• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TATA RUANG KANTOR UNTUK MEWUJUDKAN EFISIENSI KERJA PEGAWAI STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN BANGSRI JEPARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TATA RUANG KANTOR UNTUK MEWUJUDKAN EFISIENSI KERJA PEGAWAI STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN BANGSRI JEPARA"

Copied!
253
0
0

Teks penuh

(1)

KASUS DI KANTOR KECAMATAN BANGSRI

JEPARA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Jikha Tiyastanti

7101416181

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

(2)

ii

(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Jika hidup bisa berjalan seperti yang kamu mau, pasti itu hanyalah

mimpi.” –Jisoo BlackPink-

Persembahan

Atas rahmat dan ridho Allah SWT,

skripsi ini saya persembahkan

kepada:

1. Almamater, Universitas Negeri

Semarang.

2. Kedua orang tua, kakak dan dua

adik tersayang, Ibu Sri Sofiatun,

Bapak Mulyono, Kak Nila

Sechati, Dek Sofi Anggi Astuti

dan Dek Faiq Muhammad

Saputra yang selalu mendoakan

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan

penelitian dengan judul “Analisis Tata Ruang Kantor untuk Mewujudkan Efisiensi Kerja Pegawai Studi Kasus di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara”

dengan baik. Penelitian skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, dukungan, serta bimibingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh

pendidikan di Universitas Negeri Semarang,

2. Drs. Heri Yanto, MBA., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perizinan

pelaksanaan penelitian,

3. Ahmad Nurkhin, S. Pd., M. Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan

administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian,

4. Wisudani Rahmaningtyas, S. Pd., M. Pd., Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam penyusunan

(7)

vii

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan

banyak ilmu sebagai bekal penelitian skripsi dan bekal untuk masa depan,

6. Mohammad Torik Alamsyah Camat Kecamatan Bangsri yang telah

memberikan izin dan membantu terlaksananya penelitian skripsi,

7. Asiyah Kepala Bidang Umum dan Kepegawaian kantor Kecamatan Bangsri

Jepara yang telah memberikan izin dan arahan serta membantu terlaksananya

penelitian skripsi,

8. Seluruh pegawai Kantor Kecamatan Bangsri Jepara yang telah membantu

kelancaran penelitian ini,

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan.

Semoga hasil penelitian skripsi ini dapat memberikan informasi dan

menambah pengetahuan yang berguna bagi dunia penelitian.

Semarang, 25 Agustus 2020

(8)

viii

SARI

Tiyastanti, Jikha, 2020. “Analisis Tata Ruang Kantor untuk Mewujudkan Efisiensi Kerja Pegawai Studi Kasus Di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara”.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Wisudani Rahmaningtyas, S.Pd., M. Pd. 135 halaman.

Kata Kunci: Tata Ruang Kantor, Efisiensi Kerja

Kantor Kecamatan Bangsri adalah kantor pemerintah kecamatan tempat pelaksanaan pelayanan masyarakat, kesekretariatan dan pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati. Dalam bekerja sumber daya organisasi memerlukan kantor sebagai tempat melaksanakan pekerjaannya, kantor sebagai tempat diselenggarakannya pekerjaan tata usaha didalamnya terdapat pegawai, perabot kantor, mesin kantor dan alat-alat kantor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tata ruang kantor, hambatan-hambatan yang timbul pada penataan ruang kantor dan upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam pengelolaan tata ruang kantor Kecamatan Bangsri Jepara.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 informan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan Kantor Kecamatan Bangsri Jepara belum dapat menerapkan asas-asas tata ruang kantor yaitu asas jarak terpendek, asas rangkaian kerja dan asas penggunaan segenap ruangan sehingga efisiensi kerja belum terwujud, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam tata ruang kantor seperti faktor suara belum memenuhi standar yang seharusnya sehingga mengganggu konsentrasi pegawai dan efisiensi kerja tidak terwujud. Tata ruang kantor kecamatan Bangsri menggunakan tata ruang yang terpisah-pisah. Hambatan yang dihadapi Luas ruangan yang tidak sebanding dengan jumlah pegawai, peralatan serta perlengkapan yang ada.

Saran yang diberikan dengan hasil penelitian yaitu lebih mempercepat pengadaan barang yang dibutuhkan oleh pegawai, menerapkan tata ruang yang sesuai dengan arus kerja untuk pekerjaan persuratan yang ada di kantor Kecamatan Bangsri Jepara agar arus kerjanya tidak bolak-balik atau maju mundur, ruangan yang masih memiliki kelebihan furniture lebih baik di keluarkan yang tidak dipakai, mengganti meja kerja pegawai dengan meja yang di bawahnya terdapat lemari untuk peyimpanan dokumen, dokumen-dokumen yang menumpuk yang sudah sedikit lama di letakkan di gudang agar ruangan bisa terlihat rapi, di area tempat menunggu pengunjung diberi tanda atau gambar peringatan supaya tidak membuat suara gaduh.

(9)

ix

ABSTRACT

Tiyastanti, Jikha, 2020. “Analysis of Office Layout in Realizing Employee Work Efficiency. Case Study at Bangsri Sub-District Office, Jepara Regency”. Final

Project. Economy Education Department. Faculty of Economy. Semarang State University. Advisor: Wisudani Rahmaningtyas, S.Pd., M. Pd. 135 pages.

Keywords: Office Layout, Work Efficiency

Bangsri Sub-District Office is the sub-district government office where the enforcement of community services, secretarial and other tasks assigned by the Regent. In carrying out their duties, organizational resources need an office as a place to undertake their work, an office as a place for administrative work in which there are employees, office furniture, office machines and office equipment. This study aims to analyze the office layout, the inhibitions that appear in the arrangement of office layout and attempts to overcome the inhibitions that arise in the management of office layout in Bangsri Sub-District, Jepara.

This research applied qualitative research. The informants in this study consisted of 7 informants. Data collection techniques were carried out by using observation, interviews and documentation. Data analysis used was data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions.

The results of this study show that the Bangsri Sub-District Office in Jepara has not been able to apply the principles of office layout, namely principle of minimum distance, principle of flow of work and the principle of maximum utilization of room so that work efficiency has not been realized, the factors that affect office layout such as the sound factor have not meet the standards so that can interfere employee concentration and work efficiency to be realized. Bangsri Sub-District office layout uses separate layouts. Barriers face the room area are not comparable to the number of employees, tools and existing equipment.

There are some suggestions the researcher gave by seeing the results of the study. Namely, expedite the procurement of goods needed by employees, apply spatial planning in accordance with the work flow, for correspondence work in the Bangsri Sub-District office in Jepara so that the work flow does not go back and forth, a room that still has excess furniture is better off removing items that are not used, replace the employee's work desk with a desk under which there is a cupboard for document storage, documents that have piled up that have been placed for a little while are replaced in the storeroom so that the room can look tidy, in the area where visitors are waiting are given a sign or a warning image not to make noise.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN KELULUSAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Batasan Masalah ... 8 1.3. Rumusan Masalah ... 8 1.4. Tujuan Penelitian ... 9 1.5. Manfaat Penelitian ... 9 1.6. Orisinalitas Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Tata Ruang Kantor ... 12

2.2 Efisiensi Kerja ... 42

2.3 Penelitian Terdahulu ... 48

2.4 Kerangka Berpikir ... 52

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 55

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ... 55

3.2. Fokus dan Lokus Penelitian ... 56

3.3. Sumber Data Penelitian ... 57

(11)

xi

3.5. Teknik Keabsahan Data ... 61

3.6. Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Profil Latar Penelitian ... 66

4.2 Hasil Penelitian ... 68

4.3 Pembahasan ... 111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 129

5.1. Simpulan ... 129

5.2. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pembagian Ruang Kantor di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara...5

