetapi visual bersifat ikonik, yaitu mereka memiliki kemiripan dengan hal-hal yang mereka wakili. Seperti halnya ikon dilayar komputer yang digunakan untuk mewakili hard drive, peramban (browser) internet atau kotak sampah, ikon dan visual bertindak sebagai tautan yang lebih mudah diingat bagi gagasan asli. Di ruang kelas, guru menggunakan visual untuk membantu siswa lebih mudah mengingat konten yang sedang diajarkan. Sebagai misal, seorang guru geometri mungkin membawa sekantong barang-barang toko grosir untuk mengajarkan bentuk-bentuk, misalnya jeruk = bulatan, kaleng = silinder.

2) Membuat Gagasan Abstrak Menjadi Konkret

Moreno dan Mayer (1999) dalam bukunya Sharon E. Smaldino, dkk (2011), menggunakan seekor kelinci yang bergerak di atas garis berangka untuk menggambarkan bagaimana menjumlah dan mengurangi angka-angka positif dan negatif. Gagasan lainnya meliputi menggunakan foto orang-orang yang sedang memberikan suara (voting) untuk mewakili kebebasan, serangkaian manik-manik bertaut untuk menampilkan model DNA, atau sebuah diagram akhiran kaca untuk membantu para pembaca pemula.

(18)

3) Memotivasi Pemelajar

Visual bisa meningkatkan ketertarikan pada sebuah mata pelajaran. Ketertarikan meningkatkan motivasi. Visual bisa memotivasi para pembelajar dengan menarik perhatian mereka, mempertahankan perhatian mereka dan menciptakan keterlibatan dalam proses belajar. Visual memanfaatkan kepentingan personal para pembelajar untuk menjadikan pengajaran relevan. Sebagi misal ketika mengajar mata pelajaran sejarah, tampilan foto “dahulu“ dan “sekarang“, seperti kancing yang digunakan sebelum retsleting, telepon engkol sebelum ponsel, atau gentong mentega sebelum bak margarin.

4) Mengarahkan Perhatian

Menggunakan penunjuk visual untuk menarik perhatian dan pemikiran terhadap bagian-bagian relevan dari sebuah visual. Penunjuk visual dapat berupa warna, kata, anak panah, ikon, arsiran, dan animasi. Gunakan tanda-tanda tersebut untuk memfokuskan perhatian pada titik-titik penting di dalam konten visual yang kompleks.

5) Mengulangi Informasi

Ketika visual mendapingi informasi lisan atau tulisan, mereka menyajikan informasi tersebut dalam modalitas yang berbeda, yang memberikan kesempatan kepada para pembelajar untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan dalam format teks.

6) Mengingat Kembali Pembelajaran Sebelumnya

Visual dapat digunakan untuk mengaktifkan pembelajaran sebelumnya yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Visal bisa digunakan untuk merangkum konten dari sebuah mata pelajaran. Visual-visual yang sama ini bisa digunakan pada permulaan pelajaran berikutnya untuk mengingatkan pembelajaran apa yang seharusnya dipelajari.

(19)

7) Mengurangi Usaha Belajar

Visual bisa menyederhanakan informasi yang sulit dimengerti. Diagram dapat memudahkan untuk menyimpan dan mengambil kembali informasi tersebut. Juga bisa menjalankan fungsi pengatur dengan menggambarkan hubungan di antara elemen, seperti pada diagram alur atau time lines. Sering kali konten bisa dikomunikasikan lebih mudah dan efektif secara visual Mayer dan Moreno (2003) dalam bukunya Sharon E. Smaldino (2011) .

c. Hubungan Representasi Visual dengan Materi

Hubungan representasi visual dengan materi dalam jurnal Fotakopouou, D, & Spiliotopouou, V (2008), terdapat tiga hubungan, yaitu tidak ada hubungan, ada hubungan dan bermakna. Dalam hal kaitannya dengan konten, representasi visual bisa tidak memiliki hubungan atau relevansi yang sangat lemah untuk konten, dapat memiliki beberapa jenis hubungan, atau dapat berarti bagi pembelajaran konten. Hubungan yang bermakna antara representasi visual yang disajikan dengan materi akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses belajar siswa. Jika ada hubungan berarti representasi visual hanya ada hubungan dengan bacaan saja, tetapi keberadaannya tidak terlalu signifikan. Tidak ada hubungan dalam hal ini, sebagai hiasan dimaksudkan untuk memainkan peran dalam pembelajaran, tetapi untuk membuat halaman lebih indah atau menarik, atau hanya memberikan rasa estetika umum atau perasaan semangat tekstual.

