• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAM A K U N TA B IU TA S K IN E R JA IN S T A N S IP E M E R in T A H S E M E S TE R IT A H U N 2817

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAM A K U N TA B IU TA S K IN E R JA IN S T A N S IP E M E R in T A H S E M E S TE R IT A H U N 2817"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAM A K U N TA B IU TA S

K IN E R JA IN S T A N S IP E M E R iN T A H

S EM ES TE R IT A H U N

2817

GiWlitv

ISO ooni

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENYULUHAN DAN PEN6EMBAN6AN SUMBERDAYA

MANUSIA

PERTANIAN

B ALA IB ESA R PELADHAN KESEHATAN HEW AN (BBPKH)

C IN A 6 A R A B 0 6 0 R

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251)8224360, 8220077, Fax. 8221672, 8220022

(2)

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/

OT.140/10/2013, kedudukan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan

(BBPKH) Cinagara adalah sebagai unit pelaksana teknis di bidang pelatihan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, yang sehari-harinya dibina oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, merupakan suatu kewajiban dan salah satu bentuk pertanggung-jawaban sebagai institusi negara sesuai dengan 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja BBPKH Cinagara sampai bulan Juni Tahun Anggaran 2017 kami sajikan dalam LAKIN Tahun 2017 dengan pencapaian penyerapan anggaran sebesar 48.98% dan pencapaian rata-rata output sebesar 58.14%.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif sebagai bahan perbaikan dimasa yang akan datang. Kepada pihak terkait melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih.

Rawendra, M.App.ScZ

198503 1 001. "

(3)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... in DAFTAR LAMPIRAN ... iv BAB 1. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Tugas dan Fungsi... 1

C. Organisasi dan Tata Kerja ... 3

1. Bagian Umum ... 3

2. Bidang Program dan Evaluasi ... 3

3. Bidang Penyelenggaraan Pelatihan ... 4

4. Kelompok Jabatan Fungsional ... 5

D. Isu Strategis ... 6 1. Kekuatan (Strenght) 7 2. Kelemahan (Weakness) ... 8 3. Peluang (opportunity) ... 8 4. Tantangan/Ancaman (Threats) ... 8 5. Permasalahan Utama ... 9 E. Dukungan Anggaran ... 13

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 14

A. Rencana Strategis (Renstra) ... 14

I V is i ... 14

2. Misi ... 14

3. Tujuan ... 15

4. Sasaran ... 16

B. Perjanjian Kinerja ... 17

(4)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ORGANISASI... 18

A. Pengukuran K inerja... 18

B. Capaian Kinerja ... 18

C. Realisasi Anggaran ... 24

BAB IV. PENUTUP ... 25

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perjanjian Kinerja BBPKH Cinagara ... 17

Tabel2. Hasil Capaian Kinerja BBPKH Cinagara ... 19

Tabel 3. Perkembangan Realisasi Serapan Anggaran

BBPKH Cinagara Tahun 2012 - 2017... 21

Tabel 4. Realisasi Anggaran BBPKH Cinagara ... 24

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3.

Perjanjian Kinerja BBPKH Cinagara Tahun 2017 Struktur Organisasi BBPKH Cinagara

Realisasi Keuangan dan Fisik Tahun 2017

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja (LAKIN). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut ditujukan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja instansi pemerintah dengan fasilitasi anggaran negara kepada publik atau masyarakat luas.

Penjabaran lebih lanjut mengenai Perpres Nomor 29 Tahun 2014 selanjutnya, yaitu telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN dan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan penyempurnaan sekaligus penyederhanaan dari bentuk pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Berdasarkan amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 serta PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014, maka Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor Tahun 2017, menyusun Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang telah dicapai oleh BBPKH Cinagara selama kurun waktu 6 bulan tahun 2017.

B. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Nomor : 107/Permentan/OT. 140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013, BBPKH Cinagara mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bac^i aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan (keswan) dan.

(8)

kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) bagi aparatur dan non aparatur pertanian, dengan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerjasama;

b. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan;

c. Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

d. Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur;

e. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri;

f. Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur;

g. Pelaksanaan uji kompetensi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

h. Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

i. Pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional

dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

j. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian

swadaya;

k. Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

l. Pelaksanaan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang kesehatan hewan

dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur;

m. Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan

fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian;

(9)

n. Pengelolaan unit inkubator usaha tani;

o. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

p. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan;

q. Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis;

r. Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga,

periengkapan dan instalasi BBPKH Cinagara.

w i u a i u e i a o i u a i i i a m i v c i l a

Susunan Organisasi BBPKH Cinagara terdiri dari 1. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

kepegawaian, keuangan, rumah tangga, periengkapan, instalasi, dan

sarana teknis. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Umum

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga; b. Pelaksanaan urusan keuangan;

c. Pelaksanaan urusan periengkapan, instalasi, dan sarana teknis. Secara struktur Bagian Umum terdiri dari:

Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, mempunyai tugas

melakukan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga.

Subbagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan urusan

keuangan.

Subbagian Periengkapan dan Instalasi, mempunyai

melakukan urusan periengkapan, instalasi, aan sarana teknis.

tugas

2. Bidaisy Program dan Evaiuasl

Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, pelaksanaan kerjasarna, dan identifikasi kebutuhan pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, pengembangan keiembagaan peiaiihan pertanian swadaya, pemantauan dan evaluasi, serta pengelolaan data

(10)

dan informasi pelatihan, dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerjasama;

b. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan;

c. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;

d. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

e. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan.

Secara struktur Bidang Program dan Evaluasi terdiri d a ri:

« Seksi Program dan Kerjasama, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, dan identifikasi kebutuhan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur di bidang kesehatan hewan

dan kesehatan masyarakat veteriner, serta pengembangan

kelembagaan pelatihan pertanian swadaya.

8 Seksi Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi, serta pengelolaan data dan informasi pelatihan, dan pelaporan.

3. Bidang Penyelenggaraan Pelatihan

Bidang Penyelenggaraan Pelatihan mempunyai tugas memberikan

pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi aparatur,

pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian, serta pengelolaan unit inkubator usaha tani. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penyelenggaraan Pelatihan menyelenggarakan fungsi:

a. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi aparatur di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

(11)

b. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan teknis dan profesi bagi aparatur dan non aparatur di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

c. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pengembangan model dan teknik pelatihan tungsional dan teknis bagi aparatur dan non aparatur;

d. Pengeioiaan unit inkubator usaha tani.

Secara struktur Bidang Penyelenggaraan Pelatihan terdiri dari:

Seksi Pelatihan Aparatur mempunyai tugas melakukan pemberian

pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional, teknis dan profesi, serta pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur.

