14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengembangan a. Pengertian Pengembangan
Penelitian Pengembangan adalah proses mengembangkan atau
memvalidasi suatu produk pendidikan. dapat di kenal dengan istilah
Research & Development (R&D). Yang memiliki siklus atau langkah –
langkah dimana pada siklus ini penelitian pengembangan menekankan
pada Proses yang terdiri dari kajian temuan penelitian produk yang
akan dikembangkan, mengembangkan Produk yang telah di temukan,
melakukan uji coba di lapangan dan terakhir melakukan revisi dari hasil
uji coba di lapangan. Menurut Seels & Richey (1994) Penelitian
Pengembangan adalah kajian sistematik untuk merancang,
mengembangkan, atau mengevaluasi Program, Proses dan hasil
pembelajaran yang memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan
secara internal. (Setyosari 2010).
b. Tujuan Pengembangan
Untuk mengembangkan materi bahan ajar :
a). Program Pelajaran Kelas II SD
b). Buku Siswa Kelas II SD
c). Lembar Kerja Siswa Kelas II SD
Tujuan Penelitian Pengembangan juga untuk mengetahui perubahan –
perubahan dalam kurun waktu tertentu, contohnya perbedaan dalam
menggunakan metode – metode seperti longitudinal, cross sectional,
dan cross sequential. Longitudinal adalah pengamatan yang di lakukan
dalam kurun waktu tertentu dengan cara mengamati sekelompok subjek
dalam waktu bulan atau tahun. Cross sectional adalah cara untuk
mengurangi waktu dan mortalitas dalam penelitain pengembangan yang
bertujuan agar dapat menilai perbedaan usia yang sama, tetapi bukan
dalam kelompok yang sama dalam kurun waktu tertentu. Cross
sequential, perpaduan dua metode diatas untuk meminimalisasi waktu
dan asumsi – asumsi pengembangan.
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang mengaitkan
beberapa mata pelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman yang
bermakna, Tema adalah pokok pikiran atau gagasan yang menjadi
pokok bahasan. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu yang memotivasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran baik secara individu maupun kelompok, untuk menggali
pengetahuan dan menemukan konsep prinsip – prinsip keilmuan secara
holistik bermakna dan otentik.(Majid 2014)
Pembelajaran Tematik adalah pendekatan pembelajaran yang
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata peljaran
maupun antar – mata pelajaran, dengan memadukan pembelajaran
tersebut siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara utuh
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung atau nyata
baik dalam intra pelajaran maupun antar – mata pelajaran.
b. Tujuan Pembelajaran Tematik
Tujuan pembelajaran tematik adalah :
a). untuk menambah pengalaman dalam kegiatan pembelajaran
b). dapat terciptanya suasana belajar yang menyenangkan
c). mendapatkan hasil belajar yang bertahan lama karena lebih berkesan
dan bermakna
d). dapat mengembangkan keterampilan berfikir siswa sesuai dengan
persoalan yang dihadapi
e). dapat menumbuhkan keterampilan sosial dengan kerja sama atau
berkelompok
f). dapat menumbuhkan sikap toleransi, komunikasi dan tanggap
terhadap gagasan orang lain.
c. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan Pembelajaran tematik ada beberapa komponen yang
perlu diperhatikan antara lain metode, penilaian, media, langkah
pembelajaran dan peran guru. Setelah itu langkah penyusunan
Pembelajaran tematik serta contoh Tematik seperti Metode – metode
yang digunakan dalam pembelajaran Tematik yaitu, karya wisata,
bermain peran, eksperiment, Tanya jawab, bernyanyi, pemberian tugas,
pameran, pemecahan masalah, diskusi kelompok, pengamatan, dan
latihan. Tahap – tahap kegiatan pembelajaran tematik sebagai berikut :
untuk menarik perhatian siswa kita dapat melakukan dengan cara
seperti meyakinkan siswa pentingnya materi yang akan disampaikan
dan berguna untuk dirinya, dan melakukan berbagai kegiatan baru bagi
siswa untuk menarik perhatian, kedua menumbuhkan motivasi belajar
siswa dengan cara memperhatikan lebih intens agar siswa merasa dekat
seperti menyapa, dan berkomunikasi secara kekeluargaan, sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu, ketiga memberikan acuan atau petunjuk
tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan
dengan cara seperti melakukan tujuan yang akan dicapai serta tugas
yang harus dilakukan dalam hubungan dalam pencapaian tujuan
(Sanjaya, W., 2006:41).
b). Kegiatan Inti :
dalam kegiatan inti ini kita dapat melakukan pembahasan terkait
materi dari masing – masing tema dan subtema dengan menggunakan
multimetode dan media sehingga dapat memberikan siswa pengalaman
yang bermakna. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan bisa
menjadi fasilitator dalam penyajianya (Alwasilah:1988). Selain itu guru
harus bisa berperan sebagai model pembelajaran yang baik bagi siswa.
