• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENANGANI PERILAKU BULLYING : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENANGANI PERILAKU BULLYING : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i

DAFTAR ISI

Hal. HALAMAN PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK . ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH. ... iv

DAFTAR ISI. ...vii

DAFTAR TABEL. ...ix

DAFTAR GAMBAR. ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah . ... 8

C. Tujuan Penelitian . ... 9

D. Manfaat Penelitian. ... 10

E. Asumsi Penelitian . ... 11

F. Hipotesis Penelitian . ... 12

G. Metode Penelitian ... 12

BAB II KONSEP BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DAN PERILAKU BULLYING A. Konsep Bullying. ... 14

(2)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii

C. Konsep Bimbingan Kelompok. ... 39

D. Konsep Teknik Role Playing . ... 58

E. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan . ... 69

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Prosedur Penelitian . ... 72

B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian . ... 73

C. Definisi Operasional... 75

D. Instrumen Penelitian... 77

E. Tahap Penelitian . ... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian . ... 89

B. Efektivitas Bimbingan kelompok melalui Teknik Role Playing untuk Menangani Perilaku Bullying Siswa. ... 97

C. Program Bimbingan Kelompok melalui Teknik Role Playing untuk Menangani Perilaku Bullying. ...100

D. Pembahasan . ...109

E. Keterbatasan Penelitian. ...121

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan . ...123

B. Rekomendasi. ...123

DAFTAR PUSTAKA. ...127

RIWAYAT HIDUP. ...130

LAMPIRAN-LAMPIRAN. ...131

(3)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii

2. Program Bimbingan Kelompok melalui Teknik Role Palying untuk Menangani Perilaku Bullying Siswa

3. Hasil Validitas dan Reliabilitas 4. Hasil Analisis Data Penelitian

DAFTAR TABEL

Tabel. Hal.

3.1 Desain Penelitian. ... 72 3.2 Subjek Penelitian . ... 74 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Perilaku Bullying Siswa Sekolah

Dasar. ... 77 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Karkteristik Tokoh Pelaku Bullying

Siswa Sekolah Dasar. ... 78 3.5 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol. ... 81 4.1 Gambaran Umum Pelaku Bullying. ... 92 4.2 Gambaran Umum Bentuk Perilaku Bullying pada Pelaku Bullying. .... 93 4.3 Gambaran Umum Pelaku Bullying pada Aspek Agresif Impulsif. ... 94 4.4 Gambaran Umum Pelaku Bullying pada Aspek Kurang atau Tidak

Empati. ... 95 4.5 Gambaran Umum Pelaku... 96 4.6 Gambaran Umum Bentuk Perilaku Bullying pada Pelaku Bullying. .... 97 4.7 Gambaran Umum Pelaku Bullying pada Aspek Agresif Impulsif ... 98 4.8 Gambaran Umum Pelaku Bullying pada Aspek Kurang atau Tidak

(4)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv

4.10 Hasil Uji t Berpasangan Kelas Pretest dan Posttest kelas

Eksperimen. ...117 4.11 Hasil Perhitungan Gain Skor pada Kelas Eksperimen dan Kontrol. .118 4.12 Hasil Uji t Berpasangan Gain Skor kelas Eksperimen dan Kontrol. .119

DAFTAR GAMBAR

Gambar. Hal.

(5)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

(6)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) menegaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Guna mencapai tujuan tersebut, diperlukan kondisi belajar yang kondusif dan jauh dari kekerasan. Dengan demikian, perlu adanya pengkondisian pendidikan khususnya di lingkungan sekolah oleh komponen-komponen yang ada yaitu guru dan siswa untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan jauh dari kekerasan baik di jenjang pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA, maupun di Perguruan Tinggi.

Kondisi belajar yang kondusif dan jauh dari kekerasan di setiap jenjang pendidikan masih dirasa belum sepenuhnya terjadi, termasuk di pendidikan Sekolah Dasar. Maraknya perilaku kekerasan di lapangan atau di sekolah yang tidak terkendali merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresif atau yang dikenal sebagai bullying.

(7)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

him/her under stress”. Olweus juga mengatakan hal yang serupa bahwa perilaku bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan

tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang “repeated during successive encounters”. Seseorang dianggap sebagai korban bullying apabila dihadapkan pada tindakan negatif dari seseorang atau lebih, dilakukan berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu. Selain itu, perilaku bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korban berada pada kondisi yang tidak berdaya mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang diterimanya.