Seksi Pelatihan Non Aparatur, mempunyai tugas melakukan

pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan teknis bagi non aparatur di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, serta pengeioiaan unit inkubator usaha tani.

4. Keiompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan Fungsional

Widyaiswara, serta sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang

masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kelompok Jabatan Fungsional Widyaiswara mempunyai tugas :

■ Melakukan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di

bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

* Melakukan pelatihan fungsional di bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner;

■ Melakukan pelatihan teknis di bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri;

(12)

■ Melakukan pelatihan profesi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi paratur dan non aparatur;

■ Melakukan uji kompetensl di bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarkat veteriner;

■ Melakukan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan

fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarkat veteriner;

■ Melakukan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional

dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarkat veteriner;

■ Melakukan pemberian konsultasi di bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarkat veteriner;

■ Melakukan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang kesehatan hewan

dan kesehatan masyarkat veteriner bagi aparatur dan non aparatur;

■ Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

D. Isu Strategis

Dengan memperhatikan isu yang berkembang saat ini dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam kurun waktu 5 tahun kedepan terkait dengan dinamika perkembangan peningkatan SDM Pertanian, maka BBPKH Cinagara telah melakukan identifikasi isu strategis tersebut untuk memberikan perhatian dan prioritas arahan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan SDM aparatur dan non aparatur pertanian bidang kesehatan hewan dan kesmavet melalui diktat.

Analisis terhadap isu strategis tersebut dilandaskan pada yang dapat mempengaruhi peningkatan kapasitas SDM pertanian. Adapun isu strategis pembangunan pertanian adaiah terkait dengan masalah-masalah :

1. Kecukupan produksi komoditas pertanian strategis yakni padi, jagung, kedelai, tebu, daging sapi, cabai dan bawang merah.

2. Pengurangan impor produk komoditas pertanian strategis. 3. Peningkatan daya saing produk pertanian di dalam negeri.

4. Diversifikasi pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

(13)

5. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana guna meningkatkan pelayanan secara prima kepada masyarakat.

6. Kebutuhan SDM pertanian yang kompeten dan berkarakter pada era pasar tunggal ditingkat MEA.

7. Penerapan teknologi pertanian melalui penyelenggara diklat profesional

dan berdaya saing dalam rangka melaksanakan kegiatan

pengembangan SDM aparatur dan non aparatur yang terkait dengan isu- isu strategis tersebut, maka analisis kondisi internal dan eksternal di lingkup BBPKH Cinagara dilakukan terutama yang memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap perkembangan BBPKH Cinagara. Analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi pembinaan terhadap faktor kekuatan dan kelemahan, sementara analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan ancaman {Threats).

Bordasarkan analisis SWOT {Strenght, Weakness, Opportunities dan

Threats), lingkungan strategis BBPKH Cinagara yaitu :

1. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan BBPKH Cinagara adalah sebagai berikut:

a. Letak geografis BBPKH Cinagara yang cukup ideal sebagai tempat pelatihan yang didukung dengan kondisi alam yang nyaman;

b. Tugas fungsi BBPKH Cinagara yang bertaraf nasional, didukung sumberdaya manusia yang berpengalaman dibidangnya masing- masing baik pejabat struktural, pejabat fungsional widyaiswara, arsiparis dan pranata humas serta fungsional umum;

e. DerpengalaniciM dami»i p^iiycteiiy^u:c«ii uu!i

kelembagaan petani;

d. Beberapa program pelatihan yang telah terakreditasi,

e. Berkembangnya sarana dan prasarana dalam mendukung proses kegiatan pelatihan;

f. Tersedianya jaringan informasi melalui website balai dan jaringan internet;

(14)

g. Telah terbangunnya sistem administrasi dan manajemen yang didukung oleh serangkaian norma, standar, pedoman dan kebijakan di

bidang perencanaan, keuangan, periengkapan dan instalasi,

kepegawaian dan rumah tangga, serta penyelenggaraan pelatihan berdasarkan standar ISO 9001-2008;

2. Kelemahan {Weakness)

Kelemahan BBPKH Cinagara pada saat ini adalah;

a. Proses perencanaan kegiatan. tahunan belum. sepenuh.n.ya berjalan berdasarkan kinerja;

b. Beberapa kualifikasi jabatan belum semuanya diisi oleh pegawai yang kompeten sesuai yang disyaratkan;

3. Peluang (O pportunity)

Peluang yang dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan BBPKH Cinagara adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tugas dan fungsi BBPKH Cinagara semakin luas dalam peningkatan dan pengembangan SDM Pertanian;

b. Makin meningkatnya kepercayaan pihak luar baik Pemda dan Swasta dalam menjalin kerjasama;

c. Kondisi iklim global cukup berpengaruh dalam peningkatan

produktivitas pangan nasional, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan petugas aparatur serta pelaku usaha, sehingga kebutuhan pelatihan semakin meningkat; d. Beberapa lembaga perguruan tinggi dan swasta yang dapat

membantu dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan; e. Kepercayaan dalam penyelenggaraan pelatihan yang bertaraf

internasional;

4. Tantangan / A ncam an (Threats)

Tantangan BBPKH Cinagara yang perlu diperhatikan untuk di antisipasi adalah sebagai berikut:

a. Tuntutan “stakeholders" akan peningkatan kualitas pelayanan dan mutu serta jenis penyelenggaraan pelatihan;

(15)

b. Meningkatnya persaingan dalam penyelenggaran pelatihan memerlukan kualitas SDM yang handal, kreatif dan inovatif;

c. Peningkatan kemandirian pangan dan pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau;

d. Penyelenggaran tata pemerintahan yang baik dan bersih dari KKN; e. Peningkatan kesejahteraan petani dan penurunan angka kemiskinan;

5. Permasalahan Utama

Perkembangan globalisasi ekonomi dan perdagangan di tingkat regional Masyarakat Ekonomi Asean, yang akan dimulai pada akhir tahun ini menjadi suatu tantangan baru dan sekaligus peluang bagi pelaku usaha pertanian di tanah air ini. Kondisi kedepan akan lebih memacu pada perubahan struktur ekonomi dan industri yang secara otomatis berpengaruh terhadap kebutuhan tenaga kerja baik jenis maupun kualifikasinya cenderung pada kompetensi yang semakin tinggi untuk mampu bersaing. Dalam kaitan ini perlu meiihat kesiapan pelaku usaha pertanian dalam menghadapi tantangan dan sekaligus mengantisipasi terbentuknya pasar tunggal secara terintegrasi dan berbasis produksi tersebut.

