SOAL
&
PEMBAHASAN
KIMIA ANALISIS
DASAR
untuk Mahasiswa Sains dan Teknik
Ditulis oleh Bimmo Dwi Baskoro, S.Si.
PENGANTAR PENULIS
Saat ini, perkembangan ilmu kimia khususnya bidang ilmu kimia analisis
cukup pesat dan terus mencapai kemajuan yang cukup signifikan kaitannya dalam
berbagai bidang. Kimia analisis dasar diajarkan dalam aneka ragam cara pada
universitas yang berbeda-beda. Beberapa diperuntukkan mahasiswa kimia;
lainnya merupakan kuliah layanan untuk mahasiswa dalam bidang-bidang lain
seperti pertanian, biologi, rekayasa, dan teknologi kedokteran.
Kimia analisis sama tuanya dan sama barunya seperti ilmu kimia itu
sendiri. Cukup adil untuk dikatakan bahwa riset analisis telah digiring dalam
perubahan kimia yang ilmiah dan kuantitatif.
Kimia analisis dapat dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat atau senyawa.
Kaitannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel
(contoh). Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Kedua hal tersebut dapat dipahami jika
menguasai dasar-dasar kimia analisis secara menyeluruh.
Sejalan dengan perkembangan ilmu kimia analisis, semakin banyak pula
hal-hal yang dapat kita pelajari dan harus diketahui. Berbagai hal tersebut dapat
kita kaji dari buku ini. Buku ini dinilai istimewa lantaran menyajikan beragam
soal dan langkah-langkah penyelesaian yang lebih variatif ketimbang buku Ilmu
Kimia Analisis Dasar pada umumnya.
Berbagai materi dalam buku ini disusun sedemikian rupa agar mampu
memenuhi kebutuhan mahasiswa dari berbagai program studi, misalnya kimia,
biologi, farmasi, kedokteran, kesehatan masyarakat, pertanian, perikanan, serta
kehutanan. Selain itu, buku ini juga dapat digunakan oleh mahasiswa D-3 Kimia
Industri, D-3 Kimia Terapan, D-3 Analis Kimia, serta program studi yang
berhubungan dengan bidang ilmu kimia anasis dasar, ataupun para siswa SMA
yang dipersiapkan untuk mengikuti olimpiade sains, seperti OSN (Olimpiade
Sains Nasional) dan IChO (International Chemistry Olimpiad).
OUTLINE NASKAH
MENAKLUKAN KIMIA ANALISIS DASAR
BAB 1 KESETIMBANGAN KIMIA DAN LARUTAN
BAB 2 EFEK ELETROLIT PADA KESETIMBANGAN KIMIA
BAB 3 METODE ANALISIS GRAVIMETRI
BAB 4 METODE ANALISIS TITRIMETRI
BAB 1 KESETIMBANGAN KIMIA DAN LARUTAN
1. Jelaskan secara umum dan berikan contoh dari hal berikut ini!
(a) Elektrolit lemah;
(b) Asam Brønsted-Lowry;
(c) Asam konyugasi basa Brønsted-Lowry;
(d) Netralisasi, dalam konsep Brønsted-Lowry;
(e) Pelarut amfoterik;
(f) Ion-zwitter;
(g) Autoprotolisis;
(h) Asam kuat;
(i) Prinsip Le Chătelier; dan (j) Efek ion senama.
Pembahasan:
(a) Elektrolit lemah hanya mengion sebagian ketika dilarutkan dalam air. Senyawa
NaHCO3 merupakan salah satu contoh elektrolit lemah.
(b) Asam Brønsted-Lowry adalah sebuah molekul yang mendonasikan proton
ketika bertemu dengan basanya (penerima proton). Dengan definisi ini, NH4+
dapat dikatakan sebagai asam Brønsted-Lowry.
(c) Asam konyugasi basa Brønsted-Lowry adalah spesi yang dibentuk ketika basa
Brønsted-Lowry menerima proton. Sebagai contoh, NH4+ adalah suatu asam
konyugasi NH3.
(d) Netralisasi, berdasarkan konsep Brønsted-Lowry, terjadi dimana reaksi suatu
asam dan basa konyugasinya yang berkombinasi dengan reaksi selanjutnya
dengan basa dan asam konyugasinya. Jadi,
NH3 + H2O NH4+ + OH
-Dalam contoh di atas, NH3 bertindak sebagai basa dengan NH4+ asam
konyugasinya. H2O sebagai asam dengan OH- basa konyugasinya.
(e) Pelarut amfoterik dapat bertindak sebagai asam atau basa tergantung pada
larutannya. Air merupakan contoh spesi kimia amfiprotik.
(f) Ion-zwitter adalah spesi kimia yang memiliki muatan positif dan negatif. Asam
NH2CH2COOH → NH3+CH2COO -glisin ← ion zwitter
(g) Autoprotolisis adalah istilah pada zat terlarut yang terionisasi sendiri untuk
menghasilkan asam konyugasi dan basa konyugasinya.
(h) Asan kuat terdisosiasi sempurna seperti molekul yang tidak terdapat molekul
yang tidak terdisosiasi yang tertinggal dalam larutan cair. Asam klorida, HCl,
adalah suatu contoh asam kuat.
(i) Prinsip Le Chătelier menyatakan bahwa keadaan kesetimbangan selalu berganti dalam keadaan tertentu bergantung pada tekanan yang diberikan pada sistem.
(j) Efek ion senama berpengaruh pada berkurangnya kelarutan endapan ionic ketika
satu komponen terlarut bereaksi membentuk endapan yang ditambahkan pada
larutan dalam kesetimbangan dengan endapan.
2. Jelaskan secara umum mengapa tidak ada bahasan mengenai pernyataan konstanta
kesetimbangan untuk air atau untuk zat padat murni, meskipun salah satu (atau
keduanya) terdapat dalam persamaan kesetimbangan ionik dalam kesetimbangan?
Pembahasan:
Untuk kesetimbangan zat cair dalam air, konsentrasi air secara normal lebih besar
dibandingkan reaktan ataupun produk yang diasumsikan konstan dan tidak
terpengaruh posisi kesetimbangan. Jadi, konsentrasinya sudah ada dalam konstanta
kesetimbangan. Untuk padatan murni, konsentrasi spesi kimia dalam fasa padat itu
konstan. Selama beberapa padatan eksis sebagai fasa kedua, efeknya pada
kesetimbangan itu konstan dan terdapat dalam konstanta kesetimbangan.
3. Identifikasilah asam pada bagian kiri dan basa konyugasinya pada bagian kanan dari
persamaan berikut!
(a) HOCl + H2O ↔ H3O+ + OCl
-(b) HONH2 + H2O ↔ HONH3+ + OH
-(c) NH4+ + H2O ↔ NH3 + H3O+
(d) 2HCO3-↔ H2CO3 + CO3
2-(e) PO43- + H2PO4-↔ 2HPO42-
Asam Basa Konyugasi
(a) HOCl OCl
-(b) H2O OH
-(c) NH4+ NH3
(d) HCO3- CO3
2-(e) H2PO4- HPO4
2-4. Identifikasilah basa pada bagian kiri dan asam konyugasinya pada bagian kanan
pada soal 3!