Dengan arti guru harus aktif dalam kegiatan belajar berkolaborasi dan
berdiskusi dengan siswa dalam mempelajari tema dan subtema, peran
ini yang dimaksud oleh Nasutian (2004:4).
Dengan demikian dalam kegiatan inti guru menggunakan strategi
untuk menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa agar siswa aktif
subtema, pembelajaran ini harus menggunakan kegiatan – kegiatan
yang di sebut dengan Proses. Di dalam pross tersebut terbentuklah
kegiatan – kegiatan seperti mengalami, mengerjakan dan memahami
(Wijaya, dkk:1988:188).
Oleh sebab itu di dalam proses pembelajaran siswa mengamati
obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan sekitar, melaporkan
hasil pengamatan, melakukan permainan, dialog, cerita, mengarang,
membaca sumber – sumber bacaan, bertanya dan menjawab pertanyaan,
serta bermain peran, selama proses pembelajaran diharapkan guru
selalu memberikan umpan untuk memancing rasa ingin tahu siswa
dalam memecahkan masalah dalam setiap pembelajaran, umpan yang
dimaksud seperti guru memberikan pertanyaan dan siswa mulai berfikir
dan mencari solusi untuk memecahkan pertanyaan setiap kegiatan
pembelajaran.
c). Kegiatan Akhir/Penutup :
kegiatan akhir ini kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
proses pembelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran
tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa terkait pembelajaran
sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa dan keberhasilan
guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, cara yang dilakukan oleh
guru untuk menutup proses pembelajara ini dengan memberikan
tinjauan dan evaluasi pada akhir pembelajaran, meninjau yang
dilakukan dengan cara merangkum inti pembelajaran atau membuat
Dalam kegiatan evaluasi yang dapat dilakukan guru seperti
mendemonstarasikan keterampilan, pengaplikasian, ide – ide baru,
mengekspresikan pendapat murid atau memberikan tes tertulis
(Hadisubroto dan Herawati; 1998:517). Menurut Vogt (2001:7)
evaluasi brkaitan dengan assessment yang dapat dilaksanakan secara
kolaboratif dn sportif antara siswa dan guru. Assessment dapat
dilakukan dengan cara formal dan informal, assessment formal berupa
tes khusus sperti membaca, menulis dan penggunaan bahasa, sedangkan
assessment informal mendorong siswa untuk lebih aktif seperti
obsevasi, diskusi kelompok, refleksi dan laporan kelompok belajar.
Agar siswa dapat mengukur kemampuannya (self assesment) mereka
dapat mengetahui apa yang telah mereka pelajari dengan cara cheklist,
refleksi tertulis atau jurnal.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif,
Media merupakan suatu pengembangan alat bantu senagai sarana
menyampaikan isi materi dari setiap proses pembelajaran, media dalam
konteks pembelajaran di devinisikan sebagai bahasa guru baik secara
verbal maupun non-verbal, secara verbal berarti segala komunikasi
seegala penyampaian materi tanpa kata-kata tetapi bisa selain kata-kata
baik secara tatap muka maupun dengan benda atau sarana lainya
(Munadi 2010)
Menurut Gerlach dan Ely media adalah (A medium, conceived is
any person, material or event that establishs condition which enable the lerner to acquire knowledge, skill, and attitude) bermakna segala sesuatu yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
mendapat sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tidak hanya media
tetapi orang juga sebagai media penyampaian. Jadi dalam pengertian ini
media bukan hanya perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan,
tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau kegiatan
semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagainya
yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan,
mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan. Jadi
kesimpulannya Media itu bukan tentang barang atau benda saja tapi
manusia juga termasuk media karena sebagai perantara/sarana untuk
mendukung proses pembelajaran berlangsung, atau biasa disebut
vasilitator.
b. Tujuan Media Pembelajaran
Menurut Achsin dalam Endonesa (Online), menyatakan bahwa
tujuan penggunaan media pengajaran adalah sebagai berikut : (1) agar
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan
tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk mempermudah bagi
didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau
menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh
guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk
mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang
disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah
pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang
lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.