Menurut Coloroso (2006), bullying akan selalu melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror. Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Olweus (1993) yang menyatakan bahwa, “Bullying merupakan sebuah perilaku agresif yang berulang,

dengan intensi yang negatif, diarahkan dari seorang anak kepada anak yang lain, dan ada kekuatan yang tidak seimbang. Perilaku agresif ini meliputi perilaku fisik atau verbal yang merupakan perilaku terus menerus dan bertujuan untuk menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain”. Agresivitas dapat menjadi bullying jika seorang anak mempunyai target orang tertentu sehingga perilaku

tersebut diarahkan kepada orang yang biasanya lemah dan tidak berdaya (Papalia, 2004).

(8)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahwa bullying menjadi masalah terbesar yang dihadapi siswa SD dalam bidang sosial, yakni sebesar 42,59%. Sebanyak 224 orang siswa mengaku sering diganggu, diejek, dimintai uang dan dikucilkan oleh teman atau kakak kelasnya di sekolah. Sementara itu, siswa yang membentuk kelompok atau gang di sekolah mencapai 130 orang atau 24,71%.

Bullying sebagai perilaku agresif sesungguhnya adalah sebuah situasi yang

tercipta ketika tiga karakter tokoh utama melakukan aksinya dan memungkinkan mereka berada dalam satu tempat (Coloroso, 2006). Adapun ketiga tokoh utama tersebut ialah antara pelaku (bully), korban (victim) dan penonton (bystander).

Penelitian Banks (1997) di Scandinavia menunjukkan terdapat korelasi yang kuat antara bullying yang dilakukan oleh siswa selama beberapa tahun di sekolah dengan kecenderungan mereka menjadi pelaku kriminal saat dewasa. Penelitan tersebut memberikan gambaran bahwa bullying bisa membentuk sebuah kepribadian yang menempatkan seorang anak pada perjalanan dan pengalaman hidup yang kelam.

(9)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bullying. Kondisi interrelasi antara disfungsi keyakinan dan disruptive behavior

ini akan terus berlanjut sehingga membentuk vicious circle yang tak terputus. Saripah (2010: 7), di dalam hasil studi pendahuluannya juga menunjukkan akibat permasalahan-permasalahan dalam hubungan sosial dengan teman sebaya khususnya sebagai dampak dari perliku bullying, siswa menjadi mudah bosan (54, 94%), menjadi suka marah-marah (41,83%) dan merasa tidak nyaman atau ketakutan di sekolah (11, 41%). Selain itu, terdapat sebanyak 32 orang siswa (6,08%) yang merasa terkadang ingin bunuh diri karena frustrasi.

Sekaitan dengan perilaku agresif, apapun bentuknya, memiliki dampak buruk baik bagi pelaku, maupun bagi korban. Hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan kekuasaan pada pelaku bullying yang berasal dari kalangan siswa/siswi yang merasa lebih senior melakukan tindakan tertentu kepada korban yaitu siswa/siswi yang lebih junior dan mereka merasa tidak berdaya karena tidak dapat melakukan perlawanan.

(10)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Upaya intervensi untuk menangani perilaku bullying yang terjadi di kalangan para siswa sekolah dasar dapat dilakukan menggunakan teknik atau cara yang sesuai dengan tugas perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar. Temuan penelitian Kartadinata, dkk. (1999) menunjukkan bahwa program bimbingan dan konseling di sekolah akan berlangsung secara efektif, apabila didasarkan pada kebutuhan nyata dan kondisi objektif perkembangan peserta didik. Selain itu, karakteristik siswa sekolah dasar juga menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan upaya intervensi terhadap perilaku bullying.

Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah tentunya tidak akan terlepas dari tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu untuk membantu lembaga pendidikan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Selain itu, bimbingan dan konseling tentunya juga harus memberikan kontribusi yang nyata dengan menyelenggarakan atau memberikan intervensi serta bantuan kepada seluruh siswa yang dikemas dalam layanan-layanan bimbingan dan konseling.

(11)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam hal ini, salah satu layanan bimbingan konseling yang mampu diterapkan untuk menangani bullying siswa sekolah dasar yang sesuai dengan tugas perkembangan, kebutuhan, dan karakteristik anak Sekolah Dasar adalah menggunakan layanan bimbingan kelompok melalui media permainan atau disebut juga sebagai terapi bermain (Play Therapy) khususnya dengan menggunakan teknik role playing. Melalui bimbingan kelompok, siswa dapat diberikan informasi sehingga membantu untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman dengan lebih baik terhadap suatu permasalahan. Di samping itu, penataan yang berbentuk kelas diharapkan mampu mengatasi keterbatasan tenaga dan waktu sehingga pelaksanaan menjadi efektif dan efisien. Menurut Winkel (1997) bimbingan kelompok sangat bermanfaat karena melalui interaksinya dengan anggota-anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan psikologis seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagi perasaan, kebutuhan untuk menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan untuk menjadi lebih independen serta mandiri.

(12)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbagai situasi yang dibayangkan. Selain itu, bermain juga dapat memperjelas abstraksi”.