Pembahasan:
Basa Asam Konyugasi
(a) H2O H3O+
(b) HONH2 HONH3+
(c) H2O H3O+
(d) HCO3- H2CO3
(e) PO43- HPO4
2-5. Hitunglah konstanta kelarutan produk (Ksp) untuk substansi berikut, berikan
konsentrasi molar untuk larutan berikut!
(a) CuSeO3 (1.4210-4 M)
(b) Pb(IO3)2 (4.310-5 M)
(c) SrF2 (8.610-4 M)
(d) Th(OH)4 (3.310-4 M)
Pembahasan:
(a) CuSeO3 (1.4210-4 M)
2 2 4
3
Cu SeO 1.42 10 mol / L
2 23 3
CuSeO s Cu SeO
2 2 4 4 8
sp 3
K Cu SeO 1.42 10 1.42 10 2.02 10
2 5
kationnya 0.050 M!
6
67. Tentukan konsentrasi CrO42- yang diperlukan untuk
(a) mengendapkan Ag2CrO4 dari larutan yang mengandung 3.4110-2 M Ag+!
(b) menurunkan konsentrasi Ag+ dalam larutan menjadi 2.0010-6 M!
Pembahasan:
8. Berapakah konsentrasi hidroksida yang diperlukan untuk
Kelarutan molar Al OH
3 1 OH . Persamaan Ksp disederhanakan menjadi
2
3 34(b) Sama dengan bagian (a),
34
dalam larutan yang dibuat dengan mencampurkan 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan
2 3
mol Ce tidak bereaksi 1.25 10 mol 2.0 10 mol 5.833 10 mol 3
dimana S diturunkan secara iteratif menggunakan persamaan
3
3sp
K 5.833 10 S 3S
Kita mulai dengan menyelesaikan untuk S dengan mengasumsikan tidak ada
pengaruh [Ce3+] dari disosiasi Ce(IO3)3. Dalam kasus ini, S sama dengan
1.85510-3. Sekarang, kita substitusikan 1.85510-3 dalam persamaan Ksp di
atas dan solusi untuk Kiteratif. Kiteratif sama dengan 1.325910-9. S terlalu besar;
kita gunakan S terkecil (misalnya 110-3) dan menghitung ulang Kiteratif. Iterasi
berlanjut sampai Kiteratif ≈ Ksp. Hasil dari pendekatan ini ditunjukkan sebagai
Kita sekarang substitusi S = 1.1910-3 dalam persamaan di bawah ini,
[Ce3+] = 5.83310-3 M + 1.1910-3 = 7.0 10 M 3
Ce3+ habis terpakai sehingga,
3
3IO 3S 0.0875M 3S
100.0 mL L
3 10Ce3+ habis terpakai sehingga,
Asumsikan bahwa3S 0.0375 M.
3 1010.Hasil kelarutan untuk berbagai senyawaan iodida yakni
CuI 12
Urutkanlah empat senyawa di atas berdasarkan berkurangnya kelarutan molar dalam
(a) air!
(b) 0.10 M NaI!
(c) 0.010 M larutan kation terlarut!
2(a) Kelarutan dalam air
CuI
Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam air sebagai berikut.
PbI2 > BiI3 > CuI > AgI
(b) Kelarutan dalam 0.10 M NaI
12
Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam 0.10 M NaI sebagai berikut.
PbI2 > CuI > AgI > BiI3 dalam 0.10 M NaI
(c) Kelarutan dalam 0.010 M larutan kation terlarut
3
sebagai berikut.
PbI2 > BiI3 > CuI > AgI dalam 0.010 M larutan kation terlarut.
11.Hitunglah pH air pada suhu 0°C dan 100°C!
Pembahasan:
Pada suhu 100°C,
14
(b) 0.0600 M asam butanoat?
(c) 0.100 M etilamin?
(d) 0.200 M trimetilamin?
(e) 0.200 M NaOCl?
(f) 0.0860 M CH3CH2COONa?
(g) 0.250 M hidroksilamin hidroklorida?
3
(b) 0.0600 M asam butanoat
(d) 0.200 M trimetilamin
14(g) 0.250 M hidroksilamin hidroklorida
3 2 2 3
2
3 613.Apakah yang dimaksud larutan buffer dan bagaimana karakteristiknya?
Pembahasan:
Larutan buffer menahan perubahan dalam pH dengan pelemahan atau dengan
tambahan asam atau basa. Suatu buffer terdiri atas campuran asam lemah dengan
basa konyugasinya.
14.Definisikanlah kapasitas buffer itu?
Pembahasan:
Kapasitas buffer suatu larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol asam kuat (atau
basa kuat) yang menyebabkan 1.00 L buffer mengalami perubahan 1.00 unit pH.
15.Manakah yang memiliki kapasitas buffer terbesar: (a) campuran 0.100 mol NH3 dan
(b) Campuran 0.0500 mol NH3 dan 0.100 mol NH4Cl
kapasitas buffer yang besar karena tingginya konsentrasi asam lemah dan basa
konyugasinya.
16.Larutan berikut dibuat dengan
(a) melarutkan 8.00 mmol NaOAc dalam 200 mL 0.100 M HOAc.
(b) menambahkan 100 mL 0.0500 M NaOH pada 100 mL 0.175 M HOAc.
(c) menambahkan 40.0 mL 0.1200 M HCl pada 160.0 mL 0.0420 M NaOAc.
Dalam keadaan bagaimana larutan tersebut memiliki kesamaan satu dengan lainnya?
Bagaimana membedakannya?
Pembahasan:
0.100 M HOAc 200 mL 0.020 mol
L 1000 mL
0.175 M HOAc 100 mL 0.0175 mol
L 1000 mL
0.0500 mol L
0.0500 M NaOH 100 mL 0.005 mol
L 1000 mL 0.0050 mol 1000 mL
0.042 mol L
0.0420 M OAc 160 mL 0.00672 mol
L 1000 mL
0.1200 mol L
0.1200 M HCl 40.0 mL 0.0048 mol
L 1000 mL
Rasio banyaknya asam lemah dengan basa konyugasi identik pada ketiga larutan
tersebut dengan pH yang sama. Larutan tersebut berbeda dalam kapasitas buffer
yang dimilikinya; (a) yang terbesar dan (c) yang terkecil.
17.Berapa banyak natrium format yang ditambahkan dalam 400.0 mL asam format 1.00
M untuk mendapatkan larutan buffer dengan pH 3.50?
Pembahasan:
log 0.245 10 0.569
HCOOH HCOOH
1.00 M HCOOH 400.0 mL 0.400 mol HCOOH
L 1000 mL
mol HCOO 0.569 0.400 mol HCOOH 0.228 mol
1 mol HCOONa 67.997 g
berat HCOONa 0.228 mol HCOO 15.5 g
1 mol HCOO 1 mol
18.Berapa berat natrium glikolat yang harus ditambahkan pada 300.0 mL 1.0 M asam
glikolat untuk menghasilkan larutan buffer dengan pH 4.00?
