• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

12

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNGOI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Fundhora C. Mokodompit*

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.Secara nasional, cakupan imunisasi di Indonesia telah mencapai lebih dari 90%. Akan tetapi, masih banyak daerah kantong yang disebabkan karena cakupan imunisasi yang rendah atau daerah yang sulit terjangkau oleh pelayanan imunisasi. Penyebab utama rendahnya pencapaian imunisasi dasar lengkap tersebut adalah rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi, manfaat imunisasi, jadwal pemberian imunisasi serta gejala ikutan pasca imunisasi. Selain itu faktor ketersediaan fasilitas kesehatan , dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan serta kondisi social ekonomi juga ikutv mempengaruhi rendahnya pencapaian Universal Child Immunization (UCI). Dimana melalui RPJMN dan Renstra 2010-2014 pemerintah menargetkan UCI desa/ kelurahan di tahun 2014 adalah 100%.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas kesehatan, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini 102 responden (total populasi) yaitu seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada empat variabel yang ada hubungan dengan status imunisasi dasar lengkap yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan sedangkan variabel ketersediaan fasilitas kesehatan tidak memenuhi syarat. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap status imunisasi dasar lengkap adalah dukungan keluarga. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang mongondow dan Puskesmas Tungoi untuk meningkatkan pengetahuan dan mengikutsertakan petugas kesehatan pada pelatihan atau sosialisasi yang menyangkut imunisasi dasar lengkap agar dapat lebih memahami sehingga mampu memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap.

Kata Kunci: imunisasi dasar lengkap

ABSTRACT

Immunization is an attempt to induce or enhance a person's immunity actively against a disease, so that when exposed to the disease,it will not be ill or suffered only by mild illness. Nationally, immunization coverage in Indonesia has reached more than 90%. However, there are still many enclaves due to low immunization coverage or area’s which are not easily reached by immunization services. The main causes of low achievement of complete basic immunization are a low awareness and a public knowledge about immunization, the benefits of immunization, immunization schedules as well as the follow-up action of post immunization symptoms. In addition to the availability of health facilities, family support and the support of health workers as well as socio-economic conditions also affect the low achievement of Universal Child Immunization (UCI), where RPJMN and Strategic Plan 2010-2014 UCI government targeting villages/wards in 2014 was 100%.

The purpose of this research is to analyze the correlation between knowledge, attitude, availability of health care facilities, family support and support health workers with the Immunization Status Basic Complete at the Community Health Center in Tungoi of Bolaang Mongondow Regency. This type of research used cross sectional design. The sample of this research are 102 respondents (total population) are all of the mothers who have baby 9-12 months. The data analysis used Chi-Square test and logistic regression.

From these research, it can be concluded that there are four variables in connection with the complete basic immunization status is mother's knowledge, attitudes of mother, the family support and also the support of health workers while the variable availability of health facilities are not eligible. The variable that is the most dominant influence on the basis of complete immunization status is the family support. Finally, it is

(2)

13

suggested that the Health Department of Bolaang Bolaang Mongondow and the Community Health Center of Tungoi, should improve the knowledge and participation of health personnel in training or socialization that involves the complete basic immunization in order to have a better understand so as to provide education to the public about the importance of complete basic immunization.

(3)

14

PENDAHULUAN

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan(anonim, 2010a). Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Tujuan dari program imunisasi ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit yang dapat di cegah dengan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator pencapaian pelaksanaan kegiatan program imunisasi adalah tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi dasar lengkap minimal 80% bayi secara merata diseluruh desa/kelurahan tahun 2014. Target tersebut

dituangkan pada Kepmenkes RI

no.1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 741/ Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota.

Berdasarkan data terakhir WHO sampai saat ini, angka kematian balita akibat penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih terbilang tinggi. Terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun, yang antara lain disebabkan batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%) dan campak 540.000 (38%). Di Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000 – 40.000 anak setiap tahun menderita serangan campak. Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara yang termasuk angka tinggi pada kasus anak tidak diimunisasi, yakni sekitar 1,3 juta anak (Simposia,2012).

Hasil riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa data cakupan imunisasi dasar lengkap hanya 52,9%, yang mendapat imunisasi tapi tidak lengkap 32.1% dan 6.7% tidak pernah mendapat imunisasi sama sekali (Anonimous, 2012a). Penyebab rendahnya pencapaian imunisasi dasar lengkap tersebut adalah rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi, manfaat, jadwal pemberian imunisasi serta gejala ikutan imunisasi. Selain itu faktor ketersediaan fasilitas kesehatan, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan serta kondisi sosial ekonomi juga ikut mempengaruhi rendahnya pencapaian UCI desa/kelurahan. Menyadari akan hal itu pemerintah menetapkan kembali melalui RPJMN dan Renstra Kemenkes 2010-2014 bahwa target UCI desa/ kelurahan 100% akan di capai pada tahun 2014.