Dari uraian di atas sudah jelas bahwa tujuan pembuatan media
belajar untuk penunjang proses pembelajaran, dalam pembuatan media
harus memperhatikan kondisi dari kelas, kondisi dari kebutuhan siswa
dan permasalahan yang dihadapi siswa, karena media berhasil dilihat
dari sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi agar tidak terjadi
miskonsepsi antara guru dan siswa.
c. Jenis – Jenis Media Pembelajaran
Jenis Media Pembelajaran ada tiga aspek yaitu media audio, media
visual dan media audio – visual. 1). Media Audio (Pendengaran)
karakteristik media pembelajaran ini adalah pesan yang disalurkan
melalui media audio kemudian di tuangkan dalam lambang – lambang
auditif baik secara verbal (bahasa lisan/kata – kata) maupun secara
nonverbal (bunyi – bunyian, dan vokalisasi, gerutuan, gumam, music
dan lain sebagainya). 2). Media Visual adalah media yang melibatkan
indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media
Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam
bentuk tulisan, dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang
dituangkan ke dalam simbol nonverbal-visual. Posisi
simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka
ia bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang
kemudian menjadi software-nya media visual. 3). Media audio visual
ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi
peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan audio-visual
murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televise dan video. Jenis
kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal
dengan slide, opaque, OPH dan peralatan visual lainnya bila diberi
unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan
dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran sebagaimana akan
dibahas pada bab berikutnya (Munadi 2010)
d. Fungsi Media Pembelajaran
1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” terdapat makna keaktifan,
penyalur atau penyampai materi pembelajaran. Fungsi media
pembelajaran sebagai sumber belajar adalah sebagai pengganti guru
atau penyampai materi dengan bahasa guru tetapi berwujud benda.
Maka, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan
fungsi guru terutama sebagai sumber belajar.
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
(simbol variabel) yang makna atau maksudnya di fahami peserta
didik (tidak verbalistik).
3. Fungsi manipulative
Fungsi manipulative ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik)
umum seperti mengatasi batas ruang dan waktu secara indrawi,
Pertama kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
batas-batas ruang dan waktu: a). kemampuan media menghadirkan objek
yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, b). kemampuan media
menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang
menjadi singkat, c). kemampuan media menghadirkan kejadian atau
peristiwa yang telah terjadi. Kedua kemampuan media
pembelajaran untuk mengatasi keterbatasan indrawi manusia : a).
membantu siswa untuk memahami objek yang sulit diamati karena
terlalu kecil, b). membantu siswa untuk memahami objek yang
bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat contohnya metamorphosis,
c). membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan
kejelasan suara, d). membantu siswa memahami objek yang terlalu
kompleks.
4. Fungsi psikologis
a). fungsi atensi media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian
siswa terhadap materi ajar, b). fungsi afektif yakni menggugah
perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa
media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik
objek itu berupa orang, benda, kejadian/peristiwa, d). fungsi
imajinatif media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi siswa, e). fungsi motivasi merupakan
seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran tercapai, dengan demikian motivasi
merupakan usaha dari luar dalam hal ini adalah guru untuk
mendorong mengaktifkan dan menggerakan siswanya secara sadar
untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
5. Fungsi sosio-kultural
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan
sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal
yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah
cukup banyak (paling tidak satu kelas berjumlah 40 orang). Mereka
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, apalagi bila
dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman dan
lain sebagainya (Muhadi 2010).
e. Prinsip – Prinsip Media Pembelajaran
1. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi Dalam konsep pembelajaran,
efektivitas adalah suatu proses pembelajaran yang menekankan
diukur dari tingkat ketercapaian tujuan setelah pembelajaran selesai
dilaksanakan. Jika semua tujuan pembelajaran telah tercapai maka
pembelajarandisebut efektif, sedangkan efisiensi adalah tujuan
pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan media,
waktu dan sumber daya lain seminimal mungkin.
2. Prinsip Taraf Berfikir Siswa media hanya berfungsi sebagai alat
bantu dalam kegiatan belajar, yakni berupa sarana yang dapat
memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka
memotivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang
kompleks dan abstark menjadi lebih sederhana, konkrit, serta
mudah dipahami
3. Prinrip Interaktivitas Media Pembelajaran prinsip ketiga yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di kelas
adalah interaktivitas. Sebeapa besar kemungkinan siswa dapat
berinteraksi dengan media pembelajaran? Makin interaktif, makin
bagus media pembelajaran itu karena lebih mendorong siswa untuk
terlibat aktif dalam belajar.