Pembahasan:
2
4
2
a
2 2
HOCH COO HOCH COO
pH 4.00 pK log log 1.47 10 log
HOCH COOH HOCH COOH
HOCH COO HOCH COO
log 0.167 10 1.47
HOCH COOH HOCH COOH
2 2
mol HOCH COO
1.47 mol HOCH COOH
2
1.00 mol L
1.00 M HOCH COOH 300.0 mL
L 1000 mL
2 2
1.00 M HOCH COOH 0.300 mol HOCH COOH
1 mol HOCH COONa 98.01 g
berat HOCH COONa 0.441 mol HOCH COO 43.2 g
1 mol HOCH COO 1 mol
19.Berapa volume 0.200 M HCl yang harus ditambahkan pada 250.0 mL 0.300 M
natrium mandelat untuk membuat larutan buffer dengan pH 3.37?
Pembahasan:
6 5
0.300 mol L
0.300 M C H CHOHCOONa 250.0 mL
L 1000 mL
6 5 6 5
0.300 M C H CHOHCOONa0.0750 mol C H CHOHCOONa
6 5
a
6 5
C H CHOHCOO pH 3.37 pK +log
C H CHOHCOONa
C H CHOHCOO pH 3.37 log 4.0 10 +log
C H CHOHCOONa
66 55
C H CHOHCOO 3.40 log
C H CHOHCOONa
66 55
66 55
0.03C H CHOHCOO C H CHOHCOO
log 0.03 10 0.933
C H CHOHCOONa C H CHOHCOONa
mol C H CHOHCOO
0.933 mol C H CHOHCOOH
mol C H CHOHCOO 0.075 mol
a mol HCl 0.0388
1.933 1.933
L 1000 mL
volume HCl 0.0388 mol 194 mL HCl
0.200 mol L
20.Apakah pernyataan ini benar atau salah atau keduanya? Definisikan jawaban Anda
dengan persamaan , contoh, atau grafik! “Buffer menjaga pH larutan konstan.” Pembahasan:
Pernyaatan “buffer menjaga pH larutan konstan” adalah pernyataan salah.
Perubahan pH larutan buffer relatif kecil dengan penambahan sedikit volume asam
atau basa seperti contoh di bawah ini.
BAB 2 EFEK ELEKTROLIT PADA KESETIMBANGAN KIMIA
1. Jelaskan perbedaan antara
(a) aktivitas dan koefisien aktivitas!
(b) termodinamika dan konstanta kesetimbangan konsentrasi!
Pembahasan:
(a) Aktivitas, aA, adalah konsentrasi efektif spesi kimia A dalam larutan. Koefisien
aktivitas, γA, adalah faktor numerik yang diperlukan untuk mengubah
konsentrasi molar spesi kimia A menjadi aktivitas seperti:
A A
a A
(b) Konstanta kesetimbangan termodinamika berkaitan dengan sistem ideal dimana
spesi kimia tidak bergantung dengan yang lainnya. Konstanta kesetimbangan
konsentrasi berkaitan dalam pengaruh yang ditimbulkan spesi terlarut satu sama
lainnya. Konstanta kesetimbangan termodinamika secara numerik konstan dan
tidak tergantung kekuatan ioniknya; konstanta kesetimbangan konsentrasi
bergantung pada konsentrasi molar reaktan dan hasil seperti spesi kimia yang
tidak ada pada kesetimbangan.
2. Dengan mengabaikan efek yang ditimbulkan perubahan volume, perkirakanlah
kekuatan ionik (1) meningkat, (2) menurun, atau (3) sama sekali tidak berubah
dengan penambahan NaOH pada
(a) magnesium klorida [bentuk Mg(OH)2 (s)]?
(b) HCl?
(c) CH3COOH?
Pembahasan:
(a) Penambahan NaOH pada MgCl2
2 2
MgCl 2NaOH Mg OH s 2NaCl
Dengan mengganti divalen-Mg2+ dengan Na+ menyebabkan koefisien aktivitas
meningkat. Jadi, kekuatan ionik menurun.
(b) Penambahan NaOH pada HCl
2
Koefisien aktivitas yang ada relatif konstan ketika NaOH (basa kuat)
ditambahkan HCl (asam kuat). Tidak terdapat perubahan keadaan muatan
dengan adanya ion dalam kesetimbangan larutan. Kekuatan ionik tidak berubah.
(c) Penambahan NaOH pada asam asetat
2
HOAc NaOH H O NaOAc
Koefisien aktivitas akan menurun saat NaOH (asam kuat) ditambahkan pada
asam asetat (asam lemah) yang menghasilkan air, Na+, dan OAc- (basa
konyugasi). Jadi, kekuatan ionik meningkat.
3. Berapakah nilai numerik koefisien aktivitas ammonia cair (NH3) saat kekuatan ionik
0.1?
Pembahasan:
Spesi kimia NH3 tidak bermuatan sehingga koefisien aktivitasnya bersatu.
4. Hitunglah kekuatan ionik larutan berikut ini dengan
5. Gunakan persamaan di bawah ini untuk menghitung koefisien aktivitas
data pada tabel berikut!
Pembahasan:
0.075 0.18 0.24 0.18 0.21 0.05
0.01
0.012 0.45 0.665 0.45 0.61 0.05
0.080 0.063 0.10 0.063 0.078 0.05
0.060 0.063 0.10 0.063 0.093 0.05
0.52 0.80 0.16
8. Gunakan aktivitas untuk menghitung kelarutan molar Zn(OH)2 dalam
(a) 0.0100 M KCl.
(b) 0.0167 M K2SO4.
(c) larutan yang dihasilkan dengan mencampurkan 20.0 mL 0.250 M KOH dengan
80.0 mL 0.0250 M ZnCl2.
(a) Kelarutan molar Zn(OH)2 dalam 0.0100 M KCl
2 2
1
0.0100 1 0.0100 1 0.0100 2
Kelarutan S Zn OH
2
Kelarutan S Zn OH
1
(c) Kelarutan molar Zn(OH)2 dalam larutan yang dihasilkan dengan mencampurkan
20.0 mL 0.250 M KOH dengan 80.0 mL 0.0250 M ZnCl2
0.0250 mol L
0.025 M ZnCl 80.0 mL 2.0 10 mol ZnCl
menggunakan (1) aktivitas dan (2) konsentrasi molar:
(a) AgSCN!
(c) Cd2Fe(CN)6!
kelarutan S Pb I
kelarutan S Cd Fe CN
BAB 3 METODE ANALISIS GRAVIMETRI
3. Endapan digunakan dalam penentuan gravimetrik uranium yang terdiri dari
Na2U2O7 (634.0 g/mol), (UO2)2P2O7 (714.0 g/mol), dan V2O5.2UO3 (753.9 g/mol).
Manakah dari bentuk uranium yang membentuk endapan dengan massa terbesar dari
kuantitas uranium yang diberikan?
Pembahasan:
Endapan V2O5.2UO3 memberikan massa terbesar dari kuantitas uranium yang ada.
4. Sebanyak 0.2121 gr sampel senyawa organik dibakar dengan oksigen dan CO2 yang
dihasilkan ditampung dalam larutan barium hidroksida. Hitunglah persentase karbon
dalam sampel jika 0.6006 gr BaCO3 dibentuk?