Tabel 2.1 Saran-Saran Mengenai Besarnya Cahaya (Foot Candle)...34

Tabel 2.2 Pengaruh Warna...36

Tabel 2.3 Presentase Pemantulan Terhadap Cahaya dari Lampu Neon Putih...37

Tabel 2.4 Daftar Kebisingan dan Penggunaan Ruang...41

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu...48

Tabel 4.1 Daftar Barang Inventaris Ruang Camat Bangsri...70

Tabel 4.2 Daftar Barang Inventaris Ruang Sekretaris Camat...72

Tabel 4.3 Daftar Barang Inventaris Ruang Perencanaan dan Keuangan...74

Tabel 4.4 Daftar Barang Inventaris Ruang Trantibun...76

Tabel 4.5 Daftar Barang Inventaris Ruang Umum dan Kepegawaian...77

Tabel 4.6 Daftar Barang Inventaris Ruang Tata Pemerintahan...80

Tabel 4.7 Daftar Barang Inventaris Ruang Pelayanan Umum...81

Tabel 4.8 Daftar Barang Inventaris Ruang PMD dan Perekonomian...83

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tata Ruang yang Memperhatikan dan yang Mengabaikan Asas

Rangkaian Kerja...19

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir...54

Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data Model Interaktif...65

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Bangsri Jepara...68

Gambar 4.2 Denah Tata Ruang Kantor Kecamatan Bangsri Jepara ...88

Gambar 4.3 Penataan Meja Kerja di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara...97

Gambar 4.4 Solusi Tata Ruang di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara...112

Gambar 4.5 Penataan Meja Kerja Kantor Kecamatan Bangsri Jepara Berdasarkan Solusi Tata Ruang Kantor...120

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Observasi...137

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian...138

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian...139

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Pendahuluan...140

Lampiran 5. Transkip Wawancara Pendahuluan...141

Lampiran 6. Pedoman Observasi Pendahuluan...143

Lampiran 7. Hasil Obsevasi asi Pendahuluan...149

Lampiran 8. Daftar Nama Pegawai...150

Lampiran 9. Daftar Informan...152

Lampiran 10. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian...153

Lampiran 11. Pedoman Wawancara Penelitian...157

Lampiran 12. Hasil Wawancara Penelitian...152

Lampiran 13. Reduksi Data...184

Lampiran 14. Matrix Hasil Wawancara Penelitian...201

Lampiran 15. Pedoman Observasi Penelitian...222

Lampiran 16. Hasil Observasi Penelitian...224

Lampiran 17. Denah Tata Ruang Kantor...228

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 50 Tahun 2011 tentang Standar Sarana dan Prasarana Kantor menyatakan,

ruang kantor adalah ruang tempat melaksanakan pekerjaan, dengan ukuran luas

dan alat-alat perlengkapannya disesuaikan dengan kebutuhannya serta memenuhi

persyaratan estetika. Perencanaan ruang kantor adalah penentuan susunan semua

komponen fisik pekerja yang dipandang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan kantor

dan pengkoordinasian komponen-komponen ini dalam suatu kesatuan yang

efisien. Semua bidang perencanaan kantor meliputi pekerjaan yang harus

dilakukan, proses yang dipakai, perlengkapan dan mesin-mesin yang

dipergunakan, ruang-ruang yang dipersiapkan, lingkungan fisik, penerangan,

warna, ventilasi dan pegawai-pegawai yang melaksanakan pekerjaan. Organisasi

yang melaksanakan perencanaan ruang kantor dengan baik akan dicapai

keindahan dan efektivitas, organisasi dapat melayani kebutuhan – kebutuhan yang

praktis tetapi masih mempunyai rupa yang baik dan mengesankan.

Organisasi pemerintah adalah sebuah organisasi yang mempunyai tujuan

untuk melayani masyarakat (public service), mulai dari lapisan masyarakat yang

paling bawah sampai dengan lapisan yang paling atas. Organisasi di bidang

apapun pasti memiliki suatu tujuan begitu juga dengan organisasi pemerintah

(16)

pencapaian tujuan tersebut organisasi sering menghadapi masalah yaitu

bagaimana agar kegiatan organisasi dapat berjalan dengan lancar. Dari masalah

tersebut organisasi dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya secara

efektif dan efisien. Dikatakan efektif jika sasaran yang dicapai sudah sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan efisien jika segala sarana dan

fasilitas kerja yang diperlukan bagi tercapainya tujuan relative lebih kecil

dibanding dengan besarnya hasil yang dicapai.

Salah satu upaya penyelesaian masalah yang sering dihadapi organisasi

adalah melaksanakan tugas-tugasnya dengan berlandaskan pada efisiensi, jika

pekerjaan sudah dilaksanakan secara efisien maka otomatis pekerjaan tersebut

sudah terlaksana dengan efektif. efisiensi disini memiliki arti penghematan dalam

penggunaan tenaga, pikiran, waktu, ruang dan benda. Dengan efisiensi tersebut

diharapkan seluruh sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan

sebaik-baiknya.

Dalam bekerja sumber daya organisasi memerlukan kantor sebagai tempat

melaksanakan pekerjaannya, kantor merupakan bagian dari organisasi yang

menjadi pusat kegiatan administrasi, kantor sebagai tempat diselenggarakannya

pekerjaan tata usaha didalamnya terdapat pegawai, perabot kantor, mesin kantor

dan alat-alat kantor. Sedarmayanti (2001:125) menyatakan bahwa “Tata ruang

kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang

penggunaannya secara terinci dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi

pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak”. Dalam merancang suatu

(17)

warna, udara dan suara. Empat hal itu mempunyai pengaruh besar terhadap

kesempurnaan tata ruang kantor.

Tujuan penataan ruang kantor selain memperlancar proses pekerjaan juga

akan menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai, mencegah

penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat

dipersingkat, memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, memberikan

kesan yang baik terhadap pengunjung dan mengusahakan kemungkinan

perkembangan dan perluasan kegiatan di kemudian hari (Sedarmayanti, 2001).

Sedangkan asas pokok tata ruang kantor meliputi asas jarak terpendek, asas

rangkaian kerja, asas penggunaan segenap ruang dan asas mengenai perubahan

susunan tempat kerja (Gie, 2007:190).

Pengaturan tata ruang yang baik akan menghasilkan pelaksanaan pekerjaan

kantor yang dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi

kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin

mudah serta akhirnya dapat mencapai efisiensi kerja. Sementara susunan ruang

kantor yang tidak baik menghamburkan tenaga dan waktu. Hal ini senada dengan

hasil penelitian Lelahester Rina dan Entri Sulistari (2014) yang berjudul “Tata Ruang Kantor Penunjang Efisiensi Kerja pada Kantor Tata Usaha di SMK Negeri

1 Salatiga” memberi kesimpulan bahwa dari berbagai kondisi lingkungan fisik, tata ruang akan menentukan rasa aman dan puas dalam bekerja yang mana akan

berpengaruh pada efisiensi kerja karena hal ini saling berhubungan, secara

keseluruhan dampak penataan yang tidak sesuai menjadikan proses pekerjaan

(18)

penyelesaian pekerjaan akan menambah biaya, dan hasil yang diberikan belum

memberikan yang sebaik-baiknya karena terhambat oleh beberapa penataan yang

tidak efektif.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Zhenyuan et al., (2011) yang berjudul

“Design and Implementation of Lean Facility Layout System of a Production

Line” memberi simpulan bahwa hasil penerapan penataan letak fasilitas yang

dirancang secara ringkas pada jalur produksi menunjukkan bahwa penyusunan

tata letak fasilitas dapat secara efektif meningkatkan efisiensi produksi dan

efisiensi penggunaan peralatan.