E. Kajian Penelitian Relevan

Penelitian relevan yang yang sudah dilakukan oleh Cucu Sugiarti (2014) mahasiswi Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan judul penelitian “Analisis Kualitas Buku Teks Biologi SMA Kelas X Semester I Ditinjau dari Aspek Wacana Pembelajaran Pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria “. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa persentase tingkat relevansi isi buku teks dengan kurikulum, buku teks Kurikulum 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan BSE, dan Non BSE. Secara keseluruhan jika persentase indikator terakomodasi materi dan terakomodasi tugas digabungkan, maka buku

(20)

Kurikulum 2013 sebesar 94%, buku BSE 86%, dan buku Non BSE 80%. Perbandingan tingkat ketepatan konsep buku teks dengan textbook yang relevan menunjukan bahwa buku Kurikulum 2013 memiliki tingkat ketepatan konsep yang paling tinggi dengan 67% konsep memadai dibandingkan dengan Buku Non BSE, dan BSE. Persentase konsep kurang atribut kritis yang paling tinggi yaitu pada buku BSE dengan 42%, dan persentase konsep tidak terdapat dalam buku yang paling tinggi yaitu pada buku Non BSE dengan 28%. Perbandingan analisis struktur wacana dengan representasi teks, menunjukkan bahwa buku teks Biologi Non BSE memiliki kompleksitas yang tinggi dibandingkan BSE, dan Kurikulum 2013. Perbandingan analisis motif wacana menunjukkan bahwa, Buku Kurikulum 2013 terbitan Erlangga memiliki penyajian motif informing dan motif eliciting yang paling banyak dibandingkan BSE, dan Non BSE. Jumlah penyajian motif directing pada buku Kurikulum 2013 dan Non BSE sama banyaknya yaitu 2 buah, sedangkan motif boundary marking (membatasi) hanya terdapat pada buku Non BSE. Hal yang sama, penyajian motif pada gambar, buku Kurikulum 2013 paling banyak dibandingkan BSE, dan Non BSE. Buku Kurikulum 2013 dikatakan memiliki kualitas baik dalam penyajian motif materi dan gambar dibandingkan BSE, dan Non BSE karena 3 dari 4 indikator penelitian terpenuhi.

Penelitian relevan yang yang sudah dilakukan oleh Lia Lutfiah (2014) mahasiswi Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan judul penelitian “Analisis Isi Buku Teks Biologi SMA Kelas X Pada Konsep Tumbuahan (Plantae) Di SMAn 1 Palimanan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian buku teks BSE memiliki kesesuaian atau relevansi dengan kurikulum dari 5 indikator yang dianalisis, terdapat 40% indikator yang terakomodasi sedangkan buku teks Non BSE memiliki relevansi dengan kurikulum dari 3 indikator yang dianalisis, terdapat 80% dan buku teks Kurikulum 2013 memiliki relevansi dengan kurikulum dari 8 indikator yang dianalisis, terdapat 100% indikator yang terakomodasi. Tingkat ketepatan konsep pada buku teks BSE ditemukan 57% konsep yang memadai, buku teks Non BSE dan Buku teks Kurikulum 2013 memiliki prosentase yang sama

(21)

dalam ketepatan konsep yaitu 75%. Analisis buku teks ditinjau berdasarkan proses sains buku teks Kurikulum 2013 memiliki presontase yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan buku teks BSE dan Non BSE yang memiliki presntase sebesar 74%, buku teks BSE 43% dan buku teks Non BSE 62%. Buku teks Kurikulum 2013 dan buku teks Non BSE memiliki perbedaan signifikan. Analisis jenjang soal kognitif isi buku teks biologi menunjukan buku teks biologi kurikulum 2013, buku teks biologi KTSP Non BSE dan buku teks biologi KTSP BSE didominasi oleh soal-soal C1 dan C2. Sementara perbedaan terlihat pada jenis soal-soal-soal-soal C3, C4 dan C6 memiliki presentase kurang dari 10% pada buku teks biologi kurikulum 2013 dan buku teks biologi KTSP BSE. buku teks BSE memiliki prosentase yang terendah dibandingkan dengan kedua buku yang dianalisis. Sedangkan buku teks Non BSE dan buku teks Kurikulum 2013 terbitan A memiliki kualitas yang lebih tinggi dan dapat digunakan oleh siswa SMA kelas X sebagai bahan ajar utama dalam proses pembelajaran, dengan dilakukannya penyempurnaan kualitasisi buku teks dalam bidang sains yang mampu mengembangkan dua komponen utama sains yaitu produk sains dan proses sains didalamnya.

Penelitian relevan yang yang sudah dilakukan oleh Ahmad Furqon Asasi (2009) mahasiswa fakultas Sains dan teknologi Universitas Islam Negeri sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul penelitian “Analisis Kelayakan Buku Ajar Sains Untuk SMP Kelas VII Ditinjau dari Aspek Keterlibatan Siswa“. Hasil penelitian menyatakan buku ajar sains kelas VII Eka Purjianta, dkk. Memiliki kualitas baik tapi perlu perbaikan dan sudah melibatkan siswa dengan indek keterlibatan siswa sebesar 0,4. Buku ajar sains kelas VII Budi Prasodjo, dkk memiliki kualitas baik tapi perlu perbaikan dan sudah melibatkan siswa dengan indeks keterlibatan siswa sebesar 0,5. Buku ajar sains kelas VII Abdul Khalim, dkk.memiliki kualitas baik tapi perlu perbaikan dan belum melibatkan siswa dengan indeks keterlibatan siswa 0,33.