Pembahasan:
3 3
3
1 mol BaCO 1 mol C 12.011 g C 0.6006 g BaCO
197.34 g 1 mol BaCO 1 mol C
100% 17.23% 0.2121 g sampel
5. Nitrogen ammoniakal dapat ditentukan melalui perlakuan sampel dengan asam
kloroplatinat; hasil (produk) sedikit larut dalam ammonium kloroplatinat:
2 6 4 4 2 6
H PtCl 2NH NH PtCl 2H
Endapan mengurai pada pembakaran, menghasilkan logam platinum dan gas:
NH4
2PtCl6Pt s
2Cl g2
2NH g3
2HCl g
Hitunglah persentase ammonia dalam sampel jika 0.2115 gr yang diberikan
meningkat menjadi 0.4693 gr platinum!
Pembahasan:
100% 38.74% NH 0.2115 g sampel tidak murni
(NH4)3PO4.12MoO3. Endapan ini disaring, dicuci, dan kemudian dilarutkan kembali
dalam asam. Perlakuan pada larutan dengan Pb2+ berlebih dihasilkan pembentukan
0.2554 g PbMoO4. Tuliskan hasil analisis dalam persen P2O5!
Pembahasan:
4 1 mol PbMoO
mol PbMoO 0.2554 g PbMoO 6.9565 10 mol PbMoO
367.14 g PbMoO
6.9565 10 mol PbMoO
12 mol PbMoO 2 mol P 1 mol
100% 0.1969 g sampel
7. Suatu sampel biji besi berbobot 0.6428 gr dilarutkan dalam asam. Besi itu direduksi
menjadi Fe2+ dan dititrasi dengan 36.30 mL larutan K2Cr2O7 0.1052 N.
(a) Hitunglah persentase besi (Fe) dalam sampel!
(b) Nyatakan persentase sebagai Fe2O3 (bukan sebagai Fe)!
(a) Berat ekivalen besi adalah berat atomnya, 55.847 mg/mek, karena tiap atom besi
kehilangan satu elektron dalam reaksi ini. Jadi,
36.30 mL 0.1052 mek / mL 55.847 mg / mek
79.85 mg/mek. Jadi,
2 3
8. Suatu sampel biji besi seberat 0.4852 gr dilarutkan dalam asam, besinya dioksidasi
ke dalam keadaan oksidasi +3, dan kemudian diendapkan sebagai oksida hidrat,
Fe2O3.xH2O, Endapan disaring, dicuci, dan dibakar menjadi Fe2O3 yang ternyata
beratnya 0.2481 gr. Hitunglah persentase besi (Fe) dalam sampel itu!
Pembahasan:
Misalkan ada t gram Fe dalam sampel. Reaksinya adalah
0.2481 2 55.85 /159.69
%Fe 100% 35.77%
0.4852
9. Hitunglah berat sampel yang mengandung 12.0% klor (Cl) harus diambil untuk
dianalisis jika seorang ahli kimia itu ingin memperoleh endapan AgCl seberat 0.500
gr?
Pembahasan:
Reaksi pengendapan adalah
AgClAgCl
banyaknya mol Cl banyaknya mol AgCl
Jika t = banyaknya sampel dalam gram, maka
t 0.120 0.500 35.45 143.32
t 1.03 gr
10.Dalam penerapan gravimetri terhadap belerang, terkadang endapan BaSO4 yang
sudah dipanggang sebagian tereduksi menjadi BaS. Hal ini menyebabkan suatu galat
jika analis tidak menyadari dan mengubah BaSO4 kembali menjadi BaSO4.
Misalkan suatu sampel yang mengandung 32.3% SO3 dianalisis dan 20% endapan
akhir yang ditimbang adalah BaS (80.0% adalah BaSO4). Berapa persentase SO3
hasil perhitungan analisis ini jika dimisalkan seluruh endapan adalah BaSO4?
Pembahasan:
Misalkan f adalah fraksi SO3 dan hasil hitungannya (100 f = persen SO3) serta t
adalah berat campuran BaSO4 dan BaS yang diperoleh dari 1.000 gr sampel. Jadi,
3
benar adalah
4
BaSO 0.800f 0.200f
BaS 100 32.3
1.000
Dengan memasukkan berat molekul tersebut dan menyelesaikan persamaan untuk
mencari f, maka didapatkan f = 0.300. Artinya, analis akan mendapatkan 1000.300 = 30.00% SO3.
11.Suatu biji besi mengandung magnetit, Fe3O4, dianalisis dengan melarutkan 1.5419
gr sampel dalam HCl, memberikan campuran Fe2+ dan Fe3+. Setelah menambahkan
HNO3 untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+, larutan yang dihasilkan diencerkan
dengan air dan Fe3+ mengendap sebagai Fe(OH)3 dengan penambahan NH3. Setelah
disaring dan dicuci, residu dibakar, memberikan 0.8525 gr Fe2O3 murni. Hitunglah
%w/w Fe3O4 dalam sampel!
Pembahasan:
Dengan menerapkan konservasi massa Fe, dapat dituliskan
3 4 2 3
3 mol Fe O 2 mol Fe O
Dengan menggunakan berat molekul, BM, untuk mengubah mol menjadi gram
dalam persamaan didapatkan
3 4 2 3
12.Termogram seperti gambar di bawah ini menunjukkan perubahan massa untuk
sampel kalsium oksalat monohidrat, CaC2O4.H2O. Berat sampel asli 24.60 mg dan
dipanaskan dari temperatur ruangan sampai 1000°C pada penambahan 5°C per
menit. Berikut ini perubahan massa yang terjadi dengan rentang suhu yang diamati:
Kehilangan 3.03 mg dari 100-250°C
Kehilangan 4.72 mg dari 400-500°C
Tentukan identitas produk yang diuapkan dan residu padat pada setiap langkah
dekomposisi termalnya!
Pembahasan:
Kehilangan 3.03 mg dari 100-250°C sesuai dengan 12.32% berkurangnya massa
sampel asli.
3.03 mg
100 12.32%
24.60 mg
Dalam ranah CaC2O4.H2O, hal ini bersesuaian dengan hilangnya 18.00 g/mol.
0.1232 146.11 g/mol 18.00 g/mol
Massa molar produk dipasangkan dengan rentang temperatur mengisyaratkan
adanya H2O yang hilang. Residunya adalah CaC2O4.
Hilangnya 4.72 mg dari 400-500°C yang mewakili berkurangnya 19.19% massa
sampel asli 24.60 mg, atau kehilangan
0.1919 146.11 g/mol 28.04 g/mol
Kehilangan ini konsisten dengan CO sebagai produk uap yang meninggalkan residu
CaCO3.
Hilangnya 7.41 mg dari 700-850°C mewakili berkurangnya 30.12% massa
sampel asli 24.60 mg, atau kehilangan
0.3012 146.11 g/mol 44.01 g/mol
yang mengisyaratkan hilangnya CO2. Residu akhirnya adalah CaO.