Beberapa penelitian menemukan bahwa kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu mempunyai peranan yang sangat besar dalam program imunisasi dasar. Perilaku kesehatan tersebut merupakan suatu respon yang ditunjukkan ibu terhadap rangsangan yang berasal dari luar maupun dari dalam diri ibu itu sendiri dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Notoadmodjo,2012).

Fitriyanti (2013) dalam penelitiannya mengatakan faktor – faktor yang berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap antara lain pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan keluarga dan pelayanan petugas kesehatan. Para peneliti juga telah melakukan riset antara lain yang di lakukan Sisfiani, dkk ( 2014) tentang analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada anak balita di desa Taraitak I kecamatan Langowan Utara didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu, pendidikan dan sikap berpengaruh positif terhadap perilaku ibu dalam pemberian imunisasi

(4)

15 dasar. Penelitian lain yang dilakukan Mulyanti (2013) tentang faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan, sikap dengan status imunisasi dasar lengkap.

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Tungoi merupakan salah satu puskesmas yang ada di kabupaten Bolaang Mongondow yang melayani 7 desa di kecamatan Lolayan yang merupakan Puskesmas dengan cakupan imunisasi terendah se-kabupaten Bolaang Mongondow. Berdasarkan data yang diperoleh , jumlah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas Tungoi tahun 2014 sebanyak 1281 balita yang terdiri dari bayi ( berumur <12 bulan) sebanyak 230 bayi dan balita sebanyak 1051 anak. Cakupan imunisasi dasar lengkap di puskesmas tungoi pada tahun 2013 ialah 61,5% dan selang Januari – September 2014 adalah 40,43%.

Dari data diatas cakupan imunisasi belum memenuhi UCI (Universal Coverage Immunization) yaitu cakupan imunisasi dasar lengkap 100% secara merata di 100% desa/kelurahan pada tahun 2014. Ketepatan pelayanan merupakan suatu strategi untuk meningkatkan cakupan pelayanan imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi. Dengan tercapainya UCI di wilayah kerja Puskesmas Tungoi kemungkinan besar disebabkan oleh ketepatan pelayanan imunisasi oleh petugas di Puskesmas tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan pencapaian UCI diwilayah kerja Puskesmas Tungoi, mungkin karena pengetahuan, kesadaran dan tindakan ibu-ibu yang membawa bayinya ke Puskesmas atau Posyandu untuk

mendapatkan imunisasi dasar atau karena ketersediaan vaksin, keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan, kepercayaan masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan keterampilan petugas imunisasi.

Permasalahan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi penting untuk diteliti sebab salah satu kendala dalam pencapaian target UCI ialah status imunisasi dasar lengkap pada bayi yang ditargetkan 100% ditahun 2014. Imunisasi sendiri itu penting sebagai upaya pencegahan penyakit pada balita dan sudah direkomendasikan pada masyarakat sejak lama namun kenyataannya sampai sekarang pencapaian target cakupan imunisasi masih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow pada bulan Februari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan yang berjumlah 102 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh Populasi.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas kesehatan, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan. Variabel terikat adalah Status Imunisasi Dasar Lengkap. Analisis Bivariat uji Chi-Square untuk menguji apakah ada hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap

(5)

16 variabel terikat dimana kriteria penilaian adalah bila nilai p≤0.05, dapat disimpulkan ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik karena skala pengukuran variabel terikat dan variabel bebas adalah katagori dengan menguji faktor mana yang paling dominan berhubungan terhadap status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a.

Hubungan Pengetahuan dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow.

Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Hubungan Pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap

Pengetahuan

Status Imunisasi Dasar Lengkap

Nilai p OR Lengkap Tidak Lengkap

Total n % n % n % Baik 31 30,4 28 27,5 59 57,8 0,006 3,654 Kurang Baik 10 9,8 33 32,4 43 42,2 Total 41 40,2 61 59,8 102 100

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian responden memiliki pengetahuan yang baik terkait Status Imunisasi Dasar Lengkap yaitu sebanyak 59 responden (57,8%). Dari 59 responden yang memberikan Imunisasi Dasar Lengkap kepada anaknya sebesar 30,4 % (31 responden) dan yang tidak memberikan Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 27,5% (28 responden), dan dapat dilihat pula bahwa hubungan antara pengetahuan Ibu dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap memperoleh nilai p=0,006 (p<0,05) Sehingga ini dapat dinyatakan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan Status Imunisasi

Dasar Lengkap. Nilai OR=3,654 (CI 95%: 1,53-8,74). ibu yang berpengetahuan baik kemungkinan memberikan Imunisasi Dasar Lengkap sebanyak 3,6 kali lebih besar

dibandingkan ibu yang kurang baik pengetahuannya.

b.