Salah satu bentuk dukungan pemerintah terkait dengan kesiapan untuk mengantisipasi tantangan-tantangan yang akan dihadapi tersebut dengan mengangkat masalah kompetensi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian sebagai salah satu yang harus ditingkatkan. Peningkatan kompetensi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian menjadi bagian terpenting yang harus didorong untuk menghadapi tantangan dan persaingan. Kompetensi menjadi tuntutan yang harus dimiliki pelaku utama dan pelaku usaha pertanian sehingga mampu meningkatkan kinerja dalam berproduksi dan bersaing. Salah satu upaya peningkatan kompetensi pelaku usaha pertanian dapat diiakukan melaiui kegiatan pendidikan dan pelatihan / Diktat Berbasis Kompetensi (Juru Sembelih Halal, Butcher, Inseminasi Buatan, dll.).

Tujuan akhir dari serangkaian kegiatan yang terkait dengan peningkatan kapasitas SDM pertanian adalah menciptakan sumberdaya manusia siap pakai, professional, inovatif, kreatif dan berwawasan global

(16)

yang dapat mengantisipasi tantangan perubahan lingkungan strategis,

seiring dengan isu globalisasi, desentralisasi, demokratisasi, dan

pembangunan berkelanjutan, serta perubahan iklim.

Salah satu isu strategis terkait balai pelatihan adalah perwujudan pelayanan prima yang berdampak pada peningkatan efektifitas pelatihan, peningkatan kompetensi alumni pelatihan dan tercapainya standar yang diakui nasionai maupun internasional. Menghadapi pasar bebas, antara Iain yaitu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku mulai tahun 2015, Balai Pelatihan diharapkan mampu menjadi Balai Pelatihan berkelas internasional bahkan dengan sertifikasi internasional untuk program, kelembagaan serta alumni pelatihan dengan didukung oleh SDM yang telah memiliki sertifikat standar kompetensi kerja.

Permasalahan utama dari seluruh balai pelatihan yang ada terletak pada ketersediaan sarana dan prasarana yang harus dilengkapi meliputi sarana dan prasarana yang terkait dengan praktek pelatihan yang bersifat teknis serta yang terkait dengan alat bantu/media pembelajaran. Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan mengacu pada standar minimal, standar dari sertifikasi yang harus dimiliki dan spesialisasi/core utama balai pelatihan. Kekurangan sarana dan prasarana tidak harus dipenuhi melalui pengadaan oleh balai pelatihan bersangkutan. Dengan berbagai pertimbangan, pemenuhan kebuluhan sarana prasarana dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga/instansi lain internal Badan PPSDMP maupun eksternai Badan PPSDMP, baik swasta, pemerintah, pemerintah daerah maupun petani.

Kedua adalah keberadaan ketenagaan fasilitator yang profesionai mutlak diperlukan dalam meningkatkan peran dan akreditasi balai pelatihan. Untuk meningkatkan kapasitas balai dalam mengajarkan diklat, para pengajar bukan hanya widyaiswara, tetapi juga narasumber yang kompeten yang berasal dari perguruan tinggi lainnya, badan litbang serta

pakar-pakar lainnya. Kompetensi dan keahlian widyaiswara harus

ditingkatkan agar rnernpunyai sertifikat yang diakui internasional. Hal ini menuntut peningkatan kemampuan bahasa Inggris ataupun bahasa asing lainnya.

(17)

Peningkatan kapasitas widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga pendukung lainnya dapat dilakukan dengan peningkatan akses terhadap jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi serta berbagai kegiatan yang terkait dengan capacity building baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam konteks ini, bukan hanya ditekankan pada peran widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga pendukung lainnya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pemberi manfaat. Dengan demikian, widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga pendukung lainnya tidak selalu sebagai peserta berbagai kegiatan ataupun forum, tetapi juga sebagai narasurnber/tenaga ahli. Motivasi widyaiswara ataupun fasilitator dapat dipacu melalui berbagai kegiatan penelitian maupun pengkajian seperti kaji widya, perlombaan karya tulis dan fasilitasi berbagai hasil karya tulis/penelitian/ kajian agar dimuat di berbagai bulletin dan media inforrnasi lainnya.

Ketiga adalah dalam menerapkan manajemen penyelenggaraan dikiat yang kompeten. Setiap balai pelatihan harus memiliki sertifikasi penjaminan mutu berupa Sistem Manajemen Mutu standar ISO 9001: 2008. Selain itu, akreditasi program pelatihan juga harus terus ditambah dan ditingkatkan nilainya menjadi A, sehingga mampu “dijual” ke masyarakat, terutama berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian. Manajemen penyelenggaraan pelatihan mencakup tahapan penyelenggaraan pelatihan mulai dari identifikasi sampal evaluasi pasca pelatihan serta aspek kurikulum, metode, durasi dan penunjang lainnya seperti pelayanan akomodas! dan konsumsi. Sistem yang diterapkan adalah Sistem Pelatihan Berbasis Kinerja dan Daya Saing yang mengarah pada pemenuhan Standar Kornpetensi Kerja (SKK) dan Standar Kompetensi Kerja Masional Indonesia (SKKNI).

O d o d i d i i f j d i d i i i i d i i i i i d i i f j U U d p d f d t L T d S h i i O i l d j j d f S t U r p S r t a H i a n S S r t a anggota masyarakat lainnya. Sasaran pelatihan ditetapkan melalui identifikasi kebutuhan latihan yang mencakup persyaratan peserta serta

jenis materi yang benar-benar dibutuhkan. Selanjutnya, selama

penyeidi iygaraan maupun sytelah penyelenggaraan pelatihan perlu dilakukan evaluasi yang mencakup aspek ketenagaan, manajemen, serta unsur pelatihan lainnya. Selain itu, program dan kegiatan yang dilakukan

(18)

secara terintegrasi antar unsur pelatihan, penyuluhan, pendidikan serta sertifikasi dan standardisasi profesi pertanian perlu dilaksanakan. Kegiatan terintegrasi ini antara lain dapat diwujudkan daiam konteks pembangunan kawasan pertanian.

Lingkup materi dan kurikulum pelatihan meliputi seluruh subsektor pertanian, dari budidaya sampai pemasaran serta dukungan lainnya seperti penyuluhan dan manajemen. Di antara lingkup materi yang cukup luas tersebut, setiap balai pelatihan memiliki spesialisasi/core masing-masing dengan program pelatihan yang handal dan terakreditasi. Kurikulum dan durasi pelatihan disusun dengan mempertimbangkan tujuan dan jenis pelatihan. Pelatihan fungsional dan teknis mengalokasikan waktu praktek yang lebih banyak dibanding pelatihan manajemen, (mencapai 70-80%). Untuk pelatihan daiam bentuk magang, memeriukan waktu yang lebih lama dan sebagian besar bentuk pembelajaran adalah praktek/di lapangan.

Tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dilakukan diluar balai pelatihan dengan pertimbangan kesesuaian antara tujuan dengan materi pelatihan serta efisiensi. Di tingkat petani, balai pelatihan membina Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang merupakan lembaga pelatihan yang dikelola cleh petani yang membagikan ilmu dan pengalaman kepada petani lainnya. Peserta pelatihan P4S antara lain petani, penyuluh ataupun guru. Pelatihan di P4S urnumnya lebih banyak praktek. Menglngat fungsi P4S yang potensial sebagai tempat pelatihan petani dan dapat iircHiiperluas Kapasitas balai pelatihan, rnaka L3PPSDMP terus membina dan berusaha menumbuhkembangkan P4S melalui berbagai kegiatan fasilitasi yang disesuaikan dengan kelas P4S, yaitu pernula, madya dan utama. Selain memberikan pelayanan masyarakat daiam bentuk pelatihan dan permagangan, balai pelatihan juga harus marnpu memberikan jasa konsultasi dan pembinaan melalui fasilitasi dan penyelenggaraan Pusat Inkubator Agribisnis (PIA), yang secara periodik membina petani/tenant agar usahatani yang dijalankan dapat maju dan berkembang.

Menjalin kerjasama dengan lembaga/instansi lain baik instans! pemerintah maupun swasta, dari daiam negeri maupun luar negeri menjadi salah satu tugas utama balai sekarang ini, mengingat keterbatasan

(19)

anggaran dan SDM berkualitas. Kerjasama tersebut meliputi kerjasama penyelenggaraan, sarana prasarana serta ketenagaan sesuai dengan tugas fungsinya. Manfaat kerjasama yang diharapkan bukan hanya akan dirasakan oleh balai pelatihan, tetapi lebih luas ditujukan untuk kemajuan usaha agribisnis yang dijalankan petani.

Kerjasama dalam negeri diarahkan untuk mendukung pencapaian target nasionai dan ketahanan pangan serta memperluas jaringan. Beberapa instansi yang potensial sebagai mitra kerjasama selain unit kerja di bawah Badan PPSDMP antara lain berbagai badan pengkajian, penelitian, dan pengembangan, lembaga pelatihan, serta swasta dan instansi lainnya yang bermaksud memanfaatkan sumberdaya yang ada. Sedangkan kerjasama luar negeri dilakukan sebagai sarana transfer pengetahuan, keterampilan dan teknologi antar negara dalam kerangka kerjasama bilateral, regional maupun multilateral. Dampak kerjasama tersebut diharapkan dapat mengangkat citra balai pelatihan beserta widyaiswara ataupun fasilitator di dunia internasional. Dengan demikian diharapkan balai pelatihan dipercaya dan menjadi referensi tempat pelatihan dengan lulusan yang mampu bersaing di tingkat internasional.

E. Dukungan Anggaran

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, BBPKH Cinagara mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan (keswan) dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) bagi aparatur dan non aparatur pertanian, maka dalam pencapaian sasaran dengan sejumlah target indikator yang telah diteiapkan yaitu : (1). Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Non Aparatur Pertanian dengan target 810 orang, (2). Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian dengan 60 orang, (3). Layanan Pendidikan dan Pelatihan 6 Dokumen, (4). Layanan Internal (Overhead) 2 layanan, (5). Layanan Perkantoran 12 bulan dengan anggaran sebesar Rp. 12.412.174.000,- (Dua belas milyar empat ratus dua belas juta seratus tujuh puluh empat ribu rupiah), yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK).

(20)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis (Renstra)

Dengan memperhatikan visi dan misi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan tupoksi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, serta kondisi lingkungan strategis, maka ditetapkan visi dan misi BBPKH Cinagara seperti berikut:

1. Visi

Visi adalah pandangan masa depan yang berisikan cita dan citra yang hendak diwujudkan dalam waktu tertentu. Pandangan ke masa depan tersebut menyangkut kemana suatu instansi hams dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten, antisipatif, inovatif dan produktif. Untuk merumuskan cita-cita tersebut, maka ditetapkan komitrnen bersama mengenai gambaran masa depan yang dinginkan, yang selaras dengan keadaan lingkungan dan perubahan-perubahan yang ada. Komitrnen bersama tersebut ditetapkan dalam visi yaitu “ menjadi

lembaga pelatihan yang kredibel dalam menghasilkan sumberdaya manusia profesional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veieriner serta agribisnis peternakan” .

2. Misi

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka perlu dijabarkan lebih operasional dalam misi. Dengan perumusan yang ditetapkan dalam

misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang

berkepentingan dapat mengetahui keberadaan dan peranan suatu instansi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Adapun misi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia BBPKH Cinagara dalam memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis yang prima.

(21)

b. Meningkatkan kualitas program pelatihan di bidang keswan dan kesmavet serta kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai standar kompetensi kerja (SKK).

c. Mengembangkan rancang bangun pelatihan dan standar kompetensi kerja (SKK) serta paket pembelajaran di bidang keswan dan kesmavet serta kewirausahaan agribisnis peternakan.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana baiai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pelatihan dan pelayanan konsultasi usaha agribisnis peternakan.

e. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dengan Instansi terkait dan pelaku usaha agribisnis peternakan.

f. Mengembangkan sistem informasi, pemantauan, dan evaluasi serta

pengendalian internal yang akurat dan kredibel.

3. Tujuan

Tujuan merupakan implementasi visi dan misi serta hasil yang ingin dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu lima tahun. Sejalan dengan visi dan misi BBPKH Cinagara serta pemanfaatan sumberdaya yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai ditetapkan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia BBPKH Cinagara dalam memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis yang prima.

b. Meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pelatihan teknis,

fungsional dan kewirausahaan untuk menghasilkan aparatur dan non aparatur yang profesional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai standar kompetensi kerja (SKK).

c. Mengembangkan rancang bangun pelatihan dan standar kompetensi kerja (SKK) serta paket pembelajaran di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana pelatihan dan

mengoptimalkan pendayagunaan dalam peningkatan kualitas

(22)

penyelenggaraan pelatihan dan pelayanan konsultasi usaha agribisnis peternakan.

e. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dan jejaring kerja dengan Instansi terkait dan pelaku agribisnis peternakan.

f. Mengembangkan sistem informasi, pemantauan, dan evaluasi, serta

pengendalian internal yang kredibel,

4. Sasaran

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam dalam kurun waktu tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Tertatanya kelembagaan pelatihan pertanian, dengan indikator terakreditasinya lima program pelatihan, terbinanya tenant kelompok ternak sebanyak 10 kelompok, terlaksananya klasifikasi dan pembinaan P4S sebanyak 100 P4S, dan terlaksananya sistem manajemen berdasarkan standar ISO : 9001-2008 sebanyak 5 kegiatan.

b. Meningkatnya kompetensi tenaga kediklatan, dengan indikator meningkatnya kompetensi petugas kediklatan sebanyak 75 orang, dan fungsional widyaiswara serta arsiparis sebanyak 20 orang.

c. Berkembangnya diklat teknis dan fungsional bagi aparatur dan non aparatur pertanian, dengan indikator terselenggaranya diklat teknis dan fungsional apatur pertanian sebanyak 6000 orang dan diklat teknis non aparatur pertanian sebanyak 1800 orang.

d. Berkembangnya rancang bangun diklat kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dengan indikator teridentifikasinya kebutuhan latihan (IKL) sebanyak 5 kegiatan dan terlaksananya evaluasi pasca diklat, serta tersusunnya kurikulum diklat sebanyak 5 program pelatihan.

e. Tersusunnya dokumen norma standar pedoman dan kebijakan (NSPK), dengan indikator tersusunnya, petunjuk teknis sebanyak 50 dokumen.