4. Ketersediaan Media Pembelajaran Media untuk mencapai tujuan
pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran , dan mempunyai
interaktivitas yang tinggi, guru harus melihat ketersediaan media
yang akan digunakan. Jika media tidak tersedia di sekolah maka
semua yang telah di rencanakan akan sia-sia, dan tujuan tidak akan
pernah tercapai. Atau guru harus meminjam atau membuat sendiri
gunakan oleh siswa. Bila pembelajaran dilakukan secara
berkelompok maka media yang tersedia harus mencukupi.
5. Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran Media
pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam lingkungan
pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.
Media pembelajaaran dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan
kemauan peserta didik sehingga mengikuti proses belajar mengajar
dengan baik
6. Alokasi Waktu ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang
sangat krusial. Guru selalu dikejar waktu untuk menyelesaikan
tuntuntan kurikulum. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran, yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran,
mempunyai relevansi yang baik dengan materi pelajaran. Akan
tetapi ketersediaan waktu seringkali bisa disiasati dengan berbagai
cara berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh guru.
7. Fleksibelitas (Kelenturan) Media pembelajaran yang dipilih oleh
guru untuk kegiatan belajar mengajar dikelas seharusnya memiliki
fleksibelitas yang baik. Media pembelajaran itu dikatakan
mempunyai fleksibelitas yang baik apabila dapat digunakan dalam
berbagai situasi. Kadang kala, saat proses pembelajaran
berlangsung terjadi perubahan situasi yang berakibat tidak dapat
digunakannya suatu media pembelajaran.
8. Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran Kadang kala guru
pembelajran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya dapat
mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media pembelajaran
yang dipilh haruslah media pembelajaran yang aman bagi mereka
sehingga hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung tidak terjadi. Contoh media pembelajaran yang
mudah terbakar, tajam, panas, atau bahan-bahan kimia yang bersifat
korosif. (skripsi online 2018).
4. LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)
LKPD itu sendiri merupakan bahan ajar cetak yang berisi ringkasan
materi pembelajaran dan dilengkapi oleh petunjuk dalam menyelesaikan
tugastugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, berdasarkan pada
kompetensi dasar yang harus dicapai. LKPD bisa berujud
lembaran-lembaran kertas atau bisa juga dalam bentuk buku. Struktur LKPD secara
umum adalah sebagai berikut (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:
dalam sosialisasi dan pelatihan KTSP) meliputi: a) judul LKPD, identitas
mata pelajaran, semester, tempat; b) petunjuk-petunjuk belajar; c)
kompetensi yang akan dipahami; d) indikator; e) informasi pendukung; f)
tugas dan langkah kerja pengerjaan dan g) penilaian. Berdasarkan definisi
LKPD di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik dalam proses pembelajaran, berisi petunjuk atau
langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan Kompetensi Dasar dan
indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai. (Penelitian 2018).