Kantor Kecamatan Bangsri adalah kantor pemerintah kecamatan tempat

pelaksanaan pelayanan masyarakat, pelaksanaan kesekretariatan kecamatan dan

pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati. Beralamat di Jalan Raya

Jepara-Bangsri Km.16 Bangsri, Jepara. Kantor ini terletak di kawasan yang

strategis yaitu berada di pusat kota sehingga mudah diakses masyarakat setempat

yang ingin memperoleh pelayanan, Kantor Kecamatan Bangsri merupakan salah

satu kantor kecamatan paling besar diantara kantor kecamatan di kabupaten

Jepara, design kantor dibagian depan terlihat unik karena terdapat lapangan yang

luas dan selalu bersih serta pendopo untuk pertemuan acara berbentuk joglo

dengan ukiran kayu khas Jepara dibagian sisi depan Pendopo, hal ini menjadikan

Kantor Kecamatan Bangsri tampak lebih cantik dari depan jika dilihat oleh

pengunjung maupun orang-orang yang melewati kantor ini. Berdasarkan data

yang diperoleh dari kantor Kecamatan Bangsri diperoleh data pada table 1.1

(19)

Tabel 1.1

Pembagian Ruang Kantor di Kantor Kecamatan Bangsri

No. Nama Ruangan Jumlah Pegawai

1. Camat 1

2. Sekretaris Camat 1 3. Perencanaan dan Keuangan 3 4. Umum dan Kepegawaian 3 5. Tata Pemerintahan 2

6. Trantibun 2

7. PMD dan Perekonomian 4 8. Sosial dan Lingkungan Hidup 2 9. Pelayanan Umum 2

Jumlah 20

Sumber: Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara, 2019

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa Kantor Kecamatan

Bangsri susunan ruangan untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa satuan,

dikarenakan keadaan gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar. Hasil wawancara

dengan Bu Asiyah selaku Kabag Umum dan Kepegawaian pada haari Senin,

Tanggal 20 Desember 2019 Pukul 09.00 WIB mengenai tata ruang kantor

mengatakan bahwa:

“Di Kantor Kecamatan Bangsri ruangannya terpisah–pisah sesuai bidangnya masing-masing, diruangan ini bidang umum dan kepegawaian yang mengurus semua tentang kepegawaian yang ada di kantor. Jadi banyak dokumen menumpuk di ruangan ini mbak, hanya ada satu almari sama dua filing cabinet. Kalau memerlukan dokumen ya harus berjalan ke almari mencari dahulu di tumpukan dokumen itu.”

Pernyataan Bu Asiyah menunjukkan bahwa penataan perabot dan

peralatan kantor di dalam masing-masing ruangan, khususnya ruang Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian belum sesuai dengan asas penataan ruang kantor yang

(20)

dan tenaga dimana lemari arsip diletakkan tidak dekat dengan pengguna arsip dan

dokumen tersebut sehingga apabila akan menggunakan arsip atau dokumen harus

mengambil di tempat yang jauh dari tempat duduknya. Begitu pula ketika arsip

atau dokumen telah selesai digunakan dan akan dikembalikan, maka harus

berjalan lagi ke tempat lemari arsip itu diletakkan. Asas jarak terpendek berguna

agar penyelesaian pekerjaan lebih cepat, salah satu penerapan asas ini adalah

dengan meletakkan barang-barang yang diperlukan pegawai dalam bekerja di

dekat tempat duduknya, sehingga akan mengurangi pemborosan waktu dan

tenaga.

Selain itu masih ada permasalahan lainnya diantaranya kurang tersedianya

fasilitas ruangan dan kondisi perabot kantor sering mengalami kerusakan sehingga

membuat pegawai mengalami kendala saat bekerja. Hal tersebut diperkuat dengan

hasil wawancara yang dilakukan dengan Bu Asiyah yang dilakukan pada tanggal

28 Januari 2020 yang menyatakan bahwa komputer yang digunakan untuk bekerja

sering error. Ibu Asiyah menyatakan bahwa,

“Disini setiap pegawai tidak memiliki komputer mbak, paling di dalam per ruangan disediakan hanya satu atau dua saja, di ruangan ini ada dua komputer. Yang dimeja saya ini komputernya juga sering eror kalau saya butuh mau memakai mesin print tiba-tiba error jadi ganggu pekerjaan yang harus cepet diselesaikan, saya harus pindah ke computer lain yang ada di pojok ruangan itu, komputer itu digunakan untuk bersama.”

Selain itu ruangan yang ada di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara sudah

memiliki pendingin ruangan semua, namun dibeberapa ruangan sering mengalami

kerusakan sehingga mengganggu pegawai saat bekerja karena ruangan menjadi

(21)

memenuhi ruangan dan sirkulasi udara yang kurang baik. hal tersebut diperkuat

dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Kasi Pelayanan

Umum Bu Sri Rejeki pada tanggal 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB yang

menyatakan alat pendingin udara di dalam ruangan terkadang tidak berfungsi

dengan baik. Bu Sri Rezeki menyatakan bahwa,

“Diruangan ini sudah ada AC nya mbak, tapi karena sudah tua yah sering rusak. Kemarin baru aja mati jadi panas banget, pengap apalagi banyak barang-barang disini. Kalau lampu mati juga gelap jadinya.”

Masalah lain yang peneliti temukan pada saat observasi pada tanggal 28

Januari 2020 di ruangan Kasi Pemerintahan terlihat ada lemari arsip, tetapi masih

banyak arsip dan dokumen justru diletakkan di meja dan berbagai sudut ruangan

dengan susunan yang belum teratur, banyak dokumen yang hanya diletakkan di

lantai ruangan sehingga mengganggu lalu lintas pekerjaan. Tidak hanya dokumen

saja tetapi perabot yang tidak terpakai juga banyak yang diletakkan di lantai

mengganggu lalu lintas pekerjaan dan semakin menambah kesan sumpek didalam

ruangan tersebut. Di dalam ruangan tersebut juga terdapat meja berjejer dipojok

ruangan tetapi jarang digunakan oleh pegawai. Dari pada menempatkan meja yang

tidak digunakan, meja tersebut bisa digantikan dengan lemari untuk menaruh arsip

yang sebelumnya diletakkan di lantai. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

ruangan kasi pemerintahan belum menerapkan asas penggunaan segenap ruang

karena masih ada ruang kosong sementara di sisi lain justru berlebihan.

Pada saat observasi tanggal 28 Desember 2020, peneliti menemukan di

ruang Pelayanan Umum pengaturan meja kerja pegawai tidak efisien, jarak meja

(22)

Lorong penghubung ruang Pelayanan Umum dengan ruang Kasi Pemerintahan

yang sering dilewati pegawai untuk koordinasi, lorong untuk lalu lintas pegawai

belum efisien, karena terlihat sempit dikarenakan terhalangi meja dan kursi

pegwai belum lagi jika pegawai harus mondar mandir mengambil berkas hal

tersebut menyebabkan arus backtracking dan crisscrossing.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tata Ruang Kantor Untuk Mewujudkan Efisiensi Kerja Pegawai Studi Kasus di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara”.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah agar pengkajian masalah

dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Secara ringkas pada

penelitian hanya membatasi pada analisis tata ruang kantor dalam mewujudkan

efisiensi kerja pegawai di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara dilihat dari asas

penataan kantor menurut Gie (2007:190) yaitu: (1) asas jarak terpendek, (2) asas

rangkaian kerja, (3) penggunaan segenap ruang, dan (4) perubahan susunan

tempat kerja.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tata ruang kantor Kecamatan Bangsri Jepara dalam mencapai

(23)

2. Apa saja hambatan-hambatan yang timbul pada penataan ruang kantor di

kantor Kecamatan Bangsri Jepara?

3. Bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang timbul

dalam pengelolaan tata ruang kantor Kecamatan Bangsri Jepara?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian yang

akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis tata ruang kantor Kecamatan Bangsri Jepara dalam

mencapai efisiensi kerja pegawai.

2. Untuk menganalisis hambatan-hambatan yang timbul pada penataan ruang

kantor di kantor Kecamatan Bangsri Jepara.

3. Untuk menganalisis upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang

timbul dalam pengelolaan tata ruang kantor Kecamatan Bangsri Jepara.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkam tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka manfaat

penelitian ini antara lain adalah :

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan menambah

informasi agar lebih baik dalam penelitian yang berkaitan dengan penataan

ruang kantor sehingga meningkatkan efisiensi kerja pegawai. Selain itu

juga untuk bahan pertimbangan penelitian sejenis sehingga dapat menjadi

(24)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawaaan dalam pembelajaran penataan ruang kantor dan

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

b. Bagi Kantor

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan saran terhadap

penataan ruang kantor agar memberikan pengaruh positif pada efisiensi

kerja pegawai.