Menurut Romlah (2001), teknik role playing adalah suatu alat belajar untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya. Artinya, situasi yang diperankan adalah sesuai dengan kehidupan yang sebenarnya. Sejalan dengan hal tersebut, Watson, dkk (1992) menyampaikan bahwa “Keistimewaan dari teknik role playing adalah melibatkan pengalaman anak.” Selain itu, Brown (1994) juga

mengungkapkan bahwa role playing digunakan untuk membantu individu mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap diri mereka sendiri, orang lain, atau untuk latihan perilaku.

(13)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tujuan pemberian intervensi melalui teknik role playing. Pada dasarnya perilaku bullying erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan pribadi dan sosial

individu. Jika anak secara pribadi memiliki kemahiran menangkis celaan dengan santai dan tidak mudah terpancing emosi, maka pelaku bullying tidak akan mendapatkan celah untuk melakukan penyerangan. Begitu pula dengan anak sebagai pelaku bullying, sebaiknya dibangkitkan kesadaran dan belajar bersikap empati terhadap anak yang lain dalam hubungan sosialnya.

Uraian di atas menguatkan bahwa teknik role playing merupakan salah satu teknik yang diperlukan untuk menangani perilaku bullying siswa sekolah dasar. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut. Maka sangat perlu diadakan penelitian terhadap fenomena di atas dengan judul “Efektivitas Bimbingan Kelompok melalui Teknik Role Playing untuk Menangani Perilaku Bullying

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium

Percontohan UPI)”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi permasalahan yang erat kaitannya dengan penggunaan teknik role playing dalam menangani perilaku bullying di sekolah dasar. Pertama, meluasnya dampak dari perilaku bullying, menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan memiliki fokus pada

(14)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meningkatkan empatinya (Totten, et al., 2004; Sciara, 2004; Sander & Phye, 2004; Elliot, et al., 2008; dalam Saripah, 2010).

Kedua, mengingat dampak negatif yang disebabkan oleh bullying yang

semakin meluas baik secara fisik maupun psikologis, menyebabkan pentingnya untuk mengenali perilaku ini. Mengekplorasi kejadian dan dampaknya akan dapat memberikan informasi mengenai orang-orang yang terlibat, tempat terjadinya, dan urutan perilaku yang terjadi dalam kejadian tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya intervensi yang sistematis berdasarkan tugas perkembangan siswa sekolah dasar guna menangani perilaku bullying. Upaya intervensi yang akan diberikan ialah dengan menggunakan bimbingan kelompok melalui terapi bermain, khususnya menggunakan teknik role playing. Tujuannya adalah untuk meningkatkan dua dimensi yang melekat pada diri siswa yaitu dimensi pribadi dan sosial, karena pada dasarnya perilaku bullying ini erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan pribadi dan sosial individu serta bullying merupakan bagian pola perilaku antisosial yang lebih umum, yang berhubungan dengan peningkatan kemungkinan perilaku menyimpang.

(15)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan menguji efektivitas bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying di sekolah dasar. Secara terperinci, penelitian bermaksud mengkaji dan memperoleh gambaran secara teoritis dan empiris mengenai keefektivan bimbingan kelompok teknik role playing untuk menangani perilaku bullying di Sekolah Dasar Laboratorium

Percontohan UPI Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan mempunyai manfaat dalam pengembangan imlu maupun pelaksanaan bimbingan dan konseling khususnya dalam jalur formal.

1. Manfaat teoretik

Penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah pendidikan, khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling mengenai pelaksanaan bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying.

2. Manfaat praktik

(16)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bidang studi, seyogyanya memberikan pemahaman tentang sebab dan akibat dari perilaku bullying yang disajikan secara terpadu dalam bidang studi tertentu seperti bidang studi Agama dan PKn ; (c) pihak sekolah khususnya kepala sekolah, untuk mengembangkan kesadaran dalam mengantisipasi gejala daan menangani perilaku bullying melalui program bimbingan dan konseling yang terintegrasi dalam

program sekolah; dan (c) para peneliti selanjutnya, untuk memperdalam kajian mengenai perilaku bullying dari berbagai variabel yang memengaruhinya.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah sebagai berikut.

1. Dibutuhkan suatu upaya intervensi yang tepat untuk menangani perilaku bullying, agar dampak negatif yang dihadapi oleh anak tidak berkepanjangan.

(17)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penanganan perilaku bullying yang dimulai secara intensif di lingkungan sekolah. Melihat hasil penelitian yang menunjukkan intensitas dari sedang menjadi tinggi maka pemberian intervensi terhadap siswa pelaku bullying dianggap perlu dilakukan sedini mungkin, sebelum intensitas tersebut bereskalasi dari tinggi menjadi tinggi sekali.