Kebudayaan adalah : (a) keseluruhan cara hidup suatu masyarakat,
(b) warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya, (c) suatu cara
berpikir, merasa, dan percaya, (d) suatu abstraksi dari tingkah laku, (e)
suatu teori bagi antropolog tentang cara suatu kelompok masyarakat
nyatanya bertingkah laku, (e) suatu “gudang” untuk mengumpulkan hasil
belajar, (f) seperangkat orientasi-orientasi standar pada masalah-masalah
yang sedang berlangsung, (g) tingkah laku yang dipelajari, (h) suatu
mekanisme untuk penataan tingkah laku yang bersifat normatif, (i)
seperangkat teknik untuk menyesuaikan dengan lingkungan luar dan
dengan orangorang lain, dan (j) suatu endapan sejarah. Dari kutipan diatas
dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah suatu warisan sosial tingkah
laku yang menjadi tolak ukur masyarakat untuk bersikap dan bertindak
sesuai dengan adat istiadat atau tradisi turun – temurun dari masing –
masing kebudayaan. (Jurnal 2018)
Bali merupakan kota wisata atau kota seribu pulau, Bali kental
akan adat istiadatnya karena Bali memiliki budaya yang bermacam-macam
mulai dari tempat wisata, tarianya, adatnya, kerajinan tanganya, makanan
khasnya, serta toleransi yang sangat tinggi antar umat beragama, Bali
memiliki banyak sekali tempat wisata yang sering dikunjungi oleh
wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri, setiap orang yang
berkunjung ke pulau Bali pasti akan kagum dengan masyarakatnya yang
sangat sopan, dan juga ramah. Tarian yang popular di Bali yaitu tari pendet,
Tarian di Bali memiliki ciri khas berupa permainan mata sang
penari, selain itu tarian-tarian ini sering di tampilkan pada saat perayaan
atau upacara adat, masing-masing tarian memiliki makna tersendiri seperti
tari pendet yang memiliki makna tarian penyambutan atau tarian selamat
datang. Adat istiadat di Bali sangatlah unik contoh adat istiadat hendak
menikah, dalam upacara menikah di Bali diwajibkan untuk potong gigi
(mesangih). Kerajinan tangan di Bali sangatlah khusus selalu ada unsur
pedoman leluhur dalam setiap arsitektur budaya lokal. Terakhir ada
makanan khas Bali yang popular adalah ayam betutu, ayam betutu
merupakan makanan khas Bali. namun selain ayam betutu makanan khas
Bali yang jarang di ketahui adalah lawar Itulah kekayaan budaya Bali yang
perlu di lestarikan.
6. Pembelajaran SBDP
Pengertian pembelajaran adalah kegiatan mengajar dan belajar
dimana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa
yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang beroriantasi
pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai
sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup
beberapa komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas
pembelajaran. (Restian 2015).
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu
mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan,
dibahas tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni oleh karena itu mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan pada dasarnya merupakan
pendidikan seni yang berbasis budaya.
Menurut Kristanto (2013:41) secara umum, Seni Budaya dan
Prakarya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan
nilai untuk dirinya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dan
budaya. Selain itu, menurut Puskur Balitbang (2007:9) pendidikan seni
juga berfungsi membangun jiwa anak menuju perkembangan yang sesuai
dengan situasi dan tingkat usia anak. Inti pendidikan lewat seni adalah
menarik seni sebagai alat untuk mengembangkan fungsi-fungsi jiwa
seperti cipta, rasa dan karsa (istilah Ki Hajar Dewantara).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran SBDP
adalah suatu proses pembelajaran yang mengaitkan seni yang ada pada
budaya indonesia. Dalam belajar SBDP siswa diharapkan dapat menarik
cipta, rasa dan karsa (istilah ki hajar dewantara ) sebagai alat untuk
mengembangkan pendidikan.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pertama, Penelitian terdahulu dari skripsi Syafa’ati (2017)
mahasiswi dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan penelitian yang
berjudul: Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Mata Pelajaran Fisika Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X Sma
Negeri 1 Godean. LKPD yang di kembangkan oleh peneliti terdahulu lebih
menekankan pada proses pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing
kelayakan 60,5 (Baik), skor kelayakan RPP 74,5 dan hasil akhir respon
peserta didik 41,7 (Baik).
Kedua, Penelitian terdahulu dari skripsi Alfianti (2015) mahasiswi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan
Penelitian yang berjudul: Pengembangan Buku Ajar Berbasis Budaya
Daerah pada Subtema Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku
kelas IV MI Al-Ma’arif 09 Singosari, pada penelitian terdahulu lebih
menekankan pada buku ajar budaya lokal, Sedangkan peneliti
mengembangkan LKPD dengan lebih menekankan mengenai gerak
motorik anak baik halus maupun kasardengan memadukan unsur budaya
dalam kegiatan peserta didik. Dengan perolehan validasi media 85%
validasi materi 71% dan validasi pembelajaran 75% untuk respon peserta
didik mendapatkan presentase 90% menunjukan hasil pengembangan
sangat efektif dan layak digunakan sebagai media pembelajaran.
persamaan dari peneliti adalah sama-sama mengembangkan LKPD. Yang
merujuk pada Peningkatan hasil belajar kognitif. Perbedaanya unsur
materi yang digunakan penelitian terdahulu materi fisika dan keberagaman
makhluk hidup, peneliti mengangkat tema kebudayaan, untuk itu di
harapkan dengan adanya LKPD ini dapat menunjang proses pembelajaran
di Sekolah Indonesia Bangkok.
Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Media LKPD Kearifan Lokal Budaya Bali
No. SK/KD Indikator Langkah-Langkah
Pengembangan Media 1. 3.4 Mengenal pengolahan
bahan alam dan buatan dalam berkarya
4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan
3.4.1 Membaca pengertian pengolahan kerajinan tangan berbahan alam atau buatan. 3.4.2 Mengkategorikan kerajinan tangan berbahan
Tahap Awal:
Memberi salam, membaca doa, apersepsi.
dasar alam atau buatan. 4.4.1 Menerapkan proses pembuatan gelang tridatu berbahan dasar alam atau buatan.
4.4.2 Memciptakan kembali gelang tridatu berbahan dasar alam atau buatan 2. 3.2 Menguraikan kosakata
dan konsep tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui teks tulis, lisan, visual, dan/atau ekspolarasi lingkungan. 4.2 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang tepat atau bahasa daerah hasil pengamatan tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual.
3.2.1 Membaca teks bacaan LKPD kearifan lokal budaya Bali mengenai kerajinan tangan alam atau buatan, dan ragam agama di Bali. 3.2.2 Menulis kosakata yang sulit dalam teks bacaan LKPD kearifam lokal budaya Bali dengan bahasa Indonesia.
4.2.1 Merangkum kosakata yang sulit dalam teks bacaan LKPD kearifan lokal budaya Bali.
4.2.2 Menceritakan hasil penggunaan kosakata dalam teks bacaan LKPD kearifan lokal budaya Bali dalam bentuk lisan.
Tahap kedua :
Membuka pembelajaran dengan menunjukan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan materi pembelajaran, peserta didik memperhatikan setiap kegiatan yang diperintahkan oleh pendidik untuk dikerjakan.
3. 3.2 Mengidentifikasi aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolah. 4.2 Menceritakan kegiatan sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
3.2.1 Menyebutkan aturan toleransi umat beragama di Bali yang berlaku di sekolah.
3.2.2 Mengurutkan aturan toleransi umat beragama di Bali yang berlaku di sekolah.
4.2.1 Mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan toleransi umat beragama di Bali yang berlaku di sekolah.
4.2.2 Menerapkan aturan toleransi umat beragama di Bali yang berlaku di sekolah.
Tahap ketiga :
Guru memberikan evaluasi pembelajaran bisa berupa tes maupun kuis, kemudian guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah di pelajari, lalu berdoa dan memberi salam.
C. Kerangka Pikir
Penelitian dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di SIB (Sekolah Indonesia Bangkok) kelas 2. Dengan demikian dapat kita sesuaikan tahapan-tahapan dalam melakukan observasi dengan tema 2 subtema 4 materi SBdP berikut bentuk penjabaran dari kerangka piker :
Gambar 2.1 Kerangka Piki Kondisi Ideal
1. Menggunakan media berbasis kebudayaan agar peserta didik
dapat mengenal budaya Indonesia dan berperan aktif dalam pembelajaran. 2. Pentingnya memberi pelajaran
kebudayaan Indonesia kepada peserta didik sebagai penerus bangsa di tengah dampak dari perkembangan IPTEK.
3. Memudahkan peserta didik untuk mengenal budaya dan pemahaman materi yang diajarkan.
4. Pembelajaran menjadi lebih aktif
Kondisi Lapangan
1. Jumlah pendidik pada mata pelajaran SBdP (Seni) hanya 1 orang.
2. Jumlah siswa kurang dari 15 orang dalam satu kelas
3. Media pembelajaran berbasis budaya masih minim.
4. Pendidik dan peserta didik merupakan Warga Negara Indonesia (WNI)
5. Lokasi sekolah di negara Thailand yang kaya akan budaya.
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan kondisi lapangan, media berbasis kebudayaan masih minim di SIB, sementara itu mengingat pentingnya mengenalkan kebudayaan Indonesia pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Maka diperlukan media berbasisi kebudyaan yang dimana dalam implementasinya harus menggabungkan kebudayaan dengan kegiatan pembelajaran serta pada pengembangan media harus didasarkan pada karakteristik peserta didik.
Metode Penelitian
1. Dalam mengembangkan media peneliti menggunakan model ADDIE
2. Lokasi uji coba dilaksanakan di Sekolah Indonesia Bangkok (SIB), Bangkok-Thailand
3. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juli 2019
4. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Wawancara , angket, dan Dokumentasi.
5. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
Hasil
Pengembangan Media LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) Kearifan Lokal Budaya Bali Tema 2 Subtema 4 Materi SBdP Kelas 2 Sekolah Indonesia