• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Analisa Komponen Kimia Minyak Atsiri Dan Uji Pestisida Nabati Hasil Isolasi Daun Sirih Hutan (Piper aduncum L) Pada Larva Lalat Buah (Bactrocela carambolae) Jambu Biji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Analisa Komponen Kimia Minyak Atsiri Dan Uji Pestisida Nabati Hasil Isolasi Daun Sirih Hutan (Piper aduncum L) Pada Larva Lalat Buah (Bactrocela carambolae) Jambu Biji"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki penduduk yang sebagian besar hidup dari pertanian. Kerugian yang umumnya terjadi dalam pertanian di berbagai Negara termasuk Indonesia dapat disebabkan karena adanya hama serangga, penyakit tanaman, tingginya persaingan dengan gulma di sekitarnya (Boadu et al, 2011). Keberadaan serangga pada suatu tanaman berkaitan dengan kebutuhan serangga untuk tempat berlindung, tempat reproduksi, dan memperoleh makanan. Banyak tanaman budidaya menjadi habitat bagi berbagai jenis serangga, baik secara permanen, ataupun sementara (Nurhadi, 2012). Berkaitan dengan hubungan serangga khususnya terhadap tumbuhan budidaya, serangga dikelompokkan sebagai serangga menguntungkan dan merugikan atau hama (Kartasapoetra, 1993).

Berbagai cara telah dilakukan dalam pengendalian hama serangga baik secara fisika, kimia, biologi maupun sstem pengendalian hama terpaduyang mengkombinasikan berbagai cara pengendalian hama. Salah satu cara yang digunakan dalam pengendalian hama serangga adalah dengan insektisida. Insektisida adalah salah satu bahan yang banyak digunakan secara luas untuk mengendalikan hama serangga dalam pertanian (Nurhayati, 2001). Saat ini, insektisida yang banyak digunakan adalah Insektisida sintetis. Insektisida sintetis dirasakan efektif karena penggunaanya yang mudah serta daya basmi yang luas (Kartasapoetra, 1993).

(2)

senyawa yang memiliki toksisitas tinggi dan tidak mudah untuk didegradasi secara alami sehingga dapat menghasilkan residu (Koul et al. 2008). Residu yang dihasilkan dapat masuk dalam sistem perairan dan tanah serta tertinggal pada hasil pertanian sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti nyeri pada bagian perut, gangguan pada jantung, ginjal, hati, mata, sistem pencernaan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Mourdou dan Balckwell, 1993 ; Hasanah et al. 2012).

Penggunaan pestisida alami merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi efek samping yang ditimbulkan oleh pestisida sintetis. Pestisida alami realtif tidak meracuni manusia, hewan bukan sasaran dan tanaman lainnya karena sifatnya yang mudah terurai sehingga tidak menimbulkan residu (Setiawan, 2010). Selain itu, dengan pemakaian pestisida alami dapat mengurangi resiko sifat resisten yang dapat timbul dari hama serangga terhadap insektisida (Li et al. 2010). Minyak atsiri merupakan salah satu senyawa volatil yang dapat diperoleh

dari berbagai tanaman dan telah diakui sebagai sumber bahan alam yang penting dalam pembuatan pestisida alami (Gbolade et al. 2000).

Penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara, menunjukkan bahwa minyak atsiri dari berbagai tanaman bersifat tidak hanya dapat mengusir hama serangga, namun juga menunjukkan penghambatan konsumsi oleh serangga tersebut (Isman. 2000).

Penelitian tentang famili tumbuhan yang potensial sebagai insektisida botani dari penjuru dunia telah banyak dilaporkan. Grainge dan Achmed 1998 melaporkan bahwa terdapat lebih dari 1000 spesies tumbuhan yang bersifat insektisida, lebih dari 380 spesies bersifat penghambat makan, lebih dari 270 spesies bersifat penolak, dan lebih dari 30 spesies bersifat menghambat pertumbuhan. Diantara famili tumbuhan yang potensial sebagai pestisida nabati yaitu Meliaceae, Annonaceae, Verbenaceae, Rutaceae, dan Piperaceae (Arnason et al. 1993).