2. Bermain merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan anak (Bruner dalam Hurlock, 1980). Oleh karena itu, upaya intervensi yang mampu diterapkan untuk menangani perilaku bullying terhadap siswa sekolah dasar yang sesuai adalah menggunakan bimbingan kelompok melalui sarana permainan atau disebut sebagai terapi bermain (play therapy) khususnya dengan teknik role playing.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah: “bimbingan kelompok melalui teknik role playing efektif untuk menangani perilaku bullying di Sekolah Dasar

Laboratorium Percontohan UPI Bandung.”

G. Metode Penelitian

(18)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

eksperimen – nonequivalent (pretest dan posttest) control group design dengan melakukan pengukuran sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah pemberian perlakuan intervensi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket pengungkap bullying sebagai instrumen utama guna mengungkap bentuk perilaku bullying dan karakteristik perilaku bullying.

Pengolahan hasil penelitian diolah dengan menggunakan teknik persentase dan uji normalitas. Digunakan pula t-test untuk mengetahui keefektifan bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam menangani perilaku bullying. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI

(19)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Prosedur Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memudahkan proses analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik mengenai tingkat efektivitas bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam menangani perilaku bullying yang secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses

analisis penafsirannya. Sedangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian kuasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Jack R.

Frankel, Norman E. Wallen dan Creswell (2008: 313) berpendapat bahwa “

Quasi-experimental designs do not include the use of random assignment. Researchers

who employ these design rely instead on other techniques to control (or at least

reduce) threats to internal valaidity.

(20)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

semua variabel bebas dan terikat secara ketat. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain eksperimen semu yang digunakan adalah nonequivalent (pretest dan posttest) control group design dimana kelas eksperimen maupun kelas kontrol

tidak dipilih secara ran dom (Sugiyono, 2008: 79). Desain penelitian disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Keterangan:

O1 = Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

O2 = Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

X = Perlakuan bimbingan kelompok melalui teknik role playing

B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (SD Laboratorium Percontohan UPI) Bandung yang beralamat di Jalan Sanjayaguru No. 1 Bandung 40154. Dipilihnya SD Laboratorium Percontohan UPI sebagai lokasi penelitian dikarenakan belum ada sebuah program kegiatan yang khusus dilaksanakan untuk menangani perilaku

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

(21)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bullying. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara juga ditemukan fakta-fakta

yang menunjukkan adanya praktik bullying.

2. Subjek Penelitian

Penelitian menggunakan teknik penarikan subjek penelitian secara purposive sampling, artinya penarikan subjek penelitian yang dilakukan atas dasar

tujuan atau pertimbangan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah untuk menangani pelaku bullying dengan menggunakan teknik role playing.

Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung, dengan pertimbangan bahwa siswa kelas 5 Sekolah Dasar telah berinteraksi dengan teman sebaya (baik sebagai adik kelas maupun sebagai kakak kelas) dalam waktu yang relatif memadai sehingga memungkinkan pernah mendapatkan pengalaman bullying.

Adapun rincian subjek penelitian disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2

Subjek Penelitian

Kelas Jumlah

Eksperimen 23

(22)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Definisi Operasional

1. Bullying

Bullying dalam penelitian ini ialah suatu bentuk perilaku agresif yang

dilakukan oleh siswa kelas 5 SD Laboratorium Percontohan UPI secara sadar dan sengaja, berulang-ulang, dan memiliki tujuan tertentu serta akan memunculkan teror jika eksalasi perilaku bullying meningkat tanpa henti. Selain itu, perilaku bullying dilakukan dalam ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan target

bullying, baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun verbal.

Bullying memiliki beberapa bentuk perilaku, yaitu: (1) bullying fisik,

seperti memukul, mencekik, mendorong, menggigit, meludahi teman, merusak dan menghancurkan barang-barang teman, menarik baju, menjewer, menjambak, menginjak kaki, dan menampar; (2) bullying relasional, seperti mendiamkan, memandang yang merendahkan, helaan nafas, memberi cibiran, tawa mengejek, memandang sinis, memandang penuh ancaman, mengucilkan, dan memelototi; (3) bullying verbal, seperti julukan nama yang buruk, mencela, memfitnah, menghina,

(23)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Karakteristik Tokoh Pelaku Bullying

Karakteristik tokoh pelaku bullying dalam penelitian ini merupakan sifat yang dimiliki oleh siswa kelas 5 SD Laboratorium Percontohan UPI sebagai pelaku bulllying, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Berperilaku agresif impulsif, meliputi: senang mengganggu orang lain, melakukan tindakan destruktif saat marah, mudah tersinggung karena hal-hal sepele, emosi meledak-ledak, menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan, menampilkan sikap permusuhan pada orang lain, memiliki kecenderungan melanggar aturan (tidak berdisiplin), senang menyerang pendapat orang lain, dan senang memberi perintah (mendominasi) orang lain. b. Kurang atau tidak empati, meliputi: mudah memaksakan kehendaknya pada

orang lain, tidak peduli pada posisi kekuasaannya, senang melihat orang lain dalam kesulitan, senang menonjolkan diri (sombong), tidak merasa bersalah setelah menyakiti hati atau fisik orang lain, mementingkan disi sendiri, tidak menunjukkan penghargaan kepada orang lain, dan tidak memikirkan konsekuensi dari suatu perbuatan.