13.Sebanyak 101.3 mg sampel senyawa organik diketahui mengandung Cl dibakar
yang digunakan untuk menyimpan pertambahan gas CO2 sebesar 167.6 mg dan
tabung yang digunakan untuk menyimpan pertambahan H2O sebesar 13.7 mg.
Sampel kedua dengan berat 121.8 mg ditangani dengan HNO3 yang menghasilkan
Cl2 dimana akan bereaksi dengan Ag+ membentuk 262.7 mg AgCl. Tentukan
komposisi senyawa organik tersebut sesuai dengan rumus empiriknya!
Pembahasan:
Dengan menerapkan konservasi massa menjadi karbon, kita tulis
mol C = mol CO2
Dengan mengubah mol menjadi gram dan penataan untuk menyelesaikan miligram
karbon didapatkan
2
2
g CO Ar C 1000 mg/g 0.1676 g 12.011 g/mol 1000 mg/g
BM CO 44.011 g/mol
45.74 mg C
Jadi, %w/w C dalam sampel adalah
mg C 45.74 mg
100 100 45.15%w / w C
mg sampel 101.3 mg
Perhitungan diulang untuk hidrogen
mol H = 2mol H2O
dan untuk klorin (Cl)
mol Cl = mol AgCl
g AgCl Ar Cl 1000 mg/g 0.2627 g 35.453 g/mol 1000 mg/g
BM AgCl 143.32 g/mol
empirik senyawa, kita asumsikan terdapat 1 gr senyawa yang terdiri dari 0.4515 gr
C (0.0376 mol C), 0.0151 gr H (0.0150 mol H), dan 0.5335 gr Cl (0.0150 mol Cl).
Hidrogen dan klorin mempunyai rasio molar 1:1. Ratio molar C pada mol H atau Cl
adalah
mol C mol C 0.0376
2.51 2.5 mol H mol Cl 0.0150
Jadi, rumus empirik senyawa tersebut adalah C5H2Cl2.
BAB 4 METODE ANALISIS TITRIMETRI
1. Sebanyak 0.4512 gr sampel standar primer Na2CO3 membutuhkan 36.44 mL larutan
H2SO4 untuk mencapai titik akhir pada reaksi
2
3 2 2
CO 2H H O CO g
Berapakah molaritas dari H2SO4?
Pembahasan:
permanganat.
2
4 2 2 4 2 2
2MnO 5H C O 6H 2Mn 10CO g 8H O
Hitunglah kemolaran larutan KMnO4!
Pembahasan: 0.02858 M KMnO
3. Sebanyak 0.3125 g sampel standar primer Na2CO3 ditangani dengan 40.00 mL asam
perklorat encer. Larutan ini dipanaskan untuk menghilangkan CO2, kemudian
HClO4 berlebih dititrasi kembali dengan 10.12 mL NaOH encer. Dalam eksperimen
terpisah, dibutuhkan 27.43 mL HClO4 untuk menetralisasi NaOH sebanyak 25.00
mL. Hitunglah kemolaran HClO4 dan NaOH!
4
Volume HClO4 yang dibutuhkan untuk menitrasi 0.3125 gr Na2CO3 adalah
4
4 4
1.0972 mL HClO
40.00 mL HClO 10.12 mL NaOH 28.896 mL HClO
mL NaOH
0.2041 M HClO 28.896 mL HClO 105.99 g 1 mol Na CO mol
0.2041 M 0.2239 M NaOH
L mL NaOH mol HClO
4. Arsenik dalam 1.010 gr sampel pestisida diubah menjadi H3AsO4 dengan perlakuan
berikut. Asam yang dinetralisasi dan penambahan 40.00 mL 0.06222 M AgNO3
untuk mengendapkan arsenik secara kuantitatif sebagai Ag3AsO4. Kelebihan Ag+
pada filtrat dan dalam pencucian endapan dititrasi dengan 10.76 mL 0.1000 M
KSCN; reaksinya adalah
AgSCN AgSCN s Hitunglah persentase As2O3 pada sampel!
Pembahasan:
3 4 3 4
H AsO 3Ag 3HAg AsO s
mmol Ag+ berlebih sama dengan mmol KSCN,
0.1000 mmol KSCN 1 mmol Ag
mmol Ag berlebih 10.76 mL 1.0760 mmol Ag
mL 1 mmol KSCN
3
3 3
0.06222 mmol AgNO
mmol AgNO ditambahkan 40.00 mL 2.4888 mmol AgNO
mL
+ +
mmol Ag bereaksi 2.4888 1.0760 mmol 1.4128 mmol Ag
2 3 1.4128 mmol Ag
3 mmol Ag 2 mmol Ag AsO 1000 mmol
100 1.010 g sampel
2 3 4.612% As O
5. Sebanyak 0.1752 gr sampel standar primer AgNO3 dilarutkan dalam 502.3 air
destilasi. Hitunglah molaritas berat Ag+ dalam larutan ini!
Pembahasan: 0.1752 g AgNO
169.87 g 1 mol AgNO mol molaritas berat Ag
502.3 mL
6. Larutan standar yang digunakan pada soal no. 5 digunakan untuk menitrasi 25.171
gr sampel larutan KSCN. Titik akhir diketahui setelah penambahan 23.765 gr
larutan AgNO3. Hitunglah molaritas berat larutan KSCN ini!
Pembahasan:
3
3
2.0533 10 mol AgNO 1000 mmol
23.765 mL
1000 mL mol
molaritas berat KSCN
25.171 mL
ditambahkan pada larutan sampel dan kelebihan AgNO3 dititrasi kembali dengan
7.543 gr larutan KSCN. Hitunglah persentase BaCl2.2H2O dalam sampel!
Pembahasan:
2.0533 10 mmol AgNO
mmol AgNO terpakai 20.102 mL
mL
1 mmol AgNO 1.9386 10 mmol KSCN
2 2 3
3
2 2
1 mmol BaCl 2H O 244.26 g 0.026653 mol AgNO
2 mol AgNO 1000 mmol
% BaCl 2H O 100%
0.7120 g sampel
ditambahkan asam sulfat, dan larutan dititrasi pada 70°C, diperlukan larutan KMnO4
45.12 mL. Titik akhir dilampaui dan dilakukan titrasi-balik dengan 1.74 mL 0.1032
N larutan asam oksalat. Hitunglah normalitas larutan KMnO4 itu!
Pembahasan:
Reaksi ion:
2 2
2 4 4 2 2
5C O 2MnO 16H 2Mn 10CO 8H O
Diketahui bahwa
mek permanganat = mek oksalat
atau
Karena ion oksalat kehilangan dua elektron dalam reaksi tersebut, berat ekivalen
Na2C2O4 adalah setengah bobot molekulnya atau 134.0/2 = 67.00. Karena itu
4
KMnO
285.6
45.12 N 1.74 0.1032
67.00
4
KMnO
N 0.0985 mek/mL
9. Sketsalah kurva titrasi untuk titrasi 50.0 mL 0.100 M asam asetat dengan 0.100 M
NaOH!