Hubungan Sikap dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di

wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow.

Hubungan Sikap dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

(6)

17

Tabel 2. Hubungan Sikap ibu dengan status imunisasi dasar lengkap

Sikap

Status Imunisasi Dasar Lengkap

Nilai p

OR Lengkap Tidak Lengkap

Total

n % n % n %

Baik 27 26,5 24 23,5 51 50 0,0015 2,973

Kurang Baik 14 13,7 37 36,3 51 50

Total 41 40,2 61 59,8 102 100

Berdasarkan data pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian responden memiliki sikap yang baik terhadap Status imunisasi dasar lengkap sebanyak 51 responden. dari 51 responden yang memberikan Imunisasi Dasar Lengkap kepada anaknya sebesar 26,5% (27 responden) dan yang tidak memberikan Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 23,5% (24 responden), dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,015 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,015<0,05), maka terdapat hubungan antara sikap ibu dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap. Dilihat dari OR (Odds Ratio)

menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai sikap baik kemungkinan memberikan Imunisasi Dasar Lengkap sebanyak 2,9 kali lebih besar dibandingkan ibu mempunyai sikap kurang baik terhadap Status imunisasi dasar lengkap.

c.

Hubungan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow.

Hubungan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Status Imunisasi Dasar Lengkap

Nilai p Lengkap Tidak Lengkap

Total

N % n % n %

Baik 32 31,4 41 40,2 73 71,6 0,334

Kurang Baik 9 8,8 20 19,6 29 28,4

Total 41 40,2 61 59,8 102 100

Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian responden yang memilih ketersediaan fasilitas kesehatan dengan baik sebanyak 73 responden . dari 73 responden yang memiliki status imunisasi dasar lengkap sebesar 31,4%(32 responden) dan yang tidak

imunisasi dasar lengkap sebesar 40,2 % (41 responden),

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,334 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (0,334>0,05), maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan fasilitas

(7)

18 kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap.

d.

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow.

Hubungan Dukungan Keluarga dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan status imunisasi dasar lengkap

Dukungan Keluarga

Status Imunisasi Dasar Lengkap

Nilai p

OR Lengkap Tidak Lengkap

Total

n % n % n %

Baik 31 30,4 26 25,5 57 55,9 0,002 4,173

Kurang Baik 10 9,8 35 34,3 45 44,1

Total 41 40,2 61 59,8 102 100

Berdasarkan data pada tabel 4 dapat dilihat bahwa responden yang mendapat dukungan keluarga dengan baik hanya sebanyak 57 responden dan 45 responden yang mendapat dukungan kurang baik dari keluarga, dari 57 responden terdapat 31 responden (30,4%) yang lengkap status imunisasi dasarnya dan yang tidak lengkap status imunisasi dasarnya sebesar 25,5% (26 responden).

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,002 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,002<0,05), maka terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan status imunisasi dasar lengkap . Dilihat dari

OR (Odds Ratio) menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga dengan baik kemungkinan anaknya memiliki status imunisasi dasar lengkapnya sebanyak 4,1 kali lebih besar dibandingkan ibu yang kurang mendapat peran dukungan dari keluarga.

e.

Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kabupaten Bolaang Mongondow.

Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

(8)

19

Tabel 5. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap

Dukungan Petugas Kesehatan

Status Imunisasi Dasar Lengkap

Nilai p

OR Lengkap Tidak Lengkap

Total

n % n % n %

Baik 30 29,4 27 26,5 57 55,9 0,007 3,434

Kurang Baik 11 10,8 34 33,3 45 44,1

Total 41 40,2 61 59,8 102 100

Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa responden yang mendapat dukungan dari petugas kesehatan dengan baik hanya sebanyak 57 responden dan 45

responden yang mendapat dukungan kurang baik dari petugas kesehatan, dari 57 responden terdapat 30 responden (29,4%) yang lengkap status imunisasi dasarnya dan yang tidak lengkap status imunisasi dasarnya sebesar 26,5% (27 responden).

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,007 dengan demikian probabilitas

(signifikasi) lebih kecil dari 0,05 (0,007<0,05), maka terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap . Dilihat dari OR (Odds Ratio) menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan petugas kesehatan dengan baik kemungkinan anaknya memiliki status imunisasi dasar lengkapnya sebanyak 3,4 kali lebih besar dibandingkan ibu yang kurang mendapat peran dukungan dari petugas kesehatan.

f.

Analisis Multivariat Penelitian

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahap sebelum dilakukan uji regresi logistik adalah menentukan variabel bebas yang mempunyai p ≤ 0,05 dalam uji hubungan dengan variabel terikat (uji chi square) pada uji bivariat tersebut di atas. Berdasarkan uji bivariat dari kelima variabel bebas (pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas

kesehatan, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan), variabel pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan nilai p ≤ 0,05 sehingga keempat variabel tersebut dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik seperti terlihat pada Tabel 6.