3. Teknik Role Playing

(24)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam melaksanakan teknik role playing adalah sebagai berikut: (a) menghangatkan suasana dan memotivasi siswa, (b) memilih partisipan/peran, (c) menyusun tahap-tahap peran, (d) menyiapkan pengamat, (e) pemeranan, (f) diskusi dan evaluasi, (g) pemeranan ulang, (h) diskusi dan evaluasi tahap dua, (i) membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

(25)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Perilaku Bullying Siswa Sekolah Dasar

Variabel Subvariabel Indikator Nomor Jumlah

Bullying Bullying Fisik Memukul Menendang

Melempar dengan barang Menarik baju

Menjambak

Meminta uang dengan paksa Menginjak kaki

Menyenggol bahu dengan sikap memusuhi

Merusakkan barang teman

Merebut barang teman secara paksa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 Bullying Verbal Membentak Menuduh/memfitnah

Memanggil dengan julukan yang buruk Menyoraki beramai-ramai

Mencela,

Meledek/mengejek,

Mempermalukan di depan umum, Meneriaki dengan kata-kata kasar, Menggosip, Menghina 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10 Bullying Relasional

(26)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Memandang dengan pandangan merendahkan/melecehkan Mencibir

Memelototi

Memperlihatkan isyarat tubuh yang menandakan permusuhan

(meludah/mengacungkan tinju) Menghalangi jalan/menjegal Meneror dengan SMS

25 26 27 28 29 30

Jumlah 30

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Karakteristik Tokoh Pelaku Bullying Siswa Sekolah Dasar

Variabel Subvariabel Indikator Nomor Jumlah

Karakteristik Tokoh Pelaku Bullying Menampilkan perilaku agresif impulsif

Menampilkan sikap bermusuhan pada orang lain

Senang memberi perintah (mendominasi) orang lain Senang mengganggu orang lain Mudah tersinggung karena hal sepele Emosi meledak-ledak

Menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan

Melakukan tindakan destruktif saat marah

Menyukai hal-hal berbau kekerasan Senang menyerang pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya Memiliki kecenderungan melanggar aturan (tidak disiplin)

1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 11,12 13,14 15,16,17 18,19,20 21,22 22 Kurang atau tidak memiliki empati

Senang melihat orang lain dalam kesulitan

Tidak merasa bersalah setelah menyakiti hati/fisik orang lain

Mementingkan diri sendiri

Tidak menunjukkan penghargaan

23,24 25,26 27,28 29,30,31

(27)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada orang lain

Tidak memikirkan konsekuensi dari suatu perbuatan.

Senang menonjolkan diri (sombong)

32,33 34,35

Jumlah 35

2. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian, lebih dahulu dilakukan uji coba kepada subyek yang memiliki

karakteristik yang serupa dengan sampel penelitian. Hal ini bertujuan untuk memiliki

tingkat validitas dan reliabilitas tinggi (Azwar, 2004).

a. Uji Validitas

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen diolah dengan menggunakan rumus korelasi product moment yng dikemukakan oleh Karl Pearson.

(28)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Instrumen pengungkap karakteristik bullying siswa sekolah dasar (SD), hasil validitas menunjukkan bahwa dari 35 butir pernyataan diperoleh sebanyak 29 butir pernyataan yang menunjukkan tingkat validitas yang kuat atau tinggi dan 6 butir pernyataan menunjukkan tingkat validitas yang rendah.

2) Instrumen pengungkap bullying siswa sekolah dasar (SD), menunjukkan hasil uji validitas yaitu terdapat 28 butir pernyataan memiliki validitas tingkat kuat atau tinggi dan 2 butir pernyataan menunjukkan tingkat validitas yang rendah.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Adapun untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus dari Alpha Cronbach.

Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan klasifikasi perbandingan r11 dengan rtabel. Kaidah keputusan untuk menguji

tingkat reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut. Jika r11 > rtabel berarti reliabel, dan

Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel

Jika hasil r11 = 0, 83

(29)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

besar dari rtabel sebesar 0,202, maka semua data yang dianalisis dengan metode

alpha adalah reliabel.

Hasil dari olah data melalui uji validitas dan reliabilitas diperoleh data yang layak dalam proses analisis berikutnya.