Penelitian relevan yang yang sudah dilakukan oleh Neneng Sariah ( 2010 ) mahasiswi Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan judul penelitian “ Analisis Kualitas Isi LKS Biologi SMA Kelas X Semester II Tahun Pelajaran

(22)

2009/2010. Hasil penelitian analisis ketepatan konsep isi LKS dari 37 indikator terdapat 62% indikator terakomodasi dan 38% indikator tidak terakomodasi. Pada analisis tingkat keterbacaan isi LKS tidak sesuai untuk pembaca usia 16 tahun. Pada kesalahan penggunaan ejaan dari 485 kesalahan ejaan terdapat 92% kesalahan ketikan ( A1), 1% kesalahan pemenggalan suku kata ( A2 ), 7% kesalahan penggunaan huruf kapital (A3), dan 0 kesalahan singkatan (A4). F. Konsep Pencemaran dan Perubahan Lingkungan

1. Pencemaran Tanah

Tanah merupakan substansi yang ikut menyusun kerak bumi. Mineral-mineral yang terkandung di dalam tanah menjadi sumber kehidupan tumbuhan. Seperti air dan udara, tanah pun mengalami pencemaran yang disebut dengan pencemaran tanah, yaitu suatu dampak limbah rumah tangga, industri, dan penggunaan pestisida yang berlebihan pada tanah. Pencemaran tanah dapat terjadi karena adanya sampah-sampah organik atau sampah-sampah anorganik, tertuangnya pestisida dalam dosis yang berlebihan dari tempat penampungan limbah industri ataupun rumah tangga ke lapisan permukaan tanah.

2. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertantu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya

3. Pencemaran Udara

Polusi udara memberikan tanda umpan balik negatif yang mungkin dapat menyelamatkan masyarakat industri. Polusi udara juga memberikan contoh yang baik untuk sinergisme dalam kombinasi itu bahan pencemar bereaksi bila ada sinar matahari dan menghasilkan tambahan polusi yang amat memberat masalah secara keseluruhan. Sinergisme lain yang berbahaya dihasilkan bila SO2, yang dalam keadaan normal tersapu dan teroksidasi di atmosfer, menyerap partikel pencemar (debu, abu yang berterbangan, dan lain-lain) bersinggungan dengan jaringan yang basah

(23)

(seperti bagian dalam dari paru-paru manusia) atau titik-titik air, dan berubah menjadi asam sulfat. Polusi asam seperti ini tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga menyebabkan logam dan batu kapur berkarat. Ada pula sinergisme lain, antara lain asap rokok dan polusi udara. Polusi udara dapat menyebabkan darah orang yang bukan perokok keracunan oleh CO pada tingkat yang sama dengan perokok yang menghabiskan sebungkus rokok sehari .

4. Pencemaran Suara

Polusi suara bunyi yang tidak dikehendaki “yang dibuang“ kedalam atmosfer tanpa menghiraukan pengaruh balik yang mungkin terjadi. Dalam arti paling luas, polusi udara adalah serangan balik lain yang tidak diduga dalam penggunaan tenaga yang terkonsentri. Unit pengukuran bunyi adalah decibel (db).

Referensi

Dokumen terkait

ͻ Menjelaskan penyakitnya dan pengobatannya ͻ Menghentikan pemakaian obat lain ͻ Edukasi pasien agar kulit tidak digaruk serta edukasi agar pasien segera menghentikan obat yang

Beberapa cara telah dilakukan untuk memanen energi yang terbuang tersebut, seperti Kinetic Energy Recovery System (KERS) yang memanen energi terbuang saat pengereman, Thermal

Implementasi yang dilakukan dalam asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan memberikan edukasi pada keluarga tentang pentingnya ASI bagi bayi, tentang akibat

Kode 4 (empat) merupakan kondisi dimana di desa tersebut terdapat SD sederajat dengan ketersediaan SD sederajat terhadap penduduk desa lebih dari atau sama dengan

Melalui kegiatan membuat bentuk bebek dari plastisin, anak dapat merevisi hasil karya teman. Disediakan gambar dan krayon, anak dapat menciptakan hasil karya mewarnai

Indikator yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dapat terlaksana dengan baik dan

Ia tidak hanya menjadi medium seruan manusia kepada agama Allah, bahkan juga dijanjikan ganjaran yang baik sebagaimana zakat dan sedekah yang diberikan kepada

Sejalan dengan hal tersebut, jumlah penduduk miskin yang ada di perkotaan juga mengalami penurunan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dari 1.837 ribu jiwa