(23)

B. Perjanjian Kinerja

Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara BBPKH Cinagara Bogor dengan Kepala BPPSDMP untuk mewujudkan target kinerja tertentu.

Perjanjian Kinerja disusun setelah DIPA diterbitkan, dan dijadikan lampiran dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja dengan Rincian seperti tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Perjanjian Kinerja BBPKH Cinagara Tahun 2017

NO. SASARAN KE6IATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Mantapnva sistem peiatihan

pertanian dalam meningkatkan kompetensi aparatur pertanian dan non aparatur pertanian; daya tarik pertanian bagi tenaga kerja muda; pelibatan

perempuan petani/pekerja.

Jumlah Aparatur Pertanian yang terlatih

480 orang Jumlah Non Aparatur Pertanian

yang terlatih

330 orang Jumlah Unit Pelaksana Teknis

(UPT) Peiatihan Pertanian yang terfasilitasi sarana dan

prasarana pembelajarannya.

2 unit

Jumlah Aparatur dan Nono Aparatur Pertanian yang disertifikasi

60 orang

Jumlah Layanan Pendidikan dan Peiatihan

6 Dokumen

Jumlah Anggaran Program Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan Peiatihan Pertanian Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 12.412.174.000,- (Dua belas milyar empat ratus dua belas juta seratus tujuh puluh empat ribu rupiah).

(24)

S A B III

AKUNTABILITAS KINERJA ORGANISASI

A. Pengukuran Kinerja

Manajemen kinerja merupakan proses organisasi untuk membangun kesepakatan bersama tentang apa yang ingln dicapai, apa ukuran pencapaiannya dan bagaimana cara mencapainya. Manajemen kinerja organisasi akan selaras dengan strategi organisasi di setiap tingkat jabatan di dalam oeganisasi.

BBPKH Cinagara telah menetapkan kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran keberhasilan kegiatan-kegiatan BBPKH Cinagara pada tahun 2017, berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, sebagai berikut: (1) sangat berhasil (capaian>100%), (2) berhasil (capaian 80 - 100%), (3) cukup berhasil (60 - 79%), dan (4) kurang berhasil (capaian<60%) terhadap sasaran yang telah dicapai.

B. Capaian Kinerja

Capaian Kinerja Organisasi pada BBPKH Cinagara dilakukan melalui pengukuran kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi. Hasil pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan dokumen penetapan kinerja

(performence agreement) antara Kepala BBPKH Cinagara dengan Kepala

BPPSDMP yang telah ditandatangani pada bulan Maret 2017 dan revisi penetapan kinerja terakhir pada bulan Juli 2017.

Secara menyeluruh, hasil pengukuran kinerja BBPKH Cinagara sampai

dengan semester I tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan

antara target pencapaian indikator yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Standar indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran secara umum adalah indikator output tetapi pada beberapa sasaran telah ditingkatkan standar indikatornya sampai dengan indikator outcome. Jika

berdasarkan Renstra BBPKH Cinagara 2015-2019 sasaran kinerja yang

ingin dicapai terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja yaitu 1). Peningkatan

(25)

kapasitas aparatur dan non aparatur pertanian, 2). Sertifikasi profesi bidang

pertanian, 3). Layanan Internal Organisasi, 4). Jumlah dukungan

pemantapan sistem pelatihan pertanian.

Dari 4 (empat) sasaran kinerja pada Penetapan Kinerja Tahun 2017 tersebut kemudian dijabarkan pada Indikator Kinerja antara lain : 1). Jumlah Aparatur dan Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya, 2). Jumlah sertifikasi Bidang Pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan, 3). Jumlah layanan internal organisasi yang dihasilkan, 4). Jumlah dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan. Hasil capaian kinerja Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara pada Semester I tahun 2017 tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Capaian Kinerja BBPKH Cinagara

Target fisik Realisasi anggaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target Reali-sasi % Target (Rp) Realisasi (Rp) % 1 2 3 4 6 7 8 9 Mantapnya sistem pelatihan pertanian rialam maningkatkan a. Jumlah aparatur pertanian yang terlatih

480 org 240 50,00 1.522.888.000 642.971.957 42,22

kompetensi aparatur pertanian dan non

b. Jumlah non aparatur pertanian yang terlatih

330 org 210 63,64 1.010.325.000 710.844.150 70,36 aparatur pertanian;

days tank pertanian bagi tenaga kerja mud a; pelibatan perempuan petani/pekerja.

c. Jumlah UPT Pelatihan Pertanian yang terfasilitasi sarana dan prasarana pembelajarannya (Layanan internal Overhead) 2 unit 0,00 1.257.600.000 591.445.500 47,03

d. Jumlah aparatur dan non aparatur pertanian yang disertifikasi 60 org 60 100,00 76.836.000 55.797.500 72,62 e Jumlah layanan pendidikan dan pelatihan 6 layanan 2 28,57 1.289.070.000 604.161.336 46.87 f. Jumlah Layanan Perkanicran ysny difasilitasi dan dikembangkan 12 bulan 6 50,00 7.255.455.000 3.473.692.502 47,88

(26)

Realisasi keuangan sampai dengan 30 Juni 2017 mencapai Rp.

6.078.912.945,- atau sebesar 48,98 %. Sedangkan realisasi fisiknya

adalah 58,14 %.

Data pengukuran kinerja dapat digambarkan pada grafik di bawah in i:

Grafik 1. Pencapaian Kinerja per Juni Tahun Anggaran 2017

150 Pencapaian K in e rja Tahun Anggaran 201 7 WKS -2 - 10.10 -50

Penyerapan Konsistensi Konsistensi atas RPD atas RPD

Awal Revisi

Pencapaian Efisiensi * Keluaran

Selain pencapaian kinerja dapat dilihat hasii penyerapan anggaran tahun 2017 pada grafik di bawah in i:

Grafik 2. Penyerapan Anggaran sampai bulan Juni Tahun 2017

Penyerapan Anggaran Talnm Amjgaran 1017 15 M ilyar 5 Milyar 0 Milyat -5 Milyar

Jan fe b Mai Apr Met Jun j u l Ags Sep O k t N ov Oes

Keterangan:

Rencana Penarikan Dana (awal) Rencana Penarikan Dana (revisi) ■ ■ ■ Realisasi Anggaran

(27)

Data realisasi kinerja tahun 2017.