E. Prosedur Analisis Data

1. Pengujian Persyaratan Analisis

Pada penelitian ini diupayakan pengujian normalitas sebaran data. Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas sebaran data dilakukan dengan membandingkan nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Probabilitas dengan nilai signifikannya adalah 0,05. Dengan dasar pengambilan keputusan bahwa: P dari koefisien K-S > 0,05, maka data berdistribusi normal dan P dari koefisien K-S < 0,05 makaa data tidak berdistribusi normal.

Hasil pengujian yang dilakukan terhadap data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, sebagaimana yang ada dalam Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5

Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttes pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(30)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.5 hasil output SPSS test normality menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) pretest kelas eksperimen sebesar 0.200, pretest di kelompok kontrol sebesar 0.200, posttest kelas eksperimen sebesar 0.200, dan postets kelas kontrol sebesar 0.200. Sedangkan nilai signifikansi uji () sebesar 0,05. Karena signifikansi hasil lebih besar dari signifikansi uji (K-S > ), maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data yang dihasilkan adalah berdistribusi secara normal.

2. Metode Analisis Data

a. Deskripsi Data

(31)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berdasarkan pengamatan awal, dan akhir kelompok yang diberikan bimbingan kelompok melalui teknik role playing.

b. Teknik Analisis Data

1) Analisis Rasional

Intervensi penelitian melalui bimbingan kelompok melalui teknik role playing disusun berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan-kebutuhan

yang dirasakan siswa dengan melakukan pemberian instrumen kepada siswa. berdasarkan hasil identifikasi, terdapat beberapa kebutuhan yang dirasakan oleh siswa khususnya yang berkaitan dengan perilaku bullying.

Penyusunan intervensi bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying siswa mengikuti

tahapan-tahapan sebagai berikut.

a) Melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan siswa terkait dengan perilaku bullying siswa

b) Menyusun intervensi bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying siswa

c) Menguji efektivitas intervensi bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying siswa.

Guna memperoleh bangun dan substansi intervensi yang teruji secara rasional konseptual, intervensi bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying siswa mendapat masukan

(32)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

M. Pd., Dr. Mubiar Agustian, M. Pd., dan Dr. Nani M Sugandi, M. Pd. Masukan dari para pakar tersebut dapat diinventarisasi sebagai berikut: a) Sistematika, redaksi dan ketatabahasaan intervensi agar mengacu pada

tata penulisan yang baku. Tujuannya adalah agar intervensi bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying siswa dapat mudah dipahami oleh siswa.

b) Struktur satuan layanan yang digunakan agar disesuaikan dengan rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur sekolah khususnya jenjang Sekolah Dasar: tujuan yang hendak dicapai, gunakan standar kompetensi kemandirian siswa, strategi, isi dan jenis layanan bimbingan.

2) Analisis Empirik

(33)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data yang telah terkumpul disajikan dalam bentuk persentase. Selain itu, untuk mengelompokkan kategori perilaku bullying siswa digunakan skor 1 yang kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori sesuai dengan asumsi teori yang melandasi instrumen pengungkap bullying siswa sekolah dasar. Namun, dalam penelitian ini memiliki batasan bahwa kategori perilaku bullying siswa kelas V sekolah dasar yang menjadi fokus adalah kategori

pelaku bullying siswa kelas V sekolah dasar.

Langkah analisis untuk menjawab rumusan penelitian yang pertama yaitu gambaran karakteristik perilaku bullying siswa kelas V sekolah dasar dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Mendistribusikan skor skala responden pada tabel konversi skor yang ditunjukkan untuk memberikan makna nilai diagnostik pada setiap skor.

2) Menghitung rata-rata skor responden pada setiap item indikator kemudian ditentukan nilai ambangnya (rata-rata dari rata-rata) untuk menentukan indikator karakteristik perilaku bullying siswa yang tinggi sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan isi bimbingan kelompok melalui teknik role playing.

3) Untuk melihat gambaran karakteristik perilaku bullying siswa kelas V sekolah dasar secara keseluruhan maupun gambaran pada setiap aspek, dipergunakan teknik menghitung persentase. Rumus persentase yang digunakan sebagai berikut.

1) Persentase aspek = �

(34)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Persentase indikator = � � �

� � � 100%

3) Persentase item = �

� � �100%

Rumusan penelitian kedua diformulasikan ke dalam hipotesis sebagai

berikut: “Bimbingan kelompok melalui teknik role playing efektif untuk menangani perilaku bullying siswa kelas V sekolah dasar”. Teknik statistik yang digunakan untuk uji hipotesis penelitian adalah uji dua data sampel independen. Uji-t independen digunakan untuk menganalisis keefektivan bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk menangani perilaku bullying siswa kelas V sekolah dasar antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.