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
10.Sebanyak 50.00 mL sampel minuman citrus membutuhkan 17.62 mL 0.04166 M
NaOH untuk mencapai titik akhir PP seperti pada gambar di bawah ini. Tentukan
Pembahasan:
Karena asam sitrat merupakan asam lemah triprotik, kita harus menentukan dahulu
titik ekivalen yang akan didapatkan. Tiga konstanta disosiasi asam sitrat adalah pKa1
= 3.13, pKa2 = 4.76, dan pKa3 = 6.40.
Diagram Ladder untuk asam sitrat adalah
Titik akhir PP adalah dasar, berdasarkan perhitungan pH 8.30 dan dapat
mencapainya hanya jika titrasi dilakukan pada titik ekivalensi. Jadi,
Dengan membuat substitusi yang tepat untuk mol asam sitrat dan mol NaOH
memberikan persamaan berikut
b b 3 g asam sitrat
M V
BM asam sitrat
yang dapat diselesaikan untuk gram asam sitrat
b b 0.04166 M 0.01762 L 192.13 g/mol
M V BM asam sitrat
g asam sitrat
3 3
0.04701 g asam sitrat
Karena gram asam sitrat dalam 50 mL sampel, konsentrasi asam sitrat minuman
citrus adalah 0.09402 g/100 mL.
11.Kemurnian dalam pembuatan sulfanilamida, C6H4N2O2S, ditentukan dengan
mengoksidasi belerang menjadi SO2 dan mendidihkan SO2 dalam H2O2 untuk
menghasilkan H2SO4. Asam kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH
sampai titik akhir bromtimol biru, dimana keasaman proton asam sulfat dinetralisasi.
Hitunglah kemurnian dalam pembuatannya jika digunakan 0.5136 g sampel
membutuhkan 0.1251 M NaOH!
Pembahasan:
Konservasi proton untuk reaksi titrasi diketahui bahwa
2 4
2 mol H SO mol NaOH
Karena semua belerang dalam H2SO4 berasal dari sulfanilamida, kita gunakan
konservasi massa pada belerang untuk menyetarakan hubungan stoikiometrik.
6 4 2 2 2 4
2 mol C H N O S mol H SO
Kombinasi dua persamaan konservasi memberikan persamaan tunggal yang
menghubungkan mol analit dengan mol titran.
6 4 2 2
2 mol C H N O S mol NaOH
Dengan mensubstitusikan untuk mol sulfanilamida dan mol NaOH memberikan
b b 2 g sulfanilamida
M V
BM sulfanilamida
yang dapat diselesaikan untuk mencari gram sulfanilamida
b b 0.1251 M 0.04813 L 168.18 g/mol
M V BM sulfanilamida
2 2
0.5063 g sulfanilamida
Jadi, kemurnian dalam pembuatan sulfanilamida adalah
g sulfanilamida 0.5063 g
100 100 98.58% w/w sulfanilamida
g sampel 0.5136 g
12.Alkalinitas air alam biasanya dipengaruhi oleh OH-, CO32-, dan HCO3-, yang ditemui
secara sendiri maupun kombinasinya. Penitrasian 100.0 mL sampel pada pH 8.3
membutuhkan 18.67 mL 0.02812 M larutan HCl. Pada 100.0 mL alikuot kedua
membutuhkan 48.12 mL titran yang sama untuk mencapai pH 4.5. Identifikasilah
sumber alkalinitas dan konsentrasinya dalam ppm!
Pembahasan:
Karena volume titran yang diperlukan untuk mencapai pH 4.5 lebih dua kali dari
volume yang diperlukan untuk mencapai pH 8.3, maka sesuai dengan tabel di bawah
ini, alkalinitas dipengaruhi oleh CO32- dan HCO3-.
Hubungan antara Volume Titik Akhir dan Sumber Alkalinitas
Sumber Alkalinitas Hubungan antara Volume Titik Akhir
OH- VpH 4.5 = VpH 8.3
CO32- VpH 4.5 = 2VpH 8.3
HCO3- VpH 8.3 = 0; VpH 4.5 > 0
OH- dan CO32- VpH 4.5 < 2VpH 8.3
CO32- dan HCO3- VpH 4.5 > 2VpH 8.3
Penitrasian sampai pH 8.3 menetralkan CO32- sampai HCO3-, tetapi tidak
Jadi,
Penyelesaian gram karbonat memberikan
2 2
Konsentrasi CO32- adalah
2
2 3
3
mg CO 31.51 mg
315.1 ppm CO
liter 0.1000 L
Penitrasian titik akhir kedua pada pH 4.5 menetralkan CO32- sampai H2CO3 dan
HCO3- sampai H2CO3.
Dengan konservasi proton membutuhkan
2
Penyelesaian gram bikarbonat memberikan
2
0.02812 M 0.04812 L 61.02 g/mol 0.01849 g HCO
60.01 g/mol
3
3
mg HCO 18.49 mg
184.9 ppm HCO
liter 0.1000 L
13.Tuliskan persamaan kimia dan konstanta kesetimbangan untuk tahapan
pembentukan
untuk setiap ligan asam lemah
2
dalam penentuan kekerasan air?
Pembahasan:
MgY2- ditambahkan untuk meyakini adanya konsentrasi analitik tertentu Mg2+ untuk
menambahkan titik akhir dengan indikator Eriochrome Black T (EBT).
16.Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3.0 g NaH2Y.2H2O dalam 1.0 L air dan
distandarisasi dengan 50.00 mL alikuot 0.004517 M Mg2+. Titrasi rata-rata
diperlukan 32.22 mL. Hitunglah konsentrasi molar EDTA!
Pembahasan:
2+
2+ 0.004517 mmol Mg 1 mmol EDTA 50.00 mL
mL mmol Mg
0.007010 M EDTA 32.22 mL EDTA
(a) volume 0.08640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi 25.00 mL alikuot
larutan tersebut!
(b) volume 0.009450 M Zn2+ yang diperlukan untuk menitrasi kelebihan reagen
setelah penambahan 50.00 mL 0.008640 M EDTA pada 25.00 mL alikuot
larutan tersebut!
(c) volume 0.008640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi Zn2+ pengganti
Co2+ setelah penambahan ZnY2- berlebih pada 25.00 mL alikuot larutan CoSO4.
Reaksinya adalah
2 2 2 2
Co ZnY CoY Zn Pembahasan:
Pertama, kita hitung konsentrasi CoSO4,
4 4
4
1.694 mg CoSO 1 mL CoSO
0.01093 M CoSO
mL 155.0 mg
Dalam setiap bagian,
4 4
0.01093 mmol
mmol CoSO 25.00 mL 0.2732 mmol CoSO
mL
(a) Penentuan volume 0.08640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi 25.00 mL
alikuot larutan
4
4
1 mmol EDTA 1 mL EDTA
0.2732 mmol CoSO 31.62 mL EDTA
mmol CoSO 0.008640 mmol
(b) Penentuan volume 0.009450 M Zn2+ yang diperlukan untuk menitrasi kelebihan
reagen setelah penambahan 50.00 mL 0.008640 M EDTA pada 25.00 mL
alikuot larutan
0.008640 mmol EDTA
mmol ekses EDTA 50.00 mL
mL
1 mmol EDTA
0.2732 mmol CoSO 0.1588 mmol EDTA
mmol CoSO
0.1588 mmol EDTA 16.80 mL Zn
mmol EDTA 0.009450 mmol
(c) Penentuan volume 0.008640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi Zn2+
pengganti Co2+ setelah penambahan ZnY2- berlebih pada 25.00 mL alikuot
2+
4 2+
4
1 mmol Zn 1 mmol EDTA 1 mL EDTA
0.2732 mmol CoSO
mmol CoSO mmol Zn 0.008640 mmol
31.62 mL EDTA
18.Penyepuhan Cr pada permukaan terhitung 3.004.00 cm dilarutkan dalam HCl. pH sudah ditentukan sebelumnya dimana 15.00 mL 0.01768 M EDTA diketahui.