(9)

20 Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik

Variabel S. E Sig OR 95% C.I

Lower Upper

Pengetahuan 4,67 0,007 3,512 1,407 8,767

Dukungan Keluarga 4,63 0,003 4,028 1,624 9,991

Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa Dukungan keluarga merupakan variabel yang paling berperan terhadap status imunisasi dasar lengkap dengan nilai OR = 4,028 (CI 95% = 1,624-9,991) dibandingkan pengetahuan (OR = 3,512; (CI 95% = 1,624-9,991). Hal ini berarti Jika dilihat dari model akhir regresi, variabel Dukungan Keluarga memiliki nilai OR 4,028. Hal ini berarti bahwa variabel yang dominan berpengaruh terhadap Status imunisasi dasar lengkap adalah Variabel Dukungan Keluarga, jadi Dukungan Keluarga yang baik akan membuat Ibu lebih memperhatikan status imunisasi dasar lengkap anaknya sebesar 4,028 kali di bandingkan dengan dukungan keluarga yang kurang baik.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kecamatan Lolayan kabupaten Bolaang Mongondow.

2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kecamatan Lolayan kabupaten Bolaang Mongondow. 3. Tidak ada hubungan antara ketersediaan

fasilitas kesehatan dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Tungoi Kecamatan Lolayan kabupaten Bolaang Mongondow.

4. Ada hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kecamatan Lolayan kabupaten Bolaang Mongondow.

5. Ada hubungan antara Dukungan Petugas Kesehatan dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kecamatan Lolayan kabupaten Bolaang Mongondow.

6. Variabel dukungan keluarga adalah variabel yang paling dominan hubungannya dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tungoi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow.

SARAN

Saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian ini adalah:

a) Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow, Meningkatkan pengetahuan dengan mengikutkan sertakan petugas kesehatan pada pelatihan serta sosialisasi yang menyangkut dengan Imunisasi Dasar Lengkap dan melakukan rangsangan dengan mengadakan lomba antar wilayah kerja dengan memberikan hadiah atau penghargaan bagi Ibu-ibu yang mengimunisasikan secara lengkap kepada bayinya.

(10)

21 b) Bagi Puskesmas Tungoi, Khusus petugas

kesehatan baik dokter, bidan dan Perawat puskesmas agar lebih aktif dan giat untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang imunisasi dasar lengkap serta keluarganya tentang pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap, manfaat Imunisasi Dasar Lengkap dan Jadwal Imunisasi bagi bayinya. c) Bagi masyarakat, diharapkan kepada ibu yang mempunyai bayi usia 0-11 bulan agar dapat mengimunisasikan secara lengkap kepada bayinya .dan perlu adanya dukungan dari suami dan keluarga kepada ibu untuk mengimunisasikan bayinya secara lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2010a. Imunisasi tepat waktu sebagai pencegah PD3I. Dinkes Kota Surabaya. Online:(http://www.surabaya-ehealth.org/e-team/berita/imunisasi -pada-bayi-dan-balita) diakses pada tanggal 14 november 2014.

Simposia. 2012. Meluruskan isu miring imunisasi. Majalah Farmacia. Hal.54

Notoadmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta

Fitriyanti. I. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. UNG.

Anonimous. 2012a. Pedoman Pelaksanaan Imunisasi di Daerah Sulit (SOS). Depkes RI.

Sisfiani Sarimin, Amatus Yudi Ismanto, Rianty Worang. 2014. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibudalam

pemberian imunisasi dasar pada balita di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah Kerja Puskesmas Walantakan. Unsrat. Manado.

Mulyanti, Y.2013. Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis hubungan pengetahuan, sikap phbs guru UKS, ketersediaan fasilitas, ketersediaan dana PHBS, dukungan petugas kesehatan, dukungan kepala sekolah dan peraturan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga penderita dengan kepatuhan dalam program pengobatan tuberkulosis paru

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga dengan usia pertama

Kesimpulannya terdapat hubungan antara pemberian kompensasi, dan gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja cleaning service, sedangkan variabel sarana-prasarana tidak

Kesimpulan penelitian ini yaitu faktor iklim organisasi, kepemimpinan dan disiplin kerja terdapat hubungan yang bermakna antara iklim organisasi dengan efektivitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan tindakan seks pranikah siswa SMK Negeri 1 Tompasobaru,

Kandou Manado Hasil analisis hubungan antara faktor supervisi dengan penerapan universal precaution oleh perawat, menunjukkan bahwa responden dengan beban kerja

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan pada mahasiswa angkatan 2010 Fakultas