Tujuan uji-t adalah untuk membandingkan kedua data hasil pretest dan posttest tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan

generalisasi yang berupa dua variabel.

Adapun prosedur pengujian efektivitas bimbingan kelompok melalui teknik role playing adalah menghitung data normalized gain (N-Gain). Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui selisih antara skor posttest dengan pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol. Adapun rumusnya adalah sebagai

berikut.

�= −

� � �

(35)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ini yang menyatakan bahwa : H0 = bimbingan kelompok melalui teknik role

playing tidak efektif untuk menangani perilaku bullying siswa pada siswa kelas V

SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung, H1 = bimbingan kelompok melalui

teknik role playing efektif untuk menangani perilaku bullying siswa pada siswa kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Taraf keyakinan () yang digunakan sebagai kriteria dasar pengambilan keputusan hipotesisnya adalah pada taraf signifikansi 5% atau  = 0,05. Dengan demikian pengambilan keputusannya adalah : 1) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima; dan 2) Jika thitung <

ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

F. Tahap Penelitian

[image:35.595.113.513.210.784.2]

Guna mewujudkan penelitian yang terarah, sistematis dan baik, dalam beberapa tahapan penelitian. Adapun tahapan-tahapan yang dimaksud tersaji pada Gambar 3.1. berikut ini.

Studi pendahuluan

Perumusan masalah

Kajian literatur: bullying, bimbingan kelompok melalui teknik role playing, karakteristik siswa Sekolah Dasar

(36)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

[image:36.595.119.508.135.619.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2. Tahapan Penelitian Permohonan ijin untuk

menggunakan instrumen pengungkap perilaku bullying

Tes awal (pretest)

Intervensi bimbingan kelompok melalui teknik role playing

Tes akhir (posttest)

Pengolahan dan analisis data

Pembahasan

(37)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Bimbingan kelompok melalui teknik role playing efektif menurunkan indikator perilaku bullying siswa di SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung pada aspek agresif impulsif yaitu perilaku menyukai hal-hal yang berbau kekerasan, mudah tersinggung karena hal sepele, dan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan. Sedangkan pada aspek kurang atau tidak empati, efektif menaikkan indikator pada perilaku tidak memikirkan konsekuensi dari suatu perbuatan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak sebagai berikut. 1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai salah satu acuan penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling terutama dalam menangani perilaku bullying siswa, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Studi kebutuhan atas perilaku bullying siswa b. Analisis terhadap hasil kebutuhan

(38)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Menyusun satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan hasil studi kebutuhan siswa atas perilaku bullying

e. Melaksanakan dan mengevaluasi dari pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling untuk menangani perilku bullying.

2. Bagi Guru Bidang Studi

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang memiliki sistem tematik dalam menyampaikan bidang studi ketika kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut, guru seyogyanya membantu konselor mengidentifikasi siswa yang membutuhkan pelayanan bimbingan konseling khususnya mengenai perilaku bullying dan berpartisipasi dalam memberikan penanganan perilaku bullying yang disajikan secara terpadu atau terintegrasi dalam bidang studi

tertentu seperti bidang studi Agama dan PKn. 3. Bagi Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi sekolah, antara lain.

a. Sebagai penanggung jawab kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling khususnya untuk menangani perilaku bullying.

b. Mengkoordinir segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan berlangsung di sekolah khususnya untuk menangani perilaku bullying, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.

(39)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang efektif dan efisien, salah satunya untuk menangani perilaku bullying siswa.

d. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.

e. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada pihak-pihak terkait, terutama Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.

f. Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang Bimbingan dan Konseling.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Memfokuskan pada intervensi terhadap tokoh bullying lainnya, yaitu penonton (bystander) bullying.

b. Mengembangkan bimbingan kelompok dengan teknik bimbingan konseling yang lain untuk menangani perilaku bullying siswa, misalnya teknik modelling, assertive training, sosiodrama, desentisasi sistematis, dan lain sebagainya.

(40)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(41)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Baldry, A. C. (2004). “The Impact of Direct and Indirect Bullying on the

Mental and Physical Health of Italian Youngsters” . Aggressive Behaviour. 30 , 343–355.

Beane, Allan L. (2008). Protect Your Child from Bullying. San Fransisco: Jossey-Bass.

Coloroso, Barbara. (2006). Penindasan, Tertindas, dan Penonton; Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. (Terj. Oleh Santi Indra Astuti). Jakarta: Serambi.

Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Espelage, Dorothy L., & Swearer, Susan M. (2004). Bullying in American

Schools: A Social-Ecological Perspective on Prevention and Intervention. London: Lawrence Erlabaum Associates Publisher.