Reagen berlebih membutuhkan 4.30 mL titrasi-balik dengan 0.008120 M Cu2+.
Hitunglah berat rata-rata Cr terhadap sentimeter kuadrat luas permukaan!
Pembahasan:
0.01768 mmol EDTA
mmol EDTA bereaksi 15.00 mL EDTA
mL
0.008120 mmol Cu 1 mmol EDTA
4.30 mL Cu 0.2303 mmol EDTA
mL mmol Cu
0.2303 mmol EDTA
mg Cr
mmol EDTA mmol
0.998
Rata-rata 42.35 mL larutan ini dibutuhkan untuk menitrasi 50.00 mL alikuot standar
yang mengandung 0.7682 g MgCO3 per liter. Titrasi 25.00 mL sampel air mineral
pada pH 10 membutuhkan 18.81 mL larutan EDTA. Sebanyak 50.00 mL alikuot air
mineral terdapat alkalin kuat untuk mengendapkan Mg sebagai Mg(OH)2. Titrasi
dengan indikator kalsium-spesifik membutuhkan 31.54 mL larutan EDTA.
Hitunglah
(a) kemolaran larutan EDTA!
(b) konsentrasi CaCO3 dalam air mineral (ppm)!
(c) konsentrasi MgCO3 dalam air mineral (ppm)!
Pembahasan:
(a) Kemolaran larutan EDTA
3 3
3
3
0.7682 g MgCO 1000 mmol MgCO 1 mmol EDTA
50.0 mL MgCO
1000 mL 84.314 g mmol MgCO
42.35 mL EDTA
0.01076 M EDTA
(b) Konsentrasi CaCO3 dalam air mineral (ppm)
2
3 3 3
1.076 10 mmol
18.81 mL
mmol CaCO mmol MgCO mL
8.094 10 M
mL sampel 25.00 mL
1 mmol CaCO 1.076 10 mmol EDTA
31.54 mL EDTA
mL mmol EDTA
mmol CaCO
mL sampel 50.00 mL
6.786 10 mmol CaCO 100.09 g CaCO 1.000 mL sampel
10 ppm
mL sampel 1000 mmol g sampel
3 679.2 ppm CaCO
(c) Konsentrasi MgCO3 dalam air mineral (ppm)
3
6
3 3
1.308 10 mmol MgCO 84.314 g MgCO 1.000 mL sampel
10 ppm
mL sampel 1000 mmol g sampel
3 110.3 ppm MgCO
20.Spesimen urin umur 24 jam diencerkan sampai 2.00 L. Setelah larutan di buffer
pada pH 10, sebanyak 10 mL alikuot dititrasi dengan 27.32 mL 0.003960 M EDTA.
Kalsium dalam 10.00 mL alikuot kedua diisolasi sebagai CaC2O4 (s), dilarutkan
kembali, dan dititrasi dengan 12.21 mL larutan EDTA. Dengan mengasumsikan 15
dari 300 mg magnesium dan 50 dari 400 mg kalsium per hari adalah normal, apakah
spesimen ini jauh dari jangkauan ini?
Pembahasan:
2+ 2+
mmol Mg mmol Ca
2+ 2+
0.003960 mmol EDTA mmol Mg mmol Ca
27.32 mL EDTA 0.108187 mmol
mL mmol EDTA
2+
2+ 0.00396 mmol EDTA 1 mmol Ca 2+
mmol Ca 12.21 mL EDTA 0.048352 mmol Ca
mL mmol EDTA
2+ 2+
2+ 2+
2+
40.08 mg Ca 0.048352 mmol Ca
mmol
387.6 ppm Ca
L 1
24.305 mg Mg 0.059835 mmol Mg
mmol
290.9 ppm Mg
L 1
Kedua nilai tersebut dalam keadaan normal.
21.Kromel adalah suatu alloy yang terdiri dari nikel, besi, dan kromium. Sebanyak
0.6472 g sampel dilarutkan sampai 250.0 mL. Ketika 50.00 mL alikuot 0.05182 M
EDTA dicampur dengan volume yang sama pada sampel yang dilarutkan, ketiga ion
terkelat, dan dibutuhkan 5.11 mL titrasi-balik dengan 0.06241 M tembaga (II).
Kromium dalam 50.00 mL alikuot kedua di-masking melalui penambahan
heksametilenatetramina; titrasi Fe dan Ni membutuhkan 36.28 mL 0.05182 M
EDTA. Besi dan kromium di-masking dengan pirofosfat dalam 50.00 mL alikuot
ketiga, dan nikel dititrasi dengan 25.91 mL larutan EDTA. Hitunglah persentase
nikel, kromium, dan besi pada alloy!
Pembahasan:
0.05182 mmol EDTA
mmol EDTA bereaksi dalam 50.00 mL 50.00 mL EDTA
mL
0.06241 mmol Cu 1 mmol EDTA
5.11 mL Cu 2.27208 mmol
mL mmol Cu
mmol EDTA bereaksi dalam 350 mL mmol Ni Fe Cr 11.3604 mmol
50.00 mL 250.0 mL
0.05182 mmol EDTA
36.28 mL EDTA mL
mmol Ni mmol Fe 9.4002 mmol
50.00 mL
0.05182 mmol EDTA 1 mmol Ni 25.91 mL EDTA
mL mmol EDTA
mmol Ni 6.7133 mmol Ni
50.00 mL 250.0 mL
mmol Fe 9.4002 mmol 6.7133 mmol 2.6869 mmol Fe
51.996 g Cr 1.9603 mmol
1000 mmol
%Cr 100% 15.75% Cr
0.6472 g
58.69 g Ni 6.7133 mmol
1000 mmol
%Ni 100% 60.88% Ni
0.6472 g
55.847 g Fe 2.6869 mmol
1000 mmol
%Fe 100% 23.19% Fe
0.6472 g
BAB 5 METODE ELEKTROKIMIA
1. Potensial elektroda standar untuk reduksi Ni2+ menjadi Ni adalah – 0.25V. Apakah
potensial elektroda nikel berkurang dalam 1.00 M larutan NaOH yang dijenuhkan
dengan Ni(OH)2 menjadi lebih negatif dibandingkan 2
Potensial dalam kehadiran basa mengakibatkan lebih negatif karena aktivitas ion
nikel dalam larutan ini akan jauh lebih rendah dari 1 M. Akibatnya akan terjadi gaya
reduksi jika Ni(II) menjadi keadaan logam juga akan lebih rendah dan potensial
elektroda secara signifikan menjadi negatif. Faktanya potensial elektroda standar
untuk reaksi
2
Ni OH 2e Ni s 2OH E0 0.72V
dimana untuk potensial standar Ni adalah
2
Ni 2e Ni s 0
E 0.250V
2. Tuliskan persamaan ionik setara untuk reaksi berikut ini! Berikan H+ dan/atau H2O
untuk menyetarakan reaksi tersebut!