Piperaceae mempunyai lebih kurang 1000 jenis tumbuhan yang terdiri dari

(3)

Menurut Aminah (1995) daun sirih hutan mengandung senyawa-senyawa seperti heksana, sianida, saponin, tanin, flavonoid, dan steroid, alkanoid, dan minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai insektisida. Dilapiole yang di isolasi dari daun sirih hutan juga dilaporkan mempunyai aktivitas insektisida terhadap kumbang Ceretoma tingomarianus. Minyak atsiri buah sirih hutan yang dianalisa melalui analisa GC-MS komponen senyawa kimia utama diantaranya yaitu γ-tripena, tetradekana, isokariofilen, α-kariofilen, naftalena, miristin, dan apioel (Yuliasri et al. 2003).

Hasil penelitian Arneti (2012), menunjukkan bahwa konsentrasi 0,5% ekstrak metanol daun sirih hutan dapat menyebabkan kematian larva Crocidolomia pavonana sebesar 17,7%. Sedangkan hasil penelitian oleh Bernard et al (1995), perlakuan dengan ekstrak etanol daun sirih hutan (Piper aduncum L) pada konsentrasi 0,4% (w/w) dalam pakan buatan dapat mematikan larva pengerak batang jagung Ostriniia nubialis sebesar 98%.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi komponen kimia minyak atsiri serta melakukan uji pestisida nabati dari hasil isolasi dan ekstrak etanol dari ampas sisa isolasi daun sirih hutan (Piper aduncum L) terhadap larva lalat buah Bactrocela carambolae pada jambu biji.

1.2. Permasalahan

1. Komponen senyawa kimia utama apakah yang terkandung dalam minyak atsiri daun Sirih hutan hasil hidrodestilasi menggunakan alat Sthal dan dianalisa dengan metode analisa GC-MS?

2. Bagaimanakah bioaktivitas minyak atsiri dan ekstrak etanol daun sirih hutan sebagai pestisida nabati terhadap larva lalat buah (Bactrocera carambolae) pada jambu biji ?

1.3. Pembatasan Masalah

1. Daun Sirih hutan diperoleh dari Pancur Batu, Deliserdang.

(4)

1.4. Tujuan Penelitian

2. Untuk mengetahui komponen senyawa kimia utama yang terkandung dalam minyak atsiri daun Sirih hutan yang berasal dari daerah Pancur Batu, Deliserdang melalui analisa GC-MS.

3. Untuk mengetahui potensi minyak atsiri dan hasil ekstrak etanol daun Sirih hutan (Piper aduncum L) sebagai pestisida nabati terhadap larva Bactrocela carambolae pada jambu biji.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang kimia organik mengenai komponen senyawa kimia yang terdapat dalam minyak atsiri dan potensi minyak atsiri dan hasil ekstrak etanol daun sirih hutan sebagai pestisida nabati.

1.6. Lokasi Penelitian

Uji penyulingan minyak atsiri dan ekstrak etanol daun Sirih hutan dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA USU Medan, untuk uji analisa spektroskopi GC-MS dilakukan di Laboratorium FMIPA-UGM, dan untuk uji pestisida nabati dilakukan di Laboratorium Badan Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Departemen Pertanian Medan.

1.7. Metodologi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah guru masih menggunakan metode ceramah dan masih terpacu pada buku teks sehingga guru masih mendominasi di kelas, dengan kata lain

Wanita yang saya kasihi Bernadeta Meiana, terimakasih juga telah banyak membantu saya dalam proses penyelesain skripsi ini, lancar juga kuliahnya buat kamu, semoga

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tepung daging limbah ikan lele sepenuhnya dapat menggantikan tepung ikan tanpa mempengaruhi bobot potong, namun

Lampiran 7 Hasil pengolahan SPSS uji beda Pendapatan sebelum dan sesudah memanfaatkan KUPS di Kabupaten Asahan (lanjutan). Paired

Panti Asuhan yang ada di Kota Salatiga yang membina anak-. anak dengan berbagai latar belakang

Perlakuan perendaman telur ayam ras dengan menggunakan ekstrak teh hijau yang disimpan selama dua minggu berpengaruh nyata (P<0,5) terhadap sifat organoleptik

2004, Analisis Permintaan dan Pengembalian Kredit Usaha Tani Oleh Rumahtangga Petani Padi Di Sumatera Barat , Tesis Magister Sains.. Program Sekolah Pascasarjana,

[r]