Greeff, P., & Grobler, A. (2008). “Bullying During the Intermediate School Phase: A South African Study”. Childhood. 15, (1), 127–144.

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Komara, Endang. (2009). Model Bermain (Role Playing) dalam Pembelajaran Partisipatif [Online]. Tersedia: http://alhafizh84.wordpress.com/2009/12/21/model-bermain-peran-dalam-pembelajaran-partisipatif/ [15 Juli 2010]

Lines, D. (2008). The Bullies: Understanding Bullies and Bullying. London: Jessica Kingsley Publishers.

Lawson, et al. (2010). “Methods and Techniques. Confronting Prejudiced Comments: Effectiveness of a Role-Playing Exercise “. Journal Teaching of Psichology. 37, 257-261.

(42)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Milsom, Amy., Gallo, Laura L. (2006). Bullying in Middle Schools: Prevention and Intervention. National Middle School Association (NMSA). 37, (3), 12-19.

Pehrsson, D. E., & Aguilera, M. E. (2007). Play Therapy: Overview and Implications for Counselors (ACAPCD-12). Alexandria, VA: American Counseling Association.

Riauskina, Intan Indira. dkk. (2005). ”Gencet-Gencetan” Di Mata Siswa/Siswi Kelas I SMA : Naskah Kognitif Tentang Arti Skenario,

dan Dampak ”Gencet-Gencetan”. Jurnal Psikologi Sosial. 12, (01). Rigby, K. (1997). Attitudes and Beliefs About Bullying Among Australian

school children. Iris Journal of Psychology. (18), 202-220.

Rigby, K. (2002). A New Perspective on Bullying. London: Jessica Kingsley. Rigby, K. (2003). Addressing bullying in schools: Theory and practice.

Trends & Issues in Crime and Criminal Justice, No 259, 1-6.

Rivers, Ian. et al. (2007). Bullying: A Handbook for Educators and Parents. London: Praeger Publisher.

Rochmah, Elfi Yuliani. (2005). Psikologi Perkembangan. Ponorogo: Teras. Rogers, Sue. and Evans, Julie. (2008). Inside Role-Play in Early Childhood

Education. New York: Routledge.

Romlah, T. (2001). Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Penerbit UM.

Russ, W. Sandra. (2004). Play In Child Development And Psychotherapy, Towards Empirically Supported Practice. New Jersey: Lowrence Erbaum Association Publisher.

Santoso, Singgih. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: Elex Media Komputindo.

(43)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiawati, Octa Reni. (2010). Bullying: Kekerasan Teman Sebaya Di Balik

Sekolah. [Online]. Tersedia:

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=200806232032 08 [15 Juli 2010].

Shaughnessy, Jhon J. et al. (2007). Metode Penelitian Psikologi. (Terj. Oleh Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Simon, dkk. (2007). Model permainan di sekolah dasar berdasarkan pendekatan DAP (developmentary appropriate practice). Laporan penelitian. Tidak diterbitkan. FIP UPI.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Saodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI dan Rosdakarya.

Susetyo, Budi. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: Refika Aditama.

Swearer, Susan M. et al. (2009). Bullying Prevention and Intervention: Realistic Strategies for Schools. New York: Guilford Press.

Wilson, et al. (1992). Play Therapy: A Non-directive Approach Children and Adolescents. United of Kingdom: Baillière Tindall.

Yusuf, Syamsu LN. dan Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI dan Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu LN. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya.

(44)

Tri Murni Setiyawati, 2012

Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying

: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Gambar

Tabel.
Gambar.
Tabel 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.2 Subjek Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik yang duduk di Kelas IV berada pada rentang usia 9-10 tahun, berarti mereka telah memiliki kesadaran untuk merespons dengan lebih sesuai terhadap

Pentingnya penguasan keterampilan sosial yang difokuskan pada perilaku prososial peserta didik sekolah dasar dapat mendukung perkembangan sosialnya, sehingga peserta

“ Gejala-gejala yang dapat memberikan indikasi mengenai kesulitan seseorang dalam menyesuaikan diri, di antaranya adalah : perilaku membangkang, mudah tersinggung,

konseling spiritual teistik dalam meningkatkan kesadaran beragama mahasiswa. Adapun perhitungan analisis datanya menggunakan SPSS 16.0 for windows.. Analisis data

Observasi sebagai dijadikan sebagai bentuk alat kontrol atau penilaian terhadap percaya diri siswa. Melalui observasi yang dilakukan dapat mengetahui bagaimana tingkah

Adapun perbedaan lainnya antara penelitian ini dengan penelitian- penelitian terdahulu yaitu sasaran penelitiannya pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Hal tersebut sebagai upaya

Bersumber pada hasil penelitian yang dilakukan dan telah dijelaskan, penulis menyimpulkan adanya pengaruh signifikan pada penerapan teknik role playing terhadap perilaku