(a) Cr (s) + Ag+→ Cr3+ + Ag (s)
(b) MnO42- + H2SO3→ Mn2+ + SO4
2-Pembahasan:
(a) Cr (s) + 3Ag+→ Cr3+ + 3Ag (s)
(b) 2MnO42- + 5H2SO3→ 2Mn2+ + 5SO42- + 4H+ + 3H2O
3. Gunakan aktivitas untuk menghitung potensial elektroda hidrogen standar dimana
elektrolitnya adalah 0.0100 M HCl dan aktivitas H2 adalah 1.00 atm!
Pembahasan:
0.0592 0.0592 1.00
Kekuatan ionik larutan μ adalah
2 2
1
0.0100 1 0.0100 1 0.0100
2
E 0.00 log 0.00 0.121 0.121V
2 0.0100 0.913
standar hidrogen di kiri, hitunglah potensial selnya! Jika sel diketahui, tentukanlah
elektroda berikut manakah yang bertindak sebagai anoda atau katodanya!
(a) Ni|Ni2+ (0.0943 M)
E 0.250 log 0.250 0.030 0.280V anoda
2 0.0943
0.0592 1 0.0592
E 0.799 log 0.799 log
14 sp
0.0592 1.00 0.0592 1.00
E 0.799 log 0.799 log 0.799 0.409
2 K 2 1.5 10
dimana Y4- merupakan anion EDTA yang terdeprotonasi! Konstanta pembentukan
ZnY2- adalah 3.21016.
E 0.763 log 0.763 0.489 1.25V
2 1.00
7. Hitunglah potensial dua setengah-sel berikut yang dihubungkan dengan jembatan
garam; sel galvani dengan dua elektroda platina, satu elektroda di kiri dicelupkan
pada larutan 0.0301 M Fe3+ dan 0.0760 M Fe2+, satu elektroda di kanan dicelupkan
pada larutan 0.00309 M Fe(CN)64- dan 0.1564 M Fe(CN)63-!
Pembahasan:
3
Fe
0.0760
E 0.771 0.0592log 0.747V
0.0301
E 0.36 0.0592log 0.461V
0.1564
sel kanan kiri
8. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 0.2256 g sampel kawat besi elektrolit dalam
asam yang ditambahkan pereduksi Jones. Besi (II) dititrasi membutuhkan 35.37 mL
titran. Hitunglah konsentrasi oksidan molar jika titran yang digunakan berupa
(a) Cr2O72- (produk: Cr3+)!
(b) V(OH)4+ (produk: VO2+)!
Pembahasan:
2+
2+
1000 mmol Fe
0.2256 g sampel 4.03961 mmol Fe
55.847 g 4.03961 mmol Fe
0.01904 M Cr O 4.03961 mmol Fe
0.1142 M V OH
35.37 mL mmol Fe
9. Sebanyak 0.7120 g biji besi terdapat pada larutan dan ditambahkan pereduksi Jones.
Titrasi Fe(II) yang dihasilkan membutuhkan 39.21 mL 0.02086 M KMnO4. Berikan
hasil analisis dalam (a) persen Fe dan (b) persen Fe2O3!
0.02086 mmol KMnO
mmol KMnO 39.21 mL KMnO
mL
4 0.8179 mmol KMnO
0.8179 mmol KMnO
mmol KMnO mmol Fe 1000 mmol
100% 0.7120 g sampel
2 3 2 3 4
4
5 mmol Fe O 159.692 g Fe O 0.8179 mmol KMnO
2 mmol KMnO 1000 mmol
100% 0.7120 g sampel
dan dititrasi dengan 44.67 mL Ce4+ yang sama untuk mencapai titik akhir. Hitunglah
persentase Fe2O3 dan V2O5 dalam sampel!
Pembahasan:
Dalam pereduksi Walden,
22 4
V OH 2He VO 3H O
Dalam pereduksi Jones,
22 4
V OH 4H3e V4H O
Pada titrasi pertama,
4 2 3 3 1.7740 mmol Fe dan V
Pada titrasi kedua,
4 2 3 3
0.100 mmol Ce
44.67 mL Ce 4.4670 mmol Fe dan 3 V
mL
Dengan mengurangi persamaan pertama dari persamaan kedua memberikan
2.6930
mmol V 1.3465 mmol V
2
2 5 2 5
1.3465 mmol V
mmol V O 0.67325 mmol V O
2
mmol Fe 1.7740 1.3465 0.4275 mmol Fe
2 3 2 3
0.4275 mmol Fe
mmol Fe O 0.21375 mmol Fe O
0.67325 mmol V O
1000 mmol 100% 47.85% V O 50.00 mL
2.559 g sampel
500.0 mL
0.21375 mmol Fe O
1000 mmol 100% 13.34% Fe O 50.00 mL
2.559 g sampel
500.0 mL
11.Metode Winkler untuk melarutkan oksigen dalam air berdasarkan oksidasi cepat
padatan Mn(OH)2 menjadi Mn(OH)3 dalam medium alkalin. Ketika pengasaman,
Mn(III) cepat melepaskan iodin dari iodida. Sebanyak 150.0 mL sampel air dalam
bejana, ditambahkan 1.00 mL larutan NaI dan NaOH, dan 1.00 mL larutan Mn(II).
Oksidasi Mn(OH)2 selesai dalam 1 menit. Endapan kemudian dilarutkan dengan
penambahan 2.00 mL H2SO4 saat banyaknya iodin ekivalen dengan Mn(OH)3 (serta
untuk melarutkan O2). Sebanyak 25.0 mL alikuot (dari 254 mL) dititrasi dengan
13.67 mL 0.00942 M tiosulfat. Hitunglah massa dalam miligram O2 per milimeter
sampel! (Asumsikan konsentrasi reagen bebas O2 dan sampel dilarutkan dalam
jumlah tertentu.)
2 2 1.03 mg O 0.0423 mg O
150 mL mL sampel 25 mL sampel
154 mL
DAFTAR PUSTAKA
Bard, A.J. dan Faulkner, L.R. 2001. Electrochemical Methods. Second Edition.
New York: Wiley.
Butler, J.N. 1998. Ionic Equilibrium: Solubility and pH Calculations. New York:
Wiley.
Day dan Underwood. 1991. Quantitative Analysis. 4th Edition. New Jersey:
Prentice Hall International Inc.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Boston: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Skoog, D.A., West, D.M., dan Holler, F.J., Crouch, S.R. 2004. Fundamental of
Analytical Chemistry. 8th Edition. Canada: Thomson Brooks/Cole.
Wilson, C.L. dan Wilson, D.W. 2003. Comprehensive Analytical Chemistry. New