1.6. Orisinalitas Penelitian

Orisinalitas dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu mempunyai

karakteristik yang relative sama dalam hal tema, akan tetapi ada perbedaan

dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Dinka Rizky Dwihapsari (2016) dengan

judul “Analisis Tata Ruang Kantor (Studi Kasus di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali)” lebih fokus pada penataan ruang

kantor di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali

dalam menambah kenyamanan kerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Kantor DISDIKPORA Boyolali masih menghadapi beberapa masalah tata

ruang kantor, seperti masih menggunakan mesin absensi manual, tidak ada sekat

untuk Ruang Kepala Subbagian, dokumen yang tidak tertata dengan baik sehingga

belum memberikan kenyamanan bagi pegawainya.

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa perbedaan penelitian

(25)

kantor dalam mewujudkan efisiensi kerja pegawai di Kantor Kecamatan Bangsri

Jepara dilihat dari asas penataan kantor menurut Gie (20017:190) yaitu: (1) asas

jarak terpendek, (2) asas rangkaian kerja, (3) penggunaan segenap ruang, dan (4)

perubahan susunan tempat kerja. Penelitian ini, dalam metode penelitian teknik

kebsahan datanya menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Selain itu

lokasi penelitian yang dipilih yaitu di Kantor Kecamatan Bangsri Kabupaten

Jepara, yang mana belum pernah ada yang meneliti mengenai tata ruang kantor di

(26)

12

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Tata Ruang Kantor

2.1.1. Definisi Kantor

Kantor menurut bahasa atau secara etimologis berasal dari serapan bahasa

Belanda “Kantoor”. Kata kantoor dalam bahasa Belanda memiliki arti sebagai ruangan tempat bekerja, tempat instansi dan lain-lain. Selain dari bahasa Belanda,

kantor bisa pula diterjemahkan dalam bahasa inggris “Office” yang berarti tempat untuk memberikan pelayanan, atau ruang tempat bekerja.

Selain pengertian di atas, ada beberapa pengertian kantor menurut

beberapa ahli di antaranya yaitu :

1. Moekijat (1997:3), kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha ( pekerjaan kantor, pekerjaan tulis menulis), dengan nama apa pun juga tempat tersebut mungkin diberikan. 2. Sedarmayanti (2001:2), kantor adalah tempat diselenggarakannya kegiatan

menangani informasi, mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan /mendistribusikan informasi.

3. Nuraida (2014:1), kantor adalah tempat diselenggarakannya kegiatan tata usaha yang di dalamnya terdapat ketergantungan system antara orang, teknologi, dan prosedur untuk menangani data dan informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan keterangan yang diperlukan dalam setiap usaha kerja sama.

Dari definisi–definisi di atas dapatlah ditarik simpulan bahwa kantor

merupakan tempat para pegawai melaksanakan aktifitas tata usaha yang terdapat

ketergantungan system antara orang, teknologi dan prosedur, dengan aktifitas dari

mulai menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan informasi sampai

(27)

Nuraida (2014:2) menyatakan bahwa tujuan kantor didefinisikan sebagai

pemberian pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari definisi tersebut, Nuraida

memperluasnya menjadi fungsi kantor sebagai berikut: 1.) Menerima informasi (to

receive information), 2.) Merekam dan menyimpan data serta informasi (to record information), 3.) Mengatur informasi (to arrange information), 4.) Memberi

informasi (to give information), 5.) Melindungi asset (to saveguard assets).

2.1.2. Pengertian Tata Ruang Kantor

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

50 Tahun 2011 tentang Standar Sarana dan Prasarana Kantor menyatakan, ruang

kantor adalah ruang tempat melaksanakan pekerjaan, dengan ukuran luas dan alat-alat

perlengkapannya disesuaikan dengan kebutuhannya serta memenuhi persyaratan

estetika. Dari peraturan tersebut menunjukkan bahwa ruang kantor sebagai tempat

pegawai melaksanakan pekerjaan memerlukan penataan yang harus disesuaikan

dengan kebutuhan kerja untuk itu diperlukan penataan ruang kantor. Tata Ruang

Kantor menurut Liang Gie (2007:186) menjelaskan bahwa:

“Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaannya secara terinci dari ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak”.

Laksmi, Fuad, dan Budiantoro (2016:167) mendefinisikan tentang pengertian

tata ruang kantor yaitu, “suatu penyusunan perabotan dan perlengkapan pada luas lantai yang tersedia, atau bisa juga diartikan sebagai penentuan kebutuhan ruang dan

(28)

faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan

biaya yang layak”. Kemudian Sedarmayanti (2001:125) mengemukakan bahwa “tata ruang kantor dapat pula diutarakan sebagai pengaturan dan penyusunan seluruh mesin

kantor, alat perlengkapan kantor serta perabot kantor pada tempat yang tepat,

sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk

bergerak, sehingga tercapai efisiensi kerja”. Hal ini diperkuat dengan pendapat

Nuraida (2014:161) “Tata ruang kantor adalah pengaturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat dan perabot kantor pada luas lantai dan ruangan kantor yang

tersedia, untuk memeberikan sarana bagi pekerja”.

Lebih lanjut Moekijat (1997:15) menjelaskan, “Tata ruang kantor

menunjukkan penentuan syarat-syarat ruang dan penggunaanya secara terinci dari

pada ruang ini untuk memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang paling

praktis yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kantor”. Dari beberapa

pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan tata ruang kantor merupakan pengaturan

ruang kantor dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta

perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pekerjaan kantor pegawai dapat

terselesaikan dengan mudah, nyaman, leluasa, bebas bergerak agar tercapai efisiensi

kerja dengan mengeluarkan biaya yang layak.

2.1.3. Tujuan Tata Ruang Kantor

Gie (2007:188), dalam penyusunan tata ruang kantor ada beberapa tujuan

yang perlu dicapai. Tujuan itu merupakan pula syarat-syarat yang hendak dipenuhi

(29)

1) Pekerjaan kantor itu dalam proses pelaksanaanya dapat menempuh jarak yang

sependek mungkin.

2) Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar.

3) Segenap tata ruang dipergunakan efisien untuk keperluan pekerjaan.

4) Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.

5) Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.

6) Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang

baik mengenai organisasi tersebut.

7) Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah

diubah sewaktu-waktu diperlukan.

Sedangkan menurut Nuraida (2014:161) tujuan tata ruang kantor yang

terpenting adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan ruangan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis yang besar.

2) Memudahkan pengawasan manajer terhadap para staf yang sedang bekerja.

3) Memudahkan arus komunikasi dan arus kerja.

4) Memberikan kepuasan dan kenyamanan kerja.

5) Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pegawai.

6) Memudahkan setiap gerakan para pegawai dari tempat penyimpanan arsip.

7) Memberikan rasa aman dan keleluasaan pribadi.

8) Menjauhkan pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras, gaduh, dan

mengganggu dari pekerjaan yang membutuhkan suasana tenang dan

(30)

9) Menciptakan citra dan kesan yang baik bagi para pelanggan dan tamu

perusahaan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

tata ruang kantor adalah untuk memudahkan arus komunikasi dan arus kerja sehingga

memudahkan setiap gerakan para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan di kantor,

proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak yang sependek mungkin. Segenap

ruangan kerja juga dipergunakan secara efisien untuk keperluan kerja, setiap meter

persegi, sudut ataupun tengah ruangan, seluruhnya berfaedah, dengan kata lain tidak

ada tempat yang tidak digunakan atau menganggur.

Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan

kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi kerja

pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah

serta akhirnya dapat mencapai efisiensi kerja. Suatu kantor tidak hanya digunakan

oleh pegawainya saja, setiap kantor pasti akan mendapat kunjugan dari orang lain

yang memiliki kepentingan, apalagi jika kantor tersebut merupakan kantor yang

memiliki tujuan melayani masyarakat, akan banyak orang yang mengunjungi kantor

untuk menerima pelayanan. Kantor yang memiliki tata ruang baik dan efektif, dengan

peralatan modern dan mebel pilihan akan menarik bagi orang lain yang berkunjung

ke kantor, memberikan kesan yang baik juga kenyamanan bagi tamu dan masyarakat

(31)

2.1.4. Asas – Asas Tata Ruang Kantor

Richard Muther dalam Gie (2007:190) merumuskan 6 asas pokok bagi tata

ruang pabrik yang terbaik. Walaupun asas-asas itu diperuntukkan bagi tempat kerja

yang tugasnya menghasilkan suatu barang, namun dengan penyesuaian seperlunya

dapatlah beberapa diantaranya dijadikan dasar bagi tata ruang kantor. Ada 4 asas

untuk tata ruang kantor yang terbaik ialah:

1. Asas mengenai jarak terpendek

Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik

ialah yang memungkinkan proses penyelesaian sesuatu pekerjaan menempuh

jarak yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antara 2 titik adalah

jarak yang terpendek. Dalam menyusun tempat sejauh mungkin.

2. Asas mengenai rangkaian kerja

Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik

ialah yang menempatkan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian

yang sejalan dengan urut-urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.

Asas ini merupakan kelengkapan dari asas jarak terpendek. Jarak terpendek

tercapai kalau para pekerja atau alat-alat ditaruh berderet-deret menurut urutan

proses penyelesaian pekerjaan tersebut. Menurut asas ini suatu pekerjaan harus

senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan sampai selesainya, tidak

ada gerak mundur atau menyilang. Hal ini tidak berarti bahwa jalan yang

(32)

selalu mengarah maju ke muka menuju ke penyelesaian. Bentuknya dapat

berupa garis bersiku-siku atau lingkaran ataupun berwujud huruf L atau U.

3. Asas Mengenai Penggunaan Segenap Ruang

Suatu tata ruang yang terbaik ialah yang mempergunakan sepenuhnya semua

ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang

datar), melainkan juga ruang yang vertical ke atas maupun ke bawah. Jadi di

mana mungkin tidak ada ruang yang dibiarkan tak terpakai.

4. Asas Mengenai Perubahan Susunan Tempat Kerja

Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik

ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar

atau tidak memakan biaya yang besar.

Tata ruang kantor merupakan pengaturan ruang kantor dan penyusunan

seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta perabot kantor pada tempat yang

tepat sehingga pegawai kantor dapat bekerja secara efisien. Karena itu untuk

mendapatkan tata ruang kantor yang efisen, penyelenggaraannya membutuhkan

asas-asas tata ruang kantor. Saat suatu kantor akan menyusun ruang kantor nya harus

memperhatikan asas-asas tata ruang kantor yang benar.

Dengan menerapkan ke-empat asas-asas tata ruang kantor tersebut, seluruh

bagian ruang kantor akan bermanfaat, terisi oleh perabot, mesin dan perlengkapan

kantor yang diatur sesuai rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian

pekerjaan pegawai, sehingga pegawai akan menempuh jarak yang

(33)

perubahan susunan kembali, penyusunan tidak akan memerlukan waktu yang lama

dan tidak memakan biaya besar apabila pada awal penyusunan tata ruang kantor

sudah memperhatikan asas-asas tata ruang kantor.

Tata ruang kantor yang baik Tata ruang kantor yang buruk

Gambar 2.1

Tata Ruang yang Memperhatikan dan yang Mengabaikan Asas Rangkaian Kerja.

Sumber: Nuraida (2014:167)

2.1.5. Macam-Macam Tata Ruang Kantor

Menurut Sedarmayanti (2001:127) terdapat 4 (empat) macam tata ruang

kantor yaitu:

1) Tata Ruang Kantor Berkamar (Cubicle Type Offices)

Adalah ruangan untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam kamar-kamar

kerja. Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah konsentrasi kerja lebih

terjamin, pekerjaan yang bersifat rahasia dapat lebih terjamin atau terlindungi,

(34)

dan merasa ikut memiliki. Sementara kerugian tata ruang kantor berkamar

komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan

untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang, diperlukan biaya yang lebih

besar untuk biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan dan biaya

peralatan lainnya, pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan

perkembangan organisasi, mempersulit pengawasan, memerlukan ruangan yang

luas.

2) Tata Ruang Kantor Terbuka (Open Plan Offices)

Adalah ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai

yang bekerja bersama-sama diruangan termaksud tanpa dipisah oleh penyekat.

Keuntungan tata ruang kantor terbuka memudahkan dalam pengawasan,

pengaturan cahaya, udara, pengaturan warna dan dekorasi, luwes atau flexible

apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan biaya tinggi,

mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan penyeragaman

kerja dan pembagian peralatan kerja, biaya lebih hemat atau murah untuk

pemeliharaan ruangan kerja, penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan,

penggunaan telephon dan lainnya. Sedangkan kerugian tata ruang kantor

terbuka kemungkinan timbul atau terjadi kegaduhan atau kebisingan, pegawai

sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi, batas kedudukan

antara pimpinan dan bawahan tidak nampak jelas, pekerjaan yang bersifat

(35)

dokumen dan peralatan kerja lainnya, sehingga mengakibatkan pemandangan

yang kurang baik.

3) Tata Ruang Kantor Berhias atau Bertaman (Landscape Offices).

Adalah ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh tanaman, dekorasi dan lainnya.

Keuntungan tata ruang kantor berhias atau bertaman akan membuat para

pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja, kebisingan dan kegaduhan

dapat berkurang atau dihindarkan, produktivitas kerja dapat meningkat, pekerja

dilaksanakan dengan efisien sehingga tujuan organisasi dapat mudah dicapai.

Sementara kerugian tata ruang kantor berhias atau bertaman/panorama biaya

cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya, memerlukan

tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah.

4) Tata Ruang Kantor yang Merupakan Gabungan

Karena ketiga tata ruang sebelumnya mempunyai kerugian, maka untuk

mencegah atau mengurangi kerugian yang ada, dapat diciptakan tata ruang

kantor gabungan.

Sedangkan menurut Nuraida (2014:163) secara garis besar, tata ruang kantor

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Ruang Kantor Terbuka (Open Plan Offices)

Semua aktivitas dilaksanakan di sebuah ruangan besar yang terbuka yang tidak

dipisahkan oleh tembok atau penyekat. Keuntungan tata ruang terbuka adalah

memudahkan perubahan lay-out, memudahkan komunikasi dan koordinasi

(36)

memudahkan penempatan, penggunaan, dan perawatan peralatan. Sementara

kerugian tata ruang terbuka adalah sulit melakukan pekerjaan yang bersifat

rahasia, memerlukan AC untuk mengurangi debu dan mendinginkan udara,

serta AC untuk mengurangi bau, memungkinkan terjadinya kebisingan yang

mengganggu konsentrasi kerja.

2) Ruang Kantor Tertutup (Closed Plan Office)

Tempat untuk bekerja dipisahkan ke dalam kamar-kamar atau ruangan yang

dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu. Keuntungan tata

ruang kantor tertutup akan cocok untuk pekerjaan yang harus terjamin

kepentingan, kerahasiaan, dan keamanannya baik dari segi pembicaraan,

dokumen-dokumen, atau asset perusahaan yang berharga, konsentrasi terhadap

pekerjaan dapat lebih mudah dan dapat lebih menghargai tamu, kerugian dari

tata ruang tertutup, mempersulit perubahan lay-out kantor atau fleksibilitas

ruangan kurang.

2.1.6. Tata Ruang Kantor yang Efektif

Moekijat (2002:121-123) menyatakan prinsip-prinsip tata ruang kantor

adalah:

1) Pekerjaan harus mengalir secara terus menerus, sedapatnya dalam garis lurus.

2) Bagian-bagian dan seksi-seksi yang mempunyai fungsi-fungsi yang sama dan

yang berhubungan harus ditempatkan secara berdekatan untuk mengurangi

(37)

3) Kelompok-kelompok pelayanan pusat seperti pusat stenografi dan ruang-ruang

arsip harus ditempatkan dekat dengan bagian-bagian dan pegawai-pegawai

yang menggunakannya.