• Realisasi serapan anggaran BBPKH Cinagara sampai bulan Juni tahun 2017 adalah Rp. 6.078.912.945,- dari total pagu sebesar Rp.

12.412.174.000,-. Sedangkan persentase tingkat serapan anggaran

kinerja tahun 2017 adalah sebesar 48,98 %. Fluktuasi perkembangan realisasi serapan anggaran BBPKH Cinagara dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Realisasi Serapan Anggaran BBPKH

Cinagara Tahun 2012 - 2017.

Tahun Pagu (Rp.) Realisasi % Fisik

Rp. 0/./ u 2012 23.296.085.000,- 21.895.214.237,- 93,99 99,86 2013 24.090.143.000,- 22.390.161.027,- 92,94 101,74 2014 15.802.182.000,- 14.605.667.065,- 92,43 103,81 2015 23.738.001.000,- 22.439.644.939,- 94,53 104,14 M— VS 1 V 21.729.221.000,- 1i v y . wq rrr Roc w . w w w . v ' wc n n -w , 91,38 98,32 2017 Juni 12.412.174.000,- 6.078.912.945,- 48,98 58,14

Peningkatan SDM pertanian ditunjukkan dengan tercapainya target indikator kinerja dari 5 (lima) indikator kinerja yaitu; Jumlah Aparatur dan non aparatur yang terlatih 55,56%, Jumlah Aparatur dan non aparatur yang disertifikasi 100,00%, Jumlah UPT Pelatihan Pertanian yang terfasilitasi sarana dan prasarana pembelajarannya 0,00%, Jumlah layanan pendidikan dan pelatihan 28,57%, Layanan perkantoran yang difasilitasi dan dikembangkan 50,00%. Pada bagian ini diuraikan hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja setiap sasaran, pembandingan data kinerja, faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran, hambatan atau kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.

Hasil evaluasi dan analisis pengukuran kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja beserta capaian target indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:

(28)

Indikator kinerja ini bertumpu pada output Jumlah Aparatur dan Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya dengan target capaian 810 orang. Adapun penjabaran dari indikator kinerjanya tersebut meliputi : Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 480 orang, Jumlah non aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 330 orang.

Akumulasi serapan anggaran atau realisasi keuangan terkait dengan sasaran ini capaiannya sebesar 53,44 % sedangkan capaian target realisasi

fisik 55,56 % dengan difasilitasi anggaran sebesar Rp. 2.533.213.000,-.

Dari anggaran tersebut realisasi sebesar Rp. 1.353.816.107,- dapat dilihat pada masing-masing indikator di bawah in i:

a. Indikator Kinerja : Jumlah Aparatur dan non aparatur yang terlatih

1. Pada indikator kinerja jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya pada tahun 2017 melalui Diklat Teknis Aparatur sebanyak 217 orang, dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 527.033.007,-. Kegiatan diklat ini peserta meningkat kompetensinya dapat dilihat dari nilai pre test dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 63,94 kategori “Memuaskan”, sedangkan pada

indikator kinerja jumlah aparatur pertanian yang meningkat

kompetensinya melalui Diklat Fungsional RIHP sebanyak 23 orang, dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 115.S38.950,- meningkat kompetensinya dilihat dari nilai pre test dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 61,64 kategon memuaskan .

2. Pada indikator kinerja jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya melalui Diklat Teknis Non Aparatur sebanyak 180 orang, dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 615.121.000,-. Kegiatan diklat ini peserta meningkat kompetensinya dapat dilihat dari nilai pre test dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 69,38 kategori “Memuaskan”, sedangkan pada indikator kinerja jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya melalui Diklat fvianajemen dan Kewirausanaan Bagi Non Aparatur sebanyak 30 orang, dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 95.723.150,- meningkat

I I I

(29)

kompetensinya dilihat dari nilai pre test dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 65,32 kategori “Memuaskan”.

b. Indikator Kinerja : Meningkatnya Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian

Indikator kinerja ini bertumpu pada output Jumlah pelatihan yang

mengikuti sertifikasi profesi bidang pertanian yang ditingkatkan

kompetensinya dengan target capaian 60 orang. Adapun penjabaran dari indikator kinerjanya 60 orang tersebut adalah diklat kompetensi dan sertifikasi Inseminasi Buatan Bagi Inseminator, peserta setelah mengikuti diklat sertifikasi profesi semua dinyatakan kategori kompeten.

Serapan anggaran atau realisasi keuangan terkait dengan sasaran ini capaiannya sebesar 72,62 % sedangkan capaian target realisasi fisik 100,00 % dengan dukungan anggaran sebesar Rp. 55.797.500,-.

c. Indikator kinerja : Terfasilitasinya sarana dan prasarana pembelajaran

(Layanan Internal Overhead).

Indikator kinerja ini bertumpu pada output Layanan Internal Overhead yang terfasilitasi dengan target capaian 2 unit. Indikator kinerja tersebut adalah pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran.

Akumulasi serapan anggaran atau realisasi keuangan mencapai 47,03% sedangkan target reaiisasi fisik 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian target realisasi fisik baru taraf persiapan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 591.445.500,-.

d. indikator kinerja : Jumiah iayanan pendidikan dan pelatihan

Indikator kinerja ini bertumpu pada output layanan pendidikan dan pelatihan dengan target 7 layanan. Indikator kinerjanya meliputi layanan

program dan kerjasama pelatihan yang dihasilkan dan layanan

penyelenggaraan, kelembagaan dan ketenagaan pelatihan yang dihasilkan, dengan target 7 layanan.

Pada indikator ini baru 2 layanan yang terealisasi dengan dukungan anggaran sebesar Rp. 604.161.336,- (46,87%). Kegiatan ini masih dalam proses persiapan.

(30)

Indikator kinerja ini bertumpu pada output terfasilitasinya pelayanan perkantoran dengan target capaian 12 bulan layanan. Indikator kinerjanya

meliputi; Pembayaran Gaji dan Tunjangan serta Operasional dan

pemeliharaan kantor.

Akumulasi serapan anggaran atau realisasi keuangannya mencapai 47,88% sedangkan capaian target realisasi fisik 50%. Hal ini menunjukkan capaian target realisasi fisik lebih besar daripada realisasi keuangan.