4) Perkakas dan perlengkapan kantor harus diatur secara simetris dan dalam garis

yang lurus dengan penempatan beberapa meja dan kursi yang menyudut untuk

pegawai-pegawai yang mengadakan pengawasan.

5) Penambahan ruang harus cukup untuk kebutuhan pekerjaan dan kesenangan

pegawai.

6) Perkakas dan perlengkapan dengan ukuran yang seragam memperbesar

fleksibilitas dan rupa yang lebih serasi.

7) Ruangan-ruangan harus cukup luas, sehingga orang-orang yang berjalan tidak

menyentuh bangku pegawai.

8) Pegawai-pegawai pada umumnya harus menghadap pada arah yang sama dan

para pengawas ditempatkan di belakang kelompok-kelompok pekerjaan.

9) Meja-meja harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak ada pegawai yang

terpaksa menghadap pada sumber cahaya yang tidak disukai.

10) Atur meja-meja sedemikian rupa, sehingga cahaya matahari yang cukup datang

pada sebelah kiri.

11) Kesatuan-kesatuan yang menggunakan perlengkapan yang mengeluarkan suara

gaduh seperti mesin-mesin hitung harus dipisahkan, agar tidak mengganggu

(38)

12) Pegawai-pegawai yang pekerjaannya memerlukan banyak konsentrasi

pemikiran ditempatkan dalam sebagian ruangan atau dalam ruangan yang

cukup luasnya.

13) Kesatuan-kesatuan yang mempunyai banyak hubungan dengan masyarakat

harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah didatangi tanpa

mengganggu bagian-bagian lain.

14) Ruangan yang luas memudahkan arus pekerjaan dan memberikan fleksibilitas

yang lebih besar.

15) Pergunakan ruangan yang luas ketimbang menggunakan banyak ruangan kecil

yang sama luasnya, ruangan yang luas memungkinkan diadakannya

penerangan, ventilasi, pengawasan, dan komunikasi yang lebih baik.

16) Pergunakan meja-meja dan kursi-kursi dengan ukuran yang sama dalam sebuah

ruangan. Hal ini memberikan pandangan yang lebih baik dan menambah

perasaan sama di antara para pegawai.

17) Kurangi berjalan dan menunggu waktu.

18) Perlengkapan kantor harus ditaruh dekat dengan pegawai-pegawai yang

menggunakannya.

19) Jumlah gang yang cukup dengan luas yang cukup.

20) Pekerjaan rumit yang memerlukan penerangan harus di tempatkan dekat

jendela.

21) Arus pekerjaan sederhana, sehingga dapat mengurangi mondar-mandirnya

(39)

22) Ruang lantai harus bebas dari rintangan (almari dan sebagainya).

Dengan demikian tata ruang kantor itu menunjukkan penentuan kebutuhan

akan ruangan dan penggunaan ruangan yang didalamnya penyusunan perkakas dan

perlengkapan juga disusun secara praktis, yang nantinya akan digunakan untuk

melaksanakan pekerjaan kantor. Selain itu Selamet Soesanto (1995:56)

mengungkapkan pedoman penyusunan tata letak ruang agar efisien kerja tercapai

sebagai berikut:

1. Menjamin terselenggaranya komunikasi dan transportasi yang mengalir secara

garis lurus bukannya saling menyilang.

2. Sebaiknya ruang tidak dibagi-bagi menjadi ruang-ruang yang lebih kecil,

melainkan dibiarkan dalam ruang lebar yang terbuka sifatnya. Pengarahan dan

pengendalian lebih mudah dipelihara, komunikasi antar masing-masing

karyawan bisa bersifat lebih langsung lebih langsung dan kemungkinan akan

lebih bagus dalam pertukaran udara maupun dalam hal penerangannya.

3. Dinding penyekat hendaknya yang bisa dipindah-pindahkan, tidak dinding yang

permanen melainkan dinding yang mudah untuk dibongkar-pasang.

4. Ruangan hendaknya dihemat sebanyak mungkin tanpa mengekang

tempat-tempat kerja individual.

5. Bagian yang memerlukan kontak dengan masyarakat hendaknya ditempatkan di

suatu ruang yang memudahkan hubungan dengan masyarakat. Sedangkan

(40)

keuangan, pengembangan harus jauhkan dari jangkauan orang-orang yang tidak

berkepentingan.

6. Alokasi ruang didasarkan pada aliran-aliran tugas utama yang berfungsi di

sekitar penyimpanan dokumen.

7. Harus direncanakan kemungkinan meningkatnya volume kerja.

Sedangkan Gie (2007:193-196) menyebutkan tehnik untuk mencapai suatu

tata ruang kantor yang terbaik ialah seperti berikut:

1) Meja-meja kerja disusun menurut garis lurus dan menghadap kejurusan yang

sama. Ini akan mengurangi kemungkinan para pegawai sering-sering

mengobrol atau memperhatikan apa yang dikerjakan oleh rekannya.

2) Pada tata ruang yang terbuka,susunan meja-meja itu dapat terdiri atas beberapa

baris.

3) Diantara baris-baris meja itu disediakan lorong untuk keperluan lalulintas para

pegawai. Sebaiknya di tengah ruangan terdapat sebuah lorong utama yang

lebarnya 120 cm. Lorong-lorong lainnya cukup selebar 80 cm. Lebar 120 cm.

Itu dibuat berdasarkan perhitungan bahwa lebar badan seseorang yang normal

kira-kira 60 cm, sehingga lorong tersebut dapat dijalani 2 orang dengan tanpa

bersinggungan waktu berpapasan. Sedang perhitungan lorong yang 80 cm.

Didasarkan kepada tebal tubuh seseorang yang rata-rata tidak melebihi 40 cm.

Dengan demikian kalau lorong itu dipakai untuk berpapasan oleh 2 orang,

(41)

4) Jarak antara sesuatu meja dengan meja yang dimuka atau di belakangnya (ruang

untuk duduk pegawai selebar 80 cm. berdasarkan jarak ini dan lebar lorong

tersebut pada huruf c di atas, maka bagi setiap pegawai yang memakai meja

ukuran (70x120 cm) hendaknya disediakan luas lantai sekitar 3,5 m2. Jadi ruang

seluas 5x5 m (= 25 m2) dapat dipakai oleh maksimum 7 pegawai.

5) Pejabat pimpinan bagian yang bersangkutan ditempatkan di belakang para

pegawainya. Disatu pihak ini akan memudahkan pengawasan. Dipihak lain

akan mencegah para pegawai mengangkat kepala untuk melihat siapa yang

menemui pejabat tersebut.

6) Pada tata ruang terbuka di mana bekerja banyak orang, apabila

pegawai-pegawai dikelompokkan di bawah pengawasan seseorang pejabat mereka

ditempatkan di dekat masing-masing pejabat yang bertanggung jawab atas

kelompok itu.

7) Pegawai-pegawai yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lembut, misalnya

mencatat angka-angka kecil secara cermat atau melukis gambar-gambar yang

halus, diberi tempat yang terbanyak memperoleh penerangan cahaya, ini demi

kesehatan matanya dan kesempurnaan hasil kerjanya.

8) Pegawai-pegawai yang bertugas mengenai urusan-urusan yang mengandung

resiko besar, ditempatkan di pojok yang tidak sering dilalui lalulintas

orang-orang. Kalau perlu dapat dibuatkan pedengan dari kaca.

9) Pegawai-pegawai yang sering membuat hubungan kerja dengan bagian-bagian

(42)

orang-orang yang harus menghubunginya tidak mondar-mandir melewati

meja-meja dan mengganggu pegawai-pegawai lainnya.

10) Lemari dan alat-alat perlengkapan lainnya ditaruh di dekat pegawai-pegawai

yang paling sering mempergunakan benda-benda itu.