Namun capaian nilai rata-rata keseluruhan indikator kinerja yaitu : target realisasi fisik 58,14% lebih besar dari target realisasi keuangan 48,98%.Tercapainya target indikator kinerja sampai dengan 30 Juni 2017 dengan rata-rata capaian target realisasi fisik dan realisasi keuangan

berpengaruh positif kepada peserta diklat, masyarakat dan stakeholder

melalui pelayanan prima yang diterapkan oleh BBPKH Cinagara Bogor.

e. Indikator Kinerja; Jumlah Layanan Perkantoran

C. Realisasi Anggaran

Realisasi serapan anggaran BBPKH Cinagara tahun 2017 menurut Jenis belanja dapat dilihat pada tabel 4 di bawah in i:

Tabel 4. Realisasi Anggaran BBPKH Cinagara.

No. Jenis Belanja Rencana Realisasi %

1. Pegawai 5.086.652.000,- 2.446.356.666,- 19,71

2. Barang 6.621.182.000,- 3.155.295.779,- 25,42

3. Modal 704.340.000,- 477.260.500,- 3,85

Jumlah 12.412.174.000,- 6.078.912.945,- 48,98

(31)

BAB IV P E N U T U P

Laporan akuntabilitas kinerja BBPKH Cinagara tahun 2017 merupakan salah satu bentuk dokumen pertanggung jawaban dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban BBPKH Cinagara dalam kurun waktu 6 bulan. Indikator kinerja output dari indikator kinerja rata-rata mencapai 58,14%. Sedangkan realisasi serapan anggaran (input) rata-rata mencapai 48,98% atau

sebesar Rp. 6.078.912.945,- dari total penggunaan anggaran Rp

12.412.174.000,-.

Hasil kinerja BBPKH Cinagara dianggap berhasil karena :

1. Pelaksanaan kegiatan dari kinerja yang direncanakan berjalan sesuai target;

2. Tercapainya hasil kinerja yang telah diprogramkan;

3. Tercapainya hasil-hasil kegiatan yang telah direncanakan.

Adapun tindak lanjut yang akan dilaksanakan untuk 6 bulan yang akan datang adalah : mempersiapkan, melaksanakan dan merealisasi kegiatan yang belum terlaksana.

(32)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN

2017

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah in i:

Nama : Rudy Rawendra

Jabatan : Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Momon Rusmono

Jabatan : Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian

Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Pihak Kedua

Jakarta, 18 Juli 2017 Pihak Pertama

(33)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BALAI BESAR PELATIHAN DAN KESEHATAN HEWAN CINAGARA

No Sasaran Kegiatan Indikator Target

1 Mantapnya sistem pelatihan

pertanian dalam meningkatkan

kompetensi aparatur pertanian dan non aparatur pertanian; daya tarik

pertanian bagi tenaga muda;

pelibatan perempuan petani /

pekerja

Jumlah Aparatur' Pertanian yang terlatih

480 Orang Jumlah Non Aparatur

Pertanian yang terlatih

330 Orang

Jumlah UPT Pelatihan Pertanian yang terfasilitasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran

2 Unit

Jumlah Aparatur dan Non Aparatur Pertanian yang disertifikasi

60 Orang

Jumlah Layanan Pendidikan dan Pelatihan 6 Layanan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelatihan Pertanian 0 Unit No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian 12.412.174.000

Jakarta, 18 Juli 2017

Kepala Badan Kepala Balai

(34)

Lampiran 2.

Struktur organisasi BBPKH Cinagara Bogor

Berdasarkan Peraturan Henteri Pertanian No. l07/PermEntan/QT.I40/IB/20l3 Tanggal 9 Oktaber 2013

(35)

PERKEM BANG AN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN APBN BPPSDMP TA 2017

SATKER UPT PELATIHAN : BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN HEW AN (BBPKH) C INAG ARA BOGOR SD BULAN : JUNI 2017

NO OUTPUT SUBOUTPUT SATUAN FISIK

ANGGARAN (RP)

T R % PAGU REALISASI % 018.10.13 Program Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Pertanian 891 518 58.14% 12,412,174,000 6,078,912,945 48.98%

01810.002 SERTIFIKASI PROFESI BIDANG PERTANIAN orang 60 60 100.00 76,836,000 55,797,500 72.62

051 Sertifikasi Profesi Bagi SDM Pertanian

B Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian (IB) orang 60 60 100.00 76,836,000 55,797,500 72.62 01810.004 PENINGKATAN KOMPETENSI SDM PELATIHAN PERTANIAN orang 810 450 55.56% 2,533,213,000 1,353,816,107 53.44

052 Diklat Fungsional RIHP dan Non RIHP orang 60 23 38.33 279,030,000 115,938,950 41.55

A Diklat Fungsional D a s a rA h li Pengawas Bibit Ternak orang 30 23 76.67 140,840,000 115,938,950 82.32 B Diklat Fungsional D asar Medik Veteriner orang 30 - 138,190,000 -053 Diklat Teknis Bagi Aparatur orang 360 187 51.94 994,798,000 419,445,042 42.16

A Diklat Sertifikasi Inseminasi Buatan Bagi Petugas orang 120 70 58.33 228,200,000 96,170,000 42.14 C Diklat Teknis Keswan Bagi Petugas Mendukung

UPSUS SIWAB di Kabupaten Batang orang 30 30 100.00

46,250,000

-D Diklat Teknis Manajemen Hijauan Pakan Ternak Bagi

Petugas orang 30 30 100.00

121,930,000 116,775,800 95.77 E Diklat Teknis Epidemiologi Bagi Petugas Keswan orang 30 - 155,614,000

-H Diklat Teknis Pelayanan Aktif Keswan Bagi Petugas

Keswan orang 30 28 93.33 134,980,000

96,783,042 71.70

1 Diklat Teknis Pelayanan Keswan Masyarakat

Veteriner di Provinsi Riau orang 30

-43,100,000

-J Diklat Teknis Keswan Bagi Petugas di Wilayah UPSUS

SIWAB 2017 di Kabupaten Rembang orang 30

-46,250,000

-K Diklat Teknis Penanggulangan dan Pengendalian

Penyakit Hewan M enular Bagi Petugas orang 60 29 48.33

218,474,000 109,716,200 50.22 054 Diklat Manajemen dan Kewirausahaan Bagi Non Aparatur orang 120 30 25.00 264,335,000 95,723,150 36.21

B Diklat Kewirausahaan Agribisnis Bagi Petani Muda orang 60 - 133,900,000 - -C Agri Training -Camp di Penas Aceh orang 30 30 100.00 100,435,000 95,723,150 95.31

(36)