11) Alat-alat kantor yang menimbulkan suara rebut, misalnya mesin stensil, ditaruh

dekat jendela, sehingga gema suaranya sebagian besar dapat langsung terbuang

keluar ruangan.

12) Meja yang memuat alat-alat yang banyak memberikan getaran, misalnya saja

mesin hitung, tidak boleh menempel tembok atau tiang. Ini untuk mencegah

getaran mengganggu seluruh ruangan.

13) Lemari yang berat atau peti besi dapat diletakkan menempel tembok atau tiang,

sehingga mendapat penyangga untuk menambah kekuatannya.

14) Bagi pejabat pimpinan yang sering-sering harus menerima tamu penting dan

membicarakan urusan-urusan yang bersifat rahasia, dapatlah dibuatkan kamar

tamu tersendiri.

15) Apabila seseorang kepala atau tenaga ahli karena sifat pekerjaannya

benar-benar membutuhkan ruang tersendiri, dapatlah dibuatkan kantor pribadi

berukuran 2,5 x 3,6 meter (9 m2).

Setelah ditentukan letak suatu kantor dan macam tata ruang yang akan

dipakai, tinggallah menyusun perabotan kantor pada letak yang tepat dan menurut

susunannya yang efisien. Perabot kantor yang dipilih harus berdasarkan manfaat

(43)

harus dipertimbangkan dalam pemilihan perabot kantor menurut Selamet Soesanto

(1995:67) berikut ini:

1. Perabot hendaknya menarik dan modern dalam gaya dan harmonis/sesuai

dengan ruangan karena akan mempengaruhi volume, ketepatan dan moral para

karyawan.

2. Berkualitas bagus dan dibuat dengan konstruksi yang kuat serta dengan

rancangan yang cocok untuk memperlancar para karyawan dalam

menyelesaikan tugasnya.

3. Perabot hendaknya mempunyai multi fungsi sehingga mampu dipakai di mana

saja bila diperlukan.

4. Karena setiap kantor memiliki kebutuhan sendiri-sendiri, maka tidaklah begitu

perlu untuk meniru perabot-perabot yang dipakai oleh kantor lain walaupun

kantor itu mempunyai kemiripan.

5. Jumlah perabot harus sesuai dengan jumlah karyawan dan jenis pekerjaan yang

harus dilaksanakan.

6. Penggunaan perabot-perabot khusus seperti rak dan perabot yang mudah

dipindah-pindahkan hanya bisa dipertimbangakn jika biaya operasional lebih

rendah daripada manfaatnya.

7. Para karyawan yang akan memakai perabot tersebut hendaknya dimintai

keterangan sebelum diadakan pembelian/pengadaan.

8. Hendaknya benar-benar dipertimbangkan apakah akan menggunakan perabot

(44)

Selain itu Faktor – faktor yang perlu diperhatikan apabila membeli perabot

kantor menurut Moekijat (1997:14) adalah :

1) Harus menghemat ruang lantai.

2) Harus fungsional dalam hubungannya dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

3) Tinggi meja dan kursi harus sepadan.

4) Tidak begitu berat, agar mudah dipindah-pindahkan.

5) Harus ada ruang yang cukup di bagian bawah untuk membersihkan. Ingat akan

kesehatan.

6) Biaya modal.

7) Perabot logam adalah lebih baik ketimbang perabot kayu terhadap banyak

kebakaran.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor

yang baik dan efektif adalah tata ruang yang menekankan pada penyusunan dan

penempatan perabot dan alat perlengkapan kantor secara tepat, sehingga dengan

pengaturan tersebut diharapkan akan tercipta suatu ruangan yang menunjang

kelancaran pegawai dalam bekerja.

2.1.7. Manfaat Tata Ruang Kantor

Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya tata ruang kantor yang efisien

akan mengakibatkan lancarnya kegiatan-kegiatan kantor sehingga tujuan organisasi

dapat terwujud. Manfaat tata ruang kantor menurut Moekijat (2002:123-124) yaitu :

1) Suatu tata ruang kantor yang direncanakan dengan baik membantu dalam

(45)

2) Penghematan-penghematan berasal dari pengguanan ruang lantai yang tepat.

3) Pengawasan dapat dipermudah.

4) Hubungan dapat dipercepat.

5) Perlengkapan dan mesin kantor dapat digunakan lebih baik.

6) Dari sudut pandangan pegawai, suatu kantor yang direncanakan dengan baik

harus menambah kesenangan dan semangat kerja, sedangkan tata ruang yang

tidak direncakan dengan baik dapat mempunyai pengaruh yang sebaliknya.

7) Arus pekerjaan menjadi lebih lancar.

2.1.8. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Penataan Tata Ruang Kantor

Gie (2007:212) menyatakan bahwa, “Empat hal penting yang sangat mempengaruhi efisiensi dalam pekerjaan perkantoran adalah cahaya, warna, udara

dan suara”. Empat hal tersebut harus diperhatikan karena mempunyai pengaruh besar terhadap kesempurnaan suatu tata ruang kantor. Berikut uraian dari keempat hal

tersebut:

1) Cahaya

Penerangan atau cahaya yang cukup barangkali merupakan pertimbangan

yang paling penting dalam fasilitas fisik kantor. Cahaya yang kurang jelas

mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak

kesalahan terjadi, dan tentu saja hal ini menyebabkan kurang efisien dalam

melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi tersebut tidak dapat dicapai

secara efektif. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nuraida

(46)

“Cahaya merupakan faktor penting untuk meningkatkan efisiensi kerja pegawai karena memengaruhi kesehatan pegawai dan keselamatan serta kelancaran kerja. Penerangan yang baik merupakan hal vital yang dibutuhkan indra penglihatan agar dapat melaksanakan tugas kantor. Tugas-tugas melihat ini untuk pekerjaan di dalam kantor lebih banyak tuntutannya karena yang dilihat adalah catatan-catatan kantor sehingga harus didukung oleh penerangan dalam jumlah dan mutu yang tepat dan diletakkan di tempat-tempat yang tepat pula”.

Moekijat (2002:136) menjelaskan dengan adanya penerangan yang baik akan

memberikan keuntungan berupa: a.) Perpindahan pegawai berkurang; b.) Prestise

lebih besar; c.) Semangat kerja lebih tinggi; d.) Hasil pekerjaan lebih banyak; e.)

Ketidakhadiran berkurang; f.) Kesalahan dan keletihan berkurang.

Lebih lanjut Gie (2007:213-214), mengatakan cahaya penerangan buatan

manusia dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam yaitu:

a. Cahaya langsung

Cahaya ini memancar langsung dari sumbernya ke permukaan meja, cahaya

bersifat sangat tajam. Bayangan yang ditimbulkan sangat tegas. Cahaya ini lekas

menimbulkan kelelahan pada mata.

b. Cahaya setengah langsung

Cahaya ini memancar dari sumbernya melalui tudung lampu yang biasanya

terbuat dari gelas dengan warna seperti putih susu. Sebagian besar cahaya tetap

langsung jatuh ke permukaan meja dan memantul kembali kearah mata si

(47)

c. Cahaya setengah tak langsung

Cahaya ini sudah lebih baik daripada cahaya setengah langsung, karena

sumbernya untuk sebagian besar adalah langit-langit ruangan. Sifat cahaya dan

baying-bayang yang diciptakannya sudah tidak begitu tajam.

d. Cahaya tak langsung

Cahaya ini dari sumbernya memancar kea rah langit-langit ruangan, dari situ

barulah dipantulkan kearah permukaan meja. Sifat cahaya ini benar-benar sudah

lunak, karena itu tidak menimbulkan kelelahan pada mata.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa cahaya penerangan yang

paling baik digunakan di kantor adalah cahaya tak langsung, karena cahaya tersebut

tidak menimbulkan kelelahan pada mata sehingga para pekerja akan lebih cepat

dalam menyelesaikan pekerjaannya dan kesehatan mata para pekerja terjaga.

Lebih lanjut Nuraida (2014:175) menjelaskan secara garis besar ada dua hal

yang perlu diperhatikan dalam penerangan dua hal tersebut yaitu:

1.) Banyaknya Penerangan

Satuan untuk mengukur cahaya adalah “foot candle”. Foot candle merupakan banyaknya cahaya yang dipancarkan dari lilin ukuran biasa pada sebuah benda

yang cahaya yang dipancarkan dari lilin ukuran biasa pada sebuah benda yang

berjarak 1 kaki (30,84 cm) dari lilin tersebut. Sebuah perkumpulan insinyur yang

ahli dalam bidang penerangan di Amerika Serikat (Illuminating Engineering

(48)

Tabel 2.1

Saran-saran Mengenai Besarnya Cahaya (Foot Candle)

No. Macam Pekerjaan Foot Candle

1. Pekerjaan yang memerlukan penglihatan tajam. Contoh: memeriksa perhitungan, pembukuan, menggambar.

50

2. Pekerjaan yang memerlukan penglihatan biasa. Contoh: surat menyurat, mengurus arsip, rapat, pengiriman dan penerimaan surat.

30

3. Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan sepintas. Contoh: aktivitas dalam ruang resepsi, tangga gedung, kamar mandi.

10

4. Pekerjaan yang memerlukan penglihatan sederhana. Contoh: untuk lorong atau jalan/gang di dalam gedung.

5

Sumber: Nuraida (2014:175)

2.) Mutu Penerangan

Pertimbangan dalam mutu penerangan adalah kadar cahaya, kecerahan,

kesilauan, daya kontras, dan usia pegawai. Semua ini saling berhubungan. Kadar

cahaya adalah ukuran kekuatan sumber cahaya. Kecerahan adalah mutu yang

ditentukan oleh jumlah cahaya yang dipantulkan, bukan cahaya yang dari

sumbernya, semakin cerah benda semakin besar daya pantul benda itu. Juga

sebaliknya. Kesilauan dapat timbul dari cahaya langsung atau cahaya yang

dipantulkan. Benda yang memiliki daya pantul besar dan pantulannya searah

dengan pandangan mata akan mengakibatkan kesilauan, seperti yang terjadi jika

melihat cahaya secara langsung. Usia pegawai memengaruhi kebutuhan cahaya,

semakin tua usianya kebutuhan kadar cahaya akan semakin besar.

Pemilihan cahaya penerangan untuk ruang kerja pegawai harus diperhatikan

(49)

mencapai kualitas penerangan yang baik di dalam ruangan, yaitu penerangan yang

tidak menyilaukan mata dan tersebar merata di seluruh daerah yang harus diterangi,

system pencahayaan yang berpegaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan para pegawai

dengan pemilihan pencahayaan yang tepat maka akan mengurangi ketegangan dan

kelelahan mata pegawai sehingga pegawai dapat bekerja secara maksimal.

2) Warna

Warna adalah salah satu elemen penting dalam lingkungan kantor yang

berpengaruh dalam meningkatkan efisiensi kerja pegawai. Bagi suatu kantor warna

tidak hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi. Pengaturan

tata warna dalam kantor mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa pegawai. Seperti

yang dijelaskan oleh Moekijat (2002:142) bahwa:

“Warna mempengaruhi proses perasaan, pengertia, dan fikiran. Misalnya warna biasanya mempunyai pengaruh yang penting terhadap tekanan darah dan ketegangan syaraf. Warna tertentu akan mempengaruhi fikiran beberapa orang dengan perasaan atau fikiran yang baik, warna lain mempunyai pengaruh yang sebaliknya. Beberapa warna memberikan perasaan yang menekan, warna-warna lainnya memberikan perasaan yang sebaliknya. Beberapa warna cenderung mempercepat tindakan mental, warna-warna yang lain cenderung memperlambat”.

Lebih lanjut Gie (2007:215) mengemukakan bahwa:

“Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Selain itu, warna yang tepat juga akan mencegah kesilauan yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebih-lebihan”.

(50)

Selain warna itu merangsang emosi atas perasaan, warna juga dapat

memantulkan sinar yang diterimanya, adapun banyak atau sedikitnya pantulan dari

sinar tersebut tergantung dari macam warna itu sendiri. Setiap warna mempunyai

pengaruh yang berlainan terhadap orang, atau setiap orang akan menunjukkan reaksi

yang berbeda terhadap warna-warna tertentu. Secara umum pengaruh warna dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.2

Pengaruh Warna

No. Warna Jarak Temperatur Efek Psikis

1. Putih Netral Dingin Ketenangan 2. Biru Jauh Dingin/sejuk Keleluasaan 3. Hijau Jauh Netral Ketentraman

4.

Merah Dekat Panas Menyenangkan. Merangsang kegembiraan tapi bisa juga mengganggu

5. Orange Sangat Dekat

Sangat Hangat Merangsang

6. Kuning Dekat Hangat Merangsang riang gembira 7. Coklat Sangat Dekat Netral Merangsang 8. Ungu Sangat Dekat Dingin Agresif 9. Hitam Sangat Dekat Panas (menyerap cahaya besar) Agresif, menakutkan, mengganggu, menolak Sumber: Nuraida (2014:176)

Gie (2007:216) menyatakan “Masing-masing warna apabila disoroti oleh cahaya penerangan akan memantulkan kembali cahaya itu secara berdea-beda.

Kemampuan suatu warna untuk memantulkan kembali cahaya yang mendatangi

(51)

presentase (sic). Presentase-presentase ini diperhitungkan berdasarkan pemantulan

terhadap cahaya dari lampu neon putih”.

Tabel 2.3

Presentase Pemantulan Terhadap Cahaya dari Lampu Neon Putih

No. Warna Presentase

1. 2. 3. 4. 5. Kaca bening Putih

Warna sangat muda :

Hijau kebiru-biruan Gading Kuning kecoklat-coklatan Abu-abu Warna sedang : Hijau kebiru-biruan Kuning Kuning kecoklat-coklatan Abu-abu Warna tua/gelap Biru Kuning 100% 88% 76% 81% 76% 83% 54% 65% 63% 61% 8% 50% Sumber: Gie (2007:217)

Warna mempunyai pengaruh yang penting terhadap penerangan kantor.

Warna muda menambah penggunaan penerangan sedangkan warna gelap mengurangi

intensitas penerangan. Hal ini disebabkan warna muda memantulkan sinar (cahaya),

sedangkan warna tua menyerap sinar penerangan. Karena itu setiap ruangan yang

agak gelap akan menjadi lebih terang jika menggunakan warna pada langit-langit

tembok dan lantainya. Keuntungan penggunaan warna yang baik memungkinkan

kantor menjadi tampak menyenangkan dan menarik pemandangan, mempunyai

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 4.2. Denah Tata Ruang Kantor Kecamatan Bangsri Jepara  Gedung kantor Kecamatan Bangsri Jepara memiliki 10 (sepuluh) ruangan,  namun  yang  digunakan  sebagai  kantor  ada  9  (sembilan),  satu  ruangan  dipinjamkan ke LBH, sementara gudang, pendopo
Gambar 4.3 Penataan Meja Kerja di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara
Gambar 4.4. Solusi Tata Ruang di Kantor Kecamatan Bangsri Jepara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji Tuhan penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Peranan Tata Ruang kantor Dalam Meningkatkan Efektivitas kerja Pegawai Pada Departemen Manajemen Fakultas

PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA SUKABUMI.. Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Christy Anna Laura S.: Peranan tata ruang kantor dalam meningkatkan produktivitas..., 2007... Christy Anna Laura S.: Peranan tata ruang kantor dalam meningkatkan

Isda Agustina: Peranan tata ruang kantor terhadap aktivitas kerja..., 2006... Isda Agustina: Peranan tata ruang kantor terhadap aktivitas

(3) Terdapat pengaruh positif yang signifikan tata ruang kantor dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai kantor tata usaha SMK

penelitian mengenai “ Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan ”.. 1.2

menganggap perlu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kota Cimahi yang diharapkan

Tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kerja serta penyusunan alat-alat dan perabot kantor sesuai dengan luas lantai dan ruangan kerja yang tersedia sehingga pegawai dapat bekerja