-NO OUTPUT SUBOUTPUT FISIK

a n g g a r a n (RP)

s a t uAN

T R % PAGU REALISASI %

0 5 5 Diklat Teknis Bagi Non Aparatur orang 210 180 85.71 745,990,000 615,121,000 82.46

A Diklat Teknis Pemeriksaan Kebuntingan (PKb) Pada

Sapi Bagi Non Aparatur orang

30 30 100.00 55,400,000 50,972,500 92.01

B Diklat Teknis Inseminasi Buatan Bagi Petugas Calon

Inseminator Non Aparatur orang

30 - 146,050,000 64,500,000 44.16

C Diklat Teknis Manajem en Hijauan PakanTernak Bagi

Non Aparatur orang

30 30 100 114,990,000 105,781,000 91.99

n Diklat Teknis Pengolahan LimbahTernak orang 30 30 100 98,930,000 92,463,000 93.46 E Diklat Teknis Budidaya Ternak Sapi Potong Bagi Non

Aparatur

orang 30 30 100 143,590,000 143,323,500 99.81

F Diklat Teknis Keswan Bagi Non Aparatur di Provinsi Gorontalo

orang 30 30 100.00 57,300,000 53,856,500 93.99

G Diklat Teknis Peternakan Dalam Rangka Mendukung DPSUS SIWAB

orang 30 30 100.00 107,230,000 104,224,500 97.20

H BIMBINGAN TEKNIS BAGI PURNATUGAS 22,500,000

-1810.004.U

04 Diklat Teknis Kesehatan Hewan Bagi Petugas, W ilayah Barat orang 60 30 50.00

249,060,000 107,587,965 43.20

1.810.951 LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD) layanan 2 - 0.00% 1,257,600,000 591,445,500 47.03

997 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran layanan 1 - 701,760,000 261,435,000

A Pengembangan Unit Produksi Pembelajaran (PIA) paket 1 - 231,260,000 49,845,000 21.55 B Pengadaan Komputer PC unit 5 - 50,000,000 49,250,000 98.50

C Pembuatan Taman paket 1 - 112,000,000

-D Pengadaan Tandon Air unit 4 - 48,000,000 48,000,000 100.00

E Perbaikan Instalasi Listrik paket 1 - 50,000,000 50,000,000 100.00 F Perbaikan Instalasi Air paket 1 - 160,000,000 14,340,000 8.96 G Pengadaan Peralatan Asrama, Dapurdan Ruang

Makan

paket 1 - 50,500,000 50,000,000 99.01 998 Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Barigunan layanan 1 555,840,000 330,010,500 59.37 B Renovasi Dapur Keg 1 227,100,000 205,525,500 90.50 C Renovasi Asrama M anyar m2 100 222,100,000 74,485,000 33.54 D Perbaikan Bronjong m2 50 50,000,000 50,000,000 100.00 E Perbaikan Jalan Lingkungan Kandang m2 50.94 50,940,000 -F Perbaikan Kandang Domba m2 11.4 5,700,000

(37)

NO OUTPUT SUBOUTPUT SATUAN FISIK ANGGARAN (RP)

T R % PAGU REALISASI %

1.810.966 LAYANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN layanan 7 2 28.57% 1,289,070,000 604,161,336 46.87

052 Layanan Program dan Kerjasama Pelatihan yang dihasilkan

B Penyusunan Rencana Kerja, Kinerja, Kegiatan dan

Anggaran layanan 1 - 50,000,000 12,540,000 25.08

C Administrasi Kegiatan layanan 1 1 100.00 653,600,000 207,507,040 31.75

053 Layanan Penyelenggaraan, Kelembagaan dan Ketenagaan Pelatihan yang dihasilkan

A Sistem Manajemen M utu layanan 1 - 50,000,000

C Pembinaan Kepegawaian layanan 1 - 114,000,000 48,453,000 42.50

F Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) layanan 1 - 6,320,000 700,000 11.08

G Monev layanan 1 - 12,000,000 6,795,000 56.63

J Pengawalan dan Supervisi Program Upsus PAJALE dan

SIWAB layanan 1 1 100.00 403,150,000 328,166,296 81.40 1.810.994 LAYANAN PERKANTORAN bulan 12 6 50.00% 7,255,455,000 3,473,692,502 47.88

001 Gaji dan Tunjangan A Pembayaran Gaji dan Tunjangan bulan 12 6 50.00 5,086,652,000 2,446,356,666 48.09

002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor bulan 12 6 50.00 2,168,803,000 1,027,335,836 47.37 A Perawatan Gedung Kantor bulan 12 6 50.00 120,985,000 90,959,500 75.18 B Pemeliharaan Sarana Kantor dan Peralatan bulan 12 6 50.00 107,845,000 34,996,600 32.45 C Pengadaan Peralatan/Perlengkarapan Kantor bulan 12 6 50.00 115,500,000 46,956,000 40.65

D Langganan dan Jasa bulan 12 6 50.00 348,000,000 167,171,936 48.04

E Pemeliharaan dan Operasional Kendaraan Bermotor

Roda 2 / 4 bulan 12 6 50.00 290,000,000 172,501,800 59.48

F Perawatan Peralatan dan Mesin bulan 12 6 50.00 45,000,000 8,400,000 18.67 G Operasional Perkantoran dan Pimpinan bulan 12 6 50.00 902,350,000 410,425,000 45.48 H Pengadaan Pakaian Dinas orang 38 - 14,200,000 -

-1 Pakan Ternak dan Obat bulan 12 6 50.00 224,923,000 95,925,000 42.65 TOTAL 891 518 58.14% 12,412,174,000 6,078,912,945 48.98%

Gambar

Tabel  1.  Perjanjian Kinerja BBPKH Cinagara Tahun  2017
Tabel 2.  Hasil Capaian  Kinerja BBPKH Cinagara
Grafik  1.  Pencapaian  Kinerja  per Juni Tahun Anggaran 2017
Tabel  3.  Perkembangan  Realisasi  Serapan  Anggaran  BBPKH Cinagara Tahun 2012 -  2017.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan p€nyusunan SlaipsilN{akalah, dengan ketentuan sebagai berikut :. Siwi

Namun adakalanya bank utama dari calon penerima kredit merasa tidak mempunyai pengalaman dan kemampuan teknis dan operasional yang diperlukan untuk membentuk

Mempunyai tugas membantu Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam melaksanakan administrasi keuangan, mengevaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur penatausahaan bendahara

Pengembangan pelayanan perangkat daerah Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Berau pada lima tahun mendatang yang tertuang dalam renstra ini meliputi: peningkatan kualitas

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :..

UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN KARIR DAN KEWIRAUSAHAAN Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPT-PKK)

Setiap mendirikan bangunan gedung, fungsinya harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten, RDTRKP, dan/atau RTBL serta tidak boleh

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 68 sampai dengan angka